956
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada Program Kesehatan
Melalui Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati
Field
Zuhriansyah
1
, Latifa Sukma Melati
2
, Faesal Munandar
3
1,2
PT Pertamina EP Sukowati Field, Indonesia
3
Universitas Nasional, Indonesia
Email : zuhriansyahsiregar@gmail.com, latifasukm[email protected], caa[email protected]
Abstrak
Program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh PT Pertamina EP Sukowati Field berfokus di wilayah
Desa Rahayu sebagai wilayah Ring 1 perusahaan dengan mengacu pada aspek permasalahan dan kebutuhan
masyarakat, seperti: minimnya fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit sejauh 20 km dari pemukiman, tingkat
jumlah Lansia dan balita Stunting yang tinggi (menempati urutan ke-2 sebagai desa tertinggi Lansia dan
Stunting se kecamatan), serta sedikitnya ruang terbuka hijau yang ada untuk memperbaiki kualitas
lingkungan. PT Pertamina EP Sukowati Field berusaha menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat
Desa Rahayu dengan menerapkan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui program
SAHABAT PERTAMINA dan program PELANGI PAGI. Program-program kesehatan yang dilakukan PT
Pertamina EP Sukowati melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat tak hanya berdampak kondisi
kesehatan masyarakat, namun juga diarahkan untuk membawa dampak multidimensi di aspek sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini mengkaji dan menganalisis kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan
sebagai dampak dari program pelayanan kesehatan berbasis partisipatif masyarakat yang dilakukan PT
Pertamina EP Sukowati Field sebagai bentuk pendekatan pemberdayaan masyarakat melalui metode
pengamatan dan identifikasi, mencakup didalamnya survei deep-interview dan observasi lapangan, serta
inventarisasi/sensus keanekaragaman tanaman Adapun instrumen kajian ini didasarkan pada teori model
kompas berkelanjutan (The Sustainability Compass) yang memungkinkan peneliti untuk memfokuskan
bidang kajian menjadi empat poin penting: Yaitu Nature (Alam), Economy (Ekonomi/finansial), Society
(Sosial), dan Well Being (Kesejahteraan).
Kata kunci: Kesehatan, Pemberdayaan, Sosial, Lingkungan .
Abstract
The health service program carried out by PT Pertamina EP Sukowati Field focuses on the Rahayu Village
area as the company's 1st Ring area by referring to aspects of community problems and needs, such as: the
lack of health facilities such as hospitals 20 km from residential areas, the level of the number of elderly and
toddlers who are stunted, high levels (ranked 2nd as the highest elderly and stunted village in the sub-district),
and there is little green open space to improve environmental quality. PT Pertamina EP Sukowati Field tries
to answer the problems and needs of the Rahayu Village community by implementing a community
empowerment program in the health sector through the SAHABAT PERTAMINA program and the PELANGI
PAGI program. The health programs carried out by PT Pertamina EP Sukowati through a community
empowerment approach not only impact the health conditions of the community, but are also aimed at having
a multidimensional impact in social, economic and environmental aspects. This research examines and
analyzes social, economic and environmental conditions as a result of the community participatory based
health service program carried out by PT Pertamina EP Sukowati Field as a form of community
empowerment approach through observation and identification methods, including deep-interview surveys
and field observations, as well as inventory/census of plant diversity. This study instrument is based on the
theory of the Sustainability Compass model which allows researchers to focus the field of study into four
important points: namely Nature, Economy, Social, and Well Being.
Keywords: Health, Empowerment, Social, Environmental
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 3, Number 11, November 2023
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
957
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
PENDAHULUAN
Sebagai sebuah perusahaan BUMN, PT Pertamina EP Sukowati Field memiliki tanggung jawab
sosial, ekonomi dan lingkungan, kepada masyarakat terdampak yang berada di sekitar wilayah
perusahaan. Tanggung jawab tersebut meliputi pemberdayaan masyarakat menuju kemandirian dan
kesejahteraan, yang didalamnya mencakup kebutuhan pelayanan kesehatan, serta pengadaan dan
pengelolaan lingkungan hidup (Triyono, 2014). Perusahaan berkomitmen untuk membangun hubungan
yang harmonis di tengah-tengah masyarakat yang tidak lepas dari kebutuhan terhadap fasilitas
kesehatan yang cepat tanggap sehingga dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya dalam
memenuhi harapan para pemangku kepentingan, serta senantiasa beroperasi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam negeri. Komitmen ini menjangkau seluruh lapisan
masyarakat, terlebih ada dua hal yang dititikberatkan sebagai sasaran target kesejahteraan yaitu
kesejahteraan Lansia dan peduli Balita Stunting (SUBHAN, 2020). Hal ini merupakan sebuah
implementasi kebijakan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah (PP) No. 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial
Lanjut Usia, serta bersama dengan bangsa dalam mewujudkan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun
2021 yang mengatur tentang Percepatan Penurunan Stunting yang holistik, integratif, dan berkualitas
melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi di antara pemangku kepentingan (UMAM, 2023).
Upaya PT Pertamina EP Sukowati Field sejalan dengan peraturan perundangan yang berlaku
yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat desa serta pengadaan lingkungan
hidup di lokasi terdampak perusahaan, di mana program ini mencakup penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dasar, inovasi pemberdayaan kelompok Lansia, perbaikan gizi balita Stunting, serta
pemberian edukasi terkait penanggulangan stunting. Program pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh
PT Pertamina EP Sukowati Field berfokus di wilayah Desa Rahayu sebagai wilayah Ring 1 perusahaan.
Selain itu, penentuan wilayah binaan ini juga dilatarbelakangi oleh aspek permasalahan dan kebutuhan
masyarakat, seperti: minimnya fasilitas kesehatan seperti Rumah Sakit sejauh 20 km dari pemukiman,
tingkat jumlah Lansia dan balita Stunting yang tinggi (menempati urutan ke-2 sebagai desa tertinggi
Lansia dan Stunting se kecamatan), serta sedikitnya ruang terbuka hijau yang ada untuk memperbaiki
kualitas lingkungan (Ariani, 2020).
PT Pertamina EP Sukowati Field berusaha menjawab permasalahan dan kebutuhan masyarakat
Desa Rahayu dengan menerapkan program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan melalui
program Penguatan KeSAdaran KeseHAtan berBasis masyarakAT (SAHABAT PERTAMINA) dan
program Pertamina PEduli LANsia BersinerGI Produktif dan BahAGIa (PELANGI PAGI). Ada pun di
dalamnya, juga mencakup pengadaan ruang terbuka hijau yang ditanami berbagai tanaman untuk
menghijaukan atau meminimalisir polusi udara yaitu “TAMAN LANSIA”. Program-program
kesehatan yang dilakukan PT Pertamina EP Sukowati melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat
tentunya membawa dampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Namun di samping itu, program juga
diarahkan untuk membawa dampak multidimensi di aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Oleh
karena itu, penelitian ini akan mengkaji dan menganalisis kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan
sebagai dampak dari program pelayanan kesehatan berbasis partisipatif masyarakat yang dilakukan PT
Pertamina EP Sukowati Field sebagai bentuk pendekatan pemberdayaan masyarakat.
METODE PENELITIAN
Kajian tentang aspek pelayanan kesehatan di Desa Rahayu dilakukan melalui pengamatan dan
identifikasi jalannya program, mencakup didalamnya survei deep-interview kepada para informan dan
dibantu dengan observasi lingkungan terhadap temuan-temuan penting di lapangan. Selain itu,
dilakukan pula inventarisasi/sensus tanaman di Taman Lansia dengan luas 1.750 m2 untuk melihat
tingkat keanekaragaman tanaman yang ada di lokasi tersebut. Adapun instrumen kajian ini didasarkan
pada teori model kompas berkelanjutan (The Sustainability Compass) yang memungkinkan peneliti
untuk memfokuskan bidang kajian menjadi empat poin penting: Yaitu Nature (Alam), Economy
(Ekonomi/finansial), Society (Sosial), dan Well Being (Kesejahteraan) yang merupakan kombinasi dari
ketiga komponen tersebut (Hebinck et al., 2021).
Tahap pengumpulan data menggunakan metode survei berupa wawancara yang melibatkan pihak
958
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
internal desa (kader pelayanan kesehatan, bidan desa, warga) yang berguna untuk pengolahan sejumlah
informasi penting, observasi dan verifikasi lingkungan, data sekunder monografi desa, serta temuan
langsung di lapangan. Kemudian, penentuan titik pengambilan data flora sebagai perwakilan data aspek
lingkungan berupa metode analisis vegetasi jalur non-transek (Darmawan et al., 2021). Setiap jenis
tanaman yang ditemukan dicatat dan diidentifikasi sesuai dengan kategori masing-masing (tipe pohon,
tiang, pancang, seedling). Selain sensus, untuk tanaman kategori pohon dilakukan pengukuran diameter,
tinggi, dan biomassa tanaman kemudian dipetakan status flora dan potensi tanaman tersebut yang
berkhasiat sebagai obat atau pereduksi polutan udara (radikal bebas).
Berikut metode teknis analisis keanekaragaman hayati dan kemerataan jenisnya:
Untuk mengetahui indeks keanekaragaman jenis, digunakan rumus Shannon-Wiener (Magurran,
2014):
H’ = -∑ Pi. ln Pi
Keterangan :
H’ = indeks keanekaragaman jenis
Pi = ni/N
ni = jumlah individu masing-masing jenis
N = jumlah total individu yang ditemukan
Magurran (2004) menyatakan bahwa kisaran nilai indeks keanekaragaman adalah sebagai berikut:
Rendah apabila H’ < 1,0 Sedang apabila 1,0 < H’ < 3,0 Tinggi apabila H’ > 3,0
Rumus indeks kemerataan jenis:
E = H’ / ln S
Keterangan :
S = jumlah jenis seluruhnya dalam sampel
E = indeks kemerataan jenis
Menurut Krebs (1999), nilai indeks kemerataan (E) digolongkan menjadi 3, yaitu:
0 < E ≤ 0,4, maka keseragaman populasi kecil;
0,4 < E < 0,6, maka keseragaman populasi sedang;
E ≥ 0,6, maka keseragaman populasi tinggi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Program Penguatan Kesadaran Kesehatan berbasis masyarakat (SAHABAT PERTAMINA)
Program SAHABAT PERTAMINA merupakan program CSR unggulan yang memfokuskan
pada penguatan kesadaran kesehatan berbasis partisipatif masyarakat, dengan pelaksanaan tugas berupa
memberikan pelayanan edukatif, pengecekan kesehatan dan semacamnya. Program ini berada di
wilayah Ring I perusahaan yang dilaksanakan pada tahun 2018 dengan melibatkan tiga desa yang
menjadi desa binaan PT Pertamina EP Sukowati Field yaitu Desa Rahayu, Desa Bulurejo, dan Desa
Kebonagung.
Program penguatan kesadaran kesehatan Masyarakat ini berawal dari keluhan warga terhadap
dampak operasional perusahaan berupa buangan gas sisa (flaring) yang mengeluarkan bau kurang sedap
dan seringkali menyebabkan warga mengalami gejala keracunan seperti mual, muntah, dan lain
sebagainya (Atkinson et al., 1997). Hal lain yang mendukung adanya program ini adalah karena fasilitas
pelayanan kesehatan di Desa kurang aktif sehingga warga merasa kesulitan saat memerlukan
pengecekan kondisi kesehatan, pengobatan, atau pengurusan rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih
baik dengan peralatan lengkap. Dengan adanya Program SAHABAT PERTAMINA, telah banyak
dampak yang dihasilkan seperti efek operasional perusahaan yang mampu diatasi secara internal,
kemudian sudah mampu mengatasi kesulitan warga dalam mengakses pelayanan kesehatan yang lebih
baik. Berikut kegiatan yang telah dilakukan oleh SAHABAT PERTAMINA :
959
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Program SAHABAT PERTAMINA setiap tahunnya direncanakan berjalan selama 10
(sepuluh) bulan dengan pendekatan berbasis appreciative inquiry untuk mencari potensi-potensi dan
sikap-sikap positif yang dimiliki warga atau pihak yang terlibat dalam program dan dikombinasi dengan
pendekatan komunitas, serta pendekatan struktural dan kultural pada saat pelaksanaan program. Adapun
secara lebih detail, ragam kegiatannya meliputi Penanganan Kesehatan Masyarakat yang terdiri dari
penyediaan mobil layanan kesehatan dan Driver (24 jam siaga), tim paramedis jaga (24 jam siaga), serta
edukasi kesehatan; kemudian kegiatan Perbaikan Gizi dan Edukasi Terkait Mitigasi dan penanganan
Balita Stunting diantaranya terdiri dari penyiapan kelas edukasi ibu hamil, PMT (Pemberian Makanan
Tambahan bagi Balita), dan kelas positive deviance untuk menguatkan kader dalam penanggulangan
Stunting.
Pertamina Peduli Lansia Bersinergi Produktif Dan Bahagia (PELANGI PAGI)
Program inovasi PELANGI PAGI adalah program yang sejalan dengan SAHABAT
PERTAMINA, berupa kegiatan yang berfokus kepada para Lansia yang tinggal di Desa binaan PEP
Sukowati Field. Inovasi yang dijalankan diantaranya adalah Pemeriksaan dan Pengobatan Bagi
Masyarakat (PPM), Pos Pelayanan Lansia, Pendampingan Inovasi Sosial, PMT Peduli Balita Stunting,
Olahan inovatif dari bunga Telang, serta supervisi kegiatan kedepannya. Kegiatan ini dilatarbelakangi
dari dua kelompok yang menjadi perhatian pemerintah, yaitu kondisi kesejahteraan Lansia di desa
binaan yang masih belum terpenuhi, juga kondisi Balita yang kekurangan gizi (Stunting). Hal ini
menjadi bagian dari tanggung jawab perusahaan untuk menjalankan kebijakan pemerintah dalam
peningkatan kesejahteraan Lansia yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 Tahun 2004
tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia, serta dalam mewujudkan
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 yang mengatur tentang Percepatan Penurunan Stunting (No,
43 C.E.).
Selama berjalannya program, tentunya ada beberapa kriteria yang ditentukan sesuai dengan
observasi lapangan yang dilakukan oleh para kader, Tim SAHABAT PERTAMINA, dan Bidan Desa
dan/atau Ketua PKK diantaranya adalah :
1. Warga Desa yang terdaftar secara administrasi memiliki keluhan kesehatan Dasar.
2. Berusia 35 tahun ke atas, diutamakan Lansia (khusus untuk Lansia), juga Balita dengan tinggi dan
berat badan di bawah normal sesuai dengan data yang dimiliki Polindes.
3. Warga Lansia / Balita Stunting yang diketahui belum pernah mengikuti/mendapatkan kegiatan PPM
pada pelaksanaan sebelumnya.
4. Kriteria lain yang ditentukan oleh pihak terkait
Salah satu program yang dijalankan oleh PT Pertamina EP Sukowati Field yaitu turut
berkomitmen dalam pelestarian lingkungan. Komitmen ini sejalan dengan kebijakan pembangunan
berwawasan lingkungan menurut Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang
program penilaian peringkat kinerja perusahaan dalam pengelolaan lingkungan hidup yang
menyebutkan bahwa salah satu evaluasi kinerja yang melebihi ketaatan dilakukan terhadap kegiatan
perlindungan keanekaragaman hayati .
Dalam implementasi yang mengedepankan perlindungan lingkungan, PT Pertamina EP
Program Sahabat
Pertamina.
Pihak terkait:
- Kader Desa
- Bidan Desa
- Warga
960
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Sukowati Field membentuk suatu program terkait perlindungan lingkungan berbasis pemberdayaan
masyarakat yang mana akan berimbas pada meningkatnya kualitas kesehatan hidup warga yaitu
penyediaan lahan TOSGA (Tanaman Obat dan Sayur Keluarga) yang berfungsi sebagai wadah
masyarakat untuk lebih mengenal tanaman yang berkhasiat sebagai obat serta menambah taraf
pelestarian lingkungan di sekitar wilayah desa Binaan Perusahaan (Irundu et al., 2020).
Program PELANGI PAGI menjadi program yang dijalankan secara matang, dimulai dari
pemetaan, perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan yang bertujuan untuk memberikan edukasi bagi
kader pelayanan kesehatan agar mampu memberikan pengalaman serta transfer ilmu kepada warga
sehingga mempercepat menciptakan desa yang Sehat dan ramah Lansia. Kegiatan terbaru yang
dijalankan di tahun 2023 ini yaitu meliputi pemeriksaan kesehatan dasar untuk Lansia (pemeriksaan
kadar gula darah, asam urat, kolesterol, dan tekanan darah), selain itu Lansia juga diberikan edukasi
kesehatan dan senam untuk meningkatkan kebugaran serta melakukan peregangan otot ringan.
Keperluan yang esensial akan ruang terbuka hijau untuk seluruh warga desa khususnya Lansia
juga menjadi perhatian yang tidak luput diberikan oleh PEP Field Sukowati, sehingga pada November
2022 yang lalu perusahaan telah membangun dan menyediakan ruang aktivitas berupa “TAMAN
LANSIA (Saribanon, 2021). Penyediaan ruang terbuka hijau ini bertujuan sebagai ruang aktivitas
untuk seluruh warga desa binaan, disamping manfaat yang sangat mulia untuk meningkatkan kualitas
kesehatan lingkungan hidup. Taman Lansia juga berfungsi sebagai daerah resapan dan penampungan
air tanah ketika hujan, menyerap radikal bebas yang ditimbulkan oleh aktivitas masyarakat dan
perusahaan dengan banyaknya pohon yang ditanam, serta sebagai tempat untuk menyalurkan stress
dalam diri serta penyediaan fasilitas olahraga untuk warga desa.
Inovasi Program Pelayanan Kesehatan
Program pelayanan masyarakat yang telah dilakukan oleh PT Pertamina EP Sukowati Field
merupakan kegiatan yang efektif dalam mengimplementasikan triple bottom line pembangunan
berkelanjutan, di mana perusahaan memberikan manfaat 3P (People, Planet, dan Profit) yakni sejalan
dengan langkahnya dalam memupuk kemandirian masyarakat dengan melakukan pemberdayaan dan
transfer pengetahuan kepada warga yang berdampak pada meningkatnya nilai aktivitas ekonomi
masyarakat, serta meningkatnya aspek keberlanjutan dan kelestarian lingkungan hidup yang bermuara
untuk meningkatkan kualitas kesejahteraan warga Desa Rahayu dan sekitarnya (SETYAWAN, 2022).
Program ini memberikan tantangan tersendiri bagi Perusahaan untuk selalu memberikan
kebermanfaatan berupa inovasi sosial dan lingkungan di tengah maraknya isu kesejahteraan masyarakat
serta perubahan iklim (climate change).
Aspek dampak inovasi program sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam pelayanan kesehatan di
PT Pertamina EP Sukowati Field Sejalan dengan konsep The Sustainability Compass yang
dikembangkan oleh Alan AtKinson pada tahun 1997 dengan garis besarnya sebagai berikut:
N Nature
1. Program inovasi Pelangi Pagi memanfaatkan lahan terbengkalai seluas 1.750 m
2
untuk
dialihfungsikan menjadi Taman Lansia sebagai ruang terbuka hijau sehingga menurunkan kadar
polusi GRK.
2. Sebagai data awal perlindungan keanekaragaman hayati di Taman Lansia adalah : indeks
keanekaragaman H= 3,381 (tergolong tinggi); indeks kemerataan E = 0,8226 (tergolong tinggi),
Biomassa Karbon Tanaman tipe Pohon = 37,8453 kg; dan Komposisi tanaman sebanyak 61 jenis
dengan total jumlah individu sebanyak 6.623.
3. Tidak ada lagi masyarakat yang melakukan Open Defecation Free (BAB sembarangan),
berkurangnya kasus keracunan akibat dari penggunaan pestisida, .
E Economy
1. Penghematan warga dalam transportasi ke fasilitas kesehatan menggunakan mobil layanan
kesehatan dengan biaya Rp. 0
2. PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dalam program Peduli Balita Stunting menekan biaya
pengeluaran untuk mengolah pangan bergizi dengan biaya Rp. 25.000,00/bulan dibagikan kepada
20 penderita Stunting
3. Pendapatan warga dengan adanya program inovasi Bunga Telang menjadi minuman dan makanan
961
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
sejumlah Rp. 13.036.000/bulan
4. Warga yang beralih pada panganan organik dan mengkonsumsi tanaman obat ketika sakit, menjadi
pencegahan preventif untuk menekan biaya pengobatan yang tidak sedikit di masa tua
S Social
1. Sebanyak 3.378 warga penerima manfaat dari kegiatan Pemeriksaan dan Pengobatan Masyarakat
(PPM)
2. Sebanyak 200 balita Stunting yang menerima bantuan PMT, dan 596 penerima manfaat pelayanan
posyandu Lansia
3. Warga lebih banyak terbantu dalam mendapatkan informasi terkait kesehatan dan penyakit, sehingga
warga dengan gencar mau melakukan pemeriksaan kesehatan.
4. Pergeseran pandangan terhadap Lansia, serta pandangan akan balita Stunting bahwa hal tersebut
bukanlah aib/tidak perlu malu karena dapat disembuhkan/diperbaiki
5. Intensitas bertemu antar warga untuk merumuskan permasalahan dan jalan keluar permasalahan
tersebut lebih banyak, meningkatnya semangat gotong royong dan saling membantu
W Wellbeing
1. Kualitas hidup Lansia menjadi lebih baik dengan adanya program posyandu Lansia dan senam
Lansia
2. Peningkatan kualitas lingkungan menjadi lebih hidup dengan adanya Taman Lansia sebagai ruang
terbuka hijau
3. Peningkatan kualitas pengetahuan masyarakat akan kesehatan, dan kepuasan yang tinggi dengan
adanya program Perusahaan
Keterkaitan program dengan Sustainable Development Goals SDGs
Program pelayanan kesehatan juga sejalan dengan indikator SDGs, di mana program ini
menjangkau lebih banyak indikator dibandingkan dari program sebelumnya yaitu:
Tujuan 3. Program Sahabat Pertamina telah mampu berkontribusi dalam
capaian SDGs melalui indikator Prevalensi Tekanan Darah Tinggi dengan target
3.4 Mengurangi hingga sepertiga angka kematian dini akibat penyakit tidak
menular, melalui pencegahan dan pengobatan, serta meningkatkan Kesehatan
mental dan kesejahteraan sebanyak 1,46% terhadap target nasional.
Tujuan 15. Melalui inovasi dengan menyediakan ruang terbuka hijau berupa
Taman Lansia, perusahaan telah berkontribusi dalam peningkatan capaian SDGs
yaitu melindungi, merestorasi, dan meningkatkan pemanfaatan berkelanjutan
ekosistem daratan, serta memanfaatkan lahan terbengkalai. Dengan capaian indeks
keanekaragaman H’ = 3,381 (tergolong tinggi); indeks kemerataan E = 0,8226
(tergolong tinggi), Biomassa Karbon Tanaman tipe Pohon = 37,8453 kg; dan
Komposisi tanaman sebanyak 61 jenis dengan total jumlah individu sebanyak
6.623.
Pendekatan Aspek Program secara Komprehensif
Pengembangan inovasi yang diterapkan oleh perusahaan di Program Pelayanan Kesehatan antara
lain optimalisasi dan peningkatan sarana prasarana, infrastruktur, serta layanan untuk kepentingan
kesehatan Masyarakat (Fatkhullah et al., 2021). Adapun program ini dianggap optimal dan efektif dalam
meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Di mana penerima manfaat dari program ini selalu
bertambah dari tahun ke tahun (Tabel 1).
962
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Tabel 1. Penerima manfaat program layanan kesehatan (data tahun 2018-2023)
Keterangan
Partisipasi Masyarakat
Jumlah
Satuan
Mobil Layanan
1.117
Pengantaran (Pasien)
Pemeriksaan dan Pengobatan Masyarakat (PPM)
3.378
Peserta
Keluarga Binaan (KaBi) (sampai 2022)
1.580
Keluarga
Partisipasi Vaksinasi (sampai 2022)
4.174
Dosis
Posyandu Lansia
596
Lansia
Posyandu Balita
2.697
Balita
PMT Balita Stunting (data 2023)
200
Balita
Kontribusi dan Dampak Program Pelayanan Kesehatan Desa Rahayu dan mitra (disesuaikan
dengan konsep Sustainability Compass) :
Program Sahabat Pertamina
Aspek perilaku : Warga lebih banyak terbantu dalam hal mendapatkan informasi terkait penyakit,
perubahan perilaku pola hidup yang lebih sehat
Aspek psikologis : Pandangan warga terhadap penyakit menjadi lebih luas, tidak skeptis / malu
terhadap kasus balita Stunting, perubahan cara berpikir remaja serta ibu hamil untuk menjaga pola
makan yang seimbang dan bergizi
Aspek finansial : dengan adanya mobil layanan kesehatan warga tidak perlu lagi mengeluarkan
ongkos untuk pergi ke puskesmas, adanya penyuluhan keterampilan untuk olahan Bunga Telang
menjadi alternatif peningkatan kegiatan ekonomi warga, adanya edukasi terkait pola hidup sehat
menjadi kegiatan preventif untuk menghindari berobat yang mengeluarkan biaya berlebih, kegiatan
PMT Balita Stunting menekan biaya pengeluaran untuk pangan bergizi
Program Pelangi Pagi
Aspek tata ruang : pemanfaatan lahan terbengkalai bekas gedung SD menjadi Taman Lansia yang
hijau dan asri.
Aspek finansial : keterampilan membuat anyaman bambu yang diberikan kepada Lansia sebagai
penghasilan tambahan, pemanfaatan tumbuhan obat sehingga tidak perlu membeli obat di
warung/apotek, dari keuntungan penjualan kreasi olahan Bunga Telang dapat membantu masyarakat
dalam pengadaan alat dan bahan (bibit dan pupuk) untuk modal selanjutnya demi keberlangsungan
Taman Lansia.
Aspek psikologis : Dengan adanya edukasi informal, Lansia menjadi lebih waspada atau aware
terhadap kesehatannya, Lansia tidak lagi malas untuk mengecek kesehatan setiap bulannya.
Aspek Lingkungan : Taman Lansia sebagai ruang terbuka hijau untuk mengurangi polusi udara dari
perusahaan, mengurangi efek GRK pemicu perubahan iklim, sarana rekreasi warga
Pemberdayaan Sosial Dan Ekonomi Masyarakat
Berdasarkan dari pengamatan di lapangan terkait aspek sosial masyarakat sekitar, keberadaan
program pelayanan kesehatan PT Pertamina EP Sukowati Field telah berdampak pada peningkatan
intensitas pemanfaatan fasilitas kesehatan yang dapat dirasakan oleh masyarakat. Antara lain seperti
fasilitas mobil layanan kesehatan, masyarakat Desa Rahayu merasakan dampak dari adanya fasilitas
tersebut seperti dapat mempercepat waktu tempuh dari fasilitas kesehatan polindes ke puskesmas
apabila ada warga yang membutuhkan pertolongan pengobatan secara cepat (Ryandono, 2018).
Kemudian penurunan jumlah warga Lansia yang memiliki gangguan kesehatan dasar menjadi lebih
sedikit dari tahun sebelumnya.
963
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Aspek lain yang tidak kalah penting dari keberadaan program pelayanan kesehatan adalah
tersedianya ruang interaksi bagi warga. Seperti, kurang lebih setiap harinya terdapat 2-3 warga yang
berkonsultasi kepada pihak kader pelayanan kesehatan/bidan desa untuk mengenal lebih jauh tentang
penyakit yang sedang diderita warga, pertukaran informasi / sharing antar sesama warga dalam
mengubah pola hidup kebiasaan ke arah yang lebih sehat, perilaku masyarakat yang awalnya malu untuk
datang ke poskesdes untuk pengecekan kesehatan menjadi lebih berani, peningkatan pengetahuan akan
bagaimana menjaga kesehatan terutama untuk Lansia, serta bagaimana mencegah agar balita tidak
mengalami Stunting sehingga secara berangsur-angsur mengubah pandangan masyarakat terkait
pemahaman bahwa balita Stunting bukanlah aib bagi keluarga serta merupakan gejala yang dapat
disembuhkan dengan mengubah pola makan, frekuensi, serta kandungan gizi pada isi piring Balita.
Berbeda dengan konsep makan ‘4 sehat 5 sempurna’, konsep “isi piringku” tidak hanya
menekankan pada apa saja makanan sehat untuk anak yang dapat dikonsumsi, melainkan juga jumlah
porsinya. Jadi, selain kandungannya, orang tua juga harus memperhatikan komposisi gizi anak di setiap
sajian, termasuk keseimbangan antara makronutrisi dan mikronutrisi. Head of Medical Marketing
KALBE Nutritionals dr. Muliaman Mansyur menjelaskan, sajian ‘Isi Piringku’ bertujuan agar gizi anak
dapat terpenuhi, terutama pada periode emasnya, sekaligus jadi panduan asupan yang harus dikonsumsi
setiap kali makan.
Komposisi dari isi piringku adalah setengah piring diisi dengan sayur dan buah, sedangkan
setengah lainnya diisi dengan makanan pokok dan lauk pauk (Darni & Wahyuningsih, 2023). Empat
pesan pokok yang melengkapi dari isi piringku adalah adanya pola makan gizi seimbang, minum air
putih yang cukup, aktivitas fisik, serta pengukuran tinggi dan berat badan untuk mengevaluasi
perkembangan gizi dan nutrisi pada tumbuh kembangnya anak balita.
Gambar 1 Daur Siklus Terjadinya Stunting di Desa Rahayu
Dampak sosial yang dapat dirasakan oleh warga juga berasal dari adanya pembangunan
Taman Lansia yang sebelumnya merupakan lahan bekas reruntuhan sekolah dasar (SD). Selain
memanfaatkan lahan yang sudah lama terbengkalai menjadi tempat/wadah rekreasi warga,
setidaknya ada 15-20 warga dari semua kalangan umur yang setiap harinya datang ke Taman
Lansia untuk berolahraga, berinteraksi, 1-5 orang yang belajar tanaman berpotensi sebagai obat
dan inovasi pangan di sana, serta setiap bulannya diadakan senam Lansia yang dihadiri oleh
sekitar 35-50 orang Lansia sehingga meningkatkan taraf kualitas kesehatan hidup warga di
Desa Rahayu.
964
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Dalam perkembangan kegiatan pembangunan Desa, permasalahan berkurangnya lahan
hijau menjadi salah satu kendala dalam mengembangkan kegiatan warga di lingkungan
pemukiman. Warga belum sempat mengetahui berbagai macam bahan alam yang dapat
berpotensi baik sebagai pangan atau obat, namun sudah terlanjur hilang untuk kepentingan lain.
Permasalahan ini coba diselesaikan dengan mencari lahan terbengkalai untuk membangun
Taman Lansia yang produktif dan terpilihlah lokasi yang dekat dengan infrastruktur Desa agar
semua warga bisa menjangkau lokasi tersebut. Pada saat yang sama, kesadaran akan kelestarian
alam dan pemahaman akan hidup sehat untuk mengonsumsi makanan yang berasal dari
alam/organik juga semakin menguat di kalangan masyarakat luas. Melihat kondisi tersebut
tahun 2022 CSR PT Pertamina EP Sukowati Field bekerjasama dengan stakeholder Desa
membentuk kelompok Tani dan PKK dalam kegiatan pertanian organik juga pengelolaan
pemanfaatan Tanaman Obat.
Program layanan kesehatan ternyata sejalan dan berkesinambungan dengan
perlindungan keanekaragaman hayati yakni dalam pembangunan “Taman Lansia” yang
melibatkan pihak Kader Sahabat Pertamina serta warga binaan Desa Rahayu. Terdapat
perwakilan 2 orang warga dari masing-masing sejumlah 27 RT yang tersebar di 4 Dusun (yaitu
Dusun Kayunan, Sarirejo, Mudiharjo, dan Nggandu) di Desa Rahayu. Kontribusi warga ini
dapat berupa terlibat langsung dalam pengelolaan Taman Lansia, sedangkan warga lainnya
berkontribusi dalam mendukung aspirasi serta materiil dalam keberlangsungan Taman Lansia.
Kegiatan ini berdampak secara tidak langsung bagi warga dalam satu Desa Rahayu, sebab
posisi Taman Lansia dapat diakses oleh seluruh warga Desa dengan total jumlah warga Desa
saat ini adalah 3.808 individu dari 1.298 KK.
Potensi dan Keanekaragaman Hayati Flora Taman Lansia
Dari berbagai macam program yang telah berjalan, Taman Lansia yang baru dibangun
pada bulan November 2022 ini telah memberikan nafas baru dalam perlindungan dan
kelestarian lingkungan hidup. Kedepan nantinya akan diisi dengan kegiatan berkelanjutan
seperti pemuliaan tanaman obat, serta pengelolaan tanaman liar yang berada di sekitarnya.
Untuk memantau kondisi tersebut, pihak PT Pertamina EP Sukowati Field melakukan kajian
guna mengetahui kondisi lingkungan awal yang ada di taman ini, karena tanaman tersebut
hidup di sekitar kawasan flaring yang memerlukan monitoring seksama untuk menjaga spesies
flora yang ada didalamnya.
Potensi Flora sebagai Bahan Obat dan Pangan
Berdasarkan Tabel Lampiran 1, terdapat 58 tanaman yang memiliki berbagai macam
khasiat baik secara medis maupun yang memiliki peranan mereduksi radikal bebas di udara.
Harapan kedepannya akan lebih banyak lagi penambahan jenis tanaman di Taman Lansia
terutama Tanaman yang berpotensi sebagai obat maupun sebagai pangan dan dapat bernilai
bioprospeksi tinggi. Semua jenis tanaman yang ditanam di Taman Lansia memiliki siklus hidup
yang singkat dan mudah untuk dilakukan penanaman kembali dalam periode yang singkat.
Jenis tanaman yang memiliki manfaat ataupun sudah dalam keadaan masak seperti tanaman
965
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
sayur, dan tanaman obat dapat dipanen dan manfaatnya dapat dirasakan kembali oleh
masyarakat sekitar.
Beberapa tanaman diantaranya yang berkhasiat sebagai obat adalah Bunga Telang
(Clitoria ternatea) untuk mengobati gangguan penglihatan mata, Bunga sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis) untuk menurunkan tekanan darah, Insulin (Costus igneus) untuk menurunkan kadar
gula, Adas (Foeniculum vulgare) untuk membantu melancarkan peredaran darah, dan Teh
Hijau (Camellia sinensis) untuk mengobati cacingan. Ada pula tanaman yang digunakan untuk
mereduksi radikal bebas yang ada di udara seperti diantaranya Lidah mertua (Sansevieria
trifasciata), Bunga kertas (Bougainvillea glabra), Palem merah (Cyrtostachys renda), Palem
ekor tupai (Wodyetia bifurcata), dan Mangga (Mangifera indica). Selain itu ada pula tanaman
yang dapat dijadikan sebagai bahan pangan seperti Cabai (Capsicum annuum), Daun Salam
(Syzygium polyanthum), Kelor (Moringa oleifera), Jambu bol (Syzygium malaccense), dan
Kedondong (Spondias dulcis).
Di lain hal, Perusahaan kedepannya akan membuat sentra pembuatan pupuk organik
yang dikelola nantinya dari hasil sampah sisa rumah tangga dan sisa pertanian. Hal ini
bertujuan untuk meminimalisir tumpukan sampah, meningkatkan pemberdayaan dan
keterampilan serta kreativitas masyarakat, mengembangkan siklus hidup berkelanjutan yang
nantinya menjadi solusi dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Kemudian akan
dibangun Rumah Pertanian / Green House yang nantinya digunakan dalam pemberdayaan
Karang Taruna di Desa Rahayu untuk melakukan budidaya tanaman Melon organik.
Indeks Keanekaragaman, Kemerataan, dan Kesamaan Jenis Flora
Keberhasilan dan kestabilan suatu struktur komunitas dapat diketahui dengan mengukur indeks
keanekaragaman (H) dan kemerataan jenis (E). Nilai indeks yang telah dihitung di kawasan Taman
Lansia, yakni
Indeks H’ = 3,381 (Kategori Tinggi) Indeks E = 0,8226 (Kategori Tinggi)
hasil Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H’ (1987) dan Magurran (2004) menyatakan
bahwa kawasan Taman Lansia memiliki keanekaragaman flora yang tinggi. Nilai keanekaragaman
tergolong tinggi menunjukkan bahwa keragaman tanaman yang ada di Taman Lansia secara
keseluruhan ditumbuhi oleh banyak jenis tanaman yang bervariasi dan hanya sedikit yang mendominasi,
sehingga menunjukkan keseimbangan jenis tanaman. Tanaman yang menyusun struktur ekosistem di
Taman Lansia dengan luas lahan 1.750 m2 mampu menjadi pondasi awal untuk pengembangan
perlindungan keanekaragaman hayati selanjutnya. Komunitas yang memiliki nilai keanekaragaman
yang semakin tinggi terindikasi bahwa adanya hubungan antar komponen dalam komunitas yang
semakin kompleks, menurut Pamoengkas & Zamzam, (2017) hal tersebut berpengaruh terhadap
kestabilan komunitas jika adanya gangguan terhadap komponen-komponen penyusunnya.
Indeks keanekaragaman jenis di Taman Lansia merupakan pondasi awal yang bagus dalam
pengembangan perlindungan keanekaragaman hayati dengan program pengadaan ruang terbuka hijau
di desa Binaan Desa Rahayu sudah mencapai target, namun kondisi ini perlu dilakukan maintenance
dan pengelolaan yang baik mengingat tanaman yang ada merupakan tanaman annual yang tidak
bertahan lama, sehingga perlu pembersihan dan peremajaan di sekitar Taman Lansia serta penambahan
jenis / spesies baru untuk meningkatkan kompleksitas komunitas. Beberapa tanaman bawah yang
ditanam di sana sudah mulai nampak kering sehingga perlu adanya penggantian dan penanaman bibit
kembali.
966
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Hal ini serupa dengan Indeks kemerataan yang termasuk ke dalam golongan tinggi, artinya
susunan komunitas persebarannya semakin merata karena nilai indeks mendekati 1. Kemerataan jenis
tanaman di Taman Lansia memiliki nilai tinggi karena jumlah individu dari tiap jenis tidak ada yang
mendominasi terlalu banyak, jumlahnya hampir seimbang satu sama lain. Nilai indeks kemerataan jenis
akan merata apabila semua jenis tanaman yang terdapat pada lokasi kajian tersebar dengan jumlah
individu di setiap jenisnya yang hampir sama.
Status Konservasi Flora
Status konservasi flora adalah suatu kategori yang dibuat oleh International Union for the
Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dengan arti bahwa organisme hidup (flora,
fauna, mikroba, dan sebagainya) memiliki peran khusus secara ekologis untuk keberlangsungan
komunitas dari spesies tertentu di alam, namun keberadaannya sudah mulai berkurang akibat dari
berbagai macam faktor internal/eksternal yang mempengaruhinya. Salah satu contoh yang paling sering
terjadi sehingga berakibat berkurangnya jumlah spesies adalah penebangan liar atau alih fungsi lahan.
Namun, untuk komposisi tanaman dari spesies tertentu yang ada di Taman Lansia secara keseluruhan
memiliki status konservasi yang resiko keterancaman punahnya rendah. Berdasarkan Tabel Lampiran
2, beberapa tanaman tersebut antara lain Teh Hijau dan Mangga dengan status konservasi DD* (Data
Deficient), Euphorbia dengan status konservasi (Least Concern / LC), Adas (LC), Tabebuya pink (LC),
Bunga Rombusa (LC), Mondokaki (LC), dan Palem ekor tupai (Conservation Dependent / CD).
Tanaman dengan status konservasi DD* (Data Deficient) menandakan bahwa belum ada
informasi yang jelas mengenai kepunahan atau resiko keterancamannya berdasarkan distribusi atau
status populasi dari tanaman tersebut. Sedangkan status konservasi LC (Least Concern) adalah
menandakan bahwa tanaman tersebut adalah spesies yang telah dievaluasi oleh IUCN memiliki tingkat
resiko keterancaman kepunahan yang rendah. Kemudian untuk status konservasi Conservation
Dependent / CD adalah kategori spesies yang keberadaannya bergantung pada upaya konservasi untuk
mencegahnya dari ancaman kepunahan.
KESIMPULAN
PT Pertamina EP Sukowati Field telah berkontribusi terhadap masyarakat desa binaan
diwujudkan melalui program tanggung jawab sosial (CSR), yang berbasis pada pemberdayaan
masyarakat, dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan dan kemandirian dari warga desa Binaan.
Berdasarkan program pelayanan kesehatan di Desa Rahayu dan sekitarnya, telah menghasilkan
kesinergisan antara perusahaan dan masyarakat desa secara langsung maupun tidak langsung. Jangkauan
dari sistem program yang dibuat, akan menjadi acuan untuk program-program inovatif kedepannya.
Dalam artian, sistem inovasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang ada dapat mengintegrasikan rantai
nilai yang menghubungkan antar program yang berjalan. Program pelayanan kesehatan yang telah
dilaksanakan oleh perusahaan bermanfaat sangat nyata kepada warga desa sebagai target sasaran
peningkatan pelayanan kesehatan, baik dari program SAHABAT PERTAMINA terkait pelayanan
kesehatan dasar dan juga program PELANGI PAGI untuk peningkatan kualitas hidup Lansia serta balita
Stunting dan kontribusinya yang peduli terhadap lingkungan dengan adanya Taman Lansia sebagai
ruang terbuka hijau.
BIBLIOGRAPHY
Ariani, M. (2020). Determinan Penyebab Kejadian Stunting Pada Balita: Tinjauan Literatur. Dinamika
Kesehatan: Jurnal Kebidanan Dan Keperawatan, 11(1), 172186.
Atkinson, A. A., Waterhouse, J. H., & Wells, R. B. (1997). A Stakeholder Approach To Strategic
Performance Measurement. Mit Sloan Management Review.
967
Zuhriansyah, Latifa Sukma Melati, Faesal Munandar
Analisis Dampak Sosial, Ekonomi, Dan Lingkungan Pada
Program Kesehatan Melalui Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat Oleh PT Pertamina Ep Sukowati Field
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Darmawan, D., Sudrajat, I., Maulana, M. K. Z., & Febriyanto, B. (2021). Perencanaan Pengumpulan
Data Sebagai Identifikasi Kebutuhan Pelatihan Lembaga Pelatihan. Journal Of Nonformal
Education And Community Empowerment, 7188.
Darni, J., & Wahyuningsih, R. (2023). Pemberian Edukasi Dan Makanan Isi Piringku Kepada Ibu Hamil
Sebagai Upaya Pencegahan Stunting. Jurnal Abdimas Kedokteran Dan Kesehatan, 1(2), 7076.
Fatkhullah, M., Mulyani, I., & Imawan, B. (2021). Strategi Pengembangan Masyarakat Petani Lahan
Gambut Melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Analisis Pendekatan Penghidupan
Berkelanjutan. Journal Of Social Development Studies, 2(2), 1529.
Hebinck, A., Zurek, M., Achterbosch, T., Forkman, B., Kuijsten, A., Kuiper, M., Nørrung, B., Van’t
Veer, P., & Leip, A. (2021). A Sustainability Compass For Policy Navigation To Sustainable Food
Systems. Global Food Security, 29, 100546.
Irundu, D., Beddu, M. A., & Najmawati, N. (2020). Potensi Biomassa Dan Karbon Tersimpan Tegakan
Di Ruang Terbuka Hijau Kota Polewali, Sulawesi Barat. Jurnal Hutan Dan Masyarakat, 4957.
No, P. P. (43 C.E.). Th 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut
Usia.
Pamoengkas, P., & Zamzam, A. K. (2017). Komposisi Functional Species Group Pada Sistem
Silvikultur Tebang Pilih Tanam Jalur Di Area Iuphhk-Ha Pt. Sarpatim, Kalimantan Tengah
Composition Of Functional Species Group At Silviculture System Of Tebang Pilih Tanam Jalur
In Iuphhk-Ha Area. Journal Of Tropical Silviculture, 8(3), 160169.
Ryandono, M. N. H. (2018). Peran Pondok Pesantren Dalam Pemberdayaan Sosial Ekonomi Di Jawa
Timur Pada Abad Ke-20. Mozaik Humaniora, 18(2), 189204.
Saribanon, N. (2021). Mendorong Inovasi Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Banggai. Istitut
Pengembangan Masyarakat.
Setyawan, M. N. (2022). Pemberdayaan Masyarakat Muslim Melalui Program Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (Studi Kasus Csr Pt Telkom Palangkaraya) Empowerment Of Muslim Communities
Through Corporate Social Responbility Program (Case Study Of Csr Pt Telkom Palangkaraya).
Subhan, S. U. B. (2020). Penguatan Mental Spiritual Sebagai Strategi Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Islam Di Kabupaten Pesawaran (Studi Pada Program Pemberdayaan Pondok
Pesantren Darul Huffaz Lampung). Uin Raden Intan Lampung.
Triyono, A. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Community Development Program Posdaya
(Pos Pemberdayaan Keluarga) Pt. Holcim Indonesia Tbk Pabrik Cilacap.
Umam, M. W. (2023). Implementasi Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan
Penurunan Stunting Di Kota Pekalongan.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License