Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
428
http://sostech.greenvest.co.id
ANALISIS PENDAPATAN KOTA BATAM TAHUN 2018 - 2020
MELALUI APBD DAN PDRB
Justyanita, Sephia Septiana, Benny Septiawan dan Micel Thai
Universitas Internasional Batam
E-mail: 1941061.justyanita@uib.edu¹, 19411[email protected]²,
1941189.benny@uib.edut dan 1941288.[email protected]
Diterima:
24 April 2021
Direvisi:
9 Mei 2021
Disetujui:
14 Mei 2021
Abstrak
Kota Batam, salah satu kota di Provinsi Kepulauan Riau,
Indonesia terletak di rute Pelayaran Internasional antara
Singapura dan Malaysia. Lokasi Kota Batam berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Batam yang lebih tinggi
dari tingkat pertumbuhan ekonomi nasional sehingga Kota
Batam dijadikan andalan untuk memicu pertumbuhan ekonomi
nasional karena lokasinya yang strategis yang paling dekat antara
Singapura dan Malaysia. Tujuan penelitian ini adalah untuk
dapat mengidentifikasi dan menganalisis struktur keuangan
daerah atau APBD Kota Batam dalam hal data statistik
pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan daerah. Sebagai salah
satu daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi tinggi, Kota
Batam tentunya menyediakan infrastruktur dengan cepat
sehingga perlu diselenggarakan. Analisis keuangan daerah
pengadaan infrastruktur seperti APBD, PAD dan retribusi daerah
sehingga sumber dana kelolaan dapat berjalan optimal, efektif
dan secara efisien dalam membiayai pembangunan kota. Metode
dalam pengumpulan data yang dilakukan, yaitu dengan
menganalisis dan menggunakan data sekunder dari 2 tahun
terakhir dengan periode tahun 2018-2020 yang bersumber dari
situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam yang
ditinjau dari batamkota.bps.go.id. Sektor yang menjadi acuan
dalam menggerakkan perekonomian antara lain komunikasi,
listrik, air dan gas, perbankan, industri, perdagerman,
perdagangan dan jasa, serta komoditas ekspor negara lain.
Sebagai salah satu daerah yang memiliki pertumbuhan ekonomi
tinggi. Tahun 2019 laju pertumbuhan ekonomi yang diukur oleh
Produk Domestik Regional Bruto (GRDP) meningkat signifikan
dimana kenaikan mencapai 5,92% dari 4,96% yang merupakan
pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada 2018.
Kata kunci: Pertumbuhan ekonomi; Struktur keuangan daerah;
APBD; GRDP
Abstract
Batam City, one of the cities in the Riau Islands Province,
Indonesia is located on an international shipping route between
Singapore and Malaysia. The location of Batam City has an
influence on the economic growth in Batam City which is higher
than the national economic growth rate so that Batam city is
used as a mainstay to trigger national economic growth because
of its strategic location which is closest between Singapore and
Malaysia. The intent of this research was to be able to identify
and analyze the regional financial structure or APBD of Batam
Analisis Pendapatan Kota Batam Tahun 2018 - 2020 SOSTECH, 2021
Melalui APBD dan PDRB
Justyanita, Sephia Septiana, Benny Septiawan dan Micel Thai
City in terms of statistical data on income, expenditure and
regional financing. As one of the regions that has high economic
growth, Batam City certainly provides infrastructure rapidly so
it needs to be held. regional financial analysis of infrastructure
procurement such as APBD, PAD, and local levies so that the
managed fund sources can run optimally, effectively, and
efficiently in financing the city's development. Methods in data
collection conducted, namely by analyzing and using secondary
data from the last 2 years with the period 2018-2020 sourced
from the official website of the Central Statistics Agency (BPS)
Batam city reviewed from the batamkota.bps.go.id. Sectors that
become references in driving the economy include
communications, electricity, water and gas, banking, industry,
shipping, trade and services, as well as export commodities of
other countries. As one of the regions that has high economic
growth. In 2019 the rate of economic growth that was measured
by the Gross Regional Domestic Product (GRDP) increased
significantly where the increase reached 5.92% from 4.96%
which is the economic growth of Batam City in 2018.
Keywords: Economic growth; Regional financial structure;
APBD; GRDP
PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi merupakan perubahan keadaan pada ekonomi negara
secara terus menerus (Hukom, 2014), melalui proses kenaikan kapasitas produksi
negara tersebut dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Alghofari & Pujiyono,
2011). Faktor utama yang memengaruhi pertumbuhan tersebut, yaitu jumlah pengeluaran
daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah (Yasin, 2020). Kegiatan ekonomi yang
bermacam ragam, dapat mendorong setiap daerah tersebut untuk mengembang potensi
ekonominya daerahnya (Djadjuli, 2018). Sehingga, pembangunan daerah dapat
dilaksanakan secara berkesinambungan dengan tujuan agar pembangunan yang sedang
berlangsung di setiap daerah (Jazuli, 2015) dapat dilaksanakan secara prioritas dan
potensi daerah tersebut (Muttaqin, 2018). Pembangunan daerah sangat memiliki kaitan
dengan pembangunan suatu bangsa (Ahlerup, Baskaran, & Bigsten, 2017) yang
mewujudkan keberlangsungan pembangunan suatu negara, keberhasilan pembangunan
suatu bangsa tersebut tentunya tidak terlepas dari keberhasilan daerah dalam mengelola
sumber daya yang dimiliki secara tepat (Effendya & Harahapb, 2021).
Indonesia merupakan negara berkembang yang terus melaksanakan pembangunan
sesuai rencana dan bertahap (Soedarmono, 2010), tanpa mengabaikan usaha pemerataan
dan kestabilan. Biasanya setiap daerah diberi kewenangan yang lebih besar untuk
mengurus dan mengatur rumah tangganya sendiri. Tujuan kewenangan tersebut adalah
untuk lebih mendekatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat, memudahkan
masyarakat untuk memantau dan mengontrol penggunaan dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan untuk menciptakan persaingan
yang sehat antardaerah, serta mendorong timbulnya inovasi (Arina, Koleangan, & Engka,
2021). Menurut (Antari & Sedana, 2018), kinerja keuangan pemerintah dapat diukur
berdasarkan seberapa besar kemampuan pemerintah dalam menggali potensi-potensi baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang dimiliki pada setiap daerah agar
dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan pendapatan daerahnya setiap tahun.
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
430
http://sostech.greenvest.co.id
Salah satu daerah yang merupakan hasi pemekaran adalah Provinsi Kepulauan
Riau (Kepri), di mana wilayah ini merupakan daerah otonom yang diharapkan menjadi
model berkaitan dalam pengembangan perekonomian dengan adanya 3 kawasan ekonomi
khusus (KEK) (Harefa, 2013). Batam merupakan kota yang paling besar di Kepulauan
Riau, Indonesia. Kota ini terletak di antara Singapura dan Malaysia. Sehingga dapat
dikatakan lokasi Kota Batam ini memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi.
Penerapan economic zone di Batam adalah karena adanya keunggulan kompetitif dari
segi geografis, yaitu berdekatan dengan Singapura dan Malaysia (Purba & Saputra,
2018). Kota Batam dianggap sangat cepat dalam hal pertumbuhan ekonominya, lebih
tinggi dibandingkan dengan perkembangan ekonomi nasional, sehingga kota ini dijadikan
andalan bagi pemicu perkembangan ekonomi secara nasional karena letaknya yang
strategis. Walaupun begitu, dalam penelitian ini ingin mengetahui pendapatan Kota
Batam dalam beberapa periode terakhir, terutama sebelum adanya masa pandemi hingga
munculnya masa pandemi. Sektor yang dianggap sebagai acuan dalam penggerak
ekonomi, meliputi bidang komunikasi, listrik, air dan gas, perbankan, industri, pelayaran,
perdagangan dan jasa, serta komoditi ekspor untuk negara lain. Salah satu daerah yang
memiliki perkembangan ekonomi yang sangat tinggi adalah Kota Batam, PAD di Kota
Batam tahun 2013-2016 mengalami fluktuasi yang setiap tahunnya jika dilihat dari
perhitungan rupiah cenderung mengalami peningkatan. Tentunya melakukan penyediaan
infrastruktur dengan pesat perlu diadakan analisis keuangan daerah terhadap pengadaan
infrastruktur seperti APBD, PAD, maupun pajak retribusi daerah. Penelitian ini dibuat
dengan tujuan sumber dana yang dikelola dapat berjalan secara optimal, efektif dan
efisien dalam pembiayaan pembangunannya sesuai dengan anggaran yang telah
ditentukan oleh kota tersebut. Adapun rumusan masalah yang ingin ditanggapi dalam
penelitian ini adalah mengetahui pertumbuhan ekonomi di Kota Batam dan jumlah
pengeluaran, serta pembiayaan daerah di Kota Batam. Tujuan penelitian ini adalah untuk
dapat mengidentifikasi dan menganalisis struktur keuangan daerah atau APBD Kota
Batam dalam hal data statistik pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan daerah.
Dikarenakan penurunan pendapatan daerah akibat terdampak Covid-19 mengakibatkan
pemerintah harus berupaya meningkatkan kebijakan-kebijakan moneter maupun fiskal
agar dapat menstabilkan pendapatan negara (Apriliana, 2020). Solusi yang dapat
dilakukan oleh Pemerintah Kota Batam adalah terus berupaya dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan beberapa sistem atau kebijakan lainnya,
khususnya masa pandemi ini yang dimana dapat membantu Kota Batam tumbuh dan
berkembang kembali seperti semula. Dalam sebuah penelitian akan mengharapkan
manfaat bagi setiap pembacanya untuk menambah wawasan, pengetahuan maupun
pemahaman dimana penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam melakukan
penelitian, pemberian solusi maupun masukan terkait APBD Kota Batam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini digunakan untuk mengukur dan menyelidiki PDRB dan APBD di
Kota Batam. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang
dimana penelitiannya dilaksanakan dengan mengumpulkan data asli yang bersifat
deskriptif dimana penelitian ini berkeinginan untuk mendeskripsikan sebuah data yang
tersusun secara urut untuk menganalisis suatu data (Darna & Herlina, 2018). Tujuan pada
penelitian tersebut untuk menguraikan suatu informasi dengan sedalam-dalamnya dengan
pengumpulan data yang dihasilkan mengacu pada pentingnya kedalaman dan detail suatu
data penelitian. Selain dari penelitian kualitatif, dalam penelitian ini juga menggunakan
penelitian kuantitatif dimana penelitian kuantitatif merupakan cara penemuan
Analisis Pendapatan Kota Batam Tahun 2018 - 2020 SOSTECH, 2021
Melalui APBD dan PDRB
Justyanita, Sephia Septiana, Benny Septiawan dan Micel Thai
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui. Tujuannya ialah untuk melakukan pengujian teori
secara spesifik terhadap suatu gejala.
Pada penelitian ini, metode dalam pengumpulan data yang dilakukan, yaitu dengan
menganalisis dan menggunakan data sekunder dari 2 tahun terakhir dengan periode tahun
2018-2020 yang bersumber dari situs resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam yang
ditinjau dari batamkota.bps.go.id. Dari situs resmi BPS Kota Batam yang merupakan
hasil analisis data-data dari tahun ke tahun, peneliti juga memperoleh informasi-informasi
atau fenomena yang terpercaya dimana melibatkan pendapatan pada wilayah Kota Batam
yang ditinjau dari berbagai sektor. Penelitian ini bersumber dari data yang telah diperoleh
penulis serta variabel yang dimanfaatkan dari penelitian dari setiap data-data yang telah
dikumpulkan. Dari data tersebut, penelitian ini tidak hanya dijabarkan secara teoritis
namun dijabarkan juga data-data numerik yang mendukung penelitian ini, sehingga
pendapatan maupun pertumbuhan perekonomian Kota Batam periode 2018-2020 ini
dapat dipaparkan secara jelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk mengetahui dan menganalisis pendapatan nasional maupun regional, hal
yang diperlukan sebagai pendukung dari penelitian ini yaitu data-data dan informasi
akurat. Tahapan-tahapan dalam penganggaran meliputi penyusunan, ratifikasi,
pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi. Pada proses penganggaran ini partisipasi
dari masyarakat merupakan salah satu prinsip penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) yang harus dipenuhi yang mana tertuang dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2013. Mengingat tema
dari penelitian ini adalah pendapatan nasional atau regional, maka pada penelitian kali
ini penulis mengangkat Kota Batam sebagai target dari penelitian ini yang mengutip
data maupun informasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam. Berikut adalah
penjabaran persentase pertumbuhan ekonomi Kota Batam periode 2018-2020 yang
dikutip dari BPS Kota Batam.
Tabel 1. Pertumbuhan ekonomi Kota Batam Periode 2018-2020 Sumber: Badan Pusat
Statistik Kota Batam
Kategori Lapangan Usaha
Pertumbuhan Ekonomi Kota
Batam (Persen)
2018
2019
2020
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
2,72
6,06
-0,47
Pertambangan dan Penggalian
-1,78
1,43
-3,64
Industri Pengolahan
3,50
7,00
3,78
Pengadaan Listrik dan Gas
-1,02
4,23
-2,67
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang
3,14
7,23
-2,83
Konstruksi
8,23
6,92
-6,98
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor
6,92
4,49
-14,73
Transportasi dan Pergudangan
1,43
-17,02
-44,52
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
10,18
9,62
-45,49
Informasi dan Komunikasi
12,85
11,97
18,09
Jasa Keuangan dan Asuransi
6,09
4,94
-1,18
Real Estate
-5,13
2,10
-16,74
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
432
http://sostech.greenvest.co.id
Jasa Perusahaan
7,19
-8,74
-43,33
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial
8,31
1,08
12,23
Jasa Pendidikan
2,27
0,71
-5,96
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
3,70
2,10
-2,09
Jasa Lainnya
16,82
1,97
-67,98
PDRB Kota Batam
4,96
5,92
-2,55
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Batam
Berdasarkan pencatatan dari BPS Kota Batam pada tabel 1, dapat dilihat bahwa
tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Batam pada tahun 2019 meningkat secara signifikan
dimana kenaikan tersebut mencapai 5,92% dari 4,96% yang merupakan pertumbuhan
ekonomi Kota Batam tahun 2018. Pertumbuhan ini diketahui dari pengukuran Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Batam dimana Walikota Batam, Muhammad
Rudi mengungkapkan bahwa pencapaian di tahun 2019 ini sebagai bentuk dan bukti
nyata bahwa pengembangan maupun pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah
Kota Batam sudah tepat sasaran. Sektor yang tercatat sebagai pertumbuhan paling
signifikan dalam 3 tahun terakhir (2018-2020) adalah sektor informasi dan komunikasi
yang mencapai angka 12,85% di tahun 2018, 11,97% di tahun 2019 dan 18,09% di
tahun 2020 sehingga menandakan bahwa sektor informasi dan komunikasi ini
berkembang baik di Kota Batam. Tidak hanya itu, adapun sektor administrasi
pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial yang memilikipeningkatan baik walaupun
di tahun 2019 sempat menurun dan menguat kembali di tahun 2020 dimana tahun 2018
8,31%, tahun 2019 menurun hingga 1,08% dan tahun 2020 meningkat pesat di angka
12,23%. Hal ini juga sebagai bukti nyata bahwa memang pada tahun tersebut
pemerintahan Kota Batam terlaksana dengan baik.
Selain peningkatan, ada juga sektor yang mengalami penurunan yang diduga
menghambat perekonomian pada Kota Batam adalah sektor jasa lainnya, selain jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sektor ini pada tahun tahun 2017
menduduki posisi sektor dengan pertumbuhan tertinggi yang mencapai 16,82%, tetapi
pada tahun 2019 menurun hingga mencapai angka 1,97% dan tahun 2020 menurun
drastis hingga menyentuh -67,98% dimana sektor jasa ini mengalami penurunan
signifikan pada tahun 2020. Hal tersebut dapat disebabkan oleh wabah covid-19 yang
dinyatakan masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 yang mana wabah ini
memengaruhi perekonomian seluruh negara, tidak hanya Kota Batam saja. Diungkapkan
juga oleh Walikota Batam, Muhammad Rudi bahwa bahan baku industri banyak yang
berasal dari China, banyak karyawan dirumahkan, sektor pariwisata tertekan sehingga
membuat pertumbuhan ekonomi melambat. Bukti lainnya yang dapat menyatakan
bahwa perekonomian menurun akibat wabah Covid-19 ini adalah hampir sebagian besar
sektor juga mengalami penurunan di tahun 2020 yang mana persentasenya berada di
posisi minus, sehingga tidak perlu dipungkiri bahwa penurunan tersebut secara langsung
berimbas pada PDRB Kota Batam yang juga menurun hingga di angka -2,55%.
Menurut (Asari & Suardana, 2018), sesuai dengan Peraturan Walikota Batam
Nomor 25 Tahun 2020 tentang perubahan keempat atas peraturan Walikota Batam
Nomor 51 Tahun 2019 tentang penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kota Batam tahun anggaran 2020, dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 dan
menghadapi ancaman terhadap perekonomian nasional, maka dalam pelaksanaan APBN
tahun 2020, dilakukannya penyesuaian dan penetapan atas alokasi DBH, DAU, DAK,
DID. Adapun percepatan dalam penyesuaian APBD tahun 2020, perlindungan terhadap
daya beli masyarakat dan perekonomian nasional dengan menyesuaikan target
pendapatan daerah dan rasionalisasi belanja daerah yang dituangkan dalam Laporan
Analisis Pendapatan Kota Batam Tahun 2018 - 2020 SOSTECH, 2021
Melalui APBD dan PDRB
Justyanita, Sephia Septiana, Benny Septiawan dan Micel Thai
Realisasi Anggaran (LRA). Berdasarkan pernyataan tersebut, berikut merupakan
perubahan atas penjabaran APBD Kota Batam.
Gambar 1. Perubahan penjabaran APBD Kota Batam
Sumber:Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Batam
Dari perubahan atas APBD Kota Batam tahun 2020, dapat ditinjau perubahannya
pada gambar 1 yang menampilkan 3 kategori, meliputi pendapatan, belanja dan
pembiayaan. Pada kategori pendapatan dinyatakan bahwa sebelum perubahan,
pendapatan dari APBD Kota Batam sebesar Rp. 2,96 triliun dan setelah perubahan
sebesar Rp. 2,34 triliun. Selain itu pada kategori belanja juga dinyatakan bahwa sebelum
perubahaan sebesar Rp. 3,01 triliun dan setelah perubahan sebesar Rp. 2,37 triliun.
Adapun kategori pembiayaan yang terbagi menjadi penerimaan dan pengeluaran, yang
mana penerimaan sebesar Rp. 55 miliar sebelum perubahan dan Rp. 35,4 miliar yang
merupakan pembiayaan netto setelah perubahan.
Pemerintah Kota Batam pada tahun 2021 diketahui bahwa adanya kesepakatan
dari Pemerintah Kota Batam yang telah menetapkan APBD tahun 2021 sebesar Rp.
2,97 triliun, dimana penetapan tersebut telah disepakati. Rincian APBD tahun 2021
sebagai berikut: pendapatan daerah sebesar Rp. 2,86 triliun dengan PAD sebesar Rp.
1,43 triliun dan pendapatan transfer sebesar Rp. 1,31 triliun. Sedangkan, untuk belanja
daerah diketahui sebesar Rp. 2,96 triliun, yang terdiri atas belanja tidak terduga sebesar
Rp. 87 miliar. Sisa lebih dari perhitungan anggaran daerah tahun sebelumnya sebesar
Rp. 107,7 miliar. Penyusunan dan penjabaran anggaran tersebut juga terdapat
penyesuaian nama program kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 untuk
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
434
http://sostech.greenvest.co.id
pencapaian Visi dan Misi Kota Batam Tahun 2016–2021. Tidak hanya itu, Walikota
Batam Muhammad Rudi menyampaikan jika Kebijakan Umum APBD Kota Batam
tahun 2021 juga memuat kondisi ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD,
Kebijakan Pendapatan Daerah, Kebijakan Belanja Daerah dan Kebijakan Pembiayaan
Daerah. Agenda Anggaran Kota Batam tahun 2021 ini disusun saat perekonomian Kota
Batam sedang melambat akibat pandemi Covid-19 dimana Pemerintah Kota Batam
optimis jika Kota Batam mampu tumbuh dan berkembang kembali seperti semula.
KESIMPULAN
Perkembangan ekonomi sebagai perubahan keadaan perekonomian suatu negara
secara berkelanjutan, melalui kenaikan kapasitas produksi negara tersebut dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut,
yaitu jumlah pengeluaran daerah seperti pembangunan infrastruktur daerah. Kegiatan
ekonomi yang bermacam-macam mendorong setiap daerah untuk terus mengembangkan
potensi ekonominya agar pembangunan daerah dilaksanakan secara terpadu dan serasi
dengan tujuan agar pembangunan yang berlangsung di setiap daerah dapat dilaksanakan
secara prioritas dan potensi daerah tersebut. Dapat dilihat bahwa tingkat pertumbuhan
ekonomi Kota Batam pada tahun 2019 meningkat secara signifikan dimana kenaikan
tersebut mencapai 5,92% dari 4,96% yang merupakan pertumbuhan ekonomi Kota Batam
tahun 2018. Pencapaian di tahun 2019 ini dianggap sebagai bentuk dan bukti nyata bahwa
pengembangan maupun pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kota Batam
sudah tepat sasaran. Sektor yang tercatat sebagai pertumbuhan paling signifikan dalam 3
tahun terakhir (2018-2020) adalah sektor informasi dan komunikasi yang mencapai angka
12,85% di tahun 2018, 11,97% di tahun 2019 dan 18,09% di tahun 2020 sehingga
menandakan bahwa sektor informasi dan komunikasi ini berkembang baik di Kota
Batam. Tidak hanya itu, adapun sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial yang memiliki peningkatan baik walaupun di tahun 2019 sempat menurun
dan menguat kembali di tahun 2020 dimana tahun 2018 8,31%, tahun 2019 menurun
hingga 1,08% dan tahun 2020 meningkat pesat di angka 12,23%. Hal ini juga sebagai
bukti nyata bahwa memang pada tahun tersebut pemerintahan Kota Batam terlaksana
dengan baik.Selain peningkatan, ada juga sektor yang mengalami penurunan yang diduga
menghambat perekonomian pada Kota Batam adalah sektor jasa lainnya, selain jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial. Sektor ini pada tahun tahun 2017
menduduki posisi sektor dengan pertumbuhan tertinggi yang mencapai 16,82%, tetapi
pada tahun 2019 menurun hingga mencapai angka 1,97% dan tahun 2020 menurun drastis
hingga menyentuh -67,98% dimana sektor jasa ini mengalami penurunan signifikan pada
tahun 2020. Perubahan APBD Kota Batam tahun 2020 meliputi 3 kategori, dimana pada
kategori pendapatan dinyatakan bahwa sebelum perubahan, pendapatan dari APBD Kota
Batam sebesar Rp. 2,96 triliun dan setelah perubahan sebesar Rp 2,34 triliun. Pada
kategori belanja juga dinyatakan bahwa sebelum perubahaan sebesar Rp 3,01 triliun dan
setelah perubahan sebesar Rp. 2,37 triliun. Adapun kategori pembiayaan yang terbagi
menjadi penerimaan dan pengeluaran, yang mana penerimaan sebesar Rp 55 miliar
sebelum perubahan dan Rp. 35,4 miliar yang merupakan pembiayaan netto setelah
perubahan. Pada tahun 2021 diketahui bahwa adanya kesepakatan dari Pemerintah Kota
Batam yang telah menetapkan APBD tahun 2021 sebesar Rp. 2,97 triliun, dimana
penyusunan dan penjabaran anggaran tersebut juga terdapat penyesuaian nama program
kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 untuk pencapaian Visi dan Misi Kota
Batam Tahun 2016–2021. Walikota Batam Muhammad Rudi menyampaikan jika
Kebijakan Umum APBD Kota Batam tahun 2021 juga memuat kondisi ekonomi makro
Analisis Pendapatan Kota Batam Tahun 2018 - 2020 SOSTECH, 2021
Melalui APBD dan PDRB
Justyanita, Sephia Septiana, Benny Septiawan dan Micel Thai
daerah, asumsi penyusunan APBD, Kebijakan Pendapatan Daerah, Kebijakan Belanja
Daerah dan Kebijakan Pembiayaan Daerah yang disusun saat perekonomian Kota Batam
sedang melambat akibat pandemi Covid-19 dimana Pemerintah Kota Batam optimis jika
Kota Batam mampu tumbuh dan berkembang kembali seperti semula. Kota Batam
memberikan dampak pada pertumbuhan ekonomi. Kota Batam dianggap sangat cepat
dalam hal pertumbuhan ekonominya, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional, sehingga kota ini dijadikan penunjang bagi pemicu perkembangan
ekonomi nasional karena letaknya yang strategis. Meskipun Kota Batam mempunyai
pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan, namun bukan berarti Kota Batam ini bebas
dari resiko yang ada, salah satunya mengalami penurunan Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) Kota Batam sebesar -2,55% yang disebabkan oleh wabah Covid-19 yang
dinyatakan masuk ke Indonesia pada awal tahun 2020 dimana wabah ini mempengaruhi
perekonomian seluruh negara. Maka disarankan agar pemerintah Kota Batam terus
berupaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan beberapa
sistem atau kebijakan lainnya untuk menghadapi wabah Covid-19, sehingga Kota Batam
mampu tumbuh dan berkembang kembali seperti semula.
BIBLIOGRAPHY
Ahlerup, Pelle, Baskaran, Thushyanthan, & Bigsten, Arne. (2017). Regional development
and national identity in sub-Saharan Africa. Journal of Comparative Economics,
45(3), 622–643. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jce.2016.02.001
Alghofari, Farid, & Pujiyono, Arif. (2011). Analisis tingkat pengangguran di Indonesia
tahun 1980-2007. Semarang: Undip.
Antari, Ni Putu Gina Sukma, & Sedana, Ida Bagus Panji. (2018). Pengaruh Pendapatan
Asli Daerah dan Belanja Modal Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. E-
Jurnal Manajemen, 7(2), 1080–1110.
Apriliana, Eka Sri. (2020). Upaya Peningkatan Pendapatan Nasional di Tengah Wabah
Virus Corona Perspektif Ekonomi Islam. Al Iqtishadiyah Jurnal Ekonomi Syariah
Dan Hukum Ekonomi Syariah, 6(1), 19–28.
Arina, Meylani M., Koleangan, Rosalina A. M., & Engka, Daisy S. M. (2021). Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dan Dana Alokasi
Khusus Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Kota Manado. Jurnal Pembangunan
Ekonomi Dan Keuangan Daerah, 20(3), 26–35.
Asari, Ni Made Arni, & Suardana, Ketut Alit. (2018). Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah pada Belanja
Daerah. E-Jurnal Akuntansi, 25(2), 877–904.
Darna, Nana, & Herlina, Elin. (2018). Memilih Metode Penelitian Yang Tepat: Bagi
Penelitian Bidang Ilmu Manajemen. Jurnal Ekonologi Ilmu Manajemen, 5(1), 287–
292.
Djadjuli, Didi. (2018). Peran Pemerintah Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah.
Dinamika: Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Negara, 5(2), 8–21.
Effendya, Syahril, & Harahapb, Baru. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi
Pendapatan Asli Daerah Kota Batam. SNISTEK, 138–143. Batam.
Harefa, Mandala. (2013). Struktur Pertumbuhan Ekonomi dan Sektor Potensial Kota
Batam dan Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Ekonomi &
Kebijakan Publik, 4(2), 175–193.
Hukom, Alexandra. (2014). Hubungan ketenagakerjaan dan perubahan struktur ekonomi
terhadap kesejahteraan masyarakat. Jurnal Ekonomi Kuantitatif Terapan, 7(2), 120–
129.
Volume 1, Nomor 5, Mei 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
436
http://sostech.greenvest.co.id
Jazuli, Ahmad. (2015). Dinamika Hukum Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam
dalam Rangka Pembangunan Berkelanjutan. Jurnal Rechts Vinding: Media
Pembinaan Hukum Nasional, 4(2), 181–197.
Muttaqin, Rizal. (2018). Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam. Maro: Jurnal
Ekonomi Syariah Dan Bisnis, 1(2), 117–122.
Purba, Daris, & Saputra, Asron. (2018). Faktor Dominan Penurunan Pertumbuhan
Ekonomi Batam. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Sosial Dan Teknologi
(SNISTEK), (1), 37–42.
Soedarmono, Yuyun S. M. (2010). Donor issues in Indonesia: A developing country in
South East Asia. Biologicals, 38(1), 43–46.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.biologicals.2010.02.001
Yasin, Muhammad. (2020). Analisis Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pembangunan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten/Kota Jawa Timur. COSTING:
Journal of Economic, Business and Accounting, 3(2), 465–472.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International Licensed