Mengingat proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai tujuan tertentu. Agar proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien,
maka guru mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam mengantarkan peserta didiknya mencapai
tujuan yang diharapkan. Hal ini dapat berjalan secara optimal apabila guru selalu berupaya
meningkatkan kinerjanya. Kepala Sekolah dalam menjalankan perannya perlu memiliki kemampuan
dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya dengan baik yang diwujudkan dalam kemampuan
menyusun program sekolah, organisasi personalia, mendayagunakan sarana prasarana pendidikan,
memberdayakan tenaga pendidik dan kependidikan sehingga menunjang guru meningkatkan
kinerjanya. Faktor yang diduga mempengaruhi Kinerja Guru dalam penelitian ini adalah
Kepemimpinan Kepala Sekolah.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Seperti yang diungkapkan Arrosyad et al., (2020) bahwa ada kaitan
yang erat antara mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah,
iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Bila dilihat dari penjelasan ini,
maju dan mundurnya sekolah sangat tergantung pada sejauh mana pimpinan mampu berimajinasi
memajukan sekolah yang di pimpin. Demikian pula dalam konteks sekolah dasar sebagai organisasi,
maka posisi kepala sekolah juga sangat menentukan dalam memajukan lembaga yang dipimpinnya.
Banyak model kepemimpinan yang dapat dianut dan diterapkan dalam bebagai organisasi/institusi, baik
profit maupun non profit, namun model kepemimpinan yang paling cocok untuk diterapkan di sekolah
adalah kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership or leadership for improved learning).
Tentang penerapan kepemimpinan pembelajaran di sekolah, banyak penelitian yang menyimpulkan
bahwa kepala sekolah yang memfokuskan kepemimpinan pembelajaran menghasilkan prestasi belajar
siswa yang lebih baik dari pada kepala sekolah yang kurang memfokuskan pada kepemimpinan
pembelajaran. Ironisnya, kebanyakan sekolah dasar tidak menerapkan model kepemimpinan
pembelajaran.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia pendidikan juga mengalami era digitalisasi. Haqqi &
Wijayati, (2019) melalui integrasi teknologi digital dan internet dengan industri konvensional, Revolusi
Industri 4.0 merupakan transformasi menyeluruh yang mencakup seluruh aspek di dunia pendidikan.
Untuk itu perlu disiapkan strategi yang dapat mendukung kinerja guru guna mengembangkan
pendidikan sehingga dapat maju dan bertahan di era Industri 4.0 ini. Salah satunya adalah dengan
memberikan edukasi dalam bidang literasi digital. Literasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk mendapatkan informasi dengan memiliki kemampuan dalam mengolah dan memahami
informasi saat melakukan membaca dan menulis.
Jumlah pengguna internet di Indonesia telah mencapai 213 juta orang per Januari 2023. Jumlah
ini setara 77% dari total populasi Indonesia yang sebanyak 276,4 juta orang pada awal tahun ini. Jumlah
pengguna internet di Tanah Air naik 5,44% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Pada
Januari 2022, jumlah pengguna internet di Indonesia baru sebanyak 202 juta orang. Secara tren, jumlah
pengguna internet di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya dalam sedekade terakhir. Jumlah
pengguna internet di dalam negeri tercatat bertambah 142,5 juta dari Januari 2013 yang hanya sebanyak
70,5 juta orang. Pertumbuhan jumlah pengguna internet dalam sedekade terakhir paling tinggi yaitu
pada Januari 2016 yaitu mencapai 50,16% secara tahunan (yoy). Sementara pertumbuhan paling lambat
yaitu pada Januari 2022 yang hanya tumbuh 0,5% (yoy) (Cindy Mutia Annur, 2023).
Aktivitas digital mengalami peningkatan yang signifikan dalam hal prevalensi dan intensitas,
yang didorong oleh adopsi solusi online yang meluas oleh banyak individu. Misalnya, jumlah konsumen
digital baru yang terlibat dalam perdagangan elektronik di Indonesia melonjak sebesar 37% selama
tahun 2020 (Hidayati & Istiqomah, 2020). Sebagai akibat dari penutupan sekolah yang berkepanjangan,
upaya pendidikan juga beralih ke platform daring, terutama di wilayah perkotaan. Akibatnya, anak-
anak kini terpapar dengan konten dan produk digital yang lebih luas, dan muncul sebagai segmen yang
lebih menonjol dari basis konsumen online. Namun demikian, peningkatan substansial dalam
penggunaan internet di seluruh Indonesia tidak selalu sejalan dengan peningkatan literasi digital. Hal
ini tidak hanya mencakup kemahiran dalam menggunakan teknologi, yang mencakup keterampilan
yang berkaitan dengan pengoperasian perangkat, perangkat lunak, dan penggunaan internet dasar, tetapi
juga mencakup keterampilan literasi digital. Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk memahami,