58
Dewi Febriani Hamjan
KINERJA ALAT TANGKAP PURSE SEINE PADA UNIT USAHA KM PUTRI
TUNGGAL YANG BEROPERASI DI PERAIRAN TELUK BONE
Dewi Febriani Hamjan
Universitas Muhammadiyah Mamuju, Indonesia
Email: info@unimaju.ac.id
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah Menganalisis kinerja alat tangkap purse seine pada unit usaha KM Putri
Tunggal yang beroperasi di Perairan Teluk Bone berdasarkan empat aspek yaitu aspek biologi, teknis, sosial
maupun ekonomi. Metode penelitian ini adalah metode survey dan deskriptif, mengambil sampel pada satu
unit usaha alat tangkap purse seine dan dianalisis melalui pendekatan empat aspek kinerja (biologi, teknis,
sosial dan ekonomi). Kinerja alat tangkap akan dianalisa dengan menggunakan metode Scoring. Hasil yang
diperoleh secara umum menunjukkan kinerja alat tangkap purse seine pada KM Putri Tunggal berada pada
kriteria cukup baik yaitu ≥50 - 75 %. Berdasarkan aspek biologi, alat tangkap purse seine memperoleh skor
penilaian yang tinggi dilihat dari kriteria struktur ukuran ikan dan selektivitasnya. Berdasarkan aspek teknis,
kriteria teknologi yang sederhana sejalan dengan penguasaan nelayan terhadap pengoperasian alat tangkap
dengan skor yang cukup tinggi. Sementara pada aspek sosial dan ekonomi, alat tangkap purse seine memiliki
skor nilai yang variatif. Alat tangkap purse seine pada unit usaha KM Putri Tunggal dinilai memberikan
pendapatan kotor yang cukup menguntungkan dan penerimaan unit usaha yang bermanfaat bagi masyarakat
non nelayan serta kemampuan adaptasi terhadap teknologi alat tangkap.
Kata kunci: purse seine, analisis aspek biologi, aspek teknis, aspek ekonomi, aspek sosial
Abstract
The purpose of this study is to analyze the performance of purse seine fishing gear in the KM Putri Tunggal
business unit operating in Bone Bay waters based on four aspects, namely biological, technical, social and
economic aspects. This research method is a survey and descriptive method, taking samples in one purse
seine fishing gear business unit and analyzed through a four-aspect performance approach (biological,
technical, social and economic). The performance of fishing gear will be analyzed using the Scoring method.
The results obtained generally show that the performance of purse seine fishing gear at KM Putri Tunggal is
at a fairly good criterion of ≥50 - 75%. Based on biological aspects, purse seine fishing gear obtained a high
assessment score in terms of the criteria of fish size structure and selectivity. Based on technical aspects,
simple technological criteria are in line with fishermen's mastery of fishing gear operations with a fairly high
score. While in social and economic aspects, purse seine fishing gear has a varied value score. Purse seine
fishing gear in the KM Putri Tunggal business unit is considered to provide gross income that is quite
profitable and business unit revenues that are beneficial to non-fishermen communities as well as adaptability
to fishing gear technology.
Keywords: Purse Seine, Analysis of Biological Aspects, Technical Aspects, Economic Aspects, Social
Aspects
PENDAHULUAN
Perairan Teluk Bone terletak di sebelah barat dan utara Provinsi Sulawesi Selatan, serta berada
di sebelah timur dari Provinsi Sulawesi Tenggara. Secara fisik, kondisi perairan di Teluk Bone
tergolong sangat dinamis karena memiliki area yang sangat luas. Hal tersebut menunjukkan kekayaan
alam dengan daya dukung potensi sektor perikanan dan kelautan yang melimpah. Kawasan Teluk Bone
sebagai perairan yang subur mendorong pemanfataan oleh masyarakat nelayan dengan penggunaan alat
tangkap yang mendukung pemanfaatan potensi sumberdaya alam yang ada.
Keberadaan unit usaha penangkapan ikan merupakan upaya pemanfaatan sumberdaya perikanan
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 4, Number 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
59
Dewi Febriani Hamjan
kelautan yang mampu menunjang peningkatan ekonomi baik bagi unit usaha itu sendiri maupun secara
Nasional (Noviyanti, 2017; Sinaga et al., 2013). Dalam rangka peningkatan produksi secara optimal,
maka unit usaha penangkapan ikan harus didukung dengan kinerja alat tangkap yang digunakan. Alat
tangkap yang digunakan diharapkan mampu memenuhi kinerja yang baik dalam peningkatan produksi
hasil tangkapan, pemenuhan keuntungan secara ekonomi, penerimaan sosial budaya masyarakat serta
upaya pengelolaan terhadap kelestarian sumberdaya alam yang ada (Aprilia et al., 2013).
Alat tangkap purse seine adalah salah satu alat tangkap yang banyak digunakan dalam suatu usaha
perikanan tangkap yang beroperasi di perairan Teluk Bone. Unit usaha perikanan dengan alat tangkap
purse seine memiliki peluang yang cukup besar untuk memanfaatkan sumberdaya perikanan dan
berkembang di masyarakat.
Dalam perkembangannya pula, alat tangkap purse seine terus mengalami penyempurnaan baik
dari kontruksi alat tangkap, perahu atau kapalnya hingga teknologi penunjang alat tangkap itu sendiri
seperti penggunaan alat bantu rumpon, lampu hingga fish finder. Hal tersebut sebagai bentuk upaya
peningkatan produksi hasil tangkapan dan perolehan keuntungan secara ekonomi yang optimal
(Hamjan, 2021).
Keberhasilan kinerja alat tangkap pada suatu unit usaha perikanan dapat dilihat secara
keseluruhan dalam pemenuhan aspek kemampuan alat tangkap yang ada. Aspek yang dimaksud
merupakan pemenuhan dari segi biologi, teknologi, sosial maupun ekonomi.
Penggunaan alat tangkap perikanan yang tidak memperhatikan aspek biologis berperan dalam
penurunan hasil tangkapan, menunjukkan permasalahan yang dihadapi nelayan purse seine dalam
menjaga produktivitas penangkapannya (Aprilia et al., 2013).
Produktivitas hasil tangkapan yang menurun sejalan dengan penurunan pendapatan nelayan dari
segi ekonomi. Sementara adaptasi nelayan terhadap teknologi penangkapan berhubungan dengan
penguasaan pengoperasian alat tangkap baik secara tradisional maupun modern. Unit usaha alat tangkap
purse seine yang mampu diterima ditengah Masyarakat serta menyerap tenaga kerja menunjukkan
secara sosial bahwa keberadaan unit usaha perikanan memberi manfaat (Hamjan, 2021).
Keberadaan unit usaha perikanan dengan menggunakan alat tangkap purse seine yang beroperasi
di perairan Teluk Bone menunjukkan perkembangan yang cukup pesat di tengah masyarakat. Salah satu
unit usaha alat tangkap purse seine yang ada di tengah masyarakat adalah pada unit usaha KM Putri
Tunggal yang telah beroperasi lebih dari sepuluh tahun. Dalam upaya peningkatan produktivitas yang
optimal, maka unit usaha KM Putri Tunggal juga terus melakukan pengembangan terhadap alat tangkap
yang digunakan sebagai bentuk peningkatan kemampuan atau kinerja alat tangkap.
Sebagai unit usaha yang cukup lama beroperasi, KM Putri Tunggal menuai beberapa kendala
baik dalam pengoperasiannya maupun dalam pengembangan unit usahanyanya. Meskipun upaya
peningkatan kemampuan kerja atau kinerja alat tangkap telah diusahakan oleh unit usaha KM Putri
Tunggal, perlu adanya analisis yang menyeluruh terkait kinerja alat tangkap purse seine dari aspek
biologis, teknologi, sosial maupun ekonomi. Bagaimana kinerja alat tangkap purse seine pada unit usaha
KM Putri Tunggal secara biologi, teknologi, sosial maupun ekonomi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlangsung pada bulan September hingga Oktober 2023. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan berupa studi terhadap kinerja unit usaha alat tangkap purse seine KM Putri Tunggal
yang telah beroperasi lebih dari 10 tahun di perairan Teluk Bone.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara secara terstruktur berdasarkan
empat aspek kinerja (biologi, teknis, sosial dan ekonomi) dan observasi langsung ke lapangan untuk
melihat secara langsung kondisi sosial ekonomi unit usaha, kondisi alat tangkap, pengoperasiannya dan
hasil tangkapannya sebagai data primer. Metode penelitian ini berupa studi kasus terhadap kinerja alat
tangkap purse seine KM Putri Tunggal. Pemilihan sampel berdasarkan survei yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan data dan informasi terkait unit usaha yang ada di basis alat tangkap purse seine
yang tersedia di lapangan, lalu memilih satu unit usaha untuk mewakili penafsiran data informasi yang
ada. Pengumpulan data dari sampel penelitian dilakukan dengan mengambil sampel yang dipilih oleh
penulis menurut ciri-ciri spesifik dan karakteristik tertentu. Data teknis alat penangkapan, kapal, alat
bantu, hasil tangkapan dilakukan di fishing base dan indeepth interview pada responden sebagai pelaku
unit usaha alat tangkap. Data lain diperoleh melalui wawancara dengan pihak terkait dan
nelayan/Masyarakat lainnya sebagai penunjang data informasi.
60
Dewi Febriani Hamjan
Tabel 1. Jenis Data dan Sumber Data
Jenis
Data
Metode dan Sumber Data
Data
Primer
Field survey (pengamatan
lapanngan dan wawancara
dengan nelayan, pemilik kapal,
pemuka masyarakat, pengambil
kebijakan
Jenis
Data
Metode dan Sumber Data
Data
Sekunder
Desk study hasil penelitian,
literatur
Data yang dikumpulkan untuk masing masing aspek kajian (aspek biologi, teknis, sosial,
ekonomi) menurut Mallawa, (2017) adalah:
1. Aspek Biologi
Pengukuran parameter biologi pada penelitian ini meliputi ketersediaan sumberdaya ikan dan
struktur ukuran ikan hasil tangkapan, selektivitas alat tangkap hingga lama musim penangkapan.
2. Aspek Teknis
Parameter teknis menyangkut masalah produksi unit penangkapan ikan yang beroprasi yaitu
pengaruh fisik lingkungan terhadap alat tangkap dan Tingkat teknologi alat tangkap dan
penguasaannya. Selain itu, produksi hasil tangkapan rata-rata setiap trip dan setiap tenaga kerja juga
menjadi kajian pada aspek teknis.
3. Aspek Sosial
Pengukuran parameter sosial dalam penelitian ini diarahkan kepada nelayan sebagai pelaku
utama dalam kegiatan penangkapan ikan meliputi tingkat penerimaan unit usaha dan manfaatnya,
penyerapan tenaga kerja serta adaptasi terhadap teknologi alat tangkap. Selain itu, kemampuan
investasi serta kelegalan unit usaha.
4. Aspek Ekonomi
Parameter ekonomi penting untuk mengetahui manfaat ekonomi unit usaha alat tangkap yang
meliputi pendapatan kotor per setiap pengoperasian dan setiap tahunnya termasuk pendapatan tenaga
kerja serta nilai keuntungan yang diperoleh
Analisis kinerja alat tangkap purse seine pada unit usaha KM Putri Tunggal dianalisis melalui
pendekatan kinerja biologi, teknis, sosial budaya dan ekonomi. Kinerja alat tangkap akan dianalisa
dengan menggunakan metode Scoring yang digunakan untuk penilaian kriteria dengan bobot yang telah
ditentukan. Dasar pembobotan dilandasi pertimbangan tertentu dari pemahaman setiap aspek kinerja
yang dapat mendukung tujuan penilaian.
Nilai perolehan dari skoring setiap parameter kajian kinerja alat tangkap kemudian dibagi dengan
61
Dewi Febriani Hamjan
nilai maksimum yang ada. Nilai akhir diperoleh dari persentasi hasil yang telah diperoleh seperti di
bawah: (Mallawa, 2019)
Kinerja Unit Usaha = (V
p
/V
m
) x 100 %,
Di mana : V
p
adalah nilai perolehan
V
m
adalah nilai maksimum atau nilai penuh.
Kriteria Kinerja :
Apabila
≥ 85 – 100 % sangat tinggi atau sangat baik
≥ 75 - < 85 % Tinggi atau Baik
≥ 50 - 75 %, cukup tinggi atau cukup baik
< 50 %, Rendah atau kurang baik
HASIL DAN PEMBAHASAN
Aspek Biologi
Hasil tangkapan pukat cincin pada unit usaha KM Putri Tunggal dilihat dari aspek biologi dengan
parameter ketersediaan ikan hasil tangkapan dan ukuran ikan hasil tangkapan dominan, selektivitas alat
tangkap, lama musim penangkapan serta lama musim puncak penangkapan di perairan Teluk Bone
ditunjukkan pada tabel di bawah:
Tabel 2. Parameter Aspek Biologi
Parameter biologi
Ketersediaan dan ukuran ikan
Ikan tongkol: 60,07 cm
Ikan cakalang: 60,37 cm
Selektivitas
<5 jenis ikan, seragam
Lama musim penangkapan
>10 bulan
Lama musim puncak
<6 bulan
Sumber: data primer
Berdasarkan pengamatan dan analisis data yang diperoleh di lapangan, diperoleh bahwa hasil
tangkapan dominan pada pukat cincin KM Putri Tunggal adalah jenis spesies Tongkol dan Cakalang.
Menurut Fajrianti et al., (2016) bahwa Perairan Teluk Bone yang terletak di wilayah pengelolaan
perikanan (WPP 713) merupakan salah satu daerah penangkapan ikan cakalang terbaik di Indonesia.
Menurut Mallawa, (2012) bahwa ukuran ikan layak tangkap yang digunakan dalam kajian adalah
ukuran ikan yang lebih panjang dari ukuran rata-rata ikan cakalang pertama kali memijah dan ukuran
layak tangkap ikan cakalang di perairan Luwu Teluk Bone adalah ukuran > 47 cm namun secara umum
ukuran matang gonad berkisar antara 50 55 cm. Sementara ukuran hasil tangkapan ikan cakalang pada
pukat cincin KM Putri Tunggal adalah 60,37 cm yang berarti masih layak tangkap. Begitu pula Ikan
tongkol dengan ukuran rata-rata 60,07 cm dalam kategori sedang hingga besar di perairan Teluk Bone.
Penelitian lain oleh Shabrina & Hamdani, (2017) melaporkan ukuran rata-rata ikan tongkol di perairan
Indramayu yang lebih kecil yaitu 43 cm. Perbedaan ukuran ikan tongkol dapat dipengaruhi oleh
beberapa kemungkinan seperti perbedaan lokasi pengambilan sampel ikan atau keterwakilan sampel
ikan yang diambil. Spesies ikan yang sama tetapi hidup di lokasi perairan yang berbeda akan mengalami
perbedaan pertumbuhan karena adanya faktor dalam dan faktor luar yang mempengaruhi pertumbuhan
ikan tersebut
Berdasarkan selektivitas alat tangkap, pukat cincin pada unit usaha KM Putri Tunggal
menangkap hasil tangkapan yang seragam dan kurang dari lima jenis spesies. Hasil tangkapan berupa
ikan pelagis besar dan sangat minim memperoleh tangkapan nontarget/bycatch. Selektivitas alat
tangkap dipengaruhi cara penangkapan dan ukuran mata jaring yang digunakan. Alat tangkap pukat
cincin KM Putri Tunggal beroperasi secara one day fishing atau satu kali trip penangkapan dengan cara
62
Dewi Febriani Hamjan
mengejar gerombolan ikan di perairan. Beberapa pukat cincin pada unit usaha lain yang juga beroperasi
di perairan Teluk Bone beroperasi pada malam hari denganbantuan lampu untuk membantu
mengumpulkan target tangkapan. Beberapa lainnya memanfaatkan alat bantu rumpon dalam
pengoperasiannya. Hasil tangkapannya pada umumnya sama, yaitu jenis pelagis besar ditambah jenis
pelagis kecil lainnya yang melebihi Tingkat selektivitas lima jenis spesies dan tidak seragam secara
ukuran.
Ukuran mata jaring pukat cincin pada unit usaha KM Putri Tunggal menggunakan ukuran
sebesar 2 inci. Hal yang sama diungkap pada penelitian lain bahwa Pukat cincin tanpa rumpon rata rata
memiliki ukuran mata jaring 2 inci dan pukat cincin menggunakan rumpon memiliki ukuran mata jaring
berbeda lebih kecil yaitu 1 inci (Kefi et al., 2013).
Parameter lain pada aspek biologi adalah lama musim penangkapan ikan di perairan Teluk Bone
yaitu selama lebih dari 10 bulan dan kurang dari 6 bulan tepatnya selama 4 bulan lama musim puncak
penangkapan. Secara umum periode penangkapan di perairan Teluk Bone dapat berlangsung sepanjang
tahun. Ikan Cakalang sebagai hasil tangkapan pukat cincin KM Putri Tunggal dapat tertangkap
sepanjang tahun. Menurut Firdaus, (2019) Ikan cakalang yang tersebar di perairan Indonesia tersedia
sepanjang tahun dengan perbedaan musim puncak dan periode penangkapan setiap perairan, misalnya
di perairan selatan Jawa Barat, berbeda dari perairan Sulawesi atau di perairan sekitar Bitung, musim
penangkapan terjadi pada bulan Januari-April, bulan Juni-Juli, dan bulan September dalam (Kekenusa).
Di perairan Manado, musim penangkapan teIjadi pada bulan April-November (Kekenusa et al., 2013).
Penangkapan ikan yang terus dilakukan sepanjang tahun akan berpengaruh pada kondisi ikan
hasil tangkapan sebagai target tangkapan. Keberadaan ikan di perairan akan mengalami penurunan stok
ketika terus dilakukan penangkapan sepanjang tahun dan hal ini dapat membuat ketersediaan ikan di
perairan menjadi rendah karena dilakukan eksploitasi penangkapan. Kondisi ini mengganggu
keberadaan ikan untuk melakukan pemijahan atau proses biologis karena beberapa waktu dibutuhkan
ikan untuk melakukan proses biologis untuk menjaga ketersediaannya di perairan dan menghindari
tekanan eksploitasi terhadap ikan agar penangkapan dapat dilakukan dengan ikan target tangkapan yang
tetap tersedia di perairan. Musim penangkapan dibagi dalam musim penangkapan puncak, musim
peralihan dan musim paceklik. Pada kondisi penangkapan yang dilakukan nelayan, musim puncak
penangkapan, nelayan akan memperoleh ikan hasil tangkapan yang banyak dengan ketersediaan ikan
di perairan yang melimpah
Aspek Teknis
Parameter-parameter pada aspek teknis yang meliputi pengaruh faktor fisik perairan, tingkat
teknologi dan pengoperasian hingga produksi rata-rata per trip dan per tenaga kerja dapat dilihat dari
tabel di bawah:
Tabel 3. Parameter Aspek Teknis
Parameter teknis
Pengaruh faktor fisik
Berpengaruh
Tingkat teknologi
Sedang
Tingkat Kesulitan Pengoprasian
Sedang
Produksi per trip
< 1 ton per trip
Produksi per tenaga kerja
< 100 kg per trip
Sumber: data primer
Alat tangkap pukat cincin pada unit usaha KM Putri Tunggal dilihat dari parameter faktor fisik
perairan berpengaruh pada pengoperasian alat tangkap. Seperti yang diungkap oleh Nelwan (2012)
bahwa Terdapat faktor internal dan eksternal yang saling berinteraksi mempengaruhi daya dukung
63
Dewi Febriani Hamjan
sumberdaya ikan. Faktor internal adalah proses biologi dan ekologi, sedangkan faktor eksternal adalah
lingkungan laut dan kegiatan penangkapan ikan. Faktor eksternal dapat diidentifikasi melalui perubahan
upaya penangkapan dan kondisi fisik terhadap produksi ikan.
Arus menjadi hal yang memengaruhi pengoperasian alat tangkap. Hal ini akan berpengaruh
terhadap kinerja alat tangkap dan kemampuan kapal dalam menentukan daerah penangkapan ikan.
Begitu pun angin dan gelombang yang dapat menjadi pemicu gagalnya operasi penangkapan ikan yang
dilakukan nelayan.
Arah arus, kecepatan arus, gelombang maupun angin. Arah dan kecepatan arus memengaruhi
saat dilakukan penangkapan ikan karena target tangkapan ditentukan oleh keberadaan gerombolan ikan
di perairan. Kapal akan berpindah pindah tempat melakukan pengejaran sesuai dengan keberadaan
target tangkapan.
Berdasarkan teknologi alat tangkap yang ada pada unit usaha pukat cincin KM Putri Tunggal
berada pada Tingkat teknologi yang sedang disertai penguasaan teknologi oleh nelayan yang cukup
menguasai teknologi yang ada. Alat tangkap yang digunakan nelayan selain memiliki teknologi yang
mampu mendukung kemampuan alat tangkap dalam memperoleh hasil tangkap yang maksimal juga
harus didukung oleh kemampuan nelayan dalam pengoprasiannya. Hal tersebut sangat berpengaruh
terhadap efektifitas dan efisiensi operasi penangkapan ikan. Meskipun nelayan lebih mengandalkan
pengalaman dan kemampuan yang masih tradisional tetapi adanya teknologi pada alat tangkap dapat
membantu dan memudahkan nelayan dalam meningkatkan produktivitas tangkapannya.
Dalam hal ini, rata rata nelayan dapat mengusai pengoprasian alat tangkap purse seine dengan
teknologi alat tangkap yang digunakannya. Hal tersebut juga didukung dengan tidak lengkapnya system
teknologi yang digunakan pada kapal miliknya. Rata rata nelayan purse seine tanpa rumpon
menggunakan alat bantu GPS untuk menentukan arah dan memanfaatkan kemampuan tradisional dalam
setiap langkah pengoprasian alat tangkap.
Operasi penangkapan ikan siang hari sifatnya adalah berburu di suatu daerah penangkapan
tertentu, sehingga kapal membutuhkan tenaga mesin dan bahan bakar yang besar untuk mengejar
kelompok ikan. Bila terlihat adanya tanda tanda kemunculan ikan di permukaan, maka kegiatan operasi
penangkapan mulai dilakukan, seperti mengejar kelompok ikan tersebut dan melakukan persiapan
setting alat tangkap. Daerah penangkapan dari fishing base membuat kapal dilengkapi dengan teknologi
operasi penangkapan yang memadai. Beberapa alat yang mendukung kegiatan penangkapan adalah
GPS, fish finder, satelit, roller dan teknologi lain untuk kebutuhan nelayan (Hamjan, 2021).
Menurut Nelwan et al., (2015) bahwa lamanya pengoprasian alat tangkap yang memengaruhi
produktivitas penangkapan. Produktivitas pukat cincin KM Putri Tunggal per trip adalah kurang dari
satu ton dengan pengoperasian yang berlangsung harian atau one day fishing. Produksi tenaga kerja per
trip masing masing kurang dari 100 kg per trip. Produksi hasil tangkapan yang diperoleh pukat cincin
berbanding lurus dengan produksi tenaga kerja per trip penangkapan. Semakin banyak produksi hasil
tangkapan maka semakin banyak produksi tenaga kerja, namun hal yang perlu diperhatikan adalah
jumlah tenaga kerja dalam suatu unit usaha kapal dan lama waktu kerja atau lama pengoprasian unit
usaha. Produksi per tenaga kerja dapat diperoleh dengan membagi hasil produksi dengan jumlah tenaga
kerja dikalikan dengan lama waktu pengoperasian.
Aspek Ekonomi
Berdasarkan aspek ekonomi dengan parameter berupa pendapatan kotor per trip, per tahun dan
per tenaga kerja serta investasi, potensi usaha dan kelayakan unit usaha dapat dilihat dari tabel di bawah:
64
Dewi Febriani Hamjan
Tabel 4. Parameter Aspek Ekonomi
Parameter ekonomi
Pendapatan kotor per tahun
> 500 juta 1 milyar
Pendapatan per trip
< 10 juta
Pendapatan per tenaga kerja
> 10 30 juta
Nilai B/C Ratio
1 2
Nilai NPV
>500 juta
Nilai IRR
<50 %
Sumber: Data primer
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa pendapatan kotor dalam setahun pada unit usaha pukat
cincin KM Putri Tunggal berada di kisaran >500 juta 1 milyar. Sementara pendapatan per trip
penangkapan dalam satu hari yaitu< 10 juta. Adapun pendapatan per tenaga kerja per tahun sebesar >
10 30 juta. Pendapatan per tenaga kerja per tahun dapat diperoleh melalui pendapatan kotor unit usaha
dalam setahun yang dibagi dengan jumlah tenaga kerja yang ada setelah pendapatan unit usaha dibagi
50 % sebagai system bagi hasil unit usaha penangkapan.
Dari analisis kelayakan usaha pukat cincin tanpa rumpon dengan asumsi selama 10 tahun proyek
dengan investasi berupa kapal, alat tangkap, mesin maupun gabus serta biaya variabel yang dikeluarkan
maka Nilai B/C Ratio menunjukan nilai lebih dari satu. NPV pada unit usaha penangkapan ikan dengan
pukat cincin KM Putri Tunggal bernilai positif, menunjukkan bahwa usaha penangkapan ikan dengan
alat tangkap mini purse seine ini layak (feasible) diusahakan. Sementara nilai IRR adalah <50 % Usaha
perikanan purse seine merupakan usaha yang layak dikembangkan karena memiliki nilai NPV > 0, IRR
> tingkat suku bunga dan Net B/ C > 1 (Pi et al., 2013).
Aspek Sosial
Parameter-parameter sosial pada unit usaha pukat cincin KM Putri Tunggal berupa Tingkat
penerimaan teknologi, penyerapan tenaga kerja dan manfaat unit usaha serta kemampuan investasi dan
adaptasi teknologi maupun kelegalan unit usaha dapat dilihat dari tabel di bawah:
Tabel 5. Parameter Aspek Sosial
Parameter sosial
Tingkat penerimaan teknologi
> 65 75 % menginginkan
Penyerapan tenaga kerja
> 10 15 orang
Manfaat unit usaha
Bermanfaat
Tingkat kemampuan investasi
Mampu
Tingkat adaptasi teknologi
Mampu
Tingkat kelegalan unit usaha
Bertentangan satu aturan
Sumber: Data primer
Tingkat penerimaan teknologi alat tangkap pukat cincin KM Putri Tungggal oleh Masyarakat
sekitar maupun nelayan berada pada kisaran > 65 75 % menginginkan keberadaan unit usaha yang
didukung dengan penyerapan tenaga kerja yang cukup memadai dengan latar belakang social yang tidak
jauh berbeda satu sama lain. Sejalan dengan adaptasi yang mampu dilakukan terhadap alat tangkap
dalam unit usaha serta memberi manfaat baik nelayan itu sendiri, tenaga kerja serta Masyarakat non
nelayan yang ada di sekitar unit usaha berada. Menurut Masrun et al., (2017) bahwa Produktivitas
nelayan dihitung berdasarkan jumlah produksi dengan jumlah tenaga kerja pada suatu waktu tertentu.
Dalam sektor perikanan, peningkatan prod2uktivitas diarahkan pada penggunaan faktor-faktor produksi
65
Dewi Febriani Hamjan
yang seefisien mungkin, antara lain melalui pendidikan, baik pendidikan formal maupun non formal
dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan nelayan.
Kemampuan investasi sejalan dengan kebutuhan suatu unit usaha yang diperoleh dari modal
usaha, pinjaman bank, koperasi dll. Kemampuan investasi masyarakat akan lebih besar pada pukat
cincin tanpa rumpon dibanding unit usaha lainnya. Hal ini menunjukkkan bahwa, investasi lebih besar
dibutuhkan untuk unit usaha pukat cincin yang mendukung pengoperasian unit usaha. Selain itu, tingkat
investasi juga dibutuhkan pada kapal, alat tangkap, pengadaan alat operasional penangkapan dan
penggunaan mesin serta hasil tangkapan. Sementara Aturan mengenai alat tangkap dan izin usaha
menjadi polemic bagi nelayan. Perizinan unit usaha, alat tangkap, alat bantu rumpon adalah pelanggaran
yang dilakukan nelayan baik secara administrasi maupun penggunaan di lapangan.
Kinerja Alat Tangkap
Tabel 6. Penilaian Kinerja
ASPEK BIOLOGI
Bobot
KM Putri Tunggal
Struktur ukuran ikan
0,50
4
Selektivitas alat tangkap
0,50
4
Lama musim penangkapan
0,50
1
Lama musim puncak penangkapan
0,50
2
ASPEK TEKNIS
Pengaruh factor fisik
0,50
2
Tingkat Kesulitan Pengoprasian
0,50
2
Tingkat teknologi
0,50
2
Produksi per trip
0,50
1
Produksi tenaga kerja per trip
0,50
1
ASPEK EKONOMI
Pendapatan kotor unit usaha per tahun
0,50
3
Pendapatan kotor unit usaha per trip
0,50
2
Pendapatan kotor per tenaga kerja per tahun
0,50
2
Nilai B/C Ratio
0,30
1
Nilai NPV
0,30
4
Nilai IRR
0,40
1
ASPEK SOSIAL
Tingkat penerimaan teknologi oleh masyarakat calon pengguna
0,50
3
Penyerapan tenaga kerja
0,50
3
Manfaat usaha terhadap masyarakat non nelayan
0,50
4
Tingkat kemampuan investasi masyarakat terhadap alat tangkap
0,50
3
Tingkat kemampuan adaptasi teknologi
0,50
4
Tingkat kelegalan teknologi
0,50
3
Jml (BobotxNilai)
24,9
Jml perolehan/Nilai max
0,6225
Nilai
62,25
66
Dewi Febriani Hamjan
Kinerja Unit Usaha = (V
p
/V
m
) x 100 %
Di mana :
V
p
adalah nilai perolehan
V
m
adalah nilai maksimum atau nilai penuh
Kinerja Unit Usaha = (V
p
/V
m
) x 100 %,
= (24,9/40) x 100 %
= 0,6225 x 100 %
= 62,25 %
Penilaian terhadap kinerja alat tangkap pukat cincin pada unit usaha KM Putri Tunggal dilakukan
untuk menilai kemampuan alat tangkap dalam operasi penangkapan ikan dengan pendekatan secara
holistik yaitu dengan kajian biologi, teknis, ekonomi maupun sosial dan dapat dikaitkan dengan kriteria
alat tangkap ramah lingkungan.
Metode analisis data menggunakan metode skoring untuk penilaian kriteria dengan satuan
berbeda. Skoring diberikan dengan nilai terendah dan tertinggi, Metode penilaian menggunakan metode
skoring dengan ketetapan bobot nilai dan nilai maksimum. Nilai perolehan berasal dari nilai variable
dari empat aspek penilaian dikalikan dengan bobot nilai yang ada. Maka diperoleh nilai kinerja seperti
pada tabel di atas.
Secara biologi, selektivitas alat tangkap memengaruhi ikan hasil tangkapan. Analisis penilaian
pada unit usaha KM Putri Tunggal dengan nilai tinggi karena menangkap ikan dominan seragam dan
minim bahkan tidak menangkap tangkapan nontarget/bycatch. Ikan hasil tangkapan dalam kategori
ukuran layak tangkap. Sementara periode penangkapan dan musim puncak beresiko pada penurunan
stok ikan di perairan, berkaitan dengan daerah penangkapan. Penangkapan ikan harus memperhatikan
periode penangkapan, terutama pada musim pemijahan.
Secara teknis, perolehan nilai cukup rendah pada teknologi, Tingkat kesulitan pengoperasian
yang dipengarui oleh factor fisik perairan. Teknologi sederhana lebih mudah dikuasai oleh nelayan
dengan cara-cara pengoperasian secara tradisional namun beresiko pada oseanografi perairan yang tidak
mampu diprediksi oleh nelayan. Beberapa alat bantu seperti GPS membantu dalam penentuan arah saat
kapal berlayar, sementara roller membantu dalam pengoperasian yang lebih efektif. Nelayan pada KM
Putri Tunggal sempat memiliki teknologi fish finder untuk membantu mendeteksi keberadaan ikan di
perairan, namun nyatanya nelayan lebih memilih menggunakan tanda-tanda alam dan pengalaman
sebagai acuan pengoperasian alat tangkap. Pengoperasian harian one day fishing dengan mengejar ikan
di siang hari menghasilkan produksi hasil tangkapan yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan unit
usaha lainnya yang beroperasi lebih dari satu hari.
Pendapatan unit usaha sejalan dengan produksi hasil tangkapan yang diperoleh. Secara ekonomi
dinilai cukup menguntungkan oleh nelayan dan ABK meski dalam analisis skoring terbilang rendah,
tetapi nilai investasi dan sistem bagi hasil yang diterapkan menunjukkan bahwa unit usaha pukat cincin
KM Putri Tunggal layak untuk diusahakan atau diteruskan.
Begitu pula penerimaan unit usaha di tengah masyarakat yang cukup baik karena memberi
manfaat tidak hanya bagi nelayan dan penyerapan tenaga kerja, tetapi bagi Masyarakat non nelayan
lainnya seperti pedagang es balok, bahan bakar dan kebutuhan nelayan lainnya. Unit usaha KM Putri
Tunggal juga mematuhi setiap aturan dalam pengoperasian alat tangkap meski terkadang masih
terkendala pada administrasi perizinan.
Hal-hal tersebut di atas terkait penilaian dari analisis kinerja alat tangkap pukat cincin berkaitan
dengan pernyataan Monintja dalam Fuatkait et al., (2022) bahwa parameter berupa selektivitas tinggi,
artinya teknologi yang digunakan mampu meminimalkan hasil tangkapan bukan target. Tidak destruktif
67
Dewi Febriani Hamjan
terhadap habitat yang akan membahayakan kelestarian produksi ikan serta tidak membahayakan
nelayan yang mnegoperasikan teknologi tersebut. Selain itu, alat tangkap menghasilkan ikan yang
bermutu tinggi dan tidak membahayakan kesehatan konsumen. Berdampak minimum terhadap
keanekaragaman sumberdaya hayati. Diterima secara sosial serta memberi keuntungan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis diperoleh kesimpulan bahwa Kinerja alat tangkap purse seine pada unit
usaha KM Putri Tunggal berada pada kategori cukup baik berdasarkan penilaian kumulatif dari kajian
biologi, teknis, ekonomi dan sosial. Parameter teknis mendapat penilaian rendah karena unit usaha
belum didukung oleh teknologi modern yang berpengaruh pada produksi hasil tangkapan dan
pendapatan.
BIBLIOGRAPHY
Aprilia, R. M., Mustaruddin, M., Wiyono, E. S., & Zulbainarni, N. (2013). Analisis efisiensi
unit penangkapan pukat cincin di pelabuhan perikanan pantai lampulo Banda Aceh.
Jurnal Teknologi Perikanan Dan Kelautan, 4(1), 920.
Fajrianti, D., Mallawa, A., & Musbir, M. (2016). PENDUGAAN MUSIM PENANGKAPAN
IKAN CAKALANG (Katsuwonus Pelamis) DI TELUK BONE. Jurnal IPTEKS
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, 3(6).
Firdaus, M. (2019). Profil perikanan tuna dan cakalang di Indonesia. Buletin Ilmiah Marina
Sosial Ekonomi Kelautan Dan Perikanan, 4(1), 2332.
Fuatkait, D. S., Matrutty, D. D. P., & Waileruny, W. (2022). ANALISIS HASIL
TANGKAPAN IKAN TUNA MADIDIHANG BERDASARKAN MUSIM DI
PERAIRAN KEPULAUAN TANIMBAR. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya
Perairan, 18(2), 8494.
Hamjan, D. F. (2021). Analisis Kinerja Unit Usaha Alat Tangkap Purse Seine dengan Rumpon
dan Tanpa Rumpon yang Didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Lappa,
Kabupaten Sinjai. Universitas Hasanuddin.
Kefi, O. S., Katiandagho, E. M., & Paransa, I. J. (2013). Sukses pengoperasian pukat cincin
Sinar Lestari 04 dengan alat bantu rumpon yang beroperasi di Perairan Lolak Provinsi
Sulawesi Utara. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Perikanan Tangkap, 1(3).
Kekenusa, J. S., Ratag, B. T., & Wuwungan, G. (2013). Analisis hubungan antara umur dan
riwayat keluarga menderita DM dengan kejadian penyakit DM tipe 2 pada pasien rawat
jalan di Poliklinik Penyakit Dalam BLU RSUP PROF. Journal Kesmas Universitas Sam
Ratulangi Manado, 2(1), 16.
Mallawa, A. (2012). Aspek perikanan dan prediksi tangkapan per unit upaya ikan cakalang
(Katsuwonus pelamis) di perairan Luwu Teluk Bone, Sulawesi Selatan. Fakultas Ilmu
Kelautan Dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. 11hlm.
Mallawa, A. (2017). Perbandingan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis)
Purse Seine yang Dioperasikan Di Dalam dan Di Luar Area Rumpon. Agrokompleks,
16(1), 16.
Masrun, M., Jusuf, N., & Pontoh, O. (2017). Kontribusi Usaha Pukat Cincin (Purse Seine)
Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja di Kelurahan Tumumpa Dua Kecamatan Tuminting
Kota Manado Provinsi Sulawesi Utara. AKULTURASI: Jurnal Ilmiah Agrobisnis
Perikanan, 5(9).
Nelwan, A. F. P., Sudirman, N. M., & Yunus, M. A. (2015). Fishing productivity of pelagic
fishes in the waters of Sinjai Regency on East-West monsoon transition. Journal of
Fisheries Science, 17(1), 1826.
Noviyanti, R. (2017). Pengembangan Kapasitas Nelayan Menuju Perikanan Tangkap
Berkelanjutan. Optimalisasi Peran Sains & Teknologi Untuk Mewujudkan Smart City,
68
Dewi Febriani Hamjan
117.
Pi, P. S., Boesono, H., & Wijayanto, D. (2013). Analisis kelayakan usaha aspek finansial
penangkapan mini purse seine dengan ukuran jaring yang berbeda Di PPI Ujungbatu
Kabupaten Jepara. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and
Technology, 2(2), 124133.
Shabrina, N. N., & Hamdani, H. (2017). Penentuan Daerah Penangkapan Ikan Tongkol
Berdasarkan Pendekatan Distribusi Suhu Permukaan Laut dan Hasil Tangkapan Ikan di
Perairan Utara Indramayu Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan, 8(1).
Sinaga, G. V., Rosyid, A., & Wibowo, B. A. (2013). Optimalisasi tingkat pemanfaatan fasilitas
dasar dan fungsional di pelabuhan perikanan samudera Nizam Zachman Jakarta dalam
menunjang kegiatan penangkapan ikan. Journal of Fisheries Resources Utilization
Management and Technology, 2(1), 4355.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License