69
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
PENENTUAN FAKTOR KEAMANAN LERENG SIMPANG PASIR DI
KECAMATAN PALARAN DENGAN METODE LIMIT EQUILIBRIUM
Zaenul Yufita, ⁠Revia Oktaviani, ⁠Harjuni Hasan, ⁠Tommy Trides, Agus winarno
Universitas Mulawarman, Indonesia
Email: zaenulyufita@gmail.com, revia.oktaviani@gmail.com
Abstrak
Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam pekerjaan yang
berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah, batuan dan bahan galian, karena menyangkut
persoalan keselamatan manusia (pekerja), keamanan peralatan serta kelancaran produksi. Tujuan penelitian
yang dilakukan ini adalah ntuk mengetahui nilai kekuatan batuan lereng. Untuk mengetahui nilai faktor
keamanan lereng. Metode yang digunakan dalam analisis kestabilan lereng adalah metode kesetimbangan
batas (limit equilibrium). Analisis kestabilan lereng yang didasarkan pada konsep analisis kesetimbangan
batas, yaitu dengan menghitung kesetimbangan statik dan mengabaikan adanya tegangan-regangan pada
lereng. Dari Hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk sifat fisik batuan didapatkan nilai bobot isi asli rata-
rata yaitu 1.67 gr/cc. Untuk pengujian sifat mekanik didapatkan nilai kekuatan batuan yaitu 3.778 MPa. Nilai
GSI yang diperoleh yaitu 63. Untuk Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown didapatkan nilai mb yaitu 4.534, nilai
s yaitu 0.016, dan nilai a yaitu 0.5. Analisis Faktor keamanan lereng dilakukan pada 3 section yaitu A-A’, B-
B’ dan C-C, untuk nilai FK statis berturut-turut yaitu 5.218, 4.3 dan 4.674. Nilai FK statis pada kondisi jenuh
berturut-turut yaitu 3.08, 1.858, dan 3.143. Untuk nilai FK dinamis beturut-turut yaitu 3.021, 2.185, dan2.677.
Nilai FK dinamis pada kondisi jenuh berturut-turut yaitu 0.97, 0.467, dan 0.96. Nilai faktor keamanan lereng
dinamis pada kondisi jenuh termasuk tidak aman. Sehingga diberikan rekomendasi geometri lereng yaitu
tinggi bemch 5 m, lebar berm 3 m dengan kemiringan 45°.
Kata kunci: Kestabilan lereng, faktor keamanan, kesetimbangan batas
Abstract
The stability of the slope is a very important factor in work related to the excavation and stockpiling of soil,
rocks and excavated materials, because it involves issues of human safety (workers), equipment security and
smooth production. The purpose of this research is to determine the strength value of slope rocks. To find out
the value of the slope safety factor. The method used in slope stability analysis is the limit equilibrium method.
Slope stability analysis is based on the concept of boundary equilibrium analysis, which is by calculating
static equilibrium and ignoring the presence of stresses on the slope. From the results of research that has
been done, for the physical properties of rocks, the average original content weight value is 1.67 gr / cc. For
testing mechanical properties, the strength value of rocks is 3,778 MPa. The GSI value obtained is 63. For
the Hoek-Brown Collapse Criterion, the mb value is 4.534, the s value is 0.016, and the a value is 0.5. Slope
safety factor analysis was carried out in 3 sections, namely A-A', B-B' and C-C, for static FK values of 5,218,
4.3 and 4,674 respectively. Static FK values at saturated conditions are 3.08, 1.858, and 3.143 respectively.
For dynamic FK values, they are 3,021, 2,185, and 2,677, respectively. Dynamic FK values under saturation
conditions are 0.97, 0.467, and 0.96 respectively. The value of dynamic slope safety factors under saturated
conditions is unsafe. So that the slope geometry recommendation is given, namely bemch height 5 m, berm
width 3 m with a slope of 45 °.
Keywords: Slope stability, safety factor, limit equilibrium
PENDAHULUAN
Menurut Nuryanto & Wulandari, (2017), Permukaan tanah yang tidak selalu membentuk bidang
datar atau mempunyai perbedaan elevasi antara tempat yang satu dengan yang lain sehingga membentuk
suatu lereng (slope). Perbedaan elevasi tersebut pada kondisi tertentu dapat menimbulkan kelongsoran
lereng sehingga dibutuhkan suatu analisis stabilitas lereng (Faisal et al., 2022).
Menurut Sundari & Krisnasiwi, (2022), Kemantapan (stabilitas) lereng merupakan suatu faktor
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 4, Number 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
70
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
yang sangat penting dalam pekerjaan yang berhubungan dengan penggalian dan penimbunan tanah,
batuan dan bahan galian, karena menyangkut persoalan keselamatan manusia (pekerja), keamanan
peralatan serta kelancaran produksi. Keadaan ini berhubungan dengan terdapat dalam bermacam-
macam jenis pekerjaan, misalnya pada pembuatan jalan, bendungan, penggalian kanal, penggalian
untuk konstruksi, penambangan dan lain-lain. Stabilitas lereng merupakan metode yang digunakan
untuk mendapatkan nilai faktor aman dari bidang longsor yang potensial dari lereng (Irawan et al., 2023;
Rajagukguk et al., 2014). Lereng dikatakan stabil apabila gaya yang menahan lebih besar dari pada gaya
yang menggerakan.
Lereng yang ada pada Jalan Mahkota II di Simpang Pasir umumnya tinggi, curam dan juga berada
dipinggir jalan. Lereng tersebut belum diketahui secara pasti kestabilan dan faktor keamananya. Oleh
karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi lereng apakah stabil atau tidak nya lereng
pada daerah tersebut, sehingga dapat memberi data yang informatif kepada warga sekitar mengenai
dampak dari longsoran akibat lereng tersebut.
Menurut Arif, (2016), Analisis kestabilan lereng akan dilakukan dengan metode kesetimbangan
batas (limit equilibrium) karena metode kesetimbangan batas merupakan metode yang popular dan
relatif sederhana untuk digunakan dalam menganalisis kestabilan lereng. Analisis kestabilan lereng
didasarkan pada konsep analisis kesetimbangan batas, yaitu dengan menghitung kesetimbangan statik
dan mengabaikan adanya tegangan-regangan pada lereng (Pangemanan et al., 2014). Pada metode ini,
Faktor kemanan lereng dihitung menggunakan kesetimbangan gaya, kesetimbangan momen, atau kedua
kondisi kesetimbangan tersebut. Tujuan penelitian yang dilakukan ini adalah ntuk mengetahui nilai
kekuatan batuan lereng. Untuk mengetahui nilai faktor keamanan lereng.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Jalan Mahkota II, Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda,
Provinsi Kalimantan Timur. Dalam penelitian ini akan dibagi beberapa tahapan yaitu pertama tahap
persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap pengolahan data (Nugroho, 2020).
Tahap pertama yaitu tahap persiapan. Pada tahap persiapan hal-hal yang akan dilakukan antara
lain studi literatur, pengamatan lapangan, dan persiapan peralatan uji dilaboratorium.
Tahap kedua adalah tahap pengumpulan data dilakukan pengambilan data berupa data primer
dan data sekunder (Ida, 2018). Data Primer merupakan data yang dibutuhkan diambil secara langsung
di lapangan, adapun data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan data kekar, Metode pengukuran yang dilakukan yaitu metode pengukuran dengan
kompas geologi langsung di lapangan pada garis pengukuran/sanline (metode scanline).
b. Pengambilan data lereng
c. Pengambilan sampel batuan untuk uji Laboratorium, Pengambilan sampel (conto) batuan dilakukan
di beberapa titik pada lereng. Sampel bantuan yang diambil berupa bongkahan (boulder) yang akan
digunakan untuk pengujian sifat fisik dan sifat mekanik
d. Preparasi sampel batuan, sampel yang digunakan berjumlah 15 dengan standar uji ISRM
(International Society Rock Mechanics) untuk pengujian sifat fisik dan International Society For
Rock Mechanics (ISRM, 1981) untuk pengujian sifat mekanik.
e. Pengujian sifat fisik dan sifat mekanik batuan.
Tahap ketiga yaitu tahap pengolahan data. Data yang diolah merupakan data dari tahap kedua
yang akan dilakukan perhitungan faktor keamanan. Data yang akan diolah yaitu data sifat fisik dan sifat
mekanik batuan, data Geological Strength Index, dan data Generalized Hoek-Brown.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada suatu lereng yang berlokasi di pinggir jalan Mahkota II, Simpang
Pasir. Pada penelitian dilapangan dilakukan beberapa tahapan yaitu, tahap pengamatan lereng,
pengukuran bidang lemah pada lereng, dan pengambilan sampel batuan pada lereng yang dimana
dibutuhkan untuk pengujian Sifat Fisik dan Sifat Mekanik di laboratorium. Pengamatan pada lokasi
dengan menggunakan GPS untuk mendapatkan letak lokasi yaitu pada koordinat E 0516832 dan N
9939822. Pengamatan dilakukan pada sisi bagian depan lereng. Dengan kompas geologi dan total
station diperoleh kemiringan lereng yaitu 71° dan tinggi lereng 26m.
71
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Pengamatan dan pencatatan terhadap orientasi diskontinuitas dilakukan dengan cara sistematis
dengan menggunakan metode scanline. Data yang diukur adalah arah kemenerusan kekar (strike),
kemiringan (dip).
Lereng penelitian merupakan lereng alami. Material lereng penelitian adalah Batupasir
(Sandstone) yang berwarna kuning keabu-abuan. Adapun vegetasi diatas lereng tersebut yaitu
rerumputan dan pepohonan yang tidak begitu banyak. Tidak ada terjadinya aktifitas apapun di atas
lereng. Analisis lereng dilakukan untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar yang berlalu-
larang disekitaran lereng penelitian.
Strike/Dip Kekar Berdasarkan Metode Scanline
Scanline merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengobservasi dan mengukur
rekahan pada bidang permukaan. Metode scanline adalah sebuah garis pada permukaan batuan yang
digunakan untuk mengukur semua rekahan yang berpotongan dengan garis tersebut. Dengan
menggunakan metode pengukuran ini didapatkan strike dan dip lereng, Strike dan dip scanline, jarak
kekar, Strike dan dip kekar, panjang dan bukaan kekar. Pada pengukuran metode scanline ini didapatkan
strike/dip lereng N 213/ 71, strike/dip scanline N 295 / 2 dan panjang scanline 23.5 m dengan 19
data kekar.
Gambar 1 Hasil Pengukuran Kekar
Pengukuran azimuth kekar pada penelitian ini digunakan dengan menggunakan metode scanline,
hasil yang didapatkan yaitu jarak kekar, Strike dan dip kekar, panjang dan bukaan kekar. Banyaknya
data kekar yang didapat yaitu 19 data dengan isian kekar pada lereng rata-rata berupa oksida besi dengan
kondisi sedikit lapuk dan lapuk sedang, lebar isian kekar <5mm, serta panjang rata-rata kekar 1,12 m.
Sifat Fisik Batuan
Pengujian sifat fisik dilakukan guna mengetahui beberapa parameter yaitu bobot isi asli (natural
density), bobot isi kering (dry density), bobot isi jenuh (saturated density), berat jenis semu (apparent
specific gravity), berat jenis sejati (true specific gravity), kadar air asli (natural water content), kadar
air jenuh (absorpsion), derajat kejenuhan (degree of saturation), porositas (n) dan void ratio (e). untuk
mengetahui parameter tersebut digunakan perhitungan hasil pengujian sampel berupa nilai berat natural
(Wn), berat kering (Wo), berat jenuh (Ww), serta berat jenuh tergantung didalam air (Ws). Berikut
adalah hasil pengujian sifat fisik:
Strike (N...°) Dip (°)
Separati
on (mm)
Roughness Infilling weathering
1 3,40 250 50 1,12 0,20 5 halus soft <5 mm sedikit lapuk kering
2 3,82 245 37 1,12 1,50 7 sedikit kasar soft <5 mm sedikit lapuk kering
3
3,94 275 45 1,12 0,60 7 kasar
keras <5 mm
lapuk sedang kering
4 4,62 255 45 1,12 0,60 6 sedikit kasar soft <5 mm sedikit lapuk kering
5 4.7 165
35
1,12
4.26 5
halus
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
6 5,25 230
38
1,12
0,30 8
kasar
keras <5 mm
sedikit lapuk kering
7 6,68 250
55
1,12
0,10 9
sedikit kasar
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
8 7,10 210
52
1,12
0,15 6
sedikit kasar
soft <5 mm
lapuk sedang kering
9
7,50
50
41
1,12
0,40 6
kasar
keras <5 mm
lapuk sedang kering
10
8,02
200
40
1,12
0,10 5
halus
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
11
8,40
270
40
1,12
0,30 5
sedikit kasar
soft <5 mm
lapuk sedang kering
12
11,44
330
50
1,12
1,80 7
halus
soft <5 mm
lapuk sedang kering
13
11,60
100
40
1,12
3,80 8
sedikit kasar
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
14
13,75
350
35
1,12
0,20 7
sedikit kasar
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
15
13,80
150
40
1,12
0,30 11
kasar
keras <5 mm
lapuk sedang kering
16
17,40
80
31
1,12
5,50 10
kasar
keras <5 mm
lapuk sedang kering
17
23
200
9
1,12
1,50 9
kasar
keras <5 mm
sedikit lapuk kering
18
23,10
195
90
1,12
0,50 8
sedikit kasar
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
19
23,50
190
5
1,12
0,50 9
sedikit kasar
soft <5 mm
sedikit lapuk kering
Kondisi Bidang Diskontinu
Kondisi
Air
Tanah
No.
Jarak
Dari
Titik
Awal
(m)
Orientasi Bidang Diskontinu
Spasi
Bidang
Diskontinu
(m)
72
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Tabel 1 Hasil Pengujian Sifat Fisik
Sifat Fisik Batuan
Kode Sampel
Satuan
PL1
PL2
PL3
PL4
PL5
Natural Density
1,64
1,59
1,58
1,95
1,59
gr/cc
Dry density
1,58
1,43
1,45
1,92
1,43
gr/cc
Saturated Density
1,78
1,71
1,65
2,02
1,73
gr/cc
Apparent Specifid Gravity
1,97
1,99
1,81
2,14
2,03
-
True Specific Gravity
1,97
1,99
1,81
2,14
2,03
-
Natural Water Content
3,29
11,13
8,53
1,66
11,33
%
Saturated Water Content
12,27
19,50
13,61
5,26
21,18
%
Saturation
26,19
57,03
63,11
31,73
53,39
%
Porositas
19,42
27,93
19,77
10,01
29,98
%
Void Ratio
24,15
38,76
24,65
11,21
42,91
-
Dari hasil uji sifat fisik yang dilakukan pada sampel batuan yang diambil dari lereng tersebut
didapatkan nilai rata-rata bobot isi asli dengan nilai 1,67 gr/cc, bobot isi kering dengan nilai 1,58 gr/cc
dan bobot isi jenuh dengan nilai 1,78 gr/cc. selanjutnya nilai tersebut dapat digunakan untuk mencari
faktor keamanan lereng.
Sifat Mekanik Batuan
Pengujian sifat mekanik batuan yang digunakan adalah pengujian kuat tekan uniaksial
(unconfined compressive strength test) (Dinoy et al., 2020). Pengujian ini dilakukan pada 5 sampel
bongkah yang masing-masing bongkah terdapat 3 sampel, sehingga jumlah sampel untuk pengujian ini
yaitu 15 sampel. Berikut adalah hasil rata-rata pengujian kuat tekan uniaksial yang dilakukan:
Tabel 2 Hasil uji kuat tekan uniaksial
Sampel
Nilai UCS
Rata-Rata UCS
(MPa)
(Mpa)
PL1a
4,13
4,13
PL1b
4,13
PL1c
4,13
PL2a
1,57
1,64
PL2b
1,97
PL2c
1,38
PL3a
4,13
4,33
PL3b
4,92
PL3c
3,94
PL4a
7,28
7,15
PL4b
6,89
PL4c
7,28
PL5a
2,17
1,64
73
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Sampel
Nilai UCS
Rata-Rata UCS
(MPa)
(Mpa)
PL5b
1,18
PL5c
1,57
Rata-Rata
3,778
Dari uji kuat tekan uniaksial tersebut didapatkan nilai rata-rata UCS yaitu 3,778 Mpa dan
dikonfersi menjadi 3778 KN/
. Berdasarkan Perkiraan UCS di Lapangan dengan nilai kuat tekan yang
dihasilkan masuk termasuk kategori sangat rapuh (very weak).
Geological Strength Index (GSI)
Geological Strength Index (GSI) dikemukakan oleh (Hoek et al., 2002). Metode ini menekankan
kepada pengamatan secara geologi untuk karakteristik massa batuan, gambaran material, struktur yang
berkembang, sejarah geologi Sophian & Muslim, (2018), dan pengembangan spesifik untuk estimasi
material properti dari batuan. berikut adalah data data yang diperoleh dari Analisis klasifikasi massa
batuan menggunakan metode Geological Strength Index (GSI):
Gambar 2 Penilaian Geological Strength Index
Peringkat Struktur (Structure Rating, SR)
Secara kuantitatif peringkat struktur diperoleh dari besaran volumetric block terhitung, pada
batuan terkekarkan kuat dan acak (NAINGGOLAN et al., 2020). Parameter pembobotan yang
74
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
digunakan yaitu jumlah kekar, panjang scanline (m), volumetric block (kubik). Jumlah kekar yang
terdapat pada scanline yaitu 19 kekar dengan panjang scanline 23.5, berikut adalah perhitungan nilai
volumetric block :




  kubik
Dari hasil perhitungan volumetric block tersebut dapat di plot pada grafik GSI dan dihasilkan
nilai peringkat struktur yaitu 89, dapat dilihat pada Gambar 2.
Peringkat Kondisi Permukaan (Surface Condition Rating, SCR)
Nilai peringkat kondisi permukaan (SCR) didapatkan berdasarkan pembobotan massa batuan dari
3 parameter, yaitu tingkat kekasaran (roughness, Rr), tingkat pelapukan (weathering, Rw), dan material
pengisi (infilling, Rf). Berikut adalah nilai hasil pembobotan peringkat kondisi permukaan (SCR):
a. Tingkat kekerasan (roughness, Rr),
Tabel 3 Hasil Pembobotan Tingkat Kekerasan (Rr)
Scanline
Jumlah
kekar
Keterangan
Jumlah
Nilai
Rata-rata
( Rr)
Lereng
19
Halus
4
1
3
Kasar
6
5
Sedikit kasar
9
3
Dari hasil pembobotan tingkat kekasaran (Rr) diperoleh nilai rata-rata Rr yaitu 3,
sehingga tingkat kekasaran yang diperoleh termasuk dalam kategori sedikit kasar, dapat
dilihat pada Gambar 2.
b. Tingkat Pelapukan (weathering, Rw)
Tabel 4 Hasil Pembobotan Tingkat Pelapukan (Rw)
Scanline
Jumlah kekar
Keterangan
Jumlah
Nilai
Rata-rata
( Rw)
Lereng
19
Lapuk sedang
7
3
3
Sedikit lapuk
12
5
Dari hasil pembobotan tingkat pelapukan (Rw) diperoleh nilai rata-rata Rw yaitu 3, sehingga
tingkat pelapukan yang diperoleh termasuk dalam kategori sedikit lapuk, dapat dilihat pada Gambar
2.
c. Material Pengisi (infilling, Rf)
Tabel 5 Hasil Pembobotan Material Pengisi (Rf)
Scanline
Jumlah kekar
Keterangan
Jumlah
Nilai
Rata-rata
( Rw)
Lereng
19
Soft < 5mm
13
2
2
Hard < 5mm
6
2
Dari hasil pembobotan material pengisi (Rf) diperoleh nilai Rata-Rata Rf yaitu 2 dengan
keterangan Soft < 5 mm dan Hard <5mm.
75
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
d. Nilai Geological Strength Index (GSI)
Berdasarkan hasil pembobotan yang dilakukan didapatkan nilai peringkat struktur = 89, dan
peringkat kondisi permukaan dengan nilai Rr = 3, nilai Rw = 3, dan nilai Rf = 2, sehingga didapatkan
nilai Geological Strength Index (GSI) yaitu 64, dapat dilihat pada Tabel GSI dalam Gambar 2.
Kriteria Keruntuhan Hoek-Brown
Metode Generalized Hoek Brown diciptakan untuk mengestimasi nilai kekuatan batuan
menggunakan klasifikasi GSI yang ada dan langsung bisa diterapkan menggunakan kriteria Hoek
Brown yang ada. Nilai-nilai parameter lain yang dibutuhkan seperti mb, s, dan a akan secara otomatis
diasumsikan menggunakan korelasi empiris antara GSI dan Hoek Brown. dimana mb, s, dan a
adalah konstanta material massa batuan. berikut adalah perhitungan nilai mb, s, dan a berdasarkan
korelasi antara GSI dan Hoek-Brown :
mb =
󰇛


󰇜
= 󰇛


󰇜
= 5.086
s = 󰇛


󰇜
= 󰇛


󰇜
= 0.0164
a =
󰇛



󰇜
=
󰇛



󰇜
= 0.5022
Untuk Analisa suatu lereng dengan menggunakan metode Hoek-Brown digunakan nilai
.
Dimana nilai
didapat dari pengujian triaksial pada sampel batuan. dikarenakan tidak dilakukan
pengujian triaksial maka nilai
didapat dari Tabel Nilai Konstanta Batuan Utuh (Marinos & Hoek,
2000). maka didapatkan nilai
pada batupasir yaitu 17.
Pada Analisa dengan metode Hoek-Brown nilai D (disturbance factor) adalah faktor yang
bergantung pada derajat gangguan yang dialami massa batuan terkena kerusakan akibat ledakan dan
relaksasi tegangan. Nilai D bervariasi dari 0 untuk massa batuan in situ yang tidak terganggu hingga
1 untuk massa batuan yang sangat terganggu. Maka didapatkan nilai D pada analisis lereng yaitu 0,
Nilai D didapatkan berdasarkan Tabel Pedoman Estimasi Faktor Ketergangguan (D) (Hoek &
Brown, 2019).
Faktor Keamanan dengan Metode Limit Equilibrium
Penentuan faktor keamanan lereng dengan metode kesetimbangan batas (limit equilibrium).
Adapun parameter yang digunakan yaitu bobot sisi asli, nilai UCS, nilai GSI, nilai-nilai pada metode
Hoek-Brown serta ditambahkan nilai peak ground acceleration lokasi penelitian. Parameter-parameter
tersebut dapat dilihat pada Lampiran E. Berikut adalah gambaran situasi lereng penelitian dan topografi
lereng penelitian yang telah diberi section:
76
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Gambar 3. Situasi Lereng Penelitian
Gambar 4 Topografi Lereng Penelitian
Dari hasil Analisa dengan metode limit equilibrium dengan menggunakan metode Bishop
sehingga didaptkan nilai faktor keamanan lereng. Faktor keamanan yang didapat yaitu faktor keamanan
statis dan faktor keamanan dinamis (Khodijah et al., 2022). Berikut adalah hasil perhitungan Faktor
Keamanan lereng menggunakan metode kesetimbangan batas (limit equilibrium):
Skala 1:100
77
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Tabel 7 Faktor Kemanan
Area
Design
Status
FK Statis
Probability
of failure (%)
Status
FK
Dinamis
Probability
of failure (%)
Line A-A' Overall Slope
5,22
0,00%
Stabil
3,02
0,00%
Stabil
Line B-B’ Overall Slope
4,30
0,00%
Stabil
2,18
0,00%
Stabil
Line C-C’ Overall Slope
4,67
0,00%
Stabil
2,68
0,00%
Stabil
Berikut merupakan geometri rekomendasi analisis aktual section A-A’, Section B-B’ dan Section
C-C’:
Gambar 5 Aktual dan Rekomendasi Section A-A’
Gambar 6 Aktual dan Rekomendasi Section B-B’
Aktual
Rekomendasi
78
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Gambar 7 Aktual dan Rekomendasi Line C-C’
Berdasarkan gambar aktual dan rekomendasi Section A-A’, Section B-B’ dan Section C-C’,
maka dibuat geometri rekomendasi agar lereng tetap stabil, geometri yang di rekomendasikan yaitu
tinggi bench 5 m, lebar berm 3 m dengan kemiringan 45.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang berupa pengolahan dan analisis data yang diperoleh dilapangan
dan dilakukan uji di laboratorium, dapat disimpulkan bahwa Kuat tekan pembentuk lereng sebesar 3,778
MPa. Berdasarkan analisis faktor keamanan lereng (kondisi aktual) menggunakan metode
kesetimbangan (limit equilibrium) diperoleh nilai faktor keamanan lereng yaitu Nilai FK statis dan
dinamis Section A-AOverall Slope yaitu 5,22 dan 3,02. Nilai FK statis dan dinamis Section B-B’
Overall Slope yaitu 4,30 dan 2,18. Nilai FK statis dan dinamis Section C-C’ Overall Slope yaitu 4,67
dan 2,68
BIBLIOGRAPHY
Arif, I. I. (2016). Geoteknik Tambang. Gramedia Pustaka Utama.
Dinoy, E., Tampaty, Y. G., Mabuat, I. S., Sutiray, J. A. D., & Cahyono, Y. D. G. (2020).
Analisis Rekahan Batuan Pada Uji Kuat Tekan Uniaksial. Jurnal Sumberdaya Bumi
Berkelanjutan (Semitan), 2(1), 411415.
Faisal, A., Oktaviani, R., Trides, T., Nugroho, W., & Devy, S. D. (2022). Analisis Kestabilan
Batuan Pada Rencana Pembangunan Terowongan Dengan Elemen Hingga Dan (Q
System) Di Kota Samarinda. Jurnal Sosial Dan Teknologi, 2(9), 739749.
Hoek, E., & Brown, E. T. (2019). The HoekBrown Failure Criterion And Gsi2018 Edition.
Journal Of Rock Mechanics And Geotechnical Engineering, 11(3), 445463.
Hoek, E., Carranza-Torres, C., & Corkum, B. (2002). Hoek-Brown Failure Criterion-2002
Edition. Proceedings Of Narms-Tac, 1(1), 267273.
Ida, R. (2018). Etnografi Virtual Sebagai Teknik Pengumpulan Data Dan Metode Penelitian.
The Journal Of Society And Media, 2(2), 130145.
Irawan, P. A., Franto, F., & Irvani, I. (2023). Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode
Kesetimbangan Batas Dan Probabilistik Di Tk 4488 Pt Timah Tbk. Jurnal Himasapta,
8(1), 3946.
Khodijah, S., Monica, U. S., Ersyari, J., Khoirullah, N., & Sophian, R. I. (2022). Analisis
Kestabilan Lereng Menggunakan Metode Kesetimbangan Batas Dalam Kondisi Statis
Dan Dinamis Pada Pit X, Tanjung Enim, Sumatra Selatan. Geoscience Journal, 6(4),
10301037.
Nainggolan, D. R., S Koesnaryo, S. K., & Dwinagara, B. (2020). Analisis Pengaruh Persistensi
Bidang Diskontinu Terhadap Kestabilan Lereng Batuan Terkekarkan Menggunakan
Metode Elemen Hingga. Jurnal Ilmiah Ppsdm Geominerba, 5(1), 4360.
Aktual
Rekomendasi
79
Zaenul Yufita, Revia Oktaviani, Harjuni Hasan, Tommy Trides, Agus winarno
Nugroho, Y. C. (2020). Penentuan Faktor Keamanan Stabilitas Lereng Dengan Memodelkan
Lereng Di Laboraturium (Studi Kasus Ruas Jalan Loji). Jurnal Student Teknik Sipil, 2(1),
8791.
Nuryanto, N., & Wulandari, S. (2017). Analisis Stabilitas Lereng Dengan Metode
Kesetimbangan Batas (Limit Equilibrium) Dan Elemen Hingga (Finite Element). Jurnal
Ilmiah Desain & Konstruksi, 16(1).
Pangemanan, V. G. M., Turangan, A. E., & Sompie, O. B. A. (2014). Analisis Kestabilan
Lereng Dengan Metode Fellenius (Studi Kasus: Kawasan Citraland). Jurnal Sipil Statik,
2(1).
Rajagukguk, O. C. P., Turangan, A. E., & Monintja, S. (2014). Analisis Kestabilan Lereng
Dengan Metode Bishop (Studi Kasus: Kawasan Citraland Sta. 1000m). Jurnal Sipil
Statik, 2(3).
Sophian, R. I., & Muslim, D. (2018). Pengaruh Geological Strength Index (Gsi) Terhadap Nilai
Faktor Keamanan Melalui Simulasi Kestabilan Lereng Tambang, Kecamatan Batu
Kajang, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Geoscience Journal, 2(6), 487497.
Sundari, W., & Krisnasiwi, I. F. (2022). Analisis Kestabilan Lereng Menggunakan Metode
Irisan Di Desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang. Jurnal
Teknologi, 16(2), 1014.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License