How to cite:
Abdi, Gunawan. (2021). Strategi Supervisi Akademik Pengawas Sekolah dalam Meningkatkan Kemampuan
Pedagogik Guru di SMP Negeri 2 Murung Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya. Jurnal Sosial dan Teknologi,
1(6): 443-450
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 6, June 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
STRATEGI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PEDAGODIK GURU DI SMPN 2 MURUNG
KABUPATEN MURUNG RAYA
Gunawan Abdi
IAIN Palangka Raya
Gunawantampan24@gmail.com
Diterima:
16 Mei 2021
Direvisi:
22 Mei 2021
Disetujui:
14 Juni 2021
Abstrak
Pengawas sekolah sebagai salah satu pengembang pendidikan
bertanggungjawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan
pengajaran di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan
pelaksanaan dan strategi supervisi akademik pengawas sekolah dalam
meningkatkan kemampuan pedagogik guru di SMPN 2 Murung, metode
penelitian ini kualitatif deskriptif, yaitu penelitian yang mengumpulkan
informasi mengenai subjek penelitian yang didapatkan peneliti melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan
bahwa strategi supervisi akademik pengawas sekolah adalah melalui
rancangan pembinaan, memberikan rasa aman dan nyaman kepada guru
binaan, pembinaan guru mandiri, menguatkan karakter guru, membuat
grup media sosial, menyediakan tempat dan waktu di luar sekolah.
Dengan langkah-langkah ini pengawas lebih bisa maksimal dalam
melakukan supervisi kepada guru binaan.
Kata kunci: Supervisi akademik; Pengawas sekolah; Pedagogik
Abstract
School superintendent as one of the education developers is responsible
for the smooth implementation of education and teaching in schools.
The purpose of this study is to describe the implementation and strategy
of academic supervision of school supervisors in improving the
pedagogical abilities of teachers at SMPN 2 Murung, this research
method is descriptive qualitative, which is research that collects
information about research subjects obtained by researchers through
observation, interviews and documentation. The results of this study
stated that the academic supervision strategy of school supervisors is
through the design of coaching, providing a sense of security and
comfort to the target teachers, coaching independent teachers,
strengthening the character of teachers, creating social media groups,
providing places and times outside the school. With these steps,
supervisors can be maximized in supervising the target teachers.
Keywords: Academic supervision; School superintendent; Pedagogic
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Gunawan Abdi 444
PENDAHULUAN
Pengawas sekolah sebagai salah satu pengembang pendidikan bertanggungjawab
terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah (Tabaheriyanto et
al., 2014). Sebagai pengembang peningkatan kualitas pendidikan dan pengajaran di
sekolah tidaklah mudah sebagaimana diamanahkan PERMENDIKNAS No. 12 tahun
2007 tentang standar pengawas sekolah maka pengawas berkewajiban melaksanakan
kepengawasan sesuai dengan peraturan-peraturan tersebut (Masliah, 2019), khususnya
layanan supervisi sebagai salah satu kompetensinya (Ramadhan, 2017), dalam rangka
mengembangkan kerjasama antar personal agar secara serempak seluruhnya bergerak ke
arah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-masing secara
efisien dan efektif (Bowo, 2020).
Pengawas sekolah perlu memiliki sifat kepemimpinan atau kecakapan memandu
agar sekolah binaan yang dipandu dapat berjalan dengan lancar (Piaw et al., 2014).
Kelancaran jalannya pendidikan itu dapat dicapai dengan baik berkat adanya
kegembiraan bekerja dalam kehidupan sebuah sekolah (Perdana, 2018). Pengawas
sekolah harus memiliki kesanggupan (Rahmayanti, 2017) atau kecakapan selaku
pengembang atau pemandu pendidikan dalam mewujudkan pemberdayagunaan setiap
personel secara tepat (Perdana, 2018) dan dapat melaksanakan tugasnya secara maksimal
untuk memperoleh hasil dan pencapaian tujuan dalam sekolah tersebut (Widyastuti et al.,
2020). Sebagai pengembang pendidikan pengawas sekolah mempunyai peranan yang
besar dalam meningkatkan mutu pendidikan sekolah (Rahmah, 2018).
Diharapkan dengan bantuan supervisi pengawas, hasil dari pelaksanaan proses
pembelajaran akan lebih baik dan bermutu (Masliah, 2019). Mengenai hubungan antara
supervisi pengawas dengan guru seperti tersebut dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional Nomor 20/2003, Pasal 30, mengatakan hubungan antara peran
supervisi pengawas adalah dalam upaya mencetak kualitas output yang lebih baik
(Pangihutan, 2014).
Dalam proses pendidikan, pengawasan atau supervisi merupakan bagian tidak
terpisahkan dalam upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Stakeholder 3
memberikan pengawasan dan pelayanan pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik
secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas proses dan
hasil.
Untuk melihat, menilai dan membina agar guru melaksanakan tugas dan fungsinya
dengan maksimal, maka perlu dilaksanakannya pengawasan pendidikan yang efektif
(Suryani, 2015). Ruang lingkup pengawasan pendidikan meliputi kegiatan yang bertujuan
untuk mengidentifikasi, memantau, menilai dan melakukan diagnosa terhadap apa yang
terjadi dalam proses pendidikan mulai dari lingkup sekolah (mikro) sampai lingkup
nasional (makro) (Ilmi, 2020).
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran
(Luck et al., 2012). Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan
menilai semangat kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu
guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya (Rohmadini, 2019). Meskipun
demikian, supervisi akademik tidak bisa terlepas dari penilaian unjuk kerja guru dalam
mengelola pembelajaran (Handriadi, 2018).
Supervisi akademik yang baik adalah supervisi yang mampu berfungsi untuk
mencapai multitujuan (Bunyamin et al., 2020). Tidak ada keberhasilan bagi supervisi
akademik jika hanya memperhatikan tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan
Vol. 1, No. 6, pp. 443-450, June 2021
445 http://sostech.greenvest.co.id
yang lain. Apabila tujuan-tujuan tersebut sudah diaplikasikan dengan baik tentunya
supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya
nanti perubahan guru ke arah yang berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar murid
yang lebih baik. Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber informasi bagi
pengembangan profesionalisme guru, oleh karena itu, waktu yang dibutuhkan tentu tidak
bisa cepat karena ketiga tujuan tersebut.
Guru memiliki peran yang sangat strategis, sebab keberadaannya sangat berkaitan
dengan keberhasilan dan kualitas pendidikan. Guru merupakan pribadi yang harus
mampu menerjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum,
kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut kepada peserta didik melalui proses
pembelajaran di ruang kelas. Guru tidak membuat atau menyusun kurikulum, tapi ia
menggunakan kurikulum, menjabarkannya serta melaksanakannya melalui suatu proses
pembelajaran bagi peserta didik. Kurikulum ditujukan bagi peserta didik melalui guru
yang secara nyata memberi pengaruh kepada peserta didik pada saat terjadinya proses
pembelajaran. Bahkan guru merupakan perwujudan nyata kurikulum di dalam kelas bagi
peserta didik. Mutu sekolah meningkat ketika guru memiliki keterampilan akademik yang
tinggi, memiliki beberapa tahun pengalaman mengajar, sesuai bidangnya sebagaimana
mereka dilatih dan terlibat dalam program induksi yang bermutu tinggi serta
pengembangan profesional.
SMPN 2 Murung dalam beberapa tahun belakangan ini mendapatkan tugas sebagai
salah satu sekolah SPMI atau Sistem Penjaminan Mutu Internal. SPMI berjalan didalam
satuan pendidikan dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan yang
mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan memanfaatkan berbagai
sumberdaya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP). SPMI melibatkan
semua warga sekolah, guru, TU, komite sekolah stakeholder sekolah yang lain. Guru di
SMP 2 Murung dalam hal mengikuti kegiatan ini mendapatkan kemajuan dalam
kemampuan pedagogik yang mana selain program sekolah SPMI ada faktor lain yang
tidak kalah dominan dalam pencapaian ini. Penulis menilai ada peran besar dari pengawas
sekolah dalam meningkatkan kemampuan pedagogik guru di SMPN 2 Murung, karena
selain pemateri pada kegiatan SPMI, pengawas sekolah juga memberikan supervisi
akademik pada sekolah binaan, dari hasil pencapaian guru-guru tersebut jelas bahwa
pengawas mempunyai strategi akademik dalam meningkatkan kemampuan guru-guru
dalam pengembangan pedagogik dan penulis tertarik untuk meneliti bagaimana cara
supervisi akademik pengawas sekolah sehingga ada peningkatan di bidang pedagogik.
Kata strategi dalam kamus bahasa Inggris dan bahasa Indonesia berarti rencana,
siasat, ilmu siasat dan sebagainya. Strategi berkaitan erat dengan bagaimana melakukan
sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Pengembangan strategi bermula dari kondisi
yang ada pada saat ini dan kondisi masa depan yang dituju, kemudian di formulasikan
skenario. Skenario tersebut dirumuskan dalam bentuk tertulis dan verbal. Yang dikenal
dengan istilah visi, yang merupakan gambaran atau mimpi yang rasional dan logis tentang
masa depan yang ingin diwujudkan
Supervisi akademik merupakan suatu bentuk pengawasan profesional dalam bidang
akademis yang dijalankan berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan tentang bidang kerjanya,
yang memahami tentang pembelajaran lebih mendalam dari sekedar pengawas biasa.
Kegiatan supervisi akademik merupakan suatu bentuk layanan profesional yang
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Gunawan Abdi 446
dikembangkan untuk meningkatkan profesional komponen sekolah, khususnya guru
dalam menjalankan tugas utamanya, yaitu sebagai pendidik dan pengajar yang merupakan
ujung tombak dalam menjalankan roda pendidikan. Implikasi logis dari dilakukannya
supervisi akademis yakni diharapkan guru mampu membentuk sikap profesionalitas guru
sendiri dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga tercipta pembinaan proses
pembelajaran yang efektif serta mampu meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran.
Secara implisit konstribusi supervisi sangat diperlukan dalam rangka mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendeskripsikan
permasalahan dan fokus penelitian. Data yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis atau
lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian kualitatif
metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan dan pemanfaatan
dokumen. Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian yang memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejenis mungkin tanpa ada perlakuan terhadap
objek yang di teliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian baik melalui pengamatan, wawancara dan observasi,
strategi yang dilakukan pengawas sekolah dalam meningkatkan kemampuan pedagogik
guru di SMPN 2 Murung. Hal tersebut sebagaimana dikemukan oleh RK, S.Pd, MM
selaku pengawas pendidikan yang mencakup beberapa sekolah diantaranya SMPN 2
Murung, Puruk Cahu.
Menurut RK secara garis besar, ruang lingkup tugas pengawasan/supervisi terbagi
menjadi tiga yaitu supervisi manajerial, supervisi akademik dan supervisi klinis. Adapun
yang menjadi fokus bahasan dalam kajian ini adalah supervisi pengajaran sebagai bagian
dari supervisi akademik. Ada dua hal yang menjadi dasar pertimbangan, yakni tujuan
supervisi akademik untuk memperbaiki kondisi-kondisi yang memungkinkan terciptanya
situasi pembelajaran yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan, bidang
akademik merupakan inti dari pendidikan yang berkaitan langsung dengan usaha
pencapaian sejumlah kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.
Dari keterangan RK ini dapat disimpulkan tugas pengawas tidak hnaya pendidikan
dari sisi akademiknya saja, juga tentang manajerial dan fokusnya pada supervisi klinis
dan tugas pengawas mempunyai tugas memperbaiki kondisi-kondisi dalam tujuan
memerbaiki kualitas pendidikan.
Indikasi ketercapaiannya terlihat dari keterampilan guru dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran Menurut RK, berupa kemampuan merencanakan program
pembelajaran. kemampuan melaksanakan dan memimpin proses pembelajaran,
kemampuan menilai kemajuan proses pembelajaran, kemampuan menafsir dan
memanfaatkan hasil penilaian kemajuan pembelajaran dan informasi lainnya bagi
penyempurnaan dan pelaksanaan proses pembelajaran.
RK mengatakan ada kemirisan yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa masih
banyak pengawas sekolah yang belum menguasai keenam kompetensi tersebut dengan
baik. Beliau merujuk pada beberapa survei yang dilakukan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan pada tahun 2008 terhadap para pengawas di suatu kabupaten menunjukkan
bahwa masih banyak pengawas yang lemah dalam kompetensi supervisi akademik,
Vol. 1, No. 6, pp. 443-450, June 2021
447 http://sostech.greenvest.co.id
evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan. Dari penjelasan RK dapat dipahami
banyak pengawas sekolah tidak menguasai kompetensi dasar tugas pengawas sekolah
menilik hasil survei tahun 2008.
Apakah lemahnya kompetensi pengawas dikarenakan usaha yang kurang dari
pengawas atau ada faktor lain, yang menghambat dalam meningkatkan profesionalisme
dan kinerja, ambil contoh di Murung Raya ini.
RK juga menambahkan lemahnya kompetensi para pengawas serta sekolah binaan
yang sulit akses seperti di Murung Raya berdampak pada pelaksanaan tugas pengawasan,
termasuk pembinaan guru, kepala sekolah dan stakeholder lain. Padahal, pembinaan guru
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap usaha peningkatan mutu
pembelajaran. Melalui pembinaan, pengawas sekaligus dapat memberikan inspirasi dan
dorongan kepada guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya untuk terus
mengembangkan profesionalisme dan meningkatkan kinerja.
Dari pernyataan RK dapat disimpulkan bahwa tugas kepengawasan menjadi lebih
berat, dikarenakan kulaitas pengawas yang standar ditambah faktor lain, seperti lokasi
sekolah dan dukungan warga sekolah.
Selama menjadi pengawas di SMPN 2 Murung ini RK sudah menggali apa yang
menjadi kelemahan guru-guru, oleh sebab itu RK memetakan keadaan guru-guru menjadi
beberapa bagian, yaitu guru dengan kemampuan bagus, guru dengan kemampuan sedang
dan guru dengan kemampuan rendah.
Dari keterangan RK dapat disimpulkan pengawas membagi jenis guru menjadi tiga
kelompok berdasarkan kemampuannya. RK mengatakan sebagai pengawas beliau hanya
memberikan pengarahan secara umum saja pada kasus pertama, pada kasus kedua RK
mengatakan pembinaan dilakukan secara rutin tetapi hanya di fokuskan pada pembinaan
yang dilakukan saat kunjungan kesekolah saja atau seandainya ada guru pada kasus kedua
ingin menginginkan supervisi klinis RK hanya memberikan pengarahan pada jam sekolah
saja. Pada kasus ketiga RK mengatakan perlu stategi khusus dan waktu khusus dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan kualitas guru tersebut.
Dari keterangan RK tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengawas hanya
memberikan pembinaan khusus pada satu kasus saja, sedangkan yang lain lebih diarahkan
pada pembinaan Menurut RK terjadi hampir di seluruh sekolah binaan beliau. Kasus pada
sekolah SMPN 2 Murung RK kemudian membagi tujuh indikator ini menjadi dua garis
besar yang mana kata beliau, ada beberapa poin yang menjadi tugas mutlak pengawas dan
ada yang menjadi tugas pengawas dan kepala sekolah. Pada poin 4, 5 dan 6 RK
mengatakan bisa di kelola dan dibina oleh kepala sekolah dengan waktu tersendiri
sedangkan untuk poin sedangkan untuk poin 1,2,3 dan 7, walaupun kepala sekolah
mempunyai tanggung jawab terhadap hal tersebut tetapi RK berpendapat bahwa
pengawas harus lebih banyak membinanya.
Dari keterangan RK maka dapat disimpulkan bahwa indikator permasalahn guru
hampir terjadi disemua sekolah binaan dan khusus untuk SMPN 2 Murung dan RK
berinisiatif membaginya sehingga memudahkan pembinaannya.
RK mengatakan bahwa memang selama ini di SMPN 2 Murung memiliki
peningkatan terutama pada pembinaan siswa sehingga memudahkan anak dalam
memunculkan bakat dan semangat belajar yang lebih baik, peran pengawas sangat besar
karena kesuksesan pendidikan anak tersebut tidak terlepas dari kualitas guru yang mana
kualitas guru ditentukan oleh seberapa baik pengawas sekolah memberikan arahan dan
binaan. Oleh karena itu RK mengatakan kesuksesan pengawas diperlukan waktu dan
pengorbanan yang lebih, salah satu faktornya menurut RK harus memiliki strategi dan
RK menilai kesuksesan guru meningkatkan kemampuan diri tidak terlepas dari keinginan
guru tersebut yang berkemauan tinggi.
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Gunawan Abdi 448
Dengan demikian terdapat hubungan yang erat dan penting antara kualitas guru
dengan peluang kesuksesan anak dalam mengikuti dan menguasai pelajaran. RK dalam
hal ini mengatakan selama ini beliau menggunakan strategi dalam usaha meningkatkan
kemampuan guru yaitu
1. Pengawas merancang program pembinaan
Setelah pengawas melakukan kunjungan ke sekolahan maka tugas pertama
dalam pembinaan ini adalah memasuki kelas belajar dan memetakan kemampuan
guru dalam memberikan pengajaran dan memilah antara guru yang perlu
diberikan supervisi secara khusus dan yang hanya dibina oleh kepala sekolah.
Dengan catatan kata RK jangan pernah pengawas hanya mendapat keterangan
dari kepala sekolah, tetapi harus langsung memeriksa sendiri seperti apa proses
pembelajaran guru di kelas. Dari keterangan RK pada poin satu ini bisa
disimpulkan bahwa pengawas harus bisa membuat program pembinaan yang baik
dengan melihat lebih dekat seperti masuk ke kelas disaat guru mengajar.
2. Pengawas memberikan rasa aman dan nyaman
Setelah diketahui dan dipetakan kemampuan guru-guru tersebut maka
pengawas akan memberitahukan kepada kepala sekolah mana yang binaan khusus
dan yang tidak. Lebih lanjut RK mengatakan selanjutnya pengawas harus bisa
mengetahui karakter-karakter guru yang akan dbina secara khusus, setelah itu
kata beliau diperlukan gaya kepemimpinan yang tepat untuk memberikan
pembinaan dalam hal ini beliau mengatakan dan memilih bahwa gaya
kepemimpinan demokratis dan training, keunggulan gaya seperti ini kata beliau
yaitu terletak pada bahwa guru-guru selalu diberikan pelatihan yang rutin
sehingga memudahkan tahap-tahap pembinaan dan selalu memberikan motivasi
bahwa guru-guru mempunyai kemampuan yang besar dan memberikan
penyadaran bahwa guru harus selalu berbenah diri untuk menghadapi tantangan
pendidikan ke depannya.
Dari poin kedua ini bisa disimpulkan bahwa pengawas harus memberikan
rasa aman dan nyaman sehingga tidak membuat guru menjadi takut atau segan,
sehingga memudahkan pembinaan.
3. Membuat pengawasan atau pembinaan kelompok dan mandiri
Dalam hal membuat pengawasan atau pembinaan ini pengawas membuat
dua jenis pembinaan yaitu kelompok dan mandiri, hal ini disesuaikan dengan
keadaan guru-guru yang dibina, terutama dari sisi jarak tempat tinggal dan
sekolah. Dalam hal ini RK membuat suatu strategi yang berbeda bagi yang
pembinaan mandiri beliau mepersilahkan untuk datang ke dinas pendidikan
disela-sela kesibukan beliau, untuk memberikan pembinaan dan pengarahan.
Dalam pembinaan kelompok RK mensiasati agar pembinaan tidak membuang
waktu banyak dengan sesekali menggabung beberapa orang guru binaan yang
berasal dari sekolah yang berbeda tetapi masih dalam ruang lingkup sekolah
binaan RK dan rutin dilaksanakan.
Kesimpulannya adalah pengawas menggunakan dua strategi pembinaan
yaitu mandiri dan kelompok, bagi yang kelompok disesuaikan dengan jarak dan
bisa datang saat pengawas dikantornya.
4. Menguatkan karakter guru binaan
Strategi lain yang digunakan oleh RK adalah dengan memberikan
penguatan karakter kepada guru binaan dalam proses ini pengawas dituntut agar
mengerti guru binaan dengan baik, atau mengenal guru binaan dengan baik pula.
Mengapa ini penting, karena menurut RK sebagian guru binaan itu memiliki cara
dalam menjalankan fungsinya sebagai pendidik dan guru di kelas, tetapi sering
Vol. 1, No. 6, pp. 443-450, June 2021
449 http://sostech.greenvest.co.id
kesulitan dikarenakan karakternya, dalam pembinaan selama ini adalah
didominasi oleh rasa malu atau dengan kata lain pemalu ada juga guru yang tahu
kelemahannya dalam memberikan pengajaran tetapi malu untuk meminta solusi
dan terkesan ada rasa gengsi, sehingga tujuan pengajaran tidak terlaksana dengan
maksimal. Ada juga guru yang tidak menguasai materi pembelajaran tetapi tidak
mendapatkan solusi atau tidak mau bertanya kepada orang lain atau guru lain,
sehingga kualitas pembelajaran tidak maksimal dan anak tidak akan bisa
memahami isi pembelajaran itu. Kesimpulannya adalah memperbaiki karakter
guru agar menjadi lebih terbuka serta mendorong agar terus memaksimalkan
potensi diri.
5. Membuat grup media sosial
Hal lain yang wajib dilakukan dalam penyelenggaraan pendidikan terkini
kata RK adalah memanfaatkan sistem teknologi dengan sebaik-baiknya, RK
mengatakan dengan adanya grup ini informasi dapat dengan mudah kita dapatkan
dan juga tempat saling memberikan solusi dari masalah-masalah pendidikan.
Dengan cara ini memudahkan komunikasi guru dengan pengawas dalam hal-hal
yang ada kaitannya dengan pengembangan pendidikan walaupun terkendala jarak
yang jauh. Kesimpulannya adalah pengawas berinovasi dengan memanfaatkan
teknologi sehingga memudahkan pembinaan bagi yang jarak tempat tinggal jauh
dari sekolah atau kantor.
Kesimpulan yang bisa kita ambil adalah bahwa pengawas berusaha sekuat
tenaga memberikan yang terbaik untuk pembinaan guru dengan memberikan
waktu tambahan diluar jam sekolah dan kantor dan bertemapt di rumah beliau.
KESIMPULAN
Selain daripada itu RK mengatakan bahwa kegiatan supervisi haruslah memiliki
prinsip-prinsip penunjang lain seperti memberikan bimbingan bukan mencari kesalahan,
memberikan bantuan langsung tanpa harus memaksa, disini dibutuhkan kesabaran
pengawas, apabila merancanakan memberi saran atau umpan balik disampaikan sesegera
mungkin, serta memberikan kesempatan guru-guru binaan untuk mengajukan pertanyaan
atau tanggapan, dilakukan dengan berkala tanpa menggantungkan kepada pengawas
untuk pembagian waktunya dan menerima dengan baik semua keluhan dan kendala guru
binaan.
BIBLIOGRAPHY
Bowo, B. (2020). Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor dalam
Meningkatkan Kompetensi Guru di SMA Negeri 1 Ngronggot Kabupaten Nganjuk
Tahun 2020. Dharma Pendidikan, 15(2), 93106.
Bunyamin, R. R., Hidayat, E., & Suryani, E. (2020). Kepala Sekolah dalam Supervisi
Akademik. Syntax, 2(12), 1029.
Handriadi, H. (2018). Implementasi Supervisi Akademik Terhadap Proses Pembelajaran
di Sekolah Dasar di Kota Pariaman. AL MAU’Izhah, 8(2).
Ilmi, L. S. (2020). Pendidikan Berbasis Inklusi dalam Mewujudkan Madrasah Ibtidaiyah
Hebat Bermartabat di Kabupaten Blitar (Studi Kasus di MI Unggulan Darussalam
Desa Gembongan Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar). IAIN Tulungagung.
Luck, L. T., Omar, N. B., & Hassan, W. H. A. B. W. (2012). Regional Teachers and
Academics LMS An Innovative and Collaborative Platform to Support Life Long
Learning and Training for Teachers and Academics. Procedia - Social and
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Gunawan Abdi 450
Behavioral Sciences, 67, 250259.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.11.327
Masliah, E. (2019). Pengembangan Model Supervisi Akademik Teknik Mentoring dalam
Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran. Indonesian Journal of Education
Management & Administration Review, 3(2), 125134.
Pangihutan, P. (2014). Pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas PAI dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan agama islam (PAI) di Mtsn 2
Medan. Pascasarjana UIN-SU.
Perdana, N. S. (2018). Implementasi Manajemen Profesi Pengawas Sekolah. Jurnal
Pendidikan Tambusai, 2.
Piaw, C. Y., Hee, T. F., Ismail, N. R., & Ying, L. H. (2014). Factors of Leadership Skills
of Secondary School Principals. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 116,
51255129. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.1085
Rahmah, S. (2018). Pengawas sekolah penentu kualitas pendidikan. Jurnal Tarbiyah,
25(2).
Rahmayanti, R. (2017). Implementasi Supervisi Pengawas dalam Strategi Peningkatan
Pembelajaran di SD Negeri 45 Dampang Kecamatan Gantarang Kabupaten
Bulukumba. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Ramadhan, A. (2017). Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah
Dan Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMK Negeri Di Kabupaten
Majene. Journal of Educational Science and Technology (EST), 3(2), 136144.
Rohmadini, D. (2019). Implementasi supervisi akademik kepala sekolah dalam
meningkatkan profesionalisme guru: Studi kasus di SMPN 1 dan SMPN 2 Cibeber
Kabupaten Cianjur. UIN Sunan Gunung Djati.
Suryani, C. (2015). Implementasi Supervisi Pendidikan dalam Meningkatkan Proses
Pembelajaran di MIN Sukadamai Kota Banda Aceh. JURNAL ILMIAH
DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan Dan Pengajaran, 16(1), 2342.
Tabaheriyanto, T., Rohiat, R., & Zakaria, Z. (2014). Supervisi Akademik Pengawas
Sekolah Guru SMA di Kabupaten Kepahiang (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang
Supervisi Akademik). Universitas Bengkulu.
Widyastuti, A., Simarmata, J., Meirista, E., Susanti, S. S., Dwiyanto, H., Rosyidah, M.,
Mawati, A. T., Simatupang, H., & Wula, P. (2020). Manajemen Berbasis Sekolah:
Konsep, Strategi dan Perencanaan. Yayasan Kita Menulis.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International Licensed