Vol. 1, No. 6, pp. 443-450, June 2021
447 http://sostech.greenvest.co.id
evaluasi pendidikan, penelitian dan pengembangan. Dari penjelasan RK dapat dipahami
banyak pengawas sekolah tidak menguasai kompetensi dasar tugas pengawas sekolah
menilik hasil survei tahun 2008.
Apakah lemahnya kompetensi pengawas dikarenakan usaha yang kurang dari
pengawas atau ada faktor lain, yang menghambat dalam meningkatkan profesionalisme
dan kinerja, ambil contoh di Murung Raya ini.
RK juga menambahkan lemahnya kompetensi para pengawas serta sekolah binaan
yang sulit akses seperti di Murung Raya berdampak pada pelaksanaan tugas pengawasan,
termasuk pembinaan guru, kepala sekolah dan stakeholder lain. Padahal, pembinaan guru
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam setiap usaha peningkatan mutu
pembelajaran. Melalui pembinaan, pengawas sekaligus dapat memberikan inspirasi dan
dorongan kepada guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya untuk terus
mengembangkan profesionalisme dan meningkatkan kinerja.
Dari pernyataan RK dapat disimpulkan bahwa tugas kepengawasan menjadi lebih
berat, dikarenakan kulaitas pengawas yang standar ditambah faktor lain, seperti lokasi
sekolah dan dukungan warga sekolah.
Selama menjadi pengawas di SMPN 2 Murung ini RK sudah menggali apa yang
menjadi kelemahan guru-guru, oleh sebab itu RK memetakan keadaan guru-guru menjadi
beberapa bagian, yaitu guru dengan kemampuan bagus, guru dengan kemampuan sedang
dan guru dengan kemampuan rendah.
Dari keterangan RK dapat disimpulkan pengawas membagi jenis guru menjadi tiga
kelompok berdasarkan kemampuannya. RK mengatakan sebagai pengawas beliau hanya
memberikan pengarahan secara umum saja pada kasus pertama, pada kasus kedua RK
mengatakan pembinaan dilakukan secara rutin tetapi hanya di fokuskan pada pembinaan
yang dilakukan saat kunjungan kesekolah saja atau seandainya ada guru pada kasus kedua
ingin menginginkan supervisi klinis RK hanya memberikan pengarahan pada jam sekolah
saja. Pada kasus ketiga RK mengatakan perlu stategi khusus dan waktu khusus dalam
upaya meningkatkan kemampuan dan kualitas guru tersebut.
Dari keterangan RK tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengawas hanya
memberikan pembinaan khusus pada satu kasus saja, sedangkan yang lain lebih diarahkan
pada pembinaan Menurut RK terjadi hampir di seluruh sekolah binaan beliau. Kasus pada
sekolah SMPN 2 Murung RK kemudian membagi tujuh indikator ini menjadi dua garis
besar yang mana kata beliau, ada beberapa poin yang menjadi tugas mutlak pengawas dan
ada yang menjadi tugas pengawas dan kepala sekolah. Pada poin 4, 5 dan 6 RK
mengatakan bisa di kelola dan dibina oleh kepala sekolah dengan waktu tersendiri
sedangkan untuk poin sedangkan untuk poin 1,2,3 dan 7, walaupun kepala sekolah
mempunyai tanggung jawab terhadap hal tersebut tetapi RK berpendapat bahwa
pengawas harus lebih banyak membinanya.
Dari keterangan RK maka dapat disimpulkan bahwa indikator permasalahn guru
hampir terjadi disemua sekolah binaan dan khusus untuk SMPN 2 Murung dan RK
berinisiatif membaginya sehingga memudahkan pembinaannya.
RK mengatakan bahwa memang selama ini di SMPN 2 Murung memiliki
peningkatan terutama pada pembinaan siswa sehingga memudahkan anak dalam
memunculkan bakat dan semangat belajar yang lebih baik, peran pengawas sangat besar
karena kesuksesan pendidikan anak tersebut tidak terlepas dari kualitas guru yang mana
kualitas guru ditentukan oleh seberapa baik pengawas sekolah memberikan arahan dan
binaan. Oleh karena itu RK mengatakan kesuksesan pengawas diperlukan waktu dan
pengorbanan yang lebih, salah satu faktornya menurut RK harus memiliki strategi dan
RK menilai kesuksesan guru meningkatkan kemampuan diri tidak terlepas dari keinginan
guru tersebut yang berkemauan tinggi.