tujuan dan pengembangan strategi untuk mencapainya, dan kontrol, yang memastikan bahwa anggota
organisasi berusaha mempertahankannya menuju pencapaian tujuan.
Tanpa adanya penetapan bisnis strategi, implementasi, monitoring implementasi, dan evaluasi
performa, maka kemungkinan besar suatu perusahaan akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan
dan juga bertahan dalam menghadapi dinamika bisnis. Konsep atas pentingnya perumusan bisnis
strategi, implementasi, dan evaluasi perfoma terhadap kesuksesan dan keberlangsungan bisnis ini lah
yang mendasari dilakukannya penelitian ini, penelitian ini akan melakukan studi kasus pada PT Quadra
Mitra Solusindo (QMS).
PT Quadra Mitra Solusindo (QMS) merupakan perusahaan konsultan, yang menyediakan jasa
konsultasi accounting dan pajak, berdiri pada 17 November 2022. Saat ini, PT QMS telah menetapkan
visi, misi, serta strategi perusahaan, namun strategi tersebut belum terimplementasi secara efektif, serta
pengendalian dan pengukuran performa perusahaan hanya berfokus pada aspek finansial (tangible
asset) saja.
Strategi yang belum terimplementasi secara efektif, serta monitoring dan pengukuran performa
perusahaan yang hanya berfokus pada tangible asset saja, menimbulkan beberapa kendala bagi
perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan, beberapa kendala yang dialami oleh PT QMS
adalah sulitnya menambah new customer, sehingga pendapatan perusahaan saat ini mengandalkan
existing customer, hal ini diperburuk dengan perusahaan belum memiliki strategi khusus yang berfokus
pada peningkatan customer retention, sehingga hal ini sangat mengancam keberlangsungan perusahaan
di masa depan. Ancaman keberlangsungan perusahaan di masa depan dikarenakan implementasi strategi
yang belum dijalankan secara efektif, serta belum adanya control dan monitoring implementasi strategi,
ditambah belum adanya evaluasi perusahaan pada tangible dan intangible asset, atas dasar inilah yang
melatar belakangi dilakukannya penelitian terkait perancangan konsep strategic framework pada PT
QMS, PT QMS akan merubah status quo dengan menerapkan strategi perusahaan yang akan meliputi
keseluruhan aspek di perusahaan (tangible dan intangible asset), serta mengontrol efektifitas penerapan
strategi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membantu dalam realisasi implementasi strategi dan
kontrol implementasi pada PT Quadra Mitra Solusindo dengan merancang konsep model balanced
scorecard (BSC).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan Norton dari Harvard Business School pada
awal 1990-an, ada gagasan balanced scorecard yang muncul. Konsep awal dari penelitian ini
dipublikasikan pada tahun 1992 di majalah Harvard Business Review. Pada tahun 1996, Norton dan
Kaplan menerbitkan buku berjudul The Balanced Scorecard Translating Strategy into Action, yang
membuat balanced scorecard semakin populer di negara-negara seperti Australia, Eropa, dan Amerika
Serikat. Untuk mempopulerkan penggunaan balanced scorecard di berbagai institusi di berbagai
negara, para penemu dan rekannya membentuk lembaga Balanced Scorecard Collaboration (Nawirah,
2013).
Mengacu pada definisi yang diberikan pada [KAP-96], balanced scorecard adalah sistem
manajemen strategis yang dibangun dari visi dan strategi perusahaan dan mempertimbangkan elemen
penting dalam bisnis. Perusahaan inovatif menggunakan balanced scorecard sebagai sistem manajemen
strategis yang mengawasi strategi perusahaan sepanjang waktu (Hardiyanto et al., 2005).
Alasan memilih model BSC sebagai alat strategi untuk implementasi, monitoring dan juga
pengukuran performa perusahaan, karena kemampuan BSC untuk dapat menerjemahkan strategi
perusahaan kedalam tujuan operasional perusahaan yang tidak hanya memperhatikan tangible asset,
BSC juga memperhatian unsur intangible asset dalam penilaian kinerja keuangan Rudianto, (2013) serta
BSC dapat mengintegrasikan performance management dengan control system. Menurut Supendi,
(2016) percaya bahwa BSC dapat menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam serangkaian
ukuran yang dapat menjadi dasar evaluasi dan pengukuran kinerja, dan manajemen organisasi. BSC
akan membantu perusahaan dalam menerjemahkan strategi perusahaan kedalam tujuan operasional
bisnis dengan memperhatikan 4 perspektif penting, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses internal, serta perspektif belajar dan bertumbuh, selain itu BSC dapat membantu
perusahaan dalam mengontrol efektifitas penerapan strategi, karena didalam framework BSC terdapat
komponen pengukuran dan target sebagai indikator efektifitas penerapan strategi (Zaky, 2022).
Selain alasan diatas telah banyak perusahaan besar yang sukses dalam implementasi strategi
dengan menggunakan BSC, perusahan pertama yang mengadopsi BSC seperti Mobil Oil Corporation’s
North America Marketing & Refining, CIGNA Corporation’s Property & Casualty Division, Chemical