48
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
PENERAPAN BALANCED SCORECARD UNTUK IMPLEMENTASI STRATEGI
DAN KONTROL SISTEM DI PT QUADRA MITRA SOLUSINDO
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Universitas Yarsi, Indonesia
putriagustin0809@gmail.com, ndwisiwi@ymail.com, iyanidkolah.09@gmail.com,
hendynurjaya@gmail.com, m.feriyan27@gmail.com
Abstrak
Strategi merupakan hal yang mendasar dan sangat penting bagi perusahaan agar dapat mencapai tujuan dari
berdirinya suatu perusahaan, bahkan pentingnya strategi bukan hanya untuk mencapai tujuan melainkan juga
untuk keberlangsungan perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk membantu dalam merancang konsep
kerangka BSC yang akan diterapkan untuk implementasi strategi dan kontrol sistem di PT Quadra Mitra
Solusindo. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini merupakan metode kualitatif, dengan studi
kasus. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa kerangka BSC dapat membantu dalam menerjemahkan visi dan misi perusahaan
menjadi tujuan operasional yang terukur, serta membantu dalam mengukur efektivitas implementasi strategi
perusahaan. Sehingga dapat meningkatkan performa perusahaan dan mengontrol efektivitas implementasi
strategi
Kata kunci: BSC, Implementasi Strategi, Kontrol Sistem
Abstract
Strategy is fundamental for companies to achieve the objectives of the establishment of a company, even the
importance of strategy is not only to achieve goals but also for the sustainability of the company. The purpose
of this research is to assist in designing the BSC framework concept that will be applied to implement strategy
and control systems at PT Quadra Mitra Solusindo . The research method used in this research is a qualitative
method, with a case study. The data collection techniques used were interviews and documentation. The
results of this study indicate that BSC can assist in translating the company's vision and mission into
measurable operational goals, and assist in measuring the effectiveness of the company's strategy
implementation. So that it can improve company performance and control the effectiveness of strategy
implementation.
Keywords: BSC, Strategy Implementation, System Control
PENDAHULUAN
Strategi merupakan hal yang mendasar dan sangat penting bagi perusahaan agar dapat mencapai
tujuan dari berdirinya suatu perusahaan, bahkan pentingnya strategi bukan hanya untuk mencapai tujuan
melainkan juga untuk keberlangsungan perusahaan. Setelah perusahaan merumuskan strategi, hal
penting lain yang muncul adalah terkait implementasi strategi, implementasi strategi adalah jembatan
antara mengidentifikasi tujuan yang diinginkan dan mencapainya secara efektif Montgomery & Porter,
(1991), berdasarkan konsep tersebut, maka sangat penting suatu perusahaan untuk
mengimplementasikan strategi yang sudah dibuat, supaya tujuan perusahaan dapat tercapai.
Terkait implementasi strategi, hal yang paling penting adalah kontrol dan monitoring terhadap
proses implementasi tersebut, pada penelitian Shah, (2005) menemukan masalah dalam implementasi
strategi disebabkan oleh ketidakcukupan koordinasi antar lintas departemen dan monitoring yang tidak
efektif. Kazmi., (2008) berpendapat bahwa sebuah perusahaan perlu melakukan evaluasi dan kontrol
setelah pelaksanaan fungsional dan operasional, untuk memastikan perusahaan mecapai efektifitas
dalam implementasi strategi, untuk monitoring dan juga mengukur efektifitas realisasi implementasi
strategi, perusahaan perlu melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan. Atkinson & Kaka, (2007)
percaya bahwa evaluasi performa menyediakan hubungan penting antara perencanaan, mengidentifikasi
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 4, Number 1, Januari 2024
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
49
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
tujuan dan pengembangan strategi untuk mencapainya, dan kontrol, yang memastikan bahwa anggota
organisasi berusaha mempertahankannya menuju pencapaian tujuan.
Tanpa adanya penetapan bisnis strategi, implementasi, monitoring implementasi, dan evaluasi
performa, maka kemungkinan besar suatu perusahaan akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuan
dan juga bertahan dalam menghadapi dinamika bisnis. Konsep atas pentingnya perumusan bisnis
strategi, implementasi, dan evaluasi perfoma terhadap kesuksesan dan keberlangsungan bisnis ini lah
yang mendasari dilakukannya penelitian ini, penelitian ini akan melakukan studi kasus pada PT Quadra
Mitra Solusindo (QMS).
PT Quadra Mitra Solusindo (QMS) merupakan perusahaan konsultan, yang menyediakan jasa
konsultasi accounting dan pajak, berdiri pada 17 November 2022. Saat ini, PT QMS telah menetapkan
visi, misi, serta strategi perusahaan, namun strategi tersebut belum terimplementasi secara efektif, serta
pengendalian dan pengukuran performa perusahaan hanya berfokus pada aspek finansial (tangible
asset) saja.
Strategi yang belum terimplementasi secara efektif, serta monitoring dan pengukuran performa
perusahaan yang hanya berfokus pada tangible asset saja, menimbulkan beberapa kendala bagi
perusahaan dalam mencapai visi dan misi perusahaan, beberapa kendala yang dialami oleh PT QMS
adalah sulitnya menambah new customer, sehingga pendapatan perusahaan saat ini mengandalkan
existing customer, hal ini diperburuk dengan perusahaan belum memiliki strategi khusus yang berfokus
pada peningkatan customer retention, sehingga hal ini sangat mengancam keberlangsungan perusahaan
di masa depan. Ancaman keberlangsungan perusahaan di masa depan dikarenakan implementasi strategi
yang belum dijalankan secara efektif, serta belum adanya control dan monitoring implementasi strategi,
ditambah belum adanya evaluasi perusahaan pada tangible dan intangible asset, atas dasar inilah yang
melatar belakangi dilakukannya penelitian terkait perancangan konsep strategic framework pada PT
QMS, PT QMS akan merubah status quo dengan menerapkan strategi perusahaan yang akan meliputi
keseluruhan aspek di perusahaan (tangible dan intangible asset), serta mengontrol efektifitas penerapan
strategi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk membantu dalam realisasi implementasi strategi dan
kontrol implementasi pada PT Quadra Mitra Solusindo dengan merancang konsep model balanced
scorecard (BSC).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kaplan dan Norton dari Harvard Business School pada
awal 1990-an, ada gagasan balanced scorecard yang muncul. Konsep awal dari penelitian ini
dipublikasikan pada tahun 1992 di majalah Harvard Business Review. Pada tahun 1996, Norton dan
Kaplan menerbitkan buku berjudul The Balanced Scorecard Translating Strategy into Action, yang
membuat balanced scorecard semakin populer di negara-negara seperti Australia, Eropa, dan Amerika
Serikat. Untuk mempopulerkan penggunaan balanced scorecard di berbagai institusi di berbagai
negara, para penemu dan rekannya membentuk lembaga Balanced Scorecard Collaboration (Nawirah,
2013).
Mengacu pada definisi yang diberikan pada [KAP-96], balanced scorecard adalah sistem
manajemen strategis yang dibangun dari visi dan strategi perusahaan dan mempertimbangkan elemen
penting dalam bisnis. Perusahaan inovatif menggunakan balanced scorecard sebagai sistem manajemen
strategis yang mengawasi strategi perusahaan sepanjang waktu (Hardiyanto et al., 2005).
Alasan memilih model BSC sebagai alat strategi untuk implementasi, monitoring dan juga
pengukuran performa perusahaan, karena kemampuan BSC untuk dapat menerjemahkan strategi
perusahaan kedalam tujuan operasional perusahaan yang tidak hanya memperhatikan tangible asset,
BSC juga memperhatian unsur intangible asset dalam penilaian kinerja keuangan Rudianto, (2013) serta
BSC dapat mengintegrasikan performance management dengan control system. Menurut Supendi,
(2016) percaya bahwa BSC dapat menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam serangkaian
ukuran yang dapat menjadi dasar evaluasi dan pengukuran kinerja, dan manajemen organisasi. BSC
akan membantu perusahaan dalam menerjemahkan strategi perusahaan kedalam tujuan operasional
bisnis dengan memperhatikan 4 perspektif penting, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses internal, serta perspektif belajar dan bertumbuh, selain itu BSC dapat membantu
perusahaan dalam mengontrol efektifitas penerapan strategi, karena didalam framework BSC terdapat
komponen pengukuran dan target sebagai indikator efektifitas penerapan strategi (Zaky, 2022).
Selain alasan diatas telah banyak perusahaan besar yang sukses dalam implementasi strategi
dengan menggunakan BSC, perusahan pertama yang mengadopsi BSC seperti Mobil Oil Corporation’s
North America Marketing & Refining, CIGNA Corporation’s Property & Casualty Division, Chemical
50
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Retail Bank, and Brown & Root Energy Services’ Rock water Division, perusahaan-perusahaan ini
menggunakan BSC untuk menciptakan organisasi yang fokus pada strategi dan mendapatkan eksekusi
strategi yang berhasil. (Permata, n.d.).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif, dengan studi
kasus pada PT Quadra Mitra Solusindo. Teknik pengambilan data yang dilakukan adalah dengan
menggunakan teknik depth in interview (Sugiyono, 2020).
Teknik pengambilan sample untuk dijadikan narasumber pada penelitian ini menggunakan teknik
purposive sampling, dimana sample yang dijadikan narasumber adalah direktur dari PT Quadra Mitra
Solusindo. Dasar pemilihan Direktur sebagai narasumber pada penelitian ini karena Direktur adalah
orang yang memiliki kontribusi dalam pembuatan tujuan perusahaan, serta bertanggung jawab terhadap
perumusan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, dikarenakan penelitian ini
bertujuan untuk merancang konsep model balanced scorecard (BSC), dimana BSC ini merupakan salah
satu strategy tool, sehingga peneliti yakin bahwa Direktur akan memberikan jawaban yang diharapkan
peneliti dan jawaban tersebut akan membantu dalam perancangan konsep model BSC.
Pada saat wawancara, pertanyaan yang diajukan kepada narasumber, merupakan pertanyaan
terkait visi dan misi perusahaan, bagaimana perusahaan mengukur performa perusahaan, serta
pertanyaan terkait 4 (empat) perspektif yang ada di dalam model BSC, jawaban yang didapat dari
wawancara akan digunakan peneliti dalam membuat framework balanced scorecard (BSC).
Dokumentasi seperti foto dan rekaman wawancara dilakukan untuk menjaga keaslian data yang
digunakan pada penelitian ini dan meniadakan asumsi penulis atas hasil wawancara.
Setelah data wawancara didapat selanjutnya adalah pembuatan model BSC. Proses pembuatan
model BSC dimulai dengan menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan kedalam tujuan
operasional perusahaan yang meliputi 4 (empat) perspektif, yaitu perspektif keuangan, proses internal,
pelanggan, serta tumbuh dan berkembang, setelah itu berdasarkan hasil wawancara peneliti
mencantumkan pengukuran dan target yang dapat digunakan untuk mengontrol efektifitas implementasi
strategi pada operasional perusahaan, selain sebagai control system pengukuran dan target juga dapat
digunakan oleh perusahaan untuk evaluasi performa perusahaan. Setelah mencantumkan pengukuran
dan target, selanjutnya peneliti akan merumuskan inisiatif pada model BSC, konsep initiative pada BSC
adalah tentang bagaimana perusahaan mencapai tujuan operasional pada setiap perspektif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan wawancara diketahui visi dan misi dari PT Quadra Mitra Solusindo. Visi perusahaan
adalah menjadikan perusahaan juga karyawan yang dapat bersaing memberikan layanan yang baik,
professional, jujur dalam negeri maupun luar negeri hingga menjadi perusahaan no.1. Misi perusahaan
adalah memberikan pelayanan yang baik, professional, jujur untuk klien hingga dapat tertanam dalam
kepribadian setiap karyawan.
Visi merupakan tujuan dari berdirinya suatu perusahaan, sedangkan misi merupakan konsep
strategi secara besar bagaimana cara perusahaan agar dapat mencapai visi perusahaan. Visi dan misi
perusahaan ini akan digunakan oleh peneliti untuk merancang model balanced scorecard (BSC), setiap
perusahaan akan memiliki rancangan model/kerangka BSC yang berbeda antara 1 (satu) dengan lainnya,
karena perbedaan visi dan misi setiap perusahaan, hal ini juga diperkuat oleh pernyataan Kaplan dan
Norton. Kaplan dan Norton (Harvard Business Review, 2008) menilai BSC bukanlah suatu pola yang
mengacu pada bisnis secara umum atau bahkan dalam satu cabang, ada perbedaan dalam situasi pasar,
strategi produk dan persaingan membutuhkan BSC yang berbeda. BSC disesuaikan dengan evaluasi
kinerja perusahaan, yang sesuai dengan misi, strategi, teknologi dan budaya perusahaan tertentu,
sehingga penyusunan model/kerangka BSC pada setiap perusahaan akan berbeda-beda,
Pada Balanced Scorecard (BSC) visi, misi, strategi perusahaan akan diterjemahkan menjadi
operational objective ke dalam 4 (empat) perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan,
perspektif proses internal, perspektif belajar dan bertumbuh, berikut gambaran penerjemahan misi PT
Quadra Mitra Solusindo menjadi operational objective pada 4 (empat) perpekstif penting dalam bisnis:
51
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Gambar 1 Penerjemahan Misi PT Quadra Mitra Solusindo kedalam Operational Objective
Setelah menerjemahkan misi kedalam bentuk operational objective (gambar diatas),
selanjutnya adalah penetapan indikator/parameter untuk mengukur efektifitas implementasi strategi dan
juga sebagai control system, serta pencapaian indikator/parameter ini nantinya dapat digunakan untuk
menilai performa perusahaan secara keseluruhan. Setelah membuat indikator/parameter yang akan
menjadi pengukuran dan target, selnjutnya perusahaan membuat initiative, konsep initiative pada model
BSC menggambarkan apa yang harus dilakukan perusahaan agar operational objective pada setiap
perspektif dapat tercapai, berikut hasil pembuatan model BSC:
Perspektif keuangan
Pada perspektif keuangan didalam model BSC, peneliti akan menerapkan indikator finansial,
penetapan indikator finansial ini dapat digunakan sebagai guidance dalam implementasi strategi untuk
mencapai financial objective, serta indikator finansial ini merupakan salah satu ukuran penting dalam
mengevaluasi business performance.
Perspektif keuangan yang ada didalam BSC menggambarkan keadaan ekonomi perusahaan,
dimana keadaan ini adalah konsekuensi atas pencapaian 3 (tiga) perspektif lainnya. Sekelompok Greek
scientist Cohen, et.al, (2008) telah meneliti interkolerasi antara indikator finansial dengan indikator non-
finansial dan menyimpulkan bahwa volum indikator finansial ditentukan oleh pengaruh indikator non-
finansial, inovasi dan pembelajaran berpengaruh secara positif terhadap hasil kinerja internal
perusahaan, yang, sebagai imbalannya, mempengaruhi hubungan antara perusahaan dengan para klien
dan indikator kuantitatif adalah indikator finansial perusahaan (Gambar 2).
52
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Gambar 2 Konsep Sebab dan Akibat didalam BSC (Cohen, et, al. 2008)
Kaplan & Atkinson (1998) mempertimbangkan 2 (dua) alasan utama penggunaan secara luas atas
pengukuran kinerja keuangan. Pertama, pengukuran kinerja keuangan seperti keuntungan,
mengartikulasikan langsung terhadap tujuan jangka panjang perusahaan, yang hampir selalu murni
keuangan. Kedua, ukuran kinerja keuangan yang dipilih dengan tepat memberikan gambaran kinerja
agregat dari suatu organisasi. Sebuah pengukuran keuangan kinerja agregat, seperti profitabilitas
perusahaan atau profitabiltas divisi merupakan ringkasan ukuran keberhasilan strategi dan taktik operasi
organisasi.
Kotane & Kuzmina-Merlino, (2012) dalam penelitian yang berjudul assessment of financial
indicators for evaluation of business performance merangkum key performance indicator pada aspek
finansial yang dikemukakan oleh 2 (dua) ahli, rangkumannya sebagai berikut:
Tabel 1 Rangkuman Key Performance Indicator (KPI)
(Chen et, al., 2009)
Peningkatan penjualan dan keuntungan perusahaan
Menguntungkan
Tujuan Keuntungan dan Penjualan
Market share
Pada tabel diatas menunjukkan indikator penting pada aspek keuangan menurut para ahli, KPI
menurut para ahli diatas dijadikan acuan dalam penentuan indikator keuangan pada penelitian ini,
namun tidak seluruh KPI akan digunakan untuk menyusun konsep model BSC untuk PT Quadra Mitra
Solusindo, hal ini didasarkan pada kebutuhan perusahaan. Peneliti menetapkan indikator yang akan
masukkan dalam perspektif keuangan pada rancangan model BSC di penelitian ini terdiri atas 4 (empat)
indikator, yaitu peningkatan pendapatan, pengurangan biaya, peningkatan keuntungan, dan peningkatan
investasi, berikut pembuatan model balanced scorecard pada perspektif keuangan yang dirancang oleh
peneliti untuk PT Quadra Mitra Solusindo:
Tabel 2 Model Balanced Scorecard untuk Perspektif Keuangan pada PT Quadra Mitra
Solusindo
Perspektif Keuangan
Tujuan
Pengukuran
Target
Inisiatif
Peningkatan
Pendapatan
Terjadi peningkatan
pendapatan
dibandingkan periode
sebelumnya
Peningkatan naik 15-20%
dibandingkan dengan
periode sebelumnya
Adanya peningkatan pasar
baru
Adanya customer baru
Existing customer puas
dengan pelayanan sehingga
terjadi repeat order
53
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Perspektif Keuangan
Tujuan
Pengukuran
Target
Inisiatif
Pengurangan
biaya
Terdapat pengurangan
total biaya
dibandingkan periode
sebelumnya
Pengurangan total biaya
hingga 5-10%
dibandingkan dengan
periode sebelumnya
Analisa terhadap
pengeluaran untuk variabel
dan fix cost periode
sebelumnya
Melakukan penekanan
terhadap cost yang dapat
ditekan
Peningkatan
keuntungan
Terjadi peningkatan
keuntungan perusahaan
dibandingkan periode
sebelumnya
Keuntungan perusahaan
meningkat sekitar 10-
15% dibandingkan
dengan periode
sebelumnya
Efektivitas resources
perusahaan sehingga total
expense akan berkurang yang
berdampak pada peningkatan
profit perusahaan
Peningkatan
Investasi
peningkatan ROI
Peningkatan naik 5-10
dibandingkan tahun
sebelumnya
efisiensi biaya
efisiensi operating aset
Perspektif Pelanggan
Konsep perspektif pelanggan pada balanced scorecard (BSC) mengacu pada pertanyaan
bagaimana perusahaan memperlakukan pelanggan agar perusahaan dapat mencapai tujuan perusahaan,
maka berdasarkan konsepnya perlakuan perusahaan kepada pelanggan harus menekankan kepada aspek
kepuasan pelanggan, sehingga kepuasan pelanggan ini menjadi salah satu indikator penting yang ada
didalam perspektif pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah reaksi perasaan pelanggan terhadap keadaan
kepuasan atas layanan yang diberikan dan feedback setelah menggunakan atau menerima layanan
tersebut (Kim, 2004). Menurut Bohon (1992), ketidakpuasan pelanggan mungkin disebabkan oleh
pelayanan yang buruk. Pelayanan bukan hanya terkait pelayanan pada saat menyediakan dan
memberikan produk ke customer, tetapi juga pelayanan pasca produk diserahkan, peneliti berasumsi
bahwa perusahaan perlu responsif atas keluhan yang dirasakan oleh pelanggan untuk menghindari
ketidakpuasan pelanggan, sehingga indikator respons terhadap keluhan pelanggan perlu dimasukkan
kedalam perspektif pelanggan.
Kepuasan pelanggan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan, karena kepuasan pelanggan
akan menimbulkan kesetiaan pelanggan (customer loyalty). Terdapat hubungan yang postif antara
kepuasan pelanggan dengan kesetiaan pelanggan (Mushavhanamadi & Hlengani, 2021), kesetiaan
pelanggan merupakan perilaku positif pelanggan sebagai akibat dari adanya kepuasan yang dirasakan
oleh pelanggan, menurut Widjaja, (2021) kesetiaan pelanggan adalah keseluruhan perilaku pelanggan
tentang produk, layanan, atau aspek lain didalam organisasi yang melibatkan pelanggan, atas dasar
kepuasan pelanggan akan menimbulkan kesetiaan pelanggan, sehingga indikator kesetiaan pelanggan
juga merupakan aspek penting didalam perspektif pelanggan.
Setelah berfokus terhadap kepuasan pelanggan, keluhan pelanggan dan kesetiaan pelanggan, pada
perspektif pelanggan didalam model BSC, peneliti menambahkan indikator penambahan new customer,
dimana peneliti berasumsi penambahan new customer merupakan komponen penting yang akan
memberikan dampak terhadap keberlangsungan perusahaan, berikut model BSC untuk perspektif
pelanggan pada PT Quadra Mitra Solusindo:
54
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Tabel 3 Model Balanced Scorecard untuk Perspektif Pelanggan pada PT Quadra Mitra
Solusindo
Perspektif Pelanggan
Tujuan
Pengukuran
Target
Inisiatif
Penambahan
Customer Baru
Terdapat
penambahan
customer baru
Terdapat 3 (Tiga) customer baru
yang menggunakan jasa PT
Quadra Mitra Solusindo
Meningkatkan
kegiatan promosi
Memperluas area
promosi
Customer
Satisfactory
Peningkatan mutu
pelayanan
Peningkatan angka
index customer
Hasil survey menunjukkan Rata-
Rata indeks kepuasan customer
memberikan angka yang
menunjukkan customer puas
akan produk dan pelayanan PT
Quadra Mitra Solusindo
Melakukan inovasi
terkait peningkatan
mutu pelayanan
kepada customer
Membuat pengukuran
terkait tingkat
kepuasan customer
Respons
perusahaan
terhadap
customer
complain
Adanya sikap
responsif
perusahaan yang
tinggi terhadap
keluhan customer
Keluhan customer dapat dengan
mudah terdengar oleh
perusahaan
Perusahaan dapat memberikan
solusi atas keluhan produk yang
telah dibayar oleh customer
Menyediakan media
untuk menampung
keluhan customer
Meningkatkan
responsif dalam
menanggapi keluhan
customer
Mencari solusi atas
hal yang dikeluhkan
customer
Customer
Loyalty
Customer setia
kepada PT Quadran
Mitra Solusindo
Terjadi Repeat Order pada
existing customer
Memastikan pelayan
yang diberikan adalah
pelayanan yang
berkualitas tinggi
Memastikan
kepuasan customer
Menjaga hubungan
dengan existing
customer
Perspektif Proses Internal
Perspektif proses internal pada balanced scorecard (BSC) mengacu pada pertanyaan proses
bisnis yang seperti apa yang harus dikuasai untuk memuaskan pelanggan dan pemangku kepentingan,
berdasarkan konsep tersebut, maka sangat penting bagi perusahaan untuk terus meningkatkan proses
yang ada didalam internal perusahaan, dikarenakan PT Quadra Mitra Solusindo merupakan perusahaan
konsultan, sehingga peningkatan proses yang harus dilakukan oleh PT Quadra Mitra Solusindo adalah
peningkatan kualitas proses pelayanan, peningkatan kualitas pelayanan salah satunya dilihat dari
peningkatan kualitas lead time proses penyediaan pelayanan yang sudah di order oleh pelanggan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas proses pelayanan, perusahaan perlu memberikan perhatian
atas aspek employee turnover, employee turnover dapat memberikan dampak negatif untuk perusahaan.
Employee turnover dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, menurut Porter & Heppelmann,
(2017) pergantian karyawan dapat menghabiskan sejumlah besar modal bagi perusahaan ketika
mempertimbangkan waktu henti (down time), perekrutan, wawancara, orientasi, pelatihan, dan waktu
peningkatan, posisi entry-level dapat membebani organisasi sekitar 50 hingga 100 persen dari gaji
karyawannya. Turnover dapat merugikan layanan pelanggan dan kualitas yang ternyata merupakan
ekspresi langsung pada perusahaan Surji, (2014) dapat disimpulkan jika kemungkinan employee
turnover akan memberikan dampak negatif terhadap pelaksaan proses di internal perusahaan, bukan
hanya dari segi biaya, namun juga terhambatnya proses di internal perusahaan, atas dasar ini maka
55
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
peneliti memasukkan komponen employee turnover kedalam perspektif proses internal, berikut model
BSC untuk perspektif proses internal pada PT Quadra Mitra Solusindo:
Tabel 4 Model Balanced Scorecard untuk Perspektif Pelanggan pada PT Quadra Mitra
Solusindo
Perspektif Internal Proses
Tujuan
Pengukuran
Target
Inisiatif
Employee Turnover
Rendahnya turnover
karyawan di perusahaan
PT Quadra Mitra
Solusindo
Rate turnover
karyawan
dibawah 4 Orang
Per Tahun
Meningkatkan motivasi
karyawan
Memberikan entertain untuk
karyawan
Memberikan reward kepada
karyawan
Peningkatan
proses pelayanan
Pengurangan lead
time untuk proses
pelayanan ke pelanggan
Pengerjaan Akte
Pendirian 3 Hari
Kerja
Pelayanan
Laporan keuangan
terbit H+15nya
Pelayanan Pajak
Pembayaran H+7
bulan berikutnya
Pelayanan Pajak
Pelaporan H+15
bulan berikutnya
Pelayanan
pembuatan
Website H+60
setelah Brief
Melakukan analisa
terhadap efektivitas proses
pelayanan
Melakukan analisa terhadap
kegiatan value added dan non
value added
Melakukan eliminasi terhadap
kegiatan non value added yang
akan berdampak pada
pengurangan LT perusahaan
dalam menghasilkan output yang
diharapkan perusahaan
Perspektif Tumbuh dan Berkembang
Konsep perspektif tumbuh dan berkembang pada balanced scorecard (BSC) menggambarkan
untuk dapat mencapai tujuannya perusahaan harus memiliki kemampuan untuk terus berubah dan
improve, atas dasar konsep tersebut, maka setiap individu yang ada diperusahaan baik dari level
manajemen dan non manajemen, harus memiliki kemampuan baik soft skill maupun hard skill,
kemampuan tersebut dibutuhkan agar setiap individu dapat berkontribusi secara aktif dan efektif
terhadap implementasi strategi di perusahaan, untuk dapat meningkatkan kemampuan maka perusahaan
harus memberikan pelatihan bagi setiap individu yang ada di perusahaan, sehingga pelatihan karyawan
menjadi salah satu komponen dalam perspektif belajar dan berkembang.
Tidak hanya kemampuan yang akan memberikan pengaruh terhadap tingkat kontribusi karyawan,
motivasi juga mempengaruhi kontribusi karyawan dalam implementasi strategi, sehingga peneliti
memasukkan komponen motivasi kedalam perspektif belajar dan berkembang. Selain menekankan pada
komponen belajar, perusahaan juga perlu berkembang, pada penelitian ini, peneliti berasumsi jika salah
satu komponen penting yang menggambarkan perspektif berkembang pada perusahaan adalah perluasan
pasar, karena jika perluasan pasar mencirikan keadaan perusahaan yang sedang berkembang, berikut
model BSC untuk perspektif proses tumbuh dan berkembang pada PT Quadra Mitra Solusindo:
56
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Tabel 5 Model Balanced Scorecard untuk Perspeketif Tumbuh dan Berkembang PT Quadra
Mitra Solusindo
Perspektif Belajar dan Berkembang
Tujuan
Pengukuran
Target
Inisiatif
Perluasan
Pasar
Terdapat perluasan
jangkauan pasar
Penambahan area
pasar baru
Analisa pasar untuk
menentukan area mana yang
akan dijadikan new market
Employee
Training
Adanya training untuk
softskill maupun hardskill
karyawan
Terdapat peningkatan
jumlah training untuk
karyawan
Memberikan training dari
pihak luar kepada karyawan
baik secara softskill maupun
hardskill
Sharing knowledge di
lingkungan kerja agar setiap
individu memiliki kapasitas
yang sama
Peningkatan
Budaya
Perusahaan
Adanya budaya
perusahaan yang baik
sehingga meningkatkan
motivasi karyawan
3 (Tiga) bulan sekali
diadakan acara budaya
di perusahaan untuk
meningkatkan motivasi
karyawan
Melaksanakan kegiatan
yang dapat mengurangi
jenuh, meningkatkan
semangat bekerja, dan
meningkatkan rasa
kepemilikan kepada
perusahaan
KESIMPULAN
Supaya perusahaan dapat mencapai tujuan perusahaan dan juga bertahan didalam dinamika
dunia bisnis, maka perusahaan perlu merumuskan strategi, menerapkan strategi, memonitor penerapan
strategi, serta melakukan evaluasi performa perusahaan, jika hal tersebut tidak dilakukan maka bisa
mengancam keberlangsungan perusahaan di masa depan, atas dasar tersebut PT Quadra Mitra
Solusindo (QMS) yang sebelumnya belum mengimplementasi strategi secara efektif, serta belum
menerapkan monitoring dan evaluasi performa perusahaan yang tidak hanya berfokus pada aspek
finansial (tangible assets), berkomitmen untuk mengubah status quo. PT QMS berencana untuk
melakukan implementasi strategi yang sudah dirumuskan secara efektif dan juga evaluasi performa
perusahaan yang tidak hanya berfokus pada aspek finansial (tangible asset).
Dalam realisasi implementasi strategi, serta monitoring dan evaluasi performa PT QMS akan
menggunakan model balanced scorecard (BSC) sebagai alat strategi perusahaan, hal ini dikarenakan
berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya diketahui bahwa BSC terbukti berhasil dalam membantu
kesuksesan implementasi strategi perusahaan, serta BSC mampu mengintegrasikan kinerja manajemen
dan control system.
Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti membuat rancangan konsep model BSC
yang dapat digunakan oleh PT QMS dalam realisasi implementasi strategi. Dari hasil rancangan model
BSC untuk PT QMS, disimpulkan ada 4 (empat) operational objective pada perspektif keuangan, 4
(empat) operational objective pada perspektif pelanggan, 2 (dua) operational objective pada perspektif
proses internal, 3 (tiga) operational objective pada perspektif belajar dan bertumbuh.
BIBLIOGRAPHY
Atkinson, G. M., & Kaka, S. I. (2007). Relationships Between Felt Intensity And Instrumental Ground
Motion In The Central United States And California. Bulletin Of The Seismological Society Of
America, 97(2), 497510.
Hardiyanto, Y., Ali, A. H. N., & Pambudi, H. A. (2005). Perancangan Dan Pembuatan Sistem Informasi
Pengukuran Kinerja Pemasaran Dengan Metode Balanced Scorecard Studi Kasus Pt. Semen
Gresik. Jurnal, Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi.
Kaplan, R. S. (1998). Anthony A. Atkinson. Advannce Management Accounting (Third Editioon)
57
Putri Agustin, Dwi Siwi, Iyan Idkolah, Hendi Nurjaya, Muhammad Feriyan
Prentice Hall Internation [Al.
Kotane, I., & Kuzmina-Merlino, I. (2012). Assessment Of Financial Indicators For Evaluation Of
Business Performance. European Integration Studies, 6.
Montgomery, C. A., & Porter, M. E. (1991). Strategy: Seeking And Securing Competitive Advantage.
(No Title).
Nawirah, N. (2013). Penerapan Sistem Manajemen Strategi Berbasis Balance Scorecard Pada
Organisasi Sektor Publik. El Muhasaba: Jurnal Akuntansi (E-Journal), 4(2).
Pella, D. A. (2016). Problem Implementasi Strategi: Temukan Dan Atasi Penyebab Kegagalan
Implementasi Strategi Di Organisasi Anda. Infini.
Porter, M., & Heppelmann, J. (2017). Perspektif Produksentris: Keterhubungan Dalam Pengembangan
Produk. Marketing For Competitiveness, 58.
Rudianto, M. (2013). Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan Terhadap Kepuasan Nasabah (Studi
Kasus Di Bri Cabang Yogya Katamso). Upn" Veteran" Yogyakarta.
Sugiarti, E., Supratikta, H., & Catio, M. (2022). Manajemen Strategi. Unpampress.
Sugiyono, P. D. (2020). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi (Mix Methods)(Di
Sutopo (Ed.). Alfabeta, Cv.
Supendi, P. (2016). Balanced Scorecard Pada Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Isema: Islamic
Educational Management, 1(1).
Surji, K. M. (2014). The Positive Affect Of Leadership On Employee Performance And Its Impact On
Improving Workplace Environment In Addition To Organizational Culture. European Journal Of
Business And Management, 6(25), 105161.
Widjaja, W. (2021). Analisis Kinerja Karyawan Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya: Studi
Kasus Di Pt X. Perspektif: Jurnal Ekonomi Dan Manajemen Akademi Bina Sarana Informatika,
19(1), 3240.
Zaky, M. (2022). Evaluasi Kinerja Karyawan Dengan Pendekatan Balanced Scorecard: Studi Pada
Perusahaan Telekomunikasi. Komitmen: Jurnal Ilmiah Manajemen, 3(2), 168179.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License