kebutuhannya maka karyawan tersebut juga akan memiliki komitmen yang tinggi pada perusahaanya.
Dengan adanya komitmen organisasi pada karyawan yang tinggi akan membuat karyawan bekerja lebih
optimal, dan kinerja yang dihasilkan oleh karyawan akan juga meningkat secara positif pada
perusahaannya.
Menurut (Wibowo, 2012) kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya sebagai hasil kerja
tetapi juga bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil
yang dicapai dari pekerjaan tersebut (Yousef, 2000). Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas
maupun kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya
sesuai dengan standar/kriteria yang telah ditetapkan (Mangkunegara, 2013). Dengan kata lain,
karyawan yang berkinerja tinggi memiliki makna bahwa karyawan tersebut berhasil menjalankan tugas
dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Semakin tinggi kinerja pegawai, maka produktivitas
oranisasi secara keseluruhan akan meningkat (Taurisa, C. M., Djastuti, I., & Ratnawati, 2012). Ada
banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang karyawan, dalam penelitian ini difokuskan
pada faktor organisasi yaitu budaya organisasi, dan faktor internal yaitu komitmen organisasional.
Menurut (Robbins, 2015), secara komprehensif budaya organisasi didefenisikan sebagai pola
asumsi dasar bersama yang dipelajari oleh kelompok dalam suatu organisasi sebagai alat untuk
memecahkan masalah terhadap penyesuaian faktor eksternal dan integrasi faktor internal dan telah
terbukti sah. Budaya organisasi memiliki peran utama dalam membentuk perilaku karyawan. Sebagai
sebuah sistem nilai, budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan sikap-sikap yang telah diyakini
karyawan sehingga telah menjadi dasar perilaku dan sikap karyawan ketika bekerja (Syed, 2010). Sikap-
sikap dan nilai-nilai yang telah mengkristal dalam organisasi akan menjadi pedoman karyawan untuk
berpikir, bersikap, dan berperilaku sesuai dengan sikap dan nilai yang diyakini (Sabri, P. S., & Ullah,
2012). Dengan kata lain, budaya akan mempengaruhi sejauhmana anggota organisasi dalam mencapai
tujuan organisasi (Mega, K., & Surya, 2016).
Budaya organisasi merupakan filosofi dasar organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma,
dan nilai-nilai bersama menjadi karakteristik inti tentang bagaimana melakukan sesuatu dalam sebuah
organisasi (Tintami, L., Pradhanawati, A., & Nugraha, 2013). (Mangkunegara, 2011) menguraikan
kinerja merupakan pencapain hasil kerja karyawan secara kualitas dan kuantitas dalam menyelesaikan
tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan.
Hasil penelitian (Khalid, 2015), (Aziz, 2018), (Suharto, S., & Nusantoro, 2018), dan (Rosyidah,
E., Fadah, I., & Tobing, 2018) menyatakan bahwa budaya organisasi termasuk nilai dan norma yang
diterapkan terhadap karyawan dapat mempengaruhi tingkat kinerja karyawan secara efektif. Hasil
tersebut didukung dengan pengujian statistik yang membuktikkan bahwa berpengaruh positif dan
signifikan indikator budaya organisasi terhadap kinerja karyawan (Seyyed, 2013). Berdasarkan uraian
tersebut penelitian ini menduga sebagai berikut.
Budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja pegawai. (Sopiah, 2008) mengemukakan
bahwa komitmen organisasional adalah gabungan dari tiga dimensi perilaku yang dapat digunakan
untuk menilai tingkat kecenderungan karyawan untuk tetap bertahan sebagai anggota organisasi, atau
memiliki karir jangka panjang di dalam organisasi.
Komitmen organisasi merupakan identifikasi dam keterlibatan seseorang yang relatif kuat
terhadap organisasasi. Artinya, seorang karyawan yang memiliki komitmen tinggi memiliki keinginan
yang kuat untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia bekerja keras
bagi pencapaian tujuan organisasi.
Sebagai bentuk refleksi dari sikap karyawan, kedekatan emosional dan bentuk perhatian
karyawan terhadap organisasinya untuk untuk mencapai keberhasilan dan keberlanjutan suatu
organisasi (Luthans, 2012), komitmen sudah dianggap sebagai salah satu sikap karyawan yang banyak
mendapatkan perhatian peneliti di bidang perilaku organisasi. (Sutrisno, S., Haryono, A. T., & Warso,
2018) menyatakan bahwa komitmen organisasional terbentuk karena adanya kepercayaan, kemauan
dan keinginan untuk mencapai suatu tujuan agar dapat mempertahankan eksistensinya sebagai bagian
dari organisasi dalam kondisi baik ataupun buruk. Komitmen berperan penting pada kinerja karyawan
(Ramadhan, 2017) yang dapat menjadi motivasi atau mendorong seseorang untuk bertanggung jawab
terhadap kewajibannya sehingga karyawan dapat.