101
Risukmasari
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT
BERBELANJA KONSUMEN PADA PENGGUNAAN FITUR SHOPEE PAY
LATER
Risukmasari
Universitas Terbuka, Indonesia
Email: anindhita22@gmail.com
Abstrak
Perkembangan teknologi saatpini menjadi salah satuppenyebab terciptanya teknologi finansial (fintech)
inovasi. Salah satu inovasi fintech yang berkembang di Indonesia adalah Shopee PayLater yang memberikan
kemudahan untuk masyarakat yang ingin memberi barang secara kredit. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli menggunakan fitur shopee
paylater. Metode penelitianpyang digunakan dalamipenelitian ini adalah metodeikualitatif dengan
modelppendekatan studipkasus. Hasil penelitin menunjukkan bahwa Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhiiminat masyarakatiuntuk membeli menggunakan shopee paylater yakni kemudahan
penggunaan, pendapatan, motivasi hedonis, keamanan, dan suku bunga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemudahan penggunaan, pendapatan, motivasi hedonis dan keamanan merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi minat masyakat untuk membeli menggunakan shopee paylater. Sementara itu suku
bungaitidak berpengaruhiterhadap minat masyarakat untuk membeli menggunakanishopee paylater. Dengan
kata lain suku bunga yang dikenakan tinggi atau rendah tidak akan mempengaruhi seseorang untuk membeli
menggunakan fitur shopee paylater.
Kata kunci: Minat Berbelanja, Shopee Paylater, Kemudahan Penggunaan, Pendapatan, Motivasi
Hedonis, Suku Bunga.
Abstract
The development of technology today is one of the causes of the creation of financial technology (fintech)
innovation. One of the growing fintech innovations in Indonesia is Shopee PayLater which provides
convenience for people who want to give goods on credit. This study aims to determine the factors that
influence people's interest in buying using the shopee paylater feature. The research method used in this
research is qualitative method with case study approach model. The results showed that there are several
factors that can influence people's interest in buying using shopee paylater, namely ease of use, income,
hedonic motivation, security, and interest rates. The results showed that ease of use, income, hedonic
motivation and security are factors that can influence people's interest in buying using shopee paylater.
Meanwhile, interest rates do not affect people's interest in buying using ishopee paylater. In other words, the
interest rate charged high or low will not affect someone to buy using the shopee paylater feature.
Keywords: Shopping Interest, Shopee Paylater, ease of use, income, motivation hedonic, interest rate
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini memberikan dampak yang sangat luar biasa pada tatanan kehidupan
manusia. Perkembangan dibidang teknologi menjadi salah satu dampak adanya globalisasi ini. Salah
satunya dibuktikan dengan penggunaan internet yang semakin meluas. Adanya internet ini menjadi
sarana baru bagi masyarakat untuk berkomunikasi, mendapatkan informasi, bahkan melakukan
transaksi ekonomi yang menjadikan masyarakat Indonesia saat ini mengenal adanya pasar online atau
disebut dengan e-commerce.
Saat ini penggunaan e-commerce di Indonesia menjadi sangat popular dan mengalami
peningkatan disetiap tahunnya. Peningkatan yang sangat signifikan terjadi pada saat masa pandemi
covid-19 kemarin. Semua masyarakat beralih untuk berbelanja secara online karena dibatasi ruang
geraknya untuk beraktivitas diluar rumah. Berdasarkan data dalam penelitian Rizquina & Ratnasari,
(2023), jumlah pengguna e-commerce pada tahun 2019 hingga 2023 mengalami peningkatan sebanyak
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 4, Number 2, Februari 2024
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
102
Risukmasari
50,58 juta pengguna. Untuk lebih jelasnya, berikut lampiran data penggunan e-commerce dari tahun
2019-2023.
Melihat antusias masyarakat terhadap penggunaan e-commerce menjadi tantangan tersendiri bagi
perusahaan untuk selalu melakukan inovasi dalam hal meningkatkan kualitas produk dan memberikan
layanaan yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan customernya. Salah satu e-commerce yang saat ini
banyak digunakan oleh Masyarakat adalah Shopee. Menurut irice.co.id Peta E-commerce, Shopee
mempertahankan posisi pertama sebagai ecommerce teratas selama sepuluh kali berturut-turut kuartal
berdasarkan peringkat PlayStore. Shopee juga menduduki puncak kategori peringkat AppStore di
kuartal kedua tahun 2019.
Sementara itu, jumlah rata-rata bulanan pengunjung website Shopee mencapai 90,7 juta
(Gunawan et al., 2021). Setelah berbagai prestasi yang telah diraih, Shopee nampaknya tidak pernah
berhenti berinovasi dalam meningkatkan kualitas layanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen
kebutuhan. Hal ini diwujudkan dengan menyediakan berbagai metode pembayaran mulai idar transfer
bank pembayaran, kartu kredit, shopee pay, hingga shopee presmi meluncurkan fitur terbarunya yaitu
shopee pay later.
Shopee PayLater pmenerapkan system peer-to-peer lending yang merupakan platform itu
menyatukan pemberi pinjaman dan peminjam melalui internet. Pinjaman peer-to-peer menyediakan
kredit dan alat pengendalian risiko. Platform ini membantu pemberi pinjaman dan peminjam dalam
memenuhi kebutuhannya masing-masing dan menghasilkan pengelolaan uang yang hematibiaya
(Yuneline, 2022). Kehadiran Shopee PayLater di aplikasi Shopee menarik minat banyak konsumen
yang ingin mencoba bertransaksi online menggunakan metode ini.
Kenyamanan Shopee PayLater sebagai pilihan metode pembayaran di Shopee memiliki potensi
untuk menumbuhkan minat berbelanja konsumen. Bahkan juga tidak sedikit dari mereka yang terdorong
perilaku konsumtif. Maksud dari prilaku konsumtif yaitu seseorang yang membeli barang atau jasa
dengan berlebihan hanya untuk memenuhi kesenangan semata meskipun barang yang dibeli tersebut
sebenarnya tidak terlalu penting dan tidak terlalu dibutuhkan. Mereka tidak memikirkan secara matang
untuk membeli barang tersebut.
Tingginya minat konsumen untuk menggunakan Shopee PayLater pastinya dilatarbelakang oleh
beberapa faktor. Dimana faktor-faktor ini penting untuk dikaji lebih dalam agar peminjam maupun
pihak yang meminjami dapat meminimalisir kemungkinan dampak negative yang akan terjadi
dikemudian hari, sehingga nantinya fitur ini dapat diatur dan dikembangkan untuk menciptakan kondisi
yang menguntungkan kedua belah pihak.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh beberapa hasil penelitian terdahulu seperti penelitian yang
dilakukan oleh Panjalu & Mirati, (2022) yang menunjukkan bahwa faktor kemudahan, pendapatan, dan
hedonic motivations secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat menggunakan
ShopeepPayLater. Disisi lain penelitian yang dilakukan oleh Asja et al., (2021) menunjukkan bahwa
kemudahan tidak memiliki dampak positif dan pengaruh signifikan terhadap minat menggunakan
layanan paylater; namun pendapatan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap minat
menggunakan layanan pembayaran nanti. Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Farizqi et al.,
(2022), menunjukkan bahwa peningkatan efektivitas, peningkatan produktivitas, kemampuan
membayar dan kemanan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan shopee pay later.
Berangkat dari beberapa hasil penelitian terdahulu diatas, peneliti terdorong untuk melakukan
pembaharuan penelitian tentunya dengan lokasi dan sampel yang berbeda serta susunan variabel yang
berbeda pula. Penelitia akan menggabungkan beberapa variabel dari penelitian diatas. Faktor-faktor
yang akan dianalisis oleh peneliti meliputi kemudahan penggunaan, pendapatan, motivasi hedonis,
keamanan, dan peneliti akan menambahkan satu variabel lagi yaitu suku bunga. Sehingga ada 5 faktor
yang akan dianalisiss dalam penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat berbelanja konsumen pada penggunaan fitur
shopee paylater. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apa saja faktor-faktor yang
mempengaruhi minat berbelanja konsumen pada penggunaan fitur shopee pay later?
METODE PENELITIAN
103
Risukmasari
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan model
pendekatan studi kasus. Studi kasus (casestudy) adalah suatu model yang menitik beratkan pada
eksplorasi “sistemterbatas” terhadap suatu kasus tertentu atau dalam beberapa kasus secara mendetail
dengan penggalian data yang mendalam. Berbagai sumber informasi yang kaya konteks dilakukan
untuk penggalian data (Creswell, 2015). Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara
dan observasi. Penelitian ini juga didukung dengan teknik purposive sampling. Melalui teknik
purposive sampling, peneliti memilih partisipan yang terdaftar dan menggunakan shopee paylater di
Kota Gorontalo. Sehingga didapatkan narasumber dalam penelitian ini.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Minat berbelanja konsumen menjadi hal yang sangat sering dibicarakan oleh kalangan para
pengusaha, apalagi dizaman modern seperti saat ini banyak sekali faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi minat berbelanja konsumen. Faktor-faktor ini penting untuk dikaji agar pihak
perusahaan dapat mengetahui apa saja yang menjadi kebutuhan konsumen, dan hal apa saja yang dapat
menarik minat konsumen untuk membeli suatu produk. Seperti yang saat ini banyak diminati oleh
masyarakat adalah platform berbelanja online dengan berbagai fitur yang memberikan kemudahan
kepada konsumennya atau disebut dengan e-commerce. Beberapa contoh e-commerce tersebut seperti.
Shopee, Lazada, Bli-Bli, dan Tokopedia.
Dari beberapa e-commerce yang telah disebutkan tersebut, Aplikasi Shopee paling banyak
digunakan untuk bertransaksi online oleh masyarakat di Indonesia sejak tahun 2020. Menurut Cheetah
dari hasil penlitiannya ditemukan bahwa Shopee berhasil meraih peringkat pertama yang memiliki
pengguna aktif sebanyak 3,99% tiap minggunya. Ini menunjukkan peningkatan yang signifikan jika
dibandingkan dengan e-commerce yang lain. Indonesia menjadi negara yang masyarakatnya
menggunakan aplikasi shopee terbanyak dengan jumlah transaksi paling banyak juga se ASEAN. Selain
itupdi Indonesia Shopee memiliki listing aktif lebih dari 55 juta dan unduhan aplikasi terdapat 15 juta
sedang Shopee regional memiliki total transaksi lebih dari US$ 3 miliarr dengan unduhan aplikasi pada
tahun 2017 terdapat 40 juta (Achsa & Dewi, 2021).
Ada beberapa fitur yang disedikan oleh shopee yang disinyalir dapat menarik minat konsumen
untuk menggunakan aplikasi ini. Fitur yang disediakan meliputi shopee pay later, shopee pinjam dan
shopee affiliate. Shopee PayLatter merupakan fitur yang menyediakan transaksi pembelian secara
kredit. Konsumen dapat membeli barang yang dinginkan di platform Shopee dengan pembayaran
dilakukan pada bulan berikutnya. Fitur Shopee PayLatter ini menyediakan berbagai macam tenor mulai
dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan hingga 12 bulan. Konsumen dapat memilih sesuai dengan keinginannya,
yang pastinya juga juga dikenakan biaya bunga yang berbeda pula sesuai dengan jangka waktu cicilan
yang dipilih.
Semakin lama tenor yang dipilih maka semakin besar pula bunga yang harus dibayarkan.
Sementara itu juga ada fitur Shopee Pinjam, dimana pada fitur ini shopee memberikan layanan pinjaman
secara online. Tidak semua konsumen bisa menggunakan fitur ini, hanya konsumen yang telah
memenuhi kriteria tertentu yang dapat mendaftar layanan shopee pinjam ini. Tenor yang disediakan
sama seperti fitur Shopee PayLater, yakni 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan. Tidak seperti
Shopee PayLatter yang mengharuskan konsumennya untuk berbelanja barang yang ada di platform
Shopee, pada Shopee Pinjam ini konsumen bisa mencairkan uang secara tunai dan bisa bebas
menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan apa saja. Pada fitur Shopee Pinjam ini menetpkan suku
bunga terkecil mulai dari 1,95% per bulan. Sebelum pinjaman dicairkan, konsumen juga harus
menyepakati beberapa perjanjian yang berkaitan dengan besaran bunga, tangal jatuh tempo pembayaran
hingga sanksi yang akan diberikan jika kemungkinan terjadi wanprestasi.
104
Risukmasari
Selanjutnya fitur Shopee Affiliate, yaitu fitur yang disedikan untuk mengajak pengguna shopee
yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan atau mendapatkan komisi dari shopee. Cara kerja
shopee affiliate ini adalah setiap individu yang menjadi afiliasi shopee akan diberi kebebasan berkreasi
dan membuat konten semenarik mungkin untuk mempromosikan produk yang telah sesuai dengan
syarat-ketentuan shopee dan diupload melalui media sosial. Setiap ada pengguna lain yang membeli
produk yang dipromosikan tersebut, pihak shopee akan memberikan komisi sebesar 2,5% hingga 10%
dari harga produk yang dipromosikan.
Dari ketiga fitur yang telah dijelaskan diatas, fitur yang palingibanyak digunakan oleh pengguna
shopee adalah fitur ShopeeiPayLater. Ada banyak faktor yang menyebabkan masyarakat untuk
menggunakan fitur ini. Namun, pada penelitian ini, peneliti akan mengkaji 5 faktor, sebagaimana telah
disebutkan pada latar belakang. Faktor tersebut meliputi 6 kemudahan penggunaan, pendapatan,
motivasi hedonis, keamanan, dan suku bunga.
1. Faktor Kemudahan Penggunaan
Menurut Krempel & Beyerer, (2014) Persepsi Kemudahan yaitu seberapa jauh subjek
beranggapan bahwa suatu sistem atau teknologi dapat digunakan dengan mudah. Menurut Hansen
et al., (2018) Model Penerimaan Teknologi memiliki tiga prinsip inti yang penting salah satunya
persepsi kemudahan penggunaan Dimana persepsi ini harus dikaitkan dengan peningkatan niat
perilaku. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa semua narasumber
berpendapat bahwa penggunaan fitur shopee paylater sangat mudah diaplikasikan, mulai dari proses
pendaftaran, pembelian dengan sistem kredit, hingga pembayarannya. Semua sudah ada petunjuk
yang jelas, sehingga memudahkan konsumen dalam melakukan transaksi. Hal ini menjadi salah satu
faktor juga yang menyebabkan para narasumber lebih memilih untuk menggunakan Shopee Paylater
saat membeli sesuatu di Shopee. Dengan shopee paylater pembayaran lebih mudah dilakukan dari
pada menggunakan shopee pay yang mengharuskan pengguna untuk top up terlebih dahulu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjalu & Mirati, (2022) dan Utami &
Kartika, (2020) yang menyatakan bahwa kemudahan penggunaan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap minat membeli menggunakan shopee paylater. Persepsi kemudahan merupakan hal yang
penting dalam kehidupan nyata. Jika pengguna mempercayai suatu teknologi sistem yang mudah
digunakan maka dia akan tertarik untuk menggunakan system tersebut, begitu pula sebaliknya.
Dengan adanya kemudahan ini akan menumbuhkan minat membeli dalam diri konsumen.
2. Faktor Pendapatan
Adapun yang dimaksud dengan kondisi perekonomian seseorang terdiri dari pendapatan,
Tabungan dan aset, kemampuan meminjam dan sikap terhadap pengeluaran versus tabungan.
Pendapatan pribadi yaitu seluruh total pendapatan yang diterima, termasuk pendapatan yang
diterima seseorang tanpa harus bekerja atau melakukan kegiatan apapun (Sukirno, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan 5 narasumber pengguna shopee di Kota
Jakarta ditemukan bahwa Narasumber 1 dan 2 mengaku, dari berbagai fitur yang disediakan oleh
shopee, dia lebih sering menggunakan Shopee Paylater dalam melakukan transaksi, kemudian
membayarnya bulan depan saat setelah menerima gaji. Pendapatan yang cukup juga mempengaruhi
mereka untuk menggunakan Paylater. Selanjutnya, Narasumber 3 dan 4 berpendapat ia jarang
menggunakan Paylater, ia lebih sering membayarnya secara COD saat memiliki uang yang cukup
untuk membeli sesuatu. Mereka hanya menggunakan Paylater saat keadaan mendesak dan
membayarnya pada saat mendapatkan gaji. Sementara itu Narasumber 5 berpendapat bahwa ia
mengaktifkan fitur shopee paylater namun tidak pernah sama sekali menggunakan fitur tersebut
karena ia takut tidak bisa membayar tagihannya.
Namun jika memiliki pendapatan tetap yang cukup disetiap bulannya ia mengaku akan lebih
memilih menggunakan shopee pay later. Karena selain kemudahannya dalam bertransaksi, ia juga
105
Risukmasari
bisa mendapatkan barang yang inginkan walaupun masih belum memiliki uang. Dari hasil
wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mempengaruhi minat beli konsumen
menggunakan fitur shopee paylater. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mentari
& Bendesa, (2018) menyatakan bahwa pendapatan berpengaruh positif terhadap minat penggunaan
paylater sebagai alat transaksi. Sementara Jeong & Kim, (2020) berpendapat bahwa terdapat
pengaruh positif antara pendapatan terhadap minat berbelanja. Konsumen yang berpendapatan tinggi
akan tertarik dan berminat menggunakan Paylater, karena semakin tinggi Pendapatan seseorang
maka kebutuhan atau konsumsinya pun semakin meningkat.
3. Faktor Motivasi Hedonis
Motivasi hedonis merupakan motivasi berbelanja yang didasari oleh emosi, perasaan nyaman,
dan bahagia (Subagio, 2011). Sementara menurut Poppe et al., (2015) menyatakan bahwa motivasi
hedonis merupakan kegiatan membeli sesuatu yang didorong oleh emosi, perasaan senang dan
kenikmatan materi sebagi tujuan hidup. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, diperoleh
bahwa menurut Narasumber 1, 2, dan 3 berpendapat bahwa ada rasa kesenangan tersendiri saat
mereka berbelanja melalui shopee paylater. Narasumber 1 dan 2 mengatakan, mereka seringkali
tertarik untuk membeli sesuatu dishopee ketika melihat barang yang diincar sedang ada diskon atau
potongan harga. Walaupun pada saat itu mareka sedang tidak memiliki uang, namun untuk menuruti
rasa kesenangan mereka akhirnya terdorong untuk membeli barang yang diincar itu dengan
memanfaatkan fitur shopee pay later. Sementara itu narasumber 4 menyatakan bahwa mereka
merasa senang saat berbelanja melalui fitur shopee pay later, akan tetapi tidak memaksakan untuk
membeli suatu barang ketika dia tidak memiliki uang yang cukup. Selanjutnya menurut narasumber
5 dia menyatakan tidak pernah memaksakan diri untuk membeli sesuatu. Saat tidak memiliki cukup
uang dia lebih memilih untuk menabung terlebih dahulu kemudian akan membeli barang yang
diingin setelah uangnya terkumpul. Dari semua pendapat narasumber, dapat disimpulkan bahwa
motivasi hedonis mempengaruhi minat seseroang untuk membeli sesuatu menggunakan shopee
paylater.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjalu & Mirati, 2022; Putri, (2022)
yang menunjukkan hubungan satu arah antara hedonic motivations dan minat beli menggunakan
Shopee PayLater. Gaya hidup berhubungan dengan motivasi hedonisme karena aktivitas
penggunanya terpenuhi melalui penggunaan suatu teknologi, maka pengguna akan merasa senang
dan nyaman dalam menggunakannya teknologi.
4. Faktor Keamaanan
Keamana teknologi (Security) merupakan sebuah pegangan bagi pengguna untuk percaya
bahwa data pribadi pengguna tidak dapat diakses dan disalahgunakan oleh orang lain pada saat
melakukan transaksi (Darmawan & Wenerda, 2022). Dalam melakukan transaksi secara online, hal
pertama yang dipertimbangkan adalah apakah aplikasi yang digunakan atau tidak.
Hal ini dikarenakan semua yang berhubungan dengan sistem teknologi dan internet akan
merekam semua hal yang berkaitan dengan data pribadi seseorang. Maka dari itu jika suatu aplikasi
sudah terbukti aman, barulah tumbuh minat seseorang untuk menggunakan aplikasi tersebut. Dari
hasil wawancara yang telah dilakukan, semua narasumber memiliki pendapat yang sama mengenai
keamanan fitur shopee paylater. Mereka berpendapat shopee paylater sudah terdaftar di OJK
sehingga sudah dipastikan layanan ini aman dari pembocoran data-data oleh oknum yang tidak
bertanggungjawab. Selain itu juga ada fitur proteksi yang dapat mereka gunakan saat ingin membeli
suatu barang, sehingga jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan saat pengiriman barang, maka
pengguna dapat mengklaim proteksi tersebut untuk meminta mengembalian dana. Makaidari itu
dapatidisimpulkan bahwaikemanan dapatimempengaruhi minat seseorang untukibertransaksi
menggunakan shopee paylater.
106
Risukmasari
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Farizqi et al., (2022) yang
mengemukakan bahwa jaminan keamanan berpengaruh terhadap dengan minat bertransaksi
menggunakan fintech. Selanjutnya alwafi & Magnadi, (2016) dalam penelitiannya mengemukakan
bahwa keamanan memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen. Hal ini dapat diartikan bahwa
keamanan menjadi faktor yang diperhatikan konsumen ketika akan memilih sistem layanan.
Pengguna akan lebih cenderung berminat membeli menggunakan Shopee Paylater apabila
mempunyai persepsi bahwa layanan PayLater disediakan oleh Shopee telah dirancang dan
memilikiisistem yang amanidari tindakipidana.
5. Faktor Suku Bunga
Menurut Yandri et al., (2022) Suku bunga dinyatakan sebagai persentase dari pinjaman pokok
periunit waktu. Suku bunga adalah ukuran harga suatu sumber daya yang digunakan oleh seorang
debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur. Besaran tarif bunga yang dipatok oleh setiap layanan
kredit ini berbeda-beda. Hal ini menjadi salah satu pertimbangan seseorang untuk memilih layanan
kredit. Besaran bunga yang lebih murah akan lebih diminati oleh pengguna saat melakukan kredit.
Pada program shopee paylater besaran bunga yang dikenakan sebesar 2,95% dengan tambahan biaya
penanganan sebesar 1%.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan lima narasumber, diketahui bahwa
menurut Narasumber 1 dan 2 besaran bunga yang dikenakan oleh shopee paylater masih termasuk
murah dibandingkan dengan layanan kredit yang lain. Sehingga hal ini tidak mempengaruhi niat
mereka untuk berbelanja menggunakan shopee paylater. Sementara menurut narasumber 3 dan 4
mengungkapkan hal yang sama yaitu sebenarnya kalau dibandingkan dengan layanan kredit yang
lain memang suku bunga yang dikenakan oleh shopee paylater terbilang paling murah. Sehingga
adanya tarif suku bunga ini sebenarnya tidak mempengaruhi mereka untuk berbelanja menggunakan
shopee paylater atau tidak. Jika mereka memiliki cukup uang, mereka akan lebih memilih untuk
menggunakan metode COD atau bayar langsung. Sedangkan jika memang pada saat itu tidak
memiliki uang tetapi kebutuhan akan suatu barang mendesak, maka mereka akan memilih untuk
menggunakan shopee paylater. Sementara menurut narasumber 5 mengungkapkan, suku bunga
menjadi perhatian utama saat ia hendak membeli suatu barang secara kredit. Besaran tarif yang
dikenakan shopee paylater ini termasuk mahal menurut dia, ditambah lagi adanya biaya penanganan
1% sehingga bunga yang harus dibayarkan semakin banyak. Berdasarkan hasil wawancara diatas,
dapat disimpulkan bahwa besaran bunga yang dikenakan tidak mempengaruhi minat seseorang
untuk membeli menggunakan fitur paylater.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eviana & Saputra, (2022) yang
menyatakan bahwa suku berpengaruh negative terhadap minat seseorang untuk menggunakan
paylater. Namun berbeda dengan hasil penelitian Hilmi & Pratika, (2021) yang menyatakan suku
bunga berpengaruh positif terhadap minat seseorang untuk menggunakan paylater. Beberapa orang
memang memiliki pendapat yang berbeda-beda mengenai tingkat bunga pada layanan kredit.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa platform shopee memiliki 3 fitur
yang meliputi shopee pay later, shopee pinjam dan shopee affiliate. Dari ketiga fitur tersebut shopee
paylater yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi minat masyarakat untuk membeli menggunakan shopee paylater yakni kemudahan
penggunaan, pendapatan, motivasi hedonis, keamanan, dan suku bunga.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan, pendapatan, motivasi hedonis dan
keamanan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi minat masyakat untuk membeli menggunakan
shopee paylater. Sementara itu suku bunga tidak berpengaruh terhadap minat masyarakat untuk membeli
107
Risukmasari
menggunakan shopee paylater. Dengan kata lain suku bunga yang dikenakan tinggi atau rendah tidak
akan mempengaruhi seseorang untuk membeli menggunakan fitur shopee paylater.
BIBLIOGRAPHY
Achsa, A., & Dewi, M. S. E. (2021). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen: Studi Pada Online Shop Shopee. Ekonomi & Bisnis, 20(1).
Alwafi, F., & Magnadi, R. H. (2016). Pengaruh Persepsi Keamanan, Kemudahan Bertransaksi,
Kepercayaan Terhadap Toko Dan Pengalaman Berbelanja Terhadap Minat Beli Secara Online
Pada Situs Jual Beli Tokopedia. Com. Diponegoro Journal Of Management, 5(2), 134148.
Asja, H. J., Susanti, S., & Fauzi, A. (2021). Pengaruh Manfaat, Kemudahan, Dan Pendapatan Terhadap
Minat Menggunakan Paylater: Studi Kasus Masyarakat Di Dki Jakarta. Jurnal Akuntansi,
Keuangan, Dan Manajemen, 2(4), 309325.
Creswell, J. W. (2015). Revisiting Mixed Methods And Advancing Scientific Practices.
Darmawan, M., & Wenerda, I. (2022). Digital Literacy As The Basis For The Use Of Digital Wallets
During Covid-19 Pandemic. Channel: Jurnal Komunikasi, 10(2), 157166.
Eviana, V., & Saputra, A. J. (2022). Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Minat Penggunaan
Sistem Pembayaran Pay Later. Jurnal Pendidikan Tambusai, 6(1), 19681977.
Farizqi, A. I., Soleh, A., & Febliansa, M. R. (2022). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Pengguna Shopee Pay Later Di Bengkulu Factors Affecting User Interest Shopee Pay Later In
Bengkulu. Seminar Nasional Ekonomi Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 2132.
Gunawan, R., Aulia, S., Supeno, H., Wijanarko, A., Uwiringiyimana, J. P., & Mahayana, D. (2021).
Adiksi Media Sosial Dan Gadget Bagi Pengguna Internet Di Indonesia. Techno-Socio Ekonomika,
14(1), 114.
Hansen, J. M., Saridakis, G., & Benson, V. (2018). Risk, Trust, And The Interaction Of Perceived Ease
Of Use And Behavioral Control In Predicting Consumers’ Use Of Social Media For Transactions.
Computers In Human Behavior, 80, 197206.
Hilmi, L. D., & Pratika, Y. (2021). Paylater Feature: Impulsive Buying Driver For E-Commerce In
Indonesia. International Journal Of Economics, Business And Accounting Research (Ijebar), 5(2),
6376.
Jeong, J.-Y., & Kim, H.-C. (2020). Korean Mothers’ Food Choice Behavioral Intent For Children: An
Examination Of The Interaction Effects Of Food Type, Household Income, And Healthism. Food
Quality And Preference, 81, 103835.
Krempel, E., & Beyerer, J. (2014). Tam-Vs: A Technology Acceptance Model For Video Surveillance.
Annual Privacy Forum, 86100.
Mentari, A. C., & Bendesa, I. K. G. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Dalam
Menggunakan Uang Elektronik Di Kota Denpasar, Provinsi Bali. E-Jurnal Ep Unud, 7(4), 646
676.
Panjalu, D. A., & Mirati, R. E. (2022). Analisis Pengaruh Minat Pengguna Fitur Paylater Pada Aplikasi
Shopee. Seminar Nasional Akuntansi Dan Manajemen Pnj, 3.
Poppe, K. K., Doughty, R. N., Gardin, J. M., Hobbs, F. D. R., Mcmurray, J. J. V, Nagueh, S. F., Senior,
R., Thomas, L., Whalley, G. A., & Aune, E. (2015). Ethnic-Specific Normative Reference Values
For Echocardiographic La And Lv Size, Lv Mass, And Systolic Function: The Echonormal Study.
Jacc: Cardiovascular Imaging, 8(6), 656665.
Putri, H. M. P. (2022). Analisis Penerimaan Pengguna E-Commerce Pada Fitur Aplikasi Pinjaman
Berbasis Teknologi (Spaylater) Dengan Menggunakan Model Modifikasi Utaut 2. Fakultas Sains
Dan Teknologi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.
Rizquina, A. Z., & Ratnasari, C. I. (2023). Implementasi Web Scraping Untuk Pengambilan Data Pada
Website E-Commerce. Jurnal Teknologi Dan Sistem Informasi Bisnis, 5(4), 377383.
Subagio, H. (2011). Pengaruh Atribut Supermarket Terhadap Motif Belanja Hedonik Motif Belanja
Utilitarian Dan Loyalitas Konsumen. Jurnal Manajemen Pemasaran, 6(1), 821.
Sukirno, S. (2015). Makroekonomi Teori Pengantar (Edisi 3). Pt Rajagrafindo Persada.
Utami, V. W., & Kartika, R. (2020). Investasi Saham Pada Sektor Perbankan Adalah Pilihan Yang
Tepat Bagi Investor Di Pasar Modal. Jurnal Sains Sosio Humaniora, 4(2), 894897.
Yandri, D., Darwanti, D., & Purwanto, H. (2022). Dampak Covid 19 Terhadap Perkembangan Pasar
108
Risukmasari
Modal Indonesia. Remittance: Jurnal Akuntansi Keuangan Dan Perbankan, 3(2), 6772.
Yuneline, M. H. (2022). Implications Of Shariah Financial Technology In Increasing Financial
Inclusion To Micro, Small, And Medium Enterprises. Islamiyyat, 44(1), 8999.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License