How to cite:
Eka Jumailatun Niswah. (2021). Analisis Hasil Belajar Matematika dan Kemandirian Belajar pada Siswa Kelas
IV di SD Klakahkasihan 02. Jurnal Sosial dan Teknologi. 1(6): 508-521
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 6, June 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
ANALISIS HASIL BELAJAR MATEMATIKA DAN
KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA KELAS
IV DI SD KLAKAHKASIHAN 02
Eka Jumailatun Niswah
Universitas Muria Kudus
ekajumailatunnisw[email protected]m
Diterima:
16 Mei 2021
Direvisi:
30 Mei 2021
Disetujui:
14 Juni 2021
Abstrak
Istilah pendidikan atau paedagogic berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja oleh orang dewasa agar
menjadi dewasa. Penelitian ini bertujuan menganalisis hasil belajar
matematika siswa kelas 4 di SD Klakahkasihan 02 dan menganalisis
kemandirian belajar siswa kelas 4 di SD Klakahkasihan 02. Penelitian
ini membahas tentang hasil belajar siswa dan kemandirian belajar siswa
sekolah dasar yang dilakukan melalui pembelajaran daring. Hasil belajar
dan kemandirian siswa dapat digunakan agar lebih mandiri dan tidak
bergantung pada orang lain. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimanakah hasil belajar siswa dan kemandirian siswa
SD Klakahkasihan 02. Penelitian ini akan menggunakan jenis kualitatif
dengan menyajikan data secara deskriptif dengan subjek penelitian
siswa kelas 4. Adapun objek penelitian ini adalah analisa hasil belajar
matematika dan kemandirian belajar pada siswa kelas 4 di SD
Klakahkasihan 02. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Teknik
pengumpulan data penelitian ini dengan wawancara, tes dan observasi.
Analisis data penelitian ini dengan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas
4 SD Klakahkasihan 02 memiliki keterampilan berhitung matematika
yaitu memiliki keterampilan pemahaman, penafsiran, penyajian,
penalaran dan pemecahan permasalahan. Siswa juga memiliki
kemandirian belajar yaitu mencari sumber belajar sendiri, tidak
bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab.
Kata kunci: Biodiesel; Minyak goreng bekas; Cangkang kerang dara;
Transesterifikasi
Abstract
The term education or paedagogic means guidance or help given
intentionally by adults to become adults. This study aims to analyze the
results of mathematics study of grade 4 students at SD Klakahkasihan
02 and analyze the learning independence of grade 4 students at SD
Klakahkasihan 02. This study discusses student learning outcomes and
the independence of elementary school students' learning conducted
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 509
through online learning. Student learning outcomes and independence
can be used to be more independent and not dependent on others. The
benefit of this research is to know how students learn and the
independence of students of SD Klakahkasihan 02. This study will use
qualitative type by presenting data descriptively with the research
subjects of grade 4 students. The object of this research is the analysis
of the results of mathematics learning and the independence of learning
in grade 4 students at SD Klakahkasihan 02. The research approach
used in this study is qualitative research. This research data collection
technique with interviews, tests and observations. Analyze this research
data with data reduction, data presentation and conclusion drawing.
The results showed that grade 4 students of SD Klakahkasihan 02 have
math counting skills that are to have the skills of understanding,
interpretation, presentation, reasoning and problem solving. Students
also have the freedom to learn, which is to find their own learning
resources, not rely on others and be responsible.
Keywords: Counting; Learning Outcomes; Learning Independence
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan (Landriany, 2014). Pembelajaran disekolah memiliki empat hal yang perlu
diperhatikan yaitu perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasan. Pembelajaran
matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam
pendidikan dan kehidupan masyarakat (Suharsimi, 2013). Tujuan dalam kegiatan belajar
matematika ini yaitu mendapatkan hasil yang baik. Sehingga seorang siswa akan
berusaha untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri agar mendapatkan nilai yang
baik. Penelitian oleh (Amelia et al., 2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator
keberhasilan siswa dalam pembelajaran matematika yaitu misalnya menghafal suatu
rumus maka akan dapat memahami penggunaan rumus tersebut. Kemudian, untuk
mengetahui hasil belajar matematika diperlukan evaluasi belajar berupa evaluasi sumatif
atau tes sumatif yang dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok materi
atau sebuah program yang lebih besar. Hasil belajar ini didapatkan melalui evaluasi
pembelajaran yang biasanya setiap sekolah menerapkan kegiatan ujian (Aisah, 2016).
Penelitian oleh (Yukentin et al., 2018) yang hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa pada saat pembelajaran berlangsung sering ditemukan siswa yang berkepribadian
ekstrovert dan introvert seperti nampak bahwa ada siswa yang bersikap pemalu, berani,
terbuka dan tertutup, namun guru kurang memperhatikan sikap yang diperlihatkan oleh
siswa tersebut sehingga dalam pemilihan metode atau cara mengajar guru
menyamaratakan tanpa pertimbangan adanya perbedaan kepribadian siswa. Penelitian
oleh (Afriyeni, 2018) yang hasil penelitian menunjukkan bahwa diperlukan pembelajaran
siswa secara holistik tentang pengetahuan, keterampilan dan sikap lingkungan, selain itu
juga dapat menjadi gerakan peduli lingkungan yang melibatkan seluruh stakeholders
sekolah yaitu siswa, guru, tenaga administrasi, orang tua, serta masyarakat sekitar
(Muslicha, 2015). Dengan demikian sekolah dapat menjadi wahana dan sistem yang
nyaman dan dinamis bagi siswa untuk megembangankan good knowing, good filling dan
good acting.
Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis hasil belajar matematika siswa kelas 4
di SD Klakahkasihan 02 dan menganalisis kemandirian belajar siswa kelas 4 di SD
Vol. 1, No. 6, pp. 508-521, June 2021
510 http://sostech.greenvest.co.id
Klakahkasihan 02. Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat dijadikan sebagai bahan
referensi dan studi literatur bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian
berkaitan dengan hasil belajar siswa dan kemandirian belajar bagi siswa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di SD Klakahkasihan 02 tepatnya di kelas 4 untuk
mengetahui hasil belajar matematika dan kemandirian belajar siswa kelas 4 di SD
Klakahasihan 02. Waktu penelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu perencanaan,
pengumpulan data dan pelaporan. Pada perencanaan akan dilakukan pada Januari 2021.
Kemudian, tahap pengambilan data pada Februari 2021. Terakhir, pada pelaporan akan
dilakukan bulan Maret 2021. Penelitian ini diharapkan mampu selesai sesuai dengan
target waktu yang ditentukan.
Penelitian ini akan menggunakan jenis kualitatif dengan menyajikan data secara
deskriptif berkaitan dengan analisa hasil belajar matematika dan kemandirian belajar
siswa kelas 4 di SD Klakahkasihan 02. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). (Moleong, 2017)
mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh).
Kemudian, jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus yaitu jenis penelitian
yang menyajikan pandangan dari subjek yang diteliti. Studi kasus juga menyajikan uraian
yang menyeluruh yang mirip dengan apa yang dialami pembaca kehidupan sehari-hari.
Jenis penelitian studi kasus dapat dijadikan sebagai sarana efektif untuk menunjukkan
hubungan antara peneliti dan responden.
(Moleong, 2017) menyebutkan bahwa teknik pengumpulan data merupakan hal
penting dalam sebuah penelitian karena tanpa adanya data penelitian maka tidak akan
dapat menjawab suatu permasalahan penelitian. Data penelitian juga harus dikumpulkan
secara sistematis dan tersusun. Agar data yang dikumpulkan sistematis maka terdapat alur
proses penelitian yang digunakan untuk menganalisis hasil belajar matematika dan
kemandirian belajar siswa kelas 4 SD Klakahkasihan 02. Berikut adalah alur penelitian
sebagai berikut:
Gambar 1. Alur Penelitian
Analisis
Hasil Tes
Pelaksanaan
Tes
Validasi
Instrumen
Penyusunan
Instrumen
Analisis Hasil
Wawancara
Reduksi
Data
Interpretasi
Data
Pelaksanaan
Wawancara
Penulisan
Laporan
Penarikan
Kesimpulan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 511
Gambar 1 diatas merupakan gambar alur dalam penelitian ini dapat digunakan
untuk mendapatkan data secara jelas dan sistematis. Penelitian ini dimulai dari
penyusunan instrumen kemudian memvalidasi instrumen. Langkah selanjutnya yaitu
pelaksanaan tes yang diberikan kepada siswa kelas 4 SD Klakahkasihan 02. Hasil tes
tersebut kemudian dianalsis dan dilanjutkan wawancara, hasil dari wawancara juga akan
dianalisis dan direduksi untuk memisahkan data yang akan digunakan. Setelah itu,
dilakukan interpretasi data. Interpretasi data sangat penting dalam penelitian karena
menggabungkan hasil dari analisis dengan rumusan masalah untuk mendapatkan
kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan akan ditulis dalam bentuk
laporan. (Moleong, 2017) menyatakan bahwa uji keabsahan data dalam penelitian
kualitatif terdiri dari uji credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),
dependability (reliabilitas) dan confirmability (obyektivitas). Teknik analisa data yang
digunakan adalah model Bogdan dan Biklen.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil belajar ini akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuannya
selama pembelajaran di sekolah. Hasil belajar ini dapat dijadikan sebagai evaluasi
kemampuan dan keterampilannya. Hasil belajar ini sesuai dengan kurikulum 2013
menyatakan terkait sikap, keterampilan dan pengetahuan. Siswa harus memiliki nilai
sikap, keterampilan dan kemampuan yang baik agar dapat dikategorikan sebagai hasil
belajar yang bagus (Manik, 2020).
Hasil belajar ini juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang
terpenting adalah sikap, bakat dan minat siswa karena tanpa adanya ketiga faktor tersebut
maka hasil belajarnya juga buruk. Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif atau negatif
(Alfianti, 2016).
Tabel 1. Hasil Wawancara dengan Siswa I
No. Data : 001/03-03-2021
Penggalan Percakapan dengan AN
1. Bagaimana kamu mendeskripsikan, mengurutkan dan membandingkan bilangan matematika
pecahan? Apakahlh kamu bisa melakukan dengan baik?
Jawaban : Pada pelajaran pecahan ini saya bisa mendeskripsikannya seperti bilangan
setengah dan saya juga bisa membandingkan maupun mengurutkan pecahan kecil sampai
besar…. Hanya perlu memahami dikehidupan sehari-hari…
2. Bagaimana kamu bisa mambaca tabel dan membuat tabel? Bagaimana kamu memahaminya?
Jawaban : Membaca tabel bisa kak dengan cara memahami fenomena ceritanya tetapi
kadang saya juga gapaham dengan isi tabelnya. Jika membuat tabelnya bisa tapi buat susun
isinya juga susah menurut saya kak…..
3. Bagaimana tindakan yang kamu lakukan ketika ada kurang atau untuk memastikan
kebenarannya?
Jawaban : Saya bertanya pada teman saja jika belum jelas karena saya juga jarang bertanya
lagi.
4. Bagaimana cara kamu menyelesaikan permasalahan dengan matematika dalam sehari-hari?
Jawaban : Kalau sehari-hari biasanya perlu sih kak seperti membagi uang-uang itu untuk
beli makanan di toko, kalau gak ngerti nanti dibohongi sama penjualnya….
5. Berapa nilai kesopanan kamu ?
Jawaban : B kak…
6. Berapa rata-rata nilai ujian kamu ?
Jawaban : Ujian saya kebanyakan dapat 76 kak ….
Vol. 1, No. 6, pp. 508-521, June 2021
510 http://sostech.greenvest.co.id
Siswa AN ini memiliki pemahaman yang baik karena siswa tersebut mampu mengoperasikan
bilangan pecahan secara baik. Tingkat pemahaman terhadap perhitungan matematis cukup
memahami. Kemudian, secara kemampuan penafsiran siswa ini masih memiliki penafsiran yang
kurang karena belum dapat memasukkan fenomena ke dalam satuan tabel. Siswa tersebut belum
dapat menafsirkan kasus untuk dijadikan sebuah ringkasan tabel dan diagram. Namun, siswa AN
ini memiliki kemampuan penalaran yang cukup baik walaupun tidak sempurna karena masih
memiliki motivasi bertanya yang rendah untuk menentukan kebenarannya. AN juga mampu
memecahkan masalah kesehariannya dengan aktivitas jual beli di kehidupan sehari-hari.
Kemampuannya dalam menerapkan pemecahan matematika diimplementasikan dengan baik. AN
merupakan seorang siswa yang memiliki hasil belajar yang baik. Berdasarkan data yang
didapatkan tersebut nilai kesopanan terkait sikapnya mendapat B artinya secara hasil belajar AN
baik terkait sikapnya. Nilai rata-rata ujian matematikanya juga mendapat 76. Berdasarkan
kurikulum matematika di sekolah tersebut 70 sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar
matematika yang baik karena mampu mencapai nilai yang ditentukan. Berdasarkan hasil
percakapan diatas menunjukkan bahwa AN merupakan siswa yang memiliki kesopanan yang
baik dikarenakan siswa tersebut mengucapkan terima kasih kepada gurunya setelah meminta
bantuan pada gurunya saat menjelaskan materi yang belum dipahaminya. Hal ini terbukti melalui
hasil nilai kesopanannya mendapat nilai B yang artinya kesopanannya baik. Selanjutnya, melalui
sikap yang diperlihatkan oleh siswa tersebut saat ditanya terkait tidak mengerjakan tugas maka
siswa menjawab bahwa siswa tersebut sering tidak mengerjakan tugas yang diberikan gurunya,
namun siswa tersebut selalui mengikuti ujian walaupu belum memahami materinya. Hal ini
sesuai dengan hasil belajarnya yang didapatkan yaitu 76. Siswa ini mendapatkan nilai yang
sangat minim dikarenakan masih sangat jarang mengerjakan tugas-tugasnya.
Tabel 2 Hasil Wawancara dengan Siswa II
No. Data : 002/03-03-2021
Penggalan Percakapan dengan DA
1. Bagaimana kamu mendeskripsikan, mengurutkan dan membandingkan bilangan matematika
pecahan? Apakah kamu bisa melakukan dengan baik?
Jawaban : Jika harus disuruh untuk mendeskripsikan. Pada pelajaran saat ini yaitu materi
pecahan saya bisa mendeskripsikannya seperti bilangan setengah, seperempat dan
kemudian membandingkan pecahan-pecahan tersebut.
2. Bagaimana kamu bisa mambaca tabel dan membuat tabel? Bagaimana kamu memahaminya?
Jawaban : Saya bisa menafsirkan tabel permasalahan kak kemudian akan dianalisa. Cara
saya membaca tabel ini dengan memahami bagian alur cerita fenomenanya kak. Dari
permasalahan itu saya juga bisa membuatkan tabelnya atau diagram.
3. Bagaimana tindakan yang kamu lakukan ketika ada kurang atau untuk memastikan
kebenarannya?
Jawaban : Saya selalu bertanya pada guru kak jika belum paham dan ada yang kurang pasti
saya tanyakan. Bahkan saya selalu bertanya kebenaran jawaban saya.
4. Bagaimana cara kamu menyelesaikan permasalahan dengan matematika dalam sehari-hari?
Jawaban : Lebih seringnya sih missal untuk kegiatan berbagi ya kak. Membagi makanan
atau minuman ke adik ataau teman perlu pemahaman pecahan ini kak….
5. Berapa nilai kesopanan kamu ?
Jawaban : A kak…
6. Berapa rata-rata nilai ujian kamu ?
Jawaban : 86 kak…
Analisis :
Siswa DA ini memiliki pemahaman yang baik karena siswa tersebut mampu mendeskripsikan
matematika khususnya pada materi pecahan. Kemudian, DA juga mampu memandingkan hasil
pecahan antara besar maupun kecil. Siswa ini juga mengoperasikan bilangan pecahan secara
baik. Kemudian, secara penafsiran sswa ini memiliki penafsiran yang baik karena dapat
meringkas permasalahan atau fenomena ke dalam satuan tabel maupun diagram dan gambar.
Artinya, kemampuan ini disebut sebagai kemampuan dalam menafsirkan suatu permasalahan
512
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 509
ataupun fenomena dan akan disajikan dalam diagram. Siswa DA memiliki kemampuan penalaran
yang cukup baik karena sering mengajukan pertanyaan ke guru untuk mengecek jawaban
benarnya. Penalaran siswa tersebut tergolong sangat baik karena dalam dirinya memiliki sebuah
ketidakpuasan sehingga perlu untuk mengecek kebenarannya kepada guru sehingga sering
bertanya Penalaran terhadap perhitungannya dapat diidentifikasikan sendiri apakah benar ataupun
salah sehingga jika hasil jawabannya secara penalaran masih kurang maka akan melakukan
pembenaran kepada orang yang lebih ahli. DA juga mampu memecahkan masalah kesehariannya
dengan aktivitas pembagian makanan. Implmentasi pemecahan matematika dalam kehidupan
sehari-hari sangat baik. Bukan hanya pembagian makanan terutama dalam hal perhitungan
kebutuhan suatu potongan misalkan dalam memasak membutuhkan garam seperempat dan
sejenisnya. Sehingga siswa ini dikatakan mampu dan memiliki keterampilan pemecahan masalah
sehari-hari. Rata-rata nilai sikap DA ini mendapatkan nilai A artinya sangat baik. Rata-rata hasil
belajar siswa DA ini mendapatkan nilai 86. Berdasarkan kurikulum matematika di sekolah
tersebut 70 sehingga siswa tersebut mendapatkan hasil belajar matematika yang baik karena
mampu mencapai nilai yang ditentukan. Berdasarkan hasil penggalan wawancara tersebut
didapatkan bahwa seorang siswa yang bernama DA ini memiliki kesopanan yang sangat baik.
Karena dapat dilihat melalui sikapnya ketika membutuhkan pertolongan guru dan memintanya
untuk menjelaskan siswa tersebut mengucapkan terimakasih. Tidak hanya itu saja, siswa ini juga
mengucapkan kata maaf karena telah merepotkan guru tersebut. Selanjutnya, sesuai dengan
penggalan wawancara tersebut. Hal ini sesuai dengan nilai kesopanan yang didapatkan yaitu A
artinya sangat baik. Sikap yang dicerminkan oleh siswa ini sangat sopan karena dapat terlihat
juga ketika sedang berlangsung pembelajaran daring siswa ini menjawab soal yang diberikan
gurunya dengan tutur kata yang sopan dan mengucapkan kata minta maaf ketika memutus
percakapan guru saat menjelaskan karena akan bertanya sesuatu. Siswa ini selalu mengerjakan
tugas yang diberikan oleh gurunya. Siswa ini tidak pernah terlambat dalam mengerjakan tugas-
tugasnya. DA ini sangat rajin karena dirinya juga belajar setiap hari terkait mata pelajaran yang
akan diajarkan pada keesokan harinya. Siswa ini tidak hanya belajar ketika ada ujian saja,
melainkan pada hari-hari biasa juga belajar. Semua mata pelajaran dipelajari dengan baik bukan
hanya mata pelajaran matematika saja. Maka dari itu, sikap rajin belajarnya ini menyebabkan
siswa ini mendapatkan nilai rata-rata ujiannya yaitu 86 karena setiap hari digunakan waktunya
untuk belajar. Ketika terdapat beberapa materi yang belum dimengerti maka akan dipelajari ulang
sampai benar-benar paham atas materi yang dijelaskan oleh guru tersebut pada hari itu.
Tabel 3. Hasil Wawancara dengan Siswa III
No. Data : 003/03-03-2021
Penggalan Percakapan dengan JG
1. Bagaimana kamu mendeskripsikan, mengurutkan dan membandingkan bilangan matematika
pecahan? Apakah kamu bisa melakukan dengan baik?
Jawaban : Jika hanya menjelaskan konsepnya saya bisa kak. Membandingkan dan
mengurutkan saya juga sudah paham karena sering berlatih dirumah…
2. Bagaimana kamu bisa mambaca tabel dan membuat tabel? Bagaimana kamu memahaminya?
Jawaban : Saya bisa membaca tabel dengan baik kak tetapi jika harus membuat tabel sesuai
kasus agak sulit kak memahaminya….
3. Bagaimana tindakan yang kamu lakukan ketika ada kurang atau untuk memastikan
kebenarannya?
Jawaban : Saya berusaha sendiri kak jadi kalau ada yang kurang saya cari-cari jawabannya
sendiri. Belum tau betul atau tidaknya….
4. Bagaimana cara kamu menyelesaikan permasalahan dengan matematika dalam sehari-hari?
Jawab : Pembagian waktu kak sangat sering dipakai jadi dalam jam kan ada seperempat
dan lain-lainnya …..
5. Berapa nilai kesopanan kamu ?
Jawaban : B kak…
6. Berapa rata-rata nilai ujian kamu ?
Jawaban : 70 kak…
513
Vol. 1, No. 6, pp. 508-521, June 2021
510 http://sostech.greenvest.co.id
Analisis :
Siswa JG ini memiliki pemahaman yang kurang karena siswa tersebut belum mampu
mengoperasikan dan mengurutkan bilangan pecahan secara benar serta membandingkannya juga
belum mahir perlu belajar yang tekun agar dapat memahaminya. Siswa tersebut masih memiliki
kesulitan untuk memahami pembilang dan penyebut yang merupakan pokok utama yang harus
dipahami dalam materi pecahan yang saat ini dipelajari. Tanpa pemahaman penyebut dan
pembilang maka tidak akan mampu mendeskripsikan, membandingkan bahkan untuk
mengurutkan dari yang terkecil hingga terbesar maupun sebaliknya akan mengalami kesusahan.
Artinya siswa ini masih belum memiliki pemahaman yang cukup baik. Kemudian, secara
penafsiran siswa ini memiliki penafsiran yang kurang karena belum dapat menafsirkan
permasalahan ke dalam satuan tabel maupun diagram dan gambar. Siswa tersebut mengalami
kesulitan untuk membaca dan menafsirkan tabel persoalan yang bisanya digunakn untuk
mempersingkat keterangan dan penjelasan. Kemampuan menafsirkan untuk siswa ini masih
kurang sekali. Selanjutnya, siswa JG memiliki kemampuan penalaran yang cukup baik walaupun
tidak sempurna karena masih memiliki motivasi bertanya yang rendah untuk menentukan
kebenarannya. Siswa tersebut juga telah mampu merubah kalimat matemaika secara sistematis
dan logis sehingga siswa tersebut dapat disimpulkan memiliki penalaran yang cukup baik. JG
juga mampu memecahkan masalah kesehariannya dengan aktivitas pembagian waktu. Rata-rata
nilai sikap JG ini mendapatkan nilai B. Nilai B ini diartikan sebagai baik. Berdasarkan hasil
belajar yang didapatkan oleh JG ini dapat diartikan bahwa nilai sikap JG ini baik sesuai dengan
hasil belajar yang didapatkan. Kemudian, rata-rata hasil belajar siswa JG ini mendapatkan nilai
70. Berdasarkan kurikulum matematika di sekolah tersebut 70 sehingga siswa tersebut
mendapatkan hasil belajar matematika yang baik karena mampu mencapai nilai yang ditentukan.
Nilai yang didapatkan cukup sehingga perlu untuk ditingkatkan lagi. Hasl belajar yang
didapatkan oleh JG ini sesuai dengan sikap yang dilakukannya terhadap guru. Ketika guru
menjelaskan materi pembelajaran melalui pembelajaran daring, siswa yang bernama JG ini selalu
tidak menghiraukan gurunya. Siswa ini asik bermain game di handphone pribadinya sehhingga
ketika guru menjelaskan siswa tersebut bermain. Sikap JG yang kurang memperdulikan
pembelajaran terlihat oleh guru sehingga guru memanggilnya dan memberikan beberapa soal
untuk langsung dijawab. Namun, siswa ini juga tidak berusaha menjawab tetapi melawan
gurunya. Sikap yang dicerminkan oleh JG ini sangat tidak patut untuk diungkapkan kepada guru
karena guru merupakan orangtua yang harus dihormati. Maka hal ini sesuai dengan nilai
kesopanan yang didapatkan B. Pada nilai kesopanan ini seharusnya siswa tersebut mendapatkan
nilai C namun guru tersebut sangat baik dan memiliki rasa toleransi terhadap sikap siswnya
tersebut. Selanjutnya, siswa yang bernama JG ini termasuk siswa yang kurang rajin. Hal ini
dapat dilihat ketika diberikan tugas harian oleh gurunya tidak pernah mengerjakan dan tugas
tersebut tidak pernah dikumpulkan. Hal ini sesuai dengan nila hasil belajar yang didapatan
mendapat nilai 70. Nilai tersebut merupakan nilah dibawah minimum 75 sehingga siswa tersebut
perlu mengulang pembelajaran atau dengan menempuh ujian untuk mendapatkan nilai minimum
yaitu 75. Siswa ini tidak pernah memperdulikan kegiatan pembelajarannya dikelas, ketika diberi
tugas juga tidak mengerjakan dan saat diberi pertanyaan oleh guru juga tidak menjawab sehingga
guru juga memberikan nilainya sangat kurang.
Temuan peneliti melalui hasil wawancara yang dapat dijelaskan pada lampiran
penelitian ini. Dari hasil temuan data ini sebagian besar siswa ini sebanyak sepuluh
informan yaitu AN, DA, PA, JG, PU, SR, GN, LP, WP dan AR mendapatkan hasil
belajar yang baik diatas kriteria penentuannya . Rata-rata hasil belajar siswa tersebut
mendapatkan 70. Hal ini sesuai dengan nilai KKM matematika di sekolah tersebut bahwa
nilai KKM untuk mata pelajaran matematika yaitu 70. Melalui hasil belajar yang
didapatkan siswa, tidak semua siswa mendapatkan 70 tetapi juga ada siswa yang
mendapatkan nilai diatas 70 seperti 75, 76 dan 78.
Hasil belajar yang didapatkan tersebut telah sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Pada indikator keberhasilan matematika ini setiap siswa harus memiliki
kemampuan sebagai berikut (Anwar, 2012):
514
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 515
1) Penilaian Pemahaman
Kemampuan siswa mendiskripsikan konsep, membandingkan,
mengurutkan bilangan dan menentukan hasil operasi matematika
2) Penilaian Penyajian dan Penafsiran
Siswa mampu menafsirkan tabel dan diagram dan melukiskan gambar-
gambar bangun geometri.
3) Penilaian Penalaran
Siswa mampu mengidentifikasi contoh maupun bukan contoh dan
memeriksa kebenaran suatu pernyataan.
4) Penilaian Pemecahan Masalah
Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan ilmu matematika yang telah dipelajari.
Berdasarkan hasil temuan data dan wawancara didapatkan masih banyak siswa yang
belum memiliki keberhasilan belajarnya dan hanya satu orang siswa yang cukup baik
hasil belajarnya yang ditunjukkan melalui indiktor kemampuan keberhasilan. Salah satu
siswa yang mencapai keberhasilan pembelajaran matematika ini yaitu siswa AN. Siswa
AN ini memiliki pemahaman yang baik karena siswa tersebut mampu mengoperasikan
bilangan pecahan secara baik. Tingkat pemahaman terhadap perhitungan matematis
cukup memahami. Kemudian, secara kemampuan penafsiran siswa ini masih memiliki
penafsiran yang kurang karena belum dapat memasukkan fenomena ke dalam satuan
tabel.
Siswa tersebut dapat menafsirkan kasus untuk dijadikan sebuah ringkasan tabel dan
diagram. Namun, siswa AN ini memiliki kemampuan penalaran yang cukup baik
walaupun tidak sempurna karena masih memiliki motivasi bertanya yang rendah untuk
menentukan kebenarannya. AN juga mampu memecahkan masalah kesehariannya dengan
aktivitas jual beli di kehidupan sehari-hari. Kemampuannya dalam menerapkan
pemecahan matematika diimplementasikan dengan baik. Sesuai indikator yang terdapat
pada silabus matematika dengan silabus matematika sekolah dasar kurikulum 2013
menyatakan bahwa seorang yang memiliki pemahaman yang baik adalah siswa yang
mampu mendeskripsikan, membandingkan dan mengurutkan bilangan-bilangan
matematika dimana siswa tersebut mampu mencapai keberhasilannya dalam
pembelajaran matematika materi pecahan.
Selanjutnya, keberhasilan yang dicapai kedua adalah kemampuan penafsiran. Pada
silabus tersebut keberhasilan dalam kemampuan penafsiran ini artinya siswa mampu
menafsirkan dan membuatkan tabel sesuai dengan kasus permasalahannya dengan baik.
Keberhasilan yang dicapai ketika yaitu kemampuan dalam penalarannya yang baik yang
diperlihatkan melalui kegiatan mencari kebenaran atas jawaban dan hasilnya.
Keberhasilan yang dicapai sesuai dengan silabus matematika kurikulum 2013 ini yaitu
kemampuan pemecahan dalam kehidupan sehari-hari karena kemampuan tersebut sangat
bermanfaat. Contohnya siswa AN ini telah mampu mencapai keberhasilannya dengan
menerapkan masalah dalam pembagian makanan.
Selanjutnya, bagi siswa yang belum mampu memiliki hasil belajar yang baik
dikarenakan siswa tersebut belum memenuhi beberapa indikator dari pencapaian
keberhasilannya. Salah satu siswa yang masih belum mencapai keberhasilan belajarnya
adalah siswa JG, AR, PU dan WP. Karena siswa tersebut memiliki pemahaman yang
kurang karena siswa tersebut belum mampu mengoperasikan dan mengurutkan bilangan
pecahan secara benar serta membandingkannya juga belum mahir perlu belajar yang
tekun agar dapat memahaminya. Siswa tersebut masih memiliki kesulitan untuk
memahami pembilang dan penyebut yang merupakan pokok utama yang harus dipahami
dalam materi pecahan yang saat ini dipelajari. Tanpa pemahaman penyebut dan
pembilang maka tidak akan mampu mendeskripsikan, membandingkan bahkan untuk
Vol. 1, No. 6, pp. 508-521, June 2021
516 http://sostech.greenvest.co.id
mengurutkan dari yang terkecil hingga terbesar maupun sebaliknya akan mengalami
kesusahan.
Artinya siswa ini masih belum memiliki pemahaman yang cukup baik. Kemudian,
secara penafsiran siswa ini memiliki penafsiran yang kurang karena belum dapat
menafsirkan permasalahan ke dalam satuan tabel maupun diagram dan gambar. Siswa
tersebut mengalami kesulitan untuk membaca dan menafsirkan tabel persoalan yang
bisanya digunakn untuk mempersingkat keterangan dan penjelasan. Kemampuan
menafsirkan untuk siswa ini masih kurang sekali. Selanjutnya, siswa JG memiliki
kemampuan penalaran yang cukup baik walaupun tidak sempurna karena masih memiliki
motivasi bertanya yang rendah untuk menentukan kebenarannya. Siswa tersebut juga
telah mampu merubah kalimat matemaika secara sistematis dan logis sehingga siswa
tersebut dapat disimpulkan memiliki penalaran yang cukup baik. JG juga mampu
memecahkan masalah kesehariannya dengan aktivitas pembagian waktu. Dari
keseluruhan indikator yang harus dicapai siswa tersebut hanya mampu mencapai satu
keberhasilan terkait pemecahan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan data wawancara terkait pencapaian nilainya mereka mengungkapkan
bawha pembelajaran matematika cukup sulit untuk dipahami sehingga mendapatkan nilai
yang bagus hingga 8 menurut siswa susah. Namun, hasil belajar yang didapatkan siswa
ini sesuai dengan implementasinya dimana dengan nilai kesopanan A dan B artinya siswa
tersebut memiliki sikap yang baik dan sopan. Hal ini sesuai dan sejalan dengan penelitian
(Alfianti, 2016) yang menyatakan sikap merupakan gejala internal yang berdimensi
afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif atau negatif.
Sikap yang didapatkan dari penilaian hasil belajar terdapat seorang siswa yang
berinisial DA. DA ini memiliki nilai sikap yang baik yaitu A artinya sangat baik. Hal ini
juga diperlihatkan melalui sikapnya ketika diwawancarai besikap sopan. DA juga sopan
terhadap gurunya ketika pembelajaran berlangsung melalui daring. Sebagian besar siswa
tidak memperhatikan ketika pembelajaran daring, namun DA ini serius dan menghormati
guru yang menjelaskan materi-materinya. Berdasarkan hasil penggalan wawancara
tersebut didapatkan bahwa seorang siswa yang bernama DA ini memiliki kesopanan yang
sangat baik. Karena dapat dilihat melalui sikapnya ketika membutuhkan pertolongan guru
dan memintanya untuk menjelaskan siswa tersebut mengucapkan terimakasih.
Tidak hanya itu saja, siswa ini juga mengucapkan kata maaf karena telah
merepotkan guru tersebut. Selanjutnya, sesuai dengan penggalan wawancara tersebut. Hal
ini sesuai dengan nilai kesopanan yang didapatkan yaitu A artinya sangat baik. Sikap
yang dicerminkan oleh siswa ini sangat sopan karena dapat terlihat juga ketika sedang
berlangsung pembelajaran daring siswa ini menjawab soal yang diberikan gurunya
dengan tutur kata yang sopan dan mengucapkan kata minta maaf ketika memutus
percakapan guru saat menjelaskan karena akan bertanya sesuatu. Siswa ini selalu
mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya. Siswa ini tidak pernah terlambat dalam
mengerjakan tugas-tugasnya. DA ini sangat rajin karena dirinya juga belajar setiap hari
terkait mata pelajaran yang akan diajarkan pada keesokan harinya. Siswa ini tidak hanya
belajar ketika ada ujian saja, melainkan pada hari-hari biasa juga belajar. Semua mata
pelajaran dipelajari dengan baik bukan hanya mata pelajaran matematika saja. Maka dari
itu, sikap rajin belajarnya ini menyebabkan siswa ini mendapatkan nilai rata-rata ujiannya
yaitu 86 karena setiap hari digunakan waktunya untuk belajar. Ketika terdapat beberapa
materi yang belum dimengerti maka akan dipelajari ulang sampai benar-benar paham atas
materi yang dijelaskan oleh guru tersebut pada hari itu.
Sikap siswa yang baik artinya mampu memperhatikan objek yang
diperhatikannya.Terdapat lima tingkatan dalam hasil belajar sikap yaitu menerima atau
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 517
memperhatikan (receiving), partisipasi atau merespon (responding), penilaian atau
penentuan sikap (Valuing), organisasi (organization), dan internalisasi atau karakterisasi
(caracterization by a value complex). Hal ini berbeda dengan beberapa siswa sepert AN
dan JG yang mendapatkan nilai sikap B. Hal ini disebabkan beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar salah satunya aspek minatnya. Setelah didapatkan melalui
hasil wawancara, siswa yang mendapatkan nilai sikap B disebabkan kurang
memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran matematika dikarenakan dirinya
kurang berminat terhadap pembelajaran matematika tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sarasti, 2016) yang menyatakan bahwa banyak
faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas
perolehan pembelajaran siswa. Faktor-faktor yang termasuk dalam aspek psikologis
diantaranya yaitu tingkat inteligensi siswa, sikap, bakat, minat, motivasi dan emosi.
Sesorang siswa yang tidak memiliki minat terhadap pembelajaran matematika maka
secara sikap juga tidak dapat menerima pembelajaran tersebut dengan baik sehingga
ketika guru menjelaskan siswa tersebut sibuk bermain dengan dunianya sendiri serta
mencari kesenangannya sendiri dan mengabaikan penjelasan dari guru.
Akibat minat terhadap matematika ini tidak ada menyebabkan sikap kurang
memperhatikan penjelasan guru danakhirnya akan berdampak pada hasil pelajarannya
terkait hasil rata-rata ujiannya yang tidak lebih tinggi dari KKM. Seperti SR, GN, LP, WP
dan AR mendapatkan nilai 70. Sebaiknya siswa harus mampu lebih tinggi mendapatkan
hasil belajarnya dari KKM. Misalkan nilai KKM 70 maka harus bisa mendapatkan nilai 8
dan melebihi nilai standar yang ditentukan oleh sekolah tersebut. Walaupun nilainya
cukup tetap dikatakan mendapat hasil belajar yang baik karena mampu mendapatkan
sesuai standar yang ditentukan serta tidak kurang.
Nilai yang didapatkan tersebut telah sesuai dengan atas sikapnya selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Terdapat salah satu siswa yang sering tidak mengerjakan
tugas dan tidak pernah memperhatikan kegiatan pembelajaran sehingga harus mengulang
ujian. Siswa tersebut juga tidak dapat mengimplementasikan hasil belajar dalam
kehidupan sehari-hari. Hal inidapat diketahui ketika seorang siswa tersebut yang bernama
JG tidak mampu mengatasi permasalahannya seperti jika terjadi error pada laptopnya
yang digunakan untuk belajar.
Kemandirian belajar merupakan kondisi aktivitas belajar yang mandiri tidak
tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri dalam
menyelesaikan masalah belajarnya (Bakhtiar, 2017). Kemandirian belajar akan terwujud
apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan
selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa
juga mau aktif dalam proses pembelajaran. Kemandirian belajar juga diartikan sebagai
belajar mandiri, tidak menggantungkan diri kepada orang lain, siswa dituntut untuk
memiliki keaktifan dan inisiatif sendiri dalam belajar, bersikap, berbangsa maupun
bernegara. Kemandirian belajar juga merupakan kesadaran diri dari siswa tersebut yang
digerakkan oleh kemauannya sendiri dan keinginannya sendiri untuk mencapai tujuan.
Kemandirian belajar ini juga berupa kegiatan belajar mengarahkan diri sendiri atau
tidak bergantung pada orang lain, mampu menjawab pertanyaan saat pembelajaran bukan
karena bantuan guru atau lainnya, lebih suka aktif daripada pasif, memiliki kesadaran apa
yang harus dilakukan, evaluasi belajar dilaksanakan bersama-sama, belajar dengan
mengaplikasikan (action), pembelajaran yang berkolaborasi artinya memanfaatkan
pengalaman dan bertukar pengalaman, pembelajaran yang berbasis masalah, dan selalu
mengharapkan manfaat yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan. Sehingga
kemandirian belajar diperlukan oleh setiap siswa untuk mencapai keberhasilan
Vol. 1, No. 6, pp. 508-521, June 2021
518 http://sostech.greenvest.co.id
belajarnya. Kemandirian belajar ini dengan berusaha mencari sumber pengetahuan secara
mandiri serta tidak bergantung pada orang lain.
Berdasarkan hasil wawancara tanggal 3 Maret 2021 dalam pelaksanaan penelitian
ini terdapat beberapa informan yang berhasil digali datanya terkait kemandirian belajar
siswa SD Klakahkasian 02. Beberapa informan tersebut yaitu:
Kesepuluh informan siswa SD ini akan dibahas melalui pembahasan berikut
melalui penggalan-penggalan wawancara dibawah ini :
Tabel 4. Hasil Wawancara Kemdanirian Belajar Siswa I
No. Data : 001/03-03-2021
Penggalan Percakapan dengan SR
1. Bagaimana cara kamu mengatasi kesulitan saat memahami penjelasan guru
saat belajar daring?
Jawaban : “Belajar sendiri kak…. Jadi belajar lewat buku sajaa karena sudah lengkap
kak di buku….”
2. Apakah kamu mencari bahan referensi lain untuk mendapatkan materi
pembelajaran ?
Jawaban : “Betul kak, buku-buku dari kakak kelas saya biasanya pinjam kak…”
3. Apakah kamu menyelesaikan sosal tanpa bantuan teman dan kakak kelas?
Jawab : “Tidak kak,karena saya biasanya tanya-tanya ke teman juga. Lebih enak sama
teman kak jika bertanya karena tidak begitu kenal dengan kakak kelas…”
Analisis :
Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa SR memiliki kemandirian
belajar yang kurang. Hal ini dikarenakan siswa yang bernama SR masih menggantungkan
pengerjaan tugasnya dengan temannya. SR belum mampu berusaha menyelesaikan
permasalahannya sendiri.
Tabel 5. Hasil Wawancara Kemdanirian Belajar Siswa II
No. Data : 002/03-03-2021
Penggalan Percakapan dengan GN
1. Bagaimana cara kamu mengatasi kesulitan saat memahami penjelasan guru
saat belajar daring?
Jawaban : “Tanya ke teman kak yang pintar jadi nanti jelasin sama teman….”
2. Apakah kamu mencari bahan referensi lain untuk mendapatkan materi
pembelajaran ?
Jawaban : “Ya kak, cari-cari di internet kak tentang rumus-rumusnya saja kan banyak kak
di google dan latihan cara-caranya…”
3. Apakah kamu menyelesaikan sosal tanpa bantuan teman dan kakak kelas?
Jawab : “Betul kak, kalau mengerjakan sendiri kak paling saya cumin bertanya sama
teman saja jadi tetap saya yang mengerjakan…”
Analisis :
Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa GN memiliki kemandirian
belajar yang cukup baik. GN berusaha secara mandiri untuk mencari bahan-bahan pelajarannya
seperti mencari di internet untuk melihat cara-cara pengerjaannya serta GN masih bertanya
kepada teman namun, pekerjaannya tetap GN yang mengerjakan.
Tabel 6. Hasil Wawancara Kemdanirian Belajar Siswa III
No. Data : 003/03-03-2021
Penggalan Percakapan dengan DA
1. Bagaimana cara kamu mengatasi kesulitan saat memahami
penjelasan guru saat belajar daring?
Jawaban : “Berlatih soal dan bertanya kepada kakak saya….”
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 519
2. Apakah kamu mencari bahan referensi lain untuk mendapatkan
materi pembelajaran ?
Jawaban : “Ya kak… orangtua saya memberikan buku latihan soal-soal untuk
matematika agar bisa menguasai matematika…
3. Apakah kamu menyelesaikan sosal tanpa bantuan teman, guru,
orangtua dan kakak kelas?
Jawab : “Iya kak…saya cumin minta contoh saja tetapi saya selalu berusaha
sendiri…”
Analisis :
Berdasarkan hasil wawancara tersebut didapatkan bahwa DAmemiliki
kemandirian belajar yang baik. DA berusaha untuk berlatih soal secara mandiri apabila
belum memahami soal dan materi pembelajarannyaa. Orangtua DA juga memfasilitasi
dengan memberikan buku latihan-latihan soal. DA juga seorang yang memiliki
kemandirian belajar karena mampu menyelesaikan soal tanpa bantuan orang lain serta
DA hanya meminta contoh pekerjaan saja namun tetap diirinya yang mengerjakan.
Siswa tersebut hanya sharing terkait materi matematika.
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan kemandirian belajar siswa ini maka
terdapat 3 orang yang memiliki kemandirian belajar yang baik sedangkan 7 orang siswa
belum memiliki kemandirian belajar. PU, DA dan PA merupakan siswa yang memiliki
kemandirian belajar yang baik. Sedangkan, AN,JG, SR, GN, LP, WP dan AR belum
memiliki kemandirian belajar yang baik. Kemandirian belajar merupakan kondisi aktifitas
belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain, memiliki kemauan serta
bertanggung jawab sendiri dalam menyelesaikan masalah belajarnya.
Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif mengontrol sendiri segala
sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi dan selanjutnya merencanakan sesuatu yang lebih
(Nasution et al., 2018) dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga mau aktif dalam
proses pembelajaran. Siswa seperti PU, DA dan PA dikategorikan sebagai siswa yang
memiliki kemandirian belajar yang baik dikarenakan ketiga siswa tersebut mampu
mencari bahan pembelajarannya secara mandiri serta mampu menyelesaikan soal-soal
dan tugas yang diberikan oleh guru secara mandiri. Sehingga, ketiga siswa ini
mendapatkan hasil belajar yang baik karena memiliki kemandirian belajar.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nasution et al., 2018) yang
menyatakan bahwa kemandirian belajar diperlukan dalam proses pendidikan, agar
tercapai tujuan pembelajaran yang menekankan siswa aktif dalam mengembangkan
potensinya. Hal ini dikarenakan siswa dapat mengontrol sendiri berbagai cara belajar
yang perlu ditempuh untuk mencapai hasil prestasi belajar sesuai dengan keinginannya.
Dalam rangka membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar, proses pembelajaran
perlu diusahakan agar interaktif, inspiratif, inovatif, memotivasi peserta didik
berpartisipasi aktif.
Ketiga siswa tersebut berusaha mencapai tujuan dari pembelajarannya dengan
memaksimalkan kemandirian belajarnya seperti berinovasi untuk mencari sumber-sumber
belajar seperti mencari sumber dari internet, google dan youtube. Melalui media tersebut
dapat dilihat contoh-contoh pengerjaan soal-soal dengan baik dan benar. Melalui sumber
belajar yang digunakan oleh siswa tersebut dapat dijadikan sebagai tindakan dan perilaku
siswa yang mencerminkan kemandirian belajar karena berusaha untuk mencapai
keberhasilan belajarnya. Ketiga siswa tersebut juga secara mandiri belajar untuk
mengerjakan soal-soal latihan agar lebih paham terkait materi pembelajarannya serta
memiliki keterampilan dalam berhitung.
Vol. 1, No. 6, pp. 508-521, June 2021
520 http://sostech.greenvest.co.id
Berbeda dengan ketujuh siswa seperti AN, JG, SR, GN, LP, WP dan AR. Ketujuh
siswa ini belum memiliki kemandirian belajar yang baik karena tidak memiliki inovatif
serta ide untuk mencari sumber pengetahuan dari berbagai hal seperti menggunakan
rumus-rumus matematika ataupun media online. Ketujuh siswa ini hanya mengutamakan
materi yang diberikan oleh guru. Terkadang guru juga memiliki keterbatasan dalam
menjelaskan. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru ini menyebabkan seorang guru
tidak dapat menjelaskan materi pembelajaran secara maksimal dan jelas sehingga
dibutuhkan kemandirian belajar dari siswa untuk mencari sumber pembelajaran lainnya
ditambah dengan kondisi pandemi kegiatan pembelajaran hanya dilangsungkan melalui
video call atau lewat daring sehingga materi yang disampaikan juga sangat minim sekali.
Kemandirian belajar ini diperlukan agar siswa dapat mencapai tujuan hasil
belajarnya. Hal ini sesuai dan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Umami,
2019) menyatakan bahwa Kemandirian belajar merupakan aspek penting bagi setiap
individu, karena dengan kemandirian yang dimiliki akan menjadikan peserta didik sadar
akan kebutuhan belajar yang harus dilakukannya tanpa ada dorongan dari orang lain.
Serta kemandirian dalam belajar dapat mewujudkan kehendak dan keinginan siswa tanpa
tergantung pada orang lain.
Melalui kemandirian belajar maka siswa juga akan mampu menguasai materi
pembelajaran karena sumber pengetahuan sangat luas. Namun, setiap sumber
pengetahuan juga harus divalidasi terlebih dahulu. Setiap siswa secara mandiri harus
mampu menyeleksi referensi dan sumber pengetahuan yang digunakan agar dalam
menggunakan ilmu tersebut relavan dengan pembelajarannya. Melalui penelitian ini
kemandirian belajar merupakan hal yang penting dan berhubungan dengan hasil belajar
siswa karena melalui kemandirian belajar ini siswa dapat menguasai materi
pembelajarannya sehingga mampu mendapatkan hasil belajar yang baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
Cangkang kerang dara dapat digunakan sebagia alternatif pengganti katalis basa
heterogen untuk pembuatan biodiesel melalui kalsinasi dengan suhu 900 oC selama 4
jam. Kondisi transesterifikasi terbaik didapat pada variabel ke-8 dengan penambahan
jumlah katalis CaO 4% (m/v) dan lama waktu transesterifikasi 70 menit, serta suhu
operasi 70 oC. Dan Efek utama yang paling berpengaruh dalam penelitian ini adalah
konsentrasi katalis. Hal ini didapat dari perhitungan metode faktorial desain 2 level 3
variabel.
BIBLIOGRAPHY
Afriyeni, Y. (2018). Pembentukan karakter anak untuk peduli lingkungan yang ada di
sekolah adiwiyata mandiri SDN 6 Pekanbaru. PAUD Lectura: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini, 1(2), 123133.
Aisah, S. (2016). Peningkatan Minat dan Hasil Belajar Matematika melalui Pemberian
Tugas Membuat Model Bangun Datar Segi Empat pada Siswa Kelas VIII Aksel
MTSN Kota Madiun Tahun Pelajaran 2012/2013. JURNAL AGRI-TEK, 16(2).
Alfianti, R. Y. (2016). Strategi Fun Teaching pada Materi Perkalian Kelas II di SDN
Pekoren 1 Kecamatan Rembang Pasuruan. University of Muhammadiyah Malang.
Amelia, D., Susanto, S., & Fatahillah, A. (2016). Analisis Hasil Belajar Matematika
Siswa Pada Pokok Bahasan Himpunan Berdasarkan Ranah Kognitif Taksonomi
Bloom Kelas VII-A di SMPN 14 Jember. Jurnal Edukasi, 2(1), 14.
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Eka Jumailatun Niswah 521
Anwar, Z. (2012). Pelaksanaan pembelajaran matematika di sekolah dasar. Jurnal
Penelitian Ilmu Pendidikan, 5(2).
Bakhtiar, B. (2017). Upaya guru dalam menumbuhkan kemandirian belajar siswa di SD
Negeri 22 Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
2(1).
Landriany, E. (2014). Implementasi kebijakan adiwiyata dalam upaya mewujudkan
pendidikan lingkungan hidup di SMA Kota Malang. Jurnal Kebijakan Dan
Pengembangan Pendidikan, 2(1).
Manik, J. N. S. (2020). Penanaman Nilai Karakter Peduli Lingkungan Pada Siswa SD
Negeri Pleburan 04 Semarang. Jurnal Pendidikan Dasar, 11(1), 8793.
Moleong, L. J. (2017). Metode Penelitian Kualitatif, cetakan ke-36. In Remaja
Rosdakarya Offset. Remaja Rosdakarya Offset.
Muslicha, A. (2015). Metode pengajaran dalam pendidikan lingkungan hidup pada siswa
sekolah dasar (studi pada sekolah Adiwiyata di DKI Jakarta). Jurnal Pendidikan,
16(2), 110126.
Nasution, N., Rahayu, R. F., Yazid, S. T. M., & Amalia, D. (2018). Pengaruh
kemandirian belajar terhadap hasil belajar siswa. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah,
12(1), 914.
Sarasti, N. S. H. (2016). Studi Komparasi Keefektifan Model Gi Danair Terhadap Hasil
Belajar IPA Kelas IV Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Langit SDN
Pekauman 2 dan 5 Kota Tegal. Universitas Negeri Semarang.
Suharsimi, A. (2013). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. In PT Bumi Aksara. PT
Bumi Aksara.
Umami, F. Z. (2019). Hubungan Kebiasaan dan Kemandirian Belajar dengan Prestasi
Belajar IPS Siswa Kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara Kecamatan Tugu Kota
Semarang. Universitas Negeri Semarang.
Yukentin, Y., Munawaroh, M., & Winarso, W. (2018). Analisis Hasil Belajar Matematika
Siswa Ditinjau Dari Perbedaan Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika, 3(2), 163168.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International Licensed