Jurnal Sosial
dan Teknologi (SOSTECH) Volume 4,
Number 4, April 2022
ANALISIS NILAI RELIGIUS DALAM FILM BULAN
TERBELAH DILANGIT AMERIKA Aurelia
Widya Astuti Politeknik Siber
Cerdika Internasional Email: [email protected] |
|
|
Abstrak Film, sebagai media yang
berpengaruh, memainkan peran penting dalam membentuk pandangan dan pemahaman
masyarakat mengenai nilai-nilai keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis nilai-nilai religius yang terdapat dalam
film "Bulan Terbelah di Langit Amerika." Metode penelitian yang
diterapkan adalah metode kualitatif dengan melibatkan analisis observasi.
Pengumpulan data dilakukan melalui pemantauan film pada platform Bstation
dari tanggal 3 hingga 7 Desember 2023. Instrumen penelitian menggunakan
teknik observasi dengan pencatatan poin-poin penting, analisis nilai-nilai
religius, dan penyusunan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan beberapa
adegan dalam film yang mencerminkan nilai-nilai religius, seperti pemberian
Al-Qur'an sebagai hadiah ulang tahun, dialog tentang toleransi antaragama,
pembelian hot dog dari penjual Muslim, hingga pidato Tuan Philipus Brown,
yang semuanya menggambarkan keberagaman nilai keagamaan yang terdapat dalam
film ini. Kesimpulan penelitian menekankan bahwa "Bulan Terbelah di
Langit Amerika" berhasil secara efektif menggambarkan nilai-nilai
religius dalam konteks kehidupan sehari-hari dan interaksi sosial. Implikasi
penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pemahaman nilai-nilai keagamaan
dalam media massa, serta mendukung pandangan yang positif, toleransi, dan
pemahaman antaragama. � Kata kunci: Film,
nilai-nilai religius, toleransi, kebaikan, perdamaian, media massa Abstract Movies, as an influential medium, play an
important role in shaping people's views and understanding of religious
values. This study aims to identify and analyze the religious values
contained in the film "Bulan Terbelah di Langit Amerika." The
research method applied is a qualitative method involving observational
analysis. Data collection was done through monitoring the movie on the
Bstation platform from December 3 to 7, 2023. The research instrument used
observation techniques by recording important points, analyzing religious
values, and drawing conclusions. The results revealed several scenes in the
film that reflect religious values, such as giving the Qur'an as a birthday
present, dialogue about interfaith tolerance, buying hot dogs from Muslim
sellers, and Mr. Philipus Brown's speech, all of which illustrate the diversity
of religious values contained in this film. The conclusion of the research
emphasizes that "Bulan Terbelah di Langit Amerika" succeeds in
effectively depicting religious values in the context of daily life and
social interaction. The implications of this research can contribute to the
understanding of religious values in mass media, as well as support positive
views, tolerance, and interfaith understanding. Keywords: Movies,
religious values, tolerance, kindness, peace, mass media |
Film merupakan salah
satu media yang mempunyai pengaruh kuat dalam membentuk pandangan dan pemahaman
masyarakat terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk nilai-nilai keagamaan (Choiriyati
2015). Seiring berkembangnya industri
film, banyak karya sinematik yang mengeksplorasi tema keagamaan, etika, dan
spiritual. Film-film ini dapat menjadi cara penting untuk merangsang pemikiran,
mengajukan pertanyaan mendalam, dan menginspirasi pemirsa untuk memahami,
merefleksikan, atau bahkan mempertanyakan keyakinan dan nilai-nilai mereka
sendiri. Oleh karena itu, film mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi cara
kita memandang, merayakan, atau merespons nilai-nilai religius dalam masyarakat
yang semakin terhubung secara global.
Menurut penelitian film merupakan media massa yang menyampaikan pesan dan gambar kepada masyarakat (Margina 2021). Nilai-nilai religius yang sering kita jumpai dalam film dapat memberikan informasi yang kita perlukan. Nilai-nilai religius merupakan suatu bentuk proses yang bertujuan untuk mewujudkan ketaqwaan masyarakat kepada Allah Swt dan berakhlak mulia (Mubarokah 2015). Pesatuanya perkembangan jaman saat ini menyebabkan nilai-nilai religius dalam kehidupan manusia mulai memudar, khususnya di kalangan generasi muda.
Etika, moralitas,
kemasyarakatan, politik, negara bahkan agama�
menjadi sumber inspirasi�
pesan-pesan yang diungkapkan dalam proses pembuatan film, karena
alur� film tidak lepas dari permasalahan
yang mendasari kehidupan masyarakat sehari-hari. Film adalah suatu bentuk seni
dengan banyak tujuan (Umi 2022). Salah satu tujuan film adalah
untuk mendukung dakwah. Peneliti memilih film Bulan Terbelah Di Langit Amerika
sebagai objek penelitian karena film ini dapat memberikan wawasan keagamaan
kepada penontonnya melalui jalan cerita yang terdapat dalam film. Film ini
disutradarai oleh Rizal Mantovani dengan dibintangi oleh Acha Septriasa dan
Abimana Aryasatya sebagai pemeran utama (Maulaya 2021). Film ini berkisah tentang konflik
yang terjadi antara emosi dan nalar dalam diri seseorang yang mempunyai
pandangan berbeda terhadap kepribadian dan pandangan masing-masing individu
serta menyebabkan perpecahan antar umat beragama (Idris 2017). Permasalahan yang diangkat dalam
film ini adalah isu Islamofobia yang terjadi di Amerika, khususnya pasca
serangan teroris di gedung World Trade Center (WTC) New York. Media di seluruh
dunia memberitakan bahwa dalang serangan itu sebenarnya adalah seorang Muslim,
sehingga memicu keyakinan bahwa Islam adalah terorisme dan agama kekerasan (Maimunah and
Laugu 2010).
Urgensi dari penelitian
ini terletak pada pentingnya pemahaman dan representasi nilai-nilai religius
dalam media, terutama film, dalam membentuk persepsi masyarakat tentang agama
dan keberagamaan. Dalam konteks global saat ini, di mana stereotip negatif
tentang Islam masih marak, penelitian yang mengidentifikasi dan menganalisis
representasi positif dari nilai-nilai religius dalam film menjadi sangat
penting. Film "Bulan Terbelah di Langit Amerika" menawarkan
perspektif unik mengenai bagaimana nilai-nilai religius dapat disampaikan
melalui medium sinematik untuk mempromosikan toleransi dan pemahaman
antaragama.
Penelitian ini juga
mengisi kekosongan dalam literatur yang ada, di mana masih terbatas penelitian
yang secara khusus meneliti representasi nilai-nilai religius dalam film yang
berfokus pada konteks pasca-9/11 di Amerika. Dengan menganalisis bagaimana film
ini menggambarkan nilai-nilai religius, penelitian ini dapat memberikan wawasan
lebih dalam tentang bagaimana media dapat berperan dalam mengurangi Islamofobia
dan mempromosikan dialog antaragama.
Dalam melakukan
penelitian ini, peneliti menggunakan model framing Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki sebagai metode analisis. Analisis juga dapat dilakukan untuk
mengidentifikasi atau meninjau ciri-ciri teks yang telah diidentifikasi
sebelumnya� berdasarkan genre. Sehingga
nilai-nilai dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika dapat tersampaikan
dengan baik. Menurut hasil penelitian menunjukkan bahwa makna yang diungkapkan
dalam film ini adalah tanda mengakui hak orang lain, menghormati keyakinan
orang lain, menyetujui perbedaan, kita tetap bisa hidup bersama secara harmonis
dan damai walaupun sudah ada konflik (Maryam 2020). Berdasarkan penelitian lebih
lanjut, disimpulkan bahwa Islamofobia merupakan masalah global dan intoleransi
beragama (Sabirin 2021). Islam adalah agama yang sempurna,
namun mereka yang mengatasnamakan Islam melakukan tindakan buruk yang� mencoreng reputasi Islam di mata orang
Amerika. Pada saat yang sama, para peneliti mengatakan, ada beberapa aspek yang
menyebabkan kurangnya representasi umat Islam di Amerika. Namun berkat
kegigihan tokoh-tokoh tertentu dalam mengubah kesalahpahaman masyarakat Barat
terhadap umat Islam di Amerika, mereka akhirnya mampu menyampaikan kebenaran
dan mengubah pandangan tentang Islam ke seluruh dunia.
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan nilai-nilai religius yang terkandung dalam film Bulan
Terbelah Di Langit Amerika. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
untuk memberikan pengetahuan lebih dalam tentang sejarah agama Islam sebelum etuanis
China masuk ke Amerika dan memotivasi masyarakat untuk menguatkan rasa
toleransi antar agama.
.
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang menerapkan analisis observasi untuk mengungkap nilai-nilai
religius yang ada di film Bulan Terbelah di Langit Amerika. Data dari
penelitian ini adalah semua scene yang ditemukan dalam film. Semua data tersebut
berasal dari film yang berjudul Bulan Terbelah di Langit Amerika. Penelitian
tersebut dilakukan pada tanggal 3 Desember s/d 7 Desember 2023 melalui platform
Bstation. Instrumen penelitian ini menggunakan teknik observasi dengan cara
menonton film kemudian mencatat poin-poin penting, meganalisis nilai-nilai
religius, kemudian membuat kesimpulan.
Film Bulan Terbelah Di
Langit Amerika yang disutradarai oleh Rizal Mantovani ini berkisah tentang
tragedi yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 digedung World Trade Center
(WTC) Amerika (Maulaya 2021). Media di seluruh dunia
memberitakan bahwa dalang serangan itu sebenarnya adalah seorang Muslim,
sehingga memicu keyakinan bahwa Islam adalah terorisme dan agama kekerasan.
Film ini berdurasi sekitar 100 menit 58 detik atau 1 jam 40 menit 58 detik.
Berdasarkan hasil analisis
peneliti, berikut beberapa adegan yang menunjukkan nilai religius dalam film
Bulan Terbelah di Langit Amerika.
Gambar 1. Ayah Sarah memberikan
Al-Qur�an pada Sarah
Pada saat ulang tahun
Sarah, ayahnya yang bernama Abe memberikan Al-Qur�an sebagai hadiah ulang
tahunnya. Dalam adegan ini, terdapat nilai religius yang mencerminkan
kepentingan dan penghargaan terhadap agama Islam. Pemberian Al-Qur'an sebagai
hadiah ulang tahun untuk Sarah oleh ayahnya, menunjukkan pentingnya nilai-nilai
keagamaan dalam keluarga mereka. Tindakan ini dapat diartikan sebagai upaya
untuk mendorong pemahaman dan keterlibatan Sarah dalam ajaran Islam.
Pemberian Al-Qur'an
sebagai hadiah juga dapat mencerminkan upaya ayah Sarah (Abe) untuk
mentransmisikan nilai-nilai spiritual dan moral kepada anaknya. Al-Qur'an
sebagai kitab suci dalam agama Islam dianggap sebagai sumber petunjuk hidup,
dan memberikannya sebagai hadiah bisa diartikan sebagai dorongan untuk Sarah
agar lebih mendekatkan diri kepada ajaran agama dan memahami nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya (Syukran 2019).
Gambar
2. Rangga menunjukkan sikap toleransi beragama
Ketika
Stefan mengatakan bahwa agama menciptakan peperangan. Rangga dengan cepat
menyangkal bahwa hal itu salah, yang menyebabkan perang adalah uang dan
kekuasaan, bukan agama. Dalam dialognya Rangga juga berkata �Apa pernah kita
benci sama kamu? Kita selalu mendoakan semoga kamu cepat kaya dan sukses di New
York.� Dalam adegan tersebut, terdapat nilai religius yang muncul melalui
dialog antara Stefan dan Rangga. Pertama, pernyataan Stefan yang menyatakan
bahwa agama menciptakan peperangan dapat dianggap sebagai pandangan kritis
terhadap peran agama dalam konflik manusia. Pernyataan tersebut mungkin
mencerminkan suatu pemikiran yang mengkritisi potensi konflik yang timbul dari
perbedaan keyakinan agama (Hasanah and
Fitri 2023).
Namun, nilai
religius yang lebih positif dapat ditemukan dalam respons Rangga terhadap
pernyataan Stefan. Rangga dengan cepat menyangkal bahwa agama bukanlah penyebab
peperangan, melainkan uang dan kekuasaan. Dalam hal ini, Rangga mungkin
mencerminkan pandangan bahwa agama seharusnya tidak menjadi sumber konflik,
tetapi seharusnya menjadi landasan moral dan etika yang dapat membawa
perdamaian (Madiyono and
Haq 2023).
Pernyataan
Rangga selanjutuanya, "Apa pernah kita benci sama kamu? Kita selalu
mendoakan semoga kamu cepat kaya dan sukses di New York," menunjukkan
sikap toleransi dan kedamaian. Meskipun terdapat perbedaan pandangan antara
karakter-karakter tersebut, Rangga menunjukkan sikap terbuka dan doa-doa
positif, yang dapat dihubungkan dengan nilai-nilai religius seperti toleransi,
kebaikan hati, dan perdamaian.
Hasil
diatas selaras dengan penelitian sebelumnya dimana hasil penelitian tersebut
mengatakan bahwa perbedaan adalah hal yang harus dihormati bukan untuk dimusuhi
atau untuk diperdebatkan (Maryam 2020). Penerapan toleransi beragama yang
baik akan menciptakan masyarakat yang damai dan juga penuh dengan kasih sayang
antar umat beragama (Devi 2020).
Gambar 3. Rangga dan
Stefan membeli hotdog dari penjual Muslim
Ketika Stefan mengajak
Rangga ke penjual hot dog yang beragama Islam, Rangga bertanya kepada penjual
hot dog �apakah sulit bagimu tinggal disini sebagai seorang muslim?� Penjual
hot dog itu menjawab �tidak sama sekali. Saya selalu mengatakan Alhamdulillah
setiap saat dalam hidup saya. Allah cukup untuk kita semua, dan dia adalah maha
penolong.� Adegan ini mencerminkan nilai religius melalui dialog antara Rangga,
Stefan, dan penjual hot dog yang beragama Islam (Izzaturobbaniyah
2017). Beberapa nilai religius yang dapat
diidentifikasi dari adegan ini adalah sebagai berikut:
1. Pernyataan penjual hot dog yang
menyatakan bahwa dia selalu mengucapkan "Alhamdulillah" (segala puji
bagi Allah) setiap saat dalam hidupnya mencerminkan nilai syukur. Ini
menunjukkan kesadaran dan penghargaan terhadap berkah yang diterimanya dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Ungkapan penjual hot dog bahwa
"Allah cukup untuk kita semua, dan dia adalah maha penolong"
mencerminkan nilai tawakal, yaitu kepercayaan sepenuhnya kepada Allah sebagai
penolong dan pelindung. Hal ini menunjukkan keyakinan bahwa kehidupan seorang
Muslim didasarkan pada kepercayaan dan ketergantungan pada Allah.
3. Pentingnya Iman dalam Menghadapi
Hidup. Penjual hot dog menyampaikan keyakinannya bahwa Allah cukup untuk semua
orang, dan inilah yang memberikan kekuatan dan harapan. Hal ini mencerminkan
nilai keimanan sebagai sumber ketenangan dan keteguhan dalam menghadapi
kehidupan sehari-hari.
Gambar
4. Hanum memberikan kue kepada Billy Hartman
Ketika Billy Hartman
mengembalikan kue yang dibuat oleh Sarah, Hanum mengambilnya lalu
menyerahkannya kepada Billy Hartman sambil berkata �Kue ini memang tidak bisa
mengembalikan anak atau istrimu. Tapi aku tahu apa yang Julia inginkan yaitu
agar kamu dan dia menjadi tetangga yang baik, yang saling menjaga. Itulah yang
diajarkan Al-Qur�an kepada kami. Untuk bersikap ramah dan baik hati kepada orang
lain.� Dalam adegan tersebut, terdapat nilai-nilai religius yang tercermin dari
kata-kata Hanum. Beberapa nilai tersebut antara lain:
1. Toleransi dan Kehidupan Bersama:
Hanum menggambarkan nilai-nilai toleransi dan kehidupan bersama dengan
mengingatkan bahwa Al-Qur'an mengajarkan untuk bersikap ramah dan baik hati
kepada orang lain. Pesan ini mencerminkan nilai-nilai saling menjaga dan hidup
harmonis sebagai tetangga yang baik.
2. Pentingnya Hubungan Sosial: Hanum
menekankan pentingnya menjaga hubungan sosial yang baik, yang sesuai dengan
ajaran Al-Qur'an. Ini mencakup sikap ramah dan perhatian terhadap tetangga,
sehingga menciptakan lingkungan yang harmonis dan saling mendukung.
3. Kepedulian Terhadap Orang Lain:
Dengan menyampaikan pesan bahwa Julia menginginkan agar Billy dan dia menjadi
tetangga yang baik, Hanum menunjukkan keprihatinan terhadap keinginan dan
kebahagiaan orang lain. Hal ini mencerminkan nilai-nilai empati dan kepedulian
yang diajarkan dalam banyak ajaran agama, termasuk Islam.
Gambar
5. Hanum memberikan semangat kepada Julia
Melihat Julia kehilangan
harga diri sebagai seorang muslim, Hanum menilai kebanggaan terhadap Islam
harus ada di hati setiap Muslim (Sulastri,
Fitria, and Martha 2020). Gara-gara penyalahgunaan nama
Islam oleh segelintir orang, Julia dan mungkin jutaan muslim diluar sana
tersesat dan kehilangan kebanggaan nya. Islam telah sempurna tapi manusia tidak
pernah sempurna (Rahayu 2020). Pandangan ini mencerminkan nilai
kebanggaan terhadap identitas keislaman, menegaskan bahwa setiap Muslim
seharusnya merasa bangga dengan ajaran agamanya. Hanum mengakui bahwa manusia
tidak pernah sempurna (Astuti et al.
2022). Ini adalah pengertian terhadap
hakikat kemanusiaan dalam Islam. Meskipun Islam sebagai agama dianggap
sempurna, manusia sebagai makhluknya memiliki keterbatasan dan
ketidaksempurnaan (Fatimah 2017).
Gambar
6. Mr. Philipus Brown memberikan pidato tentang Islam
Tuan Philipus Brown pada
pidatonya di acara �Hero of The Year� mengatakan bahwa �Kebanyakan muslim terus
memberi di sepanjang tahun. Islam mengajarkan muslim untuk baik kepada
sesamanya. Islam adalah agama yang penuh dengan kebaikan dan perdamaian. Jadi,
jika anda bertanya kepada saya, akankah dunia lebih baik tanpa Islam? Maka
jawaban saya sudah tentu tidak. Dunia akan lebih baik akan adanya Islam.�
Adegan tersebut mencerminkan nilai religius dalam bentuk toleransi dan
penghargaan terhadap agama Islam. Tuan Philipus Brown secara terbuka menyatakan
pandangannya bahwa kebanyakan muslim terus memberi sepanjang tahun, mengakui
ajaran Islam yang mengajarkan kebaikan dan perdamaian (Tohdjoyo 2018).
Penelitian sebelumnya
mengungkapkan bahwa media massa memiliki kekuatan besar untuk menggiring
masyarakat ke sebuah wacana, dan mempengaruhi mereka untuk mengikutinya (Choiriyati
2015). Dengan media massa orang bisa
mencitrakan dirinya, menaikkan pamor tokoh tertentu atau bahkan menjatuhkan
figur lawan. Hal ini terjadi pada adegan dimana Tuan Philipus Brown
menyampaikan pidatonya mengenai Islam dan mengembalikan citra Hussain yang
selama ini disalah fahami oleh masyarakat dengan menganggap beliau teroris
penyebab kejadian pengeboman di Amerika, dan menyampaikan bagaimana pribadi
Hussain yang sebenarnya di hadapan public (Rahman and Dewi
2023). Hal ini membuktikan bahwa media
massa (televisi) disini sangatlah berpengaruh besar terhadap reputasi seseorang
(Jauhari 2017).
Pidato Tuan Philipus
Brown mencerminkan sikap positif terhadap Islam, dengan menyatakan keyakinan
bahwa agama ini membawa kebaikan bagi dunia.
Dalam konteks ini, nilai
religius yang dapat diidentifikasi adalah:
1. Toleransi Antaragama: Tuan Philipus
Brown menunjukkan sikap toleransinya terhadap Islam dengan mengakui kontribusi
positif umat Muslim dalam memberi dan mengajarkan kebaikan. Pernyataannya bahwa
dunia tidak akan lebih baik tanpa Islam mencerminkan penghargaan terhadap
keragaman keyakinan dan pandangan agama.
2. Keadilan dan Kebaikan: Pidato
tersebut menggarisbawahi ajaran Islam sebagai agama yang mengajarkan kebaikan
dan perdamaian. Ini menunjukkan penghargaan terhadap nilai-nilai moral dan
etika yang diterapkan oleh umat Islam.
3. Pendekatan Positif terhadap
Keberagaman: Pidato tersebut menekankan bahwa keberagaman agama, dalam hal ini,
keberadaan Islam, adalah suatu hal yang memberikan nilai tambah bagi dunia. Ini
mencerminkan pandangan positif terhadap perbedaan keyakinan dan kemampuan untuk
hidup bersama secara damai.
Dengan demikian, nilai-nilai ini
menciptakan suasana yang mempromosikan toleransi, penghargaan, dan pemahaman
antaragama, yang merupakan aspek penting dalam menciptakan hubungan yang
harmonis di masyarakat.
KESIMPULAN
Dari hasil dan pembahasan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa ajaran Al-Qur'an dan nilai-nilai Islam memiliki
dampak positif yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari dan interaksi antar
individu. Film ini berhasil menyoroti pentingnya memahami dan menghargai
nilai-nilai keagamaan, serta merangkul toleransi antaragama. Implikasi
penelitian ini mencakup kontribusi pada pemahaman nilai-nilai keagamaan dalam media
massa, memberikan pandangan positif, dan mendukung toleransi serta pemahaman
antaragama. Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi praktisi media,
pembuat kebijakan, dan masyarakat umum dalam memahami peran film sebagai medium
yang dapat membentuk persepsi terhadap nilai-nilai keagamaan.Untuk penelitian
berikutnya, disarankan untuk lebih mendalam pada analisis dampak film ini
terhadap pandangan masyarakat terkait toleransi beragama. Penelitian lebih
lanjut juga dapat mengeksplorasi peran media massa dalam mengubah persepsi dan
menciptakan pemahaman yang lebih baik terhadap nilai-nilai keagamaan. Dengan
demikian, penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan baru terhadap
keberagaman nilai keagamaan dalam film, tetapi juga memberikan landasan untuk
pengembangan lebih lanjut dalam memahami peran media dalam membentuk sikap dan
pandangan masyarakat terhadap nilai-nilai keagamaan.
Astuti, Nensi Apriliya,
Sri Utami, Hetty Purnamasari, and Iwan Sugianto. 2022. �Religiusitas Dan
Moralitas Tokoh Utama Dalam Novel Bulan Terbelah Di Langit Amerika Karya Hanum
Salsabiela Rais.� Jurnal Ilmiah FONEMA: Jurnal Edukasi Bahasa Dan Sastra
Indonesia 5(2):149�76.
Choiriyati, Sri. 2015. �Peran Media Massa Dalam Membentuk
Opini Publik.� Jurnal Uml 2(2):21�27.
Devi, Dwi Ananta. 2020. Toleransi Beragama. Alprin.
Fatimah, Nurul. 2017. �Nilai-Nilai Religius Dalam Novel
�Bulan Terbelah Di Langit Amerika� Karya Hanum Salsabiela Rais Dan Rangga
Almahendra.� Jurnal Tarbiyatuna: Kajian Pendidikan Islam 1(2):39�54.
Hasanah, Istiqomah Nur, and Ahmad Asrof Fitri. 2023.
�Analisis Isi Pesan Dakwah Di Dalam Film �Bulan Terbelah Di Langit Amerika.�� Jurnal
Pendidikan Tambusai 7(1):1709�18.
Idris, Saifullah. 2017. �Internalisasi Nilai Dalam Pendidikan
(Konsep Dan Kerangka Pembelajaran Dalam Pendidikan Islam).�
Izzaturobbaniyah, Khaulah. 2017. �Nilai Religius Pada Film
Bulan Terbelah Dilangit Amerika Ditunjukkan Melalui Cerita (Analisis Unsur
Naratif).�
Jauhari, Minan. 2017. �Media Sosial: Hiperrealitas Dan
Simulacra Perkembangan Masyarakat Zaman Now Dalam Pemikiran Jean Baudrillard.� Al�Adalah
20(1):117�35.
Madiyono, Madiyono, and Mochamad Ziaul Haq. 2023. �Integritas
Terbuka Sebagai Pendekatan Baru Dialog Antariman Dalam Penguatan Moderasi
Beragama.� Integritas Terbuka: Peace and Interfaith Studies 2(1):1�16.
Maimunah, Siti, and Nurdin Laugu. 2010. �Representasi Islam
(Radikal) Dalam Majalah Sabili Sebuah Analisis Wacana Kritis.�
Margina, Daramita. 2021. �Film Sebagai Media Dakwah: Studi
Pesan Dakwah Dalam Film Dua Garis Biru.�
Maryam, Ikhtiar. 2020. �Nilai-Nilai
Toleransi Beragama Dalam Film Aisyah Biarkan Kami Bersaudara Karya Herwin
Novianto.�
Maulaya, Fahdina Inas. 2021. �Analsis Framing Islamophobia Dalam
Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika.�
Mubarokah, Baniyatul. 2015. �Penerapan Metode Dongeng Dalam
Pembelajaran Bidang Pengembangan Akhlak Dan Nilai-Nilai Agama Islam Di
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Islam Purwokerto.�
Rahayu, Endang Sri. 2020. �Islam Sempurna Dalam Konsep
Syariat, Tarekat Dan Hakikat.� Emanasi: Jurnal Ilmu Keislaman Dan Sosial
3(1):125�33.
Rahman, Kalila Shahwa Noor, and Dwi Wahyu Candra Dewi. 2023.
�Nilai Religius Dalam Novel Bulan Terbelah Di Langit Amerika Karya Hanum
Salsabiela Rais Dan Rangga Almahendra.� Argopuro: Jurnal Multidisiplin Ilmu
Bahasa 1(4):1�10.
Sabirin, Syahril. 2021. �Representasi Islamophobia Dalam Film
(Analisis Semiotika Roland Barthes Film Bulan Terbelah Di Langit Amerika).�
Sulastri, Sulastri, Happy Fitria, and Alfroki Martha. 2020.
�Kompetensi Profesional Guru Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.� Journal of
Education Research 1(3):258�64.
Syukran, Agus Salim Syukran Agus Salim. 2019. �Fungsi
Al-Qur�an Bagi Manusia.� Al-I�jaz: Jurnal Studi Al-Qur�an, Falsafah Dan
Keislaman 1(2):90�108.
Tohdjoyo, Fahmi Muhammed. 2018. �Representasi Nilai-Nilai
Islam Dalam Tayangan Film (Analisis Deskriptif Terhadap Film Bulan Terbelah Di
Langit Amerika).�
Umi, Parmiati. 2022. �Nilai-Nilai Sosial Dalam Film
Dokumenter Negeri Di Bawah Kabut Serta Relevansinya Terhadap Pendidikan Agama
Islam.�
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License