Pemberdayaan Kaum Milenial Sebagai Kader Bela
Negara
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Deyvie Laudya Roringkon dan Aris Sarjito 712
yaitu Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia. Melihat dari kasus tersebut
pemerintah harus ikut andil dalam hal ini. Mengingat sekarang ini banyak milenials yang
sukses mengembangkan bisnis startup di Indonesia.
Salah satu program pemerintah dalam rangka pemberdayaan kaum milenial sebagai
kader bela negara dalam bisnis startup adalah program CPPBT-PT (Calon Perusahaan
Pemula Berbasis Teknologi dari Perguruan Tinggi) oleh Badan Riset Inovasi Teknologi
Nasional (BRIN), yang sekarang berubah nama menjadi program pendanaan Startup
Inovasi Indonesia (SII). Perubahan nama tersebut bertujuan untuk memperluas subyek
calon startup yang akan dijaring. Jadi dalam penjaringannya tidak hanya berkutat dari
kalangan tertentu saja.
BRIN telah mendorong start up teknologi berbasis coach dalam bentuk pendanaan
sejak tahun 2013. Jumlah start-up binaan yang terus bertambah setiap tahunnya. Sampai
tahun 2019 BRIN memutuskan membantu pendanaan 669 perusahaan pelopor, yang
jumlah keseluruhan anggarannya mencapai Rp. 222 miliar. Jumlah ini tidak tergolong
untuk program pembinaan kepada calon perusahaan rintisan dalam program lainnya
(prastartup). Bantuan pendanaan oleh BRIN telah dicapai dengan program mentoring
bagi berbagai perusahaan pelopor yang terlibat berbagai badan pengembangan bisnis
teknologi mulai litbang, universitas, sampai lembaga swasta. Perencanaan mentoring ini
melakukan pendampingan untuk perusahaan pelopor untuk menjual produk mereka
sesuai dengan target pasar yang dituju.
Lembaga pembinaan bisnis teknologi memiliki peran sangat krusial, karena
perusahaan pemula biasanya masih sangat rentan kebangkrutan atau kegagalan pada
tahap awal pendiriannya. Pada umumnya penyebab ketidakberhasilan antara lain modal
yang kurang memadai, kurangnya manajemen bisnis, penerapan teknologi yang masih
terkendala, dan serta pengalaman yang masih terbatas dalam dunia bisnis. Sehingga
dengan Lembaga pembinaan yang memberikan proses pembinaan seperti misalnya
bimbingan, pendampingan, fasilitas pengembangan produk, pelatihan, pemasaran dan
akses ke lembaga keuangan, kepada berbagai perusahaan startup berbasis teknologi,
diharapkan mereka akan mampu melebarkan sayap bisnisnya dan mengembangkan daya
saing usaha dan produknya.
Adapun beberapa program yang akan menjadi prioritas untuk mendapatkan
Program Pendanaan Startup yaitu berbagai produk inovasi pada 8 bidang fokus,
mencakup pangan (bioteknologi, untuk produksi bibit unggul dan benih tanaman dan
ternak, energi meliputi bahan bakar berbasis energi, teknologi kelistrikan, manajemen
energi, teknologi efiseiensi. Kesehatan meliputi teknologi produksi sediaan obat, berbagai
instrumen kesehatan produksi lingkup nasional, pengobatan presisi. Transportasi meliputi
sarana transportasi darat, udara, maupun laut. Rekayasa keteknikan meliputi teknologi
pengolahan, penanganan dan pengemasan pada berbagai macam kebutuhan pangan,
holtikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, teknologi rancang bangunan,
teknologi informasi maupun komunikasi. Pertahanan dan keamanan ini meliputi
teknologi yang mendukung daya gempur, daya gerak dan pertahanan, sistem memantai
radiasi guna menentukan unsur radioaktif. Kemaritiman meliputi teknologi penguatan
sarana dan ketersambungan maritim, teknologi guna melindungi dan penggunaan sumber
daya maritim dan multidisiplin dan lintas sektoral meliputi teknologi dan tata kelola
bencana hidrometereorologi maupun cuaca, lingkungan, sumber daya air dan perubahan
iklim, penanggulangan stunting dan pemenuhan kebutuhan gizi, keanekaragaman hayati.
Pemerintah turut mendukung melalui pembiayaan SII, yang bertujuan untuk
mengoptimalkan profitable hasill produk yang mempunyai kesiapan teknologi secara
matang. Program pendanaan pembinaan perusahaan pemula ini diharapkan kedepannya
dapat menjadi perantara perusahaan pemula untuk bergabung secara optimal ke pasar