Implementasi Sistem Persediaan Barang Berbasis Web
dengan Metode DevOps pada PT. Heinz ABC Indonesia
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Fileni Zalukhu
1
dan Veri Arinal
2
672
PENDAHULUAN
Inventory pada suatu perusahaan berhubungan erat dengan kegiatan
mengumpulkan data tentang aktivitas (Manalu & Akmaludin, 2019) dan transaksi keluar
masuknya barang suatu perusahaan (Nawang et al., 2017). Karena inventory begitu
penting bagi perusahaan, maka keberadaan suatu sistem inventory yang berbasis
teknologi informasi (IT) sangat dibutuhkan (Irzan & Depa, 2021) untuk mempermudah
pencatatan dan pengolahan transaksi dibandingkan dengan cara manual (Erdiansyah,
2019). Konsep dasar inventory (persediaan) setiap perusahaan, apakah perusahaan itu
perusahaan perdagangan (Nugrahanti, 2015) ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan
jasa selalu mengadakan persediaan (Irwadi, 2015). Tanpa adanya persediaan, para
pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya (Supit & Jan, 2015) pada
suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta
barang/jasa (Yanpi Alkabira, 2014). Dengan merancang sistem kearah yang lebih baik
diharapkan dapat membantu (Junaidi et al., 2015) dan memudahkan proses sistem yang
sedang berjalan sehingga memudahkan dalam pengelolahan data termasuk memproses
(Purnama, 2020), menyusun, menyimpan dan memanipulasi data yang akhirnya
menghasilkan data yang akurat yang dapat digunakan untuk keperluan perusahaan
(Naibaho, 2017). Untuk itu, dibutuhkan suatu sistem informasi untuk mengatasi masalah
ini, sistem informasi yang dapat menginformasikan data yang ada dengan benar dan
akurat (Watung & Sinsuw, 2014).
PT. Heinz ABC Indonesia merupakan anak perusahaan dibawah naungan PT.
Heinz ABC Group. Pada sistem Inventory, PT. Heinz ABC Indonesia masih
menggunakan sistem manual dalam pengolahan data, terutama pada pengolahan data
persediaan barang sehingga memperlambat dalam proses pengolahan data dan
pengontrolan persediaan barang. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi yang
mampu meningkatkan kinerja sistem agar dapat memeberikan hasil yang maksimal serta
dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.
METODE PENELITIAN
Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan metode DevOps sebagai sebuah
metode pengembangan sistem. DevOps adalah metode pengembangan software yang
menekankan komunikasi, kolaborasi dan integrasi antara pengembang software dan
profesional TI (Avila & Kurniadi, 2021). DevOps merupakan singkatan dari dua kata
yaitu Development dan Operation. Di mana kedua kata tersebut bermakna “operasional
pengembang”. Seperti yang disebutkan sebelumnya, DevOps adalah sebuah prinsip
developer untuk mengkoordinasikan antar tim yaitu tim development dengan tim
operations dengan efektif dan efisien.
DevOps merupakan singkatan dari dua kata yaitu Development dan Operation. Di
mana kedua kata tersebut bermakna menggabungkan proses development/pengembangan
dari sebuah sistem/aplikasi dengan operation/operasional. Seperti yang disebutkan
sebelumnya, DevOps adalah sebuah prinsip developer untuk mengkoordinasikan antar
tim yaitu tim development dengan tim operations dengan efektif dan efisien. Pola pikir
yang dibentuk oleh DevOps adalah koordinasi antar tim yang dapat dilakukan dengan
cara singkat sehingga tidak membutuhkan banyak pertanyaan. Tim operation atau
development cukup mengonfigurasi beberapa komponen yang dibutuhkan melalui
prosedur yang dibuat.
Tentunya koordinasi yang diterapkan pada DevOps membutuhkan sebuah tools.
Banyak tools yang bisa kamu gunakan, salah satunya adalah Source Code Management