Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 8, August 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Agus Maryanto. (2021). Supervisi Akademik dalam Perspektif Filsafat Esensialisme. Jurnal Sosial dan
Teknologi (SOSTECH), 1(8): 808-812
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
SUPERVISI AKADEMIK DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT ESENSIALISME
Agus Maryanto
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
agus.maryanto@gmail.com
Diterima:
27 Juli 2021
Direvisi:
8 Agustus 2021
Disetujui:
14 Agustus
2021
Abstrak
Hakikat dari pendidikan merupakan proses transformasi diupayakan untuk
mengubah input menjadi output. Berdasarkan sebuah transformasi perlu adanya
suatu proses yang berjalan dengan benar, terjaga dan sesuai dengan yang telah
ditetapkan agar menjadi output yang berkualitas. Peran lembaga pendidikan
dan tenaga kependidikan yang berkualitas dalam hal ini sangat diperlukan
untuk melahirkan generasi yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan agar guru
dapat meningkatkan keterampilan dalam proses mengajar yang pada akhirnya
diharapkan hasil belajar siswa juga meningkat Hal ini sejalan dengan
pandangan bahwa semakin terampil seorang guru maka semakin besar pula
potenasi peningkatan prestasi siswanya. Metode penelitian yang digunakan
yaitu metode yang berhubungan dengan disiplin mental yang dapat membentuk
karakter siswa. Peran pengawas dalam pendidikan yang dilakukan oleh dinas.
Kepala sekolah sebagai supervisor memiliki peran utama sebagai pendukung
proses pendidikan di sekolah. Jika ingin memberikan lebih dalam pemahaman
tentang sumber-sumber supervisi pendidikan dalam perspektif epistemologi,
yang merupakan salah satu cabang-cabang filsafat dan mengkaji asal usul suatu
penyelidikan, dalam hal ini pengawasan pendidikan. Jika kita memahami
sumber pendidikan supervisi, diharapkan supervisor mampu menjalankan
perannya dengan baik.
Kata kunci : Supervisi, Pendidikan, Esensialisme
Abstract
The essence of education is the process of transformation sought to convert
input into output. Based on a transformation, there needs to be a process that
runs correctly, awake and in accordance with what has been set in order to
become a quality output. The role of educational institutions and qualified
education personnel in this case is very necessary to give birth to a quality
generation. This research aims so that teachers can improve skills in the
teaching process which in the end is expected to increase student learning
outcomes This is in line with the view that the more skilled a teacher, the
greater the number of improvements in student achievement. The research
methods used are methods related to mental disciplines that can shape the
character of students. The role of supervisors in education carried out by the
department. The principal as a supervisor has a major role as a supporter of
the education process in the school. If you want to give a deeper understanding
of the sources of educational supervision in the perspective of epistemology,
which is one of the branches of philosophy and examines the origin of an
investigation, in this case the supervision of education. If we understand the
source of supervised education, it is expected that supervisors are able to carry
out their roles well.
Keywords : Education, Supervision, Essentialism
Supervisi Akademik dalam Perspektif Filsafat
Esensialisme.
Agus Maryanto 809
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana dalam membentuk kepribadian manusia (Royani,
2015) dan memiliki peran penting dalam menghadapi situasi dan kondisi kehidupan
(Yuliati, 2017). Dengan melalui pendidikan, seseorang akan mampu mengelola,
menghadapi, dan mengatasi permasalahan dalam kehidupannya (Setyowati, 2019).
Pendidikan merupakan sebuah proses pendewasaan yang dilakukan oleh pendidik kepada
peserta didiknya (Perdana, 2018) dengan memberikan stimulus positif yang mencakup
kognitif, afektif dan psikomotorik (Setiawati & Psi, 2018). Pendidikan adalah sebagai
bentuk bimbingan, kepemimpinan, pendidik kepada siswa (Wandasari, 2017) dan
perkembangan secara fisik serta spiritual, pendidikan membentuk sifat, karakter dan
perilaku siswa secara sistematis (Sahroni, 2017).
Supervisi menjamin proses pendidikan agar berjalan dengan benar (Afriansyah,
2019). Supervisi dilakukan agar tujuan pendidikan dapat dijamin kualitasnya dan
menghasilkan mutu pendidikan yang baik (Lazwardi, 2016). Guru harus membekali diri
ilmu yang sesuai dengan kependidikan (Setiawan, 2019) dan berusaha selalu
meningkatkan intelektual akademik di dalam mengajar terutama untuk meningkatkan
semangat (Firdianti, 2018) atau minat tentang pengetahuan kependidikan selain rencana
pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan kesadaran sendiri (Rahman & Suharno, 2020).
Upaya meningkatkan kinerja guru untuk mendapatkan mutu pembelajaran adalah dengan
melakukan kegiatan supervisi akademik (Pujianto et al., 2020). Supervisi akademik
sangat erat kaitannya dengan pembelajaran berkualitas (Dalanggo, 2019). Hal tersebut
untuk memastikan agar proses pembelajaran tetap berkualitas (Syamsir et al., 2020)
sehingga memerlukan guru yang profesional dimana guru profesional ini dibentuk
melalui supervisi akademik yang efektif. Sebagai faktor utama dalam proses
pembelajaran maka profesionalitas guru dapat ditingkatkan melalui supervisi akademik
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan. Supervisi akademik
merupakan rangkaian kegiatan dalam upaya membantu guru untuk mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Dari pendapat diatas dapat diketahui pentingnya supervisi akademik untuk membantu
guru dalam mengembngkan dan meningkatkan kemampuan profesionalismenya.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang memandang pendidikan sebagai proses
memanusiakan peserta didik sehingga mampu berkembang dan beraktualisasi diri dengan
segenap potensi asli yang ada dalam dirinya. Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa
ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya
khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia
berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan
meningkatkan harkat kemanusiaannya. Keberhasilan pendidikan ditentukan banyak faktor
yang salah satunya adalah faktor landasan filsafat dalam hal merumuskan arah dan tujuan
pendidikan yang di gabungkan dengan nilai filsafat baik ontologis, epistemologis dan
aksiologis. Ranah ontologis berkaitan dengan pertanyaan mengapa pendidikan harus ada,
bagaimana pendidikan itu dirancang , serta apa yang ingin dicapai setelah pendidikan
dilakukan. Ranah epistemologi berkaitan dengan proses dan pengetahuan yang akan
digunakan serta ilmu pengetahuan apa yang diperoleh peserta didik setelah proses
ditempuh. Ranah aksiologi berkenaan dengan nilai manfaat dari pendidikan tersebut.
Penelitian ini bertujuan agar guru dapat meningkatkan keterampilan dalam proses
mengajar yang pada akhirnya diharapkan hasil belajar siswa juga meningkat Hal ini
sejalan dengan pandangan bahwa semakin terampil seorang guru maka semakin besar
pula potenasi peningkatan prestasi siswanya. Manfaat penelitian yaitu diantaranya
Vol. 1, No. 8, pp. 808-812, August 2021
810 http://sostech.greenvest.co.id
menghindari penyimpangan dalam pelaksanaan Rencana Pelaksaaan Pembelajaran (RPP),
adanya peningkatan kinerja, dan profesionalisme guru serta meningkatkan mutu hasil
belajar siswa.
METODE PENELITIAN
Metode pendidikan dalam aliran ini menggunakan metode tradisional dengan
mempertahankan metode yang berhubungan dengan disiplin mental yang dapat
membentuk karakter siswa. Metode tradisional yang selama ini dipakai dianggap cocok
sebab mampu mewariskan nilai budaya lokal dengan turun temurun. Dengan sifat
tradisionalnya keberhasilannya telah teruji. Pandangan penganut essensialisme adalah
peserta didik diberi batasan dalam hal kebebasan. Sekolah sangat berperan sebagai
pengendali pada proses pendidikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Aliran
essensialisme telah diterapkan di Indonesia tetapi belum terlihat secara jelas hasilnya.
Filsafat yang selama ini telah terbentuk dan terlihat secara nyata baru filsafat pancasila
saja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salah satu aliran filsafat yang relevan dengan supervisi yaitu esensialism. Ciri-ciri
pengawas yang menerapkan esensialisme dalam melakukan supervisi diantaranya
mempunyai dan menguasai teori tentang belajar-mengajar; memiliki standar yang
dijadikan sebagai patokan yang harus dipenuhi guru; penanganan guru dilakukan dengan
cara procedural dan dengan melalui pendekatan konvensional. Pendekatan supervisi
adalah proses dari birokratis menuju demokratis, dari inspeksi menuju partisipasi, dan
dari evaluasi menuju dukungan. Pemilihan pendekatan dalam melakukan supervisi
didasarkan pada masalah yang terjadi dan tujuan yang akan dicapai karena setiap
pendekatan memiliki karakteristik yang berbeda dalam pelaksanaannya. Ada beberapa
pendekatan supervisi yang dapat dilakukan yaitu direktif (langsung), nondirektif (tidak
langsung), kolaboratif (kolaborasi), dan developmental. Keempat pendekatan supervisi
tersebut memerlukan prasyarat dalam pelaksanaannya dimana prasyarat itu terdiri dari
pengetahuan, kemampuan interpersonal, dan teknis. Dengan adanya prasyarat tersebut
diharapkan dapat menghasilkan supervisi yang efektif dalam mencapai tujuan.
Pendekatan konvensional atau tradisional atau biasa disebut dengan pendekatan direktif
merupakan pelaksanaan supervisi yang merupakan tanggung jawab seorang pengawas
atau supervisor. Pengawasan ini dilakukan dengan dasar kewenangan dalam hirarki
struktur organisasi. Pendekatan ini biasa digunakan untuk mengendalikan perilaku
mengajar guru. Dalam pendekatan ini meliputi tahapan identifikasi masalah yang
dihadapi guru, menawarkan sejumlah tindakan untuk mengatasi masalah tersebut,
meminta guru memilih alternatif terbaik dan membuat rencana dengan guru untuk
ditindaklanjuti.
Menurut aliran esensialisme ini bahwa pendidikan berpijak pada nilai yang jelas
dan terseleksi, stabil dan teruji oleh waktu dan tahan lama. Aliran esensialisme ini
menyatakan bahwa pendidikan merupakan pemelihara kebudayaan sebab esensialisme
memandang gejala-gejala terdapat penyimpangan pada kebudayaan lampau di dalam
kebudayaan modern. Ciri-ciri filsafat pendidikan esensial yaitu minat yang kuat dan tahan
lama tumbuh dari upaya belajar awal yang memikat perhatian bukan dari dorongan dari
dalam diri siswa, pengawasan, pengarahan dan bimbingan orang dewasa sangat melekat
pada masa balita sehingga menimbulkan ketergantungan pada manusia, menegakkan
sikap kedisiplinan merupakan cara yang diperlukan dalam mencapai tujuan pendidikan
Supervisi Akademik dalam Perspektif Filsafat
Esensialisme.
Agus Maryanto 811
dan teori pendidikan esensialisme sangat kuat dan kokoh dunia dan akhirat. Esensialisme
dilandasi oleh aliran realisme objektif dan idealisme objektif.
Filsafat esensialisme tujuan pembelajaran adalah untuk meneruskan warisan
budaya, sejarah melalui cara menggunakan ilmu pengetahuan inti dan bertahan untuk
waktu yang cukup lama dan membiasakan peserta didik hidup dalam masa kini dengan
tetap berpegang pada nilai nilai budaya yang lalu serta mengembangkannya dalam
kehidupan sehari hari. Selain itu, untuk mempersiapkan manusia agar memiliki bekal
hidup yang baik dengan melalui proses pembelajara, dimana sekolah memiliki peran
membuat sasaran pada mata pelajaran yang digunakan untuk peserta didik serta
merupakan lembaga yang memelihara nilai budaya turun temurun sehingga dapat sebagai
penuntun penyesuaian dalam masyarakat. Untuk membentuk unsur inti dari esensialisme
dibutuhkan pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai nilai budaya.
Supervisi adalah segala usaha dari kepala sekolah dalam memimpin guru dan
petugas lainnya dalam memperbaiki pelajaran termasuk menstimulir, menyeleksi
pertumbuhan jabatan, perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan,
batasan-batasan pengajaran, metode mengajar dan evaluasi pengajaran. Peranan atau
manfaat supervisi pendidikan adalah memperbaiki kreativitas dan aktivitas guru dalam
melakukan proses belajar mengajar di kelas. Hal ini disebabkan karena keberadaan
supervisi pendidikan tidak lain bertujuan untuk memberikan bimbingan, arahan dan
memberikan evaluasi terhadap kinerja guru, termasuk dalam mempergunakan sarana dan
prasarana pendidikan yang dimiliki di sekolah (Pagga, 2020).
Aliran essensialisme adalah hasil berbikir filsuf negara barat. Aliran ini dipakai di
negara barat setelah penemunya mempublikasinnya. Aliran ini mengkritik praktik sistem
pendidikan yang memiliki aliran progresivisme yang telah dipakai dan berhasil. Sebagai
contoh peserta didik mendapat ruang kebebasan untuk berkembang dengan potensinya
pada dirinya dengan dorongan guru sebagai penunjuk jalan.
Dari segi kelimuan terdapat perkembangan pada peserta didik karena mendapat
dukungan dan pendampingan dari guru, tapi dari segi mental peserta didik menunjukkan
kelemahannya karena nilai budaya yang membantuk karakter siswa tidak nampak.
Penganut aliran essensialime mengatakan konsep, gagasan praktik pada pendidikan lebih
mementingkan nilai dasar moral pada budaya yang telah diterapkan di masyarakat selama
berabad abad. Dapat diartikan substansi pendidikan berakar pada budaya di masyarakat
dimana sekolah itu berada. Metode pendidikan yang digunakan harus benar benar di
pahami dikuasai oleh guru sesuai dengan bidang ilmu pengetahuannya.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa aliran esensialisme guru
berperan dalam mengendalikan lapangan khususnya subjek pembelajaran. Guru wajib
menjadi contoh dan panutan untuk peserta didiknya. Dominasi guru berperan dalam
memengaruhi kelas sehingga dibutuhkan sebab guru merupakan sumber ilmu
pengetahuan dan memiliki kewenangan dalam pengawasan pembelajaran. Peran guru
pada aliran essensialisme adalah sebagai fasilitator. Guru wajib memiliki latar belakang
pendidikan yang relevan dan dipercaya membawa perubahan kepada peserta didik lebih
baik. Faktor penting yang memiliki pengaruh besar terhadap mutu pendidikan adalah
kepala sekolah. Kepala sekolah adalah pimpinan tunggal di sekolah yang memiliki
tanggung jawab untuk memengaruhi semua pihak yang terlibat dalam kegiatan
pendidikan di sekolah agar dapat bersinergi dan bekerja sama dalam mencapai tujuan
sekolah. Kepala sekolah harus mampu memimpin sekaligus mengorganisir dan
Vol. 1, No. 8, pp. 808-812, August 2021
812 http://sostech.greenvest.co.id
mengelola pelaksanaan program belajar mengajar yang diselenggarakan disekolah yang
di pimpinnya.
BIBLIOGRAFI
Afriansyah, H. (2019). Administrasi supervisi dan pendidikan.
Dalanggo, H. (2019). Strategi Perencanaan Supervisi Akademik Kepala Madrasah. Ideas:
Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Budaya, 5(4), 381388.
Firdianti, A. (2018). Implementasi manajemen berbasis sekolah dalam meningkatkan
prestasi belajar siswa. Gre Publishing.
Lazwardi, D. (2016). Implementasi supervisi pendidikan di sekolah/madrasah. Al-Idarah:
Jurnal Kependidikan Islam, 6(1).
Perdana, N. S. (2018). Implementasi peranan ekosistem pendidikan dalam penguatan
pendidikan karakter peserta didik. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan,
8(2).
Pujianto, P., Arafat, Y., & Setiawan, A. A. (2020). Pengaruh Supervisi Akademik Kepala
Sekolah Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar Negeri Air
Salek. Journal of Education Research, 1(2), 106113.
Rahman, A., & Suharno, S. (2020). Pelaksanaan Pendidikan Politik Melalui
Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Meningkatkan
Kesadaran Politik Siswa. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan
Kewarganegaraan, 4(2), 282290.
Royani, M. (2015). Membangun kepribadian dengan nilai-nilai pendidikan matematika.
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 2332.
Sahroni, D. (2017). Pentingnya pendidikan karakter dalam pembelajaran. Prosiding
Seminar Bimbingan Dan Konseling, 1(1), 115124.
Setiawan, D. (2019). Pemberdayaan Guru dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di
SLB. Indonesian Journal of Education Management & Administration Review, 2(1),
177182.
Setiawati, S. M., & Psi, S. (2018). Telaah Teoritis: Apa Itu Belajar. Jurnal Helper, 35(1).
Setyowati, D. L. (2019). Pendidikan Kebencanaan. In Universitas Negeri Semarang.
Syamsir, A., Nur, M. I., Wahidah, I., & Alia, S. (2020). Kualitas pelayanan publik dalam
pembelajaran berbasis daring di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019.
Publication.
Wandasari, Y. (2017). Implementasi gerakan literasi sekolah (GLS) sebagai pembentuk
pendidikan berkarakter. JMKSP (Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, Dan Supervisi
Pendidikan), 2(2), 325342.
Yuliati, Y. (2017). Literasi sains dalam pembelajaran IPA. Jurnal Cakrawala Pendas,
3(2).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License