Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 7, July 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Elmawati. (2021). Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir pada Siswa Kelas VI SDN 05 Surabayo. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(7):
741-749
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MENGGUNAKAN STRATEGI
PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR PADA SISWA KELAS
VI SDN 05 SURABAYO
Elmawati
SD Negeri 05 Surabayo Kecamatan Lubuk Basung, Indonesia
Diterima:
29 Mei 2021
Direvisi:
27 Juni 2021
Disetujui:
14 Juli 2021
Abstrak
Pendidikan memiliki pengaruh penting dalam pembentukan kualitas
sumber daya manusia dan kemajuan dalam kehidupan. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan kemampuan Berpikir
(SPPKB) pada siswa kelas VI SDN 05 Surabayo. Penelitian ini
merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Desain penelitian yang
digunakan adalah model Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian
adalah 28 siswa kelas VI SDN 05 Surabayo. Objeknya adalah prestasi
belajar IPS. Teknik pengumpulan data dan instrumen yang digunakan
adalah observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan
adanya peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SDN 05
Surabayo melalui SPPKB. Prestasi belajar yang diperoleh siswa dari 65
pada siklus I meningkat pada siklus II menjadi 75. Tingkat ketuntasan
belajar siswa juga meningkat dari 17 siswa (61%) pada siklus I
meningkat menjadi 26 siswa (93%) pada siklus II. Hasil ini telah
memenuhi kriteria keberhasilan, yaitu 90% siswa telah memperoleh
nilai diatas kriteria minimal.
Kata kunci: Prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial; Strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir;
Sekolah Dasar
Abstract
Education has an important influence in the formation of quality of
human resources and progress in life. This study aims to improve the
achievement of social sciences (IPS) through learning Strategies To
Improve Thinking Skills (SPPKB) in grade VI students at SDN 05
Surabayo. This research is a Class Action Research (CAR). The
research design used is the kemmis and Mc Taggart models. The
subject of the study was 28 grade VI students of SDN 05 Surabayo. The
object is the achievement of learning IPS. Data collection techniques
and instruments used are observation, documentation and tests. The
results showed an improvement in ips learning achievement in grade VI
students of SDN 05 Surabayo through SPPKB. The learning
achievements obtained by students from 65 in cycle I increased in cycle
II to 75. The level of student completion also increased from 17 students
(61%) in cycle I increased to 26 students (93%) in cycle II. These
results have met the success criteria, i.e. 90% of students have obtained
grades above the minimum criteria.
Keywords: Achievements of studying Social Sciences; Learning
strategies improve thinking skills; primary school
Defense; Indonesia Innovation Startup Funding
Program
Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
pada Siswa Kelas VI SDN 05 Surabayo
Elmawati 742
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki pengaruh penting dalam pembentukan kualitas sumber daya
manusia (Manasikana & Anggraeni, 2018) dan kemajuan dalam kehidupan. Hal ini
sejalan dengan pendapat (Ruddin, 2018) yang menyatakan bahwa pendidikan memainkan
peranan penting di dalam drama kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan
adalah suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang memengaruhi
perkembangan fisik, daya jiwa, sosial dan moralitas (Munadlir, 2016). Setiap bangsa di
dunia menyadari akan pentingnya peran pendidikan, sehingga memperhatikan aspek ini
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara (Najmina, 2018). Bangsa Indonesia telah
mengamanatkan pendidikan bagi setiap warganya dalam UUD 1945 Pasal 31 ayat 1
berbunyi setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pasal 31 ayat 2 setiap warga
negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Undang-
Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
(Sudarsana, 2018) dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan
(Hendriana & Jacobus, 2017), pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Kurniawan,
2015). Pendidikan dalam pengertian ini secara garis besar menyatakan bahwa pendidikan
merupakan proses untuk mengembangkan diri dalam ranah jiwa dan raga (Ilham, 2019).
Siswa diharapkan dapat berkembang dengan optimal tidak hanya pada ranah kognifif,
melainkan juga pada ranah afektif dan psikomotor. Sekolah adalah salah satu
penyelenggara pendidikan dalam lingkup formal (Aulia & Arpannudin, 2019). Sekolah
merupakan suatu lembaga khusus, suatu wahana, suatu tempat untuk menyelenggarakan
pendidikan, yang di dalamnya terdapat suatu proses belajar mengajar untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu (Uyoh Sadulloh, dkk, 2010: 197). Sekolah merupakan bagian
penting dalam proses pendidikan. Lembaga pendidikan ini dapat diselenggarakan oleh
pemerintah maupun oleh swasta. Masyarakat di Indonesia, sebagian besar menempatkan
sekolah sebagai lembaga pendidikan yang dipercaya mampu menyelenggarakan
pendidikan. Kegiatan yang dilakukan di lembaga pendidikan ini adalah proses belajar
mengajar antara guru dengan siswa. Proses belajar mengajar dalam sekolah berlangsung
guna mencapai tujuan tertentu.
Sekolah terdiri dari beberapa jenjang yang terstruktur, di Indonesia sekolah terdiri
dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar
merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain
yang sederajat. Sekolah dasar, ditempuh selama kurang lebih enam tahun, mulai dari
kelas satu sampai kelas enam. Pelajar sekolah dasar umumnya berusia sekitar 7-12 tahun.
Proses belajar mengajar di sekolah dasar berjalan berdasarkan kurikulum. Menurut
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), mata pelajaran yang diajarkan di sekolah
dasar diantaranya, Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) sebagai
mata pelajaran di tingkat sekolah dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh
dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan disiplin ilmu lain yang relevan untuk tujuan pendidikan.
Melalui pembelajaran IPS di sekolah dasar, para siswa diharapkan dapat memiliki
pengetahuan dan wawasan tentang konsep-konsep dasar ilmu sosial, memiliki kepekaan
dan kesadaran terhadap masalah sosial dilingkungannya, serta memiliki keterampilan
mengkaji dan memecahkan masalah sosial tersebut. Ada dua unsur yang menjadi fokus
Vol. 1, No. 7, pp. 741-749, July 2021
743 http://sostech.greenvest.co.id
materi pembelajaran IPS yang penting untuk jenjang sekolah dasar, yakni fakta dan
konsep baik yang konkrit maupun abstrak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebelum melangsungkan
penelitian, prestasi belajar IPS siswa kelas VI SDN 05 Surabayo tergolong rendah. Hal
ini ditunjukkan oleh pengamatan peneliti terhadap rekapitulasi nilai ulangan harian siswa
yang sebagian besar belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peneliti
mengamati secara mendalam pada salah satu rekapitulasi nilai ulangan harian IPS siswa
kelas VI SDN 05 Surabayo. Daftar nilai ulangan harian tersebut menunjukkan prestasi
belajar siswa yang masih rendah. Hal ini secara umum ditujukkan dengan nilai rata-rata
ulangan harian siswa yaitu hanya berkisar pada nilai 54, masih di bawah kriteria.
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Nilai 9 siswa telah memenuhi KKM, namun
nilai 19 siswa lainnya atau 67% siswa di kelas tersebut belum memenuhi KKM. Dalam
salah satu nilai ulangan harian yang diamati peneliti tersebut terlihat nilai terendahnya 10,
ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal ulangan
harian IPS. Siswa dengan prestasi belajar rendah yaitu siswa yang mendapat nilai ulangan
harian kurang dari 64, dalam mengerjakan soal ulangan harian IPS terlihat tidak antusias
dan terlihat enggan berfikir. Prestasi belajar IPS siswa yang rendah, juga ditunjukkan
oleh rendahnya KKM yang ditetapkan. Dibandingkan mata pelajaran lain seperti PKN,
IPS masih jauh di bawahnya. Di SDN 05 Surabayo , KKM untuk pelajaran IPS kelas VI
tahun ajaran 2016/2017 adalah 64 sedangkan PKN 70. Selain itu, jika dibandingkan
dengan mata pelajaran yang sama di SD lain dengan lokasi tidak jauh dari SD Negeri 05
Surabayo juga masih rendah. Menurut penuturan seorang guru di SD Negeri 05
Surabayo, KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran IPS kelas VI tahun ajaran
2016/2017 disekolah nya adalah 75. KKM tersebut lebih tinggi dari KKM yang
ditetapkan di SD Negeri 05 Surabayo sebesar 64. Berdasarkan pengamatan peneliti
terhadap proses pembelajaran di kelas sebelum melakukan penelitian, terdapat kondisi
yang kurang mendukung kemampuan berpikir siswa pada mata pelajaran IPS. Pertama,
siswa hanya belajar dari buku paket dan lembar kerja siswa, sehingga siswa belum
tertantang untuk menggunakan kemampuan berpikirnya melainkan hanya menghafal
materi yang tersedia dibuku paket. Pembelajaran seperti ini terkesan hanya sekadar siswa
dapat menguasai materi, bukan bagaimana siswa dapat mengembangkan gagasan-gagasan
dan ide-ide melalui kemampuan berpikirnya. Kedua, kurangnya aktivitas siswa dalam
pembelajaran. Aktivitas siswa secara fisik maupun verbal tergolong kurang, siswa
cenderung kurang tergerak untuk bertanya, menanggapi atau mengungkapkan
pendapatnya. Siswa hanya mendengarkan penjelasan, tidak berpikir tentang bagaimana
menyelesaikan masalah, atau mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. Kejadian
ini mengakibatkan aktivitas siswa secara verbal kurang, padahal kemampuan berbicara
secara verbal merupakan salah satu kemampuan berpikir. Ketiga, IPS adalah mata
pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial siswa sehari-hari, oleh karena itu
guru perlu memberikan fasilitas kepada siswa dengan pembelajaran yang
mengoptimalkan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-harinya sebagai salah satu
sumber belajar IPS. Pembelajaran yang terjadi di kelas VI SD Negeri 05 Surabayo adalah
guru kurang memperhatikan aspek diatas, sehingga model pembelajaran yang digunakan
cenderung konvensional dan bersifat teacher centered. Pengalaman yang dimiliki siswa
kurang dilibatkan dalam pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran yang dilakukan
bersifat abstrak.
Guru perlu memahami berbagai permasalahan yang ada pada pembelajaran IPS
tersebut (Ratri, 2018), sehingga guru perlu memilih strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan gagasan-gagasan (Titu, 2015) dan ide-
ide melalui kemampuan berpikir siswa. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan
Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
pada Siswa Kelas VI SDN 05 Surabayo
Elmawati 744
kemampun berpikir siswa dan secara langsung diharapkan akan dapat memperbaiki
prestasi belajarnya. Pembelajaran IPS, hendaknya menekankan kepada proses mental
siswa, terkait dengan kehidupan nyata siswa melalui penggalian pengalaman sehari-hari,
dan menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Pemilihan model pembelajaran yang
mencakup hal tersebut diperlukan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
Pemilihan model pembelajaran ini, kemungkinan besar akan berpengaruh kepada prestasi
belajar siswa. Strategi pembelajaran yang sesuai dengan permasalahan diatas, salah
satunya adalah Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB).
Model Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) adalah model
pembelajaran yang tertumpu pada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui
telaah fakta-fakta atau pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang
diajukan (Saragih, 2016).
Berdasarkan uraian diatas, penulis merasa perlu untuk mengadakan penelitian
tentang upaya meningkatkan prestasi belajar siswa melalui Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB). Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB), mengarahkan siswa dapat mencari dan menemukan
materi belajarnya sendiri sehingga membuat siswa benar-benar memahami apa yang
sedang ia pelajari. Hal ini secara langsung diharapkan akan dapat berpengaruh kepada
prestasi belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan kemampuan Berpikir (SPPKB)
pada siswa kelas VI SDN 05 Surabayo. Manfaat penelitian ini yaitu memudahkan
penggunaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) untuk
meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VI SDN 05 Surabayo.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas adalah kombinasi antara prosedur penelitian dengan
tindakan substantif (Handayani, 2019), dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu
usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi sambil terlibat dalam sebuah
proses perbaikan dan perubahan. Penelitian tindakan kelas biasanya dilakukan oleh guru
kepada kelasnya, ketika kelas tersebut terindikasi mengalami suatu masalah. Masalah
dapat terjadi pada siswa di kelas karena metode mengajar, kondisi siswa, kondisi alat
belajar dan sebagainya. Solusi yang di upayakan berupa tindakan ini tergantung dari
masalah yang terjadi di kelas tersebut.
(Mahmud & Priatna, 2008) menyatakan bahwa ada empat bentuk penelitian
tindakan kelas, yaitu
1. Guru sebagai Peneliti
Penelitian tindakan kelas yang memandang guru sebagai peneliti memiliki ciri
utama yaitu sangat berperannya guru itu sendiri dalam proses penelitian tindakan
kelas. Pada model ini guru terlibat secara penuh dalam proses perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Guru mencari dan menentukan permasalahannya sendiri.
2. Kolaboratif
Penelitian kolaboratif adalah penelitian yang melibatkan beberapa pihak,
seperti teman sejawat, kepala sekolah dan sebagainya. Model penelitian kolaboratif
selalu dirancang dan dilaksanakan oleh tim yang melaksanakan penelitian ini. Segala
sesuatu yang menyangkut penelitian, dalam penelitian kolaboratif selalu melibatkan
kerjasama dari tim.
3. Simultan Terintegrasi
Vol. 1, No. 7, pp. 741-749, July 2021
745 http://sostech.greenvest.co.id
Memiliki dua tujuan utama yaitu memecahkan persoalan praktis pembelajaran
dan menghasilkan pengetahuan ilmiah pembelajaran di kelas. Masalah penelitan
diidentifikasi oleh peneliti dari luar. Guru kelas dilibatkan dalam aksi dan refleksi.
4. Administrasi Sosial Eksperimental
Sesuai dengan paparan tentang bentuk-bentuk Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) di atas, maka penelitian ini termasuk dalam PTK kolaboratif. PTK kolaboratif
yang dimaksud pada penelitian ini adalah tindakan-tindakan akan dilakukan oleh tim
untuk meningkatkan prestasi belajar ilmu.
Pengetahuan Sosial (IPS) melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) pada siswa kelas VI SDN 05 Surabayo. Tim yang dimaksud di atas
terdiri dari guru dan peneliti, guru bertugas sebagai observer dan peneliti sebagai
pengajar.
Menurut observasi yang telah dilakukan, siswa kelas VI SDN 05 Surabayo
memiliki prestasi belajar IPS rendah. Hal ini ditunjukkan dengan hasil ulangan harian
siswa yang masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM. Siswa juga terlihat
kurang antusias dalam berpikir saat mengikuti pelajaran IPS. Kemampuan berpikir perlu
dilatih pada setiap pembelajaran yang berlangsung. Pada dasarnya jika kemampuan
berpikir siswa tinggi, pada akhirnya akan berdampak positif terhadap prestasi belajarnya.
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) diharapkan bisa
menjadi salah satu jalan keluar masalah tersebut. Kelas ini diampu seorang guru yang
cukup berpengalaman dan telah memenuhi kualifikasi Strata 1 (S1) kependidikan.
Subjek penelitian pada penelitian ini adalah siswa kelas VI di SDN 05 Surabayo
yang berjumlah 28 siswa bersama seorang guru kelas VI. Siswa tersebut terdiri dari 16
siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Pemilihan subjek penelitian tersebut dilakukan
atas pertimbangan bahwa prestasi belajar IPS siswa kelas VI masih rendah. Selain itu,
dari pihak guru sendiri merasa kesulitan dalam mengembangkan pembelajaran IPS yang
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penelitian ini dilakukan di SDN 05 Surabayo, dalam sebuah ruang kelas VI. Ketika
proses belajar mengajar berlangsung, siswa menempati kelas yang nyaman dimana kursi
dan meja tertata rapi dan ruangan cukup untuk menampung seluruh siswa. Ruangan ini
dilengkapi dengan papan tulis yang bersih dan berkualitas, serta fasilitas lain yang
memadai untuk melangsungkan pembelajaran yang kondusif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 05 Surabayo yang beralamat di Kenagarian
Kasang Kecamatan Batang Anai. SDN 05 Surabayo termasuk dalam wilayah Kab Padang
Pariaman. Secara umum, kondisi fisik sekolah terlihat baik, rapi dan asri sehingga
nyaman untuk belajar. SDN 05 Surabayo terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang perpustakaan,
1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 aula dan 1 ruang parkir dan halaman sekolah
yang cukup luas. SDN 05 Surabayo terdiri dari 6 tingkat kelas dengan jumlah siswa 156
anak. Seluruh siswa tersebut, terbagi dalam 6 rombongan belajar yang terdiri dari kelas I-
VI. Jumlah guru dan karyawan di SDN 05 Surabayo yaitu 13 orang.
Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 05 Surabayo yang berjumlah
28 anak. Adapun dikelas ini terdapat 16 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan.
Pada tahap awal penelitian, peneliti yang juga kelas melihat dan meninjau
permasalahan yang terjadi di kelasnya sehingga disimpulkan perlu melakukan penelitian.
Setelah mengurus perijinan, peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran yang
dinilai bermasalah, yaitu pada pembelajaran IPS kelas VI SDN 05 Surabayo.
Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
pada Siswa Kelas VI SDN 05 Surabayo
Elmawati 746
Pada awalnya, peneliti mengamati nilai hasil ulangan harian siswa yang penah
dilakukan di kelas tersebut. Terlihat bahwa sebagian besar siswa mendapat nilai di bawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setelah mengamati nilai siswa, peneliti mengamati
proses pembelajaran IPS yang berlangsung di kelas tersebut. Terlihat bahwa siswa kurang
antusias mengikuti pembelajaran. Siswa hanya duduk mendengarkan, sekali-kali bermain
sendiri untuk menghilangkan kejenuhan, tidak ada proses yang menantang siswa untuk
berpikir memahami pembelajaran IPS yang umumnya dekat dengan kehidupan siswa.
Guru tidak menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan hidup. Pembelajaran
hanya berlangsung dengan penjelasan-penjelasan dari guru lalu diakhiri dengan latihan
soal yang terdapat pada Lember Kerja Siswa (LKS) dalam bentuk soal paket. Siswa
hanya mengerjakan dengan membuka bacaan tentang soal yang ditanyakan lalu
menjawab sesuai yang terdapat dalam bacaan. Proses ini tidak melibatkan kemampuan
berpikir siswa, melainkan hanya menghafal. Siswa tidak bisa memaknai pembelajaran
IPS dengan baik, kecuali hanya sebatas menghafal bukan untuk ilmu yang diharapkan
bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Setelah seluruh siswa selesai menjawab soal
LKS, guru akan mencocokkan hasil kerja siswa di depan kelas lalu dinilai. Pada saat
ulangan harian siswa yang tidak mampu menghafal dengan baik, otomatis akan
memperoleh nilai rendah.
Berdasarkan pembelajaran di atas, terlihat bahwa proses pembelajaran yang terjadi
di kelas VI SDN 05 Surabayo tidak dapat mengantarkan siswa pada hakikat pemahaman
ilmu untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Apabila siswa tidak dapat
memahami pembelajaran dengan baik, maka siswa tidak dapat menjawab soal-soal yang
berfungsi untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi. Hal ini menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Melihat permasalahan di atas, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan
prestasi belajar IPS yaitu melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan
Berpikir (SPPKB) dimana strategi ini mengutamakan kemampuan berpikir siswa untuk
memahami permasalahan yang dikaji dalam proses pembelajaran IPS pada materi
Permasalan Sosial yang berada di sekitar siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
20 sampai 30 Mei 2021. Penelitian ini terdiri atas dua siklus dengan setiap siklusnya
dilaksanakan selama 4 jam pelajaran atau dua kali pertemuan.
Penelitian ini dilaksanakan dalam siklus I dan siklus II, pada tanggal 20 Mei 2017
sampai 30 Mei 2021. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan pengamatan dan
refleksi. Pelaksanaan penelitian pada siklus II, dilakukan dengan memperhatikan hasil
refleksi dari pelaksanaan siklus I. Kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan siklus I
diperbaiki pada pelaksanaan siklus II.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perstasi belajas IPS melalui Strategi
Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada siswa kelas VI SDN 05
Surabayo. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, data prestasi belajar siswa
diperoleh dari nilai hasil evaluasi belajar siswa dalam setiap siklus. Nilai evaluasi
diperoleh setelah dilaksanakannya pembelajaran dangan menerapkan strategi
pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) dalam mata pelajaran IPS pada
setiap akhir siklus. Hasil belajar pada siklus I dan siklus II tersebut, digunakan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar yang diperoleh siswa pada mata pelajaran
IPS.Rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa meningkat dari 65 pada siklus I menjadi
75 pada siklus II. Tingkat ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 17
siswa (61%) pada siklus I meningkat menjadi 26 siswa (93%) pada siklus II. Tingkat
siswa yang belum tuntas juga mengalami penurunan dari 11 siswa (39%) menurun
menjadi 2 siswa (7%) pada siklus II. Rata-rata hasil evaluasi belajar pada siklus II
mengalami peningkatan sebanyak 10 poin dibandingkan dengan hasil evaluasi belajar
Vol. 1, No. 7, pp. 741-749, July 2021
747 http://sostech.greenvest.co.id
pada siklus I. Peningkatan tersebut terjadi karena diterapkannya strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) pada pembelajaran IPS siswa kelas VI SDN
05 Surabayo. Berdasarkan proses pembelajaran, aktivitas siswa pada siklus II sudah
mencapai 89%, meningkat dari aktivitas siswa pada siklus I yang terjadi pada kisaran
angka 77%. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat 12% dibanding pada siklus I.
Aktivitas siswa yang mencapai 89% ini, telah mencapai indikator keberhasilan kriteria
aktivitas siswa yaitu minimal 80%. Penerapan strategi pembelajaran peningkatan
kemampuan berpikir (SPPKB) menuntut adanya aktivitas siswa yang baik, karena siswa
dikondisikan untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya. Strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB) adalah model pembelajaran yang bertumpu
pada pengembangan kemampuan berpikir siswa melalui telaah fakta-fakta atau
pengalaman anak sebagai bahan untuk memecahkan masalah yang diajukan. (Amri &
Ratnawuri, 2016) mengungkapkan ada beberapa hal yang terkandung dalam pengertian di
atas. Pertama, SPPKB adalah model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan
kemampuan berpikir, artinya tujuan yang ingin dicapai oleh SPPKB adalah bukan
sekedar siswa dapat menguasai sejumlah materi pelajaran. Pada faktanya, penerapan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dapat meningkatkan
prestasi belajar IPS siswa kelas VI SDN 05 Surabayo.
Proses pembelajaran IPS yang menerapkan Strategi Pembelajaran Peningkatan
Kemampuan Berpikir (SPPKB) dinyatakan berhasil. Dalam penerapan strategi tersebut,
telah terjadi perubahan dengan adanya peningkatan prestasi belajar IPS dengan
indikator kenaikan nilai tes evaluasi disetiap akhir siklus. Kriteria keberhasilan dalam
penelitian ini adalah jika 90% dari jumlah siswa memperoleh nilai diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 64. Sedangkan proses pembelajaran dikatakan berhasil
apabila aktivitas siswa mencapai minimal 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
93% siswa telah berhasil mendapatkan nilai minimal 64 dan aktivitas siswa dalam
pembelajaran telah menembus angka minimal 80% yaitu sebesar 89%. Oleh sebab itu,
penelitian dihentikan walaupun masih ada 7% siswa yang belum tuntas. Secara
keseluruhan, hasil yang diperoleh sudah baik. Kesimpulannya adalah penggunaan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada mata pelajaran
IPS kelas VI SD Negeri 05 Surabayo, dalam materi pokok masalah sosial dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS siswa, dalam melaksanakan penelitian, peneliti
menemukan beberapa keterbatansan dalam menerapkan strategi pembelajaran
peningkatan kemampuan berpikir (SPPKB). Keterbatasan Penelitian ini adalah: Peneliti
mengalami kendala dalam melakukan tanya jawab terhadap siswa karena kurangnya
pengalaman peneliti dalam dialog bermakna kepada siswa yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya. Observer hanya satu orang, sehingga
pengamatan terhadap proses pembelajar an tidak terekam secara maksimal dan bersifat
subjektif. Minimnya alat yang digunakan untuk mendokumentasikan proses
berlangsungnya penelitian.
KESIMPULAN
Hasil penelitian dan pembahasan pada bab V menunjukkan bahwa penerapan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada pembelajaran
IPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Penerapan Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) pada proses pembelajaran IPS, menuntut
siswa menggunakan kemampuan berpikirnya sehingga siswa dapat memaknai setiap
pembelajaran dengan pemahaman yang kuat. Siswa harus menelaah peristiwa-peristiwa
yang telah mereka alami kemudian menuangkannya dalam sebuah pemikiran. Proses
Meningkatkan Prestasi Belajar IPS Menggunakan
Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
pada Siswa Kelas VI SDN 05 Surabayo
Elmawati 748
berpikir tersebut, akhirnya dapat membangun sebuah pengetahuan yang dipahami, bukan
sekadar hafalan. Pemahaman yang kuat tersebut, pada akhirnya dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) juga
membuat siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran IPS, karena setiap siswa belajar
dengan melibatkan kemampuan berpikir tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke
siswa. Berdasarkan proses pembelajaran, aktivitas siswa pada siklus II sudah mencapai
89%. Presentase tersebut telah mencapai indikator keberhasilan kriteria aktivitas siswa
yaitu minimal 80%. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir
(SPPKB) pada siswa Kelas VI SDN 05 Surabayo dapat meningkatkan prestasi belajar
IPS. Tingkat ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari 17 siswa pada siklus I
menjadi 26 siswa pada siklus II. Tingkat ketuntasan belajar siswa tersebut, meningkat
dari 61% menjadi 93%, sehingga presentase siswa yang tuntas mengalami kenaikan
sebesar 32%. Kriteria indikator keberhasilan belajar siswa adalah 90% siswa memperoleh
nilai minimal 64. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 93% telah memperoleh nilai
minimal 64 atau telah memenuhi kriteria keberhasilan belajar siswa. Begitu pula dengan
aktivitas siswa yang mencapai 89%, telah mencapai indikator keberhasilan kriteria
aktivitas siswa yaitu minimal 80%. Sesuai dengan paparan di atas, maka hasil tersebut
telah memenui kriteria indikator keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan.
BIBLIOGRAFI
Amri, R. F., & Ratnawuri, T. (2016). Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran
Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) terhadap hasil belajar
kewirausahaansiswa kelas xi semester genap smk muhammadiyah 2 metro tp
2015/2016. PROMOSI: Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi, 4(1).
Aulia, S. S., & Arpannudin, I. (2019). Pendidikan kewarganegaraan dalam lingkup sosio-
kultural pendidikan non-formal. Jurnal Civic Education: Media Kajian Pancasila
Dan Kewarganegaraan, 3(1), 112.
Handayani, T. B. (2019). Meningkatkan Aktifitas Belajar Matematika pada Kompetensi
Dasar Peluang Suatu Kejadian di Kelas XII Teknik Furnitur SMK Al Huda Turalak
dengan Model Teams Games Tournament (TGT). Prosiding Seminar Nasional &
Call For Papers.
Hendriana, E. C., & Jacobus, A. (2017). Implementasi pendidikan karakter di sekolah
melalui keteladanan dan pembiasaan. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia),
1(2), 2529.
Ilham, D. (2019). Menggagas Pendidikan Nilai dalam Sistem Pendidikan Nasional.
Didaktika: Jurnal Kependidikan, 8(3), 109122.
Kurniawan, M. I. (2015). Mendidik untuk membentuk karakter siswa sekolah dasar: studi
analisis tugas guru dalam mendidik siswa berkarakter pribadi yang baik.
PEDAGOGIA: Jurnal Pendidikan, 4(2), 121126.
Mahmud, M., & Priatna, T. (2008). Penelitian tindakan kelas. Tsabita.
Manasikana, A., & Anggraeni, C. W. (2018). Pendidikan karakter dan mutu pendidikan
indonesia.
Munadlir, A. (2016). Strategi Sekolah Dalam Pendidikan Multikultural. Jurnal
Pendidikan Sekolah Dasar Ahmad Dahlan, 2(2), 114130.
Najmina, N. (2018). Pendidikan Multikultural Dalam Membentuk Karakter Bangsa
Indonesia. JUPIIS: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial, 10(1), 5256.
Ratri, S. Y. (2018). Digital Storytelling Pada Pembelajaran Ips Di Sekolah Dasar. Jurnal
Pena Karakter (Jurnal Pendidikan Anak Dan Karakter), 1(1), 18.
Vol. 1, No. 7, pp. 741-749, July 2021
749 http://sostech.greenvest.co.id
Ruddin, I. (2018). Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Dalam Meningkatkan
Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam di SD Kecamatan Semarang
Selatan Kota Semarang. Fakultas Agama Islam.
Saragih, V. R. (2016). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Motivasi Belajar Terhadap
Kemampuan Memahami Teks Eksposisi Siswa SMA Swasta Assisi Siantar.
UNIMED.
Sudarsana, I. K. (2018). Pengantar Pendidikan Agama Hindu.
Titu, M. A. (2015). Penerapan model pembelajaran project based learning (PjBL) untuk
meningkatkan kreativitas siswa pada materi konsep masalah ekonomi. Prosiding
Seminar Nasional, 9.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike
4.0 International License