Volume 1, Nomor 2, Februari 2021
p-ISSN 2774-5147 e-ISSN 2774-5155
EKSISTENSI LEMBAGA REHABILITASI SWASTA DALAM PEMULIHAN
KORBAN PENYALAHGUNA NARKOBA PADA IPWL YAYASAN DWIN
FOUNDATION, BANGKA BELITUNG
Adelia Aviyani, Jamilah Cholillah, dan Luna Febriani
Universitas Bangka Belitung
Diterima:
Abstrak
23 Januari 2021
Lembaga rehabilitasi swasta merupakan pusat rehabilitasi yang didirikan
Direvisi:
secara inisiatif mandiri dari individu atau kelompok individu tanpa
9 Februari 2021
terikat oleh pemerintah. Terbentuknya lembaga rehabilitasi swasta tidak
Disetujui:
memiliki keterikatan dengan pemerintah sehingga harus mampu
13 Februari 2021
mempertahankan eksistensi secara mandiri meskipun terdapat
keterbatasan-keterbatasan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi eksistensi lembaga rehabilitasi swasta dalam
pemulihan korban penyalahguna narkoba pada IPWL Yayasan DWIN
Foundation, Bangka Belitung. Adapun penelitian ini menggunakan
Teori Metafora Organisasi dari Gareth Morgan yang mengemukakan
tentang sebuah perumpamaan dalam menggambarkan kehidupan
organisasi dengan cara yang terbaru serta menyoroti berbagai aspek.
Terdapat 6 konsep metafora organisasi yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu organisasi sebagai mesin, organisasi sebagai organisme,
organisasi sebagai otak, organisasi sebagai budaya, organisasi sebagai
transformasi dan organisasi sebagai instrumen untuk menguasai. Metode
penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang
terdapat sumber data primer dari wawancara mendalam dengan
informan. Penelitian ini mengambil informan sebanyak 20 orang yang
terlibat dalam IPWL Yayasan DWIN Foundation yaitu tenaga konselor,
korban penyalahguna narkoba serta pihak keluarga. Hasil temuan utama
penelitian ini membahas peran IPWL Yayasan DWIN Foundation
sebagai lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban
penyalahguna narkoba. meliputi yaitu menciptakan suasana
kekeluargaan, memahami sebagai ex-addict, membentuk karakter dan
melatih keterampilan korban penyalahguna narkoba. Selain itu
ditemukan strategi IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga
rehabilitasi swasta dalam memulihkan korban penyalahguna narkoba
yaitu menerapkan rasa optimisme dan berkomitmen, kekuatan team
work, mengutamakan visi dan misi serta melakukan inovasi dan
kreativitas.
Kata Kunci: Lembaga Rehabilitasi Swasta, Peran, Strategi
Abstract
Private rehabilitation institute is a rehabilitation center established
independently by individuals or groups of individuals without being
bound by the government. The establishment of private rehabilitation
institute has no ties to the government, so it must be able to maintain its
1
Adelia Aviyani, Jamilah Cholillah, dan Luna Febriani
existence independently despite all the limitations. The purpose of this
studyis to identify the existence of private rehabilitation institute for the
recovery of drug abuser victims at IPWL Yayasan DWIN Foundation,
Bangka Belitung. This study used Gareth Morgan’s theory of
Organizational Metaphors which suggests a parable in describing
organizational life in a recent way and highlights various aspects. There
are 6 organizational metaphor concepts used in this study; organization
as machine, organization as organism, organization as brain,
organization as culture, organization as transformation, and
organization as a tool of domination. The research method of this study
used a descriptive qualitative approach that contains primary data
sources from exhaustive interviews with informants. This study took 20
informants who were involved in IPWL Yayasan DWIN Foundation.
These informants are counselors, drug abuser victims, and their
families. The main finding of this study discussed the role of IPWL
Yayasan DWIN Foundation as a private rehabilitation institute in the
recovery of drug abuser victims includes; creating a family atmosphere,
understanding as ex-addict, character building, and training the skills of
drug abuser victims. Also, IPWL Yayasan DWIN Foundation strategy
was found as a private rehabilitation institute in recovering drug abuser
victims namely; implementing a sense of optimism and commitment, the
strength of teamwork, prioritizing vision and mision as well as making
innovations and creativities.
Keywords: Private Rehabilitation Institute, Role, Strategy
PENDAHULUAN
Menurut UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada Pasal 54 menjelaskan
bahwa pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial
(Felicia,
2015). Lembaga yang memiliki wewenang dalam
memulihkan korban penyalahguna narkoba yaitu lembaga rehabilitasi. Lembaga rehabilitasi
tergolong menjadi dua yaitu lembaga rehabilitasi pemerintah dan lembaga rehabilitasi swast a.
Pada tahun
2018 jumlah korban penyalahguna narkoba yang menjalani proses
rehabilitasi narkoba di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 234 pasien rehabilitasi
(BNN, 2019). Jumlah ini tersebar di seluruh lembaga rehabilitasi pemerintah dan lembaga
rehabilitasi swasta yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pasien rehabilitasi di
lembaga rehabilitasi milik pemerintah lebih cenderung banyak apabila dibandingkan dengan
lembaga rehabilitasi swasta.
Hal ini disebabkan lembaga rehabilitasi milik negara atau pemerintah mempunyai
anggaran dan fasilitas yang didapatkan langsung oleh pemerintah sehingga pelayanan di
lembaga rehabilitasi pemerintah tanpa pemungutan biaya
(gratis). Sedangkan, lembaga
rehabilitasi swasta berdiri dengan biaya mandiri dan segala fasilitas yang ada merupakan
tanpa bantuan dari dana pemerintah sehingga korban penyalahguna narkoba yang menjalani
proses rehabilitasi di lembaga rehabilitasi swasta harus mengeluarkan biaya. Salah satu
lembaga rehabilitasi swasta di Bangka Belitung yaitu IPWL Yayasan DWIN Foundation
Kepulauan Provinsi Bangka Belitung yaitu berlokasi di Desa Petaling Kecamatan
Mendobarat Kabupaten Bangka.
Eksistensi lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba
pada IPWL Yayasan Dwin Foundation, Bangka Belitung
2
Volume 1, Nomor 2, Februari 2021
p-ISSN 2774-5147 e-ISSN 2774-5155
IPWL Yayasan DWIN Foundation berdiri sebagai lembaga rehabilitasi swasta yang
ikut berperan penting dalam membantu memulihkan korban penyalahguna narkoba dari
ketergantungan bahaya narkoba. Terbentuk sebagai lembaga rehabilitasi swasta
menyebabkan munculnya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh IPWL Yayasan
DWIN Foundation. Salah satu keterbatasan yang paling terlihat yaitu aspek finansial/dana,
secara tidak langsung keterbatasan dana dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan
pada IPWL Yayasan DWIN Foundation. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat lebih
jauh mengenai peran IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta
dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba dan strategi IPWL Yayasan DWIN
Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta dalam berperan memulihkan korban
penyalahguna narkoba.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
deskriptif guna menjelaskan dan mendeskripsikan tentang eksistensi lembaga rehabilitasi
swasta dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba pada IPWL Yayasan DWIN
Foundation, Bangka Belitung.
Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari bulan Juni sampai dengan bulan Juli tahun
2020. Penelitian ini dilakukan pada IPWL Yayasan DWIN Foundation yang berlokasi di
Desa Petaling, Kabupaten Bangka. Yayasan ini merupakan salah satu lembaga rehabilitasi
swasta di Provinsi Bangka Belitung serta fokus dalam pelayanan rehabilitasi narkoba rawat
inap serta berada di wilayah desa. Adapun IPWL Yayasan DWIN Foundation hanya
melayani proses rehabilitasi sosial pada korban penyalahguna narkoba.
Pada penelitian ini yang akan menjadi subjek informan adalah pegawai atau tenaga
konselor IPWL Yayasan DWIN Foundation yang terlibat dalam pemulihan korban
penyalahguna narkoba. Adapun yang menjadi informan tambahan yaitu korban penyalahguna
narkoba dan pihak keluarga yang menjalani rehabilitasi di IPWL Yayasan DWIN
Foundation. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 20 orang terdiri atas lima orang
pasien rehabilitasi, lima orang pihak keluarga pasien, satu orang ketua yayasan, satu orang
bendahara, satu pekerja sosial dan tujuh orang tenaga konselor yang terlibat dalam pemulihan
korban penyalahguna narkoba di IPWL Yayasan DWIN Foundation.
Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer
yaitu data yang dihasilkan dalam penelitian berasal dari proses wawancara dan observasi.
Sedangkan, data sekunder yaitu data yang didapatkan dalam penelitian ini berasal dari
dokumen IPWL Yayasan DWIN Foundation. Teknik penentuan informan dalam penelitian
menggunakan teknik purposive sampling, dalam artian penentuan informan berdasarkan
karakteristik kebutuhan dan memiliki relevansi dengan penelitian ini (Ibrahim, 2020). Dalam
teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan proses wawancara, observasi dan
dokumentasi.
Hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan tiga komponen pengolah data yaitu
reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan proses
pengurangan dan penentuan ulang terhadap data yang telah dihasilkan dalam wawancara,
observasi dan dokumentasi sehingga dapat memilih data yang memiliki keterkaitan dengan
fokus penelitian ini (Gunawan, 2013).
3
Adelia Aviyani, Jamilah Cholillah, dan Luna Febriani
Selanjutnya proses display data yaitu proses menampilkan, memaparkan serta
menyajikan data yang dihasilkan secara jelas dalam bentuk gambar, grafik, bagan, dan tabel
(Aminah et al.,
2018). Setelah itu melakukan proses penarikan kesimpulan, tahap ini
digunakan guna merangkum data penelitian sehingga dapat menjawab rumusan masalah
dalam penelitian (Sujarweni, 2015).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Peran IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai Lembaga Rehabilitasi Swasta
dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba
Peran yang dilakukan oleh IPWL Yayasan DWIN Foundation ini sangat berpengaruh
terhadap pemulihan korban penyalahguna narkoba atau pasien rehabilitasi di yayasan ini.
Pada dasarnya peran ini menjadi tanggung jawab terbesar bagi IPWL Yayasan DWIN
Foundation.
Penelitian ini mengidentifikasi peran yang dilakukan oleh IPWL Yayasan DWIN
Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna
narkoba. Adapun identifikasi peran IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga
rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba yaitu, sebagai berikut:
a) Menciptakan family enviroment (Suasana kekeluargaan).
Salah satu bentuk suasana kekeluargaan yang diciptakan oleh IPWL Yayasan DWIN
Foundation yaitu pada sebuah panggilan. Pada dasarnya sebuah panggilan merupakan hal
kecil namun memiliki arti dan makna tersendiri bagi setiap individu. Panggilan yang telah
dibentuk sejak awal akan memberikan makna tersendiri antar individu sehingga bentuk
panggilan ini menjadi penilaian tentang kondisi keakraban individu dengan yang lain.
Penerapan sebuah panggilan di IPWL Yayasan DWIN Foundation sangat berbeda
dengan lembaga atau institusi pada umumnya. Panggilan ini diterapkan oleh IPWL Yayasan
DWIN Foundation memiliki tujuan tersendiri. Adapun tujuannya yaitu adanya dampak baik
untuk pemulihan korban penyalahguna narkoba di IPWL Yayasan DWIN Foundation.
Adapun dalam menciptakan suasana kekeluargaan dengan proses interaksi dan komunikasi
yang dilakukan antara korban penyalahguna dengan konselor maupun korban penyalahguna
yang lain bersifat hangat dan akrab. Dalam hal ini secara tidak langsung korban
penyalahguna narkoba tidak akan merasa tertekan dan lebih terbuka dengan yang mereka
rasakan selama proses pemulihan di IPWL Yayasan DWIN Foundation. IPWL Yayasan
DWIN Foundation menciptakan suasana kekeluargaan terhadap korban penyalahguna
narkoba bertujuan untuk mengoptimalkan proses pemulihan sehingga termasuk dalam upaya
dan peran IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta.
b) Memahami sebagai ex-addict
IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta memiliki
tenaga konselor bahkan ketua yayasan yang berlatarbelakang sebagai ex-addict atau mantan
pecandu narkoba. Keterlibatan tenaga konselor ex-addict atau mantan pecandu narkoba
sangat membantu dalam proses pemulihan terhadap korban penyalahguna narkoba.
Para tenaga konselor IPWL Yayasan DWIN Foundation akan cepat tanggap dan sigap
dengan kondisi yang dirasakan oleh korban penyalahguna narkoba. Selain itu, tenaga
konselor akan mudah menemukan solusi dalam permasalahan yang terjadi pada korban
penyalahguna narkoba.
Eksistensi lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba
pada IPWL Yayasan Dwin Foundation, Bangka Belitung
4
Volume 1, Nomor 2, Februari 2021
p-ISSN 2774-5147 e-ISSN 2774-5155
Adapun tenaga konselor yang berlatar belakang sebagai ex-addict dapat
menciptakansemangat dan motivasi dalam diri korban penyalahguna narkoba untuk bertekad
pulih dari ketergantungan narkoba. Tenaga konselor ex-addict dapat memberi contoh dan
menjadi panutan untuk korban penyalahguna narkoba agar dapat mempertahankan kepulihan
serta tidak jatuh pada bahaya narkoba kembali.
Pengalaman buruk ini dimanfaatkan untuk menjadi salah satu peran yang dilakukan oleh
IPWL Yayasan DWIN Foundation dalam upaya mewujudkan pemulihan pada korban
penyalahguna narkoba.
c) Membentuk Karakter Korban Penyalahguna Narkoba
Pola pikir, perilaku dan etika dalam diri seorang pecandu yang telah dirusak oleh
narkoba sehingga perlu diperbaiki dengan proses rehabilitasi atau pemulihan. Apabila
karakter buruk telah terbentuk dalam diri pecandu atau penyalahguna narkoba maka akan
sulit bagi mereka untuk mengenal nilai dan norma. IPWL Yayasan DWIN Foundation
melakukan salah satu peran sebagai lembaga rehabilitasi swasta dalam mewujudkan
pemulihan korban penyalahguna narkoba yaitu dengan membentuk dan memperbaiki dalam
diri korban penyalahguna narkoba.
IPWL Yayasan DWIN Foundation mempunyai program rehabilitasi yang khusus
menangani pembentukan dan perbaikan karakter dalam diri korban penyalahguna narkoba.
Terdapat 2 program rehabilitasi ini meliputi yaitu metode TC (Therapeutic Community) dan
CBT (Cognitive Behavior Theraphy).
Membentuk karakter baru pada korban penyalahguna narkoba melalui program TC
(Therapeutic Community) dan CBT (Cognitive Behavior Theraphy). Kegiatan yang dilakukan
ini menjadi salah satu peran IPWL yayasan DWIN Foundation dalam mewujudkan
pemulihan terhadap korban penyalahguna narkoba.
d) Melatih Keterampilan Korban Penyalahguna Narkoba
IPWL Yayasan DWIN Foundation memberikan program rehabilitasi yang khusus
bertujuan untuk melatih keterampilan atau skill yang dimiliki dalam diri korban
penyalahguna narkoba. Salah satu programnya adalah program vocational di IPWL Yayasan
DWIN Foundation dalam proses pemulihan korban penyalahguna narkoba.
Korban penyalahguna narkoba menjalani program vocational ini, maka akan melatih
keterampilan dari dalam diri korban penyalahguna narkoba. IPWL Yayasan DWIN
Foundation menjalani perannya sebagai lembaga rehabilitasi swasta melalui program
vocational yang bertujuan untuk melatih keterampilan. Apabila korban penyalahguna
narkoba mampu melatih keterampilan sehingga dapat terwujud pemulihan dalam dirinya.
B. Strategi IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai Lembaga Rehabilitasi Swasta
dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba
a) Menerapkan Rasa Optimisme dan Berkomitmen
Salah satu strategi yang dilakukan oleh IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai
lembaga rehabilitasi swasta dalam menghadapi banyaknya kendala dan tantangan diperlukan
rasa optimis dan memengang komitmen. Hal ini dikarenakan mempertahankan posisi IPWL
Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta bergantung pada seluruh
anggota yayasan ini. Menerapkan rasa optimis dan komitmen pada seluruh anggota IPWL
Yayasan DWIN Foundation berguna sebagai pondasi yang kuat untuk tidak pantang
menyerah dalam mempertahankan posisi yayasan ini seiring berjalannya waktu.
5
Adelia Aviyani, Jamilah Cholillah, dan Luna Febriani
Adapun strategi dapat terwujud apabila dioptimalkan dengan sumber daya atau modal
yang dimiliki oleh IPWL Yayasan DWIN Foundation. Dalam strategi ini IPWL Yayasan
DWIN Foundation mengelola sumber daya atau modal sosial. Sumber daya atau modal sosial
yang dimiliki oleh yayasan ini dapat mengoptimalkan terwujudnya strategi ini. Hal ini
dibuktikan terjalinnya hubungan sosial antara anggota IPWL Yayasan DWIN Foundation
baik dengan pasien rehabilitasi maupun masyarakat.
Seluruh anggota yayasan ini selalu membangun interaksi dan komunikasi yang intens
sehingga menghindari terjadinya konflik, sedangkan kegiatan-kegiatan social dilakukan
untuk menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar.
Strategi dan modal yang dimiliki IPWL Yayasan DWIN Foundation ini untuk
menghadapi tantangan dalam aspek budaya. Tantangan aspek budaya ini meliputi terjadinya
penolakan dari masyarakat terhadap IPWL Yayasan DWIN Foundation dikarenakan telah
menampung orang yang melanggar nilai dan norma yang berlaku di lingkungan sosial.
Masyarakat menganut nilai-nilai budaya yang kuat sehingga sulit untuk menerima sesuatu
yang bertentangan dengan nilai dan norma. Oleh karena itu, menerapkan rasa optimisme dan
berkomitmen serta dioptimalkan dengan sumber daya atau modal sosial yang dimiliki IPWL
Yayasan DWIN Foundation dapat menghadapi tantangan ini.
b) Kekuatan Team Work
Pada dasarnya kekuatan team work merupakan salah satu strategi yang dilakukan
lembaga rehabilitasi swasta seperti IPWL Yayasan DWIN Foundation. Hal ini dilandasi
karena berdiri dan bertahannya yayasan ini bergantung pada seluruh anggota serta tidak
memiliki keterkaitan dengan pemerintah sehingga diperlukan kekuatan team work. Kekuatan
team work dalam IPWL Yayasan DWIN Foundation meliputi terjalinnya komunikasi antar
anggota sehingga segala tantangan dan keputusan terhadap kinerja diambil sesuai dengan
kepentingan bersama.
Kemudian untuk mewujudkan strategi ini, IPWL Yayasan DWIN Foundation
mengoptimalkan dengan mengelola sumber daya atau modal yang dimiliki. Dalam hal ini
meliputi sumber daya atau modal finansial yang terdapat di yayasan ini. Meski pun IPWL
Yayasan DWIN Foundation tidak terikat anggaran atau bantuan dari pemerintah akan tetapi
yayasan ini memiliki sumber dana yang lain. Hal ini dibuktikan dengan terdapat sumber dana
dari pasien rehabilitasi dan program penyuluhan ke beberapa instansi. Keseluruhan dana ini
digunakan bukan untuk kepentingan pribadi melainkan kepentingan bersama dan
kelangsungan hidup yayasan ini.
Strategi dan sumber daya atau modal ini untuk menghadapi tantangan permasalahan
aspek finansial yang terjadi pada IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga
rehabilitasi swasta. Yayasan ini telah mengalami beberapa kali dihadapkan oleh
permasalahan finansial seperti kesulitan memperoleh tempat dan kekurangan dalam fasilitas.
Oleh karena itu, dalam menghadapi permasalahan finansial diperlukan kekuatan team work
karena pada dasarnya sebuah lembaga tidak akan mampu bertahan hanya dengan satu orang
melainkan seluruh anggota. Dalam artian satu orang tidak akan mampu mencukupi finansial
melainkan kekuatan seluruh anggota. Adapun modal finansial yang dikelola dengan baik
akan mengoptimalkan strategi ini dalam menghadapin permasalahan finansial.
c) Mengutamakan Visi dan Misi
Mengutamakan visi dan misi dipergunakan sebagai suatu strategi IPWL Yayasan
DWIN Foundation untuk mempertahankan keberadaan yayasan ini. Dalam menghadapi
segala tantangan dan kondisi yang terjadi IPWL Yayasan DWIN Foundation selalu
Eksistensi lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba
pada IPWL Yayasan Dwin Foundation, Bangka Belitung
6
Volume 1, Nomor 2, Februari 2021
p-ISSN 2774-5147 e-ISSN 2774-5155
mengutamakan untuk berpedoman dengan visi dan misi sehingga dapat menemukan solusi
yang relevan dengan tujuan awal dari yayasan ini. Dengan seperti itu, setiap langkah yang
diambil oleh IPWL Yayasan DWIN Foundation tidak keluar dari konteks visi dan misi
yayasan ini.
Terdapat sumber daya atau modal guna mengotimalkan IPWL Yayasan DWIN
Foundation dalam mewujudkan strategi ini. IPWL Yayasan DWIN Foundation memiliki
sumber daya atau modal jaringan untuk mengoptimalkan dalam mengutamakan visi dan misi
dalam yayasan ini. Terbentuknya jaringan antara IPWL Yayasan DWIN Foundation dengan
instansi ini dapat memberikan keuntungan bagi yayasan ini. Hal ini dikarenakan terjalinnya
hubungan jaringan antara yayasan ini dengan instansi lain seperti Polres dan Polsek akan
memberikan rujukan pasien untuk IPWL Yayasan DWIN Foundation. Secara tidak langsung,
akan terjadi peningkatan perolehan pasien rehabilitasi pada yayasan ini.
Strategi dan modal ini memfokuskan untuk menghadapi tantangan dalam aspek
legalitas di IPWL Yayasan DWIN Foundation. Yayasan ini berdiri sebagai lembaga
rehabilitasi swasta sehingga tidak mudah untuk mendapatkan legalitas dalam memulihkan
korban penyalahguna narkoba. Salah satu faktor pendukung untuk memperoleh sebuah
legalitas yaitu jumlah pasien rehabilitasi yang harus melebihi 10 orang. Mengutamakan visi
misi dapat memfokuskan yayasan ini dalam menghadapi permasalahan legalitas. Kemudian
modal jaringan dapat meningkatkan perolehan jumlah pasien rehabilitasi sehingga
memudahkan IPWL Yayasan DWIN Foundation untuk memperoleh legalitas sebagai
lembaga rehabilitasi swasta.
d) Melakukan Inovasi dan Kreativitas
Strategi selanjutnya pada IPWL Yayasan DWIN Foundation yaitu diperlukan sebuah
inovasi dan kreativitas dari yayasan ini. Melakukan inovasi dan kreativitas bertujuan supaya
IPWL Yayasan DWIN Foundation dapat bertahan meskipun berkembangnya zaman. Hal ini
dikarenakan terciptanya suasana baru di IPWL Yayasan DWIN Foundation dan tidak
cenderung datar. Kemudian terciptanya inovasi dan kreativitas pada yayasan ini sebagai
lembaga rehabilitasi swasta dapat meningkatkan kualitas kinerja dan semakin berkembang.
Sumber daya atau modal yang dimiliki IPWL Yayasan DWIN Foundation guna
mengoptimalkan strategi ini yaitu kelebihan atau kemampuan tenaga konselor sebagai ex-
addict. Sebagai mantan pecandu narkoba pasti memiliki pengalaman buruk yang dapat
dimanfaatkan untuk pembelajaran dalam memulihkan pasien rehabilitasi. Tenaga konselor
ex-addict memahami kebutuhan dari pasien rehabilitasi sehingga memudahkan dalam
melakukan inovasi dan kreativitas baik ruang lingkup internal maupun eksternal pada
yayasan ini.
Strategi dan sumber daya atau modal ini yang dimiliki oleh IPWL Yayasan DWIN
Foundation dalam menghadapi tantangan dalam mempertahankan eksistensi sebagai lembaga
rehabilitasi swasta. Berdiri sebagai lembaga rehabilitasi swasta membuat IPWL Yayasan
DWIN Foundation seringkali sulit mempertahankan eksistensi. Adapun penghambat
eksistensi yayasan ini yaitu pelayanan rehabilitasi berbayar dan lokasi yang berada di wilayah
pedesaan. Oleh karena itu, melakukan inovasi dan kreativitas dengan dibantu pengalaman
sebagai ex-addict dapat mengatasi hambatan dalam mempertahankan eksistensi yayasan ini.
7
Adelia Aviyani, Jamilah Cholillah, dan Luna Febriani
C. Analisis Peran dan Strategi IPWL Yayasan DWIN Foundation Sebagai Lembaga
Rehabilitasi Swasta Dalam Teori Metafora Organisasi
Konsep metafora organisasi dari Gareth Morgan menjelaskan penggambaran
kehidupan lembaga sosial atau dapat dikatakan organisasi melalui perumpamaan yaitu
organisasi sebagai mesin, organisasi sebagai organisme, organisasi sebagai otak, organisasi
sebagai budaya dan organisasi sebagai transformasi serta organisasi sebagai instrumen yang
menguasai (Mauludin, 2018: 1). Adapun 6 perumpamaan dalam konsep metafora organisasi
ini digunakan untuk menganalisis mengenai peran dan strategi yang terdapat pada IPWL
Yayasan DWIN Foundation dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba.
a) Organisasi Sebagai Mesin
Gareth Morgan menggunakan perumpamaan “mesin” dalam menggambarkan atau
memandang kehidupan dalam sebuah organisasi. Fokus dari perumpamaan organisasi sebagai
mesin yaitu penggambaran bahwa organisasi memerlukan tujuan, menjalankan peran dan
tugas, mempersiapkan perencanaan dan efisiensi, serta melakukan pengorganisasian dan
pengawasan (Mauludin, 2018: 2).
Hasil dari penelitian ini menemukan bahwa adanya tujuan, peran, perencanaan dan
pengorganisasian dalam IPWL Yayasan DWIN Foundation. Tujuan berdirinya yayasan ini
yaitu membantu pemerintah untuk menyelamatkan generasi bangsa. Kemudian terdapat 4
peran yang dilakukan oleh IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi
swasta dalam memulihkan korban penyalahguna narkoba yaitu menciptakan family
enviroment
(suasana sekeluargaan), memahami sebagai ex-addict
(mantan pecandu),
membentuk karakter dan melatih keterampilan korban penyalahguna narkoba.
Setiap perjalanan IPWL Yayasan DWIN Foundation selalu melakukan perencanaa n
guna untuk mengambil keputusan serta kelangsungan yayasan ini. IPWL Yayasan DWIN
Foundation juga melakukan pengorganisasian dan pengawasan dalam menjalankan peran
serta strategi sebagai lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna
narkoba yaitu dengan adanya pembagian tugas pada masing-masing tenaga konselor.
b) Organisasi Sebagai Organisme
Organisasi bisa dipandang sebagai sesuatu organisme yang dapat hidup, berkembang
dan memengaruhi lingkungan. Perumpamaan ini memiliki tujuan yaitu organisasi dapat
mempertahankan eksistensi dan harus bisa membangun hubungan dengan lingkungan
sehingga mudah untuk menyesuaikan diri (Mauluddin, 2018). Organisasi dipandang sebagai
organisme, hal ini menjadi bukti upaya dalam mempertahankan kehidupan sebuah organisasi.
Keterlibatan IPWL Yayasan DWIN Foundation dalam kegiatan sosial di lingkungan
masyarakat seperti gotong royong dan lain sebagainya menjadi bentuk penyesuaian diri
yayasan ini. Selain itu, keberhasilan yayasan ini dalam menyesuaikan diri dan mampu
beradaptasi dengan beberapa instansi. IPWL Yayasan DWIN Foundation membuktikan
bahwa mampu menjalin hubungan jaringan dengan instansi lain dalam bentuk kerjasama
sehingga dapat menyesuaikan diri dan mempertahankan keberlangsungan kehidupan yayasan
ini.
c) Organisasi Sebagai Otak
Dalam konsep metafora organisasi terdapat perumpamaan organisasi sebagai otak.
Gareth Morgan memandang organisasi harus didesain sebagai otak. Hal ini dikarenakan
organisasi dituntut harus mempunyai mekanisme belajar, kreativitas dan proses informasi
(Alamsyah, 2018). Para konselor di IPWL Yayasan DWIN Foundation selalu menerapkan
mekanisme belajar, hal ini dikarenakan seringkali psikolog berkunjung ke yayasan ini untuk
Eksistensi lembaga rehabilitasi swasta dalam pemulihan korban penyalahguna narkoba
pada IPWL Yayasan Dwin Foundation, Bangka Belitung
8
Volume 1, Nomor 2, Februari 2021
p-ISSN 2774-5147 e-ISSN 2774-5155
berbagi ilmu pengetahuan. Adapun strategi IPWL Yayasan DWIN Foundation dalam
mempertahankan posisi sebagai lembaga rehabilitasi swasta dan memulihkan korban
penyalahguna narkoba yaitu melakukan inovasi dan kreativitas. Kegiatan AM Meeting yaitu
bentuk inovasi dan kreativitas yang dilakukan oleh IPWL Yayasan DWIN Foundation. IPWL
Yayasan DWIN Foundation selalu melakukan komunikasi antar konselor apabila
memperoleh informasi mengenai korban penyalahguna narkoba sehingga dapat memikirkan
secara matang setiap informasi yang diterima.
d) Organisasi Sebagai Budaya
Dalam konsep perumpamaan ini mengaitkan tentang budaya, organisasi didesain
dengan memperhatikan norma, nilai dan aturan yang berlaku dalam lingkungan masyarakat
(Alamsyah, 2018). Nilai-nilai budaya dalam organisasi harus dimaknai bersama, hal ini
bertujuan untuk mengarahkan kehidupan organisasi. Adapun nilai-nilai budaya ini digunakan
sebagai aturan dan pembatas agar sebuah organisasi tidak melakukan tindakan diluar nilai -
nilai dan norma.
Nilai, norma dan aturan yang berlaku di lingkungan masyarakat wajib diterapkan oleh
seluruh anggota di IPWL Yayasan DWIN Foundation sehingga menjadi pedoman dalam
melakukan setiap tindakan. Selain itu, nilai dan norma yang dipercaya dan diterapkan oleh
seluruh anggota di yayasan ini akan menciptakan modal jaringan.
e) Organisasi Sebagai Transformasi
Perumpamaan organisasi sebagai transformasi yaitu menggambar sebuah organisasi
yang mengalami perubahan secara terus menerus dan melakukan transformasi (Mauludin,
2018: 8). IPWL Yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta mengalami
transformasi. Bentuk perubahan yang tejadi pada IPWL Yayasan DWIN Foundation
menunjukkan bahwa yayasan ini mengalami perkembangan. Perubahan ini meliputi
peningkatan jumlah pasien dan tenaga konselor, tempat rehabilitasi serta legalitas.
f) Organisasi Sebagai Instrumen Menguasai
Perumpamaan bahwa organisasi sebagai instrumen untuk menguasai merupakan
bentuk upaya sebuah organisasi yang dituntut mampu bersaing dalam kondisi apapun.
Menurut Gareth Morgan, perumpamaan ini bertujuan untuk membuat sebuah organisasi dapat
mempertahankan eksistensi dan posisinya dalam persaingan
(Mauluddin,
2018). IPWL
Yayasan DWIN Foundation berdiri sebagai lembaga rehabilitasi swasta, terlihat jelas bahwa
pesaing yayasan ini yaitu lembaga rehabilitasi pemerintah.
IPWL Yayasan DWIN Foundation bersaing dalam aspek finansial sehingga upaya
yang dilakukan untuk mampu menghadapi persaingan ini yaitu memanfaatkan potensi yang
dimiliki (pengalaman sebagai ex-addict). Kemudian yayasan ini bersaing dalam memperoleh
pasien rehabilitasi sehingga upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan kualitas
pelayanan rawat inap.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka terdapat empat peran yang
dilakukan IPWL yayasan DWIN Foundation sebagai lembaga rehabilitasi swasta dalam
pemulihan korban penyalahguna narkoba yaitu menciptakan Family Enviroment (Suasana
Kekeluargaan), memahami sebagai ex-addict, membentuk karakter dan melatih
keterampilan korban penyalahguna narkoba. Strategi yang dilakukan oleh IPWL yayasan
9
Adelia Aviyani, Jamilah Cholillah, Luna Febriani
DWIN Foundation dalam berperan memulihkan korban penyalahguna narkoba yaitu
Pertama, selalu optimis dan berkomitmen guna mengoptimalkan strategi ini yaitu dengan
mengelola sumber daya atau modal sosial sehingga dapat menghadapi permasalahan
budaya (penolakan masyarakat) pada IPWL yayasan DWIN Foundation.
Kedua, kekuatan team work dengan mengoptimalkan strategi ini yaitu dengan
memanfaatkan sumber daya atau modal finansial dari seluruh anggota sehingga dapat
menghadapi tantangan dalam permasalahan finansial.
Ketiga, mengutamakan visi dan misi dalam setiap langkah dengan mengoptimalkan
strategi ini yaitu dengan memanfaatkan sumber daya atau modal jaringan di berbagai instansi
sehingga dapat menghadapi permasalahan legalitas sebagai lembaga rehabilitasi swasta.
Keempat, IPWL Yayasan DWIN Foundation selalu menciptakan inovasi dan
kreativitas dengan mengoptimalkan strategi ini yaitu dengan mengelola sumber daya atau
modal manusia
(tenaga konselor) sehingga dapat menghadapi tantangan dalam
mempertahankan eksistensi sebagai lembaga rehabilitasi swasta.
BIBLIOGRAPHY
Alamsyah, Misroni.
(2018). Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan
melalui budaya organisasi pada PT. Eka Agency Management. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Aminah, Siti, Wijaya, Tommy Tanu, & Yuspriyati, Devi. (2018). Analisis kemampuan
komunikasi matematis siswa kelas viii pada materi himpunan. Jurnal Cendekia: Jurnal
Pendidikan Matematika, 2(1), 15-22.
Felicia, Evelyn. (2015). Kendala dan Upaya Rehabilitasi Bagi Pecandu Narkotika oleh Badan
Narkotika Nasional Provinsi
(BNNP) Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas
Hukum, Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Gunawan, Imam. (2013). Metode penelitian kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara, 143.
Ibrahim, Jabal Tarik.
(2020). Metode Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian
(Vol.
1).
UMMPress.
Mauluddin, Achmad.
(2018). Motivasi berprestasi dan gaya kepemimpinan dalam
meningkatkan mutu pendidikan Taman Kanak-Kanak. Jurnal Administrasi Pendidikan,
25(2), 180-197.
Nasional, Badan Narkotika. (2019). Indonesia Drugs Report 2019. Jakarta: Badan Narkotika
Nasional.
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi penelitian bisnis dan ekonomi.
Eksistensi Lembaga Rehabilitasi Swasta dalam Pemulihan Korban Penyalahguna
Narkoba pada IPWL Yayasan Dwin Foundation, Bangka Belitung
10