Analisis Ancaman dan Solusi Keamanan pada Mobile Ad-
Hoc Network (Manet): Sebuah Kajian Literatur
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Haris Muhammad
1
dan Niken Febrina Ernungtyas
2
769
PENDAHULUAN
Berdasarkan masyarakat saat ini, perangkat mobile (misalnya laptop dan ponsel)
semakin terintegrasi ke dalam aktivitas sehari-hari (Handayaningsih & Nugroho, 2013).
Hal ini membuat perangkat tersebut menjadi bagian integral (Mufid, 2018), tidak
terpisahkan dari kehidupan dalam masyarakat kontemporer. Secara harfiah, perangkat
seluler ditemukan hampir dimanapun tempat manusia berada (Bagenda & Ajianto, 2014).
Menurut alasan ini, perangkat seluler diperlukan guna saling terhubung, menyampaikan
pesan antara individu dan kelompok, sehingga memungkinkan komunikasi yang efektif
(Derveloy, 2012).
Biasanya perangkat ini saling terhubung untuk memungkinkan respon terhadap
tuntutan skema tertentu. Tuntutan khusus skema tersebut mencakup situasi darurat,
misalnya operasi penyelamatan dan di zona pertempuran militer. “Dengan berbagai
protokol perutean, keterbatasan sumber daya dan media komunikasi berbeda yang
digunakan oleh network ini, keamanan biasanya tidak menjadi yang terdepan dalam
desainnya”. Memahami ancaman laten terhadap keamanan ad hoc network (Febriane &
Mariamah, 2013), sangat penting untuk memahami arti dari istilah “ad hoc”. “Ad hoc”
adalah kata latin untuk “tujuan khusus”. Seperti yang ditunjukkan oleh istilah, sifat inti
dari tujuan ad hoc network adalah gagasan bahwa mereka dibentuk berdasarkan
permintaan. Artinya, ad hoc network dibentuk untuk menanggapi skema dimana jaringan
tradisional tidak tersedia (Hardiono & Harsasto, 2018), rusak atau tidak dapat diterapkan.
Selain itu, kualitas utama dari ad hoc network adalah bahwa mereka dapat impulsif, tidak
permanen, dibangun dengan tujuan, terdistribusi dan otonom.
Selain itu, ad hoc network secara khusus dirancang berdasarkan kebutuhan situasi
(Hariyadi, 2016). Setiap skema membutuhkan ad hoc network yang disesuaikan secara
unik. Diharapkan, ad hoc network mengikuti proses administrasi dan keamanan yang
ditemukan di jaringan kabel konvensional (Alamsyah, 2012). Namun, sementara
penyebaran diskret ad hoc network dapat berbeda secara signifikan (Azra, 2019), mereka
memiliki karakteristik umum tertentu. Menurut (Derveloy, 2012), sifat-sifat tersebut
termasuk kurangnya kontrol pusat, sumber daya terbatas (Hakim, 2013), mobilitas,
topologi dinamis, konektivitas nirkabel dan protokol perutean khusus (Hamim, 2019).
Tidak mengherankan, masing-masing karakteristik ini membawa masalah keamanan yang
unik (Lucy et al., 2012). Contoh kasus desentralisasi dalam ad hoc network berarti tidak
adanya administrasi terpusat (Nuradhawati, 2019) sehingga tidak memiliki titik dan
mekanisme pengaturan keamanan yang terpadu. Akibatnya, jaringan nirkabel pada
umumnya dan mobile ad hoc network pada khususnya rentan terhadap ancaman eksternal
seperti gangguan sinyal. Selain itu, karena mobile ad hoc network mengalami sumber
daya yang terbatas, mereka mungkin tidak mengakomodasi protokol perutean
konvensional yang tidak disesuaikan. Kustomisasi terkadang dapat merusak efektivitas
peringatan keamanan yang ada.
Mobile Ad hoc Network (Manet) terdiri dari node seluler yang dapat dikonfigurasi
sendiri, terhubung melalui koneksi nirkabel (Rai et al., 2012). Node Manet yang
berdekatan satu sama lain dapat mengirimkan informasi di antara mereka dan bergantung
pada node langsung untuk meneruskan informasi ke node lain dalam network. Sebuah
mobile node dapat berfungsi sebagai pengirim, penerima atau router. Mobile Ad hoc
Network (Manet) dijelaskan oleh kemampuannya untuk multi-hop, mengkonfigurasi
sendiri dan fluiditasnya saat node bergabung dan meninggalkan network. Manet terdiri
dari klaster perangkat mobile yang terminalnya terhubung secara nirkabel. Terminal
mobile berfungsi sebagai penerima dan pemancar informasi router dan host. Manet tidak