Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 8, August 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
. (2021). Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran. Jurnal Sosial
dan Teknologi (SOSTECH), 1(8): 830-839
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
PENGGUNAAN APLIKASI WHATSAPP UNTUK PEMBELAJARAN
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia
1 dan 2
abiyudianto@yahoo.com
1
dan budi.murtiyasa@ums.ac.id
2
Diterima:
27 Juni 2021
Direvisi:
24 Juli 2021
Disetujui:
14 Agustus
2021
Abstrak
Pandemi memberikan dampak besar terhadap berbagai sektor di Indonesia
khususnya pendidikan, kurangnya fasilitas infrastruktur yang tersedia juga
kurangnya persiapan yang dimiliki oleh Indonesia dalam menyikapi
keterbatasan di kala pandemi ini membuat guru dan tenaga ajar lainnya
memutar otak agar bisa tetap melanjutkan pembelajaran. Oleh karena itu,
WhatsApp digunakan sebagai media pembelajaran saat pandemi dikarenakan
banyaknya fitur yang mendukung dan mudahnya akses untuk mendapatkan
aplikasi ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan
WhatsApp dalam pembelajaran disaat pandemi, kendala dan keefektivitasannya
dengan menggunakan metode kualitatif. Hasilnya menunjukkan penggunaan
WhatsApp dapat menjadi efektif tergantung pada bagaimana kerjasama antara
guru dan orang tua siswa, penggunaannya memanfaatkan fitur berbagi
dokumen, foto, video dan pesan suara, juga kendala dirasakan oleh orang tua
terkait infrastruktur dimana latar belakang pendidikan dan ekonomi yang
variatif menyebabkan tidak semua siswa mampu mengikuti pembelajaran jarak
jauh ini juga kendala dirasakan oleh guru terkait proses pembelajaran yang
dirasa kurang bermakna. Kurangnya jam pelajaran yang diemban oleh guru
juga tidak tercapainya tujuan dari kurikulum sehingga dibutuhkan KD Esensial
sebagai gantinya.
Kata kunci : Penggunaan WhatsApp, Pembelajaran Daring, Pandemi
Abstract
The pandemic has had a major impact on various sectors in Indonesia,
especially education, the lack of available infrastructure facilities as well as the
lack of preparation that Indonesia has in responding to limitations during this
pandemic have made teachers and other teaching staff rack their brains to
continue learning. Therefore WhatsApp is used as a learning medium during a
pandemic due to the many features that support and easy access to get this
application. This study aims to find out how to use whatsapp in learning during
a pandemic, its obstacles and effectiveness by using qualitative methods. The
results show that the use of WhatsApp can be effective depending on how the
cooperation between teachers and parents of students, its use utilizes the
features of sharing documents, photos, videos and voice messages, also the
obstacles felt by parents related to infrastructure where various educational
and economic backgrounds cause not all students are able to take part in
distance learning and teachers feel that the learning process is less meaningful.
The lack of teaching hours carried out by teachers also does not achieve the
objectives of the curriculum so that Essential KD is needed instead.
Keywords : Use of WhatsApp, Online Learning, Pandemic
Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
831
PENDAHULUAN
Menempuh dunia pendidikan adalah kewajiban seluruh umat manusia di dunia.
Pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia, Negara
Indonesia mencantumkan pentingnya pendidikan dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang
pendidikan yang menjelaskan bahwa dengan adanya pendidikan ini, manusia mampu
memiliki potensi pada dirinya baik itu berbentuk kekuatan spiritual keagamaan tentang
dirinya dengan Tuhan, pengendalian emosi pada diri, pembentukan kepribadian,
menambahnya kecerdasan, mementuk akhlak manusia yang mulia, juga mampu
memberikan berbagai keterampilan hidup yang sangat dibutuhkan oleh manusia agar
mampu hidup dalam kegiatan bermasyarakat dengan beberapa landasan dan aturan yang
sadar dan direncanakan. Pentingnya pendidikan ini selaras dengan apa yang dijelaskan
oleh bahwa pendidikan merupakan sebuah proses interaksi dengan memiliki sifat
mengedukasi dengan tujuan untuk mencapai misi dari pembelajaran tersebut. Saat belajar,
interaksi terebut merupakan suatu sistem yang nantinya akan termuat dalam proses
pembelajaran. Ada beberapa komponen dalam pembelajaran yang saling berinteraksi
diantaranya adalah guru, siswa dan tujuan pembelajaran. Media dan metode yang dipakai,
juga proses evaluasi atau pemberian nilai untuk melihat keberhasilan pembelajaran
terhadap tujuan pembelajaran.
Keberhasilan dari adanya pendidikan ini tidak lain didukung oleh adanya
kerjasama yang baik antara peran guru sebagai pendidik dengan para siswanya. Salah
satu faktor pembantu dari keberhasilan ini juga merupakan pemilihan media
pembelajaran yang tepat. Media pembelajaran akan memberikan pemahaman yang
mendorong dan membantu siswa dalam memahami materi selama proses belajar dan
mengajar. Maka dari itu, pengajar diharuskan memiliki faktor-faktor mendasar yang
nantinya akan menjadi acuan pemilihan media pembelajaran. (Pribadi, 2017) menjelaskan
faktor tersebut berupa Access, Cost, Technology, Interactictivity, Organizational change,
Novelty and Speed. Namun sayangnya, pada masa pandemi seperti ini, dengan adanya
pembatasan sosial berskala besar yang berdampak pada ditutupnya sekolah sehingga
sistem belajar dilakukan secara online (dalam jaringan) maka pengimplementasian
kegiatan belajar dan mengajar menggunakan media pembelajaran tidak dapat dilakukan
secara maksimal.
Maka dari itu, para pengajar atau guru dituntut untuk memutar otak agar kegiatan
belajar dan mengajar dapat dilaksanakan semaksimal mungkin. Pemerintah sebenarnya
memberikan opsi untuk menggunakan sistem daring seperti e-learning, Google
Classroom, penggunaan sistem video call dengan menggunakan Zoom, Google Meet dan
lain sebagainya. Namun, beberapa sistem daring tersebut tidak dapat diimplementasikan
pada setiap sekolah di seluruh Indonesia, dikarenakan kurangnya fasilitas yang siswa atau
para pengajarnya. Seperti kurangnya fasilitas komputer atau laptop, buruknya koneksi
internet, hingga kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan menunjang siswa dan
gurunya untuk melakukan proses daring seperti ini. Maka dari itu, beberapa guru
memutuskan untuk menggunakan media sosial berupa WhatsApp untuk berkomunikasi
dan memberikan materi pembelajaran kepada para siswanya.
Penggunaan media sosial WhatsApp ini tidak lain karena penggunaannya yang bisa
hanya melalui telepon seluler yang hampir seluruh individu di seluruh pelosok Indonesia
miliki juga media sosial yang saat ini sudah menjadi bagian hidup dari masyarakat di
dunia, juga penggunaannya yang semakin hari semakin meningkat seiring
berkembangnya inovasi digital saat ini. Selain itu, media sosial saat ini sudah menjadi
suatu kebutuhan pokok digital dimana setiap kegiatan sehari-hari tidak lepas dari
pemakaian teknologi ini. Hal ini selaras dengan (Watie, 2016) yang menjelaskan bahwa
Vol. 1, No. 8, pp. 830-839, August 2021
832 http://sostech.greenvest.co.id
media sosial muncul dan berkembang sebagai cara baru individu atau masyarakat di
Indonesia dalam berkomunikasi satu dengan lainnya. Disaat pandemi dan pembatasan
diberlakukan, media sosial menjadi alat komunikasi yang tidak terbatas jarak, waktu dan
ruang. Sehingga dapat digunakan kapanpun dan dimanapun, maka media sosial
WhatsApp ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran jarak
jauh saat ini.
Pelajar sudah banyak menggunakan dan bahkan memahami media sosial
WhatsApp. Hal ini juga dikuatkan oleh (Anwar & Riadi, 2017) yang mendefinisikan
WhatsApp sebagai aplikasi obrolan dengan fitur pesan teks, gambar, suara, lokasi dan
juga video yang dikirim dari individu ke individu lainnya dengan menggunakan
smartphone jenis apapun. Aplikasi ini tidak terlalu banyak menggunakan data sesuai
dengan apa yang kita kirimkan, sehingga dalam penggunaannya dapat melalui koneksi
3G/4G atau WiFi untuk komunikasi data. Melalui aplikasi WhatsApp, individu tentunya
dapat berkomunikasi sekaligus bertukar informasi dan dokumen penting (Suryadi et al.,
2018). Hal ini selaras dengan (Jumiatmoko, 2016) menjelaskan bahwa WhatsApp
merupakan sebuah pengembangan teknologi digital dengan menekankan pada Instant
Messaging seperti SMS namun tidak menggunakan atau berbayar pulsa melainkan
dengan berbantuan data internet dengan disertai fitur-fitur pendukung yang lebih menarik
dan menjadi salah satu media sosial paling populer yang dapat digunakan sebagai media
komunikasi. WhatsApp yang dalam penggunaannya dikhususkan untuk berkomunikasi
dapat dialihkan menjadi sebuah media pembelajaran. Oleh karena itu, dalam penelitian
ini, peneliti tertarik untuk mengkaji penggunaan WhatsApp dalam pembelajaran di masa
pandemi saat ini.
METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan
melakukan simak, catat dan kajian kepustakaan. Data yang digunakan pada penelitian ini
adalah buku dan jurnal terkait dengan penelitian ini. Peneliti mengumpulkan data dengan
mencari jurnal di Google Scholar dan mencarinya langsung di kolom penelusuran Google
dengan menggunakan kata kunci: Penggunaan WhatsApp dalam Pembelajaran dimasa
pandemi, PDF, Penggunaan WhatsApp Pembelajaran Daring, PDF, Penggunaan
WhatsApp saat Pembelajaran Daring di masa Pandemi Covid-19: PDF. Peneliti
menemukan lebih dari 5.000 jurnal terkait, namun hanya 10 jurnal yang paling relevan
yang digunakan sebagai data dalam pembelajaran ini. Teknik analisa yang digunakan
oleh peneliti adalah analisa kepustakaan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
WhatsApp sendiri memiliki banyak sekali fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh
individu di dunia. Diantaranya fungsi dari WhatsApp adalah untuk mengirim pesan, chat
group, berbagai media seperti foto, video, musik, audio dan dokumen. Sehingga
penggunaannya dapat dialihfungsikan sebagai media pembelajaran dikala pandemi seperti
ini. WhatsApp sudah dimiliki juga dipakai oleh berbagai kalangan baik muda maupun tua.
Karena penggunaannya yang cukup mudah dimengerti, seiring dengan perkembangan
digital yang semakin pesat. Media ini juga dapat membantu proses literasi siswa yang
satu dengan lainnya dengan berkomunikasi dan menjadikan mereka pandai berbahasa
terutama bahasa Indonesia. Sehingga hal ini juga menunjang pada proses pembelajaran
dimana siswa akan mampu dan dibimbing untuk menggunakan bahasa yang baik dan
Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
833
benar pada proses pembelajaran (Sahidillah & Miftahurrisqi, 2019). Penggunaan media
sosial ini memang lebih mudah diserap dan dimengerti penggunaannya oleh berbagai
kalangan individu khususnya siswa. Media digital yang terus berkembang menjadi lebih
familiar dan dikenal oleh anak baik dimulai dari usia dini. Sehingga nantinya guru tidak
akan kesulitan dalam mengenalkan media pembelajaran ini dan fokus pada pemberian
materi pembelajaran.
Menurut masa pandemi saat ini, pendidikan dan media sosial menjadi dua bidang
yang semakin erat dan tidak dapat dipisahkan. Media sosial sendiri sebelumnya bahkan
sudah melekat dan tidak dapat dipisahkan dari keluarga dan masyarakat di Indonesia
(Anggraini & Djatmiko, 2019). Media sosial yang kita ketahui merupakan media untuk
berkomunikasi, saat ini dapat digunakan sebagai media untuk belajar jarak jauh karena
dalam penggunaannya, pendidikan juga tentunya membutuhkan komunikasi yang dapat
dijangkau dengan media sosial. (Syahraini Tambak, 2013) menjelaskan bahwa
komunikasi merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan pula dari pendidikan, karena
pendidikan menekankan para pengajar untuk tetap memelihara dan mementingkan
sumber daya masyarakat. Adanya WhatsApp sangat membantu proses pembelajaran jarak
jauh dan juga dapat dioperasikan dengan mudah melalui smartphone. WhatsApp tidak
menghabiskan terlalu banyak data internet sehingga penggunaannya juga lebih hemat
daripada jalur jaringan pembelajaran online lainnya. Selain itu WhatsApp juga dapat
diunduh dengan mudah melalui play store dan app store.
Menggunakan WhatsApp sebagai media pembelajaran, memungkinkan siswa dan
pengajar untuk berkomunikasi bahkan sampai 24 jam nonstop. Guru dan siswa dapat
saling bertukar pesan, foto, video, audio dan dokumen yang dibutuhkan semasa
pembelajaran online dilaksanakan. Tingkat keamanan juga cukup kuat dikarenakan
penagaktifan WhatsApp harus menggunakan kode verifikasi yang dimiliki oleh pemegang
nomor yang didaftarkan ke WhatsApp itu sendiri. Selain itu terdapat beberapa fitur
menunjang pembelajaran yang dimiliki WhatsApp seperti WhatsApp Group yang
memungkinkan guru dan siswa membuat sekumpulan orang dengan kepentingan atau
subjek tertentu berada dalam satu grup WhatsApp sehingga tidak akan tertukar dengan
subjek dan mata pelajaran yang lainnya atau juga tidak akan tertukar antara guru dengan
siswa kelas tertentu dan kelas lainnya. Begitu juga sebaliknya tidak akan tertukar antara
siswa dengan guru satu dengan lainnya.
Pemanfaatan WhatsApp Group sebagai media penyampaian informasi dan media
pembelajaran akan mempermudah guru dan siswa menyampaikan berbagai kepentingan
secara instan dan cepat. Seperti contohnya, absensi, pemberian dan pengumpulan tugas,
pemberian materi, sesi tanya jawab, jadwal pelajaran, perubahan jadwal pelajaran dan
informasi ujian (Afnibar & Fajhriani, 2020). Adanya media sosial WhatsApp ini
diharapkan mampu membantu pembelajaran jarak jauh atau dalam jaringan juga
memudahkan informasi antara guru dan siswa. WhatsApp juga memungkinkan guru dan
siswa memiliki pengalaman komunikasi yang efektif dan cepat sehingga memudahkan
proses pembelajaran khususnya dalam penyampaian materi.
Secara keseluruhan, WhatsApp dapat membantu guru dalam mengatur dan
mengontrol kegiatan belajar siswa di dalam maupun di luar jam pelajaran. Pada proses
pembelajarannya terdapat komunikasi aktif antara siswa dan guru dengan memanfaatkan
fitur yang terdapat dalam WhatsApp yaitu guru dan siswa dapat saling mengetahui pesan
sukses terkirim, diterima, dibaca atau bahkan gagal. Dengan adanya tanda centang
disamping pesan yang guru dan siswa kirimkan. Centang satu untuk pesan berhasil
dikirim namun belum diterima, centang dua abu untuk pesan sudah diterima namun
belum dibaca, centang dua biru untuk pesan yang sudah dibaca dan jam memutar untuk
pesan yang masih dalam proses pengiriman atau pending, baik guru ataupun siswa dapat
Vol. 1, No. 8, pp. 830-839, August 2021
834 http://sostech.greenvest.co.id
melihat waktu pesan diterima dan waktu pesan dibaca dengan mengklik dan menahan
selama beberapa saat pada pesan yang guru atau siswa kirim lalu klik menu info, guru
dan siswa dapat saling mengirimkan pesan suara untuk berbagai macam keperluan seperti
penyampaian materi atau tes lisan, dapat mengirim berbagai macam dokumen seperti
foto, video, musik, audio, dokumen, lokasi dan kontak, guru dan siswa dapat saling
melihat siapa saja yang menggunakan aplikasi WhatsApp dengan melihat kontak yang
berada pada WhatsApp. Kontak tersebut berisi nomor-nomor yang sebelumnya sudah
disimpan di smartphone, jika ada kontak yang tidak muncul di WhatsApp maka dapat
dipastikan nomor tersebut tidak memiliki akun WhatsApp atau mendaftarkan
WhatsAppnya dengan nomor lain yang tidak guru atau siswa itu punya, guru dan siswa
dapat mengganti avatar atau foto profil pada WhatsApp sehingga dapat saling mengenal
satu sama lain, add conversation shortcut dimana guru dan siswa dapat menambah
pintasan chat yang penting ke layar utama sehingga guru dan siswa dapat mengakses
langsung kedalam obrolan tanpa membuka WhatsApp itu sendiri, guru dan siswa dapat
menyalin seluruh percakapan dalam bentuk .txt, guru dan siswa juga dapat meneruskan
atau mengirimkan kembali pesan yang diterima ke orang lain dengan menu forward,
banyak sekali ikon yang dapat digunakan untuk mengirimkan berbagai macam ekspresi,
emoticon makanan, cuaca, hewan, alat transportasi, musik dan lainnya, dapat
menggunakan panggilan suara atau panggilan video, dapat memblokir nomor yang dirasa
mengganggu, dapat memperbarui status kepada seluruh kontak yang berada pada kontak
whatsapp kita, dengan catatan guru dan siswa saling menyimpan kontak agar dapat saling
melihat pembaruan statusnya. Melihat berbagai fitur yang dimiliki WhatsApp ini, maka
sangat memungkinkan dalam penggunaannya sebagai salah satu media pembelajaran
yang dapat dengan mudah digunakan pada masa pembelajaran jarak jauh.
Adanya pandemi Covid-19 ini memaksa banyaknya perubahan di berbagai belahan
dunia termasuk Indonesia. Kedatangannya secara tiba-tiba membuat Indonesia tidak
memiliki persiapan untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi secara maksimal
khususnya dalam dunia pendidikan. Kesiapan Indonesia terhadap pembelajaran jarak jauh
hampir tidak ada. Berbagai platform yang disarankan oleh pemerintah hanya memberikan
kesulitan karena memerlukan waktu yang banyak bagi guru maupun siswa untuk
mempelajarinya dengan baik. Sehingga penggunaan WhatsApp sebagai pengganti media
pembelajaran sudah banyak dilakukan di berbagai sekolah dengan berbagai jenjang.
Namun demikian, sistem pembelajaran melalui media sosial WhatsApp ini
dianggap kurang efektif untuk digunakan sebagai media pembelajaran. (Daheri et al.,
2020) menjelaskan kefektifitasan penggunaan WhatsApp dalam pembelajaran jarak jauh
dengan melakukan survei melalui 51 orang tua siswa dari berbagai sekolah. Hasilnya
menunjukkan bahwa sejumlah 41,2% orang tua siswa menyatakan bahwa pembelajaran
melalui WhatsApp ini tidak efektif dan orang tua memiliki kepercayaan yang minim akan
media yang digunakan oleh guru ini 33,3% diantaranya meragukan keefektivitasannya
dan sisanya sebanyak 25,5% menyatakan media ini efektif.
Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
835
Gambar 1. Efektivitas WhatsApp sebagai Media Pembelajaran di saat Pandemi
Namun hal ini dibantah oleh (Dewi, 2020) yang menjelaskan bahwa pembelajaran
menggunakan WhatsApp justru dapat diimplementasikan dengan baik baik itu untuk
jenjang usia dini maupun sekolah tinggi. (Dewi, 2020) juga menjelaskan bahwa justru
pembelajaran ini dinilai jauh lebih efektif dibandingkan dengan platform lainnya jika
dinilai dari kesiapan infrastruktur dan penunjang dari para siswa dan guru tersebut.
Pemanfaatan WhatsApp sebagai media dalam pembelajaran online ini dapat lebih
meningkat efektivitasnya jika ada kerjasama yang baik antara guru dan orang tua siswa
yang mendampingi khususnya anak usia dini. Oleh karena itu, lingkungan akan
memengaruhi efektivitas pembelajaran saat lingkungan tersebut masuk ke dalam media
belajar siswa.
Pembelajaran daring menggunakan WhatsApp juga memberikan peningkatan yang
signifikan dan memberikan dampak positif dalam proses pembelajaran di masa pandemi
ini (Sobron et al., 2019). Maka dapat dikatakan bahwa penggunaan WhatsApp sebagai
media pembelajaran dipandang efektif tergantung pada penggunaannya juga lingkungan
yang memengaruhinya, sehingga keefektivitasannya berbeda-beda dari satu dengan yang
lainnya. Pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi ini sangat membutuhkan perjuangan
dari guru ataupun siswa bahkan orang tua. Oleh karena itu, sejatinya banyak kendala
yang memberikan hambatan pada proses pembelajaran bahkan jauh lebih rumit dan tidak
sederhana yang dicontohkan atau diedukasikan oleh guru bahkan pemerintah. Ketika
proses pembelajaran pada awalnya diserahkan sepenuhya kepada guru di sekolah, pada
masa pandemi ini orang tua juga dituntut untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang berintegritas untuk anak-anaknya agar dapat belajar dengan baik dan memenuhi
kebutuhannya. Berbagai komponen esensial juga diperlukan oleh orang tua untuk
melakukan pembelajaran jarak jauh ini seperti adanya pembelajaran diskursif, adaptif,
interaktif dan reflektif (Oktavian & Aldya, 2020).
Berbagai komponen esensial tersebut tentunya tidak didapatkan secara instan.
Perlu pelatihan dan edukasi terhadap orang tua secara intens agar mendapatkan
komponen ini di rumah. Namun, tentunya tidak setiap orang tua mampu diberikan
edukasi dan mengimplementasikan komponen ini. Maka untuk meminimalisirnya,
setidaknya diperlukan pelatihan tentang bagaimana penggunaan WhatsApp pada masa
pandemi ini. Sehingga pada intinya kesiapan pada semua pihak sangat dibutuhkan dengan
mutlak (Ulfah & Suryantoro, 2020). Pada prosesnya, guru memberikan materi dan tugas
tertentu melalui grup WhatsApp yang telah dibuat sesuai dengan mata pelajaran atau kelas
yang dituju. Pemberian materi atau tugas ini bisa berupa dokumen Microsoft Word atau
berupa file presentasi yang dapat dibuka oleh seluruh siswa dengan menggunakan
aplikasi bawaan dari smartphone siswa. Namun, ada beberapa jenis smartphone yang
Tingkat Efektivitas Penggunaan WhatsApp
Tidak Efektif
Meragukan
Efektif
Vol. 1, No. 8, pp. 830-839, August 2021
836 http://sostech.greenvest.co.id
membutuhkan aplikasi tambahan untuk membuka file ini dengan mengunduh aplikasi
tersebut secara mudah di playstore.
Pada saat menjelaskan materi, guru biasanya menggunakan pesan suara yang dapat
digunakan dalam durasi yang panjang pada saat guru menjelaskan materi pengaturan grup
bisa diatur sedemikian rupa hingga hanya guru yang dapat mengirim pesan saat sesi
pemberian materi. Hal ini digunakan agar pembelajaran lebih efektif dan tidak
menimbulkan kericuhan di dalam grup yang berakhir dengan pesan penting yang
tertimbun. Meskipun begitu, ada pula guru yang memberikan tugas langsung dengan
membimbing mereka untuk membaca materi pada buku pegangan yang mereka miliki
atau dokumen yang dikirim lalu langsung memberikan latihan yang nantinya dapat
dikumpulkan secara dokumen berupa foto atau berupa pesan suara. Selain menggunakan
pesan suara, guru juga dapat menggunakan video untuk menjelaskan materi. Seperti
contohnya guru menuliskan beberapa materi inti di papan tulis lalu merekam dirinya
sendiri sedang menjelaskan materi tersebut sebelum akhirnya dikirimkan kepada siswa
atau guru melakukan rekam layar dengan membuka file dokumen, buku atau presentasi
melalui smartphone atau komputer lalu hasil video tersebut diberikan kepada siswa.
Penggunaan video ini dianggap lebih baik dan efektif dalam menjelaskan materi dan
membantu pemahaman siswa, dibandingkan dengan hanya memberikan perintah untuk
membaca dan diberikan soal-soal latihan saja. Orang tua juga menyampaikan aspirasinya
melalui (Daheri et al., 2020) bahwa mereka sangat mengapresiasi jika guru dapat
memberikan penjelasan yang lebih memadai untuk setiap tugas yang diberikan terhadap
siswa 85% diantaranya setuju dan ada beberapa yang menyarankan untuk menggunakan
sistem video call. Namun tampaknya hal ini sulit untuk dilakukan mengingat WhatsApp
membatasi video call group hanya dengan 4 panggilan sekaligus dalam satu panggilan
video.
Kefektivitasan penggunaan WhatsApp ini juga dipengaruhi oleh latar belakang
orang tua yang sangat bervariasi. Siswa yang memiliki orang tua dengan latar belakang
sekolah tinggi tentunya tidak akan mendapat kesulitan yang terlalu tinggi dalam
mendampingi anaknya belajar jarak jauh. Namun hal tersebut juga tidak berlaku untuk
seluruh mata pelajaran mengingat adanya batasan kemampuan yang dimiliki oleh orang
tua ataupun orang dewasa di sekitar siswa. Selain itu, tingkat kebosanan siswa yang
meningkat juga menambah problematika pengaruh efektivitas dari penggunaan WhatsApp
ini. Namun efek baiknya adalah adanya komunikasi yang berjalan antar siswa dengan
yang lainnya sehingga mendorong siswa untuk belajar lebih baik (Lestari et al., 2021).
Pembelajaran daring yang dilakukan di Indonesia saat ini merupakan sebuah
keterpaksaan. Beberapa kendala terjadi dan menjadi hambatan bagi pembelajaran dalam
jaringan atau online saat ini. Seperti contohnya kendala penunjang atau infrastruktur.
Meskipun WhatsApp memberikan kemudahan dengan aksesnya yang mudah yaitu bisa
melalui smartphone, karena ketidakrataan tingkat kekayaan masyarakat Indonesia, maka
tidak semua orang memiliki smartphone untuk mengakses pembelajaran jarak jauh ini.
Tak jarang dijumpai siswa yang meminjam smartphone milik sanak saudara hingga milik
tetangganya untuk mengikuti pembelajaran jarak jauh ini. Sehingga smartphone dipakai
bersama atau untuk anak usia dini dan sekolah dasar yang masih memakai smartphone
milik orang tuanya sehingga informasi tidak sepenuhnya tersampaikan tepat waktu karena
berbagai macam hal, seperti orang tuanya atau sanak saudaranya yang sedang dalam
pekerjaan.
Selain itu juga kendala internet, dimana tidak semua orang tua mampu membeli
kuota data. Mereka yang hidup sederhana dan serba terbatas mungkin hanya memiliki
penghasilan untuk makan sehari-hari saja. Maka anak-anaknya tidak dapat mengikuti
pembelajaran daring seperti yang lainnya. Selain ekonomi, juga daerah yang mereka
Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
837
tinggali tidak sepenuhnya menunjang internet yang baik. Untuk para siswa yang tinggal
di daerah terpencil dan pelosok mereka kesulitan mendapatkan sinyal internet yang baik.
Provinsi Bengkulu tepatnya di desa Ketenong yang sangat sulit bahkan tidak memiliki
akses internet. Begitupula di pulau Halmahera, Maluku Utara yang sama sekali tidak
dapat mengakses internet dengan baik.
Selain jaringan yang susah didapat, juga kecepatan koneksi internet baik itu
internet kabel maupun mobile. Indonesia masih memiliki kecepatan internet yang berada
di bawah rata-rata dengan hanya memiliki kecepatan 15.5 Mbps, sedangkan kecepatan
internet di dunia rata-rata sebesar 54,3 Mbps. Maka dapat disebutkan bahwa Indonesia
dalam kecepatan internet sudah banyak dan jauh tertinggal. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan perintah pemerintah untuk tetap belajar di rumah dengan melakukan
pembelajaran dalam jaringan (Atsani, 2020). Ketika guru tidak memiliki jalan lain, maka
tidak sedikit pula guru yang rela mendatangi satu persatu rumah muridnya demi
mengemban tugasnya untuk memberikan hak mereka berupa ilmu pengetahuan.
(Herliandry et al., 2020) menyebutkan bahwa tidak hanya guru, namun siswa juga banyak
yang rela berbondong-bondong pergi ke rumah guru untuk menimba ilmu.
Meskipun banyak sekali platform belajar yang disediakan oleh pemerintah, namun
hal tersebut justru menyulitkan guru baik itu pemahaman dari guru itu sendiri dan
menyulitkan bagaimana agar memberikan pemahaman kepada orang tua siswa dalam
membimbing anaknya melakukan berbagai aktivitas sebagai bentuk pembelajaran jarak
jauh. Mungkin pada beberapa wilayah, adanya pembelajaran jarak jauh ini dianggap
mudah. Namun untuk beberapa daerah lainnya, pembelajaran ini sangat memberikan
kesulitan yang menghambat proses pembelajaran jarak jauh ini. (Atsani, 2020)
menjelaskan bahwa beberapa hal yang menjadi hambatan salah satunya adalah kondisi
jaringan internet yang lemah bahkan tidak ada sama sekali. Jika mungkin koneksi internet
tersedia, hal ini juga dapat memberatkan para orang tua siswa dan guru apalagi bagi
mereka yang memiliki tingkat ekonomi yang rendah juga mereka yang sedang diluluh
lantahkan ekonominya oleh pandemi ini.
Selain kendala yang dirasakan oleh orang tua siswa, kendala dari pengggunaan
WhatsApp dalam pembelajaran jarak jauh ini juga dirasakan oleh guru yaitu meliputi guru
cenderung mengalami banyak hambatan yang dirasakan dalam pelaksanaan pembelajaran
jarak jauh dengan terlalu fokus pada penuntasan pencapaian kurikulum, waktu efektif
belajar dan mengajar menjadi berkurang sehingga pada aktivitasnya guru tidak memenuhi
beban jam mengajarnya, guru juga mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan
orang tua murid yang nantinya akan menjadi pembimbing murid di rumah, belum semua
orang tua memiliki dan bersedia mendampingi anaknya belajar di rumah hal ini juga
berpengaruh pada pengimplementasian guru dalam melakukan pembelajaran jarak jauh
yang dilakukan sesuai anjuran pemerintah dan meningkatnya rasa jenuh baik itu antara
anak dan orang tuanya ataupun yang dirasakan oleh guru itu sendiri.
Solusi yang ditawarkan berupa guru yang bisa mengikuti program guru berbagi,
mengikuti pelatihan-pelatihan baik itu yang diselenggarakan oleh sekolah maupun di luar
sekolah. Guru juga disarankan untuk membuat kurikulum darurat yang berupa
penyederhanaan dari jumlah KD yang seharusnya. Hal ini diharapkan dapat memudahkan
proses pembelajaran jarak jauh dimasa pandemi dengan hanya memberikan dan
menjalankan materi sesuai dengan KD esensial. Dampak yang diharapkan adalah adanya
acuan kurikulum yang sederhana sesuai dengan kemampuan guru. Siswa dan orang tua
siswa selama masa pembelajaran jarak jauh ini.
Adanya implementasi pelaksanaan kurikulum darurat ini juga nantinya menuntut
para guru untuk merubah rencana pada guru dalam melaksanakan pembelajaran serta
memberikan penilaian hasil belajar sesuai dengan penilaian yang diajukan dalam KD
Vol. 1, No. 8, pp. 830-839, August 2021
838 http://sostech.greenvest.co.id
esensial tersebut. Hal ini juga menuntut adanya kerjasama yang baik antara guru dengan
orang tua siswa di rumah. Sejujurnya, pembelajaran jarak jauh ini tidak hanya bertujuan
untuk memenuhi kompetensi dasar yang tertera pada kurikulum saja tetapi juga
ditekankan pada kemandirian peserta didik dengan mengembangkan karakter dan akhlak
mulia pada siswa. Guru juga dituntut untuk lebih kreatif dan memiliki inovasi-inovasi
baru dalam menyampaikan dan menjelaskan materi baru terhadap siswanya agar dapat
membuat proses pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menginspirasi juga lebih
menyenangkan.
KESIMPULAN
Penggunan WhatsApp dalam pembelajaran dimasa pandemi merupakan suatu
alternatif yang dapat dilakukan oleh guru sebagai pengganti platform lain yang
disediakan pemerintah namun dirasa sangat menyulitkan baik itu untuk guru maupun
siswa dan orang tua siswa sendiri. Penggunaan WhatsApp ini memiliki keefektivitasan
yang berbeda dalam pengaplikasiannya di berbagai wilayah atau daerah. Penggunaan
WhatsApp dalam pembelajaran jarak jauh dapat menjadi efektif ketika terdapat kerjasama
yang baik antara guru, siswa dan orang tua siswa selama pembelajaran berlangsung.
Namun juga bisa menimbulkan ketidakefektivan ketika pembelajaran jarak jauh
menggunakan WhatsApp ini dilakukan oleh mereka yang kurang memiliki kerja sama dan
komunikasi yang baik dengan guru. Berdasarkan penggunaannya guru dapat melakukan
interaksi langsung dengan siswa atau dengan menggunakan grup WhatsApp yang terfokus
pada beberapa kumpulan orang dengan kepentingan tertentu. Guru dapat memberikan
materi pembelajaran dalam berbagai format seperti contohnya dokumen, presentasi,
berupa pesan suara, foto dan video. Namun, penggunaan pesan suara dan video lebih
dianggap membantu pembelajaran jarak jauh ini dibanding dengan memberikan dokumen
materi dan menyuruh siswa untuk membaca dan mengerjakan soal yang diberikan oleh
guru. Namun, ada beberapa hambatan yang dirasakan baik itu dirasakan oleh guru, siswa
maupun orang tua siswa. Hambatan terbesar adalah status ekonomi dan latar belakang
pendidikan yang variatif membuat siswa dan orang tua siswa kesulitan dari segi
infrastruktur dan pengalaman pembimbingan siswa saat pembelajaran jarak jauh ini. Bagi
guru, hambatan terasa ketika banyak waktu yang tersita namun tidak memenuhi jam kerja
mereka. Hal ini juga dirasa pembelajaran kurang efektif karena guru hanya berfokus pada
pencapaian kurikulum. Tanpa melihat apakah siswa sudah sepenuhnya memahami materi
yang diberikan atau belum. Oleh karena itu, guru disarankan untuk mengikuti berbagai
macam pelatihan yang dilaksanakan di sekolah maupun luar sekolah dan juga
mengimplementasikan KD esensial dimana beberapa KD dan KI yang terdapat di
kurikulum nantinya di sederhanakan.
BIBLIOGRAFI
Afnibar, A., & Fajhriani, D. (2020). Pemanfaatan WhatsApp sebagai Media Komunikasi
antara Dosen dan Mahasiswa dalam Menunjang Kegiatan Belajar (Studi terhadap
Mahasiswa UIN Imam Bonjol Padang). AL MUNIR: Jurnal Komunikasi Dan
Penyiaran Islam, 7083.
Anggraini, R. A., & Djatmiko, A. A. (2019). Pemanfaatan Media Sosial (Group
Whatsapp) dalam Menunjang Aktifitas Belajar Siswa di Luar Jam Sekolah di SMK
Negeri 2 Tulungagung. Media Penelitian Pendidikan: Jurnal Penelitian Dalam
Bidang Pendidikan Dan Pengajaran, 13(1), 17.
Penggunaan Aplikasi Whatsapp untuk Pembelajaran
Yudianto
1
dan Budi Murtiyasa
2
839
Anwar, N., & Riadi, I. (2017). Analisis Investigasi Forensik WhatsApp Messanger
Smartphone Terhadap WhatsApp Berbasis Web. Jurnal Ilmu Teknik Elektro
Komputer Dan Informatika (JITEKI), 3(1), 110.
Atsani, K. H. L. G. M. Z. (2020). Transformasi media pembelajaran pada masa Pandemi
COVID-19. Al-Hikmah: Jurnal Studi Islam, 1(1), 8293.
Daheri, M., Juliana, J., Deriwanto, D., & Amda, A. D. (2020). Efektifitas whatsapp
sebagai media belajar daring. Jurnal Basicedu, 4(4), 775783.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran daring di
Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 5561.
Herliandry, L. D., Nurhasanah, N., Suban, M. E., & Kuswanto, H. (2020). Pembelajaran
pada masa pandemi covid-19. JTP-Jurnal Teknologi Pendidikan, 22(1), 6570.
Jumiatmoko, M. (2016). Whatsapp messenger dalam tinjauan manfaat dan adab. Wahana
Akademika: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 3(1), 5166.
Lestari, W., Arsil, A., & Noviyanti, S. (2021). Pemanfaatan Whatsapp Sebagai Media
Pembelajaran Dalam Jaringan Masa Pandemi Covid-19 Di Kelas Vi Sekolah
Dasar. Universitas Jambi.
Oktavian, R., & Aldya, R. F. (2020). Efektivitas pembelajaran daring terintegrasi di era
pendidikan 4.0. Didaktis: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 20(2).
Pribadi, B. A. (2017). Media & teknologi dalam pembelajaran. Prenada Media.
Sahidillah, M. W., & Miftahurrisqi, P. (2019). Whatsapp sebagai media literasi digital
siswa. Jurnal Varidika, 31(1), 5257.
Sobron, A. N., Bayu, B., Rani, R., & Meidawati, M. (2019). Pengaruh daring learning
terhadap hasil belajar IPA siswa Sekolah Dasar. Seminar Nasional Sains &
Entrepreneurship, 1(1).
Suryadi, E., Ginanjar, M. H., & Priyatna, M. (2018). Penggunaan sosial media whatsapp
pengaruhnya terhadap disiplin belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan
agama Islam (Studi kasus di SMK Analis Kimia YKPI Bogor). Edukasi Islami:
Jurnal Pendidikan Islam, 7(01), 122.
Syahraini Tambak, S. (2013). Membangun Bangsa Melalui Pendidikan: Gagasan
Pemikiran Dalam Mewujudkan Pendidikan Berkualitas untuk Kemajuan Bangsa
Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Watie, E. D. S. (2016). Komunikasi dan media sosial (communications and social media).
Jurnal The Messenger, 3(2), 6974.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License