Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 8, August 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Yudha Achmad Perlambang
1
, R. Suharyadi
2
dan Retnadi Heru Jatmiko
3
. (2021). Pemanfaatan Citra Sentinel 2
untuk Memprediksi Sebaran Hama Wereng Cokelat di Sebagian Wilayah Kabupaten Pangandaran. Jurnal
Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(8): 848-855
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
PEMANFAATAN CITRA SENTINEL 2 UNTUK MEMPREDIKSI SEBARAN
HAMA WERENG COKELAT DI SEBAGIAN WILAYAH KABUPATEN
PANGANDARAN
Yudha Achmad Perlambang
1
, R. Suharyadi
2
dan Retnadi Heru Jatmiko
3
Universitas Gadjah Mada
1,2 dan 3
1
2
3
Diterima:
12 Juli 2021
Direvisi:
28 Juli 2021
Disetujui:
14 Agustus
2021
Abstrak
Hama wereng cokelat merupakan salah satu hama yang paling sering
menyerang tanaman padi, pendeteksian hama ini akan sangat membantu dalam
pengendalian hama yang efektif. Penginderaan jauh merupakan suatu sistem
yang dapat merekam perubahan yang terjadi di permukaan bumi, termasuk
kerusakan yang disebabkan hama. Tujuan penelitian yaitu membuat peta
prediksi sebaran hama wereng cokelat dengan menggunakan parameter saluran
spektral citra sentinel 2. Metode penelitian yang digunakan yaitu permodelan
dilakukan dengan menggunakan Maximum Entrophy (Maxent) dengan input
berupa saluran spectral citra sentinel 2 dengan resolusi spasial 20 m. Maxent
merupakan salah satu pemodelan yang dapat menggambarkan sebaran suatu
spesies, dengan pemodelan ini diharapkan mampu memprediksi sebaran hama
mengunakan satelit penginderaan jauh sebagai input. Berdasarkan model yang
dihasilkan, probabilitas tertinggi yang didapatkan model untuk memprediksi
sebaran hama adalah sebesar 0,694 dengan kinerja model yang dipresentasikan
sebagai Area Under Curve (AUC) yang memiliki nilai 0,514.
Kata kunci : Penginderaan Jauh, Sebaran Hama, Wereng Cokelat,
Maximum Entrophy
Abstract
Brown aphrodisiac pest is one of the pests that most often attack rice plants,
this pest detection will be very helpful in effective pest control. Remote sensing
is a system that can record changes occurring on the earth's surface, including
damage caused by pests. The purpose of the study was to make a predictive of
any brown aphrodisiac pest using spectral channel parameters of sentinel
imagery 2. The research method used is modeling done using Maximum
Entrophy (Maxent) with input in the form of spectral channels sentinel imagery
2 with a spatial resolution of 20 m. Maxent is one of the modeling that can
describe the distribution of a species, with this modeling is expected to predict
the spread of pests using remote sensing satellites as inputs. Based on the
resulting model, the highest probability that the model obtained to predict pest
spread was 0.694 with the performance of the model presented as Area Under
Curve (AUC) which has a value of 0.514.
Keywords : Remote Sensing, Pest Distribution, Brown Leafhoppers,
Maximum Entrophy
Pemanfaatan Citra Sentinel 2 untuk Memprediksi Sebaran
Hama Wereng Cokelat di Sebagian Wilayah Kabupaten
Pangandaran
Yudha Achmad Perlambang
1
, R. Suharyadi
2
dan Retnadi Heru Jatmiko
3
849
PENDAHULUAN
Hama dalam bidang pertanian biasa disebut sebagai Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) yang dapat memengaruhi hasil dari budidaya (Syarifah, 2020) sehingga
tidak sesuai dengan yang diharapkan (Juliawan et al., 2018), hama merupakan salah satu
risiko yang ada ketika melakukan praktik budidaya tanaman (Anugrah et al., 2016).
Tanaman padi pun tidak luput dari adanya hama (Heviyanti & Mulyani, 2016), salah satu
hama yang sering menyerang tanaman padi adalah hama wereng cokelat (Musthofa,
2020). Kerusakan yang disebabkan oleh hama wereng cokelat ini dapat menyebabkan
penururan produksi padi hingga sebesar 90% (Ningsih, 2016).
Adanya teknologi yang bisa mendeteksi kerusakankerusakan yang disebabkan
oleh hama wereng cokelat (Majid, 2021) ini diperlukan agar pendeteksian hama ini bisa
lebih mudah dan pengendaliannya bisa lebih cepat. Penginderaan jauh merupakan suatu
sistem yang dapat meningkatkan akurasi dalam memprediksi serangan hama yang terjadi
di hutan (Noor Rahmadana Putra & Saputra, 2021).
Salah satu satelit penginderaan jauh yang ada merupakan satelit sentinel 2. Satelit
ini memiliki 13 saluran spectral yang memiliki panjang gelombang 443,9 nm sampai
2202,4 nm, saluran spectral yang paling efektif digunakan untuk monitoring status
vegetasi pada citra sentinel 2 ini merupakan saluran spectral pada red edge (saluran 5, 6
dan 7) dengan panjang gelombang 703,9 nm, 740,2 nm dan 782,5 nm (Kumbula et al.,
2019).
Beberapa penelitian yang melibatkan pengaruh serangan hama teradap perubahan
nilai spectral pada citra telah dilakukan. (Wang et al., 2017) telah mencoba untuk meneliti
pengaruh serangan penyakit rice brown spot (RBS) dan rice seath blight (RSB), hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman padi sehat akan memiliki nilai pantulan
spectral lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman padi terserang kedua penyakit ini.
Tanaman padi yang terserang tiga hama yaitu red spider mites, mealybug dan aphid serta
menunjukkan bahwa nilai spectral dari tanaman padi sehat akan lebih tinggi jika
dibandingkan dengan tanaman padi terserang hama dan penurunan nilai spectral akan
semakin bertambah seiring dengan bertambahnya hari serangan hama.
Penelitian tentang pengaruh serangan hama wereng cokelat terhadap nilai spectral
juga telah dilakukan oleh beberapa peneliti. (Liu & Sun, 2016) pada penelitiannya
menemukan bahwa nilai spectral pada kanopi tanaman padi akan sangat bergantung pada
densitas serangan hama wereng cokelat, dimana nilai spectral pada area inframerah dekat
akan terdeteksi lebih rendah dari biasanya. Hal serupa juga diungkapkan (Prasannakumar
et al., 2014) pada penelitiannya yang menunjukkan bahwa semakin parah serangan hama
wereng cokelat pada tanaman padi, maka nilai pantulan spectral yang ditimbulkan oleh
tanaman padi akan semakin menurun.
Beberapa penelitian yang telah disebutkan sebelumnya menunjukkan bahwa ketika
suatu tanaman terserang hama atau penyakit, maka akan menyebabkan pada penurunan
pantulan nilai spectral dari tanaman tersebut. Suatu model diperlukan untuk memafaatkan
perubahan nilai spectral yang terjadi akibat kerusakan pada tanaman agar dapar
memprediksi sebaran penyebab kerusakan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk
membuat peta prediksi sebarang hama wereng cokelat dengan menggunakan parameter
saluran spektral citra sentinel 2. Hasil dari penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk
pendeteksian hama wereng cokelat melalui citra satelit sehingga penangan dan
pengendalian hama wereng cokelat dapat berlangsung lebih cepat.
Vol. 1, No. 8, pp. 848-855, August 2021
850 http://sostech.greenvest.co.id
METODE PENELITIAN
Species Distribution Modelling (SDM) merupakan satu pemodelan yang dapat
menggambarkan sebaran satu spesies, pemodelan ini dapat digunakan untuk memodelkan
distribusi hama wereng cokelat yang menyerang tanaman padi, salah satu tool dari SDM
ini merupakan Maxent (maximum entropy modelling) (Urbani et al., 2017).
Model Maxent menggunakan data kehadiran saja untuk memodelkan potensi
sebaran spesies dan menggunakan variabel lingkungan sebagai input yang menentukan
keberadaan spesies (Urbani et al., 2017). Menurut penelitian ini, variabel lingkungan
yang digunakan sebagai input merupakan saluran spectral dari citra sentinel 2. Beberapa
penelitian telah menujukkan bahwa kerusakan yang dilakukan oleh serangan hama akan
menyebabkan perbedaan nilai spectral antara tanaman sehat dan terserang hama,
perbedaan nilai inilah yang dijadikan dasar dalam pembangunan model.
Setting parameter yang digunakan pada pemodelan Maxent pada penelitian ini
adalah sebagai berikut convergence threshold (0,00001), replicates (10), replicate run
type (bootstrap), regularization multiplier (1), maximum number of iterations (500),
random test percentage (25) dan parameter lain diset default sesuai dengan yang
diberikan Maxent, dengan format output yang diset menjadi logistic. Parameter yang
digunakan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh (Rusman,
2016) dengan sedikit perubahan pada replicate type.
Kinerja model ditentukan berdasarkan luasan yang berada di bawah kurva Receiver
Operating Characteristics (ROC) luas area ini disebut dengan Area Under The Curve
AUC yang merupakan salah satu output yang dihasilkan model (Kumbula et al., 2019).
Nilai AUC yang digunakan untuk menentukan kinerja model berada pada rentang
nilai 0,5 1, dimana pada nilai 0,5 0,7 model diklasifikasikan sebagai kurang bagus,
nilai 0,7 0,8 diklasifikasikan sebagai bagus dan model yang memiliki nilai di atas 0,9
diklasifikasikan sebagai sangat bagus (Fand et al., 2020) dan (Kumbula et al., 2019).
Saluran citra sentinel 2 yang digunakan dalam penelitian ini merupakan seluruh
saluran spectral yang ada pada citra sentinel 2, kecuali untuk saluran 1, saluran 9 dan
saluran 10 karena resolusi spasialnya (60 m) dan sensitivitasnya terhadap aerosol dan
awan. Koreksi atmosfer terlebih dahulu dilakukan agar citra yang dipakai memiliki nilai
pantulan di bawah atmosfer atau BOA (bottom of atmosphere). Upscalling citra juga
dilakukan pada saluran dengan resolusi spasial 10 m, agar semua input memiliki resolusi
spasial yang sama yaitu 20 m. Jika kita ingin mengetahui lebih jelasnya, saluran citra
yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Saluran citra sentinel 2 yang digunakan dalam model
No.
Saluran
Penamaan dalam model
1
Saluran 2 Blue
b02_20
2
Saluran 3 Green
b03_20
3
Saluran 4 Red
b04_20
4
Saluran 5 Vegetation red edge
b05_20
5
Saluran 6 Vegetation red edge
b06_20
6
Saluran 7 Vegetation red edge
b07_20
7
Saluran 11 SWIR (2)
b11_20
8
Saluran 12 SWIR (3)
b12_20
9
Saluran 8A Narrow NIR
b8a_20
Sumber: European Space Agency (2012) dalam (Kumbula et al., 2019) dengan modifikasi
Pemanfaatan Citra Sentinel 2 untuk Memprediksi Sebaran
Hama Wereng Cokelat di Sebagian Wilayah Kabupaten
Pangandaran
Yudha Achmad Perlambang
1
, R. Suharyadi
2
dan Retnadi Heru Jatmiko
3
851
Penelitian dilakukan pada tahun 2020 dengan menggunakan citra dengan tanggal
perekaman 16 Februari 2018 dengan daerah kajian merupakan sebagian wilayah di
Kabupaten Pangandaran.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peta sebaran hama wereng cokelat yang dihasilkan pada pemodelan ini dapat
dilihat pada gambar 1. Pada gambar 1 terlihat daerah yang memiliki nilai probabilitas
serangan hama wereng ditandai dengan warna merah, sedangkan daerah yang memiliki
nilai probabilitas rendah ditandai dengan warna hijau, diantara kedua warna tersebut
terdapat warna kuning dan kuning kemerahan yang menandakan bahwa daerah tersebut
memiliki nilai probabilitas sedang. Nilai probabilitas yang dihasilkan oleh model berada
pada angka 0,326 0,694. Jika dikonversi ke dalam persen nilai tertinggi yang dihasilkan
oleh model memiliki probabilitas terjadi serangan hama wereng cokelat sebesar 69,4%.
Gambar 1. Peta sebaran hama wereng cokelat di daerah penelitian
Kurva respon dari seluruh saluran spectral yang digunakan dalam model data
dilihat pada gambar 2. Kurva respon ini menunjukkan bagaimana pengaruh dari setiap
saluran spectral terhadap nilai output yang dihasilkan.
Vol. 1, No. 8, pp. 848-855, August 2021
852 http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 2. Kurva respon dari seluruh saluran yang digunakan dalam model
Sumbu x pada kurva gambar 2 menunjukkan nilai piksel dari setiap saluran,
sedangkan sumbu y pada kurva menunjukkan nilai output yang dihasilkan model.
Terlihat pada gambar 2 bahwa kurva pada saluran 03 merupakan satusatunya kurva yang
tidak memiliki kenaikan nilai output sepanjang kenaikan nilai piksel, hal ini berarti
bahwa saluran 03 tidak terlalu berpengaruh besar terhadap output yang dihasilkan.
Sedangkan pada saluran 02, saluran 06, saluran 12 dan saluran 8A terlihat pada gambar 2
bahwa setiap kenaikan nilai piksel pada keempat saluran ini akan berpengaruh pada
tingginya nilai output, yang berarti bahwa model mendefinisikan hama wereng cokelat
berada pada nilai piksel pada saluran 02, saluran 06, saluran 12 dan saluran 8A tinggi,
dan tanaman padi terdeteksi sehat ketika nilai piksel pada keempat saluran ini rendah.
Selain kelima saluran sebelumnya (saluran 02, 03, 06, 12 dan 8A) nilai output tertinggi
berada ketika nilai piksel berada pada angka kecil, hal ini berarti ketika nilai piksel pada
saluran 04, 05, 07 dan 11 tinggi, model mendeteksi tanaman padi sehat pada titik
tersebut, sedangkan ketika keempat saluran ini memiliki nilai piksel rendah, model
mendeteksi titik tersebut terserang oleh hama wereng cokelat. Kontribusi dari setiap
saluran yang digunakan dalam model dapat dilihat pada tabel 2 dan tersaji dalam persen.
Persen kontribusi pada tabel 2 merupakan persentase kontribusi dari setiap saluran
terhadap output yang dihasilkan.
Tabel 2. Persen kontribusi dari setiap saluran terhadap output.
Variable
Persen Kontribusi (%)
Saluran 02
30,2
Saluran 03
0
Saluran 04
0,3
Saluran 05
8,6
Saluran 06
30,8
Saluran 07
5,5
Saluran 11
2,8
Saluran 12
0,1
Saluran 8A
1,7
Sumber: Hasil analisis data
Penurunan output yang didapatkan seiring kenaikan nilai piksel pada saluran 04,
05, 07 dan 11 ini didukung pernyataan beberapa penelitian sebelumnya yang menyatakan
bahwa pada tanaman terserang hama, nilai spectral yang dipantulkan oleh tanaman
tersebut akan lebih rendah dibandingkan dengan nilai pantulan spectral ketika tanaman
Pemanfaatan Citra Sentinel 2 untuk Memprediksi Sebaran
Hama Wereng Cokelat di Sebagian Wilayah Kabupaten
Pangandaran
Yudha Achmad Perlambang
1
, R. Suharyadi
2
dan Retnadi Heru Jatmiko
3
853
itu sehat (Wang et al., 2017); (Liu & Sun, 2016). Hal ini terlihat pada kurva respon dari
saluran 05, 06, 07, 11 dan 12.
Kinerja model dipresentasikan sebagai nilai AUC dalam model Maxent. Menurut
pemodelan ini, nilai AUC yang dihasilkan dan juga kurva ROC dari model dapat dilihat
pada gambar 3. Pada gambar 3 terlihat garis hitam yang merupakan garis yang
menggambarkan kurva ROC dari suatu prediksi random, nilai AUC dari prediksi random
ini yaitu sebesar 0,5. Nilai AUC dari model (0,712) yang bernilai lebih besar dari nilai
AUC prediksi random menandakan bahwa model yang terbentuk lebih baik dari suatu
prediksi random. Hal ini juga digambarkan dengan garis merah yang merupakan kurva
ROC untuk model yang berada di atas kurva garis hitam pada gambar 3. Nilai AUC pada
gambar 3 merupakan nilai AUC rata rata dari 10 kali pengulangan training data yang
dilakukan oleh model sedangkan nilai AUC test data yang dihasilkan oleh model adalah
sebesar 0,514.
Gambar 3. Kurva ROC dari model yang dihasilkan
KESIMPULAN
Sebaran hama wereng cokelat yang dihasilkan oleh model dengan menggunakan
saluran spectral sebagai input dapat dilihat pada gambar 1. Pada gambar 1 terlihat
bagaimana sebaran hama wereng cokelat yang dihasilkan oleh model dan daerahdaerah
terserang hama yang dihasilkan oleh model. Akan tetapi nilai AUC yang dihasilkan oleh
model menunjukkan bahwa model yang dihasilkan masih berada pada kelas kurang
bagus, nilai AUC training data model yaitu 0,712 dan untuk test data yaitu sebesar 0,514.
Banyak hal yang bisa diperbaiki dalam pembangunan model ini seperti penggunaan
model lain selain Maxent; pengunaan variabel lingkungan seperti suhu, kelembaban dan
curah hujan sebagai input atau dengan penggunaan saluran spectral dengan resolusi
spasial yang lebih detail. Harapannya penelitian kali ini dapat dijadikan acuan untuk
kedepannya dalam pengembangan teknologi untuk mendeteksi serangan dan sebaran
hama wereng cokelat.
Vol. 1, No. 8, pp. 848-855, August 2021
854 http://sostech.greenvest.co.id
BIBLIOGRAFI
Anugrah, I. S., Sumedi, S., & Wardana, I. P. (2016). Gagasan dan implementasi system
of rice intensification (SRI) dalam kegiatan budidaya padi ekologis (BPE). Analisis
Kebijakan Pertanian, 6(1), 7599.
Fand, B. B., Shashank, P. R., Suroshe, S. S., Chandrashekar, K., Meshram, N. M., &
Timmanna, H. N. (2020). Invasion risk of the South American tomato pinworm
Tuta absoluta (Meyrick)(Lepidoptera: Gelechiidae) in India: predictions based on
MaxEnt ecological niche modelling. International Journal of Tropical Insect
Science, 111.
Heviyanti, M., & Mulyani, C. (2016). Keanekaragaman Predator Serangga Hama Pada
Tanaman Padi Sawah (Oryzae sativa, L.) di Desa Paya Rahat, Kecamatan Banda
Mulia, Kabupaten Aceh Tamiang. Jurnal Penelitian Agrosamudra, 3(2), 2837.
Juliawan, D., Puspasari, R., & Sianturi, C. J. M. (2018). Aplikasi Peminjaman dan
Pengembalian Lcd Proyektor Berbasis Android dan Web Service. IT
(INFORMATIC TECHNIQUE) JOURNAL, 5(2), 162171.
Kumbula, S. T., Mafongoya, P., Peerbhay, K. Y., Lottering, R. T., & Ismail, R. (2019).
Using Sentinel-2 multispectral images to map the occurrence of the cossid moth
(Coryphodema tristis) in eucalyptus nitens plantations of mpumalanga, South
Africa. Remote Sensing, 11(3), 278.
Liu, X.-D., & Sun, Q.-H. (2016). Early assessment of the yield loss in rice due to the
brown planthopper using a hyperspectral remote sensing method. International
Journal of Pest Management, 62(3), 205213.
Majid, D. I. Z. (2021). Pengaruh pemberian insektisida nabati dari tanaman maja (Aegle
marmelos) terhadap mortalitas hama (wereng cokelat dan penggerek batang padi
kuning) dan respon pertumbuhan tanaman padi. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Musthofa, A. S. (2020). Rancang Bangun Dan Analisa Alat Perangkap Hama Wereng
Pada Tanaman Padi Dengan Metode Night Trap Menggunakan Microcontroller.
Politeknik Negeri Bengkalis.
Ningsih, N. F. (2016). Pengaruh ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
terhadap mortalitas hama wereng coklat (Nilaparvata lugens). LenteraBio: Berkala
Ilmiah Biologi, 5(1).
Noor Rahmadana Putra, M., & Saputra, A. (2021). Identifikasi Fase Pertumbuhan
Tanaman Padi Berbasis Obia (Object-Based Image Analysis) Menggunakan Foto
Udara Format Kecil (Studi Kasus: Desa Sidoharjo, Kecamatan Polanharo,
Kabupaten Klaten). Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Prasannakumar, N. R., Chander, S., & Sahoo, R. N. (2014). Characterization of brown
planthopper damage on rice crops through hyperspectral remote sensing under field
conditions. Phytoparasitica, 42(3), 387395.
Rusman, D. (2016). Prediksi kehadiran badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dan
analisis struktur lanskap habitatnya di taman nasional bukit barisan selatan.
Universitas Gadjah Mada.
Syarifah, R. N. K. (2020). Pemanfaatan Gulma Mimosa invisa sebagai Pengendali
Organisme Pengganggu Tanaman. Biofarm: Jurnal Ilmiah Pertanian, 16(2).
Urbani, F., D’Alessandro, P., & Biondi, M. (2017). Using Maximum Entropy Modeling
(MaxEnt) to predict future trends in the distribution of high altitude endemic insects
in response to climate change. Bulletin of Insectology, 70(2), 189200.
Wang, X., Zhang, X., & Zhou, G. (2017). Automatic detection of rice disease using near
infrared spectra technologies. Journal of the Indian Society of Remote Sensing,
45(5), 785794.
Pemanfaatan Citra Sentinel 2 untuk Memprediksi Sebaran
Hama Wereng Cokelat di Sebagian Wilayah Kabupaten
Pangandaran
Yudha Achmad Perlambang
1
, R. Suharyadi
2
dan Retnadi Heru Jatmiko
3
855
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License