Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 8, August 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Yudi Prayitno. (2021). Pengaruh Bimbingan Orang Tua dalam Belajar PAI di Rumah Hubungannya dengan
Prestasi Belajar Anak di Sekolah. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(8): 856-866
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
PENGARUH BIMBINGAN ORANG TUA DALAM BELAJAR PAI DI RUMAH
HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK DI SEKOLAH
Yudi Prayitno
Universitas Islam Nusantara Bandung, Indonesia
Diterima:
27 Juni 2021
Direvisi:
24 Juli 2021
Disetujui:
14 Agustus
2021
Abstrak
Penelitian ini bertolak dari fenomena yang muncul di SMP Plus Al-Ihsan dan
MTs At-Tarbiyah yakni sebagian orang tua tidak menanamkan nilai-nilai
agama pada anaknya yang pada akhirnya memengaruhi nilai mata pelajaran
agama di sekolah dan dari itu saya mengambil judul itu ingin membuktikan
apakah faktor bimbingan orang tua di rumah sangat berpengaruh dengan
prestasi anak di sekolah atau ada faktor lain yang memengaruhi prestasi anak di
sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bimbingan orang tua dalam
belajar PAI di rumah, prestasi belajar PAI dan hubungan bimbingan orang tua
dalam belajar PAI di rumah dengan prestasi belajar anak di sekolah. Metode
penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Adapun analisis di tempuh
dengan menggunakan dua pendekatan yaitu secara parsial dan korelasional.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa bimbingan orang tua dalam
belajar PAI di rumah termasuk kualifikasi rendah dengan skor 2,08 berada pada
rentang 1,52,5, prestasi belajar siswa termasuk dalam kualifikasi baik dengan
skor 76,72 nilai tersebut berada pada rentang 7079, korelasi keduanya adalah
ditunjukkan oleh angka koefisien korelasi sebesar 0,16 angka tersebut berada
pada interval 0,000,20 berarti termasuk dalam korelasi sangat rendah.
Berdasarkan angka tersebut pula diperoleh derajat pengaruh variabel X
terhadap variabel Y sebesar 2% artinya tiap peningkatan variabel X akan
berpengaruh terhadap variabel Y sebesar 2% sedangkan 98% lagi dipengaruhi
oleh faktor lain selain faktor bimbingan orang tua di rumah.
Kata kunci : Bimbingan Orang Tua, Prestasi Belajar, Belajar Pendidikan
Agama Islam
Abstract
This research is based on the phenomenon that appeared in SMP Plus Al-Ihsan
and MTs At-Tarbiyah, namely that some parents do not instill religious values
in their children that ultimately affect the value of religious subjects in school
and therefore I take the title to prove whether the guidance factor of parents at
home is very influential with the achievement of children in school or there are
other factors that affect the achievement of children in school. This research
aims to find out the guidance of parents in learning PAI at home, pai learning
achievements and the relationship of parental guidance in learning PAI at
home with the learning achievements of children in school. This research
method uses descriptive methods. The analysis is taken using two approaches,
namely partially and correlationally. Based on the results of the study obtained
that the guidance of parents in learning PAI at home including low
qualifications with a score of 2.08 is in the range of 1.5 - 2.5, Student learning
achievement is included in the qualification both with a score of 76.72 the
score is in the range of 70 - 79, the correlation of both is indicated by the
correlation coefficient number of 0.16 the number is at intervals of 0.00 0.20
means included in the correlation is very low. Based on the figure is also
obtained the degree of influence of variable X to variable Y by 2% means that
each increase in variable X will affect the variable Y by 2% while another 98%
is influenced by other factors besides parental guidance factors at home.
Keywords : Parental Guidance, Learning Achievements, Learning Islamic
Religious Education
Pengaruh Bimbingan Orang Tua dalam Belajar PAI di
Rumah Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di
Sekolah
Yudi Prayitno 857
PENDAHULUAN
Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah mempunyai dasar yang kuat.
Dasar tersebut menurut Zuhairini antara lain:
A. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-undangan yang
secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama di sekolah secara formal (Mustaghfiroh & Mustaqim, 2014). Dasar yuridis
formal tersebut antara lain:
1. Dasar ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa (Abbon, 2019)
2. Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab XI pasal 29 ayat 1
dan 2, yang berbunyi Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama
masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya itu (Sunarya
& Abidin, 2018).
B. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam (Aizid, 2015).
Menurut ajaran Pendidikan Agama Islam adalah perintah Tuhan dan merupakan
perwujudan ibadah kepada-Nya (Putri et al., 2019). Menurut Alquran terdapat dalam
Q.S. Al-Imran: 104.




















Artinya:
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar,
merekalah orang-orang yang beruntung”.
C. Dasar Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan kehidupan
bermasyarakat (Nuraini, 2020). Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal
yang membuat hatinya tidak tenang (Suradji, 2017) dan tidak tenteram sehingga
memerlukan adanya pegangan hidup (Chusnah, 2018). Semua manusia di dunia ini
selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut agama (Elman, 2020).
Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya
zat yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka memohon
pertolongan-Nya. Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah/madrasah
berfungsi sebagai berikut (Irsad, 2016):
1. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Pada
dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan ketakwaan
dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga. Sekolah berfungsi untuk
menumbuhkan kembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui bimbingan,
pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat
berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
2. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di
dunia dan di akhirat
3. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya
Vol. 1, No. 8, pp. 856-866, August 2021
858 http://sostech.greenvest.co.id
sesuai dengan ajaran agama Islam. Penyesuaian mental, yaitu untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungannya baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran
agama Islam
4. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari
5. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya atau dari
budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya
6. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan
nir-nyata), sistem dan fungsionalnya
7. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan (In’Ratnasari et
al., 2020), pengetahuan, penghayatan, pengamala serta pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal
keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Pendidikan Agama Islam bertujuan agar siswa memahami, menghayati, meyakini
dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Tujuan PAI harus mengacu pada
penanaman nilai-nilai Islam. Hal ini dilakukan dalam rangka menuai keberhasilan hidup
di dunia yang kemudian akan membuahkan kebaikan di akhirat.
Berdasarkan penjelasan atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) butir a, disebutkan
bahwa mata pelajaran agama dan akhlak mulai dimaksudkan untuk membentuk peserta
didik menjadi menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti atau moral sebagai
perwujudan dari Pendidikan Agama Islam. Jadi tujuan Pendidikan Agama Islam adalah
untuk membekali peserta didik dengan nilai-nilai agama supaya dapat diaplikasikan
dalam kehidupan sehari-hari sehingga terbentuk manusia yang berakhlakul karimah.
Hubungan bimbingan orang tua dalam belajar PAI hubungannya dengan prestasi
belajar PAI di sekolah, dalam penelitian ini penulis ingin membuktikan bahwa ada
hubungan antara bimbingan orang tua di rumah dengan prestasi belajar yang dicapai
siswa atau dengan perkataan lain bimbingan orang tua di rumah dapat memengaruhi
prestasi siswa. Penelitian ini didasarkan pada kerangka berpikir sebagai yaitu prestasi
belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor internal yang meliputi (Pratiwi, 2017), faktor
fisiologis dan psikologis, tetapi dipengaruhi juga oleh faktor eksternal yang antara lain
adalah keluarga.
Faktor keluarga mencakup cara mendidik anak, hubungan orang tua dan anak,
sikap orang tua (Harianti & Amin, 2016), ekonomi keluarga dan suasana dalam keluarga
(Hyoscyamina, 2011). Apabila mendidik anak-anak, sekolah merupakan lanjutan dari
pendidikan anak-anak yang telah dilakukan di rumah (Aryani, 2016). Berhasil baik atau
tidaknya pendidikan di sekolah bergantung pada dan dipengaruhi oleh pendidikan di
dalam keluarga. Pendidikan keluarga adalah fundamen atau dasar dari pendidikan anak
selanjutnya. Hasil hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan
pendidikan anak itu selanjutnya, baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Pengaruh
Pengaruh Bimbingan Orang Tua dalam Belajar PAI di
Rumah Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di
Sekolah
Yudi Prayitno 859
keluarga terhadap pendidikan anak itu berbeda-beda. Sebagian orang tua mendidik anak-
anaknya menurut pendirian-pendirian modern, sedangkan sebagian lagi menganut
pendirian-pendirian yang kuno atau kolot.
Keadaan tiap-tiap keluarga berlainan pula satu sama lain. Ada keluarga yang kaya,
ada keluarga yang kurang mampu. Ada keluarga yang besar (banyak anggota
keluarganya) dan ada pula keluarga kecil. Ada keluarga yang selalu diliputi oleh suasana
tenang dan tentram, ada pula yang selalu gaduh, cekcok dan sebagainya. Pengalaman
membuat keadaan dalam keluarga yang bermacam-macam coraknya itu akan membawa
pengaruh yang berbeda-beda pula terhadap pendidikan anak-anak. Jadi, orang tua
mempunyai peranan yang penting dalam keberhasilan belajar anak antara lain cara orang
tua mendidik anak. Apakah mereka ikut mendorong, merangsang dan membimbing
terhadap aktivitas anaknya atau tidak. Suasana emosionil di dalam rumah, dapat sangat
merangsang anak belajar dan mengembangkan kemampuan mentalnya yang sedang
tumbuh. Sebaliknya, suasana tersebut bisa memperlambat otaknya yang sedang tumbuh
dan menjemukan perasaan kreatif, yang dibawa sejak lahir.
Hubungan orang tua dengan anak, bersama-sama dengan sifat pembawaan lahir,
akan banyak menentukan bagaimana dia maju dengan belajarnya untuk sisa hidupnya.
Anak yang berhasil di sekolah adalah anak yang berlatar belakang dari keluarga yang
berhubungan akrab, penuh kasih sayang dan menerapkan disiplin berdasarkan kecintaan.
Orang tua yang mempunyai harga diri tinggi banyak memberikan kesempatan kepada
anak untuk membuat keputusan secara bebas, berkomunikasi dengan lebih baik,
mendukung anak untuk memiliki kebebasan sehingga anak mempunyai kepuasan dan
sedikit menggunakan hukuman badan untuk mengembangkan disiplin. Selain itu, perlu
adanya hubungan yang akrab dan bentuk komunikasi yang memberikan kebebasan
kepada anak untuk mengungkapkan perasaan dan pikirannya. Berdasarkan uraian di atas
jelas terdapat hubungan antara bimbingan orang tua dalam belajar PAI di rumah dengan
prestasi belajar PAI di sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas bimbingan orang tua dalam
belajar PAI anak di rumah, realitas prestasi belajar PAI anak di sekolah dan hubungan
antara bimbingan orang tua dalam belajar PAI anak di rumah dengan prestasi belajar PAI
anak di sekolah. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu
bahan informasi bagi para orang tua akan pentingnya prestasi belajar anak, sehingga
dapat memberikan bimbingan lebih intensif terhadap belajar mereka, sumbangan
pemikiran dan masukan guna meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan, terutama
dalam hal peningkatan prestasi belajar para siswa, melalui peran orang tua dalam
memberikan bimbingan terhadap belajar anaknya di rumah, khususnya di SMP Plus Al-
Ihsan dan MTs At-Tarbiyah Katapang dan bahan informasi dan perbandingan bagi
peneliti berikutnya yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang
serupa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini disusun dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian antara lain teknik angket, teknik tes,
teknik dokumentasi, teknik observasi, teknik wawancara dan teknik analisis data. Hal
yang dapat dilakukan dalam menganalisis data penelitian ini ditempuh langkah-langkah
yaitu menentukan tendensi sentral variabel X dan Y, menguji normalitas data variabel X
dan Y, menentukan linieritas regresi, menghitung koefisiensi korelasi, menguji
signifikansi korelasi dan hipotesis, menentukan nilai koefisien korelasi, menentukan
Vol. 1, No. 8, pp. 856-866, August 2021
860 http://sostech.greenvest.co.id
besarnya nilai pengaruh variabel X terhadap variabel Y dan menghitung nilai tinggi
rendahnya tingkat hubungan kedua variabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap orang tua mengharapkan seorang anak yang sukses. Banyak cara yang dapat
ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut. Namun, dalam menjalankannya ada yang
berhasil ada juga yang tidak. Bimbingan adalah salah satu cara yang dapat digunakan
untuk mencapai tujuan tersebut. Bimbingan sebenarnya harus dilakukan oleh anggota
keluarga atau orang tua, karena orang tua adalah lingkungan hidup pertama yang
memengaruhi jalan hidup anak. Keluarga adalah lingkungan sosial terkecil tetapi
peranannya sangat besar. Jika mendapatkan sebuah prestasi kegiatan yang wajib
dilaksanakan anak adalah belajar. Menurut hal ini orang tua sangat berperan penting,
karena orang tua mempunyai tanggung jawab untuk memotivasi anak dalam belajar serta
membimbingnya. Berdasarkan hal tersebut maka akan menjadikan anak untuk
memperhatikan apa yang harus dikerjakannya. Karena orang tuanya selalu
memperhatikan apa yang harus dipelajarinya.
Berdasarkan kegiatan tersebut orang tua harus mengetahui pertumbuhan anak.
Oleh karena itu, maka orang tua akan mudah mengetahui tingkatan yang harus dipelajari
anak. Selain itu orang tua harus mampu membuat kenyamanan dalam proses belajar.
Bimbingan orang tua di rumah mutlak diperlukan, karena dengan bimbingan tersebut
orang tua dapat mengetahui segala kekurangan dan kesulitan yang dihadapi anak. Seperti
yang telah dijelaskan bahwa orang tua mempunyai peranan besar, yaitu mendidik,
membimbing, menyediakan sarana dan prasarana belajar serta memberikan tauladan yang
baik kepada anak-anaknya.
Bimbingan orang tua juga sangat berperan penting untuk meningkatkan motivasi
belajar. Jika motivasi tersebut dilakukan maka seorang anak dapat menunjukkan bakat
serta ikut berpartisipasi dalam pendidikan. Bimbingan yang harus dilakukan oleh orang
tua adalah harus mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang ditanamkan
harus kuat serta hanya untuk bertujuan mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat
tercipta jika ikatan emosional anak dan orang tua menyatu. Suasana yang aman ini akan
membuat anak mengembangkan dirinya untuk menuju masa depan yang berprestasi.
Membimbing dan mendidik anak orang tua di dalamnya tidak boleh memastikan
keberhasilannya, karena hal itu dapat menjadikan anak tidak berhasil. Namun, apabila
orang tua mendidiknya dengan kasih sayang, perhatian dan memperbolehkan kegagalan
malah dapat menjadikan keberhasilan anak. Karena pada dasarnya jika seorang anak
dipaksa maka anak itu akan memberikan penolakan, rasa marah dan benci. Selain itu, jika
seorang anak diperlakukan dengan sikap orang tua yang tidak berlebihan dalam
memberikan perhatian, maupun aturan, maka akan membuat anak merasa dirinya
dipercaya dan dihargai serta tidak tertekan dan akan mempunyai rasa tanggung jawab dan
disiplin dalam mengerjakan tugasnya khususnya belajar.
Orang tua memiliki cara dan pola tersendiri dalam mengasuh dan membimbing
anak. Cara dan pola tersebut pasti berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang
lainnya. Pola dan cara tersebut merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orang tua
dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan
pembimbingan. Adapun hal-hal yang diberikan orang tua dalam membimbing anak
adalah memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan
terhadap anaknya. Berdasarkan hal-hal tersebut maka akan diharapkan semangat belajar
anak naik dan menjadikan prestasi yang unggul.
1. Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Prestasi Anak di SMP Plus Al-Ihsan
Pengaruh Bimbingan Orang Tua dalam Belajar PAI di
Rumah Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di
Sekolah
Yudi Prayitno 861
dan MTs At-Tarbiyah.
Tugas dan fungsi keluarga mengemukakan bahwa tugas dan fungsi keluarga
merupakan fungsi yang tunggal tetapi jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan
bahwa fungsi keluarga adalah menstabilkan situasi keluarga dalam arti stabilisasi situasi
ekonomi keluarga, mendidik dan pemelihara fisik dan psikis keluarga, termasuk
kehidupan religius. Pendidikan dalam keluarga merupakan basis pendidikan yang
pertama dan utama. Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak
atau generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab. Peran orang tua
seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam meletakkan dasar-dasar pendidikan
terhadap anak-anaknya. Pada pelaksanaannya keluarga merupakan lembaga pendidikan
yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga manusia dilahirkan,
berkembang menjadi dewasa dan keluarga juga merupakan lembaga pendidikan tertua,
bersifat informal. Bentuk dan isi serta cara pendidikan dalam keluarga akan selalu
memengaruhi tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap
manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak
sebagai dasar untuk pendidikan selanjutnya disekolah. Berdasarkan hal tersebut,
kehidupan keluarga terutama peran orang tua merupakan lingkungan pendidikan pertama
yang mempunyai peranan penting dalam menentukan dan membina proses
perkembangan anak. Tidak menutup kemungkinan bahwa masalah yang dialami siswa di
sekolah seperti rendahnya prestasi belajar siswa merupakan akibat atau lanjutan dari
situasi lingkungan kelaurga yang tidak harmonis dan peran orang tua yang tidak
dijalankan dengan baik.
Banyak faktor yang memengaruhi prestasi belajar anak. Faktor-faktor tersebut
dapat berasal dari dalam diri anak (intrinsic) dan dapat pula berasal dari luar diri anak
(entrinsic). Salah satu diantara faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar anak
adalah faktor lingkungan keluarga, yang dalam banyak hal menempati peranan yang
cukup penting. Hal ini dikarenakan orang tua berperan sebagai tokoh yang penting di
dalam kehidupan seorang anak. Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal
ini tentu saja mempunyai faktor-faktor penyebabanya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak memengaruhi kegiatan belajar ialah orang
tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dicapai siswa. Lingkungan
sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan perilaku yang
simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf-staf administrasi di lingkungan
sekolah dan teman-teman di sekolah dapat memengaruhi semangat belajar siswa.
Lingkungan masyarakat juga sangat memengaruhi karena siswa juga berada dalam suatu
kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta kegiatan-kegiatan yang dapat
memengaruhi prestasi belajar. Selain faktor sosial seperti dijelaskan di atas, ada juga
faktor non sosial. Faktor-faktor yeng termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan bentuknya, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu
belajar siswa. Faktor pendekatan belajar selain faktor internal dan faktor eksternal, faktor
pendekatan belajar juga memengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan belajar dikelompokkan jadi tiga yaitu pendekatan surface
(permukaan/bersifat lahiriah dan dipengaruhi oleh faktor luar), pendekatan deep
(mendalam dan datang dari dalam diri individu) dan pendekatan achieving (pencapaian
prestasi tinggi/ambisi pribadi). Menurut lingkungan keluarga, peranan orang tua (ibu dan
ayah) dan anggota kelarga lain di rumah sangat memengaruhi pembentukan sikap disiplin
pada anak.
Aspek lingkungan keluarga yang memengaruhi tingkah laku anak di antaranya
Vol. 1, No. 8, pp. 856-866, August 2021
862 http://sostech.greenvest.co.id
adalah contoh dari orang tua, kasih sayang orang tua dan keutuhan keluarga. Faktor
lingkungan keluarga yang memengaruhi perkembangan anak didik yaitu perhatian dan
kasih sayang dari orang tua, figur keteladanan orang tua bagi anak dan keharmonisan
keluarga. Peranan lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak meliputi status
sosio ekonomi, keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua dan status anak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
lingkungan keluarga yang mempengaruhi anak didik terutama yang memengaruhi anak
didik dalam hal pembentukan sikap disiplin meliputi perhatian dan kasih sayang orang
tua, keutuhan orang tua, keharmonisan keluarga dan sifat keteladanan atau contoh dari
orang tua. Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak
didik, termasuk di dalamnya prestasi belajar anak didik. Pendidikan keluarga adalah
fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Terdapat beberapa faktor-faktor dari lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh
terhadap belajar siswa faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Cara orang tua mendidik
2) Hubungan/Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi orang tua.
Pada pelaksanaannya pendidikan merupakan suatu proses yang kompleks dan
melibatkan berbagai pihak atau dikenal dengan tripusat pendidikan yaitu lingkungan
keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga
merupakan lingkungan yang pertama dan utama sehingga keberadaan lingkungan
keluarga begitu penting dan pendidikan di lingkungan keluarga merupakan pondasi bagi
pertumbuhan kepribadian anak selanjutnya. Keluarga merupakan benih akal menyusun
kematangan individu dan struktur kepribadian. Anak-anak mengikuti orang tua berbagai
kebiasaan dan perilaku dengan demikian keluarga adalah elemen pendidikan lain yang
palingnya, tepat dan amat besar. Keluarga adalah salah satu elemen pokok pembangunan
entitas-entitas pendidikan, menciptakan proses naturalisasi sosial membentuk
kepribadian-kepribadian serta memberi berbagai kebiasaan baik pada anak-anak yang
akan terus bertahan lama. Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar
yaitu lingkungan keluarga, mau tidak mau menentukan bagaimana serta sampai dimana
belajar dialami dan dicapai oleh anak-anaknya.
Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh
tidak acuh terhadap proses belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya,
tidak menyediakan atau melengkapi alat belajar, tidak mau tahu bagaimana kemajuan
belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami anaknya dalam belajar dan lain-lain
dapat menyebabkan anak kurang atau bahkan tidak berhasil dalam belajarnya. Hasil yang
didapatkan, nilai atau prestasi belajarnya tidak akan memuaskan bahkan mungkin gagal
dalam studinya. Hal ini dapat terjadi pada anak dari keluarga yang kedua orang tuanya
memang tidak mencintai anaknya.
Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya
adalah dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di
rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan
belajar anak. Berdasarkan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih
bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang
berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian.
Pengaruh Bimbingan Orang Tua dalam Belajar PAI di
Rumah Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di
Sekolah
Yudi Prayitno 863
Permasalahan umum yang dialami oleh setiap orang tua dalam memberikan
dukungan terhadap anak-anaknya banyak dikarenakan kesibukan mereka mencari nafkah,
mereka berdalih bahwa mereka tidak mempunyai waktu untuk sekedar membantu
mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) bagi anaknya. Orang tua merasa bahwa waktu yang
mereka miliki tidak sampai atau tidak mencukupi untuk memberikan bimbingan bagi
anaknya, waktu semuanya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja. Selain permasalahan di
atas, kendala Sumber Daya Manusia (SDM) orang tua menjadi penyebab kurangnya
mereka dalam ikut serta meningkatkan prestasi anaknya. Banyak orang tua yang tidak
mengenyam pendidikan tinggi, bahkan tidak sedikit mereka yang tidak bersekolah sama
sekali.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka menurut peneliti peran keluarga terhadap
prestasi belajar dan memiliki hubungan yang signifikan yang saling memengaruhi satu
sama lain antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar. Oleh karena itu, lingkungan
keluarga sangat berpengaruh terhadap perilaku, karena keluarga merupakan lingkungan
pertama dalam kehidupan seseorang dan memberikan pengaruh terhadap perkembangan
dan kehidupannya. Cara mendidik yang diterapkan orang tua kepada anak sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan oleh
orang tua adalah menjalin hubungan baik dengan anak. Berdasarkan hal tersebut, akan
terciptanya suasana yang menyenangkan dalam keluarga dan pada akhirnya akan
memengaruhi keberhasilan anak. Bisa dikatakan bahwa berjalannya pendidikan itu tidak
terlepas dari yang namanya lingkungan keluarga, dimana lingkungan keluarga sangat
berperan penting dalam meningkatkan prestasi belajar anak khususnya pelajaran PAI.
Sebaliknya, mendidik anak dengan cara memperlakukan secara keras, memaksa
dan mengejar-ngejar anaknya untuk belajar adalah cara memperhatikan anak yang juga
salah. Oleh karena itu, anak tersebut diliputi ketakutan dan akhirnya benci dengan
kegiatan belajar. Bahkan jika ketakutan itu semakin serius, anak akan mengalami
gangguan kejiwaan akibat dari tekanan-tekanan tersebut. Orang tua yang demikian,
biasanya menginginkan anaknya mencapai prestasi belajar yang sangat baik atau mereka
mengetahui bahwa anaknya bodoh tetapi tidak tahu apa yang menyebabkannya, sehingga
anak dikejar-kejar untuk mengatasi kekurangannya.
Salah satu dari peranan orang tua terhadap keberhasilan pendidikan anaknya adalah
dengan memberikan perhatian, terutama perhatian pada kegiatan belajar mereka di
rumah. Perhatian orang tua memiliki pengaruh psikologis yang besar terhadap kegiatan
belajar anak. Berdasarkan adanya perhatian dari orang tua, anak akan lebih giat dan lebih
bersemangat dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang
berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian.
Totalitas sikap orang tua dalam memperhatikan segala aktivitas anak selama
menjalani rutinitasnya sebagai pelajar sangat diperlukan agar anak mudah
membagikan ilmu selama menjalani proses belajar, di samping itu juga agar ia dapat
mencapai prestasi belajar yang maksimal. Perhatian orang tua dalam bentuk lain dapat
berupa pemberian bimbingan dan nasihat, pengawasan terhadap belajar, pemberian
motivasi dan penghargaan, serta pemenuhan fasilitas belajar. Pemberian bimbingan dan
nasihat menjadikan anak memiliki idealisme, pemberian pengawasan terhadap belajarnya
adalah untuk melatih anak memiliki kedisiplinan, pemberian motivasi dan penghargaan
agar anak terdorong untuk belajar dan berprestasi, sedangkan pemenuhan fasilitas yang
dibutuhkan dalam belajar adalah agar anak semakin teguh pendiriannya pada suatu
idealisme yang ingin dicapai dengan memanfaatkan fasilitas yang ada.
Banyak faktor yang memengaruhi prestasi belajar anak. Faktor-faktor tersebut
dapat berasal dari dalam diri anak (intrinsic) dan dapat pula berasal dari luar diri anak
(entrinsic). Salah satu diantara faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak
Vol. 1, No. 8, pp. 856-866, August 2021
864 http://sostech.greenvest.co.id
adalah faktor lingkungan keluarga, yang dalam banyak hal menempati peranan yang
cukup penting. Hal ini dikarenakan orang tua berperan sebagai tokoh yang penting di
dalam kehidupan seorang anak. Secara umum prestasi belajar siswa sangat beragam, hal
ini tentu saja mempunyai faktor-faktor penyebabanya.
Lingkungan sosial yang lebih banyak memengaruhi kegiatan belajar ialah orang
tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga,
ketegangan keluarga dan demografi keluarga. Semuanya dapat memberi dampak baik
ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan prestasi yang dicapai siswa.
Lingkungan sosial sekolah meliputi para guru yang harus menunjukkan sikap dan
perilaku yang simpatik serta menjadi teladan dalam hal belajar, staf-staf administrasi di
lingkungan sekolah dan teman-teman di sekolah dapat memengaruhi semangat belajar
siswa. Lingkungan masyarakat juga sangat memengaruhi karena siswa juga berada
dalam suatu kelompok masyarakat dan teman-teman sepermainan serta kegiatan-kegiatan
yang dapat memengaruhi prestasi belajar.
Selain faktor sosial seperti dijelaskan di atas, ada juga faktor non sosial. Faktor-
faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan bentuknya,
rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar siswa. Faktor
pendekatan belajar selain faktor internal dan faktor eksternal, faktor pendekatan belajar
juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran.
Pendekatan belajar dikelompokkan jadi tiga yaitu pendekatan surface
(permukaan/bersifat lahiriah dan dipengaruhi oleh faktor luar), pendekatan deep
(mendalam dan datang dari dalam diri individu) dan pendekatan achieving (pencapaian
prestasi tinggi/ambisi pribadi). Menurut lingkungan keluarga, peranan orang tua (ibu dan
ayah) dan anggota kelarga lain di rumah sangat memengaruhi pembentukan sikap
disiplin pada anak.
Aspek lingkungan keluarga yang memengaruhi tingkah laku anak di antaranya
adalah contoh dari orang tua, kasih sayang orang tua dan keutuhan keluarga. Faktor
lingkungan keluarga yang memengaruhi perkembangan anak didik yaitu perhatian dan
kasih sayang dari orang tua, figur keteladanan orang tua bagi anak dan keharmonisan
keluarga. Peranan lingkungan keluarga terhadap perkembangan anak meliputi status
sosio ekonomi, keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua dan status anak.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
lingkungan keluarga yang memengaruhi anak didik terutama yang memengaruhi anak
didik dalam hal pembentukan sikap disiplin meliputi perhatian dan kasih sayang orang
tua, keutuhan orang tua, keharmonisan keluarga dan sifat keteladanan atau contoh dari
orang tua. Lingkungan keluarga merupakan media pertama dan utama yang secara
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap perilaku dalam perkembangan anak
didik, termasuk di dalamnya prestasi belajar anak didik. Pendidikan keluarga adalah
fundamen atau dasar dari pendidikan anak selanjutnya. Hasil-hasil pendidikan yang
diperoleh anak dalam keluarga menentukan pendidikan anak itu selanjutnya, baik di
sekolah maupun di masyarakat.
Terdapat beberapa faktor-faktor dari lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh
terhadap belajar siswa faktor-faktor yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1) Cara orang tua mendidik
2) Hubungan/Relasi antar anggota keluarga
3) Suasana rumah
4) Keadaan ekonomi orang tua
5) Perhatian orang tua
6) Latar belakang kebudayaan tingkat pendidikan dan kebiasaan orang tua.
Pengaruh Bimbingan Orang Tua dalam Belajar PAI di
Rumah Hubungannya dengan Prestasi Belajar Anak di
Sekolah
Yudi Prayitno 865
KESIMPULAN
Penelitian ini memiliki kesimpulan yaitu realitas bimbingan orang tua di rumah
pada mata pelajaran PAI kelas VII SMP Plus Al-Ihsan dan MTs At-Tarbiyah termasuk
kategori baik karena sekolah berbasis Pondok Pesantren. Hal ini berdasarkan hasil nilai
rata-rata sebesar 2,08. Yang berada pada rentang 1,5 2,5. Realitas prestasi pada siswa
kelas VII SMP Plus Al-Ihsan dan MTs At-Tarbiyah termasuk kategori baik. Hal ini
berdasarkan hasil nilai ujian yang diperoleh. Realitas bimbingan orang tua dalam belajar
PAI hubungannya dengan prestasi belajar PAI di sekolah diperoleh besar pengaruhnya.
Hal ini berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Nilai tersebut berada pada rentan 70-
80 (B). Artinya jika bimbingan dalam belajar PAI di rumah semakin baik maka belum
tentu semakin baik prestasi belajar PAI kelas VII pengaruh kecil. Hal ini menggambarkan
bahwa setiap bimbingan orang tua di rumah akan berpengaruh kecil terhadap prestasi
siswa di sekolah. Sedangkan ada banyak faktor lain yang memengaruhi prestasi siswa di
sekolah. Hal ini berdasarkan hasil nilai korelasi sebesar 0,16. Nilai tersebut berada pada
rentang 0,00 0,20. Hipotesisnya ditolak, berdasarkan perhitungan thitung (1,00) <
ttabel (1,69). Berdasarkan angka derajat tidak adanya korelasi (K) sebesar 0,98 dan
derajat besar pengaruh (E) 2%. Hal ini menggambarkan bahwa setiap bimbingan orang
tua di rumah akan berpengaruh sebesar 2% terhadap prestasi siswa di sekolah. Sedangkan
ada 98 % faktor lain yang memengaruhi prestasi siswa di sekolah.
BIBLIOGRAFI
Abbon, T. (2019). Pancasila Sebagai Dasar Falsafah Pajak di Indonesia. To-Ra, 5(1), 26
30.
Aizid, R. (2015). Sejarah Peradaban Islam Terlengkap. Diva Press.
Aryani, N. M. (2016). Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Kekerasan
Seksual Di Provinsi Bali. Kertha Patrika, 38(1), 114.
https://doi.org/10.24843/kp.2016.v38.i01.p02
Chusnah, A. (2018). Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan
Agama Islam di SDN Tapan IV Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung.
IAIN Tulungagung.
Elman, M. (2020). Telaah Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Madrasah.
Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 117130.
Harianti, R., & Amin, S. (2016). Pola asuh orangtua dan lingkungan pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa. Curricula: Journal of Teaching and Learning, 1(2).
Hyoscyamina, D. E. (2011). Peran keluarga dalam membangun karakter anak. Jurnal
Psikologi, 10(2), 144152.
In’Ratnasari, K., Permatasari, Y. D., & Sholihah, M. (2020). Peran Pendidikan Agama
Islam Dalam Pembentukan Karakter Sosial Dalam Bermasyarakat. Falasifa: Jurnal
Studi Keislaman, 11(2), 153161.
Irsad, M. (2016). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Madrasah
(Studi Atas Pemikiran Muhaimin. Jurnal Iqra’: Kajian Ilmu Pendidikan, 1(2), 230
245.
Mustaghfiroh, H., & Mustaqim, M. (2014). Hidden curriculum dalam pembelajaran PAI.
Edukasia: Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 9(1).
Nuraini, S. (2020). Penguatan Subtansi Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan
Attitude/Akhlaq Mahasiswa Di Masa Pandemi Covid 19 Di STAI Muhammadiyah
Blora. JURNAL PEDAGOGY, 13(1), 95112.
Pratiwi, N. K. (2017). Pengaruh tingkat pendidikan, perhatian orang tua, dan minat
Vol. 1, No. 8, pp. 856-866, August 2021
866 http://sostech.greenvest.co.id
belajar siswa terhadap prestasi belajar bahasa indonesia siswa smk kesehatan di kota
tangerang. Pujangga, 1(2), 31.
Putri, M. R. E., Hanief, M., & Sulistiono, M. (2019). Strategi Pendidikan Religius pada
Anak Penderita Autisme (Studi Kasus di SLB C Negeri Autis Kedungkandang Kota
Malang). Vicratina: Jurnal Pendidikan Islam, 4(5), 3239.
Sunarya, A. K., & Abidin, Z. (2018). Implementasi Model Pembelajaran Kontekstual
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 2 Gatak
Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Suradji, M. (2017). Upaya Guru Agama Islam dalam Membina Akhlaq Siswa. DAR EL-
ILMI: Jurnal Studi Keagamaan, Pendidikan Dan Humaniora, 4(1), 1838.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License