Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 9, September 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
. (2021). Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan Konsumen Terhadap Sate Lilit. Jurnal Sosial dan Teknologi
(SOSTECH), 1(9): 941-953
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
PENGARUH PENAMBAHAN BUAH ROTI (ARTOCARPUS COMMUNIS)
MURNI DALAM PEMBUATAN PENERIMAAN KONSUMEN TERHADAP
SATE LILIT
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
Universitas Negeri Jakarta, Indonesia
syarafinafarhani@gmail.com
1
, sachrianisac[email protected]
2
dan mariani.i[email protected]
3
Diterima:
25 Agustus
2021
Direvisi:
26 Agustus
2021
Disetujui:
14 September
2021
Abstrak
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaaan ragam bahan pangan
seperti protein hewani, nabati, bumbu dan seni memasak. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efek menambahkan Puree Sukun (Artocarpus
Communis) pada pembuatan Sate Lilit untuk penerimaan konsumen. Penelitian
dilanjutkan dengan pembuatan Sate Lilit penambahan Puree Sukun sebanyak
10%, 25% dan 40%. Hasil tes edonis menunjukkan bahwa Sate Lilit dengan
penambahan Puree Sukun lebih disukai untuk aspek warna 40% dengan rata-
rata 4,4 termasuk skala sejenisnya. Rasa yang cenderung pedas adalah
penambahan Puree Sukun 40% dengan nilai 4,3 dalam bentuk 4,3%. Aspek
penyedlusan rasa sukun dengan penggunaan persentase yang paling disukai
sebesar 25% dengan rata-rata 4,2 termasuk dalam kategori likes. Aspek aroma
yang paling disukai adalah penambahan Puree Sukun 40% dengan nilai 4,30
dalam kategori suka. Aspek tekstur yang paling disukai adalah penambahan
sukun murni 40% dengan nilai 4,40 dalam kategori suka. Berdasarkan hasil
penerimaan konsumen dengan tes Friedman tidak menunjukkan perbedaan
yang signifikan dalam aspek warna, rasa, aroma dan tekstur, tetapi ada
perbedaan yang signifikan dalam aspek rasa pedas. Hasil ini diikuti oleh tes
Tuckey dengan α = 0,05 menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan
menambahkan Puree Sukun (Artocarpus Communis) sebesar 10%, 25% dan
40%, dengan kecenderungan ingin menambahkan Puree Sukun (Artocarpus
Communis) sebesar 40%.
Kata kunci : Sate Lilit, Sukun Murni, Penerimaan Konsumen
Abstract
Indonesia is a country that has the richness of various foodstuffs such as
animal protein, vegetable, spices and the art of cooking. This research aims to
find out the effect of adding Puree Sukun (Artocarpus Communis) on the
manufacture of Satay Lilit for consumer acceptance. Research continued with
the creation of Satay Lilit addition of Puree Breadfruit as much as 10%, 25%
and 40%. The results of the edonis test showed that Satay Lilit with the addition
of Puree Sukun is preferred for the color aspect of 40% with an average of 4.4
including similar scales. The taste that tends to be spicy is the addition of Puree
Breadfruit 40% with a value of 4.3 in the form of 4.3%. The aspect of
breadfruit flavor dilution with the most preferred percentage usage of 25% with
an average of 4.2 falls into the category of likes. The most preferred aspect of
the aroma is the addition of 40% Puree Breadfruit with a value of 4.30 in the
like category. The most preferred aspect of texture is the addition of 40% pure
breadfruit with a value of 4.40 in the like category. Based on the results of
consumer acceptance with the Test Friedman did not show significant
differences in aspects of color, taste, aroma and texture, but there were
significant differences in aspects of spicy flavors. These results followed by
tuckey tests with α = 0.05 showed that there was a significant difference in
adding Puree Sukun (Artocarpus Communis) by 10%, 25% and 40%, with a
tendency to add Puree Sukun (Artocarpus Communis) by 40%.
Keywords : Sate Lilit, Pure Breadfruit, Consumer’s Acceptance
Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan
Konsumen Terhadap Sate Lilit
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
942
PENDAHULUAN
Banyaknya jenis makanan yang tersedia didukung oleh adanya kekayaan alam
yang terdapat di setiap daerah seluruh nusantara (Sulistyani & Rahayuningsih, 2014).
Ragam jenis makanan tersebut mencerminkan bagaimana tiap-tiap masyarakat yang
tinggal di daerah dapat memanfaatkan bahan-bahan yang terdapat di lingkungannya untuk
dikonsumsi sehari-hari. Dijumpainya jenis bahan bahan serta bumbu yang khas menjadi
identitas kelompok masyarakat yang tinggal di daerah tersebut seperti rendang bagi
masyarakat Minang, kari bagi masyarakat Aceh, Pempek bagi masyarakat Palembang,
rujak cingur bagi masyarakat Surabaya, serta Sate Lilit bagi masyarakat Bali (Garjito,
2013).
Sate Lilit merupakan salah satu makanan khas Bali yang sangat popular di
kalangan wisatawan domestik maupun asing (Pratista et al., 2021). Sate Lilit terbuat dari
daging hewani yang sudah dihaluskan lalu ditambahkan garam serta campuran bumbu
seperti bawang merah (Sanaji, 2013), bawang putih, ketumbar, jahe, kunyit, lengkuas,
daun salam dan daun jeruk yang disebut dengan bumbu basa genap (komplit) dan
menggunakan pelepah kelapa yang dipotong agak besar yang digunakan sebagai tusuk
satenya (Agung, 2013). Dulu, Sate Lilit hanya dibuat dari daging babi. Hal ini karena
mayoritas penduduk Pulau Bali memeluk agama Hindu (Suadnyana & Gunawijaya,
2020). Namun, kini Sate Lilit bisa dibuat dari berbagai macam daging seperti daging sapi,
ayam dan ikan atau bahkan kura-kura yang dicincang (Sembiring & Sulistyawati, 2019).
Hal ini terjadi untuk memenuhi permintaan wisatawan yang tidak bisa makan daging babi
(Hotabilatdur & Supriana, 2013) dan sehingga dalam penelitian ini menggunakan bahan
utamanya dari daging ikan.
Sate lilit juga dikembangkan dengan bahan pangan nabati salah satu contohnya
yaitu dengan kacang merah. Menurut (Rofi’ah, 2019), pada penelitian dengan judul
“Pengembangan Salilit Readbeans: Sate Lilit Dari Kacang Merah”, varian yang
digunakan adalah kacang merah, formulasi terbaik yaitu dengan menggunakan persentase
60% yang menghasilkan tekstur kenyal, beraroma rempah, memiliki rasa yang gurih. Dari
hasil penelitian tersebut sate lilit dapat dimodifikasi dengan menggunakan bahan pangan
lokal lainnya, adanya pemanfataan bahan lokal akan menambah inovasi pada sate lilit dan
semakin banyak diminati oleh masyarakat.
Buah Sukun (Artocparpus Altilis) adalah salah satu bahan pangan lokal, yang
banyak ditemukan di Indonesia. Sukun mengandung karbohidrat, vitamin B1, B2,
Vitamin C serta mineral (kalsium, fosfor, dan zat besi). Buah sukun mengandung lemak
dan protein yang rendah dibanding dengan tepung terigu (Indonesia, 2013). Sukun
merupakan sumber karbohidrat yang potensial karena memiliki kalori yang rendah
dibanding dengan beras (Rukmana, 2014). Masyarakat Indonesia biasanya mengolah
buah sukun menjadi makanan ringan seperti kripik sukun, kroket sukun, getuk sukun dan
lain-lain. Seperti yang dilakukan oleh (N. M. Putri, 2018) yaitu penelitian tentang Sukun
dapat diolah berbagai macam makanan salah satunya black burger buns dengan
penambahan Puree Sukun, bahan tersebut dijadikan sebagai bentuk memanfaatkan bahan
pangan lokal Hal ini dapat disimpulkan bahwa dengan penggunan sukun dapat dijadikan
sebagai bahan tambahan dalam jenis olahan makanan lainnya.
Berdasarkan kandungan gizi yang terdapat pada buah sukun dan penelitian yang
sudah ada sebelumnya (Nugraeni, 2017), peneliti tertarik untuk mengembangkan variasi
olahan produk lainnya dari buah sukun, yaitu dengan mengolahnya sebagai lauk
makanan. Buah sukun diolah menjadi Puree Sukun yang dikombinasikan dengan Sate
Lilit (M. K. E. Putri & Lutfiati, 2014). Sehingga tidak hanya melakukan inovasi pada
pengolahan buah Sukun, tetapi juga inovasi dan variasi rasa pada Sate Lilit (Irawati &
Vol. 1, No. 9, pp. 941-953, September 2021
943 http://sostech.greenvest.co.id
Yulianti, 2019). Sate Lilit dibuat dari bahan dasar ikan, dimana ikan mengandung protein
dan lemak yang tinggi namun rendah karbohidrat. Sedangkan Puree Sukun mengandung
karbohidrat yang tinggi namun rendah protein. Sehingga dapat menjadi kombinasi
makanan dengan kandungan gizi yang lebih baik lagi, yang mengandung protein hewani
dan juga nabati. Pengolahan sate lilit dengan penambahan Puree Sukun diharapkan dapat
menghasilkan rasa, tekstur, warna dan aroma yang dapat diterima oleh masyarakat. Oleh
karena itu perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh penambahan presentase Puree
Sukun pada pembuatan sate lilit terhadap daya terima konsumen.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, dimana bersifat
menguji pengaruh satu atau lebih suatu variabel terhadap variabel lain. Penelitian
eksperimen merupakan penelitian kasual (sebab/akibat) yang pembuktiannnya diperoleh
melalui perbandingan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Penelitian
termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Ekperimen merupakan salah satu cara untuk
mengkaji sesuatu dengan menvariasikan beberapa kondisi sehingga dapat mengobservasi
efeknya.
Penelitian ini juga dilakukan uji organoleptik agar dapat diketahui pengaruh
persentase sate lilit penambahan Puree Sukun yang meliputi aspek warna, aroma, rasa,
dan tekstur dengan tiga persentase berbeda. Variabel penelitian diartikan sebagai segala
sesuatu yang akan menjadi objek penelitian yang memiliki ciri atau karakteristik, selain
itu variabel penelitian dinyatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa
atau gejala yang akan diteliti. Penilaian ini melibatkan dua variabel yang akan diteliti,
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Variabel bebas yaitu penambahan Puree Sukun pada pembuatan sate lilit dengan
persentase 10%, 25 %, 40 %
2. Variabel Terikat (Dependent Variable) yaitu daya terima konsumen terhadap sate
lilit dengan menggunakan tambahan Puree Sukun yang meliputi aspek warna,
tekstur, rasa dan aroma.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang diperoleh pada penelitian ini terdiri dari data, yaitu data uji validitas
Sate Lilit yang diberikan oleh tiga orang dosen ahli dari Program Studi Pendidikan Tata
Boga Universitas Negeri Jakarta. Adapun hasil penilaian daya terima konsumen sate lilit
penambahan Puree Sukun dengan persentase 10%, 25% dan 40 % diperoleh dari hasil
penilaian 30 orang penelis tidak terlatih.
Hasil Deskripsi Uji Validitas Sate Lilit Puree Sukun
Uji validitas dilakukan kepada 3 dosen ahli terhadap pengaruh penambahan
Puree Sukun dalam pembuatan Sate Lilit dengan persentase 10 %, 25% dan 40%. Aspek
yang dinilai pada uji validitas meliputi aspek warna, rasa, aroma serta tekstur yang dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan
Konsumen Terhadap Sate Lilit
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
944
1. Deskripsi Hasil Uji Validasi Aspek Warna Sate Lilit Penambahan Puree Sukun
Tabel 1. Hasil Uji Validasi Aspek Warna Sate Lilit
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree
Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Warna
Coklat
1
0
0
0
0
0
0
Kuning Coklat
5
1
33
1
33
3
100
Kuning
4
1
33
2
67
0
0
Kuning Muda
3
1
33
0
0
0
0
Krem
2
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3
100
3
100
3
100
Mean
4.0
4.3
5.0
Ket :
n = Jumlah panelis, % = Jumlah panelis dalam persen
Gambar 1. Grafik Hasil Uji Validasi Aspek Warna
2. Deskripsi Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Cendrung Pedas Sate Lilit
Penambahan Puree Sukun
Tabel 2. Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Cendrung Pedas Sate Lilit
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan
Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Rasa
Cenderung
Pedas
Sangat Pedas
5
1
33
0
0
0
0
Pedas
4
2
67
3
100
0
0
Agak Pedas
3
0
0
0
0
3
100
Tidak Pedas
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak Pedas
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3
100
3
100
3
100
Mean
4.3
4.0
3.0
Vol. 1, No. 9, pp. 941-953, September 2021
945 http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 2. Grafik Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Cendrung Pedas
3. Deskripsi Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Gurih Sate Lilit Penambahan Puree
Sukun
Tabel 3. Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Gurih Sate Lilit
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan
Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Rasa Gurih
Sangat Gurih
5
1
33
1
33
1
33
Gurih
4
1
33
2
67
1
33
Agak Gurih
3
1
33
0
0
1
33
Tidak Gurih
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak Gurih
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3
100
3
100
3
100
Mean
4.0
4.3
4.0
Gambar 3. Grafik Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Gurih
Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan
Konsumen Terhadap Sate Lilit
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
946
4. Deskripsi Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Puree Sukun Sate Lilit Penambahan
Puree Sukun
Tabel 4. Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Puree Sukun Sate Lilit
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Puree Sukun Sangat Kuat
5
0
0
0
0
1
33
Rasa Puree Sukun Kuat
4
0
0
0
0
1
33
Rasa Puree Sukun Agak Kuat
3
1
33
2
67
1
33
Rasa Puree Sukun Tidak Kuat
2
2
67
1
33
0
0
Rasa Puree Sukun Sangat Tidak
Kuat
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3
100
3
100
3
100
Mean
2.3
2.7
4.0
Gambar 4. Grafik Hasil Uji Validasi Aspek Rasa Puree Sukun
5. Deskripsi Hasil Uji Validasi Aspek Aroma Puree Sukun Sate Lilit Penambahan
Puree Sukun
Tabel 5. Hasil Uji Validasi Aspek Aroma Sate Lilit
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree
Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Aroma
Puree
Sukun
Aroma Puree Sukun Sangat
Kuat
5
0
0
0
0
0
0
Aroma Puree Sukun Kuat
4
0
0
0
0
1
33
Aroma Puree sukun Agak Kuat
3
3
100
3
100
2
67
Aroma Puree Sukun Tidak Kuat
2
0
0
0
0
0
0
Aroma Puree Sukun Sangat
Tidak Kuat
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3
100
3
100
3
100
Mean
3.0
3.0
3.3
Vol. 1, No. 9, pp. 941-953, September 2021
947 http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 5. Grafik Hasil Uji Validasi Aspek Aroma
6. Deskripsi Hasil Uji Validasi Aspek Tekstur Puree Sukun Sate Lilit Penambahan
Puree Sukun
Tabel 6. Hasil Uji Validasi Aspek Tekstur Sate Lilit
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree
Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Tekstur
Sangat Lembut
5
0
0
1
33
1
33
Lembut
4
3
100
2
67
2
67
Agak Lembut
3
0
0
0
0
0
0
Tidak Lembut
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak Lembut
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
3
100
3
100
3
100
Mean
4.0
4.3
4.3
Gambar 6. Grafik Hasil Uji Validasi Aspek Tekstur
Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan
Konsumen Terhadap Sate Lilit
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
948
7. Hasil Deskripsi Uji Organoleptik Sate Lilit Puree Sukun
Uji daya terima konsumen dilakukan kepada 30 panelis tidak terlatih terhadap
pengaruh penambahan Puree Sukun pada pembuatan Sate Lilit dengan persentase 10 %,
25%, dan 40%. Aspek yang dinilai pada uji daya terima konsumen meliputi aspek sangat
suka dengan skala nilai 5 (lima), suka dengan skala nilai 4 (empat), agak suka dengan
skala nilai 3 (tiga), tidak suka dengan skala nilai 2 (dua) dan sangat tidak suka dengan
skala nilai 1 (satu). Adapun aspek penilaian dapat dilihat pada tabel berikut ini
1. Penilaian Aspek Warna Sate Lilit Puree Sukun
Tabel 7. Hasil Uji Daya Terima Aspek Warna Sate Lilit
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
N
%
n
%
n
%
Warna
Sangat Suka
5
11
37
10
33
12
40
Suka
4
15
50
18
60
17
57
Agak Suka
3
4
13
2
7
1
3
Tidak Suka
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak
Suka
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
30
100
30
100
30
100
Mean
4.2
4.3
4.4
Modus
4
4
4
Ket :
n = Jumlah panelis
% = Jumlah panelis dalam persen
Gambar 7. Grafik Hasil Uji Daya Terima Aspek Warna
2. Penilaian Aspek Rasa Cendrung Pedas Sate Lilit Puree Sukun
Tabel 8. Hasil Uji Daya Terima Aspek Rasa Cendrung Pedas
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Rasa
Cenderung
Sangat Suka
5
2
7
5
17
12
40
Suka
4
15
50
19
63
12
40
Vol. 1, No. 9, pp. 941-953, September 2021
949 http://sostech.greenvest.co.id
Pedas
Agak Suka
3
13
43
6
20
6
20
Tidak Suka
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak
Suka
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
30
100
30
100
30
100
Mean
3.6
4.0
4.2
Modus
4
4
4
Gambar 8. Grafik Hasil Uji Daya Terima Aspek Rasa Cendrung Pedas
3. Penilaian Aspek Rasa Gurih Sate Lilit Puree Sukun
Tabel 9. Hasil Uji Daya Terima Aspek Gurih
Aspek
Penilaian
Skala
Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Rasa Gurih
Sangat Suka
5
10
33
8
27
12
40
Suka
4
18
60
19
63
14
47
Agak Suka
3
2
7
3
10
4
13
Tidak Suka
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak
Suka
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
30
100
30
100
30
100
Mean
4.3
4.2
4.3
Modus
4
4
4
Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan
Konsumen Terhadap Sate Lilit
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
950
Gambar 9. Grafik Hasil Uji Daya Terima Aspek Rasa Gurih
4. Penilaian Aspek Rasa Puree Sukun Sate Lilit
Tabel 10. Hasil Uji Daya Terima Aspek Rasa Puree Sukun
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Rasa Puree
Sukun
Sangat Suka
5
7
23
8
27
10
33
Suka
4
20
67
19
63
14
47
Agak Suka
3
3
10
3
10
6
20
Tidak Suka
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak
Suka
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
30
100
30
100
30
100
Mean
4.1
4.2
4.1
Modus
4
4
4
Gambar 10. Grafik Hasil Uji Daya Terima Aspek Rasa Puree Sukun
Vol. 1, No. 9, pp. 941-953, September 2021
951 http://sostech.greenvest.co.id
5. Penilaian Aspek Aroma Sate Lilit Puree Sukun
Tabel 11. Hasil Uji Daya Terima Aspek Aroma
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Aroma
Sangat Suka
5
8
27
8
27
10
33
Suka
4
20
67
20
67
18
60
Agak Suka
3
2
7
2
7
2
7
Tidak Suka
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak
Suka
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
30
100
30
100
30
100
Mean
4.2
4.2
4.3
Modus
4
4
4
Gambar 11. Grafik Hasil Uji Daya Terima Aspek Aroma
6. Penilaian Aspek Tekstur Sate Lilit Puree Sukun
Tabel 12. Hasil Uji Daya Terima Aspek Tekstur
Aspek
Penilaian
Skala Penilaian
Nilai
Sate Lilit dengan Penambahan Puree Sukun
10%
25%
40%
n
%
n
%
n
%
Tekstur
Sangat Suka
5
8
27
8
27
13
43
Suka
4
18
60
21
70
16
53
Agak Suka
3
4
13
1
3
1
3
Tidak Suka
2
0
0
0
0
0
0
Sangat Tidak
Suka
1
0
0
0
0
0
0
Jumlah
30
100
30
100
30
100
Mean
4.1
4.2
4.4
Modus
4
4
4
Pengaruh Penambahan Buah Roti (Artocarpus
Communis) Murni dalam Pembuatan Penerimaan
Konsumen Terhadap Sate Lilit
Syarafina Farhani
1
, Sachriani
2
dan Mariani
3
952
Gambar 12. Grafik Hasil Uji Daya Terima Aspek Tekstur
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pada Sate Lilit penambahan Puree Sukun dengan
persentase 10%, 25% dan 40%, telah diperoleh data deskriptif yang berasal dari uji daya
terima konsumen yang telah memenuhi standar kualitas dari Sate Lilit penambahan Puree
Sukun, meliputi aspek rasa, warna, aroma dan tekstur. Penelitian yang telah dilakukan
kepada ketiga perlakuan Sate Lilit penambahan Puree Sukun menunjukkan bahwa
perlakuan yang paling disukai masyarakat pada aspek warna adalah Sate Lilit
penambahan Puree Sukun 40% yang berada pada kategori suka dengan memperoleh
nilai rata-rata 4,4. Tingkat kesukaan pada aspek rasa cenderung pedas adalah Sate Lilit
penambahan Puree Sukun sebanyak 40% yang berada pada kategori suka dengan nilai
rata-rata 4,2. Tingkat kesukaan panelis tertinggi pada aspek rasa gurih 10% dan 40%
adalah Sate Lilit penambahan Puree Sukun yang berada pada kategori suka dengan nilai
rata-rata 4,3. Tingkat kesukaan panelis pada aspek rasa Puree Sukun Sate Lilit
penambahan Puree Sukun sebanyak 25% yang berada pada kategori suka dengan nilai
rata-rata 4,2. Tingkat kesukaan panelis pada aspek aroma Sate Lilit penambahan Puree
Sukun sebanyak 40% yang berada pada kategori suka dengan nilai rata-rata 4,3. Tingkat
kesukaan panelis pada aspek tekstur Sate Lilit penambahan Puree Sukun sebanyak 40%
yang berada pada kategori suka dengan nilai rata-rata 4,4. Uji hipotesis Friedman yang
dilakukan untuk menentukan persentase penambahan Puree Sukun yaitu 10%, 25% dan
40% pada Sate Lilit, membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada daya
terima konsumen untuk aspek warna, aroma dan tekstur. Bermakna bahwa tidak ada
pengaruh nyata dari penambahan Puree Sukun yang berbeda terhadap aspek warna, rasa
gurih, rasa Puree Sukun, aroma dan tekstur Sate Lilit. Namun, terdapat perbedaan
signifikan pada aspek rasa cendrung pedas. Hasil ini dilanjutkan dengan uji Tuckey
dengan α=0,05 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada penambahan 10%,
25% dan 40% dengan kecenderungan rasa suka pada penambahan Puree Sukun sebanyak
40%. Maka dari itu pada penelitian ini, dipilih perlakuan yang direkomendasikan adalah
penambahan Puree Sukun sebanyak 40%.
BIBLIOGRAFI
Agung, N. M. (2013). Pawon Bali. Gramedia Pustaka Utama.
Garjito, M. (2013). Bumbu, penyedap, dan penyerta masakan Indonesia. Gramedia
Pustaka Utama.
Hotabilatdur, W. L., & Supriana, S. (2013). Beberapa Faktor yang Mempengaruhi
Vol. 1, No. 9, pp. 941-953, September 2021
953 http://sostech.greenvest.co.id
Permintaan Daging Kuda (Kasus: Kecamatan Doloksanggul, Kabupaten Humbang
Hasundutan). Journal of Agriculture and Agribusiness Socioeconomics, 2(4), 15042.
Indonesia, P. A. G. (2013). Tabel komposisi pangan Indonesia. Elex Media Komputindo.
Irawati, A., & Yulianti, S. (2019). Peningkatan Produktivitas Ibu-Ibu PKK melalui
Pengolahan Buah Sukun. Prosiding Seminar Nasional Darmajaya, 1, 2934.
Nugraeni, S. (2017). Perbedaan Penilaian Responden Terhadap Hasil Olahan Bolu
Kukus Berbahan Dasar Tepung Terigu dan Tepung Sukun. STP AMPTA
Yogyakarta.
Pratista, D. E., Harini, S., & Dipokusumo, G. P. H. (2021). Upaya Kemenparekraf
Meningkatkan Kunjungan Wisatawan Mancanegara Melalui Kegiatan Gastro
Tourism 2019 di Bali. Solidaritas, 4(1).
Putri, M. K. E., & Lutfiati, D. (2014). Penambahan puree sukun (Artocarpus altilis F)
pada pembuatan es krim ditinjau dari sifat fisik dan kandungan gizi. E-Journal
Boga, 3(1), 308315.
Putri, N. M. (2018). Pengaruh Penambahan Puree Sukun ( Artocarpus Communis ) Pada
Pembuatan Black Burger Buns Terhadap Daya Terima Konsumen.
Rofi’ah, N. U. (2019). Pengembangan Salilit Redbeans: Sate Lilit Dari Kacang Merah.
524.
Rukmana, R. (2014). Untung Berlipat Dari Budi Daya Sukun Tanaman Multi Manfaat.
Sanaji, M. (2013). Wisata Kuliner Makanan Daerah Khas Bali. Gramedia Pustaka
Utama.
Sembiring, E., & Sulistyawati, A. (2019). Sate Lilit Lindung Dan Sate Kakul Kuliner
Tradisonal Langka Di Bali. Journey (Journal of Tourismpreneurship, Culinary,
Hospitality, Convention and Event Management), 1(1), 121.
Suadnyana, I. B. P. E., & Gunawijaya, I. W. T. (2020). Akibat Hukum Terhadap Hak
Masyarakat Adat dalam Peralihan Agama di Desa Adat Dalung. Pariksa, 3(1).
Sulistyani, T. H., & Rahayuningsih, M. (2014). Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu
(Lepidoptera: Rhopalocera) Di Cagar Alam Ulolanang Kecubung Kabupaten
Batang. Life Science, 3(1).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License