Vol. 1, No. 9, pp. 1.059-1.069, September 2021
1.061 http://sostech.greenvest.co.id
menarik dimana dengan perbedaan itu dituntut untuk menjadi terbaik dari yang terbaik.
Berdasarkan pada proses itu akan tampak efektivitas dari budaya organisasi,
kepemimpinan dan motivasi itu semua yang berujung pada kinerja yang di hasilkan.
Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang
berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan sempurna. Membahas kinerja
karyawan tidak akan terlepas dengan adanya faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kepuasan kerja seseorang. Agar kinerja karyawan selalu konsisten maka setidaknya
perusahaan selalu memperhatikan lingkungan di mana karyawan melaksanakan tugasnya
misalnya rekan kerja, pimpinan, suasana kerja dan hal-hal lain yang dapat memengaruhi
kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Masalah budaya itu sendiri
merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena akan selalu
berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam perusahaan. Budaya organisasi
merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan
norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas
tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kondisi kerja tim,
kepemimpinan dan karakteristik organisasi serta proses administrasi yang berlaku.
Berdasarkan proses itu pula akan tercermin kepemimpinan pada setiap kepala
cabang dan kinerja cabang tersendiri guna menjadi pemimpin yang sesuai dengan tujuan
perusahaan itu sendiri yang akan berdampak pada motivasi para karyawan dalam
menjalankan pekerjaan sesuai dengan arahan serta tugas pada setiap individu sendiri.
Perkembangan teknologi saat ini juga berdampak pada model kepemimpinan.
Dimana saat ini, kondisi perusahaan kendala dan hambatan dalam mencapai tujuannya
akibat pademi Covid-19. Berdasarkan adanya pola kerja work from home yang
merupakan suatu hal baru bagi banyak perusahaan di Indonesia menuntut gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Teknologi digital telah mengubah segalanya yang tidak saja terjadi dalam bidang
Teknologi Informasi (Kristiyono, 2015), tetapi juga gaya kepemimpinan dan cara
mengelola organisasi (Suwarno & Bramantyo, 2019). Perkembangan teknologi yang
begitu cepat ini merubah gaya kepemimpinan tradisional menjadi kepemimpinan digital
(Kennedy, 2020). Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi
karyawannya untuk berinovasi (Masambe et al., 2015) dan mempertahankan ide-ide ini.
Ketajaman dalam menerapkan tolok ukur kepemimpinan digital menunjukkan pendekatan
yang cepat, lintas hierarki, kooperatif dan berorientasi tim yang sering mengintegrasikan
inovasi. Oleh karena itu, atas segalanya, kompetensi pribadi, pola pikir dan penerapan
metode baru adalah sangat penting.
Maka demikian nantinya akan terlihat perbedaan pada kinerja karyawan sesuai
dengan apa yang mereka kerjakan. Itulah mengapa peneliti ingin membahas tentang
budaya organisasi, kepemimpinan, motivasi yang berdampak pada kinerja. Oleh karena
itu, jika keempat hal tersebut dijalankan dengan baik maka akan menghasilkan kinerja
yang baik jika kinerja baik maka produktivitas tinggi dan eksistensi perusahaan dapat
terwujud dengan baik. Contohnya saja jika budaya organisasi baik maka hubungan
internal dan eksternal organisasi ini menjadi baik itu artinya tidak ada salah persepsi
terhadap instruksi dan birokrasi yang ada di dalam organisasi dalam internal perusahaan
untuk faktor eksternal perusahaan itu berarti hubungan yang baik kepada calon pembeli
atau pembeli loyal dan lingkungan sekitar perusahaan yang berdampak pada nama baik.
Contoh yang lainnya adalah kepemimpinan, jika kepemimpinan pada suatu organisasi
baik itu akan berdampak pada instruksi yang baik dimana akan berdampak pada
pemahaman aturan-aturan, cara kerja, motivasi serta contoh bagi karyawan itu sendiri
dimana ada pemahaman tentang pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
yang dampaknya pada keteraturan dalam bekerja sehingga dapat bekerja secara efektif