Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 9, September 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan Mombang Sihite
5
. (2021). Seleksi
Merit Sistem PNS Pratama Aparatur Sipil Negara di Pemerintah Provinsi. Jurnal Sosial dan Teknologi
(SOSTECH), 1(9): 1.059-1.069
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenvest.co.id/
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN
DIGITAL TERHADAP MOTIVASI DAN DAMPAKNYA PADA KINERJA
KARYAWAN PT. HEXA DENTAL INDONESIA DI BOGOR
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan
Mombang Sihite
5
Universitas Pancasila Jakarta, Indonesia
1,2,3,4 dan 5
1
, tabroni@univpancasila.ac.id
2
3
,
4
dan mombang.sihite@gmail.com
5
Diterima:
24 Agustus
2021
Direvisi:
8 September
2021
Disetujui:
14 September
2021
Abstrak
Zaman semakin berkembang dengan pesat menyebabkan terjadinya persaingan
perusahaan yang tidak dapat dihindari karena semakin banyaknya jumlah
perusahaan. Tantangan bagi negara-negara berkembang di era globalisasi ini
adalah bagaimana pelaksanaan dari perekonomiannya tersebut. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan digital terhadap motivasi kerja dan dampaknya pada kinerja
karyawan PT. Hexa Dental Indonesia di Bogor. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 185 karyawan. Metode analisis data menggunakan SEM-PLS dengan
aplikasi SmartPLS 2.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya organisasi
tidak berpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Hexa Dental
Indonesia. Berdasarkan variabel gaya kepemimpinan digital diketahui memiliki
pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan. Budaya organisasi secara langsung
berpengaruh terhadap kinerja karyawan sebesar 0,168 atau (16,8%) sedangkan
variabel gaya kepemimpinan digital memiliki pengaruh yang signifikan secara
langsung terhadap kinerja karyawan sebesar 0,496 atau (49,6%).
Kata kunci : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Digital, Motivasi
Kerja, Kinerja Karyawan
Abstract
The era is growing rapidly causing company competition that cannot be
avoided because of the increasing number of companies. The challenge for
developing countries in this era of globalization is how to implement the
economy. The purpose of this study was to determine the effect of
organizational culture and digital leadership style on work motivation and its
impact on the performance of employees of PT. Hexa Dental Indonesia in
Bogor. The sample in this study were 185 employees. The data analysis method
uses SEM-PLS with the SmartPLS 2.0 application. The results showed that
organizational culture had no effect on employee motivation at PT. Hexa
Dental Indonesia. Based on the digital leadership style variable, it is known to
have an influence on employee work motivation. Organizational culture
directly affects employee performance by 0.168 or (16.8%) while the digital
leadership style variable has a direct significant effect on employee
performance by 0.496 or (49.6%).
Keywords : Organizational Culture, Digital Leadership Style, Work
Motivation, Employee Performance
Seleksi Merit Sistem PNS Pratama Aparatur Sipil Negara
di Pemerintah Provinsi
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan
Mombang Sihite
5
1.060
PENDAHULUAN
Zaman modern saat ini perusahaan banyak yang ingin berlomba (Rumpoko &
Sulistyo, 2019) ataupun bersaing untuk menjadi perusahaan yang unggul (Rifa’i et al.,
2019). Kemajuan teknologi dan persaingan yang ketat di dalam era globalisasi
(Marzuki, 2018) membuat perusahaan akan selalu melakukan adaptasi (Alfiyah & Isa,
2020) terhadap perubahanperubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis (Risdwiyanto,
2017). Hal tersebut akan menjadikan suatu bentuk tantangan untuk berbagai macam
negara khususnya negara berkembang, disaat zaman modern dan era globalisasi terutama
dalam hal pelaksanaan perkonomian (Muala, 2020). Perusahaan saat ini diharuskan untuk
melaksanakan persaingan terbuka dan bersifat aktif, hal ini dilakukan demi terciptanya
peningkatan kemampuan (Amaliyah, 2018) dan kualitas sumber daya agar mampu
menghadapi persaingan global (Nurhadi, 2018). Untuk mendukung pengembangan
sumber daya dibutuhkan adanya perubahan individu kearah yang lebih positif. Kinerja
karyawan merupakan salah satu tolak ukur dari kinerja organisasi, sehingga dalam hal ini
perlu selalu mengevaluasi prestasi kerja tersebut dalam rangka untuk mempertahankan
atau meningkatkan kinerja organisasi dan sebaliknya prestasi kerja yang sudah baik harus
dipertahankan atau bahkan selalu ditingkatkan.
PT. Hexa Dental Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang
kesehatan lebih tepatnya menjual alat kesehatan untuk dokter gigi. PT. Hexa Dental
Indonesia, merupakan pioneer perusahaan yang dapat memproduksi bahan dental (Dental
Material) secara mandiri di Indonesia dan mendistribusikan untuk memenuhi kebutuhan
Bahan Dental Dokter gigi Indonesia, tentunya dengan menghasilkan produk akhir yang
memenuhi standar alat kesehatan (Dental) secara internasional. Kami berkomitmen untuk
terus berinovasi untuk memproduksi secara terus menerus dan mengembangkan produk-
produk lainnya. beberapa cabang pun yang berada di Jakarta memegang tonggak penting
dalam menjalankan bisnis ini. Terlebih fakta bahwa pergerakan ekonomi terpusat pada
jakarta sebagai ibu kota Indonesia. Berdasarkan perusahaan inilah terdapat masalah
budaya organisasi yang serius yaitu adanya diskriminasi terhadap karyawan baru
sehingga tidak dapat menghasilkan motivasi yang baik (diskriminasi dalam porsi kerja)
pada PT. Hexa Dental Indonesia.
Perjanjian kerja antara karyawan dan perusahaan dinilai kurang sesuai sehingga
karyawan mengalami penurunan kinerja pada PT. Hexa Dental Indonesia. Menurut
beberapa cabang sikap kepemimpinan yang tidak sesuai dengan operasional (SOP) yang
berakibat bersinggungan/menjadi contoh yang buruk bagi karyawan yang berakibat
lemahnya motivasi dalam kinerja perusahan PT. Hexa Dental Indonesia. Kepemimpinan
yang buruk berpengaruh pada kinerja perusahaan PT. Hexa Dental Indonesia yang
memengaruhi produktivitas perusahaan. Motivasi setiap karyawan menurun yang
disebabkan kesenjangan dari kepemimpinan yang buruk dan budaya organisasi yang
buruk menimbulkan kinerja yang buruk.
Disinilah peran dari budaya organisasi, kepemimpinan serta motivasi itu sendiri
sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam menentukan atau mencapai kinerja yang
maksimal sesuai dengan tujuan perusahaan itu sendiri. Disamping itu ada fakta yang
menarik yang peneliti temukan bahwa, ketimpangan budaya organisasi dan
kepemimpinan yang ada di tiap cabang berbeda, budaya organisasi menjadi berbeda itu
berpengaruh pada motivasi yang ada pada karyawan menjadi berbeda, dimana itu
berbengaruh pada kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Nilai yang sangat
Vol. 1, No. 9, pp. 1.059-1.069, September 2021
1.061 http://sostech.greenvest.co.id
menarik dimana dengan perbedaan itu dituntut untuk menjadi terbaik dari yang terbaik.
Berdasarkan pada proses itu akan tampak efektivitas dari budaya organisasi,
kepemimpinan dan motivasi itu semua yang berujung pada kinerja yang di hasilkan.
Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang
berpengaruh terhadap kinerja dapat tercipta dengan sempurna. Membahas kinerja
karyawan tidak akan terlepas dengan adanya faktor-faktor yang dapat memengaruhi
kepuasan kerja seseorang. Agar kinerja karyawan selalu konsisten maka setidaknya
perusahaan selalu memperhatikan lingkungan di mana karyawan melaksanakan tugasnya
misalnya rekan kerja, pimpinan, suasana kerja dan hal-hal lain yang dapat memengaruhi
kemampuan seseorang dalam menjalankan tugasnya. Masalah budaya itu sendiri
merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi atau perusahaan, karena akan selalu
berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam perusahaan. Budaya organisasi
merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan, harapan, sikap dan
norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas
tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kondisi kerja tim,
kepemimpinan dan karakteristik organisasi serta proses administrasi yang berlaku.
Berdasarkan proses itu pula akan tercermin kepemimpinan pada setiap kepala
cabang dan kinerja cabang tersendiri guna menjadi pemimpin yang sesuai dengan tujuan
perusahaan itu sendiri yang akan berdampak pada motivasi para karyawan dalam
menjalankan pekerjaan sesuai dengan arahan serta tugas pada setiap individu sendiri.
Perkembangan teknologi saat ini juga berdampak pada model kepemimpinan.
Dimana saat ini, kondisi perusahaan kendala dan hambatan dalam mencapai tujuannya
akibat pademi Covid-19. Berdasarkan adanya pola kerja work from home yang
merupakan suatu hal baru bagi banyak perusahaan di Indonesia menuntut gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Teknologi digital telah mengubah segalanya yang tidak saja terjadi dalam bidang
Teknologi Informasi (Kristiyono, 2015), tetapi juga gaya kepemimpinan dan cara
mengelola organisasi (Suwarno & Bramantyo, 2019). Perkembangan teknologi yang
begitu cepat ini merubah gaya kepemimpinan tradisional menjadi kepemimpinan digital
(Kennedy, 2020). Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi
karyawannya untuk berinovasi (Masambe et al., 2015) dan mempertahankan ide-ide ini.
Ketajaman dalam menerapkan tolok ukur kepemimpinan digital menunjukkan pendekatan
yang cepat, lintas hierarki, kooperatif dan berorientasi tim yang sering mengintegrasikan
inovasi. Oleh karena itu, atas segalanya, kompetensi pribadi, pola pikir dan penerapan
metode baru adalah sangat penting.
Maka demikian nantinya akan terlihat perbedaan pada kinerja karyawan sesuai
dengan apa yang mereka kerjakan. Itulah mengapa peneliti ingin membahas tentang
budaya organisasi, kepemimpinan, motivasi yang berdampak pada kinerja. Oleh karena
itu, jika keempat hal tersebut dijalankan dengan baik maka akan menghasilkan kinerja
yang baik jika kinerja baik maka produktivitas tinggi dan eksistensi perusahaan dapat
terwujud dengan baik. Contohnya saja jika budaya organisasi baik maka hubungan
internal dan eksternal organisasi ini menjadi baik itu artinya tidak ada salah persepsi
terhadap instruksi dan birokrasi yang ada di dalam organisasi dalam internal perusahaan
untuk faktor eksternal perusahaan itu berarti hubungan yang baik kepada calon pembeli
atau pembeli loyal dan lingkungan sekitar perusahaan yang berdampak pada nama baik.
Contoh yang lainnya adalah kepemimpinan, jika kepemimpinan pada suatu organisasi
baik itu akan berdampak pada instruksi yang baik dimana akan berdampak pada
pemahaman aturan-aturan, cara kerja, motivasi serta contoh bagi karyawan itu sendiri
dimana ada pemahaman tentang pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab masing-masing
yang dampaknya pada keteraturan dalam bekerja sehingga dapat bekerja secara efektif
Seleksi Merit Sistem PNS Pratama Aparatur Sipil Negara
di Pemerintah Provinsi
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan
Mombang Sihite
5
1.062
dan efisien. Bayangkan jika budaya organisasi tidak baik yang berdampak pada
pemahaman birokrasi yang buruk serta hubungan antara internal dan eksternal buruk
yang berdampak pada bisnis yang dijalankan dan bayangkan jika kepemimpinan tidak
baik instruksi yang diperintahkan tidak terpenuhi seluruhnya, tidak berjalan dengan baik
dimana itu menjadi pemahaman yang buruk dalam menjalankan tugas yang diberikan.
Target yang diberikan menjadi sukar tercapai, bisnis tersendat, produktivitas menurun.
dan dampaknya bisnis akan berhenti dan fakum dan mengalami kebangkrutan. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan digital terhadap motivasi kerja dan dampaknya pada kinerja karyawan PT.
Hexa Dental Indonesia di Bogor. Manfaat penelitian ini yaitu mendapatkan informasi
mengenai pengaruh budaya serta gaya kepemimpinan suatu organisasi.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan di PT. Hexa Dental Indonesia yang ada di
wilayah Bogor. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan JanuariJuli 2021, yang
mencakup pelaksanaan kegiatan penelitian, pengolahan data, hingga penyusunan laporan
penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan selesainya
laporan penelitian, yaitu pada akhir bulan Juli 2021, sumber data dalam penelitian ini
adalah karyawan PT. Hexa Dental Indonesia yang berada di Bogor. Metode penelitian
yang digunakan adalah metode survei dengan cara mengumpulkan data melalui instrumen
penelitian dan menyebarkan kuesioner kepada karyawan yang berjumlah 185 orang, yang
hasilnya kemudian diolah melalui program Structural Equation Modeling (SEM) untuk
mengetahui hubungan antar variabel yang ada. Metode tersebut digunakan untuk menguji
hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat.
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Metode statistik deskriptif digunakan untuk menjelaskan
fenomena yang terjadi perihal data penelitian. Sedangkan metode kuantitatif, digunakan
untuk menjelaskan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian ini.
Metode kuantitatif mengunakan kriteria-kriteria dalam menyaring data yang
mempergunakan standarisasi data dan pengukurannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian membahas mengenai pengaruh budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan digital terhadap kinerja karyawan melalui motivasi kerja karyawan PT.
Hexa Dental Indonesia. Jika ingin memperoleh data, penulis menyebarkan kuesioner
yang terkait variabel yang diteliti kepada para responden yaitu karyawan PT. Hexa Dental
Indonesia sebanyak 185 responden.
A. Data Demografi
Profil responden yang dapat diuraikan disini adalah jenis kelamin, usia, masa
kerja dan pendidikan formal. Jika ingin lebih jelas mengenai deskripsi profil
responden, dapat dilihat pada penjelasan di bawah ini:
a. Jenis Kelamin
Karakteristik jenis kelamin sering kali dapat memengaruhi seseorang
dalam melakukan suatu tindakan baik pekerjaan, aktivitas, maupun tingkah laku
seseorang setiap harinya. Berdasarkan 185 orang responden yang ada, profil jenis
kelamin responden tertera pada tabel di bawah ini.
Vol. 1, No. 9, pp. 1.059-1.069, September 2021
1.063 http://sostech.greenvest.co.id
Tabel 1. Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No.
Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
1
Laki-laki
78
42.16
2
Perempuan
107
57.84
Jumlah
185
100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 1 di atas diketahui bahwa mayoritas responden adalah
perempuan, yaitu sebanyak 185 atau sebesar 57,84% sedangkan karyawan laki-laki
sebanyak 78 atau 42,16%. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah pegawai perempuan lebih
besar dibandingkan pegawai laki-laki di PT. Hexa Dental Indonesia di Bogor. Deskripsi
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 1. Diagram Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
b. Usia
Usia merupakan salah satu faktor alat ukur untuk menentukan tingkat
kedewasaan atau tingkat emosional dari seseorang. Berdasarkan 185 orang
responden yang ada, profil usia responden tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 2. Profil Responden Berdasarkan Usia
No.
Usia
Jumlah
Persentase
1
18-25 th
66
35,68
2
26 35 th
59
31,89
3
36 45 th
38
20,54
4
> 45 th
22
11,89
Jumlah
185
100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 2 di atas diketahui bahwa responden terbanyak berusia antara
18-25 tahun yaitu sebanyak 66 orang atau 35,68%, sebanyak 59 orang atau 31,89%
merupakan karyawan dengan usia antara 26-35 tahun, sebanyak 38 orang atau 20,54%
merupakan karyawan dengan usia antara 36-45 tahun dan sebanyak 22 orang atau 11,89%
merupakan karyawan dengan usia lebih dari 45 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
karyawan PT. Hexa Dental Indonesia di Bogor memiliki tingkat kematangan dalam
78
107
Laki-laki
Perempuan
Seleksi Merit Sistem PNS Pratama Aparatur Sipil Negara
di Pemerintah Provinsi
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan
Mombang Sihite
5
1.064
bekerja. Deskripsi responden berdasarkan usia dapat dilihat dalam bentuk diagram
sebagai berikut.
Gambar 2. Diagram Responden Berdasarkan Usia
c. Masa Kerja
Masa kerja dapat dijadikan tolok ukur pengalaman yang dimiliki oleh
seorang karyawan dalam sebuah perusahaan. Semakin tinggi masa kerja
seseorang karyawan, maka semakin tinggi pula tinggat pemahaman dan
pengalaman karyawan tersebut akan perusahaan tempatnya bekerja. Berdasarkan
185 orang responden yang ada, profil masa kerja responden tertera pada tabel di
bawah ini.
Tabel 3. Profil Responden Berdasarkan Masa Kerja
No.
Masa Kerja
Jumlah
Persentase
1
< 1 tahun
17
9,19
2
1 5 tahun
55
29,73
3
6-10 tahun
68
36,76
4
Lebih dari 10 tahun
45
24,32
Jumlah
185
100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 3 di atas diketahui bahwa mayoritas responden adalah pegawai
dengan masa kerja antara 6-10 tahun, yaitu sebanyak 68 orang atau 36,76%. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas karyawan memiliki pengalaman yang baik akan
pekerjaannya. Sebanyak 55 orang atau 29,73% merupakan karyawan dengan masa kerja
antara 1-5 tahun, sebanyak 45 orang atau 24,32% merupakan karyawan dengan masa
kerja lebih dari 10 tahun dan sebanyak 17 orang atau 9,19% merupakan karyawan dengan
masa kerja kurang dari 1 tahun. Deskripsi responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat
dalam bentuk diagram sebagai berikut.
66
59
38
22
18-25 th
26 35 th
36 45 th
> 45 th
Vol. 1, No. 9, pp. 1.059-1.069, September 2021
1.065 http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 3. Diagram Responden Berdasarkan Masa Kerja
d. Pendidikan Formal
Tingkat pendidikan formal menunjukkan derajat intelektual seseorang,
semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pengetahuan dan tingkat
intelektualitas seseorang. Berdasarkan 185 orang responden yang ada, profil
pendidikan formal responden tertera pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Profil Responden Berdasarkan Tingkat Pendididkan
No.
Pendidikan Formal
Jumlah
Persentase
1
SMU/Sederajat
84
45,41
2
Diploma III
53
28,65
3
S1
34
18,38
4
S2
14
7,57
Jumlah
185
100
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 4 di atas diketahui bahwa mayoritas responden berpendidikan
formal terakhir pada tingkat SMU/Sederajat, yaitu sebanyak 84 orang atau 45,41%,
responden dengan pendidikan Diploma III sebanyak 53 orang atau 28,65%, responden
dengan pendidikan S1 sebanyak 34 orang atau 18,38% dan sebanyak 14 orang atau
7,57% berpendidikan S2. Deskripsi responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dilihat dalam bentuk diagram sebagai berikut.
Gambar 4. Diagram Responden Tingkat Pendididkan
17
55
68
45
< 1 tahun
1 5 tahun
6-10 tahun
Lebih dari 10 tahun
84
53
34
14
SMU/Sederajat
Diploma III
S1
S2
Seleksi Merit Sistem PNS Pratama Aparatur Sipil Negara
di Pemerintah Provinsi
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan
Mombang Sihite
5
1.066
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh
signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pada PT. Hexa Dental Indonesia. Hal ini
menunjukkan bahwa budaya organisasi yang diterapkan selama ini, belum mampu
memaksimalkan motivasi bagi karyawan dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Budaya
organisasi merupakan suatu hal yang menjadi ciri khas pada suatu perusahaan atau
organisasi, tentunya hal ini akan memberikan pengaruh pada cara seseorang berperilaku
dan tentunya akan menjadi asas pada program yang dimiliki pada organisasi untuk
pengembangan organisasi serta kebijakankebijakan yang di pilih juga. Tentunya hal ini
terhubung dengan pengaruh budaya organisasi terhadap diri seseorang dan budaya
memengaruhi organisasi. Budaya organisasi yang baik mampu menjadi pendorong atau
motivasi bagi individu-individu yang ada di dalam perusahaan dalam menjalankan tugas
secara maksimal sehingga tercapai pula kinerja yang baik yang sesuai dengan tujuan
perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, terlihat bahwa budaya organisasi pada PT.
Hexa Dental Indonesia yang perlu mendapat perhatian adalah penempatan pekerja sesuai
latar belakang dari setiap karyawan dan rasa tanggung jawab bersama seluruh stakeholder
perusahaan.
Budaya organisasi tidak signifikan dalam memengaruhi motivasi, dikarenakan
perusahaan belum menerapkan budaya organisasi secara menyeluruh, hal ini diperjelas
bahwa belum adanya pedoman perilaku yang baku dalam melaksanakan segala aktivitas
yang ada dalam perusahaan, tetapi yang ada hanya peraturan tata tertib kerja yang
merupakan bagian terkecil dari budaya organisasi. Sering terjadi adanya unjuk rasa atau
ketidakpuasan karyawan terhadap manajemen PT. Hexa Dental Indonesia dalam
menyelesaikan masalah ketenaga kerjaan menggambarkan adanya perbedaan yang
mendasar tentang keyakinan nilai-nilai yang harus di laksanakan secara bersama tanpa
merugikan kedua belah pihak.
Kondisi pelaksanaan budaya kerja di PT. Hexa Dental Indonesia kurang
diperhatikan, hal ini tampak dari kenyataan berkembangnya budaya personal yang sangat
variatif. Contohnya kebiasaan karyawan dalam melakukan pekerjaannya bersifat
normatif, cenderung gugur kewajiban, menunda pekerjaan, tidak tepat waktu, yang
kesemuanya itu mengarah kepada tindakan ketidak disiplinan. Idealnya harapan semua
pihak adalah terciptanya budaya kerja yang lebih positif dan mendukung kinerja
organisasi. Perilaku yang lebih disiplin seperti misalnya bekerja tepat waktu dan patuh
pada aturan tata tertib dinas, harus selalu diterapkan dan menjadi bagian tetap budaya
kerja seluruh karyawan tanpa terkecuali di PT. Hexa Dental Indonesia.
Berdasarkan faktor komunikasi, komunikasi antar karyawan antar divisi di PT.
Hexa Dental Indonesia yang kurang maksimal menyebabkan kurang harmonisnya
karyawan dikarenakan proses komunikasi yang terjadi karyawan.
Hasil ini penelitian tidak sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh (Giantari & Riana, 2017) dalam penelitiannya mendapatkan hasil, bahwa budaya
organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja.
A. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Digital Terhadap Motivasi Kerja Karyawan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan digital
berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi kerja karyawan, artinya
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi saat ini mampu memberikan motivasi
positif bagi karyawan dalam memaksimalkan kinerjanya untuk mewujudkan tujuan
perusahaan. Digital leadership adalah pengetahuan seorang pemimpin dan calon
pemimpin agar bisa mengarahkan organisasi atau bisnis yang mereka pimpin untuk
bertransformasi ke arah digital. Sebuah transformasi yang dapat disebut sebagai
inovasi dan bukan sekedar ‘paksaan situasi. Digital leadership juga dibutuhkan bagi
mereka yang ingin mengembangkan bisnis di era revolusi industri 4.0 ini.
Vol. 1, No. 9, pp. 1.059-1.069, September 2021
1.067 http://sostech.greenvest.co.id
Kepemimpinan digital adalah penggunaan strategis aset digital perusahaan untuk
mencapai tujuan bisnis. Kepemimpinan digital berada di tingkat organisasi dan
individu. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Sarjito,
2019) yang menyimpulkan bahwa era industri 4.0 membutuhkan gaya
kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi perkembangan dan kebutuhan organisasi.
Berdasarkan pola kepemimpinan digital, maka memberikan dampak positif bagi
karyawan. Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi
karyawannya untuk berinovasi dan mempertahankan ide-ide ini.
B. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada PT. Hexa Dental Indonesia. Perusahaan ini memiliki budaya
organisasi tersendiri, salah satunya adalah monthly report dan team building.
Monthly report merupakan kegiatan pembuatan laporan bulanan dari masing-masing
departemen bagian. Team building merupakan kegiatan untuk mengembangkan
perilaku karyawan, cara menggambarkan pekerjaan dan cara bekerja dengan rekan
kerja dalam sebuah kelompok kerja dalam perusahaan tersebut. Berdasarkan
perusahaan memang sangat diperlukan adanya team building yang kuat, yang
merupakan pelaksana dari segala proses mencapai tujuan perusahaan. Tujuan dari
team building itu sendiri salah satunya adalah untuk menciptakan hubungan yang
harmonis dan selaras sehingga pada akhirnya akan menciptakan kinerja tim yang
lebih tinggi. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan, dimana budaya yang semakin kuat akan memberikan arah dan nilai-nilai
bagi pegawai dalam organisasi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan, sehingga
kinerja pegawai menjadi semakin meningkat.
Hasil ini sekaligus memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh (Giantari & Riana, 2017) dalam penelitiannya mendapatkan hasil
bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel kinerja karyawan.
C. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Digital Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa gaya kepemimpinan digital
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, artinya kepemimpinan
merupakan suatu upaya untuk memengaruhi banyak orang untuk mencapai tujuan
institusi diharapkan dapat menimbulkan perubahan positif berupa kekuatan dinamis
yang dapat mengkoordinasikan institusi dalam rangka mencapai tujuan jika
diterapkan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan kedua belah pihak sesuai
dengan jabatan yang dimiliki.
Kinerja karyawan tidak lepas dari peran pemimpinnya. Peran kepemimpinan
dalam memberikan kontribusi pada karyawan untuk pencapaian kinerja yang optimal
dilakukan melalui lima cara, yaitu pemimpin mengklasifikasikan apa yang
diharapkan dari karyawannya, secara khusus tujuan dan sasaran dari kinerja mereka,
pemimpin menjelaskan bagaimana memenuhi harapan tersebut, pemimpin
mengemukakan kriteria dalam melakukan evaluasi dari kinerja secara efektif,
pemimpin memberikan umpan balik ketika karyawan telah mencapai sasaran dan
pemimpin mengalokasikan imbalan berdasarkan hasil yang telah mereka capai.
Kepemimpinan digital adalah kemampuan penting yang harus di miliki oleh
individu untuk menciptakan solusi dari berbagai permasalahan di era digital. Gaya
kepemimpinan di era digital tidak hanya memahami konsep kepemimpinan namun
harus mampu menguasai soft skill (keterampilan nonteknis) dan hard skill
(keterampilan teknis). Keterampilan soft skill (keterampilan nonteknis) sangat
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan
Digital Terhadap Motivasi dan Dampaknya pada Kinerja
Karyawan PT. Hexa Dental Indonesia di Bogor
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Wina Annissa Sunaryo
1
, Tabroni
2
, Lies Putriana
3
, Fahruddin Salim
4
dan
Mombang Sihite
5
1.068
dibutuhkan oleh semua orang agar meningkatkan performa dalam bekerja, karena
berhubungan dengan kemampuan adaptasi, interaksi dan mengatur diri sendiri.
Hasil ini penelitian sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh (Do Rêgo et al., 2017) dalam penelitiannya mendapatkan hasil bahwa
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
D. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil pengujian menunjukkan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja karyawan pada PT. Hexa Dental Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa motivasi menjadi pendorong untuk melaksanakan kegiatan guna
mendapatkan hasil yang baik. Jika karyawan mempunyai motivasi kerja yang tinggi,
maka dapat dipastikan bahwa karyawan tersebut mempunyai kinerja yang tinggi
pula. Jika sebaliknya motivasi kerja yang rendah dapat dipastikan kinerja karyawan
tersebut rendah pula, karena motivasi yang kurang dari lingkungan perusahaan tidak
mendukung untuk menghasilkan suatu hasil yang maksimal. Hasil ini sekaligus
memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan bahwa motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis terhadap data untuk menguji hipotesis-
hipotesis penelitian yang diajukan, diperoleh beberapa kesimpulan yaitu budaya
organisasi tidak memberikan dampak yang optimal dalam meningkatkan motivasi kerja
karyawan. Budaya organisasi yang diterapkan masih memiliki kekurangan, antara lain
karyawan tidak ditempatkan sesuai dengan latar belakang pendidikan, rasa tanggung
jawab yang kurang terbangun secara bersama-sama seluruh karyawan dan komunikasi
karyawan antar divisi yang masih perlu ditingkatkan, gaya kepemimpinan digital
berperan dalam meningkatkan motivasi kerja karyawan pada PT. Hexa Dental Indonesia.
Seorang pemimpin digital memiliki kemampuan untuk menginspirasi karyawannya untuk
berinovasi dan mempertahankan ide-ide serta memotivasi karyawan untuk mewujudkan
tujuan organisasi, budaya organisasi berperan dalam meningkatkan kinerja karyawan.
Budaya organisasi yang semakin kuat akan memberikan arah dan nilai-nilai bagi pegawai
dalam organisasi untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan, sehingga kinerja karyawan
menjadi semakin meningkat, gaya kepemimpinan digital berperan dalam memaksimalkan
kinerja karyawan. Kepemimpinan digital merupakan kemampuan pemimpin yang harus
dimiliki untuk menciptakan solusi dari berbagai permasalahan di era digital. Berdasarkan
gaya kepemimpinan digital yang menguasai soft skill (keterampilan nonteknis) dan hard
skill (keterampilan teknis) maka akan meningkatkan kinerja karyawan dan motivasi kerja
karyawan merupakan faktor utama dalam menciptakan terhadap kinerja karyawan. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi menjadi pendorong untuk melaksanakan
kegiatan guna mendapatkan hasil yang baik. Jika karyawan mempunyai motivasi kerja
yang tinggi, maka dapat dipastikan bahwa karyawan tersebut mempunyai kinerja yang
tinggi pula.
BIBLIOGRAFI
Alfiyah, L., & Isa, W. (2020). Strategi Adaptasi Perusahaan Biro Tour and Travel dalam
Menghadapi Pandemi Covid-19 (Studi Kasus pada Perusahaan Tour and Travel Haji
dan Umrah PT. Amanu Izzah Zamzam Sakinah di Kota Surakarta). Akademika:
Jurnal Keagamaan Dan Pendidikan, 16(2), 113127.
Amaliyah, K. (2018). Peran Kepala Sekolah Sebagai Manager Dalam Meningkatkan
Vol. 1, No. 9, pp. 1.059-1.069, September 2021
1.069 http://sostech.greenvest.co.id
Mutu Pendidikan. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 6(2).
Do Rêgo, E. B., Supartha, W. G., & Yasa, N. N. K. (2017). Pengaruh Kepemimpinan
Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan pada Direktorat Jendral Administrasi dan
Keuangan, Kementerian Estatal Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Udayana, 6(11), 37313764.
Giantari, I. A. I., & Riana, I. G. (2017). Pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi
kerja dan kinerja karyawan Klumpu Bali Resort Sanur. E-Jurnal Manajemen Unud,
6(12), 64716498.
Kennedy, P. S. J. (2020). Tantangan Pendidikan Tinggi Menghadapi Perkembangan
Teknologi Digital Dalam Era VUCA. UKI Press.
Kristiyono, J. (2015). Budaya Internet: Perkembangan Teknologi Informasi Dan
Komunikasi Dalam Mendukung Penggunaan Media Di Masyarakat. Scriptura, 5(1),
2330.
Marzuki, S. N. (2018). Bank Syariah di Indonesia (Peluang dan Tantangan di Era
Globalisasi). ESA: Jurnal Ekonomi Syariah, 1(1), 7990.
Masambe, F., Soegoto, A. S., & Sumarauw, J. (2015). Pengaruh gaya kepemimpinan,
budaya organisasi dan inovasi pemimpin terhadap kinerja karyawan daihatsu
kharisma manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan
Akuntansi, 3(3).
Muala, A. (2020). Reposisi Ekonomi Islam di Era Globalisasi Perspektif Maqashid
Syari’ah. JIL: Journal of Islamic Law, 1(1), 4563.
Nurhadi, A. (2018). Perubahan Organisasi Bagi Pengelola Madrasah Dalam Menghadapi
Persaingan Global. AL-FIKRAH: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan Dan Keislaman,
1(1), 1627.
Rifa’i, M., Sasongko, T., & Indrihastuti, P. (2019). Meningkatkan Keunggulan Bersaing
Produk melalui Inovasi dan Orientasi Pasar pada Usaha Sektor Industri Kreatif di
Kota Malang. Jurnal Ekbis: Analisis, Prediksi Dan Informasi, 20(1), 11941205.
Risdwiyanto, A. (2017). High-Performance Organization untuk Menghadapi Turbulensi
Lingkungan Bisnis. Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan
Entrepreneurship, 7(1), 7393.
Rumpoko, A. S., & Sulistyo, G. B. (2019). Perancangan Website Sistem Informasi
Penjualan pada Anita Kurnia Boutique Malang. Bianglala Informatika, 7(1), 2834.
Sarjito, A. (2019). Model Kepemimpinan Militer Digital di Era Revolusi Industri 4.0.
Manajemen Pertahanan: Jurnal Pemikiran Dan Penelitian Manajemen Pertahanan,
5(2).
Suwarno, S., & Bramantyo, R. Y. (2019). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
Kinerja Organisasi. Transparansi Hukum, 2(1).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License