Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
166
http://sostech.greenvest.co.id
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA DI MASA PANDEMI COVID-19
Rita Mustopa, Mar'ah Khopipah Barjah, Niqa Afina Ahsaina, dan Yumna
Rais
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
E-mail: ritamustopa@gmail.com, marahkhopipahbarjah3@gmail.com,
Diterima:
17 Februari 2021
Direvisi:
10 Maret 2021
Disetujui:
11 Maret 2021
Abstrak
Semua perusahan yang mempunyai bisnis pasti terdapat
persaingan, maka dari itu setiap perusahaan harus mengadakan
pelatihan dan pengembangan untuk karyawan baru maupun yang
sudah lama. Tetapi situasi saat ini sudah sangat berbeda, kerena
virus Covid-19 yang sedang merajalela di dunia, tidak hanya di
Indonesia, 200 negara lain terjangkit virus tersebut, ini tentu
akan sangat berpengaruh dalam sistem kerja, sistem ajar dan
sistem yang lainnya. Pelatihan dan pengembangan perusahaan
pun terganggu dan harus mengubah metode dengan tujuan untuk
menyesuaikan pelatihan dan pengembangan dalam keadaan
pandemi seperti ini. Tujuan dari penulisan jurnal ini yaitu untuk
memberikan alternatif lain yang dapat dilakukan dalam pelatihan
dan pengembangan manajemen sumber daya manusia di masa
pandemi Covid-19. Metode yang dilakukan yaitu metode
kualitatif dengan menggunakan pendekatan kajian pustaka. Hasil
dari penelitian ini yaitu pelatihan dan pengembangan MSDM di
masa pandemi Covid-19 ini dapat dilakukan dengan media
online dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti
menggunakan e-learning, aplikasi zoom, google meeting, dan
berbagai aplikasi lainnya.
Kata Kunci: Pelatihan dan pengembangan; Manajemen sumber
daya manusia; Covid-19
Abstract
All companies that have a business must have competition,
therefore every company must hold training and development for
new and old employees. But the current situation is very
different, because the covid-19 virus is rampant in the world, not
only in Indonesia, 200 other countries are infected with the
virus, this will certainly have a huge effect on work systems,
teaching systems and other systems. Company training and
development are disrupted and methods must change with the
aim of adapting training and development in a pandemic
situation like this. The purpose of writing this journal is to
provide other alternatives that can be carried out in training and
development of Human Resource Management during the Covid-
19 pandemic. The method used is a qualitative method using a
literature review approach. The result of this research is that
training and development of HRM during the Covid-19
pandemic can be done with online media by utilizing existing
facilities, such as using e-learning, zoom applications, google
SOSTECH, 2021
Pelatihan dan pengembangan manajemen sumber daya
manusia di masa pandemi Covid-19
167
meetings, and various other applications.
Keywords: Training and development; Human resource
management; Covid-19.
PENDAHULUAN
Perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun akan selalu dihadapi dengan
persaingan yang semakin ketat dan kompetitif, dalam menghadapi persaingan ini
teknologi yang canggih tidak akan cukup untuk menjadi pemenang. Teknologi yang
canggih harus didukung dengan kemampuan sumber daya manusia yang bisa diandalkan,
yang mempunyai pemikiran dan skill yang bagus, karena secanggih apapun teknologi
ketika sumber daya manusianya kurang bagus maka tidak menjamin operasional
perusahaan menjadi lancar.
Sumber daya manusia menurut Abdurrahmat Fathoni adalah modal dan kekayaan
terpenting dalam setiap aktivitas manusia. Manusia adalah elemen terpenting, setelah
analisis dan pengembangan. Waktu, tenaga, dan kemampuan sebenarrnya dapat
digunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan organisasi dan individu (Subkhi, 2012).
Suatu perusahaan harus bisa melakukan adaptasi disetiap perubahan lingkungan bisnis
agar perusahaan tersebut bisa unggul dengan merespon perubahan tersebut dengan cepat
dan tepat. Maka dari itu perusahaan akan mengadakan pelatihan dan pengembangan bagi
karyawan di perusahaan tersebut, karena karyawan adalah salah satu sumber daya
manusia utama yang bisa memperlancar operasinal perusahaan.
Pelatihan dan pengembangan merupakan upaya yang dilakukan perusahaan untuk
memberikan fasilitas karyawan untuk belajar dan memahami keterampilan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Beberapa ahli juga menyatakan pengertian pelatihan dan
pengembangan diantaranya menurut (Simamora, 2004) adalah istilah yang digunakan
secara bersama-sama atau bergantian. Pelatihan atau training bertujuan untuk menambah
pengetahuan atau keterampilan, mengubah sikap atau perilaku karyawan agar lebih
produktif. Pengembangan dapat dikaitkan dengan kebutuhan karyawan dimasa depan dan
organisasi perusahaan. Pelatihan dan pengembangan bermanfaat bagi karier jangka
panjang karyawan dan mereka dapat memberikan tanggung jawab yang besar di masa
depan (Simamora, 2004)
Agar perusahaan mendapatkan feedback yang banyak, perusahaan harus bisa
mengelola pelatihan seefektif mungkin. Ini dirasa perlu karena kemampuan karyawan
bisa menjadikan sumber keunggulan bagi perusahaan. Banyak sekali metode yang dapat
digunkaan untuk mengadakan pelatihan dan pengembangan di perusahaan, tetapi zaman
sekarang sudah berbeda karena adanya virus Covid-19. Virus Covid-19 ini menyebar
dengan sangat cepat di Indonesia, virus ini tidak hanya menyerang Indonesia tetapi 200
negara lainnya, virus ini menjadi hot issue di global karena hingga saat ini vaksin untuk
menyembuhkan virus ini belum ditemukan. Penyesuaian pembelajaran, penyesuaian
sistem kerja, beribadahan, dan protokol kesehatan adalah hal yang kini harus dipatuhi
(Supriatna, 2020).
Semenjak adanya Covid-19, banyak sekali perusahaan yang mulai mengatur sistem
kerjanya yang mana sebagian dari karyawan ada yang bekerja dari rumah dan ada yang
bekerja dari kantor. Sehingga banyak kegiatan yang sudah dirancang oleh perusahaan
untuk dilakukan terpaksa harus tertunda. Sistem kerja dan sistem belajar dilakukan secara
online, apabila harus dilakukan dengan offline maka perusahaan atau sekolah harus
mengikuti protokol kesehatan yang sudah ditetapkan yaitu dengan meyediakan peralatan
cek suhu, tempat cuci tangan, dan menjaga jarak dan selalu menggunakan masker.
Rita Mustopa, Mar'ah khopipah Barjah, Niqa Afina Ahsaina, dan Yumna
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
168
http://sostech.greenvest.co.id
Pihak penyelenggara pelatihan dan pengembangan harus segera menemukan
inovasi baru guna tetap menjalankan pelatihan dan pengembangan manajemen sumber
daya manusia sebagai salah satu program perusahaan. Karena virus Covid-19 tidak
dipastikan kapan akan hilang, maka prosedur yang digunakan dalam latihan dan
pengembangan manajemen sumber daya manusia pun harus diubah. Dengan itu, peneliti
akan membahas mengenai metode apa saja yang dapat digunakan untuk mempermudah
proses pelatihan dan pengembangan manajemen sumber daya manusia di masa pandemi
Covid-19 ini.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang
menggunakan pendekatan kajian pustaka. Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian
yang biasanya digunakan dalam sebuah penelitian terhadap sebuah kondisi objek yang
alamiah. Kunci instrumen dari penelitian ini yaitu berada pada peneliti itu sendiri. Subjek
penelitian dari metode kualitatif ini adalah perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain
lain. Yang mana dideskripsika dalam sebuah bahasa, terhadap suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah (Raco, 2010). Sumber yang
digunakan dalam melakukan pendekatan kajian pustaka ini adalah buku, jurnal, artikel,
dan karya-karya ilmiah yang relevan dengan penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
James Stoner mengatakan manajemen sebagai suatu proses persiapan,
pengorganisasian, serta pengoperasian usaha para anggota organisasi dan proses
implementasi seluruh sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi (Tilon, 2013).
Sedangkan sumber daya manusia adalah suatu faktor penting yang berada di dalam
sebuah organisasi, selain dari faktor modal dan faktor aktiva. Sumber daya manusia juga
diartikan sebagai seseorang yang mampu andil dalam mencapai tujuan dari suatu
organisasi. Selain itu, sumber daya manusia dipercaya sebagai faktor utama subjek dan
objek dalam proses pembangunan (Hasibuan, 2016). Adapun menurut Abdurrahmat
Fathoni mengatakan bahwa sumber daya manusia merupakan suatu yang paling penting
dari setiap kegiatan manusia meliputi modal dan kekayaan.
Manajemen sumber daya manusia dijelaskan oleh Sunyoto yaitu suatu aktivitas
yang bertujuan untuk membangkitkan, menumbuhkan, mendorong, serta mengusahakan
kinerja dalam suatu organisasi. Menurutnya, usaha yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja pekerja dalam menjalankan pekerjaan yang sedang menjadi kewajibannya
dilakukan dengan pelatihan tenaga kerja (Hutajulu & Supriyanto, 2013). Sedangkan
(Hasibuan, 2016) menjelaskan manajemen sumber daya manusia sebagai susunan suatu
sistem resmi yang ada dalam sebuah organisasi yang bertujuan untuk menetapkan secara
efektif serta efisien penerapan bakat seseorang dalam mencapai tujuan organisasi tersebut
bahwa ada beberapa unsur dari sumber daya manusia, yaitu potensi, sikap, values,
keperluan, serta karakteristik. Seluruh unsur yang telah disebutkan diatas dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar (Hasibuan, 2016).
Terdapat beberapa definisi dari pelatihan yang dipaparkan oleh beberapa tokoh
diantaranya:
1. Pelatihan merupakan suatu hal yang bersifat pribadi, ataupun suatu pendekatan
yang dipakai untuk membantu mengembangkan keterampilan dan kemampuan
bagi para manajer dan pelatih (Rivai & Mohd, 2005).
SOSTECH, 2021
Pelatihan dan pengembangan manajemen sumber daya
manusia di masa pandemi Covid-19
167
Rita Mustopa, Mar'ah khopipah Barjah, Niqa Afina Ahsaina, dan Yumna
169
2. Pelatihan merupakan aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian
yang nantinya dibutuhkan dalam suatu pekerjaan (Mondy, 2008).
3. Pelatihan, yaitu suatu prosedur pendidikan dalam waktu yang pendek dengan
menggunakan metode yang terpadu dan terorganisasi, serta pekerja non
manajerial dapat meninjau suatu pengetahuan dan keahlian teknis terhadap tujuan
yang terbatas.
4. Pelatihan termasuk kepada salah satu usaha dalam menumbuhkan suatu
pengetahuan dan keahlian yang dimiliki karyawan dalam memenuhi
pekerjaannya agar dapat semakin efektif dan efisien.
5. Pelatihan dapat menjadi suatu ajang bagi para karyawan, untuk mendapatkan dan
mempelajari perilaku, kemahiran, kepandaian, serta sikap yang terjalin dengan
pekerjaan.
6. Pelatihan sebagai sebuah proses yang bertujuan untuk mengubah sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku.
7. Pelatihan merupakan suatu metode dalam menumbuhkan pengetahuan dan
keterampilan karyawan. Proses meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
karyawan disebut pelatihan (Lolowang, Adolfina, & Lumintang, 2016).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pelatihan
merupakan suatu prosedur dalam menumbuhkan kompetensi karyawan/pekerja dan
metode dalam keahlian, kemampuan, serta pengetahuan para karyawan/pekerja dalam
melakukan pekerjaan yang menjadi kewajibannya agar menjadi semakin efektif dan
efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dalam suatu perusahaan tentu ada orang yang melaksanakannya atau biasa disebut
sebagai pekerja. Pelatihan tenaga kerja bagi suatu organisasi sangat penting untuk
dilakukan karena akan memengaruhi terhadap prestasi kerja untuk tenaga kerja itu sendiri
di dalam suatu organisasi.
Terdapat beberapa tahap atau tingkatan kajian dalam memastikan kebutuhan yang
harus dipenuhi dalam pelatihan (Lolowang et al., 2016), yaitu
1. Analisis organisasi menitik beratkan karyawan terhadap sebuah persepsi dalam
organisasi tersebut yang mana pelatihan itu dibuthkan.
2. Analisis operasi: karyawan dipandu untuk mendalami isi dari pelatihan yang
dijalani untuk dilakukan yang oleh para tenaga kerja agar dapat bekerja dengan
profesional.
3. Analisis individual: untuk memastikan alangkah baik para karyawan atau
pegawai yang sedang melaksanakan penyelesaian tugasnya.
Perusahaan mendapatkan manfaat dari pelatihan kerja, diantaranya :
1. Menumbuhkan efektivitas dalam metode menentukan keputusan dan
menanggulangi masalah.
2. Memperbaharui pengetahuan dan keterampilan.
3. Meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja.
4. Membuat suasana kerja guna kemajuan dan komunikasi.
Adapun karyawan memiliki manfaat dari program pelatihan, yaitu :
1. Merangsang serta dapat mencapai peningkatan diri dan kepercayaan diri.
2. Menumbuhkan kebahagiaan dalam kerja dan mendapatkan pengakuan.
3. Memberikan pelatihan dan momentum untuk dapat berkembang dan mempunyai
pandangan mengenai masa depan.
4. Meningkatkan keterampilan berbicara, mendengar, dan menulis (Tilon, 2013)
Pengembangan merupakan sebuah proses pendidikan yang dipersiapkan untuk
waktu yang panjang dengan menggunakan sebuah metode yang tertata dan terpola,
dimana para anggota manajerial akan meninjau sebuah pemahaman yang terkonsep dan
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
168
http://sostech.greenvest.co.id
170
teoritis sebagai tujuan yang umum. Dalam sebuah perusahaan/organisasi, pengembangan
SDM menjadi suatu syarat dalam memperoleh tenaga kerja yang ahli/profesional dan
telaten dalam menjadi karyawan yang siap di masa yang akan datang (Rohmah, 2018).
1. Selain definisi dari pelatihan, ada juga beberapa definisi dari pengembangan,
yaitu sebagai upaya dalam menumbuhkan kemampuan yang dibutuhkan
karyawan melalui pelatihan secara terampil dan ideal (Hasibuan, 2016).
2. Pengembangan karyawan sebagai sebuah prosedur untuk menyegarkan,
mengembangkan, serta meningkatkan kemampuan, keterampilan, bakat, minat
dan perilaku seorang karyawan (Kasmir, 2016).
3. Pengembangan merupakan upaya yang terencana, sistematis, dan
berkesinambungan yang bersifat antisipatif yang bertujuan untuk promosi
jabatan, kaderisasi pemimpin, serta memperoleh keunggulan bersaing di bidang
sumber daya manusia (Suparyadi, 2015).
4. Pengembangan yaitu sebagai suatu prosedur pendidikan dalam waktu yang
panjang yang bertujuan dalam memperoleh kemampuan suatu konsep yang
abstrak dan teruji secara tersusun.
5. Pengembangan SDM sangat dipercaya dapat membuat suatu program pelatihan
yang mencakup perancangan, pengelolaan serta evaluasi, yang mana itu
terlaksana dengan adanya kesempatan dan pengembangan pembelajaran
(Lolowang et al., 2016).
Manfaat dari pengembangan, yaitu :
1. Meningkatnya daya produksi kerja organisasi/instansi secara menyeluruh.
2. Meningkatnya proses dalam penentuan keputusan dengan sigap dan tepat.
3. Meningkatnya antusias kerja dalam organisasi/instansi.
4. Memudahkan komunikasi yang positif.
5. Dapat menyelesaikan konflik/masalah secara praktis.
6. Dapat membantu karyawan agar dapat mengambil keputusan dengan baik.
7. Dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam pemecahan masalah dengan
baik.
8. Dapat meningkatkan kepuasan kerja.
9. Dapat menyediakan informasi mengenai program secara teknikal dan intelektual,
10. Dapat mengurangi ketakutan menghadapi tugas di masa yang akan datang
(Hutajulu & Supriyanto, 2013)
Adapun dalam pelaksanaan pelatihan pengembangan, terdapat beberapa faktor
yang harus diketahui, menurut (Marwansyah, Dua, & Keempat, 2016) yaitu :
1. Dorongan dari manajemen atas.
2. Tanggung jawab para spesialis dan generalisasi.
3. Pertumbuhan teknologi yang dipakai.
4. Kesulitan dalam struktur organisasi/instansi.
5. Bermacam-macam jenis belajar setiap orang berbeda (Khurotin & Afrianty,
2018).
Terdapat dua jenis pelatihan dan pengembangan menurut (Hasibuan, 2016) yaitu
pelatihan dan pengembangan yang diselenggarakan secara resmi oleh organisasi/instansi
untuk karyawan/pegawai, dan pelatihan dan pengembangan dilakukan oleh pihak diluar
organisasi secara tidak resmi.
Peserta yang dapat mengikuti pelatihan dan pengembangan berdasarkan pendapat
(Hasibuan, 2016) yaitu karyawan baru dalam perusahaan, dan karyawan yang telah lama
bekerja dan sedang memerlukan pengembangan karena suatu tuntutan jabatan, dan
pekerjaan.
SOSTECH, 2021
Pelatihan dan pengembangan manajemen sumber daya
manusia di masa pandemi Covid-19
167
Rita Mustopa, Mar'ah khopipah Barjah, Niqa Afina Ahsaina, dan Yumna
171
Covid-19 mulai terdengar pada bulan akhir Desember pada tahun 2019 di Wuhan
China, dimana di daerah tersebut ditemukan seseorang yang diduga terinfeksi virus yang
berasal dari hewan dan menular kepada manusia. Di Indonesia kasus pertama terjadi pada
bulan Maret 2020 dan pada bulan Maret tersebut juga diumumkannya peningkatan dari
epidemi ke pandemi. Penetapan sebagai status pandemi berdasarkan sebuah pertimbangan
dimana suatu penyakit yang bersifat menular dan menyebar dengan sangat cepat ke
berbagai wilayah hingga berbagai negara.
Adanya kasus yang terkena Covid-19 pada bulan Maret tersebut, kemudian
pemerintah mengambil sebuah tindakan yaitu diberlakukannya PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar) dimana sekolah dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan
secara tatap muka maka dialihkan menjadi pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan
media social. Selain itu dalam lingkungan pekerjaan dilakukan WFH (Work From Home)
yaitu bekerja yang dilakukan dari rumah dan diberlakukan jam kerja atau shift kerja
sehingga hanya 50% orang yang dapat bekerja secara online.
Adanya kebijakan baru yang diterapkan oleh pemerintah menyebabkan banyak
perubahan yang terjadi kepada sektor kehidupan masyarakat, seperti pendidikan ekonomi,
pariwisata, politik, dan sebagainya. Hal ini terjadi karena adanya pembatasan dalam
melakukan aktivitas di luar rumah, dalam hal ini berdampak kepada perusahaan-
perusahaan besar yang terpaksa harus mengurangi jumlah karyawannya, dan untuk
pelatihan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan terpaksa harus ditunda
sampai menemukan solusi yang tepat.
Covid-19 merupakan sebuah virus RNA yang memiliki ukuran partikel sekitar 120-
160 nm. Virus ini biasanya dapat menginfeksi hewan, seperti kelelawar dan unta. Covid-
19 merupakan sebuah penyakit yang baru yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), yang menyerang kepada gangguan pernapasan
dan radang paru. Penyebaran Covid-19 aklan sangat cepat menyebar dari manusia ke
manusia yang berasal dari seseorang yang terinfeksi Covid-19 yang terjadi melalui cairan
yang keluar dari seorang pasien pada saat batuk atau bersin (Susilo et al., 2020)
Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh atau imunitas tubuh yang lemah akan
cepat sekali terserang. Seseorang yang terkena virus ini memiliki gejala seperti demam,
batuk, sulit bernafas, hilangnya indra penciuman. Namun, banyak juga orang yang
terifeksi virus tersebut tidak merasakan sebuah gejala seperti yang disebutkan tadi, dan
orang ini biasanya disebut dengan OTG (Orang Tanpa Gejala) akan membuat penyebaran
virus ini menjadi semakin lebih cepat karena tidak diketahuinya pada tubuh seseorang
bahwa tubuh nya sudah terinfeksi dengan virus.
Virus ini akan lebih cepat bereaksi pada tubuh seseorang jika orang tersebut
sebelumnya sudah memiliki penyakit bawaan yang berat sehingga proses penyembuhan
akan semakin lama. Hal yang bisa dilakukan supaya tidak terinfeksi virus tersebut adalah
dengan melakukannya pola hidup sehata yaitu dengan cara sering berolahraga, memakan
makanan yang sehat dan bergizi, selalu memakai masker kemanapun akan pergi, selalu
cuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, menjauhi kerumuman, selalu menjaga
jarak, DNA yang terakhir adalah selalu mengkonsumsi vitamin agar daya tahan tubuhnya
kuat.
Dengan adanya pandemi ini maka beberapa kegiatan yang sudah dirancang oleh
sebuah perusahaan seperti mengadakannya pelatihan untuk karyawan harus ditunda
sampai batas waktu yang belum ditentukan sebelum sebuah perusahaan atau lembaga
pelatihan menemukan metode yang tepat dalam melakukan pelatihan dan pengembangan
yang sesuai dengan kondisi kehidupan di tengah pandemi.
(Hasibuan, 2016) mengatakan ada beberapa metode yang biasanya digunakan
dalam melakukan kegiatan pelatihan, diantaranya adalah:
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
168
http://sostech.greenvest.co.id
172
n yang
1. On the job training, suatu metode yang digunakan dalam sebuah pelatihan
dimana menempatkan peserta latihan atau karyawan kepada sebuah kondisi
pekerjaan yang sebenarnya yang nantinya akan dibimbing dan diawasi oleh
seorang pelatih.
2. Vestibule, suatu metode dalam sebuah pelatihan yang biasanya dilakukan diluar
lingkungan pekerjaan.
3.
Demonstration and example, suatu metode di dalam sebuah penelitia
170
biasanya dilakukan dengan cara memperagakan tata cara dalam melakukan
sebuah pekerjaan.
4. Simulation, suatu metode dalam sebuah pelatihan dengan cara menunjukkan
kondisi pembelajaran yang didesain sedemikian rupa supaya terlihat sama seperti
kondisi dalam pekerjaan.
5. Apprenticeship, yang merupakan metode dalam pelatihan yang digunakan dalam
mengembangkan sebuah keahlian para peserta atau karyawan supaya dapat
mempelajari berbagai aspek yang memang dibutuhkan di dalam pekerjaan
mereka.
6. Classroom Methods, yang merupakan metode dalam pelatihan yang
diselenggarakan dalam suatu ruang, antara lain diskusi, seminar, studi kasus, role
playing dan sebagainya (Khurotin & Afrianty, 2018).
Dibalik semua metode itu pasti ada beberapa metode yang tidak bisa dilakukan
dimasa sekarang untuk menghindari adanya penyebaran Covid-19. Sehingga para
perusahaan akan berfikir desain pelatihan apa yang harus digunakan di masa pandemi
seperti ini. Pasti akan ada beberapa perubahan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
melaksanakan pelatihan kepada karyawannya. Jika sebelum adanya pandemi pelatihan
dapat dilakukan dengan secara langsung dan tatap muka dan peserta yang mengikuti
pelatihan tersebut biasanya tidak sedikit. Namun pada masa pandemi seperti ini jika
pelatihan dilakukan dengan secara tatap muka langsung maka harus menerapkan protokol
kesehatan yang sudah berlaku yaitu dengan menerapkan 3M seperti mencuci tangan,
menggunakan masker, dan selalu menjaga jarak sekitar 1-2 meter, dan peserta yang
mengikuti pelatihan pun akan dibatasi. Hal itu pun dapat dilakukan jika daerah diadakan
pelatihan tersebut tidak memasuki zona merah dan peserta yang akan mengikuti pelatihan
tersebut harus di test terlebih dahulu sehingga tidak ada indikasi virus dilingkungan
tersebut.
Pelatihan juga dapat dilakukan dengan media online dengan memanfaatkan
fasilitas yang ada, seperti (Choiriyah & Riyanto, 2020)
1. e-learning
e-learning adalah sebuah pelatihan dengan memanfaatkan berbagai
teknologi pelatihan yang barus seperti pelatihan yang berbasis web dan CD-
ROM. E-learning mengacu kepada penggunaan teknologo jaringan yang
ditujukan untuk merancang, memberikan, memilih, mengelola, dan untuk
memperluas pembelajaran dengan menggunakan internet yang bisa digunakan
dimana saja an kapan saja selama koneksi internet tersebut tersedia.
2. Aplikasi Zoom
Zoom merupakan sebuah layanan konferensi video dengan menggunakan
jaringan atau akses internet yang digunakan untuk bertemu dengan orang lain
dengan bertatap muka yang mana orang tersebut berada pada tempat berbeda
dengan secara virtual, yang biasanya dilakukan dengan menggunakan video atau
audio saja, dan pertemuan yang dilakukan tersebut dapat direkam sehingga bisa
dilihat untuk nanti atau di bagikan kepada orang lain.
SOSTECH, 2021
Pelatihan dan pengembangan manajemen sumber daya
manusia di masa pandemi Covid-19
167
Rita Mustopa, Mar'ah khopipah Barjah, Niqa Afina Ahsaina, dan Yumna
173
Aplikasi bisa digunakan sebagai salah satu fasilitas jika ingin melaksanakan sebuah
pelatihan atau pertemuan dan potensi tersebarnya virus akan lebih sedikit karena tidak
adanya sebuah pertemuan tatap muka yang dilaksanakan secara langsung, dan dalam
aplikasi ini peserta juga dalam melakukan sebuah diskusi.
Perusahaan biasanya mengharuskan karyawannya untuk mengikuti pelatihan
setidaknya setahun sekali, baik secara internal maupun eksternal. Sebelum adanya
pandemi pelatihan biasanya dilakukan dengan tatap muka langsung. Namun pada masa
pandemi seperti ini hal itu tidak dapat dilakukan sehingga bisa dengan pertemuan secara
virtual atau dengan mengikuti webinar (Esthi, 2020).
Pelatihan para karyawan dimasa pandemi seperti ini masih bisa dilakukan secara
offline atau online. Jika dilakukan secara offline maka harus dilaksanakan dengan
menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Jika dilakukan secara online bisa
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai media yang tersedia seperti aplikasi Zoom
dan sebagainya. Desain pelatihan yang digunakan di masa pandemi Covid-19 harus
dipikirkan dengan sebaik mungkin sehingga pelatihan yang dilakukan dapat terarah dan
terencana sesuai dengan tujuan yang diharapkan agar bisa tercapai. Oleh karena itu di
masa Covid-19 diperlukan sebuah desain perancangan dalam melaksanakan sebuah
pelatihan dan pengembangan.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pelatihan di masa
Covid-19. Pertama, Instruktur Pelatihan, dimana pelatih harus bisa memenuhi sebuah
kriteria yang memiliki kematangan yang berhubungan dengan kompetensi dan
kualifikasi, dan dapat mendorong peserta pelatihan supaya menjadi lebih semangat dalam
melakukan pealtihan di masa Covid-19.
Kedua, materi pelatihan. merupakan sebuah komponen yang sangat penting dalam
melakukan sebuah pelatihan, dimana materi yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan
sumber daya manusia atau peserta yang dilatih. Materi yang diberikan di masa Covid-19
sebaiknya disampaikan dengan secara singkat, jelas dan mengarah, dan mudah untuk
dipraktikkan oleh peserta pelatihan (Mustopa, 2021).
KESIMPULAN
Manajemen merupakan prosedur yang dipakai dalam merencakan suatu program,
dalam pengorganisasian, juga dalam pengoperasian suatu usaha para nggota organisasi
yang menggunakan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai suatu tujuan dalam
organisasi/instansi. Adapun sumber daya manusia mempunyai arti sebagai suatu yang
paling penting dalam setiap program manusia yang meliputi modal dan kekayaan. Dapat
kita ambil bahwa manajemen sumber daya manusia merujuk kepada aktivitas yang
mempunyai tujuan untuk menumbuhkan hingga memotivasi kinerja yang dilakukan
dalam suatu instansi.
Pelatihan merupakan suatu prosedur yang digunakan dalam mengembangkan
pengetahuan dan keahlian para karyawan. Sedangkan pengembangan merupakan sebuah
proses pendidikan yang dipersiapkan untuk waktu yang panjang dengan memakai sebuah
prosedur yang tersusun dan tertata, dimana para anggota manajerial akan mempelajari
sebuah pengetahuan yang konseptual dan teortitis sebagai tujuan umum. Pelatihan di
masa pandemi Covid-19 ini dapat dilakukan dengan media online. Desain pelatihan yang
digunakan di masa pandemi Covid-19 harus dipikirkan dengan sebaik mungkin sehingga
pelatihan yang dilakukan dapat terarah dan terencana sesuai dengan tujuan yang
diharapkan agar bisa tercapai. Oleh karena itu di masa Covid-19 diperlukan sebuah desain
perancangan dalam melaksanakan sebuah pelatihan dan pengembangan. Ada beberapa
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
168
http://sostech.greenvest.co.id
174
hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pelatihan di masa Covid-19 yaitu instruktur
pelatihan dan materi pelatihan.
BIBLIOGRAPHY
Choiriyah, Siti, & Riyanto, Setyo. (2020). Desain Pelatihan pada Masa Pendemi Covid-
19. Syntax Idea, 2(8), 488502.
Esthi, Raniasari Bimanti. (2020). Strategi Sumber Daya Manusia di Masa Pandemi dan
New Normal Melalui Remote Working, Employee Productivity, Dan Upskilling For
Digital. JPM: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(1), 2224.
Hasibuan, Malayu S. P., & Hasibuan, H. Malayu S. P. (2016). Manajemen sumber daya
manusia. Bumi Aksara.
Hutajulu, Shinta M., & Supriyanto, Supriyanto. (2013). Tinjauan Pelaksanaan Pelatihan
Dan Pengembangan Karyawan Pada Pt. Inalum Kabupaten Batubara. Jurnal Bis-A:
Jurnal Bisnis Administrasi, 2(2), 3039.
Kasmir. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik), Cetakan 2 (Edisi
I). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Khurotin, Nurul, & Afrianty, Tri Wulida. (2018). Analisis pelatihan dan pengembangan
sumber daya manusia di PT Beon Intermedia Cabang Malang. Jurnal Administrasi
Bisnis, 64(1), 195203.
Lolowang, Melvin Grady, Adolfina, A., & Lumintang, Genita. (2016). Pengaruh
Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Karyawan
pada Pt. Berlian Kharisma Pasifik Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 4(2).
Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia, Dua, Edisi, & Keempat, Cetakan.
(2016). Bandung: CV. Alfabeta.
Mondy, R. Wayne. (2008). Human Resourse Management, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Jilid 1 Edisi 10. Alih Bahasa, Bayu Airlangga, MM). Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Mustopa, Rita. (2021). Pelatihan dan Pengembangan Manajemen sumber Daya Manusia
di Masa Pandemi Covid-19.
Raco, J. R. (2010). Qualitative Research Methods: Types, Characteristics, and
Advantages. Grasindo, Jakarta.
Rivai, Veithzal, & Mohd, Dato Achmad Fawzi. (2005). Basri, Performance Appraisal.
Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Rohmah, Nurruli Fatur. (2018). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Intizam, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2(1), 111.
Simamora, Henry. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi III. Jakarta: STIE
YKPN.
Subkhi, Akhmad. (2012). Pengantar manajemen sumber daya manusia (MSDM).
Suparyadi, H. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia.
Supriatna, Eman. (2020). Wabah Corona Virus Disease Covid 19 Dalam Pandangan
Islam. SALAM: Jurnal Sosial Dan Budaya Syar-I, 7(6).
Susilo, Adityo, Rumende, Cleopas Martin, Pitoyo, Ceva Wicaksono, Santoso, Widayat
Djoko, Yulianti, Mira, Herikurniawan, Herikurniawan, Sinto, Robert, Singh,
Gurmeet, Nainggolan, Leonard, & Nelwan, Erni Juwita. (2020). Coronavirus
disease 2019: Tinjauan literatur terkini. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 7(1), 45
67.
Tilon, Danny Albert. (2013). Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia pada
Restoran A&W di City of Tomorrow Surabaya. Agora, 1(3), 11061114.
SOSTECH, 2021
Pelatihan dan pengembangan manajemen sumber daya
manusia di masa pandemi Covid-19
167
Rita Mustopa, Mar'ah khopipah Barjah, Niqa Afina Ahsaina, dan Yumna
175
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License