Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 10, October 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Muhammad Rizqi Saifuddiin
1
dan Nur Fachmi Budi Setyawan
2
. (2021). Hubungan antara Persepsi Terhadap
Kohesivitas Kelompok dengan Motivasi Berprestasi pada Atlet Sepak Bola. Jurnal Sosial dan Teknologi
(SOSTECH), 1(10): 1.150-1.156
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOHESIVITAS KELOMPOK
DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ATLET SEPAK BOLA
Muhammad Rizqi Saifuddiin
1
dan Nur Fachmi Budi Setyawan
2
Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Indonesia
1 dan 2
1
2
Abstrak
Latar belakang: Manusia pada dasarnya membutuhkan olahraga demi menjaga kesehatan
tubuhnya. Masyarakat di dunia khususnya Indonesia pasti menyukai olahraga, khususnya
olahrga sepak bola.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi
terhadap kohesivitas kelompok dengan motivasi berprestasi pada atlet sepak bola.
Metode penelitian: Metode yang digunakan yaitu Purposive Random Sampling. Pengambilan
data penelitian ini menggunakan skala persepsi terhadap kohesivitas kelompok dengan 33 item
dan skala motivasi berprestasi dengan 30 item. Metode analisis data yang digunakan
menggunakan teknik korelasi Product Moment Pearson. Cara pengambilan subjek dengan
menggunakan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,787 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 (P < 0.050).
Hasil penelitian: Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan
antara persepsi terhadap kohesivitas kelompok dengan motivasi berprestasi. Diterimanya
hipotesis dalam penelitian ini menunjukan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,619 yang
artinya persepsi terhadap kohesivitas kelompok memiliki kontribusi sebesar 61,9% terhadap
motivasi berprestasi dan sisanya 38,1% dipengaruhi faktor lain yaitu kemungkinan untuk
sukses, ketakutan akan kegagalan, value, self-efficacy, usia, pengalaman, jenis kelamin,
lingkungan, sosial dan hubungan individual.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara persepsi terhadap kohesivitas kelompok dengan motivasi
berprestasi pada atlet sepak bola.
Kata kunci: Motivasi Berprestasi, Persepsi Terhadap Kohesivitas Kelompok, Atlet
Abstract
Background: Humans basically need exercise to maintain the health of their bodies. People in
the world, especially Indonesia, must love sports, especially football. Research objectives: This
study aims to find out the relationship between perceptions of group cohesiveness and
achievement motivation in football athletes.
Research method: The method used is purposive random sampling. The study's data capture
used a perceptual scale of group cohesiveness with 33 items and an accomplished motivation
scale with 30 items. The data analysis method used uses Pearson's Product Moment correlation
technique. How to take the subject using the results of data analysis obtained a correlation
coefficient of 0.787 with a significance value of 0.000 (P < 0.050).
Results: The results showed that there was a significant positive relationship between
perceptions of group cohesiveness and achievement motivation. The acceptance of the
hypothesis in this study showed a coefficient of determination (R2) of 0.619 which means that
the perception of group cohesiveness has a contribution of 61.9% to the motivation of
achievement and the remaining 38.1% influenced by other factors, namely the possibility of
success, fear of failure, value, self-efficacy, age, experience, gender, environment, social and
individual relationships.
Conclusion: Based on the results of research and discussion it can be concluded that there is a
positive relationship between perceptions of group cohesiveness and achievement motivation in
football athletes.
Keywords : Achievement Motivation, Perception Towards Group Cohesiveness, Athlete
Diterima: 21-9-2021; Direvisi: 2-10-2021; Disetujui: 14-10-2021
Hubungan antara Persepsi Terhadap Kohesivitas
Kelompok dengan Motivasi Berprestasi pada Atlet Sepak
Bola
Muhammad Rizqi Saifuddiin
1
dan Nur Fachmi Budi Setyawan
2
1.151
PENDAHULUAN
Olahraga merupakan salah satu media bagi masyarakat di dunia ini (Safwan, 2020)
untuk menunjukkan kemampuan yang ada di dalam dirinya (Indrawati, 2013). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa olahraga dijadikan profesi bagi banyak masyarakat di dunia ini
(Soegiyanto, 2013). Individu yang menjalani profesi ini disebut atlet (Nurhadiyati, 2016).
Tentunya, atlet memiliki keahlian dibidang masing-masing cabang olahraga. Diantara
berbagai macam bidang olahraga (Susanto, 2020), sepak bola merupakan cabang olahraga
yang populer di dunia ini. Bahkan di Indonesia cabang olahraga sepak bola merupakan
salah satu upaya untuk mengangkat citra bangsa di mata dunia.
Proses untuk menjadi atlet sepak bola tentunya tidak dapat terjadi secara langsung
(Devi, 2014). Dibutuhkan berbagai macam tahapan-tahapan untuk menjadi atlet sepak
bola profesional. Tahapan-tahapan yang dimaksud tentunya terdiri dari banyak jenis
seperti pengenalan sepak bola secara umum, teknik, skill, fisik maupun psikis (Nugroho,
2017). Berdasarkan penelitian kali ini mengarah kepada tahapan psikis (Sudarsono &
Suharsono, 2016). Psikis pada atlet sepak bola tentu memiliki sumbangan yang cukup
besar (Farid, 2016) terutama dari motivasi karena pada dasarnya atlet sepak bola juga
merupakan manusia yang membutuhkan motivasi seperti pada umumnya (Wattimena,
2015). Motivasi sangat diperlukan bagi setiap atlet sepak bola. Tanpa adanya motivasi,
atlet sepak bola tidak dapat mendapatkan prestasi yang diinginkan bahkan untuk menjadi
atlet sepak bola profesional. Hal-hal semacam ini yang seharusnya dimiliki oleh para atlet
sepak bola. Sehingga, segala hal yang ditargetkan oleh pelatih maupun tim dapat dicapai
secara maksimal. Tujuan dan usaha di dalam mencapai prestasi itu sendiri dipengaruhi
oleh motivasi, motivasi yang dimaksud dalam hal ini yaitu motivasi berprestasi di dalam
diri setiap atlet (Utami, 2013).
Motivasi berprestasi adalah usaha pada tiap individu dalam mengerahkan seluruh
kemampuannya (Sagita et al., 2017), demi menjalankan semua kegiatan yang sudah
menjadi tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai target-target tertentu yang harus
dicapai. Sedangkan aspek-aspek motivasi berprestasi yaitu mengambil tanggung jawab
pribadi atas perbuatannya, mencari feedback (umpan balik) tentang perbuatannya,
kecenderungan untuk memilih risiko yang moderat atau sedang dalam melakukan dan
berusaha melakukan sesuatu dengan cara baru (inovatif) dan kreatif. Pada bulan April
tahun 2017 Tim Nasional Indonesia berada di peringkat 175 menurut Federation
International Football Association (Brito et al., 2017). Peringkat Indonesia hanya
menduduki di posisi 38 zona asia. Menurut Rumeser dalam (Sakdiyah & Astuti, 2014)
merosotnya prestasi olahraga sepak bola karena induk olahraga sepak bola di Indonesia
yaitu Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melakukan cara-cara yang instant
untuk menciptakan prestasi. Proses pembinaan mental atlet sepak bola tidak difokuskan
sehingga atlet sepak bola hanya berlatih untuk meningkatkan ketrampilan. Pembinaan
atlet sepak bola saat ini belum berfokus pada sisi psikologis seperti kemampuan
kerjasama ataupun motivasi berprestasi.
Seyogyanya, atlet sepak bola harus memiliki rasa percaya diri terlihat dari
keyakinan untuk memenangkan pertandingan, ini terkait dengan upaya mempertahankan
kendali emosi, konsentrasi, dan membuat keputusan yang tepat ketika berada di dalam
beberapa keadaan sekaligus dan atlet sepak bola mampu mengatasi tekanan yang
dihadapi, baik saat latihan maupun pertandingan, serta mampu mengendalikan diri saat
gagal. Terakhir, dari semua hal tersebut jika tercakupi maka akan menghasilkan atlet
sepak bola yang memiliki motivasi berprestasi (Widi & Haridito, 2013). Lebih lanjut
dijelaskan bahwa terdapat dua penyebab terjadinya motivasi berprestasi faktor intrinsik
dan ekstrinsik antara lain intrinsik meliputi kemungkinan untuk sukses, ketakutan akan
Vol. 1, No. 10, pp. 1.150-1.156, October 2021
1.152 http://sostech.greenvest.co.id
kegagalan, value, self-efficacy, usia, pengalaman dan jenis kelamin. Sementara, faktor
ekstrinsik meliputi lingkungan, sosial dan hubungan individual. Motivasi berprestasi
berkaitan dengan faktor sosial. Faktor sosial adalah hubungan yang terjalin antar manusia
Suryabrata dalam (Sakdiah & Astuti, 2014). Berdasarkan hal ini yaitu atlet sepak bola
dianjurkan untuk memiliki interaksi sesama atlet sepak bola lainnya. yaitu tentang
kohesivitas kelompok, hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Sakdiah &
Astuti, 2014) kohesivitas kelompok mempunyai pengaruh yang positif terhadap motivasi
berprestasi sehingga ketika keduanya berada di posisi tinggi sebaiknya dilakukan
pengawasan agar tidak terjadi penurunan diantara keduanya.
Kohesivitas kelompok sebagai proses yang terlihat melalui kecenderungan
kelekatan dan kebersatuan kelompok dalam pemenuhan tujuan atau keputusan anggota
kelompok. Aspek-aspek kohesivitas kelompok terbagi menjadi empat aspek yaitu
ketertarikan individu pada tugas kelompok (individual attractions to the grouptask)
berkaitan dengan individu memiliki daya tarik terhadap tujuan kelompoknya, ketertarikan
individu pada kelompok secara sosial (individual attractions to the group-social)
berkaitan dengan penerimaan setiap anggota kelompok dan interaksi di dalamnya,
kesatuan kelompok dalam tugas (group intregation-task) berkaitan dengan merasakan
kedekatan antar anggota untuk mencapai tujuan kelompok, dan kesatuan kelompok secara
sosial (group intregation-social) berkaitan dengan kedekatan antar anggota bertujuan
untuk menimbulkan rasa nyaman.
Setiap atlet sepak bola memiliki persepsi sendiri-sendiri terhadap kondisi
kelompoknya. Persepsi adalah sebuah proses di mana individu mengatur dan
menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka untuk memberikan arti bagi lingkungan
mereka. Jadi bisa disimpulkan persepsi terhadap kohesivitas kelompok adalah penilaian
yang dilakukan individu berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera
terhadap anggota kelompok yang menunjukkan sejauh mana kelompoknya memiliki
kecenderungan untuk terus bersama, bersatu dan mempertahankan kesatuan untuk
mencapai tujuan.
Persepsi yang positif pada individu terhadap kohesivitas kelompok membuat antar
atlet sepak bola merasakan kesatuan anggota dalam tim untuk tetap terikat, menyatu atau
tetap tinggal dalam tim dan mencegahnya meninggalkan tim. Sebaliknya, bila atlet sepak
bola memiliki persepsi yang negatif terhadap kohesivitas kelompok, maka atlet sepak
bola akan merasa tidak nyaman dan meninggalkan tim yang di belanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi terhadap
kohesivitas kelompok dengan motivasi berprestasi pada atlet sepak bola. Manfaat
penelitian ini yaitu adanya hubungan yang positif antara persepsi terhadap kohesivitas
kelompok dengan motivasi berprestasi pada atlet sepak bola. Semakin positif persepsi
terhadap kohesivitas kelompok maka semakin tinggi juga motivasi berprestasi pada atlet
sepak bola, sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap kohesivitas kelompok maka
semakin rendah juga motivasi berprestasi pada atlet sepak bola.
METODE PENELITIAN
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu persepsi terhadap kohesivitas
kelompok sebagai variabel bebas dan variabel motivasi berprestasi sebagai variabel
tergantung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 subjek dengan karakteristik 1)
minimal telah berusia 18 tahun; 2) pernah berada di dalam suatu klub atau sedang berada
di dalam klub. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Teknik
purposive random sampling. Purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan
Hubungan antara Persepsi Terhadap Kohesivitas
Kelompok dengan Motivasi Berprestasi pada Atlet Sepak
Bola
Muhammad Rizqi Saifuddiin
1
dan Nur Fachmi Budi Setyawan
2
1.153
dengan memilih subjek berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu (Hadi, 2015).
Sedangkan Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala persepsi terhadap
kohesivitas kelompok dan skala motivasi berprestasi. Teknik analisis menggunakan
korelasi product moment dari Pearson dengan bantua progam SPSS (Statistical Product
And Service Solution) 22.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil uji korelasi Product Moment antara variabel persepsi terhadap kohesivitas
kelompok dengan motivasi berprestasi pada atlet sepak bola yang menjadi subjek
penelitian diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.787 dan tingkat signifikansinya sebesar
0.000.
Tabel 1. Hasil Uji Korelasi
Persepsi Terhadap
Kohesivitas Kelompok
Motivasi Berprestasi
Persepsi Terhadap
Kohesivitas
Kelompok
Pearson
Correlation
1
,787
**
Sig. (1-tailed)
,000
N
60
60
Motivasi
Berprestasi
Pearson
Correlation
,787
**
1
Sig. (1-tailed)
,000
N
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Hasil uji korelasi ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Artinya,
bahwa ada hubungan yang positif antara persepsi terhadap kohesivitas kelompok dengan
motivasi berprestasi pada atlet sepak bola. Semakin positif persepsi terhadap kohesivitas
kelompok maka semakin tinggi juga motivasi berprestasi pada atlet sepak bola,
sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap kohesivitas kelompok maka semakin
rendah juga motivasi berprestasi pada atlet sepak bola
Berdasarkan hasil uji korelasi dalam penelitian ini ditemukan sumbangan efektif
sebesar 61.9%, hal ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap kohesivitas kelompok
cukup berperan dalam memunculkan motivasi berprestasi. Akan tetapi masih ditemukan
38.1% pengaruh faktor lain terhadap motivasi berprestasi. Hal ini berarti ada faktor lain
selain persepsi terhadap kohesivitas kelompok yang ikut berperan dalam timbulnya
motivasi berprestasi, yaitu kemungkinan untuk sukses, ketakutan akan kegagalan, value,
self-efficacy, usia, pengalaman, jenis kelamin, lingkungan, sosial dan hubungan
individual.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Sakdiah & Astuti (2014) terhadap atlet cabang olahraga beregu diperoleh hasil bahwa
terdapat hubungan positif signifikan antara kohesivitas kelompok dengan motivasi
berprestasi pada atlet cabang olahraga beregu. Semakin positif kohesivitas kelompok
maka semakin tinggi motivasi berprestasi. Sebaliknya semakin negatif kohesivitas
kelompok maka semakin rendah motivasi berprestasi. Adanya hubungan antara persepsi
terhadap kohesivitas kelompok dengan motivasi berprestasi berarti setiap aspek persepsi
Vol. 1, No. 10, pp. 1.150-1.156, October 2021
1.154 http://sostech.greenvest.co.id
terhadap kohesivitas kelompok memberikan sumbangan terhadap motivasi berprestasi
pada atlet sepak bola.
Berdasarkan hasil skor kategorisasi persepsi terhadap kohesivitas kelompok dapat
diketahui bahwa mayoritas atlet sepak bola yang menjadi subjek penelitian memiliki
persepsi yang positif dengan persentase 88,3% (53 subjek), missing 11,7% (7 subjek),
dan negatif 0% terlihat pada table di bawah ini:
Tabel 2 Kategorisasi Skor Skala Persepsi Terhadap Kohesivitas Kelompok
Kategori
Pedoman
Skor
N
Presentase
Positif
X M + X ± Z
α/2
(Se)
X ≥ 100
53
88,3 %
Missing
M + X ± Z
α/2
(Se)<X> M - X ±
Z
α/2
(Se)
76 < X < 100
7
11,7 %
Negatif
X ≤ M - X ± Z
α/2
(Se)
X ≤ 76
0
0%
Total
60
100%
Subjek dalam penelitian ini memiliki persepsi yang positif artinya atlet sepak bola
merasa nyaman dengan kondisi di tim yang atlet bela. Hal tersebut dapat membuat proses
pecapaian prestasi semakin bertambah serta membuat motivasi berprestasi atlet tinggi.
Sedangkan dari hasil kategorisasi motivasi berprestasi menunjukkan bahwa atlet sepak
bola memiliki motivasi berprestasi dalam kategori tinggi sebesar 85%, (51 subjek),
kategori sedang sebesar 15% (9 subjek) dan kategori rendah sebesar 0% terlihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 3. Kategorisasi Skor Skala Motivasi Berprestasi
Kategori
Pedoman
Skor
N
Persentase
Tinggi
X ≥ (µ +
1σ)
X
90
51
85 %
Sedang
(µ - 1σ) ≤ X
< (µ + 1σ)
60 ≤
X <
90
9
15 %
Rendah
X < (µ - 1σ)
X <
60
0
0 %
Total
60
100 %
Tingkat kategori sedang artinya subjek masih memiliki motivasi berprestasi cukup
tinggi dan mengalami penurunan selayaknya atlet sepak bola pada umumnya. Sedangkan
subjek penelitian yang memiliki kategorisasi tinggi artinya atlet sepak bola memiliki
motivasi yang tinggi dalam pencapaian prestasinya. Maka dari itu peran jajaran tim
pelatih, manajemen dan official team sangat dibutuhkan dalam upaya mempertahankan
tingkat motivasi berprestasi yang tinggi dan meningkatkan motivasi berprestasi yang
berada dalam kategori sedang pada atlet sepak bola.
Selanjutnya, hasil penelitian ini memperoleh koefisien determinasi (R
2
) sebesar
0,619. Koefisien determinasi (R
2
) menunjukan sumbangan efektif persepsi terhadap
kohesivitas kelompok terhadap motivasi berprestasi pada atlet sepak bola sebesar 61,9%,
sedangkan 38,1% berasal dari faktor lain terlihat pada tabel di bawah ini:
Hubungan antara Persepsi Terhadap Kohesivitas
Kelompok dengan Motivasi Berprestasi pada Atlet Sepak
Bola
Muhammad Rizqi Saifuddiin
1
dan Nur Fachmi Budi Setyawan
2
1.155
Tabel 4 Nilai Sumbangan Efektif
R
R Squared
Eta
Eta Squared
Motivasi
Berprestasi *
Persepsi Terhadap
Kohesivitas
Kelompok
,787
,619
,937
,878
Hal ini menunjukkan terdapat beberapa variabel lain selain persepsi terhadap
kohesivitas kelompok yang juga berperan dalam memengaruhi motivasi berprestasi.
Terdapat dua penyebab terjadinya motivasi berprestasi tinggi atau rendah yaitu dari sisi
intrinsik dan sisi ekstrinsik, intrinsik meliputi kemungkinan untuk sukses, ketakutan akan
kegagalan, value, self-efficacy, usia, pengalaman dan jenis kelamin. Sementara, ekstrinsik
meliputi lingkungan, sosial dan hubungan individual.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif antara persepsi terhadap kohesivitas kelompok dengan motivasi
berprestasi pada atlet sepak bola. Hal tersebut dapat dilihat dari koefisien korelasi (rxy)
sebesar 0.787 dengan taraf signifikansi p = 0.000 (P < 0.050). Artinya semakin positif
persepsi terhadap kohesivitas kelompok maka semakin tinggi motivasi berprestasi pada
atlet sepak bola, sebaliknya semakin negatif persepsi terhadap kohesivitas kelompok
maka semakin rendah motivasi berprestasi pada atlet sepak bola.
BIBLIOGRAFI
Brito, Â. M. P., Maia, J. A. R., Garganta, J. M., Duarte, R. F. L., & Diniz, A. M. F. A.
(2017). The game variants in Europe. Trends and perspectives during youth
competitive stages. Motriz: Revista de Educação Física, 23.
Devi, A. P. (2014). Akuntansi untuk pemain sepak bola. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan
Indonesia, 1(1), 3853.
Farid, A. R. (2016). Hubungan Kelincahan Terhadap Kemampuan Menggiring Bola
Pada Atlet Sekolah Sepak Bola Patriot Medan Tahun 2016. UNIMED.
Indrawati, A. D. (2013). Pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan
kepuasan pelanggan pada rumah sakit swasta di kota denpasar. Jurnal Manajemen,
Strategi Bisnis, Dan Kewirausahaan, 7(2), 135142.
Nugroho, W. A. (2017). Pembinaan Prestasi Olahraga Sepakbola Di Pusat Pendidikan
Dan Latihan Putra Batang. Juara: Jurnal Olahraga, 2(2), 162173.
Nurhadiyati, A. S. (2016). Studi Deskriptif Psychological Well-Being Pada Atlet
Tunanetra Low Vision Bidang Atletik Di Npci Kota Bandung.
Safwan, S. (2020). Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melakukan Variasi Stimulus
Pembelajaran melalui Bimbingan Kepala Sekolah di SD Negeri 3 Bintang Tahun
2017. Jurnal Serambi Akademica, 8(3), 468478.
Sagita, D. D., Daharnis, D., & Syahniar, S. (2017). Hubungan Self Efficacy, Motivasi
Berprestasi, Prokrastinasi Akademik Dan Stres Akademik Mahasiswa. Bikotetik
(Bimbingan Dan Konseling: Teori Dan Praktik), 1(2), 4352.
Sakdiah, H., & Astuti, T. . (2014). Hubungan Antara Kohesivitas Kelompok Dengan
Motivasi Berprestasi Pada Atlet Cabang Olahraga Beregu. Empati, 3(4), 212223.
Soegiyanto, K. S. (2013). Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Olahraga. Media
Ilmu Keolahragaan Indonesia, 3(1).
Vol. 1, No. 10, pp. 1.150-1.156, October 2021
1.156 http://sostech.greenvest.co.id
Sudarsono, A. S., & Suharsono, Y. (2016). Hubungan persepsi terhadap kesehatan
dengan kesadaran (mindfulness) menyetor sampah anggota klinik asuransi sampah
di indonesia medika. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 4(1), 3152.
Susanto, N. (2020). Pengaruh Virus Covid 19 Terhadap Bidang Olahraga di Indonesia.
Jurnal Stamina, 3(3), 145153.
Utami, M. (2013). Motivasi Berprestasi Pemain Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola
Garec’s. MOTIVASI BERPRESTASI PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK
BOLA GAREC’S.
Wattimena, F. Y. (2015). Hubungan motivasi berprestasi dan kecemasan terhadap
prestasi panahan ronde recurve pada atlet panahan di Indonesia. Motion: Jurnal
Riset Physical Education, 6(1), 109122.
Widi, W. A., & Haridito, I. (2013). Motivasi Berprestasi Tim Bolabasket Putra SMAN 16
Surabaya Menjelang Turnament DBL 2012 Antar SMA Se-Jawa Timur. Artikel E-
Journal Unesa Vol. 2 No, 1.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License