Analisis Pengaruh Beban Kerja dan Corporate University
Training Terhadap Kinerja Karyawan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Muhammad Hendy Saifuddin
1
dan Meiske Claudia
2
1.158
PENDAHULUAN
Pelaksanaan penyelesaian projek yang tersebar di 2 (dua) provinsi di Pulau
Kalimantan ini dilaksanakan secara langsung oleh 4 (empat) Unit Pelaksana Projek (UPP)
yang berlokasi di Kuala Kapuas, Muara Teweh, Sampit dan Banjarbaru (Daulay, 2018).
Beban kerja yang dimaksud dalam penugasan yang dijalankan oleh PT. PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah adalah banyaknya jumlah projek
yang harus diselesaikan yang berhadapan dengan keterbatasan waktu dan jumlah tenaga
kerja. Tingginya beban kerja (banyaknya jumlah projek) berdampak terhadap kinerja
penyelesaian yang berpengaruh kepada tidak optimalnya kinerja PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Tengah secara keseluruhan. Terdapat 3 (tiga)
indikator merah yang menandakan tidak tercapainya target yang telah ditetapkan (Phiong
& Surjasa, 2018). Ketiga indikator merah tersebut terdapat pada bagian penyelesaian
projek pembangkit, penyelesaian projek gardu induk dan penyelesaian projek transmisi
(Saluran Udara Tegangan Tinggi).
PT. PLN (Persero) memiliki unit training dengan nama PLN Corporate University.
Corporate University (Putri, 2019) bertujuan memberikan kompetensi terbaik kepada
karyawan yang tidak hanya memfasilitasi training (Krismawan et al., 2019), namun juga
sertifikasi kompetensi karyawan sesuai bidang pekerjaan (Rahayu, 2020). Sistem training
yang diterapkan melalui PLN Corporate University adalah secara Training Need
Analysis. Sistem ini memungkinkan karyawan untuk memilih judul training setiap tahun
(Suryoadi & Ratnawati, 2012) sesuai dengan kebutuhan kompetensi bidang pekerjaannya
sebanyak 1 (satu) kali (Cahyanti & Indriayu, 2018), judul training diluar kebutuhan
kompetensi pekerjaan sebanyak 1 (satu) kali yang bertujuan untuk memperkaya
pengetahuan karyawan, dan judul training yang dipilih oleh bagian SDM sebanyak 1
(satu) kali sesuai analisis kebutuhan organisasi. PLN Corporate University juga
memfasilitasi karyawan dengan training penjenjangan yang dinamakan Supervisory
Education dan Executive Education, dimana karyawan yang telah memasuki grade
tertentu berhak mendapatkan training tersebut sebagai bekal sebelum menduduki suatu
kenaikan jabatan di jenjang struktural.
Berdasarkan sudut pandang ilmu pengetahuan Manajemen Sumber Daya Manusia,
beberapa ahli telah menjelaskan pengertian dan faktor yang memengaruhi kinerja.
Kinerja adalah hasil dari apa yang telah dikerjakan, dimana kinerja mempunyai hubungan
dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan dapat memberikan kontribusi
yang bernilai ekonomis. Kinerja dipengaruhi oleh kompetensi, dukungan organsiasi, dan
dukungan dari pihak manajemen. Sedangkan faktor – faktor yang memengaruhi kinerja,
antara lain adalah faktor intrinsik yang mencakup pendidikan, pengalaman, motivasi,
kesehatan, usia, keterampilan, emosi dan spiritual, sedangkan faktor ektrinsik yang
dijelaskan adalah mencakup lingkungan fisik dan non fisik, kepemimpinan, komunikasi
vertikal dan horizontal, kompensasi, penyediaan fasilitas, pelatihan, beban kerja dan
sistem punishment.
Langkah selanjutnya melakukan overview terhadap beberapa studi empiris. Tujuan
dari overview ini adalah untuk menemukan research gap terhadap faktor – faktor yang
memengaruhi kinerja karyawan dalam sebuah organsiasi atau perusahaan. (Mustiko,
2012) menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh signifikan terhadap
kinerja karyawan, penelitian dilakukan pada Museum Pemerintah DKI Jakarta. (Said &
Hussein, 2015) mengemukakan secara khusus tentang Corporate University Traning
sebagai sarana peningkatan kompetensi dan kinerja karyawan di salah satu unit bisnis PT.
PLN (Persero) di Kalimantan Selatan, hasil yang didapatkan adalah Corporate University
Training berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kompetensi dan kinerja karyawan.