Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 10, October 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Radityo Judanto. (2021). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Pegawai dengan Variabel
Mediasi Beban Kerja pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota
Batu. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(10): 1.261-1.275
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
PEGAWAI DENGAN VARIABEL MEDIASI BEBAN KERJA PADA DINAS
PENANAMAN MODAL PELAYANAN TERPADU SATU PINTU DAN
TENAGA KERJA KOTA BATU
Radityo Judanto
Manajemen, Prodi Magister Manajemen, Universitas Gajayana Malang, Indonesia
Abstrak
Latar belakang: Pengembangan sumber daya manusia menjadi kebutuhan dan langkah
strategis bagi setiap pemerintah daerah, substansi penting pengembangan sumber daya
manusia dalam era otonomi daerah dan good governance adalah perubahan paradigma, sikap,
nilai dan kinerja aparatur pemerintah.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelatihan terhadap
beban kerja pegawai, pengaruh pelatihan terhadap kinerja pegawai, pengaruh motivasi
terhadap beban kerja pegawai, pengaruh tidak langsung motivasi terhadap kinerja pegawai,
pengaruh tidak langsung beban kerja terhadap kinerja pegawai, pengaruh tidak langsung
pelatihan terhadap kinerja pegawai dengan variabel mediasi beban kerja, pengaruh tidak
langsung motivasi terhadap kinerja pegawai dengan variabel mediasi beban kerja.
Metode penelitian: Metode penelitian ini menggunakan metode survei. Sedangkan jenis
penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang
dikuantitatifkan (diangkakan). Berdasarkan analisis dari jawaban responden sebanyak 54
pegawai Dinas Penanaman
Hasil penelitian: Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu
menunjukkan bahwa (1) Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Beban Kerja
(2) Motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Beban Kerja (3)Pelatihan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Pegawai (4) Motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Kinerja (5) Beban Kerja mampu memediasi hubungan antara
Pelatihan dan Motivasi.
Kesimpulan: Pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Beban kerja. Semakin
tinggi pelatihan akan meningkatkan beban kerja Aparatur Sipil Negara DPMPTSP Kota Batu.
Kata kunci : Manajemen Pengawas, Pengawas PAI, Mutu Pembelajaran Siswa, Mutu
Pembelajaran PAI, KKG PAI
Abstract
Background: Human resource development becomes a necessity and strategic step for every
local government, the important substance of human resource development in the era of
regional autonomy and good governance is a paradigm shift, attitude, values and
performance of government apparatus.
Research objectives: This study aims to analyze the influence of training on employee
workload, the influence of training on employee performance, the influence of motivation on
employee workload, indirect influence of motivation on employee performance, indirect
influence of workload on employee performance, indirect influence of training on employee
performance with workload mediation variables, indirect influence of motivation on employee
performance with variables Workload mediation.
Research method: This research method uses survey methods. While the type of research is
descriptive quantitative. The data obtained is qualitative data that is titerating (estimated).
Based on an analysis of respondents' answers as many as 54 employees of the Investment
Office
Results: One Door Integrated Service Capital and Batu City Workforce showed that (1)
Training has a positive and significant effect on Workload (2) Motivation has a positive and
significant effect on Workload (3) Training has a positive and significant effect on Employee
Performance (4) Motivation has a positive and significant effect on Performance (5)
Workload is able to mediate relationships between training and motivation.
Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Variabel Mediasi Beban Kerja pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu
Radityo Judanto 1.262
Conclusion: Training has a positive and significant effect on workload. The higher the
training will increase the workload of the State Civil Apparatus DPMPTSP Batu City.
Keywords : Supervisory Management, IRE Supervisor, Quality of Student Learning,
Quality of Islamic Education Learning, IRE TWG
Diterima: 20-9-2021; Direvisi: 4-10-2021; Disetujui: 14-10-2021
PENDAHULUAN
Pengembangan sumber daya manusia menjadi kebutuhan (Abdullah, 2017) dan
langkah strategis bagi setiap pemerintah daerah, substansi penting pengembangan sumber
daya manusia dalam era otonomi daerah (Habibi, 2016) dan good governance adalah
perubahan paradigm (Waris, 2012), sikap, nilai dan kinerja aparatur pemerintah. Peran
pemerintah yang strategis akan banyak ditopang oleh birokrasi yang mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya (Solichin, 2015). Salah satu tantangan besar yang
dihadapi birokrasi adalah melaksanakan kinerja secara efektif (Paisa et al., 2019) dan
efisien karena selama ini birokrasi diidentikkan dengan kinerja yang berbelit-belit
(Aswar, 2017), penuh dengan korupsi, kolusi dan nepotisme serta tidak ada standar yang
pasti (Watunglawar, 2017). Kinerja pegawai birokrasi harus direformasi agar tanggap
terhadap perubahan yang semakin cepat (Hilma, 2015) sehingga diharapkan dapat
menciptakan kinerja aparatur yang mampu bekerja secara profesional. Pelatihan akan
memberikan kesempatan bagi pegawai mengembangkan keahlian (Andayani & Makian,
2016) dan kemampuan baru dalam bekerja agar apa yang diketahui serta dikuasai saat ini
maupun untuk masa mendatang dapat membantu karyawan untuk mengerti apa yang
seharusnya dikerjakan (Rudhaliawan, 2013) dan mengapa harus dikerjakan, memberikan
kesempatan untuk menambah pengetahuan, keahlian (Anggraini & Huzaifah, 2017).
Sedangkan dengan pemberian motivasi akan memberikan kesempatan kepada karyawan
untuk menyalurkan ego individu (Silaen, 2012) dan memperkuat komitmen karyawan
pada perusahaan (Pratiwi & Ardana, 2015).
Instansi pemerintah selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi
masyarakat (Rukayat, 2017). Kinerja instansi akan meningkat jika kinerja pegawai
meningkat (Wijaya & Susanty, 2017). Salah satu cara yang harus ditempuh untuk
meningkatkan kinerja pegawai yaitu dengan dilakukannya analisis beban kerja yang ada
di instansi tersebut. Analisis beban kerja sangat penting untuk dilakukan yang salah
satunya agar terciptanya suasana kantor yang menyenangkan ditandai dengan pegawai
mendapat posisi yang tepat sesuai dengan kinerjanya. Kinerja pegawai dengan beban
kerja saling berkaitan satu sama lain, karena dalam sebuah organisasi untuk melakukan
pemberian posisi yang tepat pada pegawainya bisa melakukan analisis beban kerja
terlebih dahulu, untuk mengetahui keseimbangan yang didapat oleh seorang pegawai.
Keseimbangan tersebut merupakan keseimbangan antara banyaknya pekerjaan yang
diberikan dengan imbalan yang didapatkan atau juga dapat diartikan bahwa hasil
pekerjaan seorang pegawai sesuai dengan upah yang didapatkan.
Beban kerja PNS diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No.
12 Tahun 2008 tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di Lingkungan Departemen
Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. Beban Kerja merupakan besaran pekerjaan yang
harus dipikul oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume
kerja dan norma waktu. Tingginya beban kerja di Dinas Penanaman Modal Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu ditandai dengan hal sebagai berikut,
target Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dibebankan pada Dinas Penanaman Modal
sebagai “Dinas Penghasil” yang setiap tahun selalu mengalami kenaikan, sehingga secara
tidak langsung menambah beban kerja pegawai untuk dapat mencapai target tersebut.
Vol. 1, No. 10, pp. 1.261-1.275, October 2021
1.263 http://sostech.greenvest.co.id
Sejalan dengan uraian diatas, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu sebagai instansi yang memberikan pelayanan di
bidang perizinan kepada masyarakat harus terus menerus dan berkesinambungan dalam
melaksanakan pelatihan dan memotivasi pegawai agar keterampilan, kecakapan, dan
sikap pegawai meningkat, dengan melalui pemberian beban kerja yang tepat kepada
pegawai sehingga produktifitas dan kinerja pegawai semakin baik yang pada akhirnya
akan meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Penelitian ini dibuat untuk
meneliti hal tersebut, yaitu pelatihan dan motivasi kerja pegawai, seberapa besar
pengaruhnya tehadap kinerja pegawai dengan beban kerja sebagai variabel mediasi pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu, adapun pertimbangan pemilihan lokasi penelitian
karena Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota
Batu merupakan lembaga yang secara fungsional memberikan pelayanan perizinan
investasi kepada masyarakat dituntut adanya sumber daya manusia yang mampu
memberikan pelayanan yang berkualitas melalui pencapaian kinerja pegawai. Penelitian
ini adalah penelitian explanatif (explanatory research) yaitu penelitian yang berusaha
menjelaskan pengaruh antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Metode
penelitian ini menggunakan metode survei. Sedangkan jenis penelitian adalah deskriptif
kuantitatif. Data yang diperoleh adalah data kualitatif yang dikuantitatifkan (diangkakan).
Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil pada Dinas Penanaman Modal
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu, yang berjumlah 54 orang,
sedangkan untuk sampel disesuaikan dengan jumlah populasi. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang dapat dihitung dan berupa
angka-angka. Dalam hal ini, jawaban kuesioner yang diberikan pada responden akan
dikuantifikasi berdasarkan rentang skor atau skala Likert.
Berdasarkan penelitian ini menggunakan sumber data primer, adalah data yang
bersumber dari responden, yaitu berupa jawaban responden terhadap kuesioner yang
disampaikan kepada responden di Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Tenaga Kerja Kota Batu. Berdasarkan penelitian ini terdapat dua variabel
bebas (independent variable), yaitu pelatihan (X
1
) dan motivasi (X2) satu variable
mediasi yaitu beban kerja (Y) dan satu variabel terikat (dependent variable) yaitu kinerja
pegawai (Z). Operasional variabel adalah batasan-batasan yang ditetapkan tentang
batasan-batasan definitif dari variabel (baik variabel bebas maupun variabel terikat) yang
dipakai sebagai alat analisis dalam penelitian. batasan-batasan (butir-butir) yang
digunakan dapat dibaca disetiap pertanyaan atau pernyataan yang terdapat disetiap item
kuesioner. Lebih lanjut untuk variabel dan indikatornya dapat dilihat pada tabel berikut:
Problem dan Solusi Lansia dalam Keluarga Menurut Al-
Qur’an
Radityo Judanto 1.264
Tabel 1. Variabel dan Indikatornya.
Variabel
Penelitian
Dimensi
Indikator
1
2
3
Pelatihan
(X1)
Keterampilan
1. Terampil menjalankan tugas
2. Bervariasi dalam tugas
Pengetahuan
1. Cakap dalam tugas
2. Berkomunikasi dengan baik
3. Rasa ingin tahu yang tinggi
Motivasi
Kerja
(X2)
Motif
1. Memenuhi kebutuhan hidup
2. Mendapatkan kesempatan berkembang untuk memperoleh
kemajuan
Harapan
1. Harapan akan adanya pimpinan yang baik
2. Harapan akan perlakuan yang tidak dibeda-bedakan
Insentif
1. Kualitas terhadap gaji yang diperoleh
2. Kualitas terhadap adaanya kinerja hari tua
3. Kualitas terhadap adanya kinerja kesehatan terhadap diri
pegawai dan keluarganya
Beban Kerja
(Y)
Target yang harus
dicapai
1. Kecepatan dalam bekerja
2. Target dalam bekerja
Kondisi pekerjaan
1. Rutinitas pekerjaan
2. Kesesuaian jumlah pegawai dengan pekerjaan yang ada
Standar pekerjaan
1. Kesesuaian standar pekerjaan
Penggunaan
waktu kerja
1. Penggunaan jam istirahat untuk bekerja
2. Kesibukan dalam bekerja
Kinerja
Pegawai
(Z)
Kualitas
1. Mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan baik
Waktu
1. Mampu menyelesaikan tugas tepat waktu
Biaya
1. Mampu meminimalkan biaya dalam menyelesaikan tugas
Orientasi
Pelayanan
1. Mampu memberikan pelayanan prima
Integritas
1. Jujur dan berperilaku baik dalam bekerja
Komitmen
1. Memegang teguh komitmen dan mematuhi segala aturan
Disiplin
1. Bekerja tepat waktu sesuai dengan jam kerja yang
ditentukan
Sumber : Lubis (2008); Prabu(2009);Artha (2011); Putra (2012); Peraturan Pemerintah
RI nomor 46 tahun 2011; Diolah Peneliti (2018).
Sebelum analisis data dilakukan , terlebih dahulu peneliti membuat tabulasi data
dari ke empat variabel penelitian. Teknik analisis data menggunakan statistika. Semua
data akan dikuantitatifkan dengan menggunakan Skala Likert yang mempunyai gradasi
dari sangat kuat sampai dengan sangat rendah. Skor dari setiap pernyataan dipergunakan
sebagai alat analisis dalam penelitian ini. Selanjutnya dilakkukan Uji Instrumen yang
terdiri dari:
1. Uji validitas, dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir yang tersaji dalam
kuisioner benar-benar mampu mengungkap informasi yang akan diteliti
2. Uji reliabilitas instrumen ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen
yang digunakan mempunyai reliabilitas yang baik atau tidak
Berdasarkan penggunaan analisis regresi mensyaratkan perlu dipenuhi dahulu
beberapa uji persyaratan analisis atau uji asumsi klasik, dengan maksud agar diperoleh
perkiraan yang tidak bias dan efisien dari persamaan tersebut. Beberapa asumsi klasik
yang harus dipenuhi adalah
Vol. 1, No. 10, pp. 1.261-1.275, October 2021
1.265 http://sostech.greenvest.co.id
1. Asumsi Normalitas : Uji ini digunakan untuk mendeteksi apakah distribusi data
sampel yang diambil telah mengikuti sebaran distribusi normal, untuk mengetahui
apakah data sampel berdistribusi normal dapat diketahui dengan uji kolmogorov-
smirnov.
2. Asumsi Multikolinearitas adalah keadaan dimana anatar dua atau lebih variabel
independen pada model regresi terjadi korelasi yang sempurna atau mendekati
sempurna.
3. Asumsi Heteroskedastisitas berarti ada varian variabel pada model regresi yang
tidak sama. Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki nilai
sama (konstan) maka disebut dengan homoskedastisitas (Suliyanto, 2011).
4. Asumsi Autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut urutan waktu (times-series)
atau ruang (cross section).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis
kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu mendeskripsikan dari variabel
penelitian berdasarkan kuesioner. Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan
analisis jalur (Path Analysis). Analisis jalur adalah suatu bentuk penerapan dari regresi
berganda yang menggunakan diagram alur sesuai petunjuk terhadap pengujian hipotesis
yang komplek. Analisis jalur ini dapat dilakukan untuk mengestimasi besarnya hubungan
baik langsung maupun tidak langsung.
Pengujian Hipotesis :
a. Uji F :
yaitu pengujian koefisien regresi secara bersama-sama dengan cara
membandingkan nilai signifikansinya dengan alpha 5%. Jika nilai tingkat
signifikansinya lebih kecil alpha 5% berarti hipotesis dalam penelitian ini
diterima dan begitu juga sebaliknya.
b. Uji t
yaitu pengujian koefisien regresi secara sendiri-sendiri dengan cara
membandingkan nilai signifikansinya dengan alpha 5%. Jika nilai tingkat
signifikansinya lebih kecil alpha 5% berarti hipotesis dalam penelitian ini
diterima dan begitu juga sebaliknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Dilakukan untuk mengetahui apakah butir-butir yang tersaji dalam kuisioner benar-
benar mampu mengungkap informasi yang akan diteliti. Hasil uji validitas instrument 26
item pertanyaan dari keempat variabel pada Tabel 2 menunjukkan bahwa seluruh butir
semuanya valid, karena nilai r hitung (korelasi) lebih besar dari 0,378.
Tabel 2. Variabel dan Indikatornya.
Indikator Beban Kerja
Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
Y1
0.603
0.378
Valid
Y2
0.636
0.378
Valid
Y3
0.560
0.378
Valid
Y4
0.641
0.378
Valid
Y5
0.647
0.378
Valid
Y6
0.666
0.378
Valid
Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Variabel Mediasi Beban Kerja pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu
Radityo Judanto 1.266
Y7
0,611
0,378
Valid
Indikator Pelatihan
Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
X11
0.627
0.378
Valid
X12
0.684
0.378
Valid
X13
0.583
0.378
Valid
X14
0.558
0.378
Valid
X15
0.697
0.378
Valid
Indikator Motivasi
Pernyataan
r hitung
r tabel
keterangan
X21
0.445
0.378
Valid
X22
0.450
0.378
Valid
X23
0.462
0.378
Valid
X24
0.539
0.378
Valid
X25
0.690
0.378
Valid
X26
0.633
0.378
Valid
X27
0.572
0.378
Valid
Indikator Kinerja
Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
Z1
0.512
0.378
Valid
Z2
0.702
0.378
Valid
Z3
0.736
0.378
Valid
Z4
0.669
0.378
Valid
Z5
0.711
0.378
Valid
Z6
0.724
0.378
Valid
Z7
0.745
0.378
Valid
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel dapat dilihat pada nilai alpha
cronbach’s yang selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 3. Uji Reliabilitas.
No
Variabel
Alpha
Cronbach’s
Keterangan
1
Pelatihan
0.788
Reliabel
2
Motivasi
0.774
Reliabel
3
Beban Kerja
0.688
Reliabel
4
Kinerja pegawai
0.839
Reliabel
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan tabel di atas hasil pengujian reliabilitas menunjukan bahwa nilai alpha
cronbach’s variabel Pelatihan sebesar 0.788, Motivasi 0.774, Beban Kerja 0.688 dan
Kinerja Pegawai 0.839. Dari ke-empat variabel tersebut karena nilai alpha cronbach’s >
Vol. 1, No. 10, pp. 1.251-1.265, October 2021
1.267 http://sostech.greenvest.co.id
0.6 maka dapat dikatakan bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel-variabel tersebut
diatas memiliki konsistensi yang baik sebagai pengukur atau reliable.
Uji korelasi
Pengujian korelasi dilakukan antara variabel-variabel untuk mengetahui
hubungan antar variabel. Hasil uji korelasi selengkapnya disajikan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 4. Uji Korelasi Antar Variabel.
Pelatihan
Motivasi
Beban
kerja
Kinerja
Pegawai
Pelatihan
Pearson Correlation
1
.787
**
.658
**
.853
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
54
54
54
54
Motivasi
Pearson Correlation
.787
**
1
.681
**
.800
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
54
54
54
54
Beban
Kerja
Pearson Correlation
.658
**
.681
**
1
.715
**
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
54
54
54
54
Kinerja
Pegawai
Pearson Correlation
.853
**
.800
**
.715
**
1
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
N
54
54
54
54
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa Pelatihan memiliki korelasi dengan
Motivasi sebesar 0,787, Beban Kerja 0,658 dan Kinerja Pegawai sebesar 0,853.
Sedangkan nilai signifikansi dididapat sebesar 0,000. Demikian juga dengan nilai korelasi
antar variabel-variabel yang lain menunjukkan nilai korelasi yang tinggi dan nilai
signifikansi 0.000 < 0.05. Maka seluruh korelasi antar variabel memiliki hubungan yang
signifikan.
Analisis
Sub-Struktur 1
Berdasarkan Sub-Struktur 1 ini model regresi pertama dengan variabel Pelatihan
dan Motivasi sebagai variabel Independen sedangkan variabel Beban Kerja sebagai
dependennya.
Uji Parsial (uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh variable Pelatihan dan Motivasi
secara parsial terhadap variable dependen yaitu Beban Kerja. Hasil uji parsial
selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 5. Koefisien Pengaruh, Nilai t Regresi 1.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
4.267
2.685
1.589
.117
Pelatihan
.321
.104
.229
2.195
.032
Motivasi
.428
.082
.239
2.927
.005
Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Variabel Mediasi Beban Kerja pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu
Radityo Judanto 1.268
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai koefisien pengaruh Pelatihan
sebesar 0,229 dan signifikansi 0,032. Nilai koefisien pengaruh Motivasi sebesar 0.239
dan signifikansi 0.005. Karena nilai signifikansi yang diperoleh variable Motivasi lebih
kecil dari (<0.05) maka terbukti bahwa variable Motivasi secara parsial signifikan
berpengaruh langsung terhadap Beban Kerja. Demikian variabel Pelatihan berpengaruh
signifikan terhadap Beban Kerja terbukti dari nilai signifikansi sebesar 0.032< 0.05.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variable
independen terhadap variable dependennya. Hasil uji F selengkapnya disajikan pada tabel
di bawah ini :
Tabel 6. Nilai Uji Simultan (F).
Model
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
151.528
2
75.764
30.845
.000
b
Residual
149.832
61
2.456
Total
301.359
63
a. Dependent Variable: Beban Kerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi, Pelatihan
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F yang diperoleh sebesar
30.845 dan p-signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka
terbukti bahwa variable Pelatihan dan Motivasi berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap Beban Kerja.
Koefisien Determinasi (R
2
)
Koefisien Determinasi menunjukkan kemampuan variabel Pelatihan dan
Motivasi mampu menjelaskan varian pada Beban Kerja sebesar 50.3% (0.503 x 100%).
Sedangkan sisanya 49.7% (100%-50.3%) dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
dimasukan ke dalam model. Hasil nilai koefisien determinasi selengkapnya disajikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 7. Nilai Koefisien Determinasi (R
2
).
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1
.709
a
.503
.487
1.567
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut didapat persamaan model sub-struktur 1
sebagai berikut :
Y = β
1
*X1+ β
2
*X2+ e
Y = 0.229*X1+ 0.239*X2 + 2.685
Dimana;
Y = Beban Kerja
α = konstanta
β
1
, β
2
= koefisien pengaruh
e = eror (kesalahan)
Vol. 1, No. 10, pp. 1.261-1.275, October 2021
1.269 http://sostech.greenvest.co.id
X
1
= Pelatihan
X
2
= Motivasi
Nilai konstanta menunjukkan bahwa besarnya nilai Beban Kerja sebesar 4.267
tanpa adanya pengaruh variabel Pelatihan dan Motivasi. Nilai koefisien pengaruh
Pelatihan sebesar 0.229 artinya bahwa apabila ada peningkatan sebesar 1 pada variabel
Pelatihan sedangkan Motivasi adalah konstan (0) maka akan meningkatkan Beban Kerja
sebesar 0.239. Demikian juga sebaliknya untuk perubahan peningkatan pada koefisien
pengaruh variabel Motivasi.
Sub-struktur 2
Berdasarkan model Sub-Struktur 2 melakukan regresi variabel pelatihan, motivasi
dan beban kerja sebagai variabel Independen dan variabel Kinerja Pegawai sebagai
dependennya.
Uji Parsial (uji t)
Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen pelatihan,
motivasi dan beban kerja secara parsial terhadap variabel dependen yaitu kinerja pegawai.
Hasil uji parsial selengkapnya disajikan pada tabel di bawah ini :
Tabel 8. Koefisien Pengaruh, Nilai t Regresi 2.
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
Std. Error
Beta
1
(Constant)
-3.359
3.368
-.997
.323
Pelatihan
.524
.133
.702
5.270
.000
Motivasi
.253
.107
.265
2.473
.016
Beban Kerja
.199
.157
.373
2.372
.021
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Pada tabel tersebut di atas menunjukan bahwa nilai koefisien pengaruh Pelatihan
sebesar 0.702 dengan signifikansi 0.000. Nilai koefisien pengaruh Motivasi sebesar 0.265
dan signifikansi 0.016. Sedangkan nilai koefisien pengaruh Beban Kerja sebesar 0.373
dan signifikansi 0.021. Karena nilai signifikansi yang diperoleh variable Pelatihan,
Motivasi dan Beban Kerja lebih kecil dari (<0.05) maka terbukti bahwa variable
Pelatihan, Motivasi dan Beban Kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
variabel Kinerja Pegawai.
Uji Simultan (Uji F)
Uji F bertujuan untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variable independen
terhadap variable dependennya. Hasil uji F selengkapnya disajikan pada tabel di bawah
ini :
Tabel 9. Nilai Uji Simultan (F).
Model
Sum of
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
1
Regression
842.246
3
280.749
75.642
.000
b
Residual
222.692
50
3.712
Total
1064.938
53
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Variabel Mediasi Beban Kerja pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu
Radityo Judanto 1.270
Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa nilai F yang diperoleh sebesar 75.642
dan signifikansi sebesar 0.000. Karena nilai p-signifikansi 0,000 < 0,05 maka terbukti
bahwa variable Pelatihan, Motivasi dan Beban Kerja signifikan berpengaruh secara
simultan terhadap Kinerja Pegawai.
Koefisien Determinasi (R
2
)
Koefisien Determinasi menunjukkan kemampuan variabel Pelatihan, Motivasi, dan
Beban Kerja mampu menjelaskan varian pada Kinerja Pegawai sebesar 79.1% (0.791 x
100%). Sedangkan sisanya 20.9% (100%-79.1%) dipengaruhi oelh variabel lain yang
tidak dimasukan ke dalam model. Hasil nilai koefisien determinasi selengkapnya
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 10. Nilai Koefisien Determinasi (R
2
)
Model
R
R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1
.889
a
.791
.780
1.927
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018
Berdasarkan hasil analiasis regresi tersebut di atas dapat dibentuk model sub-
struktur 2 sebagai berikut :
Y = β
1
*X1 + β
2
*X2 + β
3
*X3 + e
Y = 0.702*X1 + 0.265*X2 + 0.373*X3 + 3.368
Dimana;
Y = Kinerja Pegawai
α = konstanta
β
1
, β
2
, β
3
= koefisien pengaruh
e = eror (kesalahan)
X
1
= Pelatihan
X
2
= Motivasi
X
3
= Beban Kerja
Analisis Jalur
Berdasarkan hasil regresi berganda 1 (sub-srtuktur 1) dan regresi 2 (substruktur 2)
di atas kemudian digabungkan menjadi satu model untuk membuat model analisis jalur.
Hasil model analisis jalur sebagai berikut :
Gambar 1. Hasil Analisis Jalur.
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Pelatihan
(X1)
Motivasi
(X2)
Kinerja Pegawai
(Z)
R
2
=79,1%
pzx1: 0,702
Sig : 0,000
e2 = 0,457
0,787
Beban Kerja(Y)
R
2
=50,3%
e1 = 0,705
pyx1: 0,229
Sig : 0,032
pyx2: 0,239
Sig : 0,005
pzx2: 0,373
Sig : 0,021
Pzy : 0,265
Sig : 0,016
Vol. 1, No. 10, pp. 1.261-1.275, October 2021
1.271 http://sostech.greenvest.co.id
Model Persamaan :
1. Sub-Struktur 1
Y = ρyx
1
X1+ ρyx
2
X2 + ρyε1
Y = 0.229X1+ 0.239X2 + 0.705
2. Sub-Struktur 2
Z = ρyx
1
X1+ ρyx
2
X2 + ρyY+ρyε2
Z = 0.702X1+ 0.373X2 + 0.265Y+ 0.457
Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis 1
Nilai koefisien pengaruh Pelatihan sebesar 0.229 terhadap Beban Kerja dan p-signifikansi
0.032. Karena nilai signifikansi 0.032 < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Maka Pelatihan
signifikan berpengaruh terhadap Beban Kerja. Besarnya koefisien pengaruh sebesar
0.229.
2. Hipotesis 2
Nilai koefisien pengaruh Motivasi sebesar 0.239 terhadap Beban Kerja dan p-signifikansi
0.005. Karena nilai signifikansi 0.005 < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Hal ini
membuktikan bahwa Motivasi signifikan berpengaruh terhadap Beban Kerja dengan
koefisien pengaruh sebesar 0.239.
3. Hipotesis 3
Nilai koefisien pengaruh Pelatihan sebesar 0.702 terhadap Kinerja Pegawai dan
signifikansi 0.000. Karena nilai signifikansi 0.000 < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Hal
ini dapat dinyatakan bahwa Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
4. Hipotesis 4
Nilai koefisien pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0.373 dan p-
signifikansi 0.021. Karena nilai signifikansi 0.021 < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Hal
ini menunjukkan bahwa Motivasi signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
5. Hipotesis 5
Nilai koefisien pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0.265 dan p-
signifikansi 0.016. Karena nilai signifikansi 0.016 < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Hal
ini menunjukkan bahwa Beban Kerja signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai
dan besarnya pengaruh 0.265.
6. Hipotesis 6
Nilai koefisien pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai melalui Beban Kerja
sebesar 0.3158. Karena nilai signifikansi < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Hal ini
menunjukkan bahwa Pelatihan signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai melalui
Beban Kerja dan besarnya pengaruh 0.3158.
7. Hipotesis 7
Nilai koefisien pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0.209. Karena nilai
signifikansi < 0.05 maka tolak hipotesis nol. Hal ini menunjukkan bahwa Motivasi
signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai melalui Beban Kerja dan besarnya
pengaruh 0.209.
Pengaruh tidak langsung
1. Pengaruh tidak langsung Pelatihan ke Kinerja Pegawai.
Melalui Beban Kerja
= ρYX1 x ρZY = 0.229 x 0.265= 0.060
Melalui Motivasi
= rX1X2 x ρZX2 x ρYX1= 0.787 x 0.373 x 0.702= 0.206
Melalui Motivasi dan Beban Kerja
= rX1X2 x ρYX2 x ρZY= 0.787 x 0.239 x 0.265= 0.0498
Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Variabel Mediasi Beban Kerja pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu
Radityo Judanto 1.272
Besarnya pengaruh tidak langsung = 0.060 + 0.206 + 0.0498= 0.3158
2. Pengaruh tidak langsung Motivasi ke Kinerja Pegawai
Melalui Beban Kerja
= ρYX2 x ρZY= 0.239 x 0.265= 0.063
Melalui Pelatihan dan Beban Kerja
= 0.787 x 0.229 x 0.265= 0.0477
Melalui Pelatihan
= 0.787 x 0.702 x 0.373= 0.206
Besarnya pengaruh tidak langsung sebesar = 0.063 + 0.0477 + 0.206= 0.209
Pengaruh total
1. Pengaruh total Pelatihan ke Kinerja Pegawai
= Pengaruh tidak langsung + pengaruh langsung
= 0.3158 + 0.702= 1.0178
2. Pengaruh total Motivasi ke Kinerja Pegawai
= Pengaruh tidak langsung + pengaruh langsung
= 0.702 + 0.209= 0.911
Tabel 11. Pengujian Pengaruh Variabel
Pelatihan
-
Kinerja
Motivasi
-
Kinerja
Pengaruh Langsung
0,702
0,373
Pengaruh Tidak Langsung
0,3158
0.209
Pengaruh Total
1,0178
0,911
Kesimpulan
Pengaruh Total > Pengaruh
Langsung
Variabel Intervening
perlu
Pengaruh Total > Pengaruh
Langsung
Variabel Intervening
perlu
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
Berdasarkan tabel terlihat bahwa pengaruh langsung pelatihan terhadap kinerja
sebesar 0,702 sedangkan pengaruh tidak langsung sebesar 0,315 dan pengaruh total
pelatihan terhadap kinerja sebesar 1,0178. Sedangkan pada variabel Motivasi pengaruh
langsung terhadap kinerja sebesar 0,373 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,209
dengan pengaruh total sebanyak 0,911.
Berdasarkan hasil penjelasan diatas maka dapat dibuat table matrikulasi sebagai
berikut :
Tabel 12. Matriks Tabel Hipotesis
No.
Hipotesis
Hipotesis
Signifikansi
Hasil
Langsung
Tidak
Langsung
1.
Pengaruh Pelatihan
Terhadap Beban Kerja
V (0,229)
-
0.032 < 0.05
signif
ikan
2.
Pengaruh Motivasi
Terhadap Beban Kerja
V (0,239)
-
0.005 < 0.05
signif
ikan
3.
Pengaruh Pelatihan
Terhadap Kinerja
V (0,702)
-
0.000 < 0.05
signif
ikan
4.
Pengaruh Motivasi
V (0,373)
-
0.021 < 0.05
signif
Vol. 1, No. 10, pp. 1.261-1.275, October 2021
1.271 http://sostech.greenvest.co.id
Terhadap Kinerja
ikan
5.
Pengaruh Beban Kerja
Terhadap Kinerja
V (0,265)
-
0.016 < 0.05
signif
ikan
6.
Pengaruh Pelatihan
Terhadap Kinerja
-
V (0.060 +
0.206 +
0.0498=
0,3158)
0.060 < 0.05
signif
ikan
7.
Pengaruh Motivasi
Terhadap Kinerja
-
V (0.063 +
0.0477 +
0.206=0,702
)
0.063 < 0.05
signif
ikan
Sumber : Data primer diolah, Tahun 2018.
1. Pengaruh Pelatihan terhadap Beban Kerja di DPMPTSP Kota Batu
Berdasarkan hasil analisis membuktikan bahwa Pelatihan berpengaruh
signifikan terhadap Beban Kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,06. Nilai koefisien
pengaruh Pelatihan sebesar 0.229 terhadap Beban Kerja dan p-signifikansi 0.032.
2. Pengaruh Motivasi terhadap Beban Kerja di DPMPTSP Kota Batu
Nilai koefisien pengaruh Motivasi sebesar 0.239 terhadap Beban Kerja dan p-
signifikansi 0.005. Karena nilai signifikansi 0.005 < 0.05 hal ini membuktikan
bahwa Motivasi signifikan berpengaruh terhadap Beban Kerja dengan koefisien
pengaruh sebesar 0.239.
3. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja di DPMPTSP Kota Batu
Nilai koefisien pengaruh Pelatihan sebesar 0.702 terhadap Kinerja Pegawai
dan signifikansi 0.000. Karena nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dapat dinyatakan
bahwa Pelatihan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Pegawai.
4. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai di DPMPTSP Kota Batu
Nilai koefisien pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0.373
dan p-signifikansi 0.021. Karena nilai signifikansi 0.021 < 0.05 ini menunjukkan
bahwa Motivasi signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai.
5. Pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai di DPMPTSP Kota Batu
Nilai koefisien pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0.265
dan p-signifikansi 0.016. Karena nilai signifikansi 0.016 < 0.05 ini menunjukkan
bahwa Beban Kerja signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai dan besarnya
pengaruh 0.265.
6. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Melalui Beban Kerja di DPMPTSP
Kota Batu
Nilai koefisien pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai melalui Beban
Kerja sebesar 0,3158. Karena nilai signifikansi < 0,05 maka menunjukkan bahwa
Pelatihan signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai melalui Beban Kerja dan
besarnya pengaruh 0,3158. Berdasarkan hasil analisis jalur membuktikan bahwa
pelatihan mempengaruhi peningkatan kinerja melalui variabel beban kerja.
7. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Melalui Beban Kerja di DPMPTSP Kota
Batu
Nilai koefisien pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Pegawai sebesar 0.209.
Karena nilai signifikansi < 0,05 menunjukkan bahwa Motivasi signifikan
berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai melalui Beban Kerja dan besarnya pengaruh
0,209.
1.263
Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Pegawai dengan Variabel Mediasi Beban Kerja pada
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu
dan Tenaga Kerja Kota Batu
Radityo Judanto 1.274
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil di atas dari ditarik kesimpulan
yaitu pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Beban kerja. Semakin tinggi
pelatihan akan meningkatkan beban kerja Aparatur Sipil Negara DPMPTSP Kota Batu,
motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Beban kerja. Peningkatan motivasi
pada suatu organisasi berdampak pada peningkatan beban kerja Aparatur Sipil Negara
DPMPTSP Kota Batu, pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
pegawai. Peningkatan jiwa pelatihan akan berdampak terhadap meningkatnya Kinerja
Pegawai DPMPTSP Kota Batu, motivasi berpengaruh positif dan signifkan terhadap
Kinerja DPMPTSP Kota Batu. Demikain juga untuk Beban kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Kinerja Aparatur Sipil Negara DPMPTSP Kota Batu, beban kerja
mampu memediasi hubungan antara Pelatihan dan Motivasi. Hal ini terbukti dari
pengaruh kedua variable, sehingga tidak hanya berpengaruh langsung ke Kinerja Pegawai
tetapi juga berpengaruh tidak langsung ke Kinerja Pegawai melalui Beban kerja, bahwa
pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja pegawai masing-masing memiliki
pengaruh total yang lebih besar dari pengaruh langsung, artinya beban kerja memiliki
peran yang penting dalam memediasi pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja
pegawai DPMPTSP Kota Batu.
BIBLIOGRAFI
Abdullah, H. (2017). Peranan manajemen sumberdaya manusia dalam organisasi. Warta
Dharmawangsa, 51.
Andayani, N. R., & Makian, P. (2016). Pengaruh Pelatihan Kerja dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Karyawan Bagian PT. PCI Elektronik International. Jurnal
Akuntansi, Ekonomi Dan Manajemen Bisnis, 4(1), 4146.
Anggraini, F. I., & Huzaifah, S. (2017). Implementasi STEM dalam pembelajaran IPA di
sekolah menengah pertama. Seminar Nasional Pendidikan IPA, 1(1), 722731.
Aswar, M. (2017). Efektivitas Pelayanan Publik Di Kantor Kecamatan Tellu Limpoe
Kabupaten Sidenreng Rappang. PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan, 5(3), 6468.
Habibi, M. M. (2016). Analisis Pelaksanaan Desentralisasi Dalam Otonomi Daerah
Kota/Kabupaten. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan,
28(2).
Hilma, S. E. (2015). PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN ACEH SELATAN. Jurnal Ilmiah “INTEGRITAS” Vol,
1(2).
Paisa, L., Gosal, R., & Monintja, D. (2019). Etika pemerinthan dalam meningkatkan
kinerja aparatur sipil negara. Jurnal Eksekutif, 3(3).
Pratiwi, I. Y., & Ardana, I. K. (2015). Pengaruh stres kerja dan komitmen organisasional
terhadap intention to quit karyawan pada PT. BPR Tish Batubulan. Udayana
University.
Rudhaliawan, V. M. (2013). Pengaruh pelatihan terhadap kemampuan kerja dan kinerja
karyawan (Studi pada Karyawan PT. Telkom Indonesia, Tbk Kandatel Malang).
Jurnal Administrasi Bisnis, 4(2).
Rukayat, Y. (2017). Kualitas pelayanan publik bidang administrasi kependudukan di
kecamatan pasirjambu. Jurnal Ilmiah Magister Administrasi, 11(2).
Silaen, J. (2012). Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada
CV. Indako Trading Co. Medan. Universitas Medan Area.
Vol. 1, No. 10, pp. 1.261-1.275, October 2021
1.275 http://sostech.greenvest.co.id
Solichin, M. (2015). Implementasi Kebijakan Pendidikan Dan Peran Birokrasi. Religi:
Jurnal Studi Islam, 6(2), 148178.
Waris, I. (2012). Pergeseran Paradigma Sentralisasi ke Desentralisasi Dalam
Mewujudkan Good Governance. Jurnal Kebijakan Publik, 2(2).
Watunglawar, M. N. (2017). Perwujudan Asas Netralitas Birokrasi Dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipilnegara. Fairness and Justice:
Jurnal Ilmiah Ilmu Hukum, 15(1), 7088.
Wijaya, H., & Susanty, E. (2017). Pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai
pada instansi pemerintah daerah kabupaten musi banyuasin (studi kasus dinas
pertambangan dan energi kabupaten musi banyuasin). Jurnal Ecoment Global:
Kajian Bisnis Dan Manajemen, 2(1), 4050.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License