Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 10, October 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
. (2021). Deskripsi Keterampilan, Lingkungan Kerja Sosial dan Kinerja Pekerja.
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(10): 1.251-1.260
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
DESKRIPSI KETERAMPILAN, LINGKUNGAN KERJA SOSIAL DAN
KINERJA PEKERJA
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
Manajemen, Prodi Manajemen, STAI Miftahul Ulum Tanjung Pinang, Indonesia
1 dan2
1
2
Abstrak
Latar belakang: Berkembangnya zaman menyebabkan berkembangnya pula segi teknologi
dan pengetahuan. Oleh karena itu, akan terjadinya suatu persaingan atau kompetisi antar
institusi.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kemampuan,
lingkungan kerja sosial dan kinerja.
Metode penelitian: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Penelitian ini menggunakan
pendekatan deskriptif dengan metode explanatory survey. Unit analisis karyawan sebanyak
103 kuesioner. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Teknik analisis yang
digunakan adalah teknik deskriptif dengan menggunakan distribusi frekuensi.
Hasil penelitian: Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif
ditemukan bahwa kemampuan kerja dinilai sangat baik, lingkungan kerja sosial sangat
mendukung, dan produktivitas sangat tinggi. Perbedaan dalam penelitian ini adalah subjek
penelitian, waktu penelitian, alat ukur, literatur yang digunakan, teori yang digunakan dan hasil
tes.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis
deskriptif. Dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa kemampuan berada pada kategori sangat
baik dapat dilihat dari kemampuan karyawan dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Lingkungan kerja sosial termasuk dalam kategori sangat mendukung, terlihat dari
hubungan kerja yang harmonis antara atasan dan rekan kerja selama bekerja. Produktivitas
merupakan kategori sangat tinggi yang dirasakan oleh karyawan dalam melakukan
pekerjaannya, menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Kata kunci : Kemampuan, Lingkungan Kerja Sosial, Kinerja
Abstract
Background: The development of the times led to the development of technology and
knowledge. Therefore, there will be a competition or competition between institutions.
Research objectives: This study aims to know the picture of ability, social work environment
and performance.
Research method: The design of this research is cross sectional. This study uses a descriptive
approach with explanatory survey methods. Employee analysis units as many as 103
questionnaires. Data collection using questionnaires. The analytical technique used is a
descriptive technique using frequency distribution.
Results: Based on the results of research using descriptive analysis found that work ability is
rated very good, social work environment is very supportive, and productivity is very high. The
differences in this study are the subject of the study, the time of the study, the measuring
instruments, the literature used, the theory used and the test results.
Conclusion: Based on the results of research that has been done using descriptive analysis. It
can be concluded that the ability to be in the category is very good can be seen from the ability
of employees in working to improve the company's performance. The social work environment
falls into the category of very supportive, seen from the harmonious working relationship
between superiors and co-workers during work. Productivity is a very high category that is felt
by employees in doing their work, producing good quality and quantity to achieve the
company's goals.
Keywords : Ability, Social Work Environment, Performance
Diterima: 20-9-2021; Direvisi: 4-10-2021; Disetujui: 14-10-2021
Deskripsi Keterampilan, Lingkungan Kerja Sosial dan
Kinerja Pekerja
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
1.252
PENDAHULUAN
Sumber daya manusia sangat penting sebagai keunggulan organisasi (Farchan,
2018) dan berperan sebagai faktor utama dalam mencapai tujuan organisasi (Dwi
Septianto & Lataruva, 2011). Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang dapat
bekerja secara efisien dan efektif untuk organisasi yang mampu mengambil alih
manajemen karyawan secara memadai. Tujuan utama dari manajemen sumber daya
manusia adalah untuk meningkatkan kinerja karyawan . Selain itu, manajemen sumber
daya manusia diharapkan dapat menghasilkan tim yang memiliki berkinerja tinggi.
Produktivitas karyawan terus menjadi masalah karena produktivitas adalah inti dari
masalah sumber daya manusia. Rendahnya kinerja karyawan di era kompetitif ini masih
menjadi masalah utama dalam manajemen sumber daya manusia. Masalah produktivitas
karyawan dihadapi oleh perusahaan dari berbagai sektor di banyak negara, termasuk yang
beroperasi di sektor publik dan swasta, perawatan kesehatan, pendidikan, perbankan,
badan usaha milik negara dan usaha kecil.
Produktivitas karyawan sangat penting dalam mengejar tujuan perusahaan dan
menjadi salah satu faktor keberhasilan utama dalam perusahaan. Kinerja karyawan yang
rendah menjadi prioritas perusahaan bagi perusahaan untuk memaksimalkan kinerja
karyawannya, yang menjadi tantangan utama bagi organisasi.
Produktivitas dapat mempengaruhi operasional sehari-hari suatu organisasi atau
perusahaan, semakin baik hasil yang ditampilkan oleh karyawan akan sangat membantu
dalam perkembangan organisasi atau perusahaan tersebut. Hasil individu yang baik atau
buruk tergantung pada pemahaman dan kemampuan untuk mencapai tujuan dengan jujur.
Kinerja pegawai dilihat dari segi produktivitas dan kinerja pegawai, yang mempengaruhi
dan membantu organisasi bekerja secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuannya
(Emelia & Darko, 2017).
Kinerja tenaga kerja di industri manufaktur menunjukkan bahwa pekerja
merupakan bagian integral dari manajemen sumber daya manusia. Hal ini diperkuat oleh
penelitian Emeka, Ifeoma, & Emmanuel, (2015) menyatakan bahwa sektor manufaktur di
perusahaan-perusahaan Nigeria disebut-sebut sebagai salah satu mesin pertumbuhan
dalam pekerjaan yang menghasilkan kekayaan pembangunan, tetapi sektor tersebut tidak
mampu memenuhi tantangan yang mencerminkan kinerjanya yang buruk selama
bertahun-tahun. Permasalahan karyawan dengan produktivitas yang rendah di industri
produksi ditunjukkan dengan rendahnya kemampuan menguasai peralatan dan karyawan
yang tidak menyelesaikan pekerjaannya tepat waktu (García-Pinillos et al, 2015).
Perusahaan yang bergerak di bidang produksi adalah perusahaan yang bergerak di
bidang produksi, yang sebagian besar berfokus pada produktivitas dan efisiensi
karyawan. Oleh karena itu, perusahaan yang beroperasi di sektor manufaktur sangat
bergantung pada kualitas dan kinerja tinggi karyawannya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, seperti kualitas kerja,
keterampilan, daya tanggap, kecepatan, inisiatif, kemampuan, komunikasi. Bertentangan
dengan faktor-faktor penting yang menentukan kinerja dan komitmen karyawan untuk
bekerja adalah: struktur gaji, kurangnya kesempatan, sistem insentif yang lemah, kode
promosi berbasis senioritas, keterlambatan promosi, dan kurangnya strategi insentif
(Assan, 2015; Zheng dan Lamond, 2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai adalah: kepemimpinan, pembinaan, pemberdayaan, partisipasi, budaya
organisasi, lingkungan kerja sosial, motivasi dan pelatihan. Berdasarkan faktor-faktor
tersebut, beberapa solusi telah dilakukan untuk meningkatkan kepuasan karyawan
terhadap pekerjaan, yaitu melalui pelatihan dan pemberdayaan. Upaya peningkatkan
Vol. 1, No. 10, pp. 1.251-1.260, October 2021
1.253 http://sostech.greenvest.co.id
kinerja, diantaranya dengan memperhatikan kemampuan seorang karyawan yang dapat
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Salah satu bentuk kemampuan yang diyakini
dapat memainkan peranan yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
meningkatkan kinerja karyawannya adalah kemampuan (Burns R. B, 2012:148).
Produktivitas dapat ditingkatkan dengan menggunakan kemampuan untuk menghasilkan
ide-ide baru untuk membangun hubungan dan proses kerja (Sajid, 2017). Masalah kinerja
pegawai terjadi karena pengetahuan dan pengalaman antar pegawai memiliki kesenjangan
sehingga pekerjaan tidak dapat diselesaikan tepat waktu (Chen, S., Zhu, X., Welk, G. J.,
Kim, Y., Lee, J., & Meier, 2014).
Selain kemampuan yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dengan
memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang dapat menunjang kelancaran,
keamanan, keselamatan, kebersihan, serta kenyamanan dalam bekerja dan adanya fasilitas
yang memadai, sehingga karyawan merasa aman, tenang dan senang dalam menjalankan
tugas-tugas yang dibebankan dan menjadi tanggung jawabnya (Mahardikawanto, 2013;
Suprayitno, 2007:24). Lingkungan kerja memberikan dampak besar kepada karyawan,
baik terhadap hasil negatif atau hasil positif.
Lingkungan kerja terbagi menjadi dua jenis, yaitu lingkungan kerja fisik dan social.
Lingkungan kerja sosial memainkan peran penting dalam proses produksi yang dilakukan
oleh karyawan atau karyawan di semua tingkat manajemen dalam rangka meningkatkan
kinerja karyawan. Seorang karyawan bekerja di dalam perusahaan tidak sendiri, pasti
membutuhkan orang lain. Dengan demikian, karyawan perlu membina hubungan yang
baik antara rekan kerja, bawahan maupun atasan. Temuan penelitian telah menetapkan
bahwa peningkatan kinerja di tempat kerja disebabkan bukan hanya dengan pelatihan,
namun juga oleh pengaruh organisasi lainnya, yang berada di luar kendali pelatihan,
misalnya perilaku manajer lini, imbalan dan insentif, praktik perekrutan, lingkungan
kerja, peralatan dan sejumlah aspek budaya lainnya yang mempengaruhi kinerja di tempat
kerja (Anthony, 2017). Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh temuan mengenai: (1) deskripsi keterampilan, (2) deskripsi
lingkungan kerja sosial dan (3) deskripsi kinerja.
Salah satu faktor yang sangat penting dan berpengaruh terhadap keberhasilan
karyawan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah kemampuan kerja (Bolli, T., &
Farsi, 2015).
Kemampuan kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut (Brasileira et al, 2014)
mengatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan sebagai berikut: 1) Disfungsi
membatasi kemampuan mereka untuk bekerja; 2) Pekerja lanjut usia dan perempuan
menunjukkan hubungan terbalik dengan hilangnya produktivitas di tempat kerja; 3)
Tingkat pendidikan, partisipasi dalam kegiatan; 4) Tuntutan mental dan fisik dalam
melakukan pekerjaan.
Berdasarkan pada fungsi sumber daya manusia terdapat fungsi risk management yang
efektif merupakan komponen dalam manajemen sumber daya manusia. Ruang lingkup
dari manajemen risiko terdiri dari keselamatan, kesehatan dan keamanan di tempat kerja.
Pendekatan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman berkaitan
dengan program safety, health & well-being (Andresen, M., & Nowak, 2015). Ergonomi
adalah studi dan desain dari lingkungan kerja.
Lingkungan kondusif bisa tercipta jika adanya komunikasi yang baik dalam
lingkungan perusahaan, interaksi antar karyawan, motivasi kerja tinggi, tidak ada saling
curiga, dan memberikan kontribusi menjadi orientasi setiap karyawan (Bagus
Kisworo, 2012:64).
Deskripsi Keterampilan, Lingkungan Kerja Sosial dan
Kinerja Pekerja
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
1.254
Menurut Albrecht et al, (2012) kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang
dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya atas dasar pengalaman,
kesungguhan serta pengukuran.
Adapun indikator kinerja karyawan menurut Gomez-Mejia, (2012) terdapat lima
indikator kinerja, yaitu: 1) Quality of work, 2) Quantity of work performance, 3)
Interpersonal effectiveness, 4) Competencies, 5) Job Knowledge. Kinerja karyawan dapat
diukur melalui 1) Ketepatan waktu, 2) Ketercapaian target, 3) Pemahaman pekerjaan, 4)
Pemahaman standar oprasional, 5) Penyampaian ide dan gagasan, 6) Kerjasama, 7)
Tanggungjawab, 8) Cara kepemimpinan
Berdasarkan penjelasan mengenai gambaran kemampuan, lingkungan kerja sosial dan
kinerja karyawan, maka disusun sebuah paradigma analisis kemampuan, lingkungan kerja
sosial dan kinerja karyawan secara jelas digambarkan dalam gambar 1 sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kemampuan, lingkungan
kerja sosial dan kinerja karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan. Adapun yang
menjadi objek penelitian sebagai variabel X atau variabel bebas (independent variable)
adalah kemampuan kerja dengan dimensinya yang mencakup pengetahuan (knowledge)
dan keahlian (skill). Serta lingkungan kerja sosial dengan dimensinya yang mencakup
hubungan kerja dengan atasan dan hubungan kerja dengan sesama rekan kerja.
Masalah penelitian yang merupakan variabel (Y) atau variabel terikat (dependent
variable) adalah kinerja karyawan dengan indikatornya 1) Tanggung jawab, 2) Inisiatif,
3) Kerjasama, 4) Etika dan Komunikasi, 5) Disiplin dan Kehadiran, 6) Pengetahuan
mengenai pekerjaan, 7) Kualitas Pekerjaan, 8) Kecepatan Kerja dan 9) Kerapihan.
Penelitian ini dilakukan di PT. Sanden yang berlokasi di Kawasan Bintan Inti
Industrial Estate, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Adapun yang menjadi objek
penelitian ini adalah tanggapan responden tentang kemampuan dan lingkungan kerja
sosial terhadap kinerja karyawan Sedangkan yang menjadi unit analisis adalah karyawan
PT. Sanden di Kabupaten Bintan. Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari
satu tahun, maka pendekatan yang digunakan adalah metode cross sectional method,
dimana penelitian ini dengan cara mempelajari objek dalam kurun waktu tertentu atau
tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang.
Vol. 1, No. 10, pp. 1.251-1.260, October 2021
1.255 http://sostech.greenvest.co.id
Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini
adalah penelitian deskriptif dan verifikatif, dengan metode penelitian yang digunakan
adalah explonatory survey. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan PT. Sanden di
Kabupaten Bintan yang berjumlah 103 orang.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan, studi
lapangan dengan penyebaran kuesioner secara langsung, dan studi literatur. Penelitian ini
menggunakan teknik sampel jenuh, yaitu dengan mengambil seluruh jumlah karyawan
PT. Sanden di Kabupaten Bintan sebanyak 103 orang.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemampuan kerja adalah suatu kapasitas individu untuk mengerjakan tugas dan
kondisi siap menerima segala situasi dan resiko yang akan dihadapi. Kemampuan
(Ability) merupakan potensi yang ada dalam diri seseorang untuk berbuat sehingga
memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan pekerjaan ataupun tidak dapat
melakukan pekerjaan tersebut. Salah satu faktor yang sangat penting dan berpengaruh
terhadap keberhasilan karyawan di dalam melaksanakan suatu pekerjaan adalah
kemampuan kerja.
Kemampuan menunjukan potensi orang atau karyawan untuk melaksanakan tugas
atau pekerjaan yang mana setiap jenis pekerjaan menuntut pengetahuan, keterampilan dan
sikap tertentu agar dapat melaksanakan tugas tersebut dengan baik serta kemampuan
menekankan pengertian sebagai hasil atau apa yang keluar (outcomes) dari sebuah
pekerjaan dan kontribusi mereka pada organisasi. Berdasarkan kemampuan terdapat 2
dimensi yaitu 1) knowledge (pengetahuan), 2) skills (keahlian).
Pengetahuan didasari oleh pendidikan, pengalaman, latihan dan minat. Keahlian
(skill) terdiri dari kecakapan (attitude) dan kepribadian (personality). Kemampuan kerja
yang baik akan meningkatkan kesejahteraan dan mendukung keberhasilan kerja.
Pembahasan mengenai kemampuan sangat tinggi kaitannya dengan sikap profesionalisme
dari cara kerja pegawai, yaitu kemampuan menguasi, memahami dan melaksanakan tugas
yang sesuai dengan profesinya, mampu bekerja secara produktif, efisien, mandiri, inovatif
juga memiliki dedikasi dan moral yang tinggi.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan melalui penyebaran angket pada
karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan, kemampuan dapat diukur melalui
perhitungan rata-rata dimensi dan perhitungan skor keseluruhan. Berikut ini dipaparkan
hasil dari rekapitulasi perhitungan skor:
Tabel 1. Rekapitulasi Dimensi Kemampuan.
No
Dimensi
Total Skor
Skor Ideal
%
1
Pengetahuan
5181
6489
80%
2
Keahlian
3564
4326
82%
Total
8737
10815
81%
Berdasarkan tabel 1 aspek kemampuan paling tinggi yaitu terdapat pada dimensi
skill (keahlian) memperoleh skor sebanyak 3.564 atau 82%, sementara dimensi paling
rendah yaitu pada knowledge (pengetahuan) memperoleh skor 5.181 atau 80%. Secara
keseluruhan variabel kemampuan memperoleh skor 8.737, apabila di persentasekan
kedalam skor ideal maka diperoleh persentase sebesar 81%, dapat dikatakan menurut
Muhammad Ali, (2013:184) bahwa hampir seluruh responden menyatakan kemampuan
pada karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan dalam kategori sangat baik. Sedangkan
dilihat dari garis kontinum yang telah dihitung adalah
Deskripsi Keterampilan, Lingkungan Kerja Sosial dan
Kinerja Pekerja
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
1.256
Gambar 2. Garis Kontinum Variabel Kemampuan.
Berdasarkan gambar 2 pada nilai kontinum variabel kemampuan yaitu 8.737 sesuai
dengan data penelitian yaitu termasuk kedalam kategori sangat baik, dengan demikian
dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki kemampuan yang sangat baik dijalankan pada
perusahaan, akan tetapi pelatihan pada perusahaan masih perlu ditingkatkan karena
semua dimensi berada di bawah skor ideal.
Berdasarkan hasil penelitian dari angket yang disebar kepada 103 responden
diketahui bahwa kemampuan karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan mencapai skor
8.737 dari skor kriterium atau jumlah maksimal perolehan nilai responden terletak pada
daerah 9.490,8-10.815 sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini kemampuan
karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan sangat baik, namun kemampuan tersebut
perlu ditingkatkan lagi karena semua dimensi berada dibawah skor ideal.
Lingkungan kerja sosial merupakan keadaan yang terjadi dan berkaitan dengan
hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, hubungan dengan sesama rekan kerja
maupun pelayanan kepada masyarakat. Sesuatu yang berhubungan dengan segi psikis
dari lingkungan kerja disebut sebagai lingkungan kerja sosial. Lingkungan kerja sosial
sangat berpengaruh terhadap kerja pekerja dalam latar belakang keluarga pekerja.
Memperbaiki lingkungan kerja sosial akan meningkatkan kemungkinan karyawan untuk
berkomitmen terhadap organisasi dan menjadikan perusahaan sebagai tempat kerja
terbaik untuk bekerja (Armstrong & Taylor, 2014). Dimensi pemberdayaan yaitu
hubungan kerja dengan atasan dan hubungan kerja dengan sesama rekan kerja.
Hubungan kerja dengan atasan merupakan Sikap atasan terhadap bawahan
memberikan pengaruh bagi karyawan dalam melaksanakan aktivitasnya sikap yang
bersahabat, saling menghormati dan menghargai perlu dalam hubungan antar karyawan
dengan pimpinan untuk kerjasama dalam mencapai tujuan perusahaan. Sikap bersahabat
yang diciptakan atasan akan menjadikan karyawan lebih betah untuk bekerja dan dapat
menimbulkan semangat kerja bagi karyawan.
Hubungan kerja dengan sesama rekan kerja merupakan Hubungan kerja antar
karyawan sangat diperlukan untuk melakukan pekerjaan, terutama bagi karyawan yang
bekerja secara kelompok. Apabila terjadi konflik maka akan memperkeruh suasana kerja
dan akan menurunkan semangat kerja karyawan. Hubungan kerja yang baik antara
karyawan yang satu dengan karyawan yang lainnya maka akan meningkatkan semangat
kerja bagi karyawan, di mana mereka saling kerjasama atau saling membantu dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan melalui penyebaran angket pada
karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan, lingkungan kerja sosial dapat diukur melalui
perhitungan rata-rata dimensi dan perhitungan skor keseluruhan. Berikut ini dipaparkan
hasil dari rekapitulasi perhitungan skor:
Vol. 1, No. 10, pp. 1.25-1.260, October 2021
1.257 http://sostech.greenvest.co.id
Tabel 2. Rekapitulasi Dimensi Lingkungan Kerja Sosial.
No
Dimensi
Total Skor
Skor
Ideal
%
1
Hubungan kerja dengan atasan
2618
3605
73%
2
Hubungan kerja dengan sesame rekan kerja
2884
3605
80%
Total
5502
7210
76%
Berdasarkan tabel 2 aspek lingkungan kerja sosial paling tinggi yaitu terdapat pada
dimensi hubungan kerja dengan sesama rekan kerja memperoleh skor sebanyak 2.884
atau 80%, sementara dimensi paling rendah yaitu pada hubungan kerja dengan atasan dan
memperoleh skor 2.618 atau 73%. Secara keseluruhan variabel lingkungan kerja sosial
memperoleh skor 5.502, apabila di persentasekan ke dalam skor ideal maka diperoleh
persentase sebesar 76%, dapat dikatakan menurut Muhammad Ali, (2013:184) bahwa
hampir seluruh responden menyatakan lingkungan kerja sosial pada karyawan PT.
Sanden di Kabupaten Bintan dalam kategori sangat kondusif. Sedangkan dilihat dari garis
kontinum yang telah dihitung adalah:
Gambar 3. Garis Kontinum Variabel Lingkungan Kerja Sosial.
Berdasarkan gambar 3 pada nilai kontinum variabel pelatihan yaitu 5502 sesuai
dengan data penelitian yaitu termasuk kedalam kategori sangat kondusif, dengan
demikian dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki lingkungan kerja sosial yang
kondusif dalam perusahaan, akan tetapi lingkungan kerja sosial pada perusahaan masih
perlu ditingkatkan karena semua dimensi berada di bawah skor ideal.
Berdasarkan hasil penelitian dari angket yang disebar kepada 103 responden
diketahui bahwa lingkungan kerja sosial karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan
mencapai skor 5502 dari skor kriterium atau jumlah maksimal perolehan nilai responden
terletak pada daerah 6327,4-7210 sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini
lingkungan kerja sosial pada karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan sangat kondusif,
namun lingkungan kerja sosial tersebut perlu ditingkatkan lagi karena semua dimensi
berada dibawah skor ideal.
Organisasi membutuhkan sumber daya manusia yang bisa bekerja secara efisien
dan efektif bagi organisasi yang mampu mengambil alih pengelolaan karyawan dengan
baik. Sasaran utama pengelolaan sumber daya manusia adalah meningkatkan kinerja
karyawan. Dengan kata lain, manajemen sumber daya manusia diharapkan bisa
menghasilkan karyawan dengan memiliki kinerja yang tinggi.
Kinerja meliputi hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dihasilkan
karyawan atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya (Aprilia & Hudiwinarsih, 2012). Kinerja bisa mempengaruhi
berlangsungnya kegiatan suatu organisasi perusahaan, semakin baik kinerja yang
ditunjukkan oleh para karyawan akan sangat membantu dalam perkembangan organisasi
atau perusahaan tersebut.
Kinerja berlandaskan peluang dalam kesuksesan sebuah organisasi karena kinerja
berorientasi pada waktu bagaimana karyawan dapat berfungsi melaksanakan tugas yang
Deskripsi Keterampilan, Lingkungan Kerja Sosial dan
Kinerja Pekerja
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
1.258
dibebankan (Jyoti, J., & Dev, 2016). Kinerja karyawan berarti konstruksi yang paling
penting dalam bidang psikologi organisasi dan menejemen sumber daya manusia serta
suatu usaha yang dilakukan dalam rangka mencapai prestasi yang lebih baik (Tummers,
2017). Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan oleh setiap individu sebagai
prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Perusahaan memiliki 9 standar penilaian untuk mengukur kinerja karyawan berdasarkan:
1) Tanggung jawab, 2) Inisiatif, 3) Kerjasama, 4) Etika & komunikasi, 5) Disiplin &
kehadiran, 6) Pengetahuan mengenai pekerjaan, 7) kualitas pekerjaan, 8) kecepatan kerja,
dan 9) kerapihan.
Berdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan melalui penyebaran angket pada
karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan, kinerja dapat diukur melalui perhitungan
rata-rata dimensi dan perhitungan skor keseluruhan. Berikut ini dipaparkan hasil dari
rekapitulasi perhitungan skor
Tabel 3 . Tabel Rekapitulasi Dimensi Kinerja.
No
Dimensi
Total
Skor
Skor Ideal
%
1
Tanggung
jawab
2345
2884
81%
2
Inisiatif
2264
2884
79%
3
Kerjasama
2380
2884
83%
4
Etika dan
Komunikasi
1853
2163
86%
5
Disiplin dan
Kehadiran
1792
2163
83%
6
Pengetahuan
mengenai
pekerjaan
1735
2163
80%
7
Kualitas
pekerjaan
1808
2163
84%
8
Kecepatan
kerja
1737
2163
80%
9
Kerapihan
1226
1442
85%
Total
17176
20909
82%
Berdasarkan Tabel 3 aspek kinerja paling tinggi yaitu terdapat pada dimensi etika
dan komunikasi memperoleh skor sebanyak 1853 atau 86%,, sementara dimensi paling
rendah yaitu pada inisiatif memperoleh skor 2264 atau 76%. Secara keseluruhan variabel
kepuasan kerja memperoleh skor 17176, apabila di persentasekan kedalam skor ideal
maka diperoleh persentase sebesar 82%, dapat dikatakan menurut Muhammad Ali,
(2013:184) bahwa hampir seluruh responden menyatakan kinerja pada karyawan PT.
Sanden di Kabupaten Bintan dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan dilihat dari garis
kontinum yang telah dihitung adalah:
Gambar 4. Garis Kontinum Variabel Kinerja.
Vol. 1, No. 10, pp. 1.251-1.260, October 2021
1.259 http://sostech.greenvest.co.id
Berdasarkan Gambar 4 pada nilai kontinum variabel kinerja yaitu 17176 sesuai
dengan data penelitian yaitu termasuk kedalam kategori sangat tinggi, dengan demikian
dapat dikatakan bahwa karyawan memiliki kinerja yang tinggi dijalankan pada
perusahaan, akan tetapi kinerja pada perusahaan masih perlu ditingkatkan karena semua
dimensi berada di bawah skor ideal.
Berdasarkan hasil penelitian dari angket yang disebar kepada 103 responden
diketahui bahwa kienrja karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan mencapai skor 17176
dari skor kriterium atau jumlah maksimal perolehan nilai responden terletak pada daerah
18348,8-20909, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini kienrja karyawan
PT. Sanden di Kabupaten Bintan sangat tinggi, namun kinerja tersebut perlu ditingkatkan
lagi karena semua dimensi berada dibawah skor ideal.
Berdasarkan penelitian diatas menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan dan
lingkungan kerja sosial secara bersama-sama, maka semakin tinggi pula kinerja karyawan
PT. Sanden di Kabupaten Bintan tersampaikan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
baik kemampuan semakin tinggi juga kinerja karyawan PT. Sanden di Kabupaten Bintan
yang tersampaikan. Selain itu, lingkungan kerja sosial berpengaruh terhadap kinerja
karyawan. Hal ini menunjukkan semakin kondusif lingkungan kerja sosial semakin tinggi
juga kinerja PT. Sanden di Kabupaten Bintan yang tersampaikan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menggunakan analisis deskriptif.
Dapat diambil kesimpulan yaitu bahwa kemampuan berada pada kategori sangat baik
dapat dilihat dari kemampuan karyawan dalam bekerja untuk meningkatkan kinerja
perusahaan. Lingkungan kerja sosial termasuk dalam kategori sangat mendukung, terlihat
dari hubungan kerja yang harmonis antara atasan dan rekan kerja selama bekerja.
Produktivitas merupakan kategori sangat tinggi yang dirasakan oleh karyawan dalam
melakukan pekerjaannya, menghasilkan kualitas dan kuantitas yang baik untuk mencapai
tujuan perusahaan. Adanya penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti berikutnya
dalam melakukan penelitian mengenai kemampuan, lingkungan kerja sosial dan kinerja
karyawan dengan menggunkan indikator yang berbeda dari sumber teori yang lebih
beragam, dan terhadap objek yang berbeda, karena masih banyaknya keterbatasan dalam
penelitian ini, khususnya yang berkaitan dengan metode penelitian dan teknik
pengumpulan data.
BIBLIOGRAFI
Albrecht, W. S., Albrecht, C. O., & Zimbelman, C. C. (2012). Fraud Examination
(Fourth Edi). South-Western.
Andresen, M., & Nowak, C. (2015). Human Resource Management Practices Assessing
Added Value. Springer.
Anthony, Aeffects. E. (2017). EFFECTS OF DISCIPLINE MANAGEMENT ON
EMPLOYEE PERFORMANCE IN AN ORGANIZATION : THE CASE OF COUNTY
EDUCATION OFFICE HUMAN. 2(3), 118.
Armstrong, M., & Taylor, S. (2014). Handbook of Human Resource Management
Practice (13th ed.). Kogan Page. https://doi.org/10.1177/030913258901300105
Assan, S. Y. M. A. H. (2015). ROLE OF HUMAN RESOURCE PRACTICES IN
EMPLOYEE PERFORMANCE AND JOB SATISFACTION WITH MEDIATING
EFFECT OF EMPLOYEE ENGAGEMENT. 53(1), 8196.
Bagus Kisworo. (2012). PSDM. Buku Ajar FIP UNNES.
Bolli, T., & Farsi, M. (2015). The Dynamics of Productivity in Swiss Universities.
Deskripsi Keterampilan, Lingkungan Kerja Sosial dan
Kinerja Pekerja
Amir Husin
1
dan Mardhiah
2
1.260
Journal of Productivity Analysis, 44(1), 2138. https://doi.org/doi.org/10.1007/s11123-
015-0450-2
Brasileira, R., Coelho, J. S., Salmaso, C., Universidade, T., & Coelho, J. S. (2014).
Factors associated with work ability in the elderly. December 2014.
https://doi.org/10.1590/1809-4503201400040003
Dwi Septianto, D. S., & Lataruva, E. (2011). Pengaruh lingkungan kerja dan stres kerja
terhadap kinerja karyawan studi pada PT Pataya Raya Semarang. Universitas
Diponegoro.
Emeka, H., Ifeoma, J., & Emmanuel, I. (2015). THE INTERNATIONAL JOURNAL OF
BUSINESS & MANAGEMENT An Evaluation of the Effect of Technological
Innovations on Corporate Performance : A Study of Selected Manufacturing Firms
in Nigeria Abstract : 3(1), 248262.
Emelia, A.-A., & Darko, T. O. (2017). Leadership, Employee Engagement and Employee
Performance in the Public Sector of Ghana. Journal of Business and Management
Sciences, 5(2). https://doi.org/10.12691/jbms-5-2-1
Farchan, F. (2018). Strategi msdm sebuah cara menciptakan kinerja organisasi dalam
mencapai keunggulan bersaing. Risâlah, Jurnal Pendidikan Dan Studi Islam, 4(1,
March), 4252.
García-Pinillos, F., Párraga-Montilla, J. a., Soto-Hermoso, V. M., & Latorre-Román, P. a.
(2015). Changes in balance ability, power output, and stretch-shortening cycle
utilisation after two high-intensity intermittent training protocols in endurance
runners. Journal of Sport and Health Science.
Gomez-Mejia, L. R. and D. B. B. and R. L. C. (2012). Managing Human Resources (I.
Pearson Education (ed.)). Prentice Hall.
Jyoti, J., & Dev, M. (2016). Perceived High-performance Work System lf-efficacy and
Learning Orientation. SAGE, 15(Employee Performance),and Employee
Performance. https://doi.org/doi.org/10.1177/0972622516688392
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License