
Strategi Pengembangan Wisata Mangrove Sungai Ular di 
Kampung Bugis, Kota Tanjungpinang 
e-ISSN 2774-5155 
p-ISSN 2774-5147 
 
Ida Rahayu                                                                                                      1.314 
suka rela tanpa adanya faktor keminatan dan kesukarelaan. Akibatnya, sebagian anggota 
ditunjuk  hanya  untuk  memenuhi  kuota  organisasi  atau  hanya  melengkapi  struktur 
Pokdarwis.  Selanjutnya,  kendala  yang  dialami  adalah  kesulitan  menentukan  produk 
wisata karena belum memiliki visi dan misi yang paten sehingga penyusunan administrasi 
organisasi Pokdarwis belum terarah. Meski demikian, inisiatif pembentukan Pokja yang 
dilakukan oleh Pokdarwis telah terbukti dapat menjalankan paket wisata tur  Mangrove 
yang dikelola  oleh tim dengan kompak dan  penuh semangat. Kedua, dari strategi WO 
dapat memaksimalkan dukungan stakeholder untuk membangun fasilitas pariwisata yang 
dibutuhkan.  Strategi  ST  melakukan  pelatihan  SDM  agar  dapat  memberikan  pelayanan 
dan mengelola tur Mangrove dengan konsep  CBT.  Strategi WT memberikan pelatihan 
secara  intensif  terkait  dengan  digital  dan  pemasaran  serta  memperkuat  kelembagaan 
Pokdarwis  agar  dapat  menerima  bantuan  dari  para  stakeholder  dengan  mudah.  Selain 
partisipasi  masyarakat  yang  aktif,  dukungan  berupa  dana  dan  pelatihan  sumber  daya 
manusia  juga  tidak  kalah  penting  unutk  mewujudkan  penyelenggaraan  tur  Mangrove 
yang unggul. 
 
BIBLIOGRAFI 
 
Ali, H., & Purwandi, L. (2017). Milenial nusantara. Gramedia Pustaka Utama. 
Arida, N.  S.  (2016). Dinamika  Ekowisata  Tri Ning Tri  di  Bali. In  Denpasar: Pustaka 
Larasan. 
Arliman,  L.  (2018).  Peran  Investasi  dalam  Kebijakan  Pembangunan  Ekonomi  Bidang 
Pariwisata di Provinsi Sumatera Barat. Kanun Jurnal Ilmu Hukum, 20(2), 273–294. 
Dewantara,  M.  H.  (2019).  Pemberdayaan  Masyarakat  Dalam  Pengembangan  Wisata 
Kampung  Baduy-Banten.  Journey  (Journal  of  Tourismpreneurship,  Culinary, 
Hospitality, Convention and Event Management), 2(1), 35–54. 
Herdiana,  D.  (2019).  Peran  Masyarakat  dalam  Pengembangan  Desa  Wisata  Berbasis 
Masyarakat. Jurnal Master Pariwisata (JUMPA), 6(1), 63–86. 
Irawan, H. (2018). Pengembangan Minat Wisata Ilmiah Di Desa Malang Rapat Dengan 
Objek  Keanekaragaman  Hewan  Laut  Yang  Terdapat  Di  Pesisir.  Pengkemas 
Maritim, 1(1), 37–45. 
Krisnani,  H.,  &  Darwis,  R.  S.  (2015).  Pengembangan  desa  wisata  melalui  konsep 
community  based  tourism.  Prosiding  Penelitian  Dan  Pengabdian  Kepada 
Masyarakat, 2(3). 
M Rusdi, M. R. (2017). Dinamika Sosial Masyarakat Di Sekiat Bukit Karampuang Desa 
Barugae Kecamatan Bulukumpa Kabupaten Bulukumba. Pascasarjana. 
Mentari, N. (2016). Implementasi Daftar Bidang Usaha Tertutup dan Terbuka Terhadap 
Investasi Bidang Jasa Akomodasi di Kota Yogyakarta. UII. 
Rahayu,  Y.,  &  Soleh,  A.  (2017).  Pengaruh  Pembangunan  Infrastruktur  Terhadap 
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (Pendekatan Fungsi Cobb Douglas). Journal 
Development, 5(2), 125–139. 
Risman, A., Wibhawa, B., & Fedryansyah, M. (2016). Kontribusi Pariwisata Terhadap 
Peningkatan  Kesejahteraan  Masyarakat  Indonesia.  Prosiding  Penelitian  Dan 
Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1). 
Santoso, S., Natanael, A., Fatmawati, A. A., Griselda, A., Khoirunnisa, J., Simanjuntak, 
M., & Bagus, A. A. R. (2021). Analisis Pengembangan Platform Ekspor Sub Sektor 
Kuliner Tinjauan Dari Model Sistem Inovasi. Sumber, 21(22.07), 102–165. 
Sidauruk, R. (2013). Peningkatan peran pemerintah daerah dalam rangka pengembangan 
ekonomi kreatif di Provinsi Jawa Barat. Jurnal Bina Praja: Journal of Home Affairs 
Governance, 5(3), 141–157.