Analisis Kerapatan Vegetasi di Kabupaten Magelang
Menggunakan Citra Landsat 8 Bermetode NDVI
(Normalized Difference Vegetation Index)
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Aqshal Raihan Budiputra
1.339
Keberadaan Kota Magelang terletak pada tinggi permukaan yang paling rendah
dibandingkan daerah sekitarnya. Di sisi lain, terlihat juga dominasi lahan vegetasi yang
meliputi banyaknya wilayah dengan kesuburan tinggi, sehingga banyak masyarakat
Magelang yang melakukan aktivitas cocok tanam, baik berupa perkebunan ataupun
penanaman pohon-pohon besar. Selain itu, daerah pegunungan juga masih memiliki
luasan hutan, namun pada daerah kaki Gunung Merapi didapatkan kondisi lahan vegetasi
yang sudah berkurang dibandingkan daerah lainnya. Hal ini dikarenakan peralihfungsian
lahan vegetasi menjadi lahan terbangun yang digunakan oleh masyarakat.
Pada data yang ditemukan pada penelitian ini, ditemukan hasil yang sesuai dengan
penelitian Ramdan (2018) dimana kerapatan vegetasi teridentifikasi cukup dominan di
beberapa daerah, namun mendapati kondisi lahan vegetasi yang sudah berkurang juga di
beberapa daerah lainnya. Hal ini ditunjukkan dengan hasil dari penelitian tersebut dimana
lahan dengan lereng yang terklasifikasi miring dan agak curam memiliki dominasi
kelembaban tanah normal (seluas 8.015,586 Ha). Berdasarkan data yang diperoleh di
penelitian ini, kondisi tersebut kemudian menandakan kerapatan vegetasi yang tinggi. Di
sisi lain, pada penelitian tersebut ditemukan bahwa lahan dengan klasifikasi lereng agak
miring (seluas 11.303,476 Ha) dan klasifikasi landai/berombak (seluas 5.981,982 Ha)
memiliki kelembaban tanah permukaan yang bersifat agak kering. Dengan penambahan
analisis data yang ditemukan penelitian ini, hal tersebut kemudian menunjukkan
kerapatan vegetasi yang lebih rendah semakin landainya suatu daerah di Magelang.
KESIMPULAN
Magelang merupakan daerah yang diapit oleh tiga gunung, yaitu Gunung Sumbing.
Merapi, dan Merbabu. Citra Magelang yang diperoleh menunjukkan bahwa Gunung
Merbabu (Timur) dan Gunung Sumbing (Barat) didominasi oleh tutupan vegetasi,
menandakan kondisi daerah yang subur namun berbanding terbalik dengan Gunung
Merapi (Tenggara) yang sudah mulai dipadati oleh lahan terbangun. Dengan begitu, hasil
kerapatan vegetasi teridentifikasi cukup dominan di beberapa daerah, namun juga sudah
berkurang di beberapa daerah lainnya. Ini teridentifikasi dengan semakin miring atau
terjalnya kelerengan suatu daerah, maka semakin mendominasi dan rapat pula kondisi
vegetasi yang ada didalamnya, namun semakin datar atau landainya suatu daerah maka
semakin berkurang vegetasi yang berada didalamnya. Lebih lanjut, Pusat Kota Magelang
memiliki lahan yang datar, namun disekitarnya didominasi oleh daerah pegunungan. Hal
ini menyebabkan kota menjadi lebih dipadati oleh manusia dibandingkan daerah
pegunungan sekitar.
BIBLIOGRAFI
Ardyansyah, T., & Danoedoro, P. (2015). Pengaruh Perbedaan Metode Image Fusion
Multisensor Terhadap Tingkat Akurasi Klasifikasi Berbasis-objek Untuk Pemetaan
Penutup Lahan Sebagian Daerah Istimewa YOGYAKARTA. Jurnal Bumi
Indonesia, 4(2).
Ariani, D., Prasetyo, Y., & Sasmito, B. (2019). Estimasi tingkat produktivitas padi
berdasarkan algoritma NDVI, EVI dan SAVI menggunakan Citra Sentinel-2
Multitemporal (Studi Kasus: Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah). Jurnal Geodesi
Undip, 9(1), 207–216.
Arifah, N. (2018). Pemodelan Spasial Perkembangan Lahan berdasarkan Penentuan
Prioritas Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Surabaya Timur. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.