Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 11, November 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
. (2021). Analisis Keuangan Badan Usaha Milik Desa “Podho Joyo”.
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(11): 1.353-1.363
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
ANALISIS KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DESA “PODHO JOYO”
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Surabaya, Indonesia
dwi.170805[email protected].ac.id
1
2
Abstrak
Latar belakang: Berdasarkan hasil capaian yang telah dicapai oleh Desa Sukorejo Kecamatan
Sidayu Kabupaten Gresik maka perlu adanya analisis keuangan yang dapat dijadikan acuan
bagi desa lain untuk belajar.
Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan BUMDes
Podho Joyo tahun 2019-2020 dilihat dari analisis likuiditas, untuk mengetahui kinerja keuangan
BUMDes Podho Joyo tahun 2019-2020 apabila dilihat dari analisis solvabilitas, untuk
mengetahui bagaimana kinerja keuangan BUMDes Podho Joyo tahun 2019-2020 apabila dilihat
dari analisis profitabilitas dan untuk mengetahui bagaimana kinerja keuangan BUMDes Podho
Joyo tahun 2019-2020 apabila dilihat dari analisis aktivitas.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kualitatif deskriptif. Data
primer dan sekunder menjadi jenis data yang dipakai dalam penelitian ini.
Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas tahun 2019 hingga 2020
mengalami penurunan sebesar 4,71%, sedangkan rasio cepat juga mengalami penurunan
sebesar 4,74%, semakin tinggi rasio lancar dan rasio cepat mencerminkan semakin tinggi
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang.
Kesimpulan: Kesimpulan yang didapat yaitu kinerja keuangan BUMDes Podho Joyo pada
tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi. Rasio likuiditas secara umum pada
BUMDes Podho Joyo pada tahun 2019 sampai tahun 2020 mengalami penurunan yang
mencerminkan semakin rendah kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang hutangnya.
Rasio solvabilitas BUMDes Podho Joyo pada tahun 2019 sampai tahun 2020 mengalami
peningkatan begitu juga yang dialami oleh seluruh unit usaha milik BUMDes Podho Joyo.
Rasio profitabilitas pada tahun 2019 sampai tahun 2020 mengalami penurunan baik dari return
on asset maupun return on equity.
Kata kunci : Laporan Keuangan, BUMDes, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, Rasio
Profitabilitas
Abstract
Background: Based on the results of achievements that have been achieved by Sukorejo
Village of Sidayu District of Gresik Regency, there needs to be financial analysis that can be
used as a reference for other villages to learn.
Purpose: The purpose of this study is to find out the financial performance of BUMDes Podho
Joyo in 2019-2020 when viewed from liquidity analysis, to find out the financial performance
of BUMDes Podho Joyo in 2019-2020 when viewed from profitability analysis and to find out
how bumdes podho joyo financial performance in 2019-2020 when viewed from profitability
analysis and to find out how bumdes podho joyo financial performance in 2019-2020 when
viewed from ana lysis of activity.
Methods: This research uses a descriptive type of qualitative study research. Primary and
secondary data became the type of data used in this study.
Results: Result showed that the liquidity ratio in 2019 to 2020 decreased by 4.71%, while the
Fast ratio also decreased by 4.74%, the higher the Current Ratio and Fast Ratio reflect the
higher the company's ability to pay off debt.
Conclusion: The conclusion obtained is that the financial performance of BUMDes Podho
Joyo in 2019 to 2020 fluctuated. The general liquidity ratio in BUMDes Podho Joyo in 2019 to
2020 decreased reflecting the company's lower ability to pay off its debts. The solvency ratio of
BUMDes Podho Joyo in 2019 to 2020 has increased as well as experienced by all business
units owned by BUMDes Podho Joyo. The profitability ratio in 2019 to 2020 decreased both
from return on asset and return on equity.
Keywords : Financial Statements, BUMDes, Ratio Likuiditas, Ratio Solvabilitas, Ratio
Analisis Keuangan Badan Usaha Milik Desa “Podho
Joyo”
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
1.354
Profitabilitas
Diterima: 24-10-2021; Direvisi: 29-10-2021; Disetujui: 14-11-2021
PENDAHULUAN
Pemerintah Indonesia sedang mencanangkan pengurangan angka kemiskinan ke
dalam salah satu rencana pembangunan nasional (Siagian et al., 2020). Dalam
mengetahui tingkat kemiskinan suatu negara (Jundi & Poerwono, 2014), tolok ukurnya
dapat dilihat dari desanya, karena sampai saat ini indeks kemiskinan yang paling besar
berasal dari desa (Murdiansyah, 2014). Melihat karakteristik di bidang sosial ekonomi
masyarakat pedesaan yang cenderung tertinggal (Kaskoyo et al., 2019), hal ini dapat
terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan sehingga meningkatkan angka
pengangguran di desa (Az-zahra, 2018). Selain itu, ketersediaan infrastruktur juga
menjadi faktor lain mengapa sosial ekonomi di desa cenderung tertinggal (Farida, 2013).
Bukan berarti perekonomian di pedesaan tidak dapat dikembangkan (Syairozi et al.,
2019) karena pada dasarnya semua desa itu berpotensi untuk menjadi desa yang mandiri
dari segi perekonomiannya (Abidin, 2015), hal tersebut dapat terjadi apabila dapat
memberdayakan potensi sumber daya manusia (Laili, 2016) dan memanfaatkan sumber
daya alam desa dengan optimal (Akbar et al., 2019).
Pemerintah Indonesia telah membentuk kementerian Desa, pembangunan daerah
tertinggal dan transmigrasi yang di bentuk khusus untuk menyelesaikan masalah
kemiskinan di pedesaan dan bertugas menjalankan NAWACITA, yang digagas pada
masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla.
Salah satu isi dari program tersebut adalah memperkuat daerah dan desa terutama pada
bidang perekonomian dalam optimalisasi pembangunan Indonesia. Kementerian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi memiliki kewajiban untuk
mendampingi serta selalu memantau proses pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 tentang
desa berkelanjutan, sistematis dan konsisten melalui program fasilitas, pendampingan dan
pengawasan. Optimalisasi desa juga dilakukan melalui partisipasi pemberian modal oleh
Kementerian Desa (Abdurahman, 2018), Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi yang bertujuan untuk pemantauan proses perkembangan desa, sehingga
tercipta desa yang kreatif, inovatif dan mandiri.
Kelembagaan ekonomi merupakan inovasi metode pendekatan baru yang
digalakkan oleh pemerintah yang ditargetkan dapat meningkatkan potensi perekonomian
desa melalui peningkatan kreativitas (Sugiyono, 2013) dan membangun kemandirian
pada masyarakat desa, kelembagaan ekonomi tersebut seluruhnya akan dikelola dan
dioperasikan oleh masyarakat desa. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan
kelembagaan ekonomi yang digalakkan pemerintah tersebut. BUMDes menjadi strategi
dalam menghidupkan institusi negara untuk dapat masuk ke dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara di desa, sehingga dapat mengoptimalkan pembangunan
Indonesia dari daerah pedesaan dengan cara mengembangkan potensi usaha ekonomi
desa secara kolektif, yang kemudian dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat
Indonesia terutama masyarakat desa (Putra, 2015). Gerakan meningkatkan kualitas usaha
ekonomi di desa memiliki beberapa pilihan metode salah satunya dengan membuat
BUMDes. Pembentukan BUMDes menjadi salah satu pilihan bagi desa dalam
meningkatkan potensi ekonominya yang telah tertuang pada Pasal 132 Ayat 1 tentang
Peraturan Pemerintah Desa, Pasal 87 Ayat 1 Undang-Undang Desa dan Pasal 4
Permendesa PDTT No. 4 Tahun 2005 tentang pendirian pengurusan dan pengolahan dan
pembubaran BUMDes (Putra, 2015). BUMDes didirikan dengan tujuan peningkatan
kualitas perekonomian desa, meningkatkan kualitas pemanfaatan potensi desa sesuai
Vol. 1, No. 11, pp. 1.353-1.363, November 2021
1.355 http://sostech.greenvest.co.id
dengan kebutuhan dan kemampuan masyarakat, meningkatkan pendapatan asli desa, serta
menjadi pelopor dalam pemerataan dan pertumbuhan perekonomian desa.
Desa Sukorejo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik memiliki badan usaha yang
berprestasi yakni BUMDes Podho Joyo, jenis usaha yang di jalankan oleh BUMDes
Podho Joyo antara lain pengelolahan pasar desa, pelayanan umum, pelayanan simpan
pinjam dan Bank Sampah. BUMDes Podho Joyo sangat membantu perekonomian
khususnya masyarakat Desa Sukorejo dan sekitarnya. Berdasarkan hasil perolehan
prestasi yang telah didapatkan, perlu adanya analisis keuangan yang dapat dijadikan
acuan bagi desa-desa yang lain untuk pembelajaran. Sebagian besar desa di Kabupaten
Gresik sudah memiliki berbagai bidang usaha yang sudah dikelola oleh BUMDes, namun
permasalahan utamanya adalah produktivitas yang kurang baik yang disebabkan salah
satunya oleh laporan keuangan yang kurang tertata dengan baik, sehingga sulit dilakukan
analisa mandiri mengenai kinerja keuangan BUMDes. Oleh karena itu, penelitian ini
ditulis sesederhana mungkin agar dapat dijadikan acuan dalam melakukan analisa laporan
keuangan mandiri oleh BUMDes lainnya dan diharapkan mampu meningkatkan kinerja
BUMDes Podho Joyo. Selain itu dapat memberikan evaluasi ke depan bagi Desa
Sukorejo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik terhadap pengembangan program agar
semakin mempertahankan dan meningkatkan prestasinya.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi kuantitatif deskriptif dengan
menggunakan pendekatan analisis rasio keuangan yang meliputi analisis data-data angka
(Numerik) yang didapatkan dengan menggunakan metode statistik.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukorejo Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik
pada BUMDes “Podho Joyo”. Pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian ini
membutuhkan waktu selama 5 bulan dimulai dari bulan Desember 2020 sampai April
2021 mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian. Data primer dan
sekunder menjadi jenis data yang dipakai dalam penelitian ini. Data primer diperoleh
dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pihak manajemen perusahaan
serta melihat hasil laporan keuangan perusahaan berupa neraca periode tertentu dan
laporan laba rugi. Data keuangan tersebut diperoleh dari pengurus BUMDes Podho Joyo
mulai dari tahun 2019 dan 2020.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan analisis laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui serta
menganalisis kualitas kinerja perusahaan atau badan usaha terutama dalam bidang
keuangan yang berisi informasi mengenai posisi finansial perusahaan , banyak pihak
membutuhkan hasil laporan keuangan untuk berbagai kepentingan, termasuk dalam
proses pengambilan keputusan investasi atau keputusan lain yang berhubungan dengan
keuangan perusahaan (Faisal et al., 2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh pada BUMDes Podho Joyo, telah
diperoleh data kualitatif dan kuantitatif serta didikung dengan teori dan metode yang
berkaitan dengan kebutuhan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka kemudian
dilaksanakan proses analisis laporan keuangan berupa analisis rasio solvabilitas,
likuiditas, serta provitabilitas untuk menjawab rumusan masalah yang telah ditentukan.
Analisis kinerja keuangan pada BUMDes Podho Joyo yang berdasarkan pada
laporan keuangan tahun 2019 sampai tahun 2020 yaitu sebagai berikut:
Analisis Keuangan Badan Usaha Milik Desa “Podho
Joyo”
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
1.356
Tabel 1. Perbandingan rasio keuangan BUMDes Podho Joyo per unit usaha tahun 2019
dan 2020.
Rasio
Likuiditas
Keterangan
2019
2020
(+) / (-)
Keterangan
(%)
(%)
(%)
Current
Ratio
Jasa
Layanan
Umum
74,06
101,65
27,59
Meningkat
Pasar Desa
94,54
47,67
-46,87
Menurun
Perdagangan
108,72
108,53
-0,19
Menurun
Simpan
Pinjam
114,6
110,78
-3,82
Menurun
Bank
Sampah
269,9
160,71
-109,19
Menurun
Quick Ratio
Jasa
Layanan
Umum
69,37
88,72
19,35
Meningkat
Pasar Desa
94,54
47,67
-46,87
Menurun
Perdagangan
26,63
62,43
35,8
Meningkat
Simpan
Pinjam
114,6
110,78
-3,82
Menurun
Bank
Sampah
269,9
160,71
-109,19
Menurun
Rasio
Solvabilitas
DAR
Jasa
Layanan
Umum
92,61
94,83
2,22
Meningkat
Pasar Desa
71,22
79,66
8,44
Meningkat
Perdagangan
78,9
88,71
9,81
Meningkat
Simpan
Pinjam
87,09
89,95
2,86
Meningkat
Bank
Sampah
34,23
60,11
25,88
Meningkat
DER
Jasa
Layanan
Umum
1.254,78
1.837,50
582,72
Meningkat
Pasar Desa
247,52
391,72
144,2
Meningkat
Perdagangan
73,82
786,47
412,65
Meningkat
Simpan
Pinjam
674,35
895,04
220,69
Meningkat
Bank
sampah
52,06
150,7
98,64
Meningkat
Rasio
profitabilitas
ROA
Jasa
Layanan
Umum
5,14
3
-2,14
Menurun
Pasar Desa
14,88
7,28
-7,6
Menurun
Perdagangan
1,91
1,35
-0,56
Menurun
Simpan
3,71
2,46
-1,25
Menurun
Vol. 1, No. 11, pp. 1.353-1.363, November 2021
1.357 http://sostech.greenvest.co.id
Pinjam
Bank
Sampah
23,43
-0,11
-23,54
Menurun
ROE
Jasa
Layanan
Umum
68,68
53,14
-15,54
Menurun
Pasar Desa
51,73
35,82
-15,91
Menurun
Perdagangan
2,42
11,9
9,48
Meningkat
Simpan
Pinjam
28,71
24,48
-4,23
Menurun
Bank
Sampah
35,63
-0,26
-35,89
Menurun
Sumber : Rekap tabulasi data rasio unit usaha BUMDes “Podo joyo”, diolah.
Berdasarkan tabel 1, unit usaha yang memiliki nilai Current ratio terendah diantara
unit usaha lainnya pada tahun 2019 adalah unit usaha jasa layanan umum (74,06%)
sedangkan unit usaha bank sampah merupakan unit usaha yang memiliki Current ratio
tertinggi pada tahun 2019 sebesar 269,47%. Pada tahun 2020 unit usaha yang memiliki
Current ratio terendah adalah unit usaha pasar desa (47,67%) sedangkan unit usaha
dengan Current ratio tertinggi adalah unit usaha bank sampah (160,71%) penurunan
terbesar rasio ini selama periode 2019-2020 adalah pada unit usaha bank sampah (-
109,19%) sedangkan peningkatan rasio ini terjadi pada unit usaha jasa layanan umum
(27,59%).
Unit usaha yang memiliki nilai Quick Ratio terendah diantara unit usaha lainnya
pada tahun 2019 adalah unit usaha perdagangan (26,63%) sedangkan unit usaha bank
sampah merupakan unit usaha yang memiliki nilai Quick Ratio tertinggi pada tahun 2019
sebesar 269,9%. Pada tahun 2020 unit usaha yang memiliki Quick Ratio terendah adalah
unit usaha pasar desa (47,67%) sedangkan unit usaha dengan Quick Ratio tertinggi adalah
unit usaha bank sampah (160,71%). Penurunan terbesar rasio ini selama periode 2019-
2020 adalah pada unit usaha Bank sampah (-109,19%). Sedangkan peningkatan rasio ini
terjadi pada unit usaha jasa layanan umum (19,35%).
Unit usaha jasa layanan umum memiliki nilai DAR yang kurang baik dibandingkan
dengan unit usaha lainnya yaitu sebesar (92,61%) sedangkan unit usaha bank sampah
merupakan unit usaha yang memiliki nilai DAR yang cukup baik (34,23%). Pada tahun
2020 unit usaha yang memiliki DAR kurang baik adalah unit usaha jasa layanan umum
(94,83%) sedangkan unit usaha dengan nilai cukup baik adalah unit usaha bank sampah
(60,11%). Selama periode 2019-2020 unit usaha yang mengalami peningkatan nilai DAR
paling tinggi adalah unit usaha bank sampah (25,88%).
Unit usaha yang memiliki nilai DER kurang baik jika dibandingkan dengan unit
usaha lainnya adalah unit usaha jasa layanan umum (1.254,78%) sedangkan unit usaha
bank sampah merupakan unit usaha yang memiliki nilai DER cukup baik (52,06%) . pada
tahun 2020 unit usaha yang memiliki nilai DER kurang baik adalah unit usaha jasa
layanan umum (1.837,50%) dan unit usaha dengan nilai cukup baik adalah unit usaha
bank sampah (150,7%). Selama periode 2019-2020 unit usaha yang mengalami
peningkatan nilai DAR paling tinggi adalah unit usaha jasa layanan umum (582,72%).
Unit usaha yang memiliki nilai ROA terendah diantara unit usaha lainnya pada
tahun 2019 adalah unit usaha perdagangan (1,91%) sedangkan unit usaha bank sampah
merupakan unit usaha yang memiliki nilai ROA tertinggi (23,43%). Pada tahun 2020 unit
usaha yang memiliki nilai ROA terendah adalah unit usaha bank sampah (-0,11%)
sedangkan unit usaha pasar desa memiliki nilai ROA tertinggi sebesar 7,28%. Penurunan
Analisis Keuangan Badan Usaha Milik Desa “Podho
Joyo”
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
1.358
terbesar rasio ini selama periode 2019-2020 adalah pada unit usaha bank sampah (-
23,54%) dan tidak ada unit usaha yang menaglami peningkatan nilai ROA.
Unit usaha yang memiliki nilai ROE terendah diantara unit usaha lainnya pada
tahun 2019 adalah unit usaha perdagangan (2,42%) sedangkan unit usaha pasar desa
merupakan unit usaha yang memiliki nilai ROE tertinggi (51,73%). Pada tahun 2020 unit
usaha yang memiliki nilai ROE terendah adalah unit usaha bank sampah (-0,26%)
sedangkan unit usaha pasar desa memiliki nilai ROE tertinggi (35,82%). Penurunan
terbesar rasio ini selama periode 2019-2020 adalah pada unit usaha bank sampah (-
35,89%) dan tidak ada unit usaha yang menaglami peningkatan nilai ROE.
Tabel 2. Perbandingan rasio keuangan BUMDes Podho Joyo tahun 2019 dan 2020.
Keterangan
2019 (%)
2020 (%)
(+) / (-) (%)
Keterangan
Rasio Likuiditas:
Current Ratio
113,25%
108,54%
-4,71%
Menurun
Quick Ratio
107,81%
103,07%
-4,74%
Menurun
Rasio Solvabilitas:
Debt to Total Asset Ratio
86,45%
89,98%
3,53%
Meningkat
Debt to Equity Ratio
638,18%
898,15%
259,97%
Meningkat
Rasio Profitabilitas:
Return On Asset
4,02%
2,5%
-1,52%
Menurun
Return On Equity
63,97%
57,01%
-6,96%
Menurun
Sumber: Rekap tabulasi data rasio rekonsiliasi BUMDes “Podo joyo”, diolah.
Secara umum kondisi BUMDes Podho Joyo tahun 2019-2020 menunjukkan bahwa
rasio likuiditas mengalami penurunan sebesar 4,71%, rasio solvabilitas mengalami
peningkatan terbesar pada rasio DER yaitu sebesar 259,97% sedangkan untuk rasio DAR
hanya sebesar 3,53%. Rasio profitabilitas yang diukur menggunakan ROA dan ROE
semuanya menunjukan adanya penurunan dengan penurunan terbesar diperoleh dari
perhitungan rasio ROE sebesar 6,96%.
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada laporan keuangan BUMDes Podho
Joyo periode tahun 2019 sampai tahun 2020 dapat merepresentasikan hasil kinerja
keuangan BUMDes yang dihitung menggunakan rasio solvabilitas, rasio likuiditas dan
rasio profitabilitas. Hasil analisis tersebut dijelaskan sebagai berikut ini:
Secara umum, BUMDes Podho Joyo menunjukkan posisi keuangan yang kurang
baik untuk periode 2019-2020. Likuiditas yang menurun menunjukkan bahwa perusahaan
memiliki kesulitan untuk mengkonversi uang kas dalam jangka pendek untuk memenuhi
utang lancarnya. Solvabilitas yang meningkat juga menggambarkan bahwa peningkatan
jumlah utang yang ditanggung oleh BUMDes Podho Joyo. Penurunan likuiditas dan
peningkatan solvabilitas makin lama akan menggerus ekuitas dan total aset yang dimiliki
BUMDes, sehingga jika hal ini dibiarkan terus akan menurunkan kinerja keuangan yang
akhirnya akan menimbulkan kesulitan keuangan dan memberikan peluang kebangkrutan
bagi BUMDes.
Berikut ini akan ditelaah lebih dalam mengenai kinerja keuangan dari unit usaha
BUMDes, yang meliputi unit usaha jasa layanan umum, unit pasar desa, unit
perdagangan, unit simpan pinjam dan unit bank sampah.
1. Rasio Likuiditas
Berdasarkan analisis rasio lancar (current ratio) diketahui bahwa kemampuan
BUMDes Podho Joyo dalam melunasi utang lancar (current labilities) yang
didukung atau dijamin menggunakan aset lancar (current asset) yang dimiliki.
Perhitungan rasio lancar konsolidasi BUMDes, menunjukan bahwa terjadi
penurunan current ratio. Rasio lancar mengalami penurunan dikarenakan
Vol. 1, No. 11, pp. 1.353-1.363, November 2021
1.359 http://sostech.greenvest.co.id
meningkatnya kewajiban lancar perusahaan. Jika ditelusuri pada kinerja unit usaha
yang dimiliki oleh BUMDes, penurunan Current ratio ini juga terjadi pada empat
unit usaha (Pasar Desa, Perdagangan, Simpan Pinjam, Bank Sampah).
Aktivitas operasional bank sampah biasanya dilakukan dengan
mengumpulkan sampah dari warga sekitar BUMDes ataupun penyuplai sampah
lainnya. Imbalan hasil dari sampah yang diserahkan di bank sampah ini akan
dihargai dengan sejumlah uang yang nilainya sudah disepakati bersama antara pihak
pengelola sampah dan penyuplai sampah berdasarkan jenis sampah dan beratnya.
Uang yang diterima para penyuplai sampah ini kemudian dimasukkan dalam bentuk
tabungan di bank sampah. Agar pengelola bank sampah ini dapat memberikan bunga
atas tabungan sampah yang dikelolanya, maka pengelola harus menjual sampah yang
diterimanya ke pihak lain, misalnya menjual langsung ke pengepul barang bekas,
kardus, koran, plastik kemasan dan lain semacamnya atau memanfaatkan sampah
tadi untuk kerajinan tangan dan kemudian baru dijual ke pasar. Selisih harga antara
hasil penjualan sampah dengan biaya pembelian sampah dari para suplier sampah
tadi akan menjadi dana yang digunakan untuk membayar bunga dan menutup
operasional unit usaha bank sampah. Namun adanya pandemi serta kebijakan
pemerintah untuk melakukan PSBB (April-Juni 2020), dilanjutkan PSBB Transisi
(JuniSeptember 2020) dan PSBB ketat/Transisi jilid II (SeptemberOktober 2020),
dimana pengelola Bank Sampah juga harus membatasi kegiatannya padahal proses
sortir sampah sampai dengan menjual sampah ini tidak dapat dilakukan secara
daring. Akibatnya unit usaha bank sampah tidak optimal dalam kegiatan
operasionalnya. Pengelola bank sampah masih harus menanggung bunga atas
tabungan para penyuplai sampah sedangkan pengelola tidak bisa melakukan sortir
sampah ataupun pengolahan sampah lebih lanjut untuk kemudian dijual ke pengepul
sampah. Hal ini menyebabkan perputaran kas menjadi tidak lancar, padahal
perputaran kas ini sangat penting untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja
dengan kata lain mengukur ketersediaan uang kas untuk membayar utang atau
tagihan lainnya (Kasmir, 2014) dalam hal ini adalah utang bunga kepada nasabah
bank sampah. Akibatnya, hutang lancar bank sampah meningkat sedangkan aktiva
lancar (khususnya kas) unit usaha bank sampah tidak menunjukkan peningkatan
yang signifikan.
Unit usaha berikutnya yang mengalami penurunan Current ratio yang derastis
dari tahun 2019 dan 2020 adalah unit usaha pasar desa. Penurunan ini juga
disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19 yang secara langsung berdampak pada
keterbatasan operasional pasar desa berkaitan juga dengan pembatasan kegiatan
masyarakat pada pertengahan tahun 2020, disamping minat masyarakat untuk
berbelanja secara langsung di pasar desa juga mengalami penurunan dan berdampak
pada menurunnya omset penjualan sehingga unit usaha pasar desa mengalami
peningkatan utang lancar bahkan mengalami penurunan aktiva lancar.
Unit usaha berikutnya yang mengalami penurunan Current ratio dari tahun
2019 dan 2020 adalah unit usaha perdagangan. Meskipun nilainya tidak sebesar unit
usaha lain unit usaha perdagangan juga terdampak pandemik Covid-19 yang
menyebabkan minat dan kemampuan masyarakat dalam melakukan aktivitas jual
beli mengalami penurunan selain itu unit usaha perdagangan belum mampu
melayanani transaksi jual beli secara online sehingga semakin menurunkan profit
unit usaha perdagangan dan semakin meningkatkan hutang lancar namun tetatap ada
beban yang harus dibayarkan seperti gaji karyawan dan biaya tetap lainnya.
Unit usaha berikutnya yang mengalami penurunan Current ratio dari tahun
2019 dan 2020 adalah unit usaha simpan pinjam. Seperti unit usaha lainnya unit
Analisis Keuangan Badan Usaha Milik Desa “Podho
Joyo”
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
1.360
usaha simpan pinjam juga terdampak pandemik Covid-19 yang menyebabkan
berkurangnya minat dan kemampuan masyarakat dalam melakukan kegiatan
menabung, karena kondisi ini masyarakat lebih tertarik untuk melakukakn kegiatan
pinjam untuk membantu memanuhi kebutuhan hidup.
Quick ratio memperlihatkan kemampuan BUMDes dalam melunasi utang
lancar (current labilities) yang didukung atau dijamin menggunakan aset lancar
(current asset) dengan tidak melihat persediaan yang dimiliki perusahaan.
Berdasarkan hasil perhitungan Quick ratio konsolidasi BUMDes mengalami
penurunan. Hal ini berarti jumlah kas dan piutang yang dimiliki perusahaan tidak
dapat memenuhi kewajiban lancarnya. Penurunan Quick ratio ini disebabkan
meningkatnya utang lancar perusahaan. Jika ditelusuri pada kinerja unit usaha yang
dimiliki oleh BUMDes, penurunan Quick ratio juga terjadi pada tiga unit usaha
(pasar desa, simpan pinjam, bank sampah) sedangkan pada dua unit usaha (jasa
layanan umum, perdagangan) mengalami peningkatan Quick ratio. Selama periode
2019 dan 2020 unit usaha yang mengalami penurunan Quick ratio paling besar
adalah bank sampah. Penurunan ini disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19
sehingga memengaruhi kinerja unit usaha bank sampah dan meningkatkan utang
lancarnya selain itu unit usaha bank sampah juga tidak memiliki persediaan.
Unit usaha berikutnya yang mengalami penurunan Quick ratio adalah unit
usaha pasar desa, penurunan ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang
berpengaruh pada meningkatnya hutang lancar unit usaha perdagangan selain itu
tetap ada biaya yang harus dibayarkan meskipun kegiatan operasional tidak berjalan
dengan normal. Unit usaha berikutnya yang mengalmai penurunan Quick ratio
adalah unit usaha simpan pinjam. Penurunan ini juga disebabkan oleh pandemi
Covid-19, dimana anggota unit usaha simpan pinjam tampaknya menuunkan minat
untuk menyimpan dana, sedangkan yang sedang dalam posisi kreditur juga
mengalami kesulitan dalam mengembalikan pinjamannya atau meminta kompensasi
berupa perpanjangan waktu jatuh tempo atau bahkan terjadi kredit macet. Alibat
kredit macet ini, pengelola simpan pinjam juga kesulitan untuk memberikan imbal
hasil berupa bunga bagi anggotanya yang menyimpan dana di unit simpan pinjam
ini. Hal ini berdampak pada meningkatnya utang lancar, meskipun nilainya kecil jika
dibandingkan dengan kondisi unit usaha lainnya, namun unit usaha simpan pinjam
tetap mengalami penurunan dalam menyelesaikan kewajiban hutang lancarnya.
Pada tahun 2019 unit usaha perdagangan memiliki nilai kurang baik jika
dibandingkan dengan unit usaha lain yang dimiliki oleh BUMDes Podho Joyo dan
unit usaha bank sampah memiliki Quick ratio yang cukup baik di tahun 2020. Unit
perdagangan tahun 2020 nilai rasionya mengalami peningkatan hal ini
menggambarkan bahwa unit usaha Bank Sampah merupakan unit usaha yang paling
mampu untuk melunasi kewajiban lancarnya.
2. Rasio Solvabilitas
Debt to total asset ratio menunjukan perbandingan antara seluruh aset
(kekayaan) yang dimiliki dengan utang yang dimiliki BUMDes. Berdasarkan
perhitungan Debt to total asset ratio konsolidasi BUMDes memperlihatkan kenaikan
Debt to total asset ratio. Kenaikan Debt to total asset ratio dikarenakan menurunnya
total aktiva BUMDes yang bisa melunasi kewajiban berbentuk utang dagang. Hal
tersebut akan menghasilkan dampak kurang baik bagi BUMDes karena utang
perusahaan lebih besar dibandingkan jumlah asset yang miliki perusahaan. Jika
ditelusuri pada kinerja unit usaha yang dimiliki oleh BUMDes, peningkatan Debt to
total asset ratio juga terjadi pada semua unit usaha (Jasa layanan umum, pasar desa,
perdagangan, simpan pinjam, bank sampah), selama periode 2019 dan 2020 unit
Vol. 1, No. 11, pp. 1.353-1.363, November 2021
1.361 http://sostech.greenvest.co.id
usaha yang mengalami peningkatan Debt to total asset paling besar adalah unit
usaha bank sampah. Peningkatan ini disebabkan oleh kondisi pandemi Covid-19
yang menyebabkan semua unit usaha mengalami keterbatasan dalam kegiatan
operasional sehingga dapat meningkatkan utang yang dimiliki unit usaha dan tidak
diikuti oleh peningkatan total aktiva. Sehingga dapat disimpulkan bahwa apabila
nilai rasio dari suatu unit usaha semakin meningkat maka risiko yang akan
ditanggung kreditur, pemegang saham atau pemangku kepentingan lain pada unit
usaha ini juga meningkat, sehingga investor dapat meminta keuntungan semakin
tinggi dan perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan.
Debt to Equity Ratio menunjukan tingkat penggunaan modal pribadi terhadap
aktiva yang dimiliki perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan konsolidasi terjadi
peningkatan Debt to Equity Ratio pada periode tahun 2019 dan 2020. Penyebab
meningkatnya Debt to Equity Ratio ini karena terjadi utang yang meningkat serta
tidak diikuti oleh peningkatan modal sendiri. Jika ditelusuri pada kinerja unit usaha
yang dimiliki BUMDes, peningkatan Debt to Equity Ratio ini juga terjadi pada
semua unit usaha yang dimiliki BUMDes (Jasa layanan umum, Pasar desa,
perdagangan, simpan pinjam, Bank Sampah), selama periode 2019 dan 2020 unit
usaha yang mengalami peningkatan Debt to Equity Ratio paling besar adalah unit
usaha jasa layanan umum. Peningkatan ini juga disebabkan kondisi pandemi Covid-
19 yang berpengaruh terhadap penggunaan modal sendiri terhadap aktiva sehingga
meningkatkan pembiayaan jumlah utang untuk aset atau dengan kata lain struktur
modal perusahaan kurang baik.
3. Rasio Profitabilitas
Efisiensi penggunaan modal bisnis yang dilakukan oleh BUMDes dapat
diukur menggunakan rasio ini, selain itu rasio profitabilitas juga dapat melihat
kemampuan modal perusahaan dalam memperoleh laba. Return on asset ratio
(ROA) berfungsi untuk mengukur seberapa besar kemampuan BUMDes dalam
efektivitas kegiatan opersional untuk menghasilkan laba. Berdasarkan perhitungan
return on asset (ROA) konsolidasi BUMDes terlihat bahwa terjadi penurunan pada
nilai return on asset (ROA) dari periode tahun 2019 hingga tahun 2020. Penyebab
menurunya return on asset (ROA) ini karena minimnya profit yang ditahan untuk
menambah persediaan barang dagang yang dapat memengaruhi laba yang diperoleh
oleh perusahaan. Jika ditelusuri pada kinerja unit usaha BUMDes, penurunan return
on asset (ROA) ini juga terjadi pada semua unit usaha yang dimiliki BUMDes (jasa
layanan umum, pasar desa, perdagangan, simpan pinjam, bank sampah), selama
periode 2019 dan 2020, unit usaha yang mengalami penurunan return on asset
(ROA) paling besar adalah unit usaha bank sampah. Penurunan ini juga disebabkan
oleh kondisi pandemi Covid-19 yang membatasi kegiatan operasional semua unit
usaha yang dimiliki BUMDes Podho Joyo sehingga menurunkan pendapatan yang
diperoleh.
Pengukuran kinerja BUMDes dalam mendapatkan laba sesuai dengan kategori
saham tertentu dapat menggunakan perhitungan Return On Equity (ROE) . Dari hasil
perhitungan return on equity ratio (ROE) konsolidasi BUMDes memperlihatkan
mengalami penurunan return on equity ratio (ROE) dari tahun 2019 dan 2020.
Kondisi pandemi Covid-19 menjadi penyebab turunya return on equity ratio (ROE)
sehingga berdampak pada turunya pendapatan unit usaha serta berpengaruh pada
laba bersih yang didapatkan oleh BUMDes. Jika ditelusuri dalam kinerja unit usaha
yang yang dimiliki oleh BUMDes, penurunan Rasio Return On Equity (ROE) ini
juga terjadi pada empat unit usaha (jasa layanan umum, pasar desa, simpan pinjam,
bank sampah), sedangkan pada unit usaha perdagangan mengalami peningkatan
Analisis Keuangan Badan Usaha Milik Desa “Podho
Joyo”
Dwi Putri Rahayu
1
dan R.A.Sista Paramita
2
1.362
Return On Equity (ROE) selama periode 2019 dan 2020. Unit usaha yang
mengalami penurunan Return On Equity (ROE) paling besar adalah unit usaha bank
sampah. Hal ini dapat terjadi karena unit usaha bank sampah pada tahun 2020
mengalami defisit laba rugi sebesar Rp. 23.000,04 selain berdampak pada ROA, hal
ini juga terdapat di perhitungan ROE unit usaha bank sampah.
KESIMPULAN
Analisis rasio keuangan yang dilakukan dari laporan keuangan BUMDes Podho
Joyo yang meliputi laba rugi dan laporan neraca periode tahun 2019 sampai dengan tahun
2020 ditemukan hasil analisis yang dapat disimpulkan yaitu kinerja keuangan BUMDes
Podho Joyo pada tahun 2019 sampai dengan tahun 2020 mengalami fluktuasi yaitu
kondisi dimana terjadi kenaikan dan penurunan aktivitas perekonomian pada suatu
perusahaan. Hampir keseluruhan unit usaha mengalami kenaikan dan penurunan
keuangan pada tahun tersebut. Kondisi tersebut dapat terjadi karena adanya pandemi
Covid-19 yang terjadi pada tahun 2020, kondisi tersebut membatasi kegiatan operasional
unit usaha yang dimiliki BUMDes Podho Joyo sehingga secara langsung berdampak pada
kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat ditinjau dari perhitungan rasio likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.
Rasio likuiditas secara umum pada BUMDes Podho Joyo pada tahun 2019 sampai
tahun 2020 mengalami penurunan yang mencerminkan semakin rendah kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutang hutangnya. Unit usaha yang mengalami penurunan
current ratio diantaranya adalah unit usah pasar desa, perdagangan, simpan pinjam, dan
bank sampah, sedangkan unit usaha yang mengalami peningkatan current ratio adalah
unit usaha jasa layanan umum. Unit usaha yang mengalami penurunan quick ratio
diantaranya adalah unit usaha pasar desa, simpan pinjam dan bank sampah, sedangkan
unit usaha yang mengalami peningkatan adalah unit usaha jasa layanan umum dan unit
usaha perdagangan.
Rasio solvabilitas BUMDes Podho Joyo pada tahun 2019 sampai tahun 2020
mengalami peningkatan begitu juga yang dialami oleh seluruh unit usaha milik BUMDes
Podho Joyo, baik dari debt to total asset ratio dan debt to equity ratio. Hal ini berarti
bahwa utang yang ditanggung semakin besar dan dapat menimbulkan risiko bagi
BUMDes. Meningkatnya utang terjadi karena kondisi unit usaha mengalami penurunan
profit yang disebabkan tidak optimalnya kegiatan operasional unit usaha sehingga
berdampak pada menurunnya kas, selain itu ada biaya yang tetap harus dibayarkan oleh
unit usaha dan berdampak pada menurunnya aset dan ekuitas usaha. Rasio profitabilitas
pada tahun 2019 sampai tahun 2020 mengalami penurunan baik dari return on asset
maupun return on equity, hal ini terjadi karena hampir sebagian besar unit usaha
mengalami penurunan pendapatan terutama unit usaha perdagangan dan Bank Sampah.
Hal ini berpengaruh terhadap kas unit usaha sehingga dapat menguras aset dan ekuitas
kemudian berpengaruh terhadap likuiditas dan profitabilitas unit usaha yang dimiliki
BUMDes Podho Joyo.
BIBLIOGRAFI
Abdurahman, A. (2018). Optimalisasi Musyawarah Desa Linggawangi Kabupaten
Tasikmalaya Dalam Perencanaan Pembangunan Desa yang Berkelanjutan. Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(3), 236239.
Abidin, M. Z. (2015). Tinjauan atas pelaksanaan keuangan desa dalam mendukung
kebijakan dana desa. Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, 6(1), 6176.
Akbar, G. G., Hermawan, Y., & Karlina, A. L. (2019). Analisis Perencanaan
Vol. 1, No. 11, pp. 1.353-1.363, November 2021
1.363 http://sostech.greenvest.co.id
Pembangunan Desa Di Desa Sukamaju Kecamatan Cilawu Kabupaten Garut. Jurnal
Pembangunan Dan Kebijakan Publik, 10(2), 18.
Az-zahra, S. (2018). Fungsi Home Industry dalam meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat desa: Studi deskriptif di Desa Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing
Kabupaten Ciamis. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
Faisal, A., Samben, R., & Pattisahusiwa, S. (2018). Analisis kinerja keuangan. Kinerja,
14(1), 6. https://doi.org/10.29264/jkin.v14i1.2444
Farida, U. (2013). Pengaruh aksesibilitas terhadap karakteristik sosial ekonomi
masyarakat pedesaan Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal. Jurnal Wilayah Dan
Lingkungan, 1(1), 4966.
Jundi, M. Al, & Poerwono, D. (2014). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan Provinsi-provinsi di Indonesia. Fakultas Ekonomika dan Bisnis.
Kaskoyo, H., Febryano, I. G., & Banuwa, I. S. (2019). Pengelolaan Hutan Rakyat di
Kabupaten Tulang Bawang Barat (Private Forest Management in Tulang Bawang
Barat). Jurnal Sylva Lestari, 7(1), 4251.
Kasmir. (2014). Analisis Keuangan. PT. RajaGrafindo Persada.
Laili, I. (2016). Manajemen sumber daya manusia. Universitas Medan Area.
Murdiansyah, I. (2014). Evaluasi program pengentasan kemiskinan berbasis
pemberdayaan masyarakat: Studi kasus pada program Gerdu-Taskin di Kabupaten
Malang. Wiga: Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi, 4(1), 7192.
Putra, A. S. (2015). Badan Usaha Milik Desa: Spirit Usaha Kolektif Desa. In
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik
Indonesia.
Siagian, V., Rahmadana, M. F., Basmar, E., Purba, P. B., Nainggolan, L. E., Nugraha, N.
A., Siregar, R. T., Lifchatullaillah, E., Marit, E. L., & Simarmata, H. M. P. (2020).
Ekonomi dan Bisnis Indonesia. Yayasan Kita Menulis.
Sugiyono, D. (2013). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan
R&D. Alfabeta.
Syairozi, M., Rosyad, S., & Pambudy, A. P. (2019). Pemberdayaan Masyarakat Sebagai
Pengguna Kosmetik Alami Beribu Khasiat Hasil Produk Tani Untuk Meminimalkan
Pengeluaran Masyarakat Desa Wonorejo Kecamatan Glagah KAB. LAMONGAN.
Empowering: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3, 8898.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License