Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 11, November 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Dani Usmar. (2021). Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub Industri Farmasi. Jurnal Sosial dan
Teknologi (SOSTECH), 1(11): 1.341-1.352
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
TRANSFORMASI PPKM TERHADAP ABNORMAL RETURN SUB INDUSTRI
FARMASI
Dani Usmar
Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Galuh Ciamis, Indonesia
Abstrak
Latar belakang: Isu global baik langsung maupun tidak langsung akan memengaruhi isu
nasional.
Tujuan penelitian: Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan abnormal return
menggunakan hasil perhitungan Average Abnormal Return (AAR) pada saat pengumuman
Transformasi PPKM dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa
Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 tanggal 21
Juli 2021.
Metode penelitian: Pendekatan penelitian ini menggunakan metode Event Study yang mengukur
tingkat abnormal return. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa indeks saham
gabungan dan data perdagangan saham harian. Pemilihan dan penetapan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling. Jumlah anggota sampel yang ditetapkan terdiri dari 13 (tiga
belas) emiten sub industri farmasi.
Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perbedaan average abnormal return
yang signifikan sebelum dan setelah tanggal peristiwa.
Kesimpulan: Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam periode penelitian (event) terjadi
abnormal return untuk emiten anggota sub industri farmasi pada Bursa Efek Indonesia yaitu pada
Tmin8, Tnol, Tplus1 dan Tplus6 dengan nilai uji di bawah tingkat signifikansi 0,05. Artinnya,
kejadian pengumuman transformasi PPKM dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM)
level 3 dan 4 tanggal 21 Juli 2021 telah memicu terdapatnya abnormal return yang signifikan
bagi emiten anggota sub industri farmasi pada Bursa Efek Indonesia dalam periode event.
Terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan bagi perusahaan sub industri
farmasi, pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pengumuman transformasi PPKM tanggal
21 Juli 2021.
Kata kunci: Pengembalian Tidak Normal, Pengembalian Tidak Normal Rata-Rata,
Pengembalian Tidak Normal Rata-rata Kumulatif
Abstract
Background: Global issues either directly or indirectly will affect national issues.
Purpose of the research: The purpose of this study is to find out the difference in abnormal
return using the results of average abnormal return (AAR) calculations at the time of the
announcement of ppkm transformation from the enactment of restrictions on community activities
(PPKM) emergency java Bali to the enactment of restrictions on community activities (PPKM)
level 3 and 4 on July 21, 2021.
Research method: This research approach uses the Event Study method that measures abnormal
returns. The study used secondary data in the form of composite stock indices and daily stock
trading data. The selection and determination of samples is done by purposive sampling method.
The specified sample members consists of 13 (thirteen) issuers of the pharmaceutical sub-
industry.
Results: The results of this study showed a significant difference in average abnormal return
between and after the date of the event.
Conclusion: This research can be concluded that in the period of research (event) there was an
abnormal return for issuers of members of the pharmaceutical sub-industry on the Indonesia
Stock Exchange, namely on Tmin8, Tnol, Tplus1 and Tplus6 with test values below the
significance level of 0.05. Artinnya, the event of the announcement of the transformation of
PPKM from the Enactment of Restrictions on Community Activities (PPKM) emergency Java
Bali to the enactment of Restrictions on Community Activities (PPKM) level 3 and 4 on July 21,
Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub
Industri Farmasi
Dani Usmar
1.342
2021 has triggered a significant abnormal return for the issuers of members of the
pharmaceutical sub-industry on the Indonesia Stock Exchange in the event period. There was a
significant difference in average abnormal returns for pharmaceutical sub-industry companies,
in the time before and after the announcement of the ppkm transformation announcement on July
21, 2021.
Keywords: Abnormal Returns, Average Abnormal Returns, Cumulative Average Abnormal
Returns
Diterima: 29-10-2021; Direvisi: 2-11-2021; Disetujui: 14-11-2021
PENDAHULUAN
Ketidakpastian berakhirnya pandemi ini telah memicu pelemahan daya beli dan
harga komoditas serta investasi global maupun nasional (Firdaus et al., 2020). Pemerintah
Indonesia telah melakukan manajemen percepatan dan penanganan pandemi dengan
berbagai upaya (Hadi, 2020) termasuk diantaranya adalah pembatasan mobilitas manusia
dengan beberapa pergantian nama (Suryosumunar, 2021) dan cara mulai Pembatasan
Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) (Ilyas, 2021).
Pandemi telah menjadikan sebagian besar masyarakat menata ulang keuangannya
dan sudah memikirkan skema terburuk sebagai antisipasinya (Siswanti et al., 2020), tidak
sedikit dari masyarakat yang menunda belanja konsumtifnya (Hanuning, 2011) dan
mengalihkannya kepada investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Karina, 2018).
Investasi tidak dapat dipisahkan dari tujuan utama para investor melakukan
investasi yaitu return investasi. Tujuan para investor pada umumnya adalah adanya
peningkatan kesejahteraan moneter yang optimal dengan tingkat risiko yang minimal bagi
mereka (Satiti, 2013) . Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva
yang dimiliki (Karnawiredja et al., 2013) dan biasanya berjangka waktu lama dengan
harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang (Pramono et al.,
2013). Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi dari
hasil kebijakan investasi yang dilakukannya (Irham, 2014).
Berdasarkan konteks manajemen investasi, return dapat dibedakan menjadi
expected return (return harapan) dan realized return (return aktual atau yang terjadi).
Return harapan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang.
Sedangkan return aktual merupakan tingkat return yang telah diperoleh pada masa lalu.
Ketika investor menginvestasikan dananya, adakalanya terjadi perbedaan antara return
yang diharapkan dengan return aktual. Perbedaan inilah yang merupakan risiko yang
harus dipertimbangkan oleh investor.
Pandemi Covid-19 telah mengakibatkan peningkatan permintaan produk farmasi
yang berkaitan dengan penanganan pandemi. Namun disisi lain pandemi Covid-19 juga
telah mengakibatkan penurunan permintaan produk farmasi yang tidak memiliki relevansi
dengan penanganan pandemi. Dengan kata lain sub sektor industri farmasi dimasa
pandemi ini menghadapi kondisi moderate raised.
Pengumuman keputusan pemerintah pada tanggal 21 Juli 2021 (Kontan.co.id
Jakarta, 21/7/2021), terkait perubahan istilah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat untuk Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat level 3 dan 4, dan seterusnya dalam penelitian ini akan disebut
transformasi PPKM. Perubahan ini merupakan suatu upaya pengelolaan Covid-19 agar
lebih terkelola sehingga terjadi penurunan kasus yang singnifikan, namun disisi lain
transformasi PPKM tersebut terindikasi memiliki imbas pada penurunan pertumbuhan
ekonomi nasional.
Vol. 1, No. 11, pp. 1.341-1.352, November 2021
1.343 http://sostech.greenvest.co.id
Kondisi moderate raised menjadi informasi tren yang akan diperhatian para pelaku
pasar dan hal ini terindikasi akan memicu prilaku emosional bagi pelaku pasar irasional.
Selain itu kondisi moderate raised terindikasikan menyebabkan pengembalian abnormal,
karena kondisi moderate raised tersebut akan memicu turunnya minat investor terhadap
saham farmasi terutama yang tidak memiliki relevansi dengan penanganan pandemi
sehingga akan merubah jumlah saham yang diperdagangkan. Teori pensinyalan
(signalling theory) merupakan teori yang digunakan untuk memahami suatu tindakan
oleh pihak manajemen dalam menyampaikan informasi kepada investor yang pada
akhirnya dapat mengubah keputusan investor dalam melihat kondisi perusahaan
(Suganda, 2018).
Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual
return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Abnormal return
atau excess return ini merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi
terhadap return normal.
Telah terdapat tema penelitian terdahulu bertemakan dampak pandemic Covid-19
terhadap return saham, (Tahir & Batool, 2020); (Al-Awadhi et al., 2020); (Lahmiri &
Bekiros, 2020), namun menurut penulis ketidakpastian berakhirnya masa pandemi
menjadikan topik penelitian tentang dampak Covid-19 masih menarik untuk diteliti.
Penelitian ini menguji ada tidaknya abnormal return saham sub industri farmasi
akibat transformasi PPKM dan apakah terdapat perbedaan yang nyata pada abnormal
return saham sub industri farmasi sebelum dan sesudah transformasi PPKM. Informasi
dalam dunia pasar modal merupakan salah satu sumber penentu (signal) bagi para pelaku
pasar dalam membuat keputusan investasinya. Teori sinyal (signaling theory)
menjelaskan bahwa pihak pengirim (pemilik informasi) memberikan suatu isyarat atau
sinyal berupa informasi yang mencerminkan kondisi suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi pihak penerima (investor). Informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan dan
diterima oleh investor, akan diinterpretasikan dan dianalisis terlebih dahulu apakah
informasi tersebut dianggap sebagai sinyal positif (berita baik) atau sinyal negatif (berita
buruk).
Informasi baru yang masuk ke pasar akan dipertimbangkan oleh pelaku pasar
berkaitan dengan relevansinya dengan kebutuhan mereka terkait informasi tersebut. Jika
informasi tersebut relevan dengan kebutuhan mereka maka informasi tersebut akan
menjadi indikator pertimbangan mereka dalam membuat keputusan. Bagaimana suatu
pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru
merupakan hal yang penting. Jika pasar berekasi dengan cepat dan akurat untuk mencapai
harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka
kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Hipotesis pasar efisien adalah pada
pasar efisien harga sekuritas terevaluasi dengan cepat dengan informasi penting yang
berkaitan dengan sekuritas tersebut.
Kegiatan investasi mempertemukan return dengan risiko bisnis. Risiko bisnis
adalah suatu keadaan tidak pasti yang terjadi selama kegiatan bisnis perusahaan. Return
merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Abnormal return atau excess return
merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal.
Return normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh investor).
Return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return yang sesungguhnya
yang terjadi dengan return ekspektasian. Jadi dapat disimpulkan bahwa abnormal return
adalah selisih lebih return aktual dari return harapan investor.
Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event
study merupakan suatu studi tentang pergerakan return saham yang terjadi sekitar
Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub
Industri Farmasi
Dani Usmar
1.344
peristiwa sistematis tertentu terutama pengumuman peristiwa yang diduga memberikan
informasi baru tentang suatu perusahaan.
Abnormal Return atau return tak normal adalah event study yang memengaruhi
suatu kegiaatan sekitar pengumuman dari suatu event tersebut. Keuntungan yang tidak
normal seperti hari-hari biasanya yakni kelebihan dari return sesuangguhnya.
Gambar 1. Paradigma Penelitian.
H1: Tejadi abnormal return saham sub industri farmasi pada saat transformasi PPKM
H2: Terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return saham sub industri
farmasi sebelum dan sesudah transformasi PPKM.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini menggunakan metode event study yang mengukur tingkat
abnormal return pada waktu awal pengumuman perubahan (tranformasi) Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 tanggal 21 Juli 2021.
Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa indek saham gabungan dan data
perdagangan saham harian. Pemilihan dan Penetapan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling dengan kriteria bahwa anggota sampel merupakan emiten sub
industri farmasi yang sudah IPO sebelum tanggal 4 Februari 2021. Jumlah anggota
sampel yang ditetapkan terdiri dari 13 (tiga belas) emiten sub industri farmasi. Adapun
alasan pemilihan objek penelitian karena pandemi Covid-19 terindikasi telah memicu
kondisi moderate raised sub industri farmasi.
Data penelitian ini di ambil langsung pada website resmi www.idx.co.id dan
melalui galeri Bursa Efek Indonesia untuk periode 10 hari sebelum dan 10 sesudah
pegumuman perubahan (tranformasi) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) level 3 dan 4, dengan estimasi periode 100 hari sebelum pengumuman
penetapan.
100 hari periode estimasi
-10
+10
Selain penggunaan estimasi event study sebagai alat untuk menguji terdapat atau
tidaknya Abnormal Return, dilakukan juga uji beda t paired test dengan tujuan
membandingkan apakah terdapat perbedaan yang nyata Abnormal Return sebelum dan
sesudah pegumuman perubahan (Tranformasi) Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 tanggal 21 Juli 2021.
Capital gain adalah selisih dari harga investasi sekarang dengan harga periode lalu.
Tingkat actual return dari suatu saham dapat dihitung dengan menggunakan rumus
berikut:
TRANSFORMASI PPKM
ABNORMAL RETURN
Vol. 1, No. 11, pp. 1.341-1.352, November 2021
1.345 http://sostech.greenvest.co.id
Capital Gain/Loss =

-

-
1

1
dengan:

= harga saham i selama periode t;

1 = harga saham i selama periode t-1(hari sebelumnya
pengembalian pasar menggunakan)
 = 

1

1
dengan:

= IHSG selama periode t;

1 = IHSG selama periode t-
Expected Return, tingkat pengembalian yang diharapkan dihitung dari rata-rata
return realisasi saham dibagi dengan jumlah periode pengamatan. Menghitung Expected
Return dengan Market Model sebagai berikut:
R
it
= α
i
i
R
mt
+e
i
dengan:
R
it
= return saham i pada periode t
R
mt
=
return IHSG pada periode t
α
i
= bagian return saham i yang tidak dipengaruhi kinerja pasar
β
i
= sensitivitas return saham i atas pergerakan pasar (disebut juga sebagai beta
saham i)
e
i
= kesalahan residual.
Abnormal Return merupakan selisih (positif atau negatif) dari return aktual di
seputar pengumuman. Abnormal return dapat dihitung dengan cara menghilangkan
pengaruh pasar terhadap return harian sekuritas dengan formulasi adalah:
 =  − [] atau ARit=Rit-Rmt
Keterangan:
 = abnormal return saham i selama periode t;
 = tingkat pengembalian aktual dari saham i selama periode t;
[] = tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham i selama periode t
 = return pasar (market) selama periode t
Average Abnormal Return, alasan penggunaan Average Abnormal Return (AAR
t
)
karena penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perubahan Abnormal Return saham
antara sebelum dengan sesudah peristiwa (event) adapun formulasi Average Abnormal
Return (AAR
t
) yang dipergunakan adalah sebagai berikut:



RRTN= Rata-rata return tidak normal (Average Abnormal Return)
RTN
it
= Return Tidak Normal (abnormal return) untuk sekuritas ke i pada
periode t
K jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
Akumulasi rata-rata return tidak normal (ARRTN) Cumulative Average Abnormal
Return (CAAR) merupakan penjumlahan return taknormal hari sebelumnya di dalam
periode peristiwa untuk masing-masing sekuritas sebagai berikut:
Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub
Industri Farmasi
Dani Usmar
1.346



ARRTN
t
= Akumulasi rata-rata return tidak normal (CAAR) pada hari ke-t
RRTN
it
= Akumulasi return tidak normal sekuritas ke-I pada hari ke-t
k = Jumlah sekuritas yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa.
Uji beda (paired sample t-test) merupakan salah satu metode pengujian yang
digunakan untuk mengkaji keefektifan perlakuan, ditandai adanya perbedaan rata-rata
sebelum dan rata-rata sesudah diberikan perlakuan serta dapat dijelaskan dengan formula
berikut.

 




dan

 




HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada 13 (tiga belas) emiten anggota sub industri farmasi
pada Bursa Efek Indonesia, artinya dari seluruh anggota sub industri farmasi pada Bursa
Efek Indonesia hanya emiten berkode saham BMHS yang tidak ditetapkan sebagai
anggota sampel hal ini karena emiten tersebut baru IPO setelah periode estimasi
penelitian.
B. Diskripsi Variabel
Statistik deskriptif dalam penelitian ini dipergunakan untuk menguji Average
Abnormal Return (AAR) dan Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada saat
pengumuman transformasi PPKM dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) level 3 dan 4 tanggal 21 Juli 2021.
C. Analisis Average Abnormal Return
Abnormal return dalam penelitian ini dihitung dengan menghilangkan pengaruh
pasar terhadap return harian sekuritas, dengan return pasar didasarkan kepada market
model. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan abnormal return
menggunakan hasil perhitungan Average Abnormal Return (AAR) pada saat
pengumuman transformasi PPKM dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat
(PPKM) level 3 dan 4 tanggal 21 Juli 2021. Hasil pengamatan Average Abnormal Return
selama periode penelitian adalah sebagaimana tercantum pada gambar 2 di bawah ini:
Vol. 1, No. 11, pp. 1.341-1.352, November 2021
1.347 http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 2. Grafik average abnormal return dalam 21 hari pengamatan.
Berdasarkan gambar 1, dapat dideskripsikan bahwa setelah tanggal pengumuman
transformasi PPKM tanggal 21 Juli 2021 dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4, rata-rata abnormal return dari sampel penelitian lebih
rendah bila dibandingkan sebelum hari pengumuman. Nilai rata-rata abnormal return
saham setelah tanggal pengumuman transformasi PPKM tanggal 21 Juli 2021
pergerakannya cenderung bernilai negatif. Selama rentang penelitian pergerakan average
abnormal return mulai terlihat responnya sejak satu hari sebelum tanggal peristiwa, hal
ini mengidikasikan bahwa satu hari sebelum tanggal peritiwa telah terjadi kebocoran
informasi sehingga pasar melakukan responnya dan tepat pada tanggal peristiwa
pengumuman transformasi PPKM, average abnormal return mencapai poin terendah.
Kondisi ketidakpastian kapan pandemi Covid-19 akan berakhir telah menyebabkan para
pelaku pasar untuk lebih berprilaku rasional serta hati-hati dan cenderung lebih memilih
untuk menunggu dan menata ulang pengunaan aset yang dimilikinya.
Jika ingin mengetahui kecenderungan dampak dan pergerakan return saham dari
peristiwa pengumuman transformasi PPKM, digunakan informasi pengolahan data
Cumulative Average Abnormal Return (CAAR) pada gambar 3.
Gambar 3. Grafik Cumulative Average Abnormal Return dalam 21 Hari
Pengamatan.
-0.03
-0.02
-0.01
0
0.01
0.02
0.03
t-10
t-8
t-6
t-4
t-2
t-0
T+2
t+4
t+6
t+8
t+10
AAR
AAR
-0.1
-0.05
0
0.05
0.1
t-10
t-8
t-6
t-4
t-2
t-0
T+2
t+4
t+6
t+8
t+10
CAAR
CAAR
Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub
Industri Farmasi
Dani Usmar
1.348
Berdasarkan gambar 2 di atas dapat dideskripsikan bahwa setelah pengumuman
transformasi PPKM tanggal 21 Juli 2021 dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4, pergerakan cumulative average abnormal return dari
sampel penelitian, trend pergerakannya konsisten menurun dan benilai negatif. Artinya
secara akumulatif dalam periode event window, pasar bereaksi negatif terhadap informasi
pengumuman transformasi PPKM tanggal 21 Juli 2021 tersebut.
Informasi transformasi PPKM tanggal 21 Juli 2021 dari Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan Pembatasan
Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 secara akumulatif memiliki pengaruh
terhadap harga saham, namun respon pasar lebih bersifat negatif dan menanggapi bahwa
informasi transformasi PPKM tersebut merupakan sinyal negatif yang kurang
memberikan harapan yang menguntungkan bagi para pelaku pasar dan investor pada sub
industri farmasi Bursa Efek Indonesia.
D. Hasil Uji Normalitas
Pengujian normalitas untuk penelitian ini menggunakan Shapiro-Wilk. Berikut
merupakan hasil uji normalitas untuk abnormal return.
Tabel 1. Hasil Uji Normalitas Shapiro-Wilk.
Sig.
Keterangan
Sig.
Keterangan
Tmin10
0.0023718
Tidak Normal
Tplus1
0.0107037
Tidak Normal
Tmin9
0.0000611
Tidak Normal
Tplus2
0.0445241
Tidak Normal
Tmin8
0.6323990
Normal
Tplus3
0.0721400
Normal
Tmin7
0.0005947
Tidak Normal
Tplus4
0.6769618
Normal
Tmin6
0.0791996
Normal
Tplus5
0.1202940
Normal
Tmin5
0.1481411
Normal
Tplus6
0.0563683
Normal
Tmin4
0.5781654
Normal
Tplus7
0.5740204
Normal
Tmin3
0.8899593
Normal
Tplus8
0.8837585
Normal
Tmin2
0.6623483
Normal
Tplus9
0.2182857
Normal
Tmin1
0.3649135
Normal
Tplus10
0.0094460
Tidak Normal
Tnol
0.0555834
Normal
AAR_Sblm
0.0032891
Tidak Normal
AAR_Stlh
0.0311734
Tidak Normal
Berdasarkan tabel 1 di atas dan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dapat
dideskripsikan bahwa hasil uji one sample shapiro-wilk test menunjukkan ada variasi
hasil distribusi data untuk periode Tmin (10,9,7) dan Tplus (1,2,10) serta average
abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah memiliki nilai probabilitas di bawah 0,05,
yang memiliki makna bahwa data t min (10,9,7) dan Tplus (1,2,10) serta AAR sebelum
dan sesudah tanggal peristiwa berdistribusi tidak normal, dan untuk periode di luar itu
(Tmin 8, Tmin 6, sampai pada Tnol) serta Tplus 3, sampai dengan Tplus 9 tidak terjadi
Asymptotic Significance, artinya untuk periode t min (10,9,7) dan Tplus (1,2,10) serta
Average Abnormal Return (AAR) sebelum dan sesudah menunjukkan bahwa data
berdistribusi tidak normal, sementara di luar periode tersebut (Tmin 8, Tmin 6, sampai
pada Tnol) serta Tplus 3, sampai dengan Tplus 9 data penelitian berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil uji distribusi data tersebut maka ditentukan alat uji hipotesis
yang berbeda untuk setiap data didasarkan kepada hasil distribusi datanya, yaitu One-
Sample t-Test untuk setiap data yang berdistribusi normal dan One-Sample Wilcoxon
Signed Rank-Test untuk setiap data yang berdistribusi tidak normal.
Vol. 1, No. 11, pp. 1.341-1.352, November 2021
1.349 http://sostech.greenvest.co.id
E. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan didasarkan kepada klasifikasi distribusi data yang
diolah, hasil uji distribusi data terdapat data yang berdistribusi normal dan juga data yang
berdistribusi tidak normal. Atas dasar hal tersebut maka uji hipotesis yang dilakukan
memakai dua jenis uji hipotesis yaitu One-Sample t-Test dan One-Sample Wilcoxon
Signed Rank-Test, adapun hasil uji hipotesis tercantum sebagaimana pada tabel 2 berikut
ini
Tabel 2. Hasil Uji Hipotesis 1.
Periode
Nilai sig.
Simpulan
Interpretasi
Tmin10
0.861
tidak significant
tolak H1
Tmin9
0.650
tidak significant
tolak H1
Tmin8
0.004
significant
terima H1
Tmin7
0.650
tidak significant
tolak H1
Tmin6
0.132
tidak significant
tolak H1
Tmin5
0.057
tidak significant
tolak H1
Tmin4
0.307
tidak significant
tolak H1
Tmin3
0.128
tidak significant
tolak H1
Tmin2
0.074
tidak significant
tolak H1
Tmin1
0.237
tidak significant
tolak H1
Tnol
0.010
significant
terima H1
Tplus1
0.002
significant
terima H1
Tplus2
0.600
tidak significant
tolak H1
Tplus3
0.115
tidak significant
tolak H1
Tplus4
0.546
tidak significant
tolak H1
Tplus5
0.213
tidak significant
tolak H1
Tplus6
0.025
significant
terima H1
Tplus7
0.087
tidak significant
tolak H1
Tplus8
0.916
tidak significant
tolak H1
Tplus9
0.071
tidak significant
tolak H1
Tplus10
0.279
tidak significant
tolak H1
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diinterpretasikan bahwa secara umum hasil uji
hipotesis dalam periode penelitian memiliki nilai uji di atas tingkat signifikansi 0,05 dan
hanya pada periode Tmin8, tnol, Tplus1 dan Tplus6 saja yang memiliki nilai uji di bawah
tingkat signifikansi 0,05, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa hanya pada periode
Tmin8, tnol, Tplus1 dan Tplus6 saja hipotesis pertama dalam penelitian ini dapat diterima
sedangkan pada periode lain selain periode tersebut hipotesis harus ditolak. Artinya bagi
perusahaan sub industri farmasi, hanya pada periode Tmin8, tnol, Tplus1 dan Tplus6 saja
terdapat abnormal return yang signifikan akibat adanya pengumuman transformasi
PPKM tanggal 21 Juli 2021.
Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub
Industri Farmasi
Dani Usmar
1.350
Tabel 3. Hasil Wilcoxon Signed Rank Test.
Tabel 3 di atas menunjukkan hasil uji beda dengan Wilcoxon signed rank test.
Terlihat bahwa sebanyak 11 perusahaan mengalami penurunan nilai average abnormal
return (AAR). Rata-rata mengalami penurunan sebesar 7,45 dengan jumlah rata-rata
sebesar 82,00. Sedangkan 2 perusahaan lainnya mengalami peningkatan nilai average
abnormal return (AAR). Rata-rata mengalami kenaikan sebesar 4,50 dengan jumlah rata-
rata sebesar 9,00. Ties adalah kesamaan nilai sebelum dan sesudah pengumuman. Nilai
ties dalam tabel tersebut adalah Nol, ini berarti bahwa tidak ada nilai yang sama antara
average abnormal return (AAR) sebelum dan sesudah pengumuman Transformasi
PPKM dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali
menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 tanggal
21 Juli 2021.
Jika ingin mengetahui dan menjawab apakah terdapat penerimaan atau penolakan
terhadap hipotesis kedua, dan didasarkan kepada data Average Abnormal Return (AAR)
yang berdistribusi tidak normal maka dilakukan uji beda dua sampel berpasangan dengan
Wilcoxon Signed Ranks Test sebagaimana tercantum dalam tabel 3 di bawah ini.
Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis 2.
Wilcoxon Signed Ranks Test
Asymp. Sig. (2-tailed)
AARsesudah - AARsebelum
0.011
Z
-2.551b
Berdasarkan tabel 4. di atas dapat diketahui hasil uji Wilcoxon Signed Ranks Test di
bawah tingkat signifikansi 0.05, hal ini diinterpretasikan bahwa hipotesis ke-2 diterima,
artinya terdapat perbedaan average abnormal return yang signifikan bagi perusahaan sub
industri farmasi, pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pengumuman transformasi
PPKM tanggal 21 Juli 2021. Artinya bahwa informasi transformasi PPKM tanggal 21 Juli
2021 telah memberikan signal dan mendapat respon dari pelaku pasar sehingga
menghasilkan perbedaan yang signifikan pada Average Abnormal Return (AAR).
Umumnya perilaku dan sensitifitas para pelaku pasar atau investor akan memengaruhi
karakteristik pasar modal itu sendiri. Umumnya investor berperilaku berdasarkan sifat
informasi yang diterima apakah positif ataukah negatif. Informasi tersebut dapat datang
dari dalam pasar, seperti informasi dari perusahaan atau regulator pasar, maupun dari luar
pasar, seperti informasi tentang pengumuman transformasi PPKM dari Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali menjadi Pemberlakuan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 tanggal 21 Juli 2021. Hasil
penelitian ini juga sejalan dengan pernyataan dari teori pensinyalan (signalling theory)
bahwa signalling theory merupakan teori yang digunakan untuk memahami suatu
tindakan oleh pihak manajemen dalam menyampaikan informasi kepada investor yang
pada akhirnya dapat mengubah keputusan investor dalam melihat kondisi perusahaan
(Suganda, 2018). Hasil penelitian ini memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang
sudah ada dan juga membuktikan teori sinyal bahwa informasi atau sinyal akan
N Mean Rank Sum of Ranks
Negative Ranks
11
a
7,45 82,00
Positive Ranks
2
b
4,50 9,00
Ties
0
c
Total 13
AARsesudah - AARsebelum
Vol. 1, No. 11, pp. 1.341-1.352, November 2021
1.351 http://sostech.greenvest.co.id
memengaruhi prilaku para pelaku pasar, terlebih informasi tersebut bersifat nasional atau
global.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dideskripsikan dari penelitian ini adalah bahwa dalam
periode penelitian (event) terjadi abnormal return untuk emiten anggota sub industri
farmasi pada Bursa Efek Indonesia yaitu pada Tmin8, Tnol, Tplus1 dan Tplus6 dengan
nilai uji dibawah tingkat signifikansi 0,05. Artinnya, kejadian pengumuman transformasi
PPKM dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa Bali
menjadi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 tanggal
21 Juli 2021 telah memicu terdapatnya abnormal return yang signifikan bagi emiten
anggota sub industri farmasi pada Bursa Efek Indonesia dalam periode event. Terdapat
perbedaan Average Abnormal Return yang signifikan bagi perusahaan sub industri
farmasi, pada saat sebelum dan sesudah pengumuman pengumuman transformasi PPKM
tanggal 21 Juli 2021.
BIBLIOGRAFI
Al-Awadhi, A. M., Alsaifi, K., Al-Awadhi, A., & Alhammadi, S. (2020). Death and
contagious infectious diseases: Impact of the COVID-19 virus on stock market
returns. Journal of Behavioral and Experimental Finance, 27, 100326.
Firdaus, A. H., Listiyanto, E., Talattov, A. P. G., & Taufikurahman, M. R. (2020). Kajian
Tengah Tahun INDEF 2020: Menata Arsitektur Ekonomi Pasca Pandemi. INDEF.
Hadi, S. (2020). Pengurangan Risiko Pandemi Covid-19 Secara Partisipatif: Suatu
Tinjauan Ketahanan Nasional terhadap Bencana. Jurnal Perencanaan
Pembangunan: The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 177190.
Hanuning, S. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Mahasiswa. UNS (Sebelas Maret University).
Ilyas, F. (2021). Analisis Swot Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan
Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM) Terhadap Dampak
Ekonomi di Tengah Upaya Menekan Laju Pandemi Covid-19. Jurnal Akrab Juara,
6(3), 190198.
Irham, F. (2014). Manajemen keuangan perusahaan dan pasar modal. Mitra Waana
Media.
Karina, L. A. (2018). Pengaruh Kejutan Permintaan dan Penawaran Crude Palm Oil
(CPO) Terhadap Pasar Saham Syariah di Indonesia. Universitas Islam Indonesia.
Karnawiredja, R. A. M., Hidayat, L., & Effendy, M. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Investasi Aktiva Tetap. Jurnal Ilmiah Manajemen Kesatuan, 1(3), 263
272.
Lahmiri, S., & Bekiros, S. (2020). The impact of COVID-19 pandemic upon stability and
sequential irregularity of equity and cryptocurrency markets. Chaos, Solitons &
Fractals, 138, 109936.
Pramono, A., Soenhadji, I. M., Mariani, S., & Astuti, I. (2013). Analisis Teknikal Modern
Menggunakan Metode Macd, Rsi, So, Dan Buy and Hold Untuk Mengetahui Return
Saham Optimal Pada Sektor Perbankan Lq 45. Prosiding PESAT, 5.
Satiti, N. R. (2013). Optimalisasi portofolio investasi dana pensiun Universitas
Muhammadiyah Malang. Manajemen Bisnis, 3(1).
Siswanti, I., Sitepu, C. N. B., Butarbutar, N., Basmar, E., Saleh, R., Sudirman, S.,
Mahyuddin, M., Parinduri, L., & Prasasti, L. (2020). Manajemen Risiko
Perusahaan. Yayasan Kita Menulis.
Transformasi PPKM Terhadap Abnormal Return Sub
Industri Farmasi
Dani Usmar
1.352
Suganda, T. R. (2018). Teori dan Pembahasan Reaksi Pasar Modal Indonesia.
Puntadewa.
Suryosumunar, J. A. Z. (2021). Telaah Filosofis Terhadap Tapa Brata: Praktik Spiritual
Menanggulangi Kecemasan dalam Pandemi Covid-19. Paradigma: Jurnal Kajian
Budaya, 11(2), 167180.
Tahir, M. B., & Batool, A. (2020). COVID-19: Healthy environmental impact for public
safety and menaces oil market. Science of the Total Environment, 740, 140054.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License