Vol. 1, No. 11, pp. 1.406-1.417, November 2021
1.412 http://sostech.greenvest.co.id
hal dalam aliran politik. Pada situasi seperti itu, aliran politik mempunyai
kesempatan mendorong alternatif solusi dan memasangkannya dengan aliran
problem. Bila ketiga aliran ini: problem, proposal dan reseptivitas politik
dipasangkan dalam satu paket tunggal, maka menurut Kingdown itemnya punya
kesempatan besar untuk mencapai puncak agenda. Artinya melalui desentralisasi
kebijakan, maka dinamika legislatif dan kehidupan demokrasi di daerah menjadi
bergairah dan kehidupan politik tidak monoton atau menumpuk pada urusan
Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Dalam konteks ini ada tiga pemain: „aliran problem’, murni memahami
problem yang akan diselesaikan melalui solusi; entrepreneur kebijakan, pebisnis
yang mencari keuntungan dari kebijakan publik; dan aliran politik yang telah
mengalami reseptivitas atau koalisi.
Subatier dalam Wayne Parson (20013) berpendapat perlu ada teori
penyusunan kebijakan lebih komprehensif, dapat diuji (testable), dan memadukan
sejumlah pendekatan serta kerangka pemikiran menjadi teori lebih baik yang bisa
memproduksi perubahan kebijakan. Menurutnya, sintesis ini terdiri dari beberapa ide
kunci:
1. Proses kebijakan secara keseluruhan dapat dipahami dalam konteks jaringan dan
komunitas kebijakan. Contoh bagi Desentralisasi Kebijakan, hal ini bisa
dilakukan melalui struktur dan hirarki birokrasi pemerintahan. Memfungsikan
daerah mensosialisasikan isu atau mengadaptasikan problem kebijakan
2. Analisis kebijakan punya fungsi pencerahan jangka panjang, analis kebijakan
pelan pelan mengubah argumen yang menyelimuti problem kebijakan. Para
analis Kebijakan Daerah mudah menyelesaikan tugasnya karena membentangkan
agenda kebijakan secara simultan dari tingkat pusat dengan tingkat daerah. Cara
ini selain mencerahkan sekaligus merelokasi atau menyalurkan aspirasi
partisipasipan. Pengalaman selama ini, apabila partisipan tidak diberi ruang,
partisipan akan membuat saluran sendiri yang terkadang alurnya berseberangan,
berlawanan arah. Biasanya menggunakan pressure method yang bisa ditumpangi
oleh aliran politik yang lagi menunggu mood moment
3. Keyakinan, nilai, dan gagasan adalah penting tetapi diabaikan dalam proses
pembuatan kebijakan. Kekuatan kekuatan radikal yang ada yang memiliki cara
pandang sentris, primordial atau sektarian, larut bersama interest terhadap
kesenjangan, ras, sentimen politik dan lain lain. Hal itu merupakan sesuatu yang
harus diabaikan dalam penyusunan agenda. Berdasarkan hal ini agenda kebijakan
bersifat objektif dan bebas dari intrik atau tekanan. Paham dan sikap berlainan
arah harus diadaptasi atau dilokalisir per segmen agar mudah dihadapi dan
diselesaikan, yaitu melalui desentralisasi kebijakan, mengingat desentralisasi
kebijakan, dilakukan melalui pendekatan mempolarisasi daerah dalam skala
lokalisasi problem, sehingga satu problem bisa diselesaikan berdasarkan segmen.
4. Faktor sosial ekonomi berpengaruh besar terhadap pembuatan kebijakan dan
hasilnya. Pemerintah daerah dapat merangsang sumberdaya yang dimiliki melalui
beberapa agenda kebijakan karena partisipan akan muncul bersama dengan
problem. Hal itu akan membangkitkan sumber daya di daerah, dalam hal ini di
bidang ekonomi lokal per sektor, dari aspek komoditas, industri, jasa jasa,
transportasi, dan lain lain
5. Sistem keyakinan elit mempunyai struktur atau hirarki, diferensiasi, dan
spesialisasi akan melahirkan profesionalitas. Kelembagaan akan mengkotakkan
masyarakat sesuai kemampuan. Bakat dan minat akan terpilih secara fungsional
dan profesi. Dalam konteks seperti ini struktur akan terpola dan hirarki