Strategi Kepala Sekolah MTs Thabul Irsyad dalam
Menjalin Hubungan Antara Sekolah dengan Masyarakat
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Warahmah Murdinia 1.365
PENDAHULUAN
Proses manajemen Kepala Sekolah seharusnya dapat mengupayakan untuk
mengintegrasikan sumber-sumber pendidikan (Asfar & Asfar, 2019) dan memanfaatkannya
seoptimal mungkin, sehingga semua sumber tersebut memberikan kontribusi terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas (Primayana, 2016). Salah satu sumber yang
perlu dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid (Arianto, 2013),
termasuk stakeholders. Manajemen pendidikan perlu menangani masyarakat (perlu
hubungan sekolah dan masyarakat) (Wati, 2015).
Kepala sekolah seharusnya berupaya untuk mengintegrasikan sumber-sumber
pendidikan (Jeflin & Afriansyah, 2020) dan memanfaatkannya seoptimal mungkin
(Siahaan, 2012), sehingga semua sumber tersebut memberikan kontribusi terhadap
penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas (Pratiwi, 2013). Salah satu sumber yang perlu
dikelola adalah lingkungan masyarakat atau orang tua murid (Riski, 2019), termasuk
stakeholders. Manajemen pendidikan perlu menangani masyarakat (perlu hubungan sekolah
dan masyarakat) (Afrita et al., 2018).
Kepala sekolah merupakan pejabat formal yang memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk menyelenggarakan kegiatan pendidikan (Sukendar, 2013), administrasi sekolah,
pembinaan terhadap tenaga kependidikan dan mendayagunakan, serta pemeliharaan
terhadap sarana dan prasarana (Sanjani, 2018). Sebagai kepala sekolah profesional dalam
paradigma baru manajemen dan desentralisasi pendidikan akan memberikan dampak positif
(Hasanah, 2016) dan perubahan yang mendasar dalam pembaharuan sistem pendidikan di
sekolah (Subekti, 2018).
Dampak tersebut antara lain terhadap efektivitas pendidikan, pengelolaan tenaga
kependidikan yang efektif, budaya mutu, teamwork yang kompak, kemandirian, partisipasi
warga sekolah dan masyarakat (Ayub & Syukri, 2014), untuk mewujudkan efektivitas dan
efisiensi pengelolaan sekolah dan meningkatkan produktivitas sekolah (Hakim, 2016),
kepala sekolah memiliki peran yang sangat kuat untuk mengkoordinasikan, menggerakkan
dan menyerasikan semua sumber daya pendidikan yang tersedia di sekolah. Kepemimpinan
kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong warga sekolah untuk
mewujudkan visi, misi dan tujuan melalui program yang dilaksanakan terencana dan
bertahap. Berdasarkan hal ini kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial dan
kepemimpinan yang memadai, sehingga mampu mengambil inisiatif dan prakarsa untuk
meningkatkan efektivitas sekolah. Keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah keberhasilan dalam memengaruhi,
menggerakkan, membimbing dan mendorong warga sekolah, baik tenaga pendidik guru,
tenaga staf, siswa, masyarakat dan seluruh stakeholder.
Hubungan atau communication secara sederhana dapat diartikan sebagai proses
penyampaian berita dari seseorang ke orang lain. Sedangkan mengenai Humas sampai
sekarang masih banyak orang mempunyai penafsiran yang berbeda, kebanyakan dari
mereka mendefinisikannya sesuai dengan cara mereka mempraktekkannya. Menurut
Kamus Fund And Wagnel (dalam Anggoro) pengertian humas adalah, “segenap kegiatan
dan teknik/kiat yang digunakan organisasi atau individu untuk menciptakan atau
memelihara suatu sikap dan tanggapan yang baik dari pihak luar terhadap keberadaan dan
aktivitasnya”. Muhammad Noor Syam dalam Filsafat Pendidikan Pancasila
mengungkapkan bahwa, “hubungan masyarakat dengan pendidikan sangat bersifat korelatif,
bahkan seperti ayam dengan telurnya. Masyarakat maju karena pendidikan, dan pendidikan
yang maju hanya akan ditemukan dalam masyarakat yang maju pula”.
Hubungan sekolah dengan masyarakat merupakan bentuk komunikasi eksternal yang
dilakukan oleh lembaga sekolah atas dasar kesamaan tanggung jawab dan tujuan terhadap