Vol. 1, No. 11, pp. 1.395-1.405, November 2021
1.403 http://sostech.greenvest.co.id
Lebih dari itu, sebagai pusat kegiatan ekonomi, pelabuhan biasanya juga
memberikan layanan untuk lima kegiatan berikut. Pertama, pelayanan kapal (labuh,
pandu, tunda, dan tambat). Kedua, handling bongkar muat (peti kemas, curah cair, curah
kering, general cargo, roro). Ketiga, embarkasi dan debarkasi penumpang. Keempat, jasa
penumpukan (general cargo, peti kemas, tangki-tangki, silo). Kelima, bunkering (mengisi
perbekalan seperti air kapal, BBM). Keenam, reception, alat, lahan industri. Ketujuh,
persewaan, alat, lahan industri.
Beragamnya fungsi dan layanan yang disediakan pelabuhan membuat pelabuhan
sering dianalogikan sebagai sebuah sistem. Sistem pelabuhan mendapat dukungan paling
tidak dari tiga sub-sistem pendukung utama, yaitu: 1) penyelenggaraan atau port
administration/port authority, yakni pemerintah/kementerian perhubungan dan 16
institusi pemerintah lainnya; 2) pengusahaan atau port business, yakni PT. Pelindo dan
pengguna jasa pelabuhan atau port users, yaitu sektor swasta, seperti eksportir, importir,
dan 3) perusahaan angkutan khusus pelabuhan. Dengan demikian, bisa tidaknya
pelabuhan menjalankan fungsi dan menyediakan beragam layanan akan sangat
bergantung pada sinergi dan interaksi dari ketiga subsistem seperti tersebut di atas.
Peranan Selat Malaka sebagai salah satu jalan sutera atau silk road semakin ramai
dikenal berbagai bangsa di kawasan Asian Barat, Tenggara dan Timur. Bahkan sampai
negara-negara Eropa, walaupun belum secara langsung menggunakan jalur Selat Malaka.
Pertukaran kebudayaan di tempat-tempat lain yang dilintasi jalur sutra tidak hanya
pertukaran komoditi saja. Tetapi juga adanya pertukaran-pertukaran kebudayaan. Itu
sebabnya kehidupan masyarakat di daerah-daerah pesisir tampak lebih dinamis
dibandingkan dengan daerah pedalaman, karena mobilitas sosial yang terjadi di daerah-
daerah pesisir juga berfungsi sebagai ibu kota kerajaan dengan mempergunakan
transportasi perairan dapat lebih cepat pertumbuhan dan perkembangannya. Selat Malaka
merupakan jalur air yang menghubungkan Samudera Hindia dan Laut China Selatan
(Samudra Pasifik). Selat Malaka membentang antara Pulau Sumatra di Indonesia sebelah
barat dan Semenanjung Malaysia dan Thailand bagian selatan. Selat Malaka memiliki
panjang 500 mil (800 kilometer) dan berbentuk corong, dengan lebar hanya 40 mil (65
kilometer) di selatan yang melebar ke utara hingga sekitar 155 mil (250 kilometer)
(Samin, 2015).
Sebagai penghubung antara Samudra Hindia dan Laut China Selatan, Selat Malaka
adalah rute laut terpendek antara India dan China. Pada masa-masa awal, Selat Malaka
membantu menentukan arah migrasi besar-besaran orang Asia melalui Kepulauan
Melayu. Secara berturut-turut Selat Malaka dikuasai oleh orang Arab, Portugis, Belanda,
dan Inggris. Singapura. Salah satu pelabuhan terpenting di dunia, terletak di ujung selatan
selat. Perdagangan rempah kemudian turut mempengaruhi pertukaran budaya dari
berbagai bangsa. Perdagangan itu menghadirkan kontak antar orang dan bangsa yang
berbeda. Dari sana ada pertukaran budaya, filsafat dan teknologi.
Rempah dan kolonialisme bangsa Eropa membawa kisah yang suram selama
berabad-abad, namun dibalik kisah suram juga membawa kekuatan terintegrasinya suku-
suku bangsa dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Rempah dalam
sejarah Indonesia bukan sekedar perdagangan komoditi, namun juga menjadi kekuatan
yang menyatukan Indonesia antar satu daerah dengan daerah lainnya, antar suku bangsa,
antar nilai-nilai dan budaya, yang pada akhirnya membentuk identitas masyarakat
Indonesia (Reid, 2014).
Jejak jalur rempah menyisakan tinggalan atau warisan kuliner, pengobatan, seni,
pakaian, bahasa dan warisan tradisi atau budaya. Jejak kuliner Melayu melalui Jalur
Rempah dapat dilihat dari naskah Melayu. Raja Ahmad Engku Haji Tua dalam naskah
Syair Perjalanan Engku Puteri ke Lingga, ada menulis tentang petunjuk membuat juadah