Pengaruh Motivasi dan Partisipasi Karyawan Terhadap
Pendapatan Perhotelan
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Kristian Hoegh Pride Lambe
1
dan Asrin Tandi
2
1.495
Diterima: 29-10-2021; Direvisi: 2-11-2021; Disetujui: 14-11-2021
PENDAHULUAN
Persaingan dalam bidang pelayanan jasa perhotelan menjadi semakin ketat
(Atmoko, 2018), dimana hampir pada setiap kota-kota besar terdapat perusahaan
pelayanan jasa (Azizah & Adawia, 2018), dimana perusahaan pelayanan jasa tersebut
mempunyai daya saing untuk meraih kepuasaan para pengguna jasa sehingga perusahaan
jasa (Mujayanah, 2017) menggunakan segenap kemampuannya secara maksimal berusaha
dengan kebabasan yang dimilikinya untuk lebih menjadi profesional dibandingkan
dengan perusahaan yang lainnya (Hery, 2016). Seiring dengan hal tersebut, program
pemerintah yang pada saat ini lebih menekankan kepada perencanaan pengembangan
potensi sumber daya manusia (Suhariadi, 2013) maka peneliti beranggapan bahwa faktor
manusia turut memegang andil dalam hal persaingan tersebut (Alvionita, 2015), sebab
manusia dikaruniai akal serta memiliki keterampilan untuk memimpin (Rodliyah, 2016),
atau menggerakkan semua kegiatan dalam organisasi perusahaan guna mencapai
kesuksesan (Santika, 2017). Berdasarkan hal ini, pegawai atau pekerja adalah merupakan
seseorang yang terlibat baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk menentukan
berhasil (Rohida, 2018) atau tidaknya pencapaian tujuan organisasi perusahaan dan
sangat bergantung pada usaha apa yang mereka lakukan (Purwanti, 2013) serta
berpatokan pada kemampuan yang dimiliki oleh pegawai atau pekerja tersebut
(Faturahman, 2018), walaupun setiap aktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan
sudah merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan (Fridayanti & Kusumasmoro,
2016), dimana mereka berada dalam suatu organisasi perusahaan tempat mereka bekerja
(Mujiasih, 2015). Kecakapan yang tidak memadai akan tetapi dapat disebabkan oleh
motivasinya yang tidak kuat (Anggraeni, 2011), sehingga pekerjaan yang dihasilkan akan
tidak sesuai dengan kecakapan yang dimilikinya (Sujana, 2012). Hal ini yang turut
memengaruhi motivasi kerja tersebut, yaitu bila seorang karyawan yang tingkat
jabatannya dalam suatu organisasi dapat menentukan pekerjaan yang sama mereka
lakukan (Rozarie & Indonesia, 2017), akan tetapi mendapat jumlah imbalan yang lebih
baik daripada yang diperolehnya, maka akan muncul pikiran daiam dirinya bahwa ia
sebenarnya masih dapat dihargai oleh organisasi perusahaan lain dengan konsekuensi
yang kurang menyenangkan bagi pihak yang bersangkutan. Sebaliknya seorang karyawan
memperoleh suatu tingkat imbalan yang setimpal untuk suatu pekerjaan yang
membutuhkan satu keahlian atau kecakapan yang dimiliki. Bila hal ini tidak diatasi, maka
karyawan dapat mengambil tindakan yang bertentangan dengan tujuan organisasi pada
sutau perusahaan. Dengan demikian hal ini dapat teratasi jika perusahaan dengan segera
menghindari kedudukan karyawan di dalam suatu unit dengan memenuhi berbagai
kebutuhannya untuk mencapai tujuan bersama di dalam batasan yang masih wajar. Faktor
lain yang masih dapat memengaruhi pendapatan perhotelan adalah partisipasi karyawan.
Fenomena yang terjadi di objek penelitian ini adalah pihak perusahaan belum
memikirkan mengenai suatu ukuran yang akan digunakan untuk menilai keberhasilan
masing-masing pekerjaan khususnya dalam meningkatkan pendapatan perhotelan
sehingga mengakibatkan para karyawan cenderung melakukan pekerjaannya sebagai
karyawan upahan saja yang rutin menerima gaji setiap bulannya tanpa memiliki motivasi
yang terarah dalam pencapaian pendapatan perhotelan. Hal ini disebabkan karena terbatas
atau kurangnya komunikasi antara pekerja dengan pimpinan yang dibatasi oleh berbagai
aturan dan kebijakan.