Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 1, Number 12, December 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Istianah. (2021). Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap Pertumbuhan Perekonomian
Indonesia. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 1(12): 1.689-1.700
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
INFRASTRUKTUR ANTARA PELUANG DAN ANCAMAN TERHADAP
PERTUMBUHAN PEREKONOMIAN INDONESIA
Istianah
Prodi Manajemen, Sekolah Tinggi Agama Islam Al Falah Pamekasan , Indonesia
Abstrak
Latar belakang: Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu bagian terpenting dalam
proses pencapaian suatu kehidupan sosial yang maju dan ideal.
Tujuan penelitian: Menganalisis bagaimana peran infrastruktur dalam menumbuhkembangkan
perekonomian di Indonesia jika dilihat dari kacamata ekonomi Islam. Setidaknya, permasalahan
mengenai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang belum optimal seperti data-data yang
sudah dijelaskan sebelumnya. Pada akhirnya, melalui tawaran konsep ekonomi Islam diharapkan
dapat memberikan solusi alternatif dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut.
Metode penelitian: Metode penelitian ini menggunakan pengumpulan beberapa teori ekonomi
Islam yang dijadikan satu untuk di bandingkan.
Hasil penelitian: Pencapaian sebuah pertumbuhan ekonomi tidak hanya dilihat dari sisi
pemenuhan secara materi ataupun kuntitas data-data saja, akan tetapi ditelisik melalui sisi
perbaikan sosial dan. Sebab ketika pertumbuhan ekonomi menuai berbagai problem yang pelik,
justru akan menjadi pemicu terjadinya keterbelakangan, kekacauan dan akan jauh dari nilai-nilai
keadilan dan kemanusian sebagaimana yang tertera pada pancasila. Mengingat rancangan utama
pembangunan infrastruktur adalah sebagai salah satu cara untuk menumbuhkembangkan
perekonomian nasional yang mengacu pada paket kebijakan ekonomi, maka perlu kiranya
pemerintah secara proaktif menguatkan kepastian hukum, sacara tekstual sah dan nyata secara
kontekstual.
Kesimpulan: Cita-cita leluhur ekonomi baik secara konvensional ataupun perspektif Islam
adalah melaksanakan misi sebagai ummat di muka bumi dengan tugas memakmurkan,
mensejahterakan seluruh aktivitas yang dilakukan agar dapat mewujudkan kualitas perekonomian
yang efesien, menstabilkan perekonomian yang kemudian dapat merealisasikam keseimbangan
antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat. Sebab kajian dalam pertumbuhan tidak
hanya mengupas tentang aktivitas secara material saja, akan tetapi lebih dari itu pertumbuhan
ekonomi merupakan sebuah aktivitas yang dapat menyeluruh dalam berbagai bidang, termasuk
prosuksi yang bertujuan untuk mendistribusikan secara adil dan merata, sehingga harapan untuk
menumbuhkembangkan perekonomian nasional melalui sektor infrastruktur dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan beberapa acuan yang telah dideskripsikan dalam sub pembahasan di
atas.
Kata kunci: Infrastruktur, Ancaman, Peluang, Perekonomian
Abstract
Background: Infrastructure development is one of the most important parts in the process of
achieving an advanced and ideal social life.
Research purposes: To analyze how the role of infrastructure in developing the economy in
Indonesia when viewed from the perspective of Islamic economics. At least, the problems
regarding development and economic growth are not yet optimal as the data previously
described. In the end, through the offer of the concept of Islamic economics, it is hoped that it
can provide alternative solutions in solving these problems.
Research methods: This research method uses the collection of several Islamic economic
theories which are combined into one for comparison.
Research results: The achievement of an economic growth is not only seen in terms of material
fulfillment or the quantity of data, but also examined through the side of social improvement and.
Because when economic growth reaps various complicated problems, it will actually trigger
backwardness, chaos and will be far from the values of justice and humanity as stated in
Pancasila. Considering that the main design of infrastructure development is as a way to develop
the national economy that refers to the economic policy package, it is necessary for the
government to proactively strengthen legal certainty, textually legitimate and contextually real.
Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Istianah
1.690
Conclusion: The ancestral ideals of economics both conventionally and from an Islamic
perspective are to carry out the mission as a ummah on earth with the task of prospering,
prospering all activities carried out in order to realize an efficient quality of the economy,
stabilizing the economy which can then realize a balance between individual interests and
interests. Public. This is because the study of growth does not only examine material activities,
but more than that, economic growth is an activity that can be comprehensive in various fields,
including production which aims to distribute fairly and equitably, so that the hope is to develop
the national economy through the infrastructure sector. can be implemented properly in
accordance with some of the references that have been described in the sub-discussion above.
Keywords: Infrastructure, Threats, Opportunities, Economy
Diterima: 26-11-2021; Direvisi: 29-11-2021; Disetujui: 15-12-2021
PENDAHULUAN
Proses ini sejatinya, memerlukan tekad antara pemerintah (Suardika et al., 2021)
dan berbagai elemen masyarakat untuk saling bahu membahu melalui serangkaian
kompilasi mulai dari proses sosial (Marwan, 2021), ekonomi dan kombinasi institusional
demi tercapainya prospek yang lebih baik dalam perputaran kehidupan bermasyarakat di
masa yang akan datang (Ervana, 2021).
Proses pembangunan memiliki dua tujuan, meliputi peningkatan ketersediaan
terhadap perluasan distribusi dari berbagai macam kebutuhan pokok (Basmar et al., 2021)
dan perluasan terhadap pilihan yang ekonomis sebagai peningkatan standar hidup baik
secara sosial maupun individual (Sulaiman, 2021).
Dalam pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator yang ikut serta memengaruhi tolak ukur kehidupan masyarakat suatu negara
(Dewi & Fasa, 2021). Pasalnya, negara akan mengalami berbagai macam kesulitan dan
dengan cepat melanda kehidupan masyarakat jika perekonomian sebuah negara itu lemah
(Miftakhuddin et al., 2021).
Bila dicermati dengan seksama, pertumbuhan ekonomi bisa berjalan dengan baik
dan akan senantiasa menjamin terciptanya kenyamanan (Singgih & Gunarta, 2021),
kesejahteraan sosial bagi masyarakat di dalamnya. Namun, pertumbuhan ekonomi
menjadi gagal jika tujuan pembangunan ekonomi hanya bertujuan untuk mengejar
pertumbuhan ekonomi semata, maka hal tersebut akan berpotensi melahirkan hal-hal
yang mengarah pada ketidakadilan. Dari adanya ketidakadilan tersebut, maka bisa
dipastikan sebuah pembangunan ekonomi yang telah lama dikembangkan akan berakhir
pada ketimpangan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Sebab, pembangunan bidang ekonomi tak lain adalah salah satu strategi untuk
mencapai tujuan yang dicita-citakan, dikarenakan hal tersebut merupakan sebuah hal
yang konkrit dalam memberikan perhatian langsung yang berhubungan dengan kehidupan
masyarakat sehari-hari. Sehingga tak ditemukan lagi anggapan masyarakat yang
mengatakan bahwa dalam berbagai usaha yang dibangun pemerintah, baik dalam bentuk
pariwisata, pendidikan ataupun di sektor infrastruktur membuat masyarakat menengah ke
bawah merasa tergeser, terjepit dan terpinggirkan oleh sistem perekonomian yang dibuat
oleh pemerintah.
Padahal, pada nyatanya pembangunan ekonomi sesungguhnya hadir untuk
mengatasi berbagai problematika yang pelik yang dihadapi oleh sebuah negara. Salah
satu upaya yang dilakukan pemerintah dalam membangun dan menumbuhkembangkan
perekonomian di Indonesia, dan dapat menunjang tercapainya memenuhi ketersediaan
masyarakat, meningkatkan perekonomian bangsa secara universal adalah adanya
pembangunan infrastruktur. Pembangunan Infrastruktur merupakan sebuah solusi
alternatif yang dapat berdampak pada pertumbuhan ekonomi, baik secara direk ataupun
Vol. 1, No. 12, pp. 1.689-1.700, December 2021
1.691 http://sostech.greenvest.co.id
indirek. Secara terang-terangan, pemberdayaan sumber daya untuk membangun
infrastruktur akan sangat memicu proses perkembangan ekonomi yang juga merupakan
sebuah prasyarat bagi sektor-sektor lainnya, selain untuk kepentingan ekonomi juga dapat
dijadikan sebagai sarana membangun relasi antara satu dengan lainnya.
METODE PENELITIAN
Dari sejumlah literatur yang ada, menyebutkan bahwa sektor infrastruktur perlu
dikembangkan untuk memperbaiki pertumbuhan ekonomi nasional agar semakin
membaik. Sebab, infrastruktur menjadi salah satu roda penggerak pertumbuhan laju
ekonomi untuk mengatasi iklim investasi dan bisnis menjadi lebih menarik agar dapat
berdaya saing tinggi dengan negara-negara yang lain. Sehingga pemerintah Indonesia pun
memiliki kesadaran akan pentingnya untuk memperbaiki infrastruktur yang ada di negeri
ini.
Grafik di bawah ini menggambarkan jika pertumbuhan ekonomi bangsa ini, masih
berada diurutan bawah dibandingkan beberapa negara dalam hal skor daya saing 6
Negara Kawasan ASEAN pada tahun 2017-2018. Berdasarkan laporan The Global
Competitiveness Report 2017-2018 dalam The Word Economic Forum menyatakan
bahwa, daya saing infrastruktur Indonesia mendapatkan skor 4,5 dan menempati
peringkat 52 dari keberadaan 137 negara yang berada di bawah ketertinggalan dari
beberapa Negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Gambar 1. Grafik Skor Daya Saing 6 Negara ASEAN.
Sumber: Data Market Sentiment Index 18 Desember 2017, data di olah.
0 1 2 3 4 5 6
Filipina
Vietnam
Brunei
Indonesia
Thiland
Singapura
Malaysia
Skor Daya Saing 6 Negara Kawasan
ASEAN
Series 3 Series 2 Series 1
Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Istianah
1.692
Berdasarkan pengolahan data di atas sudah sangat jelas bahwa persaingan di sektor
infrastruktur masih jauh tertinggal dibandingkan negara ASEAN lainnya. Tujuan
penulisan makalah ini bermaksud menganalisis bagaimana peran infrastruktur dalam
menumbuhkembangkan perekonomian di Indonesia jika dilihat dari kacamata ekonomi
islam. Setidaknya, permasalahan mengenai pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
yang belum optimal seperti data-data yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pada akhirnya,
melalui tawaran konsep ekonomi islam diharapkan dapat memberikan solusi alternatif
dalam memecahkan persoalan-persoalan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Secara umum, pertumbuhan ekonomi didefinisikan dengan berbagai deskripsi
(Frita et al., 2022), salah satunya sebagai peningkatan dalam kemampuan dari suatu
perkembangan perekonomian dalam memproduksi barang dan jasa (Sudarmanto et al.,
2021). Jika ditarik lebih mengerucut lagi, pertumbuhan ekonomi lebih merujuk pada
perubahan yang kuantiatif (quantitative change) (Hasdian, 2021) yang dapat diukur
dengan menggunakan data produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (Husril et al., 2021)
atau bisa dikatakan sebagai sebuah pendapatan output per kapita (Ananda & Prabowo,
2021).
Selain itu, analisis terhadap pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
suatu cabang ilmu ekonomi (Kristanto HC & Gusaptono, 2021) yang bertujuan untuk
menganalisa problematika yang dihadapi oleh sebuah negara berkembang demi mengatasi
persoalan perekonomian negara tersebut (Irwan et al., 2021), sehingga bisa dirasakan
dampak dan hasil dari pencapaian-pencapaian yang telah dijalankan dapat
memaksimalkan perekonomian nasional agar lebih terarah pada perbaikan-perbaikan
yang positif.
Tadaro dan Smith menjelaskan, mengenai pertumbuhan ekonomi, ia menuliskan
bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses peningkatan kapasitas produksi
dalam suatu perekonomian secara terus menerus atau berkesinambungan sepanjang
waktu. Sehingga dapat menghasilkan prospek yang tingkat pendapatan dan output
nasional yang semakin lama semakin besar. Dalam artian, dengan adanya usaha untuk
meningkatan kapasitas produksi, keadaan sebuah negara akan menampakkan tolak ukur
sebuah kesuksesan dalam menghasilkan sebuah klimaks yang sangat memuaskan.
Menurut Harrod-Domar, pertumbuhan ekonomi berdasarkan teori ekonomi modern
lebih menekankan terhadap arti pentingnya pembentukan investasi bagi pertumbuhan
ekonomi. Sebab semakin tinggi investasi yang dilakukan, maka akan semakin baik pula
perekonomian nasional. Dikarenakan investasi tidak hanya memiliki pengaruh terhadap
permintaan agregat, akan tetapi juga terhadap penawaran agregat, mulai dari pengaruhnya
terhadap kapasitas produksi, hingga perspektif yang lebih panjang investasinya maka
akan menambah stok kapital.
Berbeda dengan pendapat Prof. Simon Kuznetas, yang menyatakan bahwa
pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas jangka panjang dari negara
bersangkutan untuk turut menyediakan berbagai kebutuhan barang ekonomi terhadap
masyarakat dalam lingkup negara. Yang mana kenaikan kapasitas tersebut didorong oleh
kemungkinannya adanya kemajuan ataupun dari penyesuaian-penyesuaian teknologi,
ideologi, dan institusional terhadap berbagai keadaan yang ada.
Selanjutnya untuk menilai bagaimana pertumbuhan ekonomi bekerja bisa dilihat
dari poin-poin berikut ini, Pertama; setidaknya terlebih dahulu dihitung dari pendapatan
yang riil, yaitu dari PNB atau PDB yang dihitung berdasarkan harga-harga yang berlaku
dalam setiap tahunnya. Sedangkan tingkat pertumbuhan ekonomi dapat dihitung dari hasil
Vol. 1, No. 12, pp. 1.689-1.700, December 2021
1.693 http://sostech.greenvest.co.id
pertambahan PNB dan PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun. Maka untuk itu, agar
dapat mengetahui perkembangan dan pertumbuhan ekonomi setiap tahunnya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:
1(t-1)=PDRBT-PDRB (t-1) X 100%
PDRBT-1
Ket:
R t-1 = Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
PDRBt = Produk Domestik Bruto tahun yang dihitung
PDRBT (t-1) = Produk Domestik Bruto tahun sebelumya
Berdasarkan sejumlah pendapat, bahwa teori pertumbuhan ekonomi bisa
dijelaskan jika pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah perkembangan yang mencakup
pada seluruh perubahan pada susunan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Dari
seluruh pengertiannya pertumbuhan ekonomi menjadi sebuah proses yang berarti
melakukan perubahan yang secara terus menerus untuk menaikkan pendapatn perkapita.
Hal tersebut bertujuan untuk mengembankan kemajuan ekonomi nasional dengan jangka
panjang yang bertujuan untuk memperbaiki sistem kelembagaan disegala sektor.
Sedangkan, dari sudut pandang ekonomi Islam, ada banyak ahli fiqih yang
memberikan perhatian secara khusus terhadap pertumbuhan ekonomi yang memaparkan
bahwa maksud dari pertumbuhan ekonomi bukanlah hanya sebatas aktivitas berproduksi
saja, akan tetapi lebih dari itu. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah aktivitas yang
konteksnya menyeluruh dalam bidang produksi yang sangat berkaitan dengan keadilan
distribusi, yang tidak hanya mengupas menganai problematika ekonomi saja, akan tetapi
berhubungan dengan aktivitas manusia yang tidak hanya ditunjukkan pada pertumbuhan
saja, namun untuk membangun kemajuan dari sisi material dan spiritual manusia.
Buktinya ada beberapa pemahaman pokok mengenai pertumbuhan ekonomi yang
dapat dilihat dari perspektif Islam, diantaranya mengenai batasan mengenai persoalan
ekonomi. Berdasarkan perspektif Islam, tentu tidak sama dengan yang di anut oleh kaum
kapitalis. Di mana yang menjadi persoalan ekonomi adalah persoalan kekayaan yang
menurutnya harus sesuai dengan konsep kapitalis yang telah disediakan oleh Allah untuk
memenuhi kebutuhan manusia yang ditujukan untuk mengatasi berbagai macam
persoalan dalam kehidupan manusia. Dalam prakteknya dalam ekonomi pespektif islam,
sama halnya dengan konsep konvensional bahwasanya pertumbuhan ekonomi memiliki
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan itu sendiri yang meliputi
stabilitas ekonomi, sosial dan politik. Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi,
diperlukan adanya kondisi yang kondusif, sebab stabilitas keadaan merupakan sebuah
faktor yang paling utama dalam pertumbuhan ekonomi. Dalam memahaminya, untuk
mengembangkan pertumbuhan ekonomi diperlukan sebuah peraturab perundang
undangan yang dapat disesuaikan dengan latar belakang dan kultur masyarakat. Dalam
islam, hal ini di atur melalui beberapa nilai diantaranya, norma, etika yang dapat
membangun stabilitas ekonomi, sosial dan politik.
Kedua, tingginya kegiatan investasi. Dalam melakukan kegiatan ekonomi, kegiatan
produksi harus tetap dijalankan dengan cara memberdayakan sumber-sumber ekonomi
yang terdapat dalam masyarakat, sehingga diperlukan investasi.untuk mewujudkannya,
dapat dimulai dengan membangun fasilitas-fasilitas kegiatan ekonomi ataupun peralatan
dan mesin produksi dengan berbagai sarana transportasi, sehingga pendapatan Negara
umumnya dan pendapatan masyarakat secara khusus dapt memberikan peningkatan yang
sangat signifikan.
Berdasarkan dua proses di atas, bisa dispesifikkan bahwa untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi bagi Negara dan masyarakat, tujuan dan fasilitas yang digunakan
Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Istianah
1.694
harus sesuai dengan nilai dan prinsip syaria’ah yang berlandaskan dengan Al-quran dan
hadist. Walaupun demikian, hal tersebut tidak bisa menafikan konsep dan sistem
konvensional sepanjang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Dalam ilmu ekonomi, infrastruktur merupakan wujud dari public capital (modal
publik) yang dibentuk dari investasi yang dilakukan oleh pemerintah meliputi: Jalan,
jembatan, dan sistem saluran pembuangan, listrik dan lain-lain. Hal tersebut dapat
menunjukkan bahwasanya infrastruktur cenderung mengarah pada pembahasan barang
publik yang disediakan oleh pemerintah.
Definisi infrastruktur dapat dipahami sebagai sebuah kebutuhan dasar fisik dari
pengorganisasian sistem struktur yang dibutuhkan untuk jaminan ekonomi di sektor
publik dan sektor privat, sebagai layanan dan fasilitas yang dibutuhkan untum membuat
perekonomian bisa berfungsi dengan baik.
Kemudian, melihat perkembangannya dalam usaha mencapai pertumbuhan yang
lebih tinggi dalam menumbuhkembangkan infrastruktur, data Indonesia Economic
Outlook menunjukkan bahwa pada pemerintahan jokowi infrastruktur ditempatkan
diposisi urgent untuk dijadikan sebagai agenda utama dan mengalokasikan anggaran
besar untuk mendorong pembangunan infrastruktur lebih riil dan dapat dirasakan
manfaatnya.
Apalagi dikokohkan dengan Skema Pembiayaan yang direncanakan Jokowi-Jk
pada berita Kompas bulan Novenber tahun 2017 lalu menyatakan bahwa jumlah anggaran
pembangunan infrastruktur pada anggaran pendapatan dan belanja negara dari tahun ke
tahun meningkat. Mulai dari 154,7 triliun pada tahun 2014 meningkat menjadi 269, 1
triliun pada tahun 2016 dan mencapai 401, 1 triliun pada APBN-P pada tahun 2017,
sedangkan pada anggaran tahun 2018 anggaran infrastruktur kembali meningkat menjadi
sedikitnya 410 triliun.
Informasi lainnya yang menunjukkan data-data terbaru mengenai infrastruktur
dalam menyambut tahun politik pada akhir tahun 2019 mendatang, Kementrian PUPR
akan fokus pada penyelesaian proyek infrastruktur agar tidak ada projek yang mangkrak
di pertengahan kepemimpinan. Mentri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa
kebijakan program infrastruktur pada tahun 2019 diarahkan untuk mendukung
pengentasan kemiskinan, menciptakan lapangan kerja dan pemerataan hasil pembangunan
upaya mengurangu kesenjangan antar wilayah.
Berdasarkan Penpres No.56 tahun 2018 yang merupakan perubahan kedua Penpres
Tahun 2015 lalu mengenai Percepatan Pelaksanaan PSN, di mana sebanyak 150 psn ADA
DI Kementrian PUPR. PSN itu sendiri terdiri dari 54 bendungan, 7 irigasi, 1 tanggul laut,
69 jalan tol, 4 jalan nasional, 3 PLBN (tahap 2), 9 air minum dan 3 perumahan telah
ditargetkan 2018 selesai 27 proyek PSN dan 47 proyek lainnya akan diselesaikan pada
tahun 2019 mendatang.
Dari rentetan renstra Perpres di atas dapat dideskripsikan bahwa belanja modal dan
belanja barang berkarakter belanja modal Kementrian PUPR pada tahu ini berjumlah
sekitar 81%, sedangkan untuk tahun 2019 mendatang dengan pagu anggaran 110, 73
triliun, komposisinya terdiri dari belanja modal 67,3%, belanja barang berkarakter belanja
modal sebesar 16,2%, belanja barang biasa 14,2% dan belanja pegawai 2,3%.
Mengacu pada paket kebijakan ekonomi jokowi yang ke- XVI yang telah di revisi
dan diluncurkan pada bulan November lalu di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.
Pelucuran paket kebijakan tersebut dilakukan langsung oleh Mneteri Koordinator bidang
Perekonomian bapak Darmin Nasution yang didampingi oleh Menteri Keuangan, Ibu Sri
Mulyani Indrawati sekaligus dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia beserta wakil ketua
Otoritas Jasa Keuangan yang menyatakan tentang paket kebijakan bidang infrastruktur
yang berisi:
Vol. 1, No. 12, pp. 1.689-1.700, December 2021
1.695 http://sostech.greenvest.co.id
Paket Kebijakan Jilid 1
“Memiliki tiga fokus, pertama mendorong daya saing industri Nasional malalui
deregulas, debirokrasi, serta penegakan hukum dan kepastian usaha. Kedua, mempercepat
proyek strategi Nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam
pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional, dan yang ketiga meningkatkan
investsi di sektor properti”
Paket Kebijakan Jilid IX
“Mengatur soal percepatan pembangunan infrastruktur tenaga listrik, stabilitasi
harga daging, dan peningkatan sektor logistik desa-kota”
Paket Kebijakan Jilid XIV
“Mengenai peta jalan (roadmap) perdagangan berbasis elektronik (e-commerce).
Roadmap ini diterbitkan guna mencapai tujuan sebagai negara digital ekonomi terbesar di
Asia Tenggara 2020”. Maka, ada beberapa aspek pengaturan mengenai roadmap e-
commerce meliputi pendanaan, perpajakan, perlindungan konsumen, pendidikan dan
SDM, infrastruktur komunikasi, keamanan siber dan pembentukan menejemen pelaksana.
Dari beberapa paket kebijakan ekonomi yang diantaranya merupakan paket
kebijkan yang memiliki korelasi dengan pembangunan infrastruktur, sudah sangat jelas
bahwasanya dalam isi kebijakan yang dikeluarkan dan direvisi oleh pemerintah bertujuan
untuk mengatur kembali regulasi Indonesia yang menghambat terhadap terjadinya
pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga pengaturan birokrasi di Indonesia dapat
memberikan inisiatif kemudahan yang berdampak pada iklim investasi dan perekonomian
agar menjadi kondusif dan semakin menguat.
Untuk itu, tak bisa dinafikan bahwa bagian terpenting terhadap pertumbuhan
infrastruktur disebabkan oleh adanya stimulus dan peran serta dari berbagai sektor untuk
ikut andil dalam menumbuhkembangkan infrastruktur di Indonesia. Diantara fakta yang
dapat membantu pertumbuhan infrastruktur begitu cepat adalah dengan adanya dana yang
dapat dikembangkan untuk mengelola infrastruktur salah satunya adalah peran sukuk
Negara untuk pembiayaan sebuah projek.
Sejak tahun 2013 lalu pemerintah mulai mengenalkan skema pembiayaan Sukuk
Negara yang di-eamarked untuk membiayai projek infrastruktur (Project Financing
Sukuk) yang dapat memberikan sebuah alternatif sumber pendanaan yang bertujuan untuk
mempercepat pembangunan infrastruktur agar dapat mendorong perekonomian Islam di
Indonesia ke tahap yang lebih tinggi. Kemudian dapat di lihat data di bawah ini
bagaimana peran sukuk dalam pembangunan projek infrastruktur yang sudah memenuhi
cakupan dan persyaratan untuk Pembiayaan Sukuk Projek agar dapat membantu sektor
lainnya:
Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Istianah
1.696
Gambar 2. Projek Infrastruktur Sumber Dana dari Sukuk Negara.
Sumber: Roadmap Satu Dasawarsa Sukuk Negara, November 2018, data di olah.
Melalui data di atas, dapat dideskripsikan bahwasanya alokasi Project Financing
Sukuk terus meningkat setiap tahunnya, mulai dari tahun 2013 Sukuk Negara telah
berkontribusi dari 800, tahun 2014 maningkat menjadi 1, 500, kemudian pada tahun 2015
terus meningkat yaitu sebesar 7, 100, tahun 2016 sebesar 13, 670, lalu pada tahun 2017
lebih banyak lagi sebesar 16, 700, dan yang terakhir data terbaru pada tahun 2018 yaitu
sebesar 22, 500.
Maka kemudian melihat perkembangan di atas dalam menunjang pertumbuhan
perekonomian di Indonesia melalui infrastruktur, ada beberapa manfaat yang dapat
dirasakan oleh banyak lapisan masyarakat mengenai adanya infrastruktur sebagai
aktivitas ekonomi. Pertama, sebagai fasilitas kegiatan ekonomi masyarakat, ke dua
sebagai modal sosial masyarakat, ke tiga untuk mendorong distribusi aliran produksi
barang dan jasa, ke empat mendukung kegiatan ekonomi, sosial budaya agar dapat
mengembangkan wilayah dan output ekonomi, ke lima agar dapat menjalin silaturrahim
antar daerah, kota bahkan dengan pihak-pihak luar untuk mengembangkan wawasan
pengetahuan.
Akan tetapi, dari beberapa peluang yang dapat mengarah pada pertumbuhan
ekonomi nasional yang dapat mempercepat seperti yang telah tergambarkan dari data-
data pendukung di atas, ada beberapa problem mengeani infrastruktur yang perlu ditelisik
kembali kebenannya guna mempernaiki laju aktivitas ekonomi dalam meningkatkan
pertumbuhan perekonomian secara global.
Sebab kenyataannya perkembangan infrastruktur tidak seperti teorinya Pada tahun
2017, saat di lihat anggaran infrastruktur hanya meningkat 177% dari anggaran 2014.
Dalam hal tersebut, penciptaan lapangan kerja merupakan salah satu dampak positif yang
timul dari belanja infrastruktur dan kontruksi yang sampai saat ini belom terlihat.
Selama ini penentuan prioritas pembangunan infrastruktur pasti berkaitkelindan
dengan pertumbuhan ekonomi dan investasi. Prioritas pembangunan infrastruktur telah
800
0 0 0 0 0
1
2
3
4
5
6
11
12
13
14
15
16
0
200
400
600
800
1000
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Volume Issuance for Project Financing (IDR
Billion)
Series 1 Series 2 Series 3
Vol. 1, No. 12, pp. 1.689-1.700, December 2021
1.697 http://sostech.greenvest.co.id
ditetapkan oleh pemerintah pada infrastruktur yang memberikan multiplire effect tertinggi
bagi bangsa ini. Sayangnya, hal itu hanya diukur dari perhitungan angka-angka
ekonomitrik saja, dilain sisi perlu diperhatikan bagaimana posisi sosial bahkan
kemanusiaan.
Maka menjadi sebuah catatan kritis dalam pembangunan infrastruktur yang
ternyata dalam prioritas pengelolaannya hanya diukur dari agenda-agenda Internasional
yang akan dihelat oleh Negara. Sepertihalnya saat pelaksanaan Sea Games, Asian Games,
Annual Meeting ataupun yang lainnya yang mendorong untuk disegerakan selesainya
pembangunan infrastruktur di tengah kebutuhan wilayah lain yang mendesak untuk
segera mengejar ketertinggalan infrastruktur lainnya.
Padahal sejatinya, infrastruktur merupakan sebuah aset fisik yang memang
dirancang dalam sebuah sistem, sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang
sangat penting bagi masyarakat Indonesia, yang dibutuhkan dan memenuhi kebutuhan
dasar masyarakat, baik dari kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi. Maka
seharusnya pertimbangan terhadap dibangunnya penbangunan infrastruktur di
prioritaskan pada kebutuhan masyarakat terhadapnya dengan melalui infrastruktur yang
memadai. Sebab, kebutuhan manusia yang primer adalah terdiri dari kebutuhan individual
dan sosial. Sehararusnya negara wajib memastikan semua kebutuhan tersebut dapat
terpenuhi. Jika ternyata kebutuhan individual maupun kolektif sosial yang tak terpenuhi
disebabkan ketiadaan infrastruktur, maka posisi disinilah dipandang penting bahwa
infrastruktur harus benar-benar diprioritaskan.
Faktanya, sekian persen dari pembangunan infrastruktur adalah didorong atas
ambisi pemerintah untuk mencapai prestasi Internasional. Seperti yang telah dipaparkan
oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono bahwasanya pemerintah terus menggenjot
proyek pembangunan agar indeks infrastruktur negara pada tahun 2018-2019 mendatang
bisa terus meningkat. Hasil dari seluruh pembangunan tersebut oleh pemerintah hanya
dititikberatkan pada kuantitas dan pertumbuhan saja, tidak menitikberatkan pada
kebutuhan dan pemerataan.
Sayangnya, di kota-kota besar ketika ditelisik kembali pembangunan infrastruktur
pun masih mengalami masalah dalam hal kualitasnya. Pasalnya, infrastruktur yang ada
ternyata masih belum mampu mencapai tingkat daya dukung terhadap pertumbuhan
penduduk yang pesat beserta segala aktivitas kehidupanya. Dapat di lihat, buruknya
infrastruktur sanitasi pembuangan limbah rumah tangga di Jakarta ternyata melahirkan
slogan baru yang berbunyi “Jakarta Darurat Tinja”.
Data yang menunjukkan atas buruknya infrastruktur dapat dibuktikan mulai dari
data 2,5 juta meter kubik volume tinja yang dihasilkan dijakarta hanya 3,8% yang masuk
ke dalam saluran IPAL, 20% masuk ke dalam septic tank rumah tangga, sedangkan 80%
nya volume tinja dibuang ke selokan ataupun sungai. Sehingga tak ayal jika warga
Jakarta menggembor-gemborkan slogan tersebut.
Pembahasan mengenai “pembangunan” dalam upaya “menumbuhkankembangkan”
seringkali menjadi perdebatan pelik yang sukar ditemukan solusinya, termasuk sektor
infrastruktur. Jika dilihat dalam konteksnya, permasalahan infrastruktur termasuk sebuah
problem yang pelik sebab posisinya yang terlalu sensitif untuk selalu diperdebatkan.
Sehingga ada begitu banyak pecahan-pecahan masalah yang perlu ditemukan kebenaran
dan perbaikan dalam segala aspek yang berhubungan dengan adanya pembangunan
infrastruktur, baik secara acuan terhadap teori pertumbuhan konvensional dan lebih-lebih
mengacu pada teori pertumbuhan perspektif ekonomi Islam.
Ekonomi perspektif islam memandang pertumbuhan ekonomi dalam term ekonomi
modern adalah dengan cara mengembangkan perekonomian yang dapat menyebabkan
barang dan jasa berdampak sangat baik terhadap apa yang diproduksi bagi masyarakat,
Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Istianah
1.698
sehingga hasil yang ingin dicapai tak lain adalah peningkatan kemakmuran masyarakat.
Sebab ekonomi pembangunan sesungguhnya hadir ditujukan khusus untu mengatasi
masalah yang dihadapi oleh negaranegara berkembang. Menurutnya munculnya
serentetan problem terhadap pertumbuhan ekonomi salah satu alasannya adalah
disebabkan tidak diperhatikannya vareabel lain seperti sosial hukum, politik, budaya dan
vareabel pembangunan lainnya. Padahal disisi lain ekonomi islam memiliki misi yang
jauh lebih luas dan komprehensif, dalam artian ekonomi pembangunan bukan sekedar
membangun ekonomi rakyat, melainkan yang lebih penting adalah membangun sikap
mental yang berarti pula membangun manusia secara utuh.
Maka kemudian dalam term pembangunan perspektif Islam, konsep dan tujuan
ekonomi pembangunan adalah islam melihat pembangunan ekonomi sebagai
pertumbuhan kematangan manusia, di mana kemajuan materi harus menunjang
kematangan spiritual. Seperti beberapa tujuan penting yang harus diprioritaskan, pertama
pertumbuhan ekonomi di sektor infrastruktur diiringi dengan pertumbuhan tenaga kerja
penuh, sehingga dapat meminimalisir terjadinya pengangguran, kemudian menjaga
stabilitas ekonomi yang berdampak pada distributif dan kepedulian terhadap alam. Sebab
tujuan utama pembangunan sistem ekonomi islam adalah untuk memenuhi kesejahteraan
manusia yang mengutamakan integrasi sosial dan konservasi terhadap lingkungan.
Oleh karena itu filsafat dari pembangunan perekonomian Islam ditinjau dari
persektif Islam diantaranya harus memenuhi dasar filosofis yaitu; Tauhid Rububiyah, Al
‘Adalah, Khalifah, Tazkiya. Dari keempat filosofi di atas dapat di deskripsikan bahwa;
pertama, pembangunan ekonomi bersifat komprehensif dan mengandung unsur spiritual,
dan material. Dalam artian pembangunan merupakan aktivitas yang berorientasi pada
tujuan dan nilai. Aspek material, moral, ekonomi, sosial spiritual dan fiskal tidak dapat
dipisahkan. Kemudian yang kedua fokus utama pembangunan adalah manusia dengan
lingkungan kulturnya, dasar filosofis ini berbeda dengan konsep pembangunan ekonomi
modern yang menegaskan bahwa wilayah operasi pembangunan adalah lingkungan fisik
saja, maka dengan demikian islam telah memperluas wilayah jangkauan obyek dengan
pembangunan dari lingkungan fisik kepada manusia.
Selanjutnya adalah pembangunan ekonomi adalah aktivitas multimensional,
sehingga semua usaha harus diserahkan pada kesimbangan berbagai faktor dan tidak
menimbulkan ketimpangan. Terkahir adalah oenekanan utama dalam pembangunan
menurut islam terletak pada pemanfaatan sumber daya alam yang telah dititipkan Allah
SWT kepada seluruh manusia dan lingkungannrya semaksimal mungkin, selain itu,
pemanfaatan sumber daya tersebut harus melalui pembagian yaitu peningkatannya secara
merata berdasarkan prinsip keadilan dan kebenaran.
Dari tinjauan perspektif di atas, Islam telah memberikan solusi terhadap berbagai
problem yang menjadi pelik dalam membangun perekonomian nasional dengan cara
mengimplementasikan beberapa solusi di atas untuk meningkatkan stbilitas pertumbuhan
ekonomi yang sah secara syari dan nyata secara hukum. Kemudian secara data baik
secara teori ataupun secara posisi Infrastruktur di Negara , ada beberapa catatan terhadap
pemerintah dalam meneumbuhkembangkan perekonomian sektor infrastruktur,
diantaranya pencapaian sebuah pertumbuhan ekonomi tidak hanya dilihat dari sisi
pemenuhan secara materi ataupun kuntitas data-data saja, akan tetapi ditelisik melalui sisi
perbaikan sosial dan. Sebab ketika pertumbuhan ekonomi menuai berbagai problem yang
pelik, justru akan menjadi pemicu terjadinya keterbelakangan, kekacauan dan akan jauh
dari nilai-nilai keadilan dan kemanusian sebagaimana yang tertera pada pancasila.
Mengingat rancangan utama pembangunan infrastruktur adalah sebagai salah satu
cara untuk menumbuhkembangkan perekonomian nasional yang mengacu pada paket
Vol. 1, No. 12, pp. 1.689-1.700, December 2021
1.699 http://sostech.greenvest.co.id
kebijakan ekonomi, maka perlu kiranya pemerintah secara proaktif menguatkan kepastian
hukum, sacara tekstual sah dan nyata secara kontekstual.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa cita-cita leluhur
ekonomi baik secara konvensional ataupun perspektif Islam adalah melaksanakan misi
sebagai ummat di muka bumi dengan tugas memakmurkan, mensejahterakan seluruh
aktivitas yang dilakukan agar dapat mewujudkan kualitas perekonomian yang efesien,
menstabilkan perekonomian yang kemudian dapat merealisasikam keseimbangan antara
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Sebab kajian dalam pertumbuhan tidak hanya mengupas tentang aktivitas secara material
saja, akan tetapi lebih dari itu pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah aktivitas yang
dapat menyeluruh dalam berbagai bidang, termasuk prosuksi yang bertujuan untuk
mendistribusikan secara adil dan merata, sehingga harapan untuk menumbuhkembangkan
perekonomian nasional melalui sektor infrastruktur dapat terlaksana dengan baik sesuai
dengan beberapa acuan yang telah dideskripsikan dalam sub pembahasan di atas.
BIBLIOGRAFI
Ananda, A. R. O. R., & Prabowo, P. S. (2021). Analisis Disparitas Pendapatan Dan
Pengujian Hipotesis Kuznet Di Provinsi Jawa Timur Tahun 2011-2019.
INDEPENDENT: Journal of Economics, 1(2), 196205.
Basmar, E., Sartika, S. H., Suleman, A. R., Faried, A. I., Damanik, D., Amruddin, A.,
Purba, B., Wisnujati, N. S., & Nugraha, N. A. (2021). Ekonomi Pembangunan:
Strategi dan Kebijakan. Yayasan Kita Menulis.
Dewi, S. P., & Fasa, M. I. (2021). Investasi Dan Inflasi Sebagai Instrumen Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia Dalam Perspektif Ekonomi Islam. SAUJANA: Jurnal
Perbankan Syariah Dan Ekonomi Syariah, 3(02), 1732.
Ervana, H. C. (2021). Pengorganisasian masyarakat dalam penguatan ekonomi rumah
tangga melalui bank sampah Desa Kloposepuluh Kecamatan Sukodono Kabupaten
Sidoarjo. UIN Sunan Ampel Surabaya.
Frita, N., Hamdani, I., & Devi, A. (2022). Pengaruh Inklusi Keuangan dan Bank Syariah
terhadap Infrastruktur Nasional Dan Pertumbuhan Ekonomi Dalam Program SDGs.
El-Mal: Jurnal Kajian Ekonomi & Bisnis Islam, 5(1), 155182.
Hasdian, I. K. (2021). Paradoks Kebijakan Tata Ruang Wilayah Terhadap Desa Tepian
Kota.
Husril, H., Zukhri, N., & Valeriani, D. (2021). Hubungan antara Pendapatan Daerah,
Belanja Daerah dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung dengan Analisis Panel Vector Auto Regression
(PVAR). Jurnal Ekonomi Pembangunan, 10(3), 168177.
Irwan, S. I. P., Adam Latif, M. A. P., Ahmad Mustanir, S. I. P., & Kamaruddin Sellang,
S. A. P. (2021). Pendekatan Partisipatif: Implementasi Perencanaan Pembangunan.
Media Sains Indonesia.
Kristanto HC, R., & Gusaptono, R. H. (2021). Pengenalan Literasi Keuangan Untuk
Mengembangkan UMKM.
Marwan, S. H. (2021). Tantangan Dan Peluang Generasi Milenial Era Pandemi. Edited
by Sri Handayani Marwan. 1st ed. Surakarta: UNISRI Press.
Miftakhuddin, M., Lestari, K. T., Aniroh, A., & Adinugraha, H. H. (2021).
Pendayagunaan Wakaf di Tengah Pandemi Covid-19 Dalam Perspektif Maqashid
Al-Syariah. IQTISHADUNA: Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita, 10(1), 7690.
Infrastruktur Antara Peluang dan Ancaman Terhadap
Pertumbuhan Perekonomian Indonesia
Istianah
1.700
Singgih, M. L., & Gunarta, I. K. (2021). Manajemen Produktivitas Perusahaan. ITS
Tekno Sains.
Suardika, K., Sulistyoko, A., Budiyono, F., Susanto, H., Kamal, F., & Manaf, A. (2021).
Teori dan Aplikasi Pendidikan Kewarganegaran. Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini.
Sudarmanto, E., Syaiful, M., Fazira, N., Hasan, M., Muhammad, A., Faried, A. I.,
Tamara, S. Y., Mulianta, A., Nainggolan, L. E., & Prasetyo, I. (2021). Teori
Ekonomi: Mikro dan Makro. Yayasan Kita Menulis.
Sulaiman, E. S. (2021). Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan: Teori dan
Implementasi. UGM PRESS.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License