Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 1, January 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
. (2022). Pengembangan Prototipe
Rudal Petir dalam Rangka Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan Alutsista dalam Negeri.
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 2(1): 1.715-1.726
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RUDAL PETIR DALAM RANGKA
MENINGKATKAN IPTEK DI BIDANG RUDAL PADA PEMENUHAN ALUTSISTA
DALAM NEGERI
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
Program Studi Industri Pertahanan, Fakultas Teknologi Pertahanan, Universitas Pertahanan
Republik Indonesia, Indonesia
1,2 dan 3
1
, nengah.put[email protected].id
2
dan putrajandhana@yahoo.co.id
3
Abstrak
Latar belakang: Pengembangan Prototipe Rudal Petir merupakan kegiatan pengembangan
Prototipe Rudal Petir pada tahun 2017, yang sudah berhasil terbang autopilot mengikuti
waypoint. Terkait hal ini Balitbang Kemhan melaksanakan Litbang Pengembangan Prototipe
Rudal Petir ini bekerja sama dengan PT. Sari Bahari.
Tujuan penelitian: Pada kegiatan Pengembangan Prototipe Rudal Petir tahap I IV adalah
bertujuan untuk meningkatkan jarak jangkau, kecepatan dan auto pilot system. Sedangkan pada
tahap II IV adalah pembuatan sistem Seeker, penggunaan Booster pada sistem peluncuran dan
penggunaan warhead dengan model impact.
Metode penelitian: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan
kualitatif. Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif analisis.
Hasil penelitian: Diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan Iptek di bidang rudal serta
kemandirian nasional khususnya pemenuhan Alutsista dalam negeri sehingga perlu keberpihakan
dari pemerintah pada pengembangan rudal petir ini untuk mendorong industri pertahanan
nasional, dalam meningkatkan posisi tawar bangsa dan negara Indonesia di kawasan serta
meningkatkan efek penggentar atau deterrence effect, juga dapat meningkatkan pemanfaatan
tenaga ahli bangsa yang berpotensi dalam pengembangan dan pembuatan alutsista yang
merupakan asset bangsa.
Kesimpulan: Berdasarkan konsep desain yang telah dikembangkan pada rudal petir ini,
berkaitan dengan kemandirian produk dan teknologi yang dikuasai sepenuhnya oleh bangsa
Indonesia yang dihasilkan dari kemampuan dalam negeri, dengan beberapa komponen yang
masih dibeli dari luar adalah komponen generik saja, yang dilakukan melalui integrasi untuk
menjadi modul atas subsistem secara mandiri.
Kata kunci: Pengembangan, Prototipe, Rudal Petir
Abstract
Background: Lightning Missile Prototype Development is a Lightning Missile Prototype
development activity in 2017, which has succeeded in flying on autopilot following the waypoint.
In this regard, the Research and Development Center of the Ministry of Defense carries out the
R&D for the Development of the Lightning Missile Prototype in collaboration with PT. Sari
Bahari.
Research purposes: In the Lightning Missile Prototype Development phase I IV, the aim is to
increase the range, speed and auto pilot system. While in stages II IV are the creation of the
Seeker system, the use of Boosters in the launch system and the use of warheads with the impact
model.
Research methods: The research method used is research with a qualitative approach. The type
of research approach used in this research is descriptive analysis research.
Research results: It is hoped that this activity will improve science and technology in the field of
missiles as well as national independence, especially the fulfillment of domestic defense
equipment so that it is necessary to take sides from the government in the development of this
lightning missile to encourage the national defense industry, in increasing the bargaining
position of the Indonesian nation and state in the region and increasing the deterrent effect. or
deterrence effect, it can also increase the utilization of the nation's experts who have the potential
in the development and manufacture of defense equipment which is the nation's asset.
Conclusion: From the design concept that has been developed on this lightning missile, it relates
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka
Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan
Alutsista dalam Negeri
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
1.716
to the independence of products and technology that are fully controlled by the Indonesian
people resulting from domestic capabilities, with some components that are still purchased from
outside are generic components only, which is carried out through integration to become a
module over the subsystem independently.
Keywords: Development, Prototype, Lightning Missile
Diterima: 26-12-2021; Direvisi: 29-12-2021; Disetujui: 15-01-2022
PENDAHULUAN
Rudal adalah nama singkat dari peluru kendali, diartikan dari bahasa Inggris
guided missile yang berarti sebuah peluru (Fathurrohman, 2015) atau munisi
berpenggerak sendiri (self-propelled) dilengkapi dengan sistem panduan, sebagai lawan
terminologi dari munisi tidak berpandu yang disebut dengan roket (Dedi Kurniawan
Susilo, 2020). Adapun roket sendiri lebih banyak diasosiasikan dengan tabung yang berisi
propelan sebagai motor roket walaupun sebenarnya ada juga roket tanpa propelan tetapi
menggunakan jet engine sebagai motor pendorongnya.
Ditinjau dari sisi penggunaannya, roket dan rudal bisa berperan sebagai alat
komersial maupun alat pertahanan (Sazrhi et al., 2020), sebagai alat komersial misalnya
untuk pengukur cuaca (Yosia, 2021), peluncur satelit, ataupun platform untuk melakukan
berbagai penelitian di atmosfer (Jihad, 2011). Sementara itu penggunaan sebagai alat
pertahanan, misalnya digunakan sebagai roket (Reinaldo et al., 2013) atau rudal
permukaan ke permukaan, permukaan ke udara, dan senjata anti satelit (Nasution, 2015).
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia memerlukan penguasaan dan kemandirian di
bidang teknologi peroketan (Buletin, 2019). Pada kenyataannya, penguasaan teknologi
peroketan saat ini masih didominasi oleh negara-negara tertentu (Jihad, 2011) karena
penyebarannya memang sangat dibatasi dengan aturan-aturan, antara lain MTCR (Missile
Technology Control Regime) dan CISTEC (Center for Information on Security Trade
Control) (Sadraey, 2012) (Redaksi, 2015).
MTCR adalah satu kemitraan informal dan sukarela yang melakukan kendali
ekspor multilateral, beranggotakan 35 negara (Indonesia tidak termasuk dalam
keanggotaannya) (Ratu, 2017). Kemitraan ini terbentuk untuk mencegah proliferasi rudal
dan teknologi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) yang mampu membawa muatan
lebih dari 500 kg (Eko Prasetyo, 2020) atau jangkauan lebih dari 300 km. Sejak
kemunculannya, MTCR sudah berhasil menghambat bahkan menghentikan beberapa
program rudal balistik di sejumlah negara. Sementara itu, CISTEC, dalam rangka
berkontribusi untuk perdamaian dan keamanan internasional, secara sistematis
mengumpulkan informasi domestik dan internasional atas barang dan teknologi yang
berhubungan dengan senjata pemusnah masal dan senjata konvensional dipandang dari
sudut pandang sektor swasta.
Saat ini, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain di Asia,
seperti India, China, Korea Selatan, Korea Utara dan lain-lainnya, dalam penguasaan
teknologi peroketan. Indonesia perlu upaya-upaya untuk memacu bangsa ini agar
memiliki kemandirian dan menguasai teknologi peroketan secara bertahap dan terarah.
Sekarang ini, hal yang diperlukan adalah: sebuah program akselerasi yang dapat
mensinergikan sumber daya yang ada untuk dapat bersama-sama mengembangkan
kemampuan nasional dalam bidang rudal. Badan Penelitian dan Pengembangan
(Balitbang) Kementerian Pertahanan RI telah bekerjasama dengan pihak swasta yaitu: PT.
Sari Bahari telah mulai mengembangkan rudal, untuk versi awal dinamai Rudal Petir.
Teknologi kunci seperti yang disampaikan oleh (Irwanto, 2016), secara bertahap akan
ditambahkan seperti sistem telekomando, pengujian sistem electromagnetic interferency
Vol. 2, No. 1, pp. 1.716-1.726, January 2022
1.717 http://sostech.greenvest.co.id
(EMI), rancang bangun embeded control system tahan vibrasi, penelitian dan
pengembangan sistem tracking, penelitian dan pengembangan sistem sensor inersia,
penelitian dan pengembangan sistem uji kontrol 3 dimensi, penelitian dan pengembangan
flight simulator, penelitian dan pengembangan sistem separasi motor roket, penelitian dan
pengembangan sistem aktuator rudal, rancang bangun sistem radar, rancang bangun
sistem kendali terintegrasi untuk pemandu roket, pengembangan material untuk sensor
infra-red, pengembangan nozzle coating untuk rudal, pengembangan binder untuk
propelan, dan rancang bangun liner insulator tabung motor roket.
Program pengembangan rudal ini sifatnya sangat strategis untuk pertahanan dan
keamanan nasional (Ambarwati et al., 2019). Teknologi ini tidak bisa dengan mudah
didapatkan dari luar negeri, baik lewat jalur resmi maupun tidak resmi (Jamaludin et al.,
2020). Berdasarkan TA. 2015, Balitbang Kemhan bekerjasama dengan PT. Sari Bahari,
Malang, Jawa Timur telah berhasil melaksanakan Litbang Pembuatan Prototipe Rudal
Petir yang ditandai dengan keberhasilan pelaksanaan uji statis dan uji dinamis/uji fungsi
di AWR Pandanwangi, Lumajang, Jawa Timur. Litbang prototipe Rudal Petir tersebut
diharapkan dapat semakin membantu mempercepat program nasional kemandirian
alutsista serta akan semakin meningkatkan deterrent effect.
Berdasarkan tahun 2017, pelaksanaan Litbang pembuatan prototipe Rudal Petir
dilanjutkan, direncanakan akan dilaksanakan dalam empat tahap hingga tahun 2020 yaitu
Gambar 1. Peta Jalan Pembuatan Prototipe Rudal Petir.
Seperti disampaikan di atas, pengembangan Rudal Petir dilaksanakan oleh PT. Sari
Bahari dengan dukungan sepenuhnya oleh Balitbang Kemhan dalam bentuk kerjasama
pengembangan prototipe rudal yang dijalankan dalam 4 tahap. Diharapkan melalui
kerjasama ini akan didapat rudal siap pakai oleh Angkatan Laut, Angkatan Darat dalam
pemenuhan kebutuhan operasional di lapangan, sehingga angkatan kita menjadi tangguh
dengan didukung oleh berkembangnya industri pertahanan nasional.
Beberapa alasan esensial yang melatar belakangi pengembangan dan pembuatan
Rudal Petir yang dilaksanakan oleh Balitbang Kemhan bekerjasama PT. Sari Bahari
adalah sebagai berikut untuk meningkatkan kemandirian bangsa dalam pembuatan dan
pengadaan alutsista, terutama dalam hal rudal, sehingga mengurangi pengaruh embargo
dari negara lain. Hal ini dapat diwujudkan karena Rudal Petir:
1) 100% direkayasa oleh anak bangsa
2) Dibuat di Indonesia
3) Diperkirakan mempunyai kandungan TKDN 60%
4) Perawatan dapat dilakukan di dalam negeri.
a. Untuk meningkatkan posisi tawar bangsa dan negara Indonesia di kawasan, dan
meningkatkan efek penggentar atau deterence effect. Peningkatan ini disebabkan
karena kemampuan akan pembuatan Rudal Petir di dalam negeri secara mandiri.
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka
Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan
Alutsista dalam Negeri
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
1.718
b. Untuk meningkatkan pemanfaatan tenaga ahli bangsa yang berpotensi dalam
pengembangan dan pembuatan alutsista, yang juga meningkatkan akumulasi
pengalaman anak-anak bangsa tersebut dalam pengembangan dan pembuatan
alutsista, terutama dalam bidang rudal. Kemampuan dan pengalaman ini
merupakan aset bangsa.
c. Untuk mendorong industri alutsista di dalam negeri yang akhirnya mendorong
kemandirian industri di dalam negeri dalam pengembangan dan produksi
alutsista. Keterlibatan industri pertahanan dalam negeri ini, akhirnya bermuara
juga kepada kontribusi dalam mempercepat perputaran ekonomi anak-anak
bangsa di dalam negeri.
Tujuan Litbang Prototipe Rudal Petir Tahap III IV yaitu sebagai berikut:
a. Meningkatkan kemampuan Rudal Petir agar dapat diluncurkan menggunakan
stabilized platform yang akan ditempatkan di atas kapal pada tahap selanjutnya
b. Menambah kemampuan Rudal Petir dengan integrasi sistem seeker yang dapat
mengenali sasaran
c. Mengembangkan subsistem anti jamming untuk diintegrasikan dengan Rudal Petir
pada tahap selanjutnya.
Mengembangkan subsistem proximity fuze untuk diintegrasikan dengan Rudal
Petir pada tahap selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kualitatif.
Jenis pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif analisis yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan hal yang diperoleh
berdasarkan keadaan yang ada. Desain penelitian pada penelitian ini menggunakan
analisis Grounded Theory (Teori Dasar) merupakan penelitian yang diarahkan pada
penemuan atau minimal menguatkan suatu teori. Pendekatan teori dasar adalah suatu
metode penelitian kualitatif yang menggunakan prosedur sistematis untuk
mengembangkan teori secara induktif yang memperoleh teori dasar. Penelitian teori dasar
dilaksanakan dengan menggunakan berbagai teknik pengumpulan data, cek dan recek ke
lapangan, studi perbandingan antar kategori, hingga verifikasi sampai pada titik jenuh.
Metode kualitatif yang digunakan pada penelitian ini untuk mendapatkan gambaran
mengenai program yang sedang dilaksanakan yaitu mengenai pengembangan Rudal Petir
yang dititikberatkan pada pengembangan prototipenya.
Pelaksanaan pengembangan dan pembuatan prototipe Rudal Petir dilaksanakan
selama satu tahun kalender yang dimulai pada awal 2018 dan selesai pada bulan
November 2018, dengan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan berlangsung di
berbagai lokasi yaitu Balitbang Kemhan, PT. Sari Bahari, Lapangan Tembak AWR TNI-
AU, Pandanwangi, Lumajang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
wawancara dan menggunakan data pendukung (dokumentasi). Data yang diperoleh
kemudian dilakukan pengolahan data melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Keseluruhan data yang didapat kemudian dilakukan pemeriksaan keabsahan
data dengan metode triangulasi data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Konsep Desain Rudal Petir
Semangat utama Rudal Petir harus berkaitan dengan kemandirian produk dan
teknologi yang dikuasai sepenuhnya oleh bangsa ini. Rudal ini hasil desain dan
diproduksi oleh kemampuan dalam negeri, beberapa komponen yang masih dibeli
Vol. 2, No. 1, pp. 1.716-1.726, January 2022
1.719 http://sostech.greenvest.co.id
dari luar adalah komponen generik saja. Adapun integrasi menjadi modul atas
subsistem sudah dilakukan secara mandiri. Hak kekayaan intelektual dan
pengembangan lanjutannya harus dikuasai oleh negara, yang dijalankan oleh
konsorsium yang mendukungnya. Adapun tujuan perancangan Rudal Petir adalah
sebagai berikut:
1) Mempersenjatai Kapal FPB
2) Mengukuhkan tugas Kapal FPB
3) Sebagai kelengkapan persenjataan dan peralatan patroli
Konsep desain Rudal Petir diarahkan untuk wahana Surface to Surfaceyang
mampu terbang jelajah pada bilangan Mach menengah dengan kemampuan auto-
tracking pada target yang terintegrasi dengan sistem navigasi dan sistem kendalinya.
Konsep desainnya mengambil pendekatan Surface to Surface Missile (SSM) yaitu
senjata terbang yang diluncurkan dari permukaan daratan/lautan dengan sasaran
bergerak yang berada di daratan/lautan. Rudal Petir harus mampu diterbangkan dari
atas satu stabilized-platform (stabilized-stand) yang dipasang diatas dek kapal kecil,
Rudal Petir disiapkan pada dudukannya yang kemudian rudal harus bisa diluncurkan
dengan bantuan satu rocket booster, dimana berikutnya mampu otomatis mencapai
sasaran. Tentu Rudal Petir harus dilengkapi dengan hulu ledak yang mampu
menimbulkan kerusakan ringan pada suatu target sehingga menurun secara
signifikan kemampuan targetnya, walaupun belum bisa menghancurkan secara total.
Sistem propulsi yang perlu diaplikasikan adalah jenis mesin turbo jet dimana
untuk waktu selanjutnya harus diupayakan dari jenis mesin yang mempunyai
konsumsi avtur yang hemat agar dapat memperpanjang jarak jelajahnya. Sampai
akhir pengembangan Rudal Petir ini, penggunaan satu mesin turbo jet lebih
diutamakan agar dapat dicapai berat airframe seringan mungkin.
b. Roadmap Pengembangan Rudal Petir
Roadmap awal Rudal Petir disusun berdasarkan tahap pengembangan teknologi
yang ingin dicapai dan peningkatan kehandalan produk sehingga siap digunakan
oleh TNI, dapat dilihat pada gambar 2 mengenai Roadmap Pengembangan Rudal
Petir dan gambar 3. Pentahapan Penguasaan Teknologi Rudal Petir seperti di bawah
ini:
Gambar 2. Roadmap Pengembangan Rudal Petir.
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka
Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan
Alutsista dalam Negeri
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
1.720
Gambar 3. Pentahapan Penguasaaan Teknologi Rudal Petir.
Akan tetapi, roadmap pada gambar 2 dan gambar 3 di atas, telah mengalami
beberapa perubahan, diantaranya karena keterbatasan anggaran dan lain-lain. Rudal Petir
ini merupakan rudal taktis permukaan ke permukaan yang dirancang untuk dapat
diluncurkan dari kapal cepat. Teknologi rudal yang ringan dapat berfungsi sebagai tahap
awal dalam pembuatan rudal permukaaan ke permukaan (Surface to Surface Missile)
berkapasitas besar. Inti teknologi rudal adalah kendaraan udara (air vehicle) yang
mempunyai kemampuan memenuhi misinya, yaitu membawa hulu ledak dan terkendali
mengenai sasaran secara tepat.
Teknologi utama dalam pengembangan Rudal Petir terletak pada:
a. Kemampuan merancang air vehicle, yaitu mengintegrasikan gaya dorong dari
mesin propulsi turbin jet, konfigurasi rudal, aerodinamika, struktur dan sistem
pesawat udara
b. Kemampuan pembuatan rudal/pesawat udara berbasis komposit
c. Kemampuan merancang sistem kendali rudal
d. Kemampuan integrasi penggunaan alat peluncur rocket booster
e. Kemampuan integrasi seeker dalam alat kendali untuk mendapatkan akurasi
dalam menjalankan misinya
f. Kemampuan integrasi sistem proximity fuze
g. Kemampuan integrasi sistem anti jamming.
c. Tahapan Desain Pengembangan Rudal Petir
Kegiatan tahap I dari tata kelola proyek desain ini adalah tahap pendefinisian
semua requirement yang meliputi detail kegiatan seperti yang ditunjukkan pada
gambar 4. Luaran tahap ini adalah satu dokumen requirement yang berisi berbagai
requirement/persyaratan yang sangat berguna dalam merumuskan konsep desain
UAV. Selanjutnya adalah tahap II yaitu kegiatan desain konseptual dimana
himpunan requirement diterjemahkan menjadi beberapa konfigurasi UAV. Masing
masing konfigurasi diperdalam dengan kajian fungsi terbang pesawat dan sistemnya.
Akhir tahap ini adalah pemilihan satu konfigurasi terbaik untuk dimasukkan ke tahap
berikutnya. Pada tahap III (preliminary), satu konfigurasi terpilih dianalisa dengan
menggunakan data yang lebih update dari vendors dan menggunakan metoda analisa
Vol. 2, No. 1, pp. 1.716-1.726, January 2022
1.721 http://sostech.greenvest.co.id
desain yang lebih akurat. Luaran tahap ini adalah satu konfigurasi UAV yang sudah
matang kajiannya. Selanjutnya adalah tahap IV yaitu desain yang detail, dimana
dihasilkan gambar gambar kerja untuk dapat dipakai dalam proses produksi bagian
bagian UAV, dimana semua komponen yang dibeli dari pihak luar sudah diterima
dalam kondisi lolos uji. Tahap V adalah tahap integrasi dari berbagai komponen
UAV dimana jika perlu dilakukan testing saat mulai proses integrasi. Dalam hal ini
ground testing dan uji terbang ada dalam tahap kelima ini. Tahap terakhir adalah
tahap produsi UAV untuk tujuan penjualan dimana sangat diperlukan perbaikan
dalam rancang bangun UAV secara terus menerus.
d. Spesifikasi Teknis
Spesifikasi teknis Rudal Petir yang diharapkan di akhir tahap 4 adalah sebagai
berikut:
1) Jenis Rudal : Surface to surface strategic cruise missile
2) Launch platform : Rocket booster
3) Jenis target : Target statik dan anti kapal (dinamis)
4) Warhead : Berat 5 -10 Kg
5) Range : 80 ± 20 Km
6) Kecepatan : 350 ± 30 Km/Jam
7) Guidance system : INS dan seeker
8) Payload : Warhead dengan berat 5 10 kg
9) Berat : 45 ± 5 Kg
10) Panjang : 2000 ± 400 mm
11) Diameter : 250 ± 50 mm
12) Propulsi : Turbo jet engine dengan thrust 40 ± 7 Kg
13) Wing span : 1500 ± 400 mm
14) Konfigurasi : Wing-tail
15) Airframe material : Carbon reinforced composite
16) Ground Control Station : 1 set radio telemetry system (receiver, transmitter,
control monitoring, comand control).
Stand didesain dengan dimensi dan berat, sebagai berikut:
1) Panjang 1,2 ± 0,5 m
2) Lebar 1,2 ± 0,5 m
3) Tinggi 1,2 ± 0,5
4) Dapat diputar 360 derajat
5) Berat < 300 kg
Menggunakan material carbon steel maka dibuat stand tersebut dengan berat
sampai dengan 60 kg yang tahan pada gaya pesawat petir dan semburan panas dari
roket booster.
e. Tahapan Pengembangan dan Pembuatan Prototipe Rudal Petir
Tahapan kegiatan pengembangan dan pembuatan prototipe Rudal Petir adalah
sebagai berikut ini.
1) Tahap I (TA 2017)
Tahap 1 dari kegiatan pengembangan dan pembuatan prototipe Rudal Petir adalah:
a) Desain dan penentuan konfigurasi wahana, termasuk di dalamnya tambahan tiruan
hulu ledak
b) Pembuatan dan pengembangan Rudal Petir tahap 1
c) Uji statik
d) Uji terbang atau uji dinamik secara manual dengan pilot. Tujuan uji adalah
memastikan seberapa baik kestabilan statik pada pitch, yaw dan roll dan untuk
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka
Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan
Alutsista dalam Negeri
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
1.722
memastikan seberapa baik kendali statik pada saat banking. Juga untuk menguji
keefektifan control surfaces yang dipasang pada rudal
e) Pengembang peluncur untuk uji terbang Rudal Petir.
2) Tahap II (Tahun 2018)
Pada tahap 2, kegiatan pengembangan dan pembuatan prototipe Rudal Petir terdiri
atas:
a) Penerapan auto pilot sederhana yang dikembangkan berdasarkan data terbang pada
pengembangan Tahap-1
b) Uji-uji batasan kinerja Rudal Petir , seperti jarak jangkau, kecepatan dan lain-lain
c) Uji akurasi jalur terbang rudal
d) Pengembangan sistem elektronik untuk auto take-off
e) Pengembangan 'soldier proof' ground command station
f) Pengembangan 'soldier proof' firing system
g) Pengembangan hululedak
h) Pengembangan peluncur sesuai matra (termasuk stabilized platform untuk peluncur
pada kapal laut)
i) Pengembangan self-destruction system.
3) Tahap III (Tahun 2019)
Kegiatan-kegiatan pengembangan dan pembuatan yang akan dilakukan pada tahap 3
adalah:
a) Penerapan self-destruction
b) Pengembangan dan penerapan arming-disarming system
c) Penerapan bom tajam
d) Pengembangan dan penerapan anti GPS jamming dan atau spoofing
e) Uji-uji misi, misalnya:
(1) Sea skimming
(2) Terminal dive
(3) Penembakan dari laut ke sasaran di darat
(4) Penembakan dari laut ke sasaran di laut
(5) Penembakan dari darat ke sasaran di darat.
f) Pengembangan sistem auto pilot sendiri dan peningkatan akurasi
g) Pengembangan test bench untuk kalibrasi dan tes.
4) Tahap IV (Tahun 2020)
Kegiatan-kegiatan pengembangan dan pembuatan yang akan dilakukan pada tahap 4
adalah:
a) Penerapan bom hidup dan uji-uji
b) Penerapan damage assesment system
c) Post mission evaluation
d) Pengembangan doktrin operasi.
Mengikuti revisi Take Off Weight (TOW) rudal, maka kemampuan engine dan luas
sayap juga mengalami penyesuaian. Produk akhir pengembangan (selesai tahap 4) yang
diharapkan adalah Rudal Petir ini akan mempunyai kemampuan jarak jangkau 80 ± 20
km, dengan kecepatan jelajah 350 ± 30 km/jam dan membawa hulu ledak kurang lebih 5-
10 kg, yang meluncur secara otomatis ke sasaran target tidak bergerak melalui jalur
jelajah yang sudah diprogram sebelumnya. Rudal Petir dapat ditempatkan di kendaraan
darat dan juga di kapal laut, dengan memodifikasi sistem peluncurnya sedemikian rupa.
Bentuk Rudal Petir adalah berupa wahana terbang bersayap tetap dan bermesin turbo jet
yang mempunyai tingkat maneuverability yang tinggi dan mampu menjelajah sesuai
dengan jalur jelajah yang sudah ditentukan dengan menggunakan permukaan kontrol
Vol. 2, No. 1, pp. 1.716-1.726, January 2022
1.723 http://sostech.greenvest.co.id
aileron, elevator dan rudder. Rudal Petir ini, jalur terbangnya dapat diubah dari jauh atau
terbang sendiri (autopilot) sesuai dengan program yang sudah dimasukkan sebelumnya
seperti yang disampaikan oleh (Lawrence : DARcorporation, 2001). Dengan
menggunakan auto pilot, rudal ini mampu menuju sasaran tidak bergerak dengan akurasi
jauh lebih tinggi dari pada akurasi suatu peluru balistik. Serta, dengan memanfaatkan
jalur terbang terprogram, jalur terbang wahana terbang dapat dibuat sedemikian rupa
untuk menghindari deteksi lawan.
Nilai keunggulan Rudal Petir sebagai alutsista adalah pemanfaatannya untuk
keperluan:
1) Light deterrence attack Missile, dimana rudal ini dirancang terbang pada ketinggian
sekitar 300 m pada kecepatan rata-rata sekitar 350 km/jam, dengan endurance total
(lama terbang) sekitar 10 - 15 menit. Rudal ini diharapkan bisa membawa High
Explosive Munition (warhead) yang berbobot sekitar 5 - 10 kg ke sasaran dengan
tepat dan cepat
2) Tactical surveillance, dengan melengkapi sistem kamera sebagai bagian payload
system, maka secara prinsip rudal ini bisa dimanfaatkan sebagai tactical
surveillance. Kebutuhan cepat dan jangkauan pantauan radius bisa dioptimasikan
dengan jumlah bahan bakar yang dibawa
3) Keunggulan utama lain dari Rudal Petir adalah dapat diluncurkan melalui catapult
system, sehingga secara prinsip bisa diluncurkan dari jenis kapal patroli cepat.
Karena kecepatan luncur rudal yang relatif rendah dan mempunyai bobot yang
ringan, maka aspek recoiling (gaya balik) tidak terjadi
4) Rudal ini bersifat ‘fire and forget. Recovery atau pengambilan kembali dapat
dilakukan dengan menggunakan sistem pendaratan jaring (landing net system),
apabila diperlukan untuk kebutuhan tertentu
5) Sistem kendali bersifat moderate, mempunyai margin stabilitas yang cukup optimal,
sehingga mudah dikendalikan
6) Pada tahapan ini, Rudal Petir dirancang untuk dikendalikan dengan remote control
system di base ground control station ketika take-off launch sampai pendaratan.
Pada tahapan pengembangan selanjutnya, peluncuran Rudal Petir akan dilakukan
dengan auto take off dan kemudian ketika sudah mencapai ketinggian aman sistem
kendali dikontrol melalui onboard system computer dalam rudal (auto pilot). Dalam
hal kembali ke base (misalnya, fase uji coba dan misi surveillance), maka base
ground control station dapat mengambil alih remote control system pada rudal.
f. Pengujian Yang Dilakukan.
1) Uji coba dengan roket booster pada dummy Rudal Petir TA 2018
Untuk menguji pelontar dan mekanisme pelontaran, maka dilakukan uji
pelontaran dengan memakai real rocket booster dan dummy Rudal Petir 18, yang
dilakukan di waduk Jatiluhur pada 9 Oktober 2018. Detik-detik uji pelontaran dapat
dilihat di gambar 4.
Gambar 4. Uji Stand dengan Real Rocket Booster dan Dummy Rudal Petir 18.
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka
Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan
Alutsista dalam Negeri
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
1.724
Dari uji tersebut dapat diketahui dua bagian yang perlu diperbaiki adalah kaki ayun
depan dan kaki penumpu roket booster. Kaki ayun depan bergerak balik ke belakang
karena semburan nozzle roket booster. Mekanisme ayun balik ke belakang ini harusnya
tidak boleh terjadi, sehingga mekanisme kaki ayun akan dibuat hanya bisa mengayun ke
depan, tapi tidak sebaliknya. Sedangkan kejadian kaki tumpu roket booster lepas,
disebabkan oleh ikatan mur baut yang sedikit dan memutar. Mekanisme ini harus dapat
dikunci dan diperpanjang bautnya supaya ikatan dengan mur lebih panjang juga.
Semburan panas tidak berpengaruh besar pada pelontar yang ada. Sehingga ada
kemungkinan pemakaian dengan material lain yang lebih ringan tapi tetap kuat pada
pengembangan berikutnya.
2) Uji dinamik roket booster pada Rudal Petir TA 2018
Pada uji dinamis yang dilakukan pada tanggal 11-12 Desember 2018 di Air
Weapon Range (AWR) Lumajang, Jawa Timur, Macan Pelontar diletakkan di atas
tumpukan karung pasir karena:
a) Supaya yang hadir yang berjarak sekitar 250 m dapat melihat pelontaran Petir
dengan Macan Pelontar
b) Supaya titik luncur sedikit lebih tinggi supaya kalau Petir turun sedikit tidak
langsung mengenai permukaan tanah
3) Uji Dinamis ke-1 pada tanggal 11 Desember 2018
Pada uji dinamis yang ke 1 ini, tali penahan diikatkan di badan Petir I-102
dimana salah satu bentangan tali diletakkan tepat di depan nozzle rocket booster.
Dengan tali penahan seperti ini, Petir siap diluncurkan. Pada saat jet engine
dimaksimalkan throttle-nya, ikatan tali penahan lepas. Akibatnya Petir maju
perlahan ke depan dan akhirnya jatuh, seperti foto-foto. Sehingga tali penahan harus
dibuat ulang termasuk pola pengikatnya.
4) Uji Dinamis ke-2 pada tanggal 12 Desember 2018
Belajar dari pengalaman pada hari sebelumnya, pada tali penahan thrust jet
engine dilakukan perubahan, yaitu:
a) Bahan tali yang diganti menjadi tali berbahan Kevlar, yang kuat tetapi mudah
terbakar
b) Tali penahan tersebut diikatkan pada penumpu rocket booster dan diarahkan ke
belakang motor/Nozzle Rocket Booster.
Dengan perubahan tali penahan tersebut, peluncuran Rudal Petir dengan
memakai Rocket Assisted Take-Off (RATO) berhasil dilakukan untuk pertama
kalinya. Rocket booster juga dapat lepas sesuai rencana, dalam waktu kurang dari 1
detik. Ini menandai loncatan penguasaan teknologi peluncuran yang sebelumnya
memakai catapult pneumatic launcher yang besar dan berat, ke RATO yang ringan,
kecil dan portable.
.
KESIMPULAN
Berdasarkan konsep desain yang telah dikembangkan pada rudal petir ini, berkaitan
dengan kemandirian produk dan teknologi yang dikuasai sepenuhnya oleh bangsa
Indonesia yang dihasilkan dari kemampuan dalam negeri, dengan beberapa komponen
yang masih dibeli dari luar adalah komponen generik saja, yang dilakukan melalui
integrasi untuk menjadi modul atas subsistem secara mandiri. Hak kekayaan intelektual
dan pengembangan lanjutannya harus dikuasai oleh negara, yang dijalankan oleh
konsorsium yang mendukungnya dengan tujuan perancangan dari rudal petir ini adalah
untuk mempersenjatai Kapal Fast Patrol Boat (FPB), guna mengukuhkan tugas kapal
Vol. 2, No. 1, pp. 1.716-1.726, January 2022
1.725 http://sostech.greenvest.co.id
FPB sebagai kelengkapan persenjataan dan peralatan penunjang saat melaksanakan
patroli diperuntukkan bagi wahana Surface to Surface yang mampu dengan kecepatan
jelajah pada bilangan Mach menengah dengan kemampuan auto tracking pada target
yang terintegrasi dengan sistem navigasi dan sistem kendalinya, dengan menggunakan
hulu ledak yang menimbulkan kerusakan ringan pada suatu target, yang digunakan untuk
menurunkan kemampuan secara signifikan pada target yang menjadi sasaran, meski
belum bisa menghancurkan secara total. Sistem propulsi yang perlu diaplikasikan adalah
jenis mesin turbo jet dimana untuk waktu selanjutnya harus diupayakan dari jenis mesin
yang mempunyai konsumsi avtur yang hemat agar dapat memperpanjang jarak
jelajahnya. Sampai akhir pengembangan Rudal Petir ini, penggunaan satu mesin turbo jet
lebih diutamakan agar dapat dicapai berat airframe seringan mungkin.
Berdasarkan semua pengujian terbang yang telah dilakukan, semua subsistem
sudah bekerja dan berfungsi dengan baik, kecuali autopilot yang belum teraktifkan karena
parasut yang terbuka terlebih dahulu. Serta terdapat lompatan penguasaan teknologi take
off dari pelontar catapult ke cara berbasis roket booster, sehingga basis ini lebih dapat
digunakan pada kapal maupun kendaraan kecil dalam pengoperasiaanya. Secara umum,
dari seluruh pengujian pada pengembangan prototipe rudal petir ini sudah dijalankan
dengan baik dan cukup berhasil.
BIBLIOGRAFI
Ambarwati, E., Mahroza, J., & Supandi, S. (2019). Strategi Hedging Dalam Mendukung
Diplomasi Pertahanan Indonesia (Studi Kasus: Alih Teknologi Rudal C-705). Jurnal
Diplomasi Pertahanan, 5(1).
Buletin, S. (2019). Buletin LAPAN Vol 6 No 1 2019. Buletin LAPAN, 6(1).
Dedi Kurniawan Susilo, D. K. S. (2020). Analisa Tembak Di Tempat Yang Dilakukan
Oleh Anggota Polisi Terhadap Pelaku Kriminal Dalam Upaya Penegakan Hukum
Pidana. Universitas Batanghari.
Eko Prasetyo, Y. (2020). IMPLEMENTASI KEBIJAKAN TENTANG PENGENDALIAN
PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA TANPA AWAK DI KABUPATEN
PONOROGO (PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NO. 90 TAHUN 2015).
Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Fathurrohman, I. (2015). Analisa Teknis dan Ekonomis Pembangunan Industri Alutsista
Kapal. Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Irwanto, H. Y. (2016). HILS of auto take off system: For high Speed UAV using booster
rocket. In 2016 International Seminar on Intelligent Technology and Its
Applications (ISITIA) (pp. 373380). IEEE.
Jamaludin, J., Purba, R. A., Effendy, F., Muttaqin, M., Raynonto, M. Y., Chamidah, D.,
Rahman, M. A., Simarmata, J., Abdillah, L. A., & Masrul, M. (2020). Tren
Teknologi Masa Depan. Yayasan Kita Menulis.
Jihad, B. H. (2011). Analisis Efek Pemotongan Nosel Pada Desain Multinosel. Prosiding
SIPTEKGAN XV-2011 Seminar Nasional IPTEK Dirgantara XV Tahun 2011, 232
238.
Nasution, H. (2015). Missile Technology Control Regime (Mtcr): Dalam Perspektif
Kepentingan Nasional.
Ratu, S. S. L. (2017). Hakikat Hak Angket Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Dalam
Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia. In Mimbar Keadilan (pp. 209228).
Redaksi, W. P. (2015). Susunan Redaksi Penasehat Penanggung jawab Pimpinan
Redaksi. Inovasi Pertahanan, 1(1).
Reinaldo, R., Suradam, M., Andri, E., & Sugihartono, I. (2013). Pengembangan prototip
Pengembangan Prototipe Rudal Petir dalam Rangka
Meningkatkan Iptek di Bidang Rudal pada Pemenuhan
Alutsista dalam Negeri
Chabib Shofhani
1
, I Nengah Putra Apriyanto
2
dan I B Putera Jandhana
3
1.726
sistem pemantau sikap dinamik roket dengan visualisasi grafik dan animasi
pergerakan 3d secara real time. PROSIDING SEMINAR NASIONAL FISIKA (E-
JOURNAL), 2, 107112.
Sadraey, M. H. (2012). Aircraft design: A systems engineering approach. John Wiley &
Sons.
Sazrhi, A., Amperiawan, G., & Bura, R. O. (2020). Strategi Penguasaan Teknologi
Advanced Composite Untuk Mendukung Kemandirian Pengembangan Pesawat
Tempur. Teknologi Daya Gerak, 3(1).
Yosia, D. A. (2021). Peran Stasiun Meteorologi Maritim Kelas I Tanjung Priok Dalam
Memprakirakan Cuaca Di Wilayah Tanjung Priok Dalam Rangka Keseselamatan
Pelayaran. Karya Tulis.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License