Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 1, January 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
How to cite:
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan Siregar
3
. (2022). Studi Komparasi
Strategi Sustainable Livelihood Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket Kota
Malang. Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH), 2(1): 1.727-1.744
E-ISSN:
2774-5155
Published by:
https://greenpublisher.id/
STUDI KOMPARASI STRATEGI SUSTAINABLE LIVELIHOOD KAMPUNG
HERITAGE KAJOETANGAN DAN KAMPUNG ORNAMENT TJELAKET KOTA
MALANG
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Brawijaya, Indonesia
1,2 dan 3
ndiixannisa@gmail.com
1
, tyas_49@yahoo.com
2
dan johannes@ub.ac.id
3
Abstrak
Latar belakang: Pariwisata saat ini ditujukan untuk pembangunan wisata yang berkelanjutan.
Kebijakan pembangunan pariwisata berkelanjutan berfokus pada penggunaan sumber daya alam
dan sumber daya manusia untuk jangka waktu panjang.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi sustainable livelihood
pada Kampung Wisata Heritage Kajoetangan dan Kampung Wisata Ornament Tjelaket Kota
Malang.
Metode penelitian: Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif dengan pendekatan
kuantitatif, yang bersifat membandingkan dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.
Hasil penelitian: Tingkat penghidupan menjadi 3 kategori yakni rendah, sedang dan tinggi.
Tingkat penghidupan masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan tergolong dalam kategori
sedang atau belum berkelanjutan. Tingkat penghidupan masyarakat Kampung Ornament Tjelaket
tergolong dalam kategori sedang atau belum berkelanjutan (skor 2,00). Masyarakat Kampung
Heritage Kajoetangan dominan menggunakan modal alam,modal fisik dan modal sosial. Modal
alam yang dimanfaatkan Kampung Heritage Kajoetangan seperti pemanfaatan lahan, asal air
bersih dan akses air bersih. Berdasarkan tahun 2018-2019 masyarakat Kampung Heritage
Kajoetangan telah memaksimalkan pemanfaatan lahannya/lokasi tempat tinggal mereka dengan
cara memanfaatkan potensi wisata.
Kesimpulan: Kondisi aset penghidupan kedua kampung tersebut tergolong dalam kategori
sedang atau belum berkelanjutan. Kampung Heritage Kajoetangan memiliki skor 2,11 (belum
berkelanjutan), hal ini dipengaruhi oleh nilai pemanfaatan modal manusia dan modal social yang
memiliki nilai rata-rata sedang (belum berkelanjutan) dan modal ekonomi yang tergolong rendah
(tidak berkelanjutan). Modal manusia memiliki skor 2,04 (belum berkelanjutan), karena
rendahnya persentase tingkat pendidikan dan pekerjaan masyarakat Heritage Kajoetangan.
Rendahnya pendidikan masyarakat Heritage Kajoetangan ini sangat berpengaruh terhadap
rendahnya pendapatan seseorang karena tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan
seseorang cenderung memiliki wawasan, keterampilan dan pengetahuan yang kurang memadai
untuk kehidupannya, karena sejatinya pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus
dipenuhi oleh setiap orang, bila kebutuhan pokok seseorang tidak dapat terpenuhi, maka hal
itulah yang menjadi salah satu penyebab kemiskinan.
Kata kunci: Komparasi, Strategi, Sustainable Livelihood
Abstract
Background: Tourism is currently aimed at sustainable tourism development. Sustainable
tourism development policies focus on the long-term use of natural and human resources.
Research purposes: The aim of this research is to formulate a sustainable livelihood strategy in
the Kajoetangan Heritage Tourism Village and the Tjelaket Ornament Tourism Village, Malang
City.
Research methods: This research includes comparative causal research with a quantitative
approach, which is to compare two or more groups of a certain variable.
Research results: The level of livelihood is divided into 3 categories, namely low, medium and
high. The level of livelihood of the people of Kampung Heritage Kajoetangan is in the moderate
or unsustainable category. The level of livelihood of the people of Kampung Ornament Tjelaket is
classified in the moderate or unsustainable category (score 2.00). The people of Kampung
Heritage Kajoetangan dominantly use natural capital, physical capital and social capital. The
natural capital utilized by the Kajoetangan Heritage Village is land use, origin of clean water
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.728
and access to clean water. Based on 2018-2019 the people of Kampung Heritage Kajoetangan
have maximized the use of their land/location of their residence by utilizing tourism potential.
Conclusion: The condition of the livelihood assets of the two villages is in the moderate or
unsustainable category. Kajoetangan Heritage Village has a score of 2.11 (not sustainable), this
is influenced by the value of the use of human capital and social capital which has a moderate
average value (not sustainable) and economic capital which is classified as low (unsustainable).
Human capital has a score of 2.04 (unsustainable), due to the low percentage of education and
employment levels of the Kajoetangan Heritage community. The low level of education of the
Kajoetangan Heritage community is very influential on the low income of a person because a low
level of education causes a person to tend to have inadequate insight, skills and knowledge for
life, because education is actually a basic need that must be met by everyone, if a person's basic
needs are not met. fulfilled, then that is one of the causes of poverty.
Keywords: Comparison, Strategy, Sustainable Livelihood
Diterima: 26-12-2021; Direvisi: 29-12-2021; Disetujui: 15-01-2022
PENDAHULUAN
Pemerintah Kota Malang mendukung gerakan universal akses sanitasi melalui
program 100-0-100 (Akbar, 2018) (target 100% akses air minum, 0% kawasan
permukiman kumuh dan 100% akses sanitasi layak). Salah satu program mendukung kota
tanpa kumuh (KOTAKU) di Kota Malang (Christianingrum & Djumiarti, 2019) adalah
pembangunan kampung-kampung tematik yang diharapkan sebagai pemecah masalah
kekumuhan (Sasongko et al., 2021). Permukiman perkotaan memiliki potensi dikelola
dan dikembangkan sebagai pariwisata berkelanjutan (Purbadi & Lake, 2019).
Permukiman yang dapat dikembangkan sebagai pariwisata berkelanjutan diantaranya
adalah Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket.
Kampung Heritage Kajoetangan terletak di Kelurahan Kauman di Jalan Basuki
Rahmat Gang 6 RW 01, RW 09, dan RW 10 (Susanti et al., 2020). Kampung Heritage
Kajoetangan diresmikan menjadi destinasi wisata sejarah oleh pemerintah Kota Malang
22 April 2018. Kampung Heritage Kajoetangan menyimpan cagar purbakala atau
bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan dan rumah warga kental dengan arsitektur
kolonial. Wisatawan dapat mengetahui Sejarah Kajoetangan, yang dulunya merupakan
kampung-kampung Belanda (sebelum tahun 1800) yang berkembang menjadi kawasan
pusat perekonomian dan permukiman di Kota Malang pada tahun 19141940.
Perekonomian tumbuh di sepanjang Jalan Basuki Rahmat, sementara di sebelah barat
Jalan Basuki Rahmat tumbuh permukiman yang sekarang disebut Kampung Heritage
Kajoetangan.
Kampung Ornament Tjelaket di Kelurahan Rampal di Jalan Jaksa Agung Suprapto
Gang 1 RW 02 terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Diresmikan Januari 2017
menjadi destinasi wisata oleh pemerintah Kota Malang. Secara administratif, Kampung
Tjelaket terletak di Kelurahan Samaan. Sejarah terbentuknya wisata Kampung Ornament
Tjelaket berawal ide melestarikan budaya dan melawan vandalisme, warga menggambar
ornamen batik yang ada di seluruh Indonesia (Sabang sampai Merauke). Potensi wisata
lain yang tidak kalah menarik yaitu adanya batik tulis khas Tjelaket, wisata Heritage Cor
Jesu dan Taman Keceh. Kampung Ornament Tjelaket sering mengadakan pentas budaya
yang berhubungan dengan budaya Indonesia, seperti International Celaket Cross Cultural
Festival (ICCCF), tari topeng, reog kendang, beskalan, fashion udeng, teater, wayang
kulit, topeng, gamelan religi, sendratari, sulap, pertunjukan ketoprak dan lain-lain yang
sudah dilakukan sejak tahun 2010.
Kedua Kampung tersebut sepintas terlihat sudah seperti penataan lingkungan yang
baik, tetapi masih meyimpan masalah terkait dengan keberlanjutannya. Wisata Kampung
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.729 http://sostech.greenvest.co.id
Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket dihadapkan pada berbagai
tekanan akibat minimnya aset penghidupan yang dimiliki. Aset penghidupan yang
harusya dimiliki oleh masyarakat agar dapat hidup berkelanjutan adalah modal manusia,
modal alam, modal sosial, modal ekonomi dan modal fisik. Kemiskinan sering
didefenisikan sebagai situasi serba kekurangan: kekurangan pendidikan, kondisi
kesehatan yang buruk dan kekurangan ekonomi (konsumsi/kapita). Kemiskinan
merupakan masalah sosial sangat serius yang harus dituntaskan seefektif dan seefisien
mungkin.
Pendekatan Sustainable Livelihood merupakan pendekatan yang dikembangkan
untuk program pengentasan kemiskinan dan pembangunan pedesaan (DFID) (Saragih et
al., 2007). Konsep penghidupan berkelanjutan menjadi salah satu pendekatan yang
diharapkan bisa membangun perekonomian masyarakat dengan didukung kegiatan
pariwisata (Sari et al., 2018). Penghidupan berkelanjutan seseorang ketika dapat
mengelola atau meningkatkan aset lokal dimana suatu penghidupan bergantung, serta
dapat memberikan manfaat bagi penghidupan yang lain.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penyusunan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi sustainable
livelihood pada Kampung Wisata Heritage Kajoetangan dan Kampung Wisata Ornament
Tjelaket Kota Malang. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan kesempatan
peneliti untuk mengembangkan dan meningkatkan bidang keilmuan perencanaan wilayah
dan kota, khususnya berkaitan dengan ilmu perencanaan pariwisata yang didapat selama
berada dibangku kuliah dan juga peka terhadap permasalahan pengembangan kampung
wisata, memberikan masukan kepada masyarakat untuk memperbaiki kehidupannya
berdasarkan prinsip-prinsip pariwisata yang berkelanjutan dengan dikelola oleh
komunitas dan hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi
pemerintah dalam pengembangan wisata Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung
Ornament Tjelaket berbasis pariwisata berkelanjutan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian kausal komparatif dengan pendekatan
kuantitatif, yang bersifat membandingkan dua kelompok atau lebih dari suatu variabel
tertentu. Kampung Heritage Kajoetangan memiliki populasi 270 KK sedangkan
Kampung Ornament Tjelaket memiliki populasi 108 KK. Total populasi penelitiannya
adalah sebanyak 378 KK. Kedua populasi tersebut bersifat homogen yakni memiliki sifat
yang sama sehingga jumlahnya secara kuantitatif tidak dipermasalahkan. Tujuan dari
penelitian ini yakni menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat melalui
pengamatan terhadap akibat yang ada kemudian menelusuri kembali faktor yang mungkin
menjadi penyebabnya dengan melalui sebuah data tertentu. Total populasi penelitian
adalah sebanyak 378 KK. Kedua populasi tersebut bersifat homogen yakni memiliki sifat
yang sama sehingga jumlahnya secara kuantitatif tidak dipermasalahkan.
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.730
Tabel 1. Teknik Pengambilan Sampel.
No.
Lokasi Penelitian
Lingkup Wilayah
Populasi
Total Populasi
1
Kampung Heritage
Kajoetangan
RW 01
95 KK
270 KK
RW 09
88 KK
RW 10
87 KK
2
Kampung Ornament
Tjelaket
RW 02
108 KK
108 KK
Total
378 KK
Sumber : Profil Kecamatan Klojen 2020.
Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probability sampling yakni
menggunakan teknik Purposive Sampling. Sampel yang digunakan yaitu sampel kepala
keluarga Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket.
Perhitungan jumlah sampel menggunakan rumus Issac and Michael (Persamaan 1).
Keterangan :
S :Jumlah Sampel Penelitian
λ :Nilai Tabel chi-square, untuk derajat kebebasan 1 dan kebebasan 5% nilai Chi
Kuadrat = 3,841 tingkat kepercayaan 95%.
N :Jumlah Kepala Keluarga
P :Proporsi populasi sebagai dasar asumsi pembuatan tabel, nilai ini diperoleh P =
0,5
d :Derajat ketepatan yang direfleksikan oleh kesalahan yang dapat ditoleransi
dalam fluktuasi proporsi sampel (P), umumnya nilai yang digunakan adalah 0,05
3,841 x 378 x 0,5 x (1 0,5)
(0,05
2
x (378 - 1) + (3,841 x 0,5 x (1 0,5))
362,97
1,900
Berdasarkan perhitungan persamaan 1 didapatkan jumlah sampel sebanyak 191 KK
dari 378 KK. 191 responden/KK didistribusikan secara proposional pada Kampung
Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket. Adapun perhitungan distribusi
sampel pada masing-masing lokasi penelitian menggunakan Persamaan 2. Berdasarkan
persamaan 2, maka didapatkan proporsi sampel untuk masing-masing Kampung Tematik
(Tabel 2).
n =
𝑿
𝑵
N1
Keterangan :
n : Jumlah Sampel yang Diinginkan
N : Jumlah Seluruh Populasi
X : Jumlah Populasi Pada Setiap Strata
N1 : Sampel
Berikut merupakan jumlah sampel untuk masing-masing Kampung Heritage
Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket Kota Malang :
1. Kampung Heritage Kajoetangan
n =
𝟐𝟕𝟎
𝟑𝟕𝟖
191
n = 136
S =
S =
= 191,03 = 191 responden
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.731 http://sostech.greenvest.co.id
2. Kampung Ornament Tjelaket
n =
𝟏𝟎𝟖
𝟑𝟕𝟖
𝟏𝟗𝟏
n = 54
Tabel 2. Jumlah Sampel Penelitian.
No.
Lokasi penelitian
Sampel
1
Kampung Heritage Kajoetangan
137
2
Kampung Ornament Tjelaket
54
Total
191
Sumber : Hasil Analisa, 2020.
Berdasarkan persamaan 2, sampel penelitian tersebut didistribusikan pada 137 KK
di Kampung Heritage Kajoetangan dan 54 KK di Kampung Ornament Tjelaket. Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dikenal teknik
pengumpulan data wawancara, angket dan observasi. Survei sekunder merupakan metode
pengumpulan data dari instansi pemerintah maupun instansi terkait.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat penghidupan menjadi 3 kategori yakni rendah, sedang dan tinggi (Hidayati
& Setyono, 2015). Jika nilai rata-rata 1,00-1,66 maka tergolong dalam kategori rendah
(tidak berkelanjutan), jika nilai rata-rata 1,67-2,33 maka tergolong kategori sedang
(belum berkelanjutan) dan jika nilai rata-rata 2,34-3,00 maka tergolong kategori tinggi
(sudah berkelanjutan). Tabel 3 menjelaskan bahwa skor yang didapatkan berasal dari nilai
rata-rata sub variable. Contohnya pada modal manusia, sub variabel yang digunakan
yakni pendidikan dan pekerjaan, yang selanjutnya diberi skor 1-3 (tergantung dari
jawaban responden), kemudian dijumlahkan dan di hitung nilai rata-ratanya. Jika skornya
berkisar 1,00-1,66 maka termasuk dalam kategori rendah/tidak berkelanjutan. Jika
skornya 1,67-2,33 maka termasuk dalam kategori sedang/belum berkelanjutan dan jika
skornya 2,34-3,00 maka termasuk dalam kategori tinggi/sudah berkelanjutan. Untuk lebih
jelasnya, penulis melampirkan perhitungan excel pada akhir laporan (lampiran setelah
daftar pustaka).
Tabel 3. Tingkat Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Kampung Heritage
Kajoetangan.
Asset
Skor
Kategori
Modal Manusia / Human Capital
2,04
Sedang
Modal Social / Social Capital
2,00
Sedang
Modal Alam / Natural Capital
2,57
Tinggi
Modal Ekonomi / Financial Capital
1,54
Rendah
Modal Fisik / Physical Capital
2,41
Tinggi
Rata-rata
2,11
Sedang
Sumber: Hasil analisa, 2021.
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.732
Gambar 1. Pentagon Aset Kampung Heritage Kajoetangan.
Tingkat penghidupan masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan tergolong dalam
kategori sedang atau belum berkelanjutan. Hal ini dipengaruhi oleh nilai pemanfaatan
modal manusia dan modal sosial yang memiliki nilai rata-rata sedang dan modal ekonomi
yang tergolong rendah. Tabel 3 menunjukkan modal manusia memiliki skor 2,04 karena
rendahnya persentase tingkat pendidikan (tabel 4) dan pekerjaan masyarakat Heritage
Kajoetangan (Pemulung, IRT, Sopir, Penjual barang bekas dan lainnya). Modal sosial
memiliki skor 2,00 karena rendahnya intensitas pertemuan warga dan intensitas warga
dalam melakukan diskusi. Semakin sering warga melakukan pertemuan dan diskusi
terkait pariwisata maka akan memiliki kekuatan untuk mengubah (Siswadi & Purnaweni,
2011) atau memberi perubahan terhadap keadaan maupun lingkungan sekitarnya. Modal
ekonomi memiliki skor 1,54 yang tergolong dalam kategori rendah (tidak berkelanjutan).
Hal ini disebabkan karena rendahnya pendapatan masyarakat perbulan, tingginya
persentase masyarakat yang tidak memiliki tabungan, rendahnya menabung warga
perbulan, akses simpan pinjam yang tidak mudah (Lailatussaripah E E S et al., 2019)
serta banyaknya masyarakat yang tidak merasakan manfaat peningkatan pendapatan dari
kampong mereka sendiri semenjak pandemi Covid-19 (Maulana et al., 2021).
Tingkat Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Kampung Ornament Tjelaket
Berdasarkan hasil analisa, tingkat penghidupan masyarakat Kampung Ornament
Tjelaket tergolong dalam kategori sedang atau belum berkelanjutan (skor 2,00). Hal ini
dipengaruhi oleh nilai pemanfaatan modal manusia yang memiliki nilai rata-rata sedang
(belum berkelanjutan), sedangkan modal sosial dan modal ekonomi tergolong kategori
rendah (tidak berkelanjutan). Pada tabel 4 dibawah ini menunjukkan bahwa modal
manusia memiliki skor 2,21 karena rendahnya persentase tingkat pendidikan dan
pekerjaan masyarakat Kampung Ornament Tjelaket. Persentase rata-rata yakni tamatan
SD 24,07%, SMP 16,67%, SMA 37,04%, tidak sekolah 12,96% dan sedikitnya jumlah
sarjana yajni hanya 9,26%.
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Modal Manusia /
Human Capital
Modal Social /
Social Capital
Modal Alam /
Natural Capital
Modal Ekonomi /
Financial Capital
Modal Fisik /
Physical Capital
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.733 http://sostech.greenvest.co.id
Tabel 4. Tingkat Penghidupan Berkelanjutan Masyarakat Kampung Ornament Tjelaket.
Asset
Skor
Kategori
Modal Manusia / Human Capital
2,21
Sedang
Modal Social / Social Capital
1,54
Rendah
Modal Alam / Natural Capital
2,51
Tinggi
Modal Ekonomi / Financial Capital
1,41
Rendah
Modal Fisik / Physical Capital
2,35
Tinggi
Rata-rata
2,00
Sedang
Sumber: Hasil analisa, 2021.
Gambar 2. Pentagon Aset Kampung Ornament Tjelaket.
Modal sosial pada Kampung Ornament Tjelaket memiliki skor 1,54 yang tergolong
kategori rendah (tidak berkelanjutan). Hal ini disebabkan karena rendahnya intensitas
pertemuan warga , rendahnya intensitas warga dalam melakukan diskusi serta rendahnya
kedekatan warga dengan tetangga. Berdasarkan survei dan analisa diketahui banyaknya
warga yang tidak pernah sama sekali ikut melakukan diskusi yakni sebanyak 62,96%.
Rendahnya intensitas warga dalam melakukan diskusi juga sangat berpengaruh terhadap
keberlanjutan wisata. Pertemuan dan diskusi warga biasanya dilakukan di balai desa atau
di rumah warga yang memiliki teras yang luas, mengingat karena lokasi permukiman
kampung yang sempit dan terbatas. Pertemuan biasanya sering dihadiri oleh Ketua
Pokdarwis, Ketua Puskessos, Ketua RT, Ketua RW dan beberapa jajaran dan tentunya
menggunakan protokol kesehatan.
Berdasarkan analisa diketahui modal ekonomi Kampung Ornament Tjelaket
memiliki skor 1,41 yang tergolong dalam kategori rendah (tidak berkelanjutan). Hal ini
disebabkan karena rendahnya pendapatan masyarakat perbulan, tingginya persentase
masyarakat yang tidak memiliki tabungan, rendahnya menabung warga perbulan, akses
simpan pinjam yang tidak mudah serta banyaknya masyarakat yang tidak merasakan
manfaat peningkatan pendapatan dari kampung mereka sendiri semenjak pandemi Covid-
19. Persentase rata-rata pendapatan perbulan masyarakat Kampung Ornament Tjelaket
yakni hanya Rp. 0 1.000.000 sebanyak 55,56%. Banyaknya persentase masyarakat yang
tidak memiliki tabungan yakni 81,48%. Akses simpan pinjam warga yang tidak mudah
sebanyak 62,96%. Sedangkan sebanyak 66,93% responden tidak begitu merasakan
0.00
0.50
1.00
1.50
2.00
2.50
3.00
Modal Manusia /
Human Capital
Modal Social / Social
Capital
Modal Alam /
Natural Capital
Modal Ekonomi /
Financial Capital
Modal Fisik /
Physical Capital
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.734
peningkatan pada pendapatannya baik disebabkan karena pandemi Covid-19 maupun
keterbatasan skill dan keterbatasan dalam memanfaatkan peluang pekerjaan. Dampak dari
pandemi ini menimbulkan adanya ketidakpastian, kapan pandemi Covid-19 akan
berakhir, akibatnya dalam bidang investasi ikut melemah dan berimplikasi terhadap
berhentinya sebuah usaha. Modal finansial merupakan sumber-sumber keuangan yang
dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh seseorang ataupun masyarakat untuk bertahan
hidup (Wijayanti et al., 2016) dan mencapai tujuan penghidupan yang mereka inginkan
(Febrianti, 2016).
Strategi penghidupan merupakan berbagai kombinasi dari aktivitas (Prasodjo,
2021) dan pilihan-pilihan yang harus dilakukan orang agar supaya dapat mencapai
kebutuhan dan tujuan kehidupannya dengan memanfaatkan modal manusia, modal sosial,
modal alam, modal ekonomi dan modal fisik (Rijanta et al., 2018). Strategi penghidupan
sebagai kombinasi kegiatan dan pilihan-pilihan yang dibuat oleh numah tangga untuk
mencapai kesejahteraan sebagai perwujudan taraf penghidupan yang lebih baik. Tabel 5
menjelaskan hasil perhitungan menggunakan teknik analisa Livelihood Vulnerability
Index (LVI), diketahui bahwa Kampung Heritage Kajoetangan memiliki skor 0,30 dan
Kampung Ornament Tjelaket memiliki skor 0,28 keduanya tergolong dalam kategori
rendah karena memiliki nilai LVI <0,5. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kampung
tersebut belum optimal dalam memanfaatkan asset penghidupannya. Nilai LVI Kampung
Heritage Kajoetangan lebih tinggi dari pada nilai LVI yang dimiliki Kampung Ornament
Tjelaket, menunjukkan bahwa Kampung Heritage Kajoetangan lebih baik dalam
memanfaatkan modal yang ada, asset penghidupan yang paling dominan yang sangat
berpengaruh terhadap strategi penghidupan masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan
yakni modal sosial (0,22), modal alam (0,64) dan modal fisik (0,56). Kampung Ornament
Tjelaket dominan menggunakan modal alam (0,64) dan fisik(0,54) saja untuk melakukan
strategi penghidupannya.
Tabel 5 juga menjelaskan bahwa skor yang didapatkan berasal dari nilai masing-
masing sub variabel dibagi dengan skor maksimal dikalikan 100. Kemudian dijumlahkan
dan dihitung nilai rata-ratanya. Data yang digunakan dalam perhitungan indeks
mempunyai satuan dan bobot yang berbeda sehingga perlu distandarkan untuk
menyamakan bobot dengan rumus persamaan 6 yaitu indeks sub komponen dikurangi
nilai minimum dibagi dengan nilai maksimum dikurangi nilai minimum. Setelah nilai-
nilai sub-komponen dinormalisasi, nilai masing-masing komponen utama dihitung
dengan rumus persamaan 7 yaitu jumlah keseluruhan per sub komponen dibagi dengan
jumlah bagiannya. Kemudian di normalisasi kembali dengan menggunakan agregat nilai
lima aset penghidupan H (Human Capital), N (Nature Capital), S (Social Capital), P
(Physical Capital) dan F (Finance Capital) untuk mendapatkan rata-rata tertimbang dari
LVI, dengan rumus persamaan 8 yaitu menghitung rata-rata nilai keseluruhan sub
komponen (5 aset) kemudian dikalikan dengan nilai rata-rata komponen utama
keseluruhan sub komponen (5 aset) dibagi nilai rata-rata komponen utama keseluruhan
sub komponen (5 aset). Nilai indeks berkisar dari 0 sampai 1. Strategi yang memiliki nilai
indeks paling tinggi atau memiliki nilai yang mendekati angka 1 merupakan strategi yang
paling banyak dilakukan masyarakat, strategi tersebut bertujuan untuk melihat
pemanfaatan modal/sumberdaya terhadap penentuan strategi bertahan hidup masyarakat
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket. Kondisi aset dan
bentuk strategi yang didapat merupakan acuan strategi untuk mencapai penghidupan yang
berkelanjutan kedepannya. Untuk lebih jelasnya, penulis melampirkan perhitungan excel
pada akhir laporan.
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.735 http://sostech.greenvest.co.id
Tabel 5 Hasil analisa LVI, Indeks Komponen Utama dan Sub Komponen Kampung
Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket.
Komponen
utama
Sub
kompone
n
𝑰𝒏𝒅𝒆𝒙 𝑺𝑽
=
𝑺𝒗 𝑺𝒎𝒊𝒏
𝑺𝒎𝒂𝒙 𝒔𝒎𝒊𝒏
𝑴𝒗𝒋 =
𝒊𝒏𝒅𝒆𝒙𝒔 𝑺𝑽𝑰
𝒏
𝒊
𝒏
LVI
KYT
TJLKT
KYT
TJLKT
KYT
TJLK
T
Modal
manusia
Pendidika
n
Masyarak
at
0,02
0,06
0,06
0,13
0,30
0,28
Pekerjaan
Masyarak
at
0,11
0,21
Modal
social
Intensitas
Pertemua
n
0,04
0,13
0,22
0,13
Intensitas
Melakuka
n Diskusi
0,09
0,10
Kedekata
n
Tetangga
0,52
0,15
Modal
alam
Pemanfaa
tan Lahan
0,33
0,31
0,64
0,64
Asal Air
Bersih
0,79
0,77
Akses Air
Bersih
0,79
0,85
Modal
ekonomi
Peningkat
an
Pendapata
n
0,34
0,17
0,13
0,09
Pemasuka
n
Perbulan
0,14
0,10
Kepemili
kan
Tabungan
0,20
0,15
Rata-Rata
Menabun
g
Perbulan
0,00
0,00
Akses
Simpan
Pinjam
0,05
0,08
Pengeluar
an Pribadi
Perbulan
0,04
0,04
Modal
fisik
Kepemili
kan Harta
Benda
0,13
0,10
0,56
0,54
Keterjang
kauan
0,55
0,52
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.736
Fasilitas
Umum
Kondisi
Menuju
Fasilitas
Umum
1,00
1,00
Sumber: Hasil Analisa, 2021.
Gambar 3. Nilai LVI Sub Komponen (Strategi Penghidupan) Kampung Heritage
Kajoetangan dan Kampung Ornament Tjelaket.
Berdasarkan hasil analisa (gambar 3 dan gambar 4) masyarakat Kampung
Heritage Kajoetangan dominan menggunakan modal alam,modal fisik dan modal sosial.
Modal alam yang dimanfaatkan Kampung Heritage Kajoetangan seperti pemanfaatan
lahan, asal air bersih dan akses air bersih. Berdasarkan hal pemanfaatan lahan ini
masyarakat Kampung Wisata Heritage Kajoetangan memanfaatkan kegiatan wisata
kampungnya untuk berdagang, menjadi tukang parker, petugas kebersihan, penjaga tiket
masuk, tour guide dan sejenisnya.
0.00
0.10
0.20
0.30
0.40
0.50
0.60
0.70
0.80
0.90
1.00
Pendidikan masyarakat
Pekerjaan masyarakat
intensitas pertemuan
intensitas melakukan
diskusi
kedekatan tetangga
pemanfaatan lahan
asal air bersih
akses air bersih
peningkatan pendapatanpemasukan perbulan
kepemilikan tabungan
rata-rata menabung
perbulan
akses simpan pinjam
pengeluaran pribadi
perbulan
kepemilikan harta benda
keterjangkauan fasilitas
umum
kondisi menuju fasilitas
umum
Kayutangan Tjelaket
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.737 http://sostech.greenvest.co.id
Gambar 4. Nilai LVI komponen utama Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung
Ornament Tjelaket.
Adanya kampung wisata ini tentunya dapat memberikan lapangan pekerjaan baru
serta meningkatkan penghasilan warga, Selain itu manfaat adanya wisata Heriage
Kajoetangan ini adalah untuk menghidupkan budaya, tradisi atau lingkungan adat sebagai
salah satu komoditas wisata budaya lokal dan menjaganya agar tetap lestari dan hal ini
tentu menjadi salah satu daya tarik pengunjung untuk datang. Berikut ini beberapa objek
wisata budaya yang ada di Kampung Heriage Kajoetangan seperi adanya makam Mbah
Honggo, kuburan tandak dan bangunan- bangunan Kolonial (Rumah Jengki, Rumah
Namsin, Rumah 1870, Rumah Rindu, Rumah Cerobong, Rumah Nyik Aisyah, Rumah
Mbah Ndut, Rumah Kartini, Rumah Tua, Tangga Seribu, Gubug Ningrat, Rumah Punden,
Rumah Jamu dan Galeri antik Aeo Studio Foto). Berikut ini merupakan data jumlah
kunjungan dan laporan keuangan tahun 2018 dan 2019 (sebelum pandemi Covid-19).
Tabel 6. Jumlah Kunjungan Wisata Heritage Kajoetangan tahun 2018 dan 2019 (Sebelum
Pandemi Covid-19).
Bulan
Wisatawan lokal
Wisatawan
mancanegara
Jumlah
Tahun 2018
April
400
5
405
Mei
170
3
173
Juni
120
2
122
Juli
85
0
85
Agustus
100
4
104
September
245
4
249
Oktober
190
5
195
Nopember
208
2
210
Desember
358
2
360
Tahun 2019
Januari
1367
25
1392
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Modal manusia
Modal sosial
Modal alamModal ekonomi
Modal fisik
Kayutangan
Tjelaket
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.738
Ferbruari
2222
5
2227
Maret
5460
13
5473
April
5218
22
5240
Mei
3696
15
3711
Juni
4777
12
4789
Juli
5596
16
5612
Agustus
3675
28
3703
September
2885
35
2920
Oktober
3744
21
3765
Nopember
3398
14
3412
Desember
5240
18
3258
Tahun 2020
(Tutup karena
pandemi Covid-19)
Sumber : Data Ketua Pokdarwis Kampung Heritage Kajoetangan.
Tabel 7. Laporan Keuangan Kampung Heritage Kajoetangan tahun 2018 dan 2019
(Sebelum Pandemi Covid-19).
No.
Bulan
Pemasukan
Pengeluaran
1
Agustus (2018)
225.000
69.000
2
September
940.000
397.000
3
Oktober
2.735.000
3.253.000
4
Nopember
10.880.000
7.074.000
5
Desember
1.992.500
3.937.000
6
Januari (2019)
7.162.000
5.606.500
7
Ferbruari
10.740.000
7.124.000
8
Maret
16.457.000
13.701.000
9
April
20.723.000
15.004.000
10
Mei
15.023.000
22.365.000
11
Juni
19.672.000
14.006.000
12
Juli
32.847.000
19.719.000
13
Agustus
15.807.000
10.077.000
14
September
14.916.000
14.194.000
15
Oktober
15.720.000
30.646.000
16
Nopember
14.147.000
20.124.000
17
Desember
21.682.000
11.917.000
Sumber : profil Kampung Heritage Kajoetangan 2019.
Table 6 dan 7 (Modal alam) menunjukkan pada tahun 2018-2019 masyarakat
Kampung Heritage Kajoetangan telah memaksimalkan pemanfaatan lahannya/lokasi
tempat tinggal mereka dengan cara memanfaatkan potensi wisata (bangunan kolonial,
makam Eyang Honggo Kusumo dan spot foto) ditempat tinggalnya untuk meningkatkan
perekonomian agar mencapai kesejahteraan hidup dan melangsungkan kehidupannya.
Semenjak Maret tahun 2020 lalu tempat wisata ini sudah tidak beroperasi disebabkan
pandemi Covid-19, sehingga tempat tinggal mereka belum ada pemasukan lebih dari para
pengunjung luar kecuali dari masyarakat lokal kampung. Meskipun demikian terdapat
manfaat lain yang dirasakan masyarakat, seperti dari segi estetika kampung, partisipasi
masyarakat dalam mengelola wisata, serta kebiasaan hidup bersih.
Gambar 3 dan gambar 4 menunjukkan modal fisik yang dimanfaatkan masyarakat
Kampung Heritage Kajoetangan berupa keterjangkauan dan kondisi menuju fasilitas
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.739 http://sostech.greenvest.co.id
umum serta kepemilikan harta benda. Dampak positif dari pengembangan desa wisata
yang bisa dirasakan adalah meningkatkan pembangunan infrastruktur baik berupa fasilitas
maupun utilitas desa. Kampung Heritage Kajoetangan memiliki akses sarana dan
prasarana penunjang yang sangat baik dan tergolong sangat mudah karena lokasi
penelitian tersebut terletak pada pusat kota, sehingga untuk menuju fasilitas umum sangat
dekat dan dan tidak sulit. Kondisi menuju fasilitas umum tergolong sangat baik
(100,00%) yakni semua menggunakan aspal, karena lokasi Kampung Heritage
Kajoetangan yang strategis. Adanya proyek pembangunan koridor Kampung Heritage
Kajoetangan senilai 23 miliar ini, dibuat menyerupai koridor yang ada di Braga Bandung
dan Malioboro di Jogjakarta. Penataan fisik kawasan Heritage Kajoetangan tentunya
tidak hanya berdampak positif pada pelestarian cagar budaya,akan tetapi juga dapat
mendukung dan meningkatkan sektor pariwisata, terutama dalam memberikan nilai
tambah kawasan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat, khususnya di
kawasan Heritage Kajoetangan. Berdasarkan hasil survey dan pengamatan kepemilikan
harta benda masyarakat Heritage Kajoetangan tergolong kategori cukup mampu. Harta
benda yaitu barang-barang (uang dan sebagainya) yang menjadi kekayaan, dalam hal ini
penulis membagi kepemilikan harta benda dalam tiga kategori yakni dikatakan mampu
jika responden memiliki rumah (milik),memiliki lebih dari 2 handphone, mobil
(milik/lunas) dan sepeda motor (milik/lunas). Termasuk dalam kategori cukup mampu
jika responden memiliki rumah (sewa/kontrak), hanya memiliki 1 handphone saja, mobil
(credit/belum lunas) dan sepeda motor (credit/belum lunas). Dan dikatakan tidak mampu
jika responden tidak memiliki salah satu atau salah dua dari kategori yang disebutkan.
Adanya kategori tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat kekayaan (harta
benda) seseorang makasemakin mudah pula dlam memperoleh fasilitas yang
diperlukandan diinginkan. Analisis kondisi sosial ekonomi keluarga terhadap
kesejahteraan keluarga di Gampong Karang Anyar Kota Langsa yaitu semakin tinggi
kedudukan seseorang maka semakin mudah pula dalam memperoleh fasilitas yang
diperlukan dan diinginkan.
Modal sosial yang dimanfaatkan masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan
yakni intensitas pertemuan, intensitas melakukan diskusi dan kedekatan antar tetangga.
Masyarakat Heritage Kajoetangan dominan memanfaatkan sub komponen kedekatan
tetangga yang memiliki skor tertinggi sebanyak 0,52. Tetangga merupakan orang pertama
yang bisa dimintai pertolongan jika dalam keadaan darurat ataupun mendesak baik dalam
hal meminjam uang, menggadaikan barang ataupun tempat meminta pertolongan ketika
sakit. Menjaga dan memiliki hubungan baik dengan tetangga jugadapat membuat
lingkungan menjadi lebih aman. Keamanan yang tercipta di lingkungan biasanya
disebabkan oleh kerukunan para tetangga yang ikut berpartisipasi melakukan pengawasan
antara satu rumah dengan rumah lainnya. Jika tidk ada hubungan baik, maka tdak akan
ada fungsi pengawasan antar tetangga jika suatusaat ada tindak kejahatan. Selain itu juga
tetangga menjadi tempat untuk berbagi dalam hal apapun baik itu rejeki, makanan,
pendapat, keluhan, hingga kebahagiaan. Terciptanya hubungan yang baik antar tetangga
akan mewujudkan kesejahteraan dan keamanan masyarakat dalam melangsungkan
kehidupannya.
Masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan menggunakan strategi survival,
strategi akumulasi dan strategi konsolidasi karena lebih dominan memanfaatkan modal
alam, modal fisik, dan modal sosial. Dalam menentukan strategi, peneliti menyesuaikan
dengan kondisi keragaman dan karakteristik dari penduduk yang ada dilapangan serta
ditambahkan dengan basis dari strategi pada masing-masing rumahtangga yang
mencerminkan keterlibatan rumah tangga tersebut kedalam suatu aktifitas ekonomi
mereka serta peneliti juga menyimpulkan dari hasil analisa LVI yang dominan digunakan
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.740
masyarakat. Masyarakat Heritage Kajoetangan memaksimalkan (modal alam)
pemanfaatan lahannya atau memanfaatkan kegiatan wisata kampungnya untuk berdagang,
menjadi tukang parkir, petugas kebersihan, penjaga tiket masuk, tour guide dan
sejenisnya untuk menambah penghasilan agar tetap bertahan hidup. Dalam hal ini
menambah penghasilan untuk bertahan hidup termasuk strategi survival. Strategi survival
merupakan strategi pemenuhan kebutuhan hidup minimum (kebutuhan pokok) atau untuk
sekedar mencukupi kebutuhan sehari-hari. Intinya terbatas pada berbagai cara untuk
bertahan hidup yang dilakukan masyarakat.
Masyarakat Kampung Heritage memaksimalkan modal fisik, dimana semakin baik
kualitas aksesibilitas maka akan berimbas pada peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Utsman (2020) tentang subkom OSP 4 Program KOTAKU Provinsi Jawa Timur
(http://kotaku.pu.go.id/): adanya pengembangan proyek pembangunan koridor Kampung
Heritage Kajoetangan senilai 23 miliar dan penataan fisik lainnya tentu memberikan
dampak positif pada pelestarian cagar budaya serta mendukung dan meningkatkan sektor
pariwisata kedepannya, terutama dalam memberikan nilai tambah kawasan,
meningkatkan kualitas hidup serta investasi peningkatan perekonomian dimasa yang akan
datang. Dalam hal ini investasi termasuk dalam strategi akumulasi. Strategi akumulasi
merupakan strategi untuk pemenuhan kebutuhan pokok atau subsistem rumah tangga,
sosial, dan pemupukan modal investasi dengan menambah pemasukan untuk tabungan
kedepannya. Kategori akumulasi adalah rumahtangga yang telah mampu meningkatkan
kesejahteraannya, dimana selain pendapatanya jauh lebih besar dari pada sebelumnya,
rumahtangga juga mampu melakukan investasi. Salah satu strategi yang dilakukan
rumahtangga yaitu dengan cara meningkatkan jumlah asset fisik kawasan.
Masyarakat Kampung Heritage juga memaksimalkan modal sosial seperti
memanfaatkan jaringan sosialnya (variabel : kedekatan antar tetangga) untuk saling
membantu dengan tetangga jika dalam keadaan darurat ataupun mendesak baik dalam hal
meminjam uang dan menggadaikan barang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehingga
dapat terciptanya hubungan yang baik antar tetangga yang akan mewujudkan
kesejahteraan dan keamanan masyarakat dalam melangsungkan kehidupan. Dalam hal ini
meminjam uang dan menggadaikan barang termasuk dalam strategi konsolidasi. Strategi
konsolidasi merupakan bentuk strategi yang dilakukan oleh rumahtangga, disamping
untuk memenuhi kebutuhan pokok rumahtangga juga mampu menyisihkan sebagian
pendapatannya untuk ditabung. Strategi ini dilakukan untuk menghindari atau antisipasi
jika kurang mencukupi untuk kebutuhan subsisten atau kebutuhan mendadak, yaitu:
melakukan penyesuaian konsumsi/pengeluran antar waktu dengan cara: mengambil
tabungan, mencari pinjaman/utang keberbagai pihak, menggadaikan barang,
menjualbarang-barang berharga; memanfaatkan sumberdaya rmah tangga yakni dengan
cara mempekerjakan anggota rumah tangga dewasa, menambah jamkerja,mempekerjakan
anak; dan memanfaatkan jaringan-jaringan sosial.
Pada Kampung Ornament Tjelaket masyarakatnya dominan menggunakan modal
alam (0,64) dan fisik (0,54) saja. Modal alam yang dimanfaatkan Kampung Ornament
Tjelaket seperti pemanfaatan lahan, asal air bersih dan akses air bersih. Masyarakat
Kampung Ornament Tjelaket memanfaatkan lahan Kampungnya untuk mencari nafkah
dengan cara berdagang dan memanfaatkan potensi-potensi wisata. Berikut ini merupakan
daya tarik Kampung Wisata Ornament Tjelaket berupa, Taman Keceh, lukisan-lukisan
ornamen batik, batik tulis asli Tjelaket serta kesenian/festival tradisional seperti tari
topeng, reog kendang, beskalan, fashion udeng, teater, wayang kulit, topeng, gamelan
religi, sendratari, sulap, pertunjukan ketoprak dan festival festival lainnya. Adanya spot
foto di deretan tembok rumah warga menawarkan ornamen batik Nusantara yang berada
di sepanjang jalanan kampung, adanya wisata Heritage Cor Jesu, adanya Toko batik tulis
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.741 http://sostech.greenvest.co.id
asli Kampung Tjelaket yang menjual beragam batik-batik kisaran harga Rp. 400.000
hingga jutaan. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum pandemi
Covid-19 masyarakat Kampung Ornament Tjelaket telah memaksimalkan pemanfaatan
lahannya/lokasi tempat tinggal mereka dengan cara memanfaatkan potensi dan peluang
yang ada ditempat tinggalnya untuk menigkatkan perekonomian agar mencapai
kesejahteraan hidup dan melangsungkan kehidupannya.
Modal fisik yang dimanfaatkan masyarakat Kampung Ornament Tjelaket yakni
keterjangkauan dan kondisi menuju fasilitas umum serta kepemilikan harta benda.
Banyaknya potensi-potensi yang ada di Kampung Ornament Tjelaket tentu sangat
berpengaruh terhadap pembangunan perdesaan dan pembangunan infrastruktur. Peran
infrastruktur menjadi sangat penting karena dengan pengembangan infrastruktur dan
sistem infrastruktur yang tersedia, akan dapat mendorong perkembangan sektor
pariwisata dan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan sehingga masyarakat dapat
tetap bertahan hidup. Kampung Ornament Tjelaket memiliki akses sarana dan prasarana
penunjang yang sangat baik dan tergolong sangat mudah karena lokasi penelitian berada
di pusat kota, sehingga untuk menjangkau fasilitas umum sangat dekat dan mudah.
Kondisi menuju fasilitas umum tergolong sangat baik (100,00%), dikarenakan letak
Kampung Ornament Tjelaket yang strategis sehingga semua jalan menggunakan aspal.
Berdasarkan hasil survey dan pengamatan kepemilikan harta benda masyarakat Ornament
Tjelaket tergolong kategori cukup mampu dengan rata-rata sebanyak 50,00%.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kampung Ornament
Tjelaket menggunakan strategi survival dan akumulasi dengan memanfaatkan modal alam
dan modal fisik. Masyarakat Kampung Ornament Tjelaket memaksimalkan (modal alam)
yakni pemanfaatan lahan (untuk mencari nafkah dengan cara berdagang dan
memanfaatkan potensi-potensi wisata). Berdasarkan hal ini mencari nafkah atau
menambah penghasilan untuk bertahan hidup termasuk strategi survival. Strategi survival
merupakan suatu strategi bertahan hidup masyarakat kurang mampu yang bekerja apa
saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat Ornament Tjelaket
memaksimalkan pemanfaatan lahannya atau memanfaatkan potensi wisata Kampungnya
untuk mencari nafkah dengan cara berdagang dan memanfaatkan potensi-potensi wisata
alam maupun buatan seperti adanya Taman Keceh, lukisan-lukisan ornamen batik, batik
tulis asli Tjelaket serta kesenian/festival tradisional (tari topeng, reog kendang, beskalan,
fashion udeng, teater, wayang kulit, topeng, gamelan religi, sendratari, sulap, pertunjukan
ketoprak). Sebelum pandemi Covid-19, diketahui jumlah pengunjung Taman Keceh pada
hari biasa sebanyak 70 100 anak sedangkan pada saat hari libur/weekend bisa mencapai
200 orang anak dengan biaya Rp. 2000 per orang serta banyaknya warga yang berjualan
makanan dan minuman didepan rumah maupun dipinggir gang. Pemaparan diatas
merupakan bukti bahwa banyak hal yang dilakukan warga untuk menambah penghasilan
demi kelangsungan hidupnya.
Masyarakat Kampung Ornament Tjelaket juga memaksimalkan modal fisik, seperti
akses sarana dan prasarana penunjang yang sangat baik dan tergolong sangat mudah
karena lokasi penelitian berada di pusat kota, sehingga untuk menjangkau fasilitas umum
sangat dekat dan mudah. Kondisi menuju fasilitas umum tergolong sangat baik.
Pariwisata berkelanjutan merupakan hal yang kompleks dan bukanlah sesuatu yang
mudah untuk dilakukan. Konsep keberlanjutan sebenarnya tidak bisa diartikan sebatas
pada lingkup isu lingkungan, seperti perlindungan terhadap alam, tetapi keberlanjutan
dapat memiliki makna yang lebih dari hal tersebut. Pariwisata berkelanjutan akan
berdampak luas pada berbagai aspek. Adapun dampak yang ditimbulkan dapat mencakup
berbagai aspek salah satunya pembangunan infrastruktur, banyaknya potensi-potensi yang
ada di Kampung Ornament Tjelaket tentu sangat berpengaruh terhadap pembangunan
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.742
perdesaan dan pembangunan infrastruktur. Peran infrastruktur menjadi sangat penting
karena dengan pengembangan infrastruktur dan sistem infrastruktur yang tersedia, akan
dapat mendorong perkembangan sektor pariwisata dan investasi kesejahteraan ekonomi
yang berkelanjutan karena pada dasarnya prinsip berkelanjutan yakni memperhatikan
kesejahteraan pada masa saat initanpa mengurangi kesejahteraan untuk masa yag akan
datang. Berdasarkan hal ini investasi termasuk dalam strategi akumulasi. Strategi
akumulasi merupakan strategi bertahan hidup untuk sekedar untuk mencukupi kebutuhan
sehari-hari, strategi ini juga mengandung usaha-usaha untuk mengakumulasi modal
investasi sebagai suatu cara menjamin keberlangsungan hidup individu dan kelompok
secara ekspansif.
KESIMPULAN
Tingkat penghidupan terbagi menjadi tiga kategori yakni rendah,sedang dan tinggi.
Jika nilai rata-rata 1,00 1,66 maka tergolong dalam kategori rendah atau tidak
berkelanjutan, jika nilai rata-rata 1,67 2,33 maka tergolong kategori sedang atau belum
berkelanjutan dan jika nilai rata-rata 2,34 3,00 maka tergolong kategori tinggi atau
sudah berkelanjutan. Berdasarkan hasil perhitungan dan diagram pentagon aset, dapat
disimpulkan bahwa kondisi aset penghidupan kedua kampung tersebut tergolong dalam
kategori sedang atau belum berkelanjutan. Kampung Heritage Kajoetangan memiliki skor
2,11 (belum berkelanjutan), hal ini dipengaruhi oleh nilai pemanfaatan modal manusia
dan modal sosial yang memiliki nilai rata-rata sedang (belum berkelanjutan) dan modal
ekonomi yang tergolong rendah (tidak berkelanjutan). Modal manusia memiliki skor 2,04
(belum berkelanjutan), karena rendahnya persentase tingkat pendidikan dan pekerjaan
masyarakat Heritage Kajoetangan. Rendahnya pendidikan masyarakat Heritage
Kajoetangan ini sangat berpengaruh terhadap rendahnya pendapatan seseorang karena
tingkat pendidikan yang rendah mengakibatkan seseorang cenderung memiliki wawasan,
keterampilan dan pengetahuan yang kurang memadai untuk kehidupannya, karena
sejatinya pendidikan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh setiap orang,
bila kebutuhan pokok seseorang tidak dapat terpenuhi, maka hal itulah yang menjadi
salah satu penyebab kemiskinan. Serta rendahnya persentase pekerjaan masyarakat
Heritage Kajoetangan juga berpengaruh terhadap tingkat penghidupan berkelanjutan.
Modal sosial memiliki skor 2,00 (belum berkelanjutan), karena rendahnya intensitas
pertemuan warga dan intensitas warga dalam melakukan diskusi. Semakin sering warga
melakukan pertemuan dan diskusi terkait pariwisata maka akan memiliki kekuatan untuk
merubah atau memberi perubahan terhadap keadaan maupun lingkungan sekitarnya dan
begitu pula sebaliknya. Rendahnya intensitas warga dalam melakukan diskusi juga sangat
berpengaruh terhadap keberlanjutan wisata. Modal ekonomi memiliki skor 1,54 yang
tergolong dalam kategori rendah (tidak berkelanjutan). Hal ini disebabkan karena
rendahnya pendapatan masyarakat perbulan, tingginya persentase masyarakat yang tidak
memiliki tabungan, rendahnya menabung warga perbulan, akses simpan pinjam yang
tidak mudah serta banyaknya masyarakat yang tidak merasakan manfaat peningkatan
pendapatan dari kampong mereka sendiri semenjak pandemi Covid-19. Adanya
pandemic Covid-19 tentunya berdampak terhadap rendahnya penghasilan masyarakat
khususnya yang bekerja disektor informal karena melemahnya daya beli masyarakat
akibat keterbatasan finansial.
Kampung Ornament Tjelaket memiliki skor 2,00 (belum berkelanjutan), hal ini
dipengaruhi oleh nilai pemanfaatan modal manusia yang memiliki nilai rata-rata sedang
(belum berkelanjutan), sedangkan modal social dan modal ekonomi tergolong kategori
rendah (tidak berkelanjutan). Modal manusia memiliki skor 2,21 (belum berkelanjutan)
Vol. 2, No. 1, pp. 1.727-1.744, January 2022
1.743 http://sostech.greenvest.co.id
karena rendahnya persentase tingkat pendidikan dan pekerjaan masyarakat Kampung
Ornament Tjelaket. Modal sosial memiliki skor 1,54 yang tergolong kategori rendah
(tidak berkelanjutan). Hal ini disebabkan karena rendahnya intensitas pertemuan warga,
rendahnya intensitas warga dalam melakukan diskusi serta rendahnya kedekatan warga
dengan tetangga. Berdasarkan survei dan analisa diketahui banyaknya warga yang tidak
pernah sama sekali ikut melakukan diskusi yakni sebanyak 62,96%. Rendahnya
intensitas warga dalam melakukan diskusi juga sangat berpengaruh terhadap
keberlanjutan wisata. Modal ekonomi memiliki skor 1,41 yang tergolong dalam kategori
rendah (tidak berkelanjutan). Hal ini disebabkan karena rendahnya pendapatan
masyarakat perbulan, tingginya persentase masyarakat yang tidak memiliki tabungan,
rendahnya menabung warga perbulan, akses simpan pinjam yang tidak mudah serta
banyaknya masyarakat yang tidak merasakan manfaat peningkatan pendapatan dari
kampung mereka sendiri semenjak pandemi Covid-19.
Hasil analisis Livelihood Vulnerability Index (LVI), diketahui bahwa Kampung
Heritage Kajoetangan memiliki skor 0,30 dan Kampung Ornament Tjelaket memiliki
skor 0,28 keduanya tergolong dalam kategori rendah karena memiliki nilai LVI di bawah
0,5. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kampung tersebut belum optimal dalam
memanfaatkan aset penghidupannya. Nilai LVI Kampung Heritage Kajoetangan lebih
tinggi dari pada nilai LVI yang dimiliki Kampung Ornament Tjelaket, menunjukkan
bahwa Kampung Heritage Kajoetangan lebih baik dalam memanfaatkan modal yang ada,
aset penghidupan yang paling dominan yang sangat berpengaruh terhadap strategi
penghidupan masyarakat Kampung Heritage Kajoetangan yakni modal sosial (0,22),
modal alam (0,64) dan modal fisik (0,56). Sedangkan pada Kampung Ornament Tjelaket
dominan menggunakan modal alam (0,64) dan fisik (0,54) saja untuk melakukan strategi
penghidupannya. Jadi Kampung Heritage Kajoetangan menggunakan strategi survival,
strategi akumulasi dan strategi konsolidasi dengan memanfaatkan modal alam, modal
fisik dan modal sosial. Sedangkan pada Kampung Ornament Tjelaket menggunakan
strategi survival dan akumulasi dengan memanfaatkan modal alam dan modal fisik.
BIBLIOGRAFI
Akbar, T. (2018). Kampung tematik sebagai bentuk partisipasi masyarakat dalam
permasalahan permukiman kumuh di Kota Malang. Wahana: Tridarma Perguruan
Tinggi, 70(2), 3748.
Christianingrum, S. I., & Djumiarti, T. (2019). Implementasi Program Kota Tanpa
Kumuh di Kecamatan Semarang Timur. Journal of Public Policy and Management
Review, 8(2), 88105.
Febrianti, T. (2016). Strategi Penghidupan Nelayan Bertahan dari Kemiskinan di Wilayah
Pesisir (Kasus di Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat). Jurnal Agribisnis
Terpadu, 9(1).
Hidayati, I. Y., & Setyono, J. S. (2015). Tingkat Kerentanan Lingkungan Kabupaten
Wonogiri. Teknik PWK (Perencanaan Wilayah Kota), 4(4), 592604.
Lailatussaripah E E S, Yusuf, M., & Baining, M. E. (2019). Analisis Pola Pengembangan
Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Di Desa Teluk Rendah Ilir Kecamatan Tebo Ilir
Kabupaten Tebo. UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Maulana, A. F., Salamuddin, A., Aisah, A. F., & Gumilar, A. P. (2021). Ketahanan
Masyarakat Melawan Covid-19. Haura Publishing.
Prasodjo, N. W. (2021). Strategi Penghidupan Rumah Tangga Petani Padi Sawah di
Pedesaan. Jurnal Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM],
Studi Komparasi Strategi Sustainable Livelihood
Kampung Heritage Kajoetangan dan Kampung Ornament
Tjelaket Kota Malang
Pendix Annisa Virgin
1
, Turniningtyas Ayu R.
2
dan Johannes Parlindungan
Siregar
3
1.744
5(5), 669683.
Purbadi, Y. D., & Lake, R. C. (2019). Konsep Kampung-Wisata Sejahtera, Kreatif,
Cerdas Dan Lestari Berkelanjutan. EMARA: Indonesian Journal of Architecture,
5(1), 1223.
Rijanta, R., Hizbaron, D. R., & Baiquni, M. (2018). Modal Sosial dalam Manajemen
Bencana. UGM PRESS.
Saragih, S., Lassa, J., & Ramli, A. (2007). Kerangka Penghidupan Berkelanjutan
Sustainable Livelihood Framework. In HivosCircle Indonesia.
Sari, N., Abita, T. S., & Taufiq, A. R. R. (2018). Perubahan Kerangka Penghidupan
(Livelihood) Masyarakat Desa Sumberagung Akibat Perkembangan Wisata Pantai
Pulau Merah Di Banyuwangi. Jurnal Tata Kota Dan Daerah, 8(1), 3342.
Sasongko, I., Imaduddina, A. H., & Widodo, W. H. S. (2021). Perbaikan Lingkungan
Kampung Kota dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan di Kota Malang.
Pawon: Jurnal Arsitektur, 5(1), 117136.
Siswadi, T. T., & Purnaweni, H. (2011). Kearifan Lokal Dalam Melestarikan Mata Air.
Jurnal Lingkungan Program Studi Ilmu Lingkungan, 9(2), 6368.
Susanti, W. D., Agustin, D., & Mutia, F. (2020). Kajian Genius Loci Pada Kampoeng
Heritage Kajoetangan Malang. JURNAL ARSITEKTUR, 10(2), 8594.
Wijayanti, R., Baiquni, M., & Harini, R. (2016). Strategi penghidupan berkelanjutan
masyarakat berbasis aset di Sub DAS Pusur, DAS Bengawan Solo. Jurnal Wilayah
Dan Lingkungan, 4(2), 133152.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License