Vol. 2, No. 1, pp. 1.772-1.785, January 2022
1.778 http://sostech.greenvest.co.id
Pengamatan pada singkapan batuan dapat memberikan interpretasi tentang
stratigrafi daerah penelitian yang dapat tersajikan dalam bentuk kolom stratigrafi. Data
geoteknik merupakan data yang dijadikan sebagai salah satu data primer yang diantaranya
dilakukan secara mandiri oleh peneliti sebagai data utama dalam penelitian ini. Proses
penghimpunan data geoteknik dilakukan dengan cara :
1. Back analysis, metode ini adalah metode untuk melihat parameter sebelum
terjadinya longsor pada lereng. Metode ini dilakukan dengan menggunakan data
geometri lereng sebagai data utama dalam proses analisis. Proses analisis akan
menggunakan bantuan software Slide yang berbasis Limit Equilibrium Method
(LEM) dengan metode trial and error untuk menentukan nilai kohesi dan sudut
geser dalam sebelum lereng mengalami longsor
2. Analisis laboratorium, metode ini dilakukan dengan menggunakan sampel tanah dari
lokasi penelitian yang diuji dengan menggunakan alat Direct Shear Test. Hasil dari
pengujian ini adalah sudut geser dalam, kohesi, dan sifat fisik tanah
3. Analisis kinematika, metode ini dilakukan dengan menggunakan data hasil
pengukuran bidang diskontinuitas yang dilakukan di titik pengamatan di lokasi
penelitian. Data tersebut akan diolah pada software Dips untuk mengetahui jenis
kelongsoran yang akan terjadi pada lokasi penelitian dari hasil plot pada streonet.
Pengumpulan data sekunder adalah proses pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti menggunakan data-data yang telah tersedia sebelumnya. Data yang telah tersaji
adalah data hasil pemboran yang dipadanankan dengan kondisi batuan dilapangan. Data
sekunder yang digunakan adalah data geoteknik, dan didaptkan dengan cara:
1. Analisis Rock Mass Rating (RMR), metode ini dilakukan dengan menggunakan data
pemboran pada lima titik pemboran yang dilakukan di lokasi penelitian yang telah
dilakukan sebelumnya. Data yang dihasilkan dari analisis ini adalah mengetahui
parameter massa batuan yang dapat mempengaruhi perilaku massa batuan di lokasi
penelitian. Pemerian RMR dilakukan dengan melakukan pembobotan pada
parameter hasil pemboran menurut pembobotan RMR Bieniawski (1989).
2. Analisis Geological Strength Index (GSI), metode ini dilakukan dengan
menggunakan data kondisi diskontinuitas, RQD, dan RMR yang sebelumnya telah
didapatkan. Hasil dari analisis ini adalah mengetahui parameter massa batuan yang
dapat mempengaruhi perilaku massa batuan di lokasi penelitian terkait dengan
ketahanan terhadap pelapukan dan struktur geologi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Geologi Daerah Penelitian
Pada pengamatan litologi yang dilakukan dengan melihat highwall dan sidewall
pada area tambang, terlihat susunan batuan dengan kedudukan N 150
o
E/10
o
SW.
Pengamatan dilakukan pada batuan yang mempresentasikan kondisi batuan yang masih
dapat diamati secara megaskopis. Pengamatan litologi dilakukan dengan deskripsi secara
megaskopis pada sampel batuan hand specimen yang dirasa merepresentasikan kondisi
batuan di daerah tambang. Interpertasi stratigrafi daerah penelitian mengacu pada peta
geologi regional daerah sekitar yang dipadanankan dengan kondisi dilapangan. (Gambar
3).
a. Batubara
Batubara pada lokasi penelitian dapat dideskripsikan memiliki warna hitam pekat
dengan kilap bright-dull. Kilap ini menunjukkan adanya proses pembakaran batubara
yang kurang efisien, berdasarkan informasi yang didapatkan bahwa batubara yang
terdapat pada lokasi penelitian merupakan jenis batubara sub-bituminus. Batubara pada