Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
123
http://sostech.greenvest.co.id
PERAN MUHADHOROH DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PUBLIC SPEAKING SANTRI PONDOK PESANTREN AWWALIYAH
AL-ASIYAH CIBINONG
Aldiyansah
Universitas Ibn Khaldun Bogor
Diterima:
17 Februari 2021
Direvisi:
26 Februari 2021
Disetujui:
14 Maret 2021
Abstrak
Manusia sebagai makhluk sosial memiliki peran aktif untuk
berinteraksi terhadap sesamanya. Kemampuan public speaking
sangatlah diperlukan oleh setiap manusia. Pondok Pesantren
Awwaliyah Al-Asiyah sebagai lembaga pendidikan Islam
mengadakan sebuah kegiatan muhadhoroh yang bertujuan untuk
melatih skill public speaking santri. Sehingga, harapannya agar
kelak nanti ketika di masyarakat sudah terbiasa untuk public
speaking dan berdakwah layaknya seperti Da’i yang
menyampaikan pesan dakwah kepada jamaahnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana kegiatan muhadhoroh di
Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong, mengetahui
kemampuan public speaking santri Pondok Pesantren Awwaliyah
Al-Asiyah Cibinong setelah mengikuti kegiatan muhadhoroh,
mengetahui peran muhadhoroh dalam meningkatkan kemampuan
public speaking santri Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyyah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
dengan desain penelitian field reserch. Dalam memperoleh data
peneliti menggunakan metode wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini meliputi reduksi
data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pengecekan
keabsahan data menggunakan ketekunan peneliti dan triangulasi.
Tahap-tahap penelitian ini meliputi tahap pra lapangan, tahap
pekerjaan lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan
laporan. Hasil penelitian ini penyimpulkan bahwa kegiatan
Muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah bersifat
wajib bagi seluruh santri dan berjalan dengan proses dan susunan
yang baik. Proses pelaksanaan dimulai dari pembuatan teks,
menghafalkan, menyetorkan dan menyampaikan pidato. Adapun
susunan acara: pembukaan, pembacaan hadiah untuk ahli kubur,
pembacaan Alquran, bahtsul kutub, acara inti, intisari, penutup
dan lain-lain. serta dengan tujuan yang jelas, setelah mengikuti
kegiatan muhadhoroh kemampuan public speaking santri
memiliki peningkatan yaitu memiliki tujuan, jelas, hidup,
menarik, dibatasi dalam artian singkat tapi padat, dan
mengandung humor, peran kegiatan muhadhoroh yaitu berperan
dalam meingkatkan ketenangan dan kepercayaan diri, kepekaan
kepada audience, memudahkan dalam pemilihan materi, peka
terhadap tujuan dan penyajian yang menarik dan hidup
Kata kunci: Muhadhoroh; Pondok Pesantren; Public Speaking;
Santri.
Peran Muhadhoroh dalam meningkatkan kemampuan SOSTECH, 2021
public speaking santri pondok pesantren Awwaliyah Al-
Asiyah Cibinong
Aldiyansah
Abstract
As a social human beings have an active role to interact with
others. Public speaking ability is very necessary by every human
being, Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah as an Islamic
educational institution held a muhadhoroh activity aimed at
training public speaking skills santri. So, hopefully that someday
when in the community is accustomed to public speaking and
preaching like a Da'i who conveys the message of da'wah to his
worshippers. This study aims to (1) know how muhadhoroh
activities in Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong, (2)
know the ability of public speaking santri Pondok Pesantren
Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong after participating in muhadhoroh
activities, (3) know the role of muhadhoroh in improving the ability
of public speaking santri Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyyah.
This research uses qualitative descriptive approach. With the
design of field reserch research in obtaining data researchers using
interview methods, observation, and documentation. Data analysis
in this study includes data reduction, data presentation, and
conclusion drawing. Checking the validity of the data using the
persistence of researchers and triangulation. The research stages
in this study include the pre-field stage, the field work stage, the
data analysis stage and the report writing stage. The results of this
study concluded that (1) Muhadhoroh activities in Awwaliyah Al-
Asiyah Boarding School are mandatory for all students and run
with good processes and arrangements. The implementation
process starts from texting, memorizing, depositing and delivering
speeches. As for the arrangement of events: opening, reading of the
prize of the buryer, recitation of the Qur'an, bahtsul kutub, core
events, essence, closing and others. and with a clear purpose. (2)
after participating in muhadhoroh activities the ability of public
speaking santri has an improvement that has a purpose, clear, live,
interesting, limited in a short but dense sense, and contains humor.
(3) The role of muhadhoroh activities is to play a role in enhancing
calmness and confidence, sensitivity to the audience, facilitating
the selection of materials, sensitive to attractive and lively purposes
and presentations.
Keywords: Muhadhoroh; Pondok Pesantren; Public Speaking;
Santri.
PENDAHULUAN
Manusia terlahir di dunia memiliki fungsi sebagai makhluk individu sekaligus
mahluk sosial (Rafid, 2019). Sebagai makhluk individu manusia memiliki ruang pribadi
yang tidak dibagi dengan orang lain. Adapun sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa
saling berhubungan dengan sesamanya (Jamaludin, 2015). Dalam menjalankan perannya
sebagai makhluk sosial, manusia tentu membutuhkan komunikasi. Melalui hal ini, antara
manusia satu dengan yang lainnya dapat saling berinteraksi. Mereka saling memberikan,
memahami, serta merespon pesan. Sebagaimana dikatakan oleh (Pahrudin, 2020) bahwa
komunikasi memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai
mahluk sosial.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
125
http://sostech.greenvest.co.id
Kegiatan komunikasi dapat dibagi menjadi dua ranah, yaitu ranah formal dan ranah
non formal (Patiung, 2017). Komunikasi dalam ranah formal artinya menyampaikan
informasi kepada mitra bicara dalam forum resmi, dengan tema tertentu dan dengan adab
serta kostum resmi (Nugrahani, Kustantinah, & Larasati, 2012). Adapun berkomuniasi
dalam ranah non formal artinya menyampaikan informasi kepada mitra bicara dalam
situasi tidak resmi. Istilah ilmiah dari kegiatan tersebut dikatakan sebagai public speaking
atau berbicara di depan banyak orang (Maisarah, 2017).
Keterampilan public speaking, tidaklah mutlak milik tokoh besar seperti Presiden,
Menteri, maupun pejabat tinggi yang kerap kali pidatonya di tunggu dalam sebuah
kegiatan besar. Tidak pula mutlak milik selebritis maupun artis terkemuka yang sering
tampil di layar kaca. Keterampilan public speaking milik semua manusia. Kemampuan
berbicara di depan publik merupakan aset yang berharga serta menguntungkan bagi
banyak manusia (Sirait, 2016).
Di zaman sekarang ini, banyak tempat yang memfasilitasi dan mewadahi untuk
mengasah kemampuan yang bertujuan melatih public speaking secara terus-menerus
(continue) salah satunya adalah di pesantren.
Pondok Pesantren merupakan Lembaga Pendidikan Agama Islam. yang bertujuan
untuk mendalami ilmu-ilmu agama Islam. Seperti: Fiqih, Tauhid, Hadits, Akhlak,
Tasawuf, Bahasa Arab dan lain-lainnya (Daulay, 2019). Selain belajar ilmu agama
sebagai pedomannya didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan untuk mengembangkan
potensi yang mengharuskan para santri untuk berlatih berbicara dihadapan umum. Guna
melatih diri, memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap atau
nilai-nilai ajaran Islam. Agar santri menjadi lebih baik kedepannya.
Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong Kabupaten Bogor, sebagai
Lembaga Pendidikan Agama Islam, memiliki kekhasan terutama dalam fungsinya sebagai
lembaga pendidikan, lembaga dakwah, bimbingan kemasyarakatan serta sebagai
lembaga keagamaan. Setiap tahunnya melahirkan agen perubahan di masyarakat,
mempunyai visi berjuang dalam menegakkan amar ma’ruf dan nahyi munkar dalam ridho
Allah SWT (Visi-Misi Ponpes Awwaliyah Al-Asiyah).
Salah satu untuk memajukan misi dakwah Islam, Pondok Pesantren Awwaliyah Al-
Asiyah mengadakan kegiatan khusus untuk melatih santri mengasah kemampuan public
speaking dengan metode berceramah yang diberi nama muhadhoroh. Muhadhoroh
Menurut Pimpinan Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Ustadzah Dra. Hj. Siti
Hapipah HZ adalah suatu kegiatan yang diidentikan dengan kegiatan berbicara dihadapan
publik dengan bentuk berpidato atau ceramah dalam rangka melatih skill public speaking
santri.
Kegiatan yang berkonsep muhadhoroh ini khusus di persiapkan oleh pondok
pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong Kabupaten Bogor. Sebagai kegiatan santri
untuk mengembangkan minat dan bakat, agar santri mampu mengembangkan potensinya.
Seperti, keterampilan berbicara di depan publik (public speaking) menjadi lebih baik dan
mampu membentuk karakter menjadi lebih percaya diri. Sehingga, harapannya agar kelak
nanti ketika di masyarakat sudah terbiasa untuk public speaking dan berdakwah layaknya
seperti Da’i yang menyampaikan pesan dakwah kepada jamaahnya.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik kegiatan
muhadhhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong, untuk mengetahui
perkembangan kemampuan public speaking santri setelah mengikuti kegiatan
muhadhoroh, dan untuk mengetahui peran kegiatan muhadhoroh dalam meningkatkan
kemampuan public speaking santri dan manfaatnya untuk masyarakat.
Peran Muhadhoroh dalam meningkatkan kemampuan SOSTECH, 2021
public speaking santri pondok pesantren Awwaliyah Al-
Asiyah Cibinong
Aldiyansah
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni deskriptif kualitatif (Rijali,
2019) metode deskriptif kualitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi
tertentu atau menggambarkan fenomena secara detail. Karena peneliti ingin
mendeskripsikan, menguraikan dan menggambarkan pelaksanaan kegiatan muhadhoroh
sebagai sarana meningkatkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren
Awwaliyah Al-Asiyah. (Anggito & Setiawan, 2018) menyatakan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan studi
kasus (Case Studies). Yaitu, jenis penelitian kualitatif yang mendalam tntang individu,
kelompok, institusi dan sebagainya dalam waktu tertentu. Tujuan studi kasus adalah
berusaha menemukan makna, menyelidiki proses, serta memperoleh pengertian dan
pemahaman yang mendalam serta utuh dari individu, kelompok atau situasi tertentu
(Sugiarto, 2017). Penelitian dilakukan di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah
Cibinong Kabupaten Bogor. Dipilihnya pondok pesantren tersebut karena mengadakan
kegiatan muhadhoroh sebagai sarana santri untuk mengembangkan kemampuan public
speaking. Data penelitian berupa data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil
observasi, wawancara dan dokumentasi dalam kegiatan muhadharah di Pondok Pesantren
Awwaliyah Al-Asiyah. Subjek penelitian 10 orang diantaranya Ustadz, Ustadzah,
Pembimbing, Pengurus dan perwakilan Santri dari kelas 1 hingga 3 SMP Aliyah.
Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan merujuk pada (Nurdin & Hartati,
2019) tentang teknik pidato, tentang ciri-siri pidato yang baik dan (Brotosudarmo, 2017)
tentang kunci sukses public speaking sebagai peran dari kegiatan muhadhoroh.
Berdasarkan teori-teori menurut para ahli, dengan cara menelaah seluruh data yang sudah
tersedia dari berbagai teknik yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi.
Peneliti menyimpulkan langkah-langkah analisis data yang merujuk pada analisis
data kualitatif adalah sebagai berikut: Pertama, mereduksi data yang diperoleh dari
pengumpulan data. Reduksi tersebut dilakukan untuk memfokuskan data pada hal-hal
yang penting dari sekian banyak data yang diperoleh dari data hasil observasi, wawancara
dan catatan lapangan yang tidak terpola. Langkah ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya. Kedua, penyajian data, yaitu data yang diperoleh di display, dengan
menyajikan sekumpulan data dan informasi yang sudah tersusun dan memungkinkan
untuk di ambil kesimpulan. Ketiga, kesimpulan data, diartikan sebagai tafsiran atau
interpretasi terhadap data yang telah di sajikan. Melalui tafsiran tersebut peneliti dapat
menentukan fakta-fakta yang ditemukan dalam kesimpulan yang benar mengenai objek
penelitian tersebut, karena penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran
yang utuh dari objek penelitian di lapangan dan dikaitkan dengan teori menurut para ahli.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Sejarah Singkat Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah
Berdasarkan (Dokumen/01/PPAA) Yayasan Pendidikan Islam Pondok
Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah mulai berdiri pada tahun 1993, didirikan oleh
bapak Drs. KH. Anwar Husaeni,M.Pd. dan ibu Dra. Hj, Siti Hapipah HZ. Pondok
Pesantren ini pada awalnya berada di bawah naungan Yayasan Islam Al-Asiyah yang
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
125
http://sostech.greenvest.co.id
127
berdiri pada tahun 1976 yang didirikan oleh Bapak KH. Muhammad Hamzah (Alm)
dan ibu Hj. Ratu Asiyah (Alm.) yang mana beliau ini adalah orang tua kandung dari
ibu Hj. Siti Hapipah HZ.
B.
Teknik Kegiatan Muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah Cibinong
Kegiatan muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah benar
adanya. Seluruh santri diwajibkan mengikuti kgiatan muhadhoroh yang dilaksanakan
seminggu sekali tepatnya pada hari Sabtu malam Minggu pukul 18:30 sampai
dengan pukul 20:30 WIB bertempat di Masjid Jami’ Al-Mukhtariah, santri putra
menggunakan lantai 1 sedangkan santri putri menggunakan lantai 2. Adapun susunan
acara dalam kegiatan muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah
dimulai dengan master of ceremony (MC), pembacaan hadiah untuk ahli kubur,
pembacaan ayat suci Alquran, pembacaan kitab, kemudian acara inti ceramah
agama, intisari atau pengambilan kesimpulan, kemudian yang terakhir adalah
penutup. Tujuan muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah ini terbagi
menjadi 2 (dua) ada tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari kegiatan
muhadhoroh yaitu sebagai informasi, memengaruhi dan hiburan. Hal ini selaras
dengan yang dikatakan oleh (Avianto, 2017). Tujuan pidato secara umum ada 3
(tiga) yaitu sebagai informatif, persuasif dan rekreatif. Adapun tujuan khusus
merujuk pada (Dokumen/04/PPAA), ada 6 (enam) tujuan yang diharapkan dari
kegiatan muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah. Agar santri mampu
berpidato atau berceramah dengan baik dan benar diantaranya:
1. Agar santri mempunyai kepercayaan diri ketika tampil berbicara didepan orang
banyak atau khalayak ramai
2. Menanamkan rasa keagamaan kepada santri
3. Melatih untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam
4. Membiasakan berakhlak mulia
5. Mengajarkan dalam mengamalkan ayat Al-Qur’an dan Hadits.
Kemampuan public speaking bukanlah hanya milik presiden, menteri, pejabat,
tokoh masyarakat, dan bukan pula warisan dari orang tua. Bisa atau tidaknya public
speaking karena selalu dilatih secara terus-menerus. Santri yang merupakan generasi
umat Islam penting bagi mereka bisa melakukan public speaking dengan teknik dan
cara yang baik, untuk melanjutkan dakwah sebagai penerus alim ulama. Maka dari
itu Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah menyediakan sebuah kegiatan
muhadhoroh untuk melatih kemampuan berbicara agar santri bisa melatih diri
berbicara di depan publik.
C.
Kemampuan Public Speaking Santri Setelah Mengikuti Kegiatan Muhahoroh
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan santri, pengurus dan ustadz-
usatadzah Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah. Peneliti menilai bahwa,
kemampuan public speaking santri semakin membaik dan memiliki peningkatan
setelah dibimbing dalam mengikuti kegiatan muhadhoroh. Adapun bimbingan yang
diberikan, berdasarkan dari hasil wawancara dengan pembimbing dan observasi
penulis. Diantaranya, teknik membuat materi, teknik mengolah vokal,
menyampaikan materi, dan teknik menguasai materi yang dilakukan ketika latihan
sebelum tampil serta evaluasi setelah kegiatan muhadhoroh. Beberapa aspek yang
diajarkan sependapat dengan teori teknik pidato atau public speaking diantaranya
mengatasi grogi, teknik pernapasan, teknik vokal, teknik menguasai materi, teknik
membuka pidato, teknik menyampaikan materi, dan teknik menutup materi. Dengan
adanya bimbingan yang diberikan oleh pengurus dan pembimbing, penulis
Peran Muhadhoroh dalam meningkatkan kemampuan SOSTECH, 2021
public speaking santri pondok pesantren Awwaliyah Al-
Asiyah Cibinong
126
menemukan fakta berdasarkan dari hasil wawancara dengan responden perwakilan
kelas 1 SMP sampai dengan kelas 3 SMP Aliyah tentu setelah mengikuti kegiatan
muhadhoroh kemampuan public speaking santri menjadi lebih baik lagi. Para santri
isi pidatonya menjadi memiliki tujuan, lebih jelas, semakin hidup dengan
menempatkan kata dengan vokal suara menjadi semakin menarik isi materinya.
Bentuk penyampaian semakin singkat padat dan jelas. Beberapa hal tersebut selaras
dengan (Sutrisno & Wiendijarti, 2015) tentang teori ciri suatu pidato yang baik dan
meningkat yakni memiliki tujuan, jelas, hidup, saklik, bergaya klimaks, memiliki
pengulangan, menarik, dibatasi dalam artian singkat tapi padat, dan mengandung
humor.
D.
Peran Muhadhoroh dalam Meningkatkan Kemampuan Public Speaking Santri
Meningkatnya kemampuan public speaking santri tak luput dari adanya peran
kegiatan muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah. Berdasarkan hasil
wawancara dengan santri Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah. Pertama untuk
santri pribadi Peneliti menilai adanya perkembangan public speaking setelah
mengikuti kegiatan muhadhoroh ini, terlihat dari bagaimana perkembangan santri
dari sebelum mengikuti kegiatan muhadhoroh sampai setelah mengikuti kegiatan
muhadhoroh. Dengan demikian kegiatan muhadhoroh ini memiliki peran dalam
mambantu meningkatkan kemampuan public speaking santri, fakta yang ditemukan
tentang peran muhadhoroh berupa meningkatnya rasa kepercayaan diri,
memudahkan dalam pembuatan materi, peka akan tujuan pembahasan dan yang
terakhir berperan dalam penyampaian dan menyajikan materi sehingga terkesan
hidup dan menarik.
Dengan peran tersebut akan membawa santri sukses dalam public speaking.
Hal ini dibuktikan oleh pendapat (Brotosudarmo, 2017) yang mengemukakan 5
(lima) kunci apabila orang menginginkan keberhasilan dalam public speaking:
diantaranya ketenangan dan kepercayaan diri, kepekaan atas audience, kesempatan
pemilihan materi pembicaraan, kepekaan atas tujuan pembicara dan
penyajian/penyampaian yang matang.
KESIMPULAN
Kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh yaitu setelah penulis melakukan
observasi dan dikuatkan dengan wawancara, kegiatan muhadhoroh di Pondok Pesantren
Awwaliyah Al-Asiyah bersifat wajib dan berjalan dengan susunan proses yang baik serta
dengan tujuan yang jelas. Selaras dengan (Avianto, 2017). Tujuan pidato secara umum
ada 3 yaitu sebagai informatif, persuasif dan rekreatif. Hal ini sesuai dengan
(Dokumen/04/PPAA). Berdasarkan hasil wawancara dengan pembimbing, dan santri, jika
dibandingkan dengan sebelum mengikuti kegiatan muhadhoroh kemampuan public
speaking santri terlihat kurang baik. Namun, setelah dibimbing, diarahkan serta mengikuti
kegiatan muhadhoroh secara terus menerus ternyata mengalami peningkatan menjadi
lebih baik, beberapa aspek tentang ciri-ciri pidato yang baik dan meningkat yakni
memiliki tujuan, jelas, hidup, saklik, bergaya klimaks, memiliki pengulangan, menarik,
dibatasi dalam artian singkat tapi padat, dan mengandung humor. Dengan demikian
kegiatan muhadhoroh di Pondok Pesantren Awwaliyah Al-Asiyah sangatlah berperan
dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri diantaranya berperan dalam
meningkatkan ketenangan dan kepercayaan diri, kepekaan kepada audience,
memudahkan dalam pemilihan materi, peka terhadap tujuan dan penyajian yang menarik
dan hidup seperti yang dikatakan (Brotosudarmo, 2017).
Aldiyansah
128
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
125
http://sostech.greenvest.co.id
129
BIBLIOGRAPHY
Anggito, Albi, & Setiawan, Johan. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. CV Jejak
(Jejak Publisher).
Avianto, L. (2017). Ayo Belajar Pidato. Jakarta: PT Mediantara Semesta.
Brotosudarmo, D. S. (2017). Seni Berkhotbah dan Public Speaking. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Daulay, H. P. (2019). Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Prenadmedia Group.
Jamaludin, Adon Nasrullah. (2015). Sosiologi perkotaan: memahami masyarakat kota
dan problematikanya. Pustaka Setia.
Maisarah, Maisarah. (2017). Ungkapan-Ungkapan Penting dalam Public Speaking
Important Expressions in Public Speaking. Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah
Kebahasaan Dan Kesusastraan, 8(1), 5768.
Nugrahani, Dyah, Kustantinah, Indri, & Larasati, IKIP. (2012). Peningkatan Kemampuan
Public Speaking Melalui Metode Pelatihan Anggota Forum Komunikasi Remaja
Islam. E-Dimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3(1), 16.
Nurdin, Ismail, & Hartati, Sri. (2019). Metodologi Penelitian Sosial. Media Sahabat
Cendekia.
Pahrudin, P. (2020). Pengantar Ilmu Public Speaking. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Patiung, Dahliah. (2017). Pembelajaran Berbicara Untuk Membangun Komunikasi
Belajar Efektif. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 19(2),
231244.
Rafid, Rahmad. (2019). Anak Didik dan Interaksi Sosial. KATA PENGANTAR, 183.
Rijali, Ahmad. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33),
8195.
Sirait, Charles Bonar. (2016). The power of public speaking. Elex Media Komputindo.
Sugiarto, Eko. (2017). Menyusun Proposal Penelitian Kualitatif: Skripsi dan Tesis:
Suaka Media. Diandra Kreatif.
Sutrisno, Isbandi, & Wiendijarti, Ida. (2015). Kajian retorika untuk pengembangan
pengetahuan dan ketrampilan berpid ato. Jurnal Ilmu Komunikasi, 12(1), 7084.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License