Jurnal Sosial
dan Teknologi (SOSTECH) Volume
2, Number 3, Maret 2022
PENGARUH
KOMUNIKASI SIMENTRIS, KOMUNIKASI TRANSPARAN PADA ISU VAKSIN COVID-19 TERHADAP
HUBUNGAN PEMERINTAH Yudi Syahrial1 dan
Elizabeth Goenawan Ananto2 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti Jakarta, Indonesia |
|
Diterima: 8 Maret 2022 Direvisi: 14 Maret 2022 Disetujui: 15 Maret 2022 |
Abstrak Virus
Corona 2019 kini menyebar dengan varian baru, yang menimbulkan banyak
orang-orang terinfeksi tapi tanpa gejala. Penyebaran ini terjadi karena adanya
kontak dengan lebih banyak orang, terutama orang yang pertama yang
terinfeksi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Symmetrical
Communication, Transparent Communication pada citizens� issue-specific trust
terhadap Government Citizen Relationship. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif dimana penyajiannya berupa
angka-angka dengan hasil analisis yang diuraikan berbentuk narasi. Penelitian
ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari pengembangan 8 (delapan) hipotesis,
terdapat 7 (tujuh) temuan yang pengaruh langsung dan satu hipotesis indirect terbukti berpengaruh
positif dan signifikan. Ketujuh variabel dikembangkan menjadi 35 indikator
pengukuran dan terdapat 8 (delapan) hipotesis diuji untuk menghasilkan desain
komunikasi yang bermanfaat bagi organisasi pemerintah. Penelitian ini
menggunakan 340 responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Temuan
penelitian dari model yang dihasilkan telah membuktikan terdapat variabel
yang berpengaruh tidak langsung yakni Transparent Communication memediasi
hubungan antara Symmetrical Communication dan Government Citizen
Relationship. . Kata kunci: Symmetrical Communication, Transparent communication, Government
Citizen Relationships, institutional legitimacy Abstract The 2019 Corona virus is
now spreading with a new variant, which causes many people to be infected but
without symptoms. This spread occurs because of contact with more people,
especially the first person to be infected. This study aims to analyze Symmetrical
Communication, Transparent Communication on citizens' issue-specific trust to
Government Citizen Relationship. This study uses a quantitative approach with
descriptive analysis where the presentation is in the form of numbers with
the results of the analysis described in the form of a narrative. This study
shows that overall from the development of 8 (eight) hypotheses, there are 7
(seven) findings that have a direct effect and one indirect hypothesis has a
positive and significant effect. The seven variables were developed into 35
measurement indicators and there were 8 (eight) hypotheses tested to produce
useful communication designs for government organizations. This study used
340 respondents who were sampled in this study. Research findings from the
resulting model have proven that there are variables that have an indirect
effect, namely Transparent Communication mediating the relationship between
Symmetrical Communication and Government Citizen Relationship. Keywords: Symmetrical Communication, Transparent
communication, Government Citizen Relationships, institutional legitimacy |
Virus Corona 2019 kini
menyebar dengan varian baru, yang menimbulkan banyak orang-orang terinfeksi
tapi tanpa gejala. Penyebaran ini terjadi karena adanya kontak dengan lebih
banyak orang, terutama orang yang pertama yang terinfeksi (Yuzar, 2020). Disinilah peran instansi pemerintah berfungsi
menjembatani krisis kesehatan global ini melalui tindakan komunikatif dan
hubungan pemerintah dengan masyarakat ketika masalah melanda. Instansi
pemerintah dalam masyarakat demokratis memainkan peran penting dalam mengelola
peristiwa bencana termasuk bencana alam atau buatan manusia. Ketika terjadi
bencana, lembaga pemerintah berusaha melindungi warga yang terkena dampak dan
membangun kembali masyarakat dan bangsa dengan bantuan cepat (Perdana, Trisiana,
& Azizah, 2021). Namun orang-orang OTG (orang tanpa gejala) yang
sama ini mungkin berperan dalam memperlambat penyakit karena orang ini dapat
menyebarkan intervensi positif seperti mencuci tangan dan menjaga jarak fisik
dengan menunjukkanya kepada banyak orang (Syahrial &
Ananto, 2022).
Memperlambat penularan virus selama pandemi
membutuhkan perubahan perilaku yang signifikan (Nasution &
Wijaya, 2020). Berbagai aspek konteks sosial dan budaya
mempengaruhi tingkat dan kecepatan perubahaan perilaku (Darna, 2021). Jejaring sosial dapat meningkatkan penyebaran
perilaku yang berbahaya dan berfaedah selama epidemi, dan efek ini dapat
menyebar melalui jaringan dan orang sekitarnya. Koordinasi antar individu,
komunitas, dan pemerintah untuk memerangi penyebaran penyakit mengirimkan
sinyal kuat atas kerjasama dan nilai-nilai bersama, yang dapat memfasilitasi
reorganisasi kelompok luar dan dalam kelompok sebagai satu komunitas dengan
tujuan yang sama (Syahrial &
Ananto, 2022). Tindakan kooperatif ini sudah berlangsung dalam
pandemi saat ini Biasanya, krisis nasional menimbulkan pertanyaan yang
menantang tentang peran pemerintah dalam melindungi warganya. Kegagalan dalam
menangani bencana secara efektif mengakibatkan krisis tambahan bagi lembaga
pemerintah. PR pemerintah juga menghadapi tantangan yang berbeda dibandingkan
dengan organisasi swasta karena dipengaruhi oleh struktur sosial dan dinamika
kekuasaan seperti politik, tingkat pengawasan media yang lebih ketat (Simarmata, 2014). Tidak seperti penelitian komunikasi krisis disektor
swasta yang berfokus pada reputasi manajemen demi melindungi citra dan faedah,
lebih penting bagi pemerintah untuk melayani kepentingan publik.
�� Pada
Desember 2019 virus corona baru (SARS-Cov-2) muncul dan dalam tiga bulan, virus
telah menyebar lebih dari 18.000 kasus dan menyebabkan 4.291 kematian di 114 negara,
membuat Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan pandemi global yang berdampak
pada krisis kesehatan global, dan krisis ini memerlukan perubahaan perilaku
skala besar serta meninggalkan beban psikologis yang signifikan pada seseorang (Syahrial &
Ananto, 2022). Sebaliknya, pandemi global juga dapat
menciptakan peluang untuk mengurangi prasangka agama dan etnis.
Secara historis, penyakit menular bertanggung
jawab atas jumlah kematian manusia terbesar (Salsabila, 2020). Persepsi ancaman ini dapat menunjukkan bagaimana
orang cenderung melihat dan menanggapi ancaman dan risiko selama pandemi dan
konsekuensi hilir untuk pengambilan keputusan dan hubungan antar kelompok.
Salah satu respon emosional sentral pandemi adalah rasa takut. Emosi negatif
yang dihasilkan dari ancaman dapat menular, dan rasa takut dapat membuat
ancaman tampak lebih dekat. Suatu meta-analisis menemukan bahwa sasaran
ketakutan dapat berguna dalam beberapa situasi, tetapi tidak pada situasi lain:
atraktif rasa takut membuat sesorang mengubah perilakunya, jika seseorang
merasa mampu menghadapi ancaman, atau sebaliknya mengarah ke reaksi defensif
ketika seseorang merasa tidak berdaya untuk bertindak (Harper, et al.
2021). Pada akhirnya, akan menunjukkan bahwa daya tarik rasa takut yang kuat
menghasilkan perubahaan perilaku drastis ketika seseorang merasakan faedah,
sedangkan daya tarik rasa takut yang kuat dengan faedah rendah menghasilkan
tingkat respons defense terbesar. Tantangan lainnya adalah ketika orang sering
menunjukkan bias optimisme: keyakinan bahwa hal-hal buruk cenderung menimpa
diri sendiri daripada orag lain. Bias optmisme berguna untuk menghindar emosi
negatif yang dapat membuat orang menyepelekan kemungkinan tertular penyakit
karena mengabaikan peringatan kesehatan masyarakat. Strategi komunikasi harus
mencapai keseimbangan menerobos bias optismisme tanpa menimbulkan perasaan
cemas dan takut yang berlebihan (Olasupo, Idemudia,
& Kareem, 2021).����������
Ketika pemerintah mengalami sejumlah masalah
terkait bencana, mengidentifikasi evolusi publik adalah bagian penting dari strategi
manajemen yang efektif (Shimizu, 2012). Segmentasi publik terbukti bermanfaat sebagai
strategi awal untuk memahami karakteristik publik yang aktif dalam krisis (Ihm & Lee,
2021). Pengelolaan komunikasi antara pemerintah dan seluruh warga dengan
menerapkan definisi humas dalam setting pemerintahan. Pemerintah dalam
krisis harus memperhatikan dan memahami perilaku komunikatif masyarakat sebagai
hasil krisis. Saat menghadapi krisis tertentu, praktisi disektor publik perlu
merencanakan program komunikasi dengan memahami opini publik secara tepat
dengan mengukur ekspresi opini warga Negara terhadap isu tertentu dan
organisasi publik. Hal ini sangat berguna bagi humas pemerintah sebab warga
Negara dalam demokrasi diharapkan untuk berpartisipasi dalam pemerintahannya (Bol�var &
Mu�oz, 2018). Warga dalam hubungan masyarakat pemerintah
menjadi sumber peluang dan tantangan dari hubungan pemerintah-publik yang
efektif (Y. Lee &
Schachter, 2019)
�� Pendirian
dan pengelolaan swadana, berbeda dengan sektor lain seperti sektor swasta atau
korporasi dan sektor sosial atau organisasi nirlaba dalam organisasi sektor
publik, harus mempertimbangkan nilai-nilai warga negara dalam keputusannya.
Merujuk pada karakteristik lingkungan sektor publik dan pentingnya komunikasi
pemerintah, perlu mengembangkan tindakan komunikatif publik dalam krisis (Chon, Lee, &
Kim, 2020). Organisasi di sektor publik seperti pemerintah
negara bagian atau federal dan lembaga lain yang menerapkan kesehatan
perawatan, militer atau infrastruktur sipil menempati posisi bilateral penting
dalam mengelola perangkat publik dan layanan yang melibatkan negara seperti
keselamatan publik dan pendidikan (Shafritz, Russell,
Hyde, & Borick, n.d.). Organisasi disektor publik mengalami benturan
sistem nilai yang lebih kaku di antara konstituen strategis yaitu publik dan
pemangku kepentingan karena nilanya kurang selaras dibandingkan dengan
organisasi di swasta. Karena itu, organisasi sektor publik harus mengembangkan
struktur formal yang mencakup kepentingan publik misalnya fungsi hubungan
masyarakat atau urusan publik. Disamping budaya informal dan sistem nilai
bersama, seperti manajemen inklusif dan komunikasi simetris yang selaras dengan
konstituen eksternal. Partisipasi dari konstituen strategis penting untuk
komunikasi sektor publik yang sukses. Terlepas dari pentingnya partisipasi
warga, komunikasi dengan seluruh populasi tetap menjadi peran dan hal yang
menegangkan karena publik berkisar dari reseptif hingga apatis. Dalam masalah
apapun perlu untuk mengidentifikasi publik, aktif, sadar, laten dan nonpublik.
Kecuali kondisi pribadi terpenuhi yakni pengakuan individu terhadap situasi
bermasalah-individu tidak berkomunikasi. Ini yang membuat komunikator sektor
publik pekerjaannya membutuhkan perhatian dan tindakan publik. Tanpa
partisipasi sukarela dari konstituennya atau keseluruhan populasi
operasionalnya, akan gagal mendapatkan legitimasi dan sumber daya. Namun
pembentukan warga negara dan publik yang peduli dan partisipasi terhadap
organisasi sektor publik tetap menjadi teka-teki (Chon et al., 2020).
Penekanan pada partisipasi warga negara dalam
pengambilan keputusan dan manajemen administrasi, komunikasi pemerintah menjadi
salah satu fungsi manajerial inti yang memfasilitasi akses warga dan pertukaran
informasi. Peran penting komunikasi pemerintah dalam konteks komunikasi
internal organisasi, efektivitas layanan, dan strategi komunikasi. Pemberian
informasi publik kepada warga mempengaruhi persepsi dan sikapnya terhadap
pemerintah, seperti kepercayaan pemerintah, efektifitas layanan, dan legitimasi.
Komunikasi pemerintah sangat penting untuk memastikan akuntabilitas pemerintah
dan pemerintahan yang demokratis (Ihm & Lee,
2021).��
Secara teoritis, dasar komunikasi simentris adalah
pandangan dunia yang menganggap komunikasi sebagai interaksi informasi dan
dialog etis dimana dua atau lebih system, membentuk sistem kepercayaan, nilai,
penilaian, evaluasi, pilihan dan perilaku dalam pendekatan simbiosis dan
sinergis. Komunikasi simetris merupakan penggunaan strategis inisiatif dan
program pemerintah untuk memfasilitasi kepercayaan, keterbukaan, proses
horizontal, timbal balik, negosiasi, resolusi konflik, dan dialog antar pemangku
kepentingan. Lebih spesifiknya lagi, dalam konteks sector publik, komunikasi
simetris bukan hanya terkait penyampaian informasi kebijakan dan membahas
isu-isu publik, tetapi juga tentang ekosistem komunikatif dimana para pemangku
kepentingan dapat menghasilkan dan bertukar pendapat dan pengetahuannya sebagai
cara menuju makna kolektif dan pengam bilan keputusan . Penelitian ini
bertujuan untuk untuk menganalisis Symmetrical Communication, Transparent
Communication pada citizens� issue-specific trust terhadap Government
Citizen Relationship.
Penelitian ini mengacu pada hasil studi Lee et
al., 2021 dan Chon et al, 2020 dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan
analisis deskriptif dimana penyajiannya berupa angka-angka dengan hasil
analisis yang diuraikan berbentuk narasi. Menurut Sugiyono (2018) desain
penelitian harus spesifik, jelas dan rinci, ditentukan secara matang sejak
awal, menjadi metode peneltian. Metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat, yang digunakan untuk meneliti pada
populsi atau sampel tertentu, teknik pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, dan analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
�� Unit
analisis dalam penelitian ini mengacu pada tingkat kesatuan data yang
dikumpulkan selama tahap analisis data selanjutnya (Sekaran dan Bougie, 2018).
Dari unit individu tersebut selanjutnya akan dijadikan sampel penelitian dan
dari sampel tersebut diperoleh data yang digunakan dalam satu rentang waktu
atau bersifat cross sectional. Unit analisis dan observasi dalam penelitian ini
adalah masyarakar luas, khususnya Jabotabek. Desain penelitian ini bersifat
pengkajian hipotesis yang bertujuan untuk menganalisis Symmetrical
Communication, Transparent Communication pada
citizens� issue-specific trust terhadap Government Citizen Relationship.
Dikarenakan penelitian ini akan menguji hipotesis, maka rancangan penelitain
yang digunakan adalah Hypotheses testing.
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif di mana
penyajiannya berupa angka-angka dengan hasil analisis yang diuraikan berbentuk
narasi.
Sumber data yang digunakan merupakan data primer. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui observasi. Teknik analisis yang digunakan
adalah uji hipotesis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018). Statistik deskriptif
merupakan penjabaran jawaban responden yang bertujuan untuk memberikan jawaban
atau deskriptif suatu data yang ditinjau dari nilai rata-rata (mean), simpangan baku (standard deviation), nilai minimum
(min), dan nilai maksimum (max).
Nilai mean adalah nilai rata-rata
yang didapat dari jawaban responden terhadap indikator variabel yang diteliti.
Nilai standar deviasi adalah nilai yang menunjukkan variasi dari jawaban
responden yang telah terkumpul (Sekaran, 2017).
Mean adalah nilai rata-rata dari keseluruhan responden
sedangkan standar deviasi merupakan variasi dari jawaban responden. Apabila
nilai standar deviasi yang diberikan mendekati nol maka semakin tidak
bervariasi jawaban responden, namun apabila standar deviasi yang diberikan
menjauhi nol maka jawaban responden semakin bervariasi. Nilai minimum adalah
jawaban (skala) terendah yang dipilih responden dan nilai maksimum adalah
jawaban (skala) tertinggi yang dipilih oleh responden.
Analisis hasil dan interpretasi dilakukan
berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis. Tujuan dari pengujian hipotesis
ini adalah untuk menolak hipotesis nol (Ho) sehingga hipotesis alternatif (Ha)
dapat diterima. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisis model
persamaan struktural (SEM) yang merupakan suatu metode statistik yang paling
sesuai untuk penelitian ini, dimana estimasi dilakukan secara bertahap. Tahap
awal melakukan teknik confirmatory factor
analysis dan selanjutnya full structural equation model merupakan syarat utama yang harus dilakukan sebelum
pengujian hipotesis teori confirmatory
factor analysis dengan nilai regression
weight, dimana pengambilan keputusan berdasarkan kriteria sebagai berikut :
1. Jika p-value ≤ 0.05 maka Ho ditolak atau Ha didukung,
artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel.
2. Jika p-value ˃ 0.05 maka Ho diterima atau Ha tidak
didukung, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua variabel.
�
�Tujuan dari
metode ini adalah untuk memprediksi perubahan � perubahan dalam variabel
terikat yaitu dependent atau criterion variable yang dikaitkan dengan
perubahan-perubahan yang terjadi dalam sejumlah variabel bebas atau independent
atau prediktor variabel (Sekaran., 2003). Adapun batas toleransi kesalahan
(α) yang digunakan adalah 5% (0,05). Hasil pengujian hipotesis dengan
membandingkan antara nilai t dengan nilai estimasi koefisien beta (β)
disusun pada tabel 1.
Tabel 1.
Hasil Pengujian Hipotesis
Penelitian pengaruh langsung
Standardized Estimate |
p-value |
Keputusan |
|
H1 : Terdapat pengaruh positif
dari Symmetrical Communication terhadap
transparent communication |
0,762 |
0,000 |
H1 diterima |
H2 : Terdapat pengaruh positif
dari Symmetrical Communication terhadap
Government citizenship relationship |
0,389 |
0,000 |
H2 diterima |
H3 : Transparent Communication memediasi
pengaruh dari Symetrical communication terhadap
Government citizenship relationship |
0,308 |
0,001 |
H3 diterima |
H4: Terdapat pengaruh positif dari
Government citizenship relationship terhadap
Citizen issue speficit trust |
0,913 |
0,000 |
H4 diterima |
H5: Terdapat pengaruh negatif dari
Citizen issue speficit trust terhadap constraint recognition |
-0,409 |
0,000 |
H5 diterima |
H6: Terdapat pengaruh positif dari
Citizen issue speficit trust terhadap problem recognition |
0,343 |
0,000 |
H6 diterima |
H7: Terdapat pengaruh positif dari
Citizen issue speficit trust terhadap involvement recognition |
0,602 |
0,000 |
H7 diterima |
H8 : Terdapat pengaruh positif
dari Transparent Communication terhadap Government citizenship relationship |
0,404 |
0,000 |
H8 diterima |
Sumber: Hasil Pengolahan Data
Hipotesis 1
Hipotesis pertama menguji pengaruh Symmetrical
Communication terhadap transparent
communication, dimana bunyi hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha)
adalah sebagai berikut:
H01:������� Tidak
terdapat pengaruh positif Symetrical
communication terhadap transparent
communication
Ha1:������� Terdapat
pengaruh positif Symetrical communication
terhadap transparent communication
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk pengaruh antara variabel Symmetrical
Communication terhadap Transparent Communication adalah sebesar
0.000 < 0,05 yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh signifikan Symmetrical
Communication terhadap transparent
communication. Sementara nilai standardized estimate adalah 0,762
yang menunjukkan bahwa besar dan arah dari pengaruh dari Symmetrical
Communication terhadap Transparent Communication adalah positif.
Ketika terjadi kenaikan pada Symmetrical Communication maka Transparent
Communication akan meningkat.
Hipotesis 2
Hipotesis kedua menguji pengaruh Symmetrical
Communication terhadap Government Citizen Relationship, dimana bunyi
hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H02: Tidak terdapat pengaruh positif Symmetrical
Communication terhadap Government
Citizen Relationship
Ha2:������� Terdapat
pengaruh positif Symmetrical Communication terhadap Government Citizen Relationship
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk pengaruh variabel Symmetrical Communication
terhadap Government Citizen Relationship adalah sebesar 0.000 < 0,05
yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh Symmetrical Communication
terhadap Government Citizen Relationship. Sementara nilai standardized
estimate adalah 0.389 yang menunjukkan bahwa besar dan arah dari pengaruh
dari Symmetrical Communication terhadap Government Citizen
Relationship adalah positif. Ketika terjadi kenaikan pada variable Symmetrical Communication maka variabel Government Citizen
Relationship akan meningkat.
Hipotesis 3
Hipotesis menguji pengaruh Transparent Communication
dalam memediasi pengaruh dari Symmetrical Communication terhadap Government citizenship relationship,
dimana bunyi hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha) adalah sebagai
berikut :
H03 :�� Trasnparent communication tidak dapat
memediasi pengaruh Symmetrical Communication terhadap Government
citizenship relationship
Ha3:��� Trasnparent communication dapat
memediasi pengaruh Symmetrical Communication terhadap Government citizenship relationship
Dari hasil pengujian hipotesa diketahui bahwa
nilai signifikan untuk pengaruh mediasi trasnparent communication terhadap
pengaruh Symmetrical Communication terhadap Government citizenship relationship adalah 0,01 dengan nilai
pengaruh sebesar 0,308. Hal ini mengunjukan bahwa Transparent Communication dapat
memediasi pengaruh Symmetrical Communication terhadap Government citizenship relationship
sehingga hipotesis ke tiga dalam penelitian ini dapat didukung.
Hipotesis 4
Hipotesis keempat menguji pengaruh Government citizenship relationship
terhadap Citizen issue speficit trust,
dimana bunyi hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha) adalah sebagai
berikut :
H04:��� Tidak
terdapat pengaruh positif Government
citizenship relationship terhadap Citizen
issue speficit trust
Ha4:��� Terdapat
pengaruh positif Government citizenship
relationship terhadap Citizen issue
speficit trust
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk hubungann antara variabel Government citizenship relationship terhadap Citizen issue specific trust adalah sebesar 0.000 < 0,05 yang
dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh Government
citizenship relationship terhadap Citizen
issue specific trust. Sementara nilai standardized estimate adalah
0,913 yang menunjukan bahwa besar dan arah dari pengaruh dari Government citizenship relationship
terhadap Citizen issue specific trust
adalah positif. Ketika terjadi kenaikan pada variable Government citizenship relationship maka variabel Citizen
issue specific trust akan meningkat.
Hipotesis 5
Hipotesis kelima menguji pengaruh negatif dari Citizen issue speficit trust terhadap constraint recognition, dimana bunyi
hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H05:��� Citizen issue speficit trust tidak
memiliki pegnaruh negatif terhadap constraint
recognition
Ha5:��� Citizen issue speficit trust memiliki pengaruh
negatif terhadap constraint
recognition
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk pengaruh antara variabel Citizen issue speficit trust terhadap constraint recognition adalah
sebesar 0.000 < 0,05 yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh Citizen
issue speficit trust terhadap constraint
recognition. Sementara nilai standardized estimate adalah -0,409
yang menunjukan bahwa besar dan arah dari pengaruh dari Citizen Issue speficit trust terhadap constraint recognition adalah negatif. Ketika terjadi kenaikan pada
variable Citizen issue speficit trust maka variabel constraint recognition akan berkurang.
Hipotesis 6
Hipotesis keenam menguji pengaruh Citizen issue speficit trust terhadap
problem recognition, dimana bunyi
hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H06:��� Tidak
terdapat pengaruh positif Citizen Issue
speficit trust terhadap problem recognition
Ha6:��� Terdapat
pengaruh positif Citizen Issue speficit
trust terhadap problem recognition
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk pengaruh antara variabel Citizen issue speficit trust terhadap problem recognition adalah
sebesar 0.000 < 0,05 yang dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh Citizen issue speficit trust terhadap
problem recognition. Sementara nilai standardized
estimate adalah 0,343 yang menunjukan bahwa besar dan arah dari pengaruh
dari Citizen issue speficit trust
terhadap problem recognition adalah
positif. Ketika terjadi kenaikan pada variable
Citizen issue speficit trust maka variabel problem recognition akan meningkat.
Hipotesis 7
Hipotesis ketujuh menguji pengaruh Citizen issue speficit trust terhadap involvement
recognition, dimana bunyi hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Ha)
adalah sebagai berikut:
H07:��� Tidak
terdapat pengaruh positif Citizen issue
speficit trust terhadap involvement
recognition.
Ha7:��� Terdapat
pengaruh positif Citizen issue speficit trust terhadap involvement recognition.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk pengaruh antara variabel Citizen issue speficit trust terhadap involvement recognition adalah sebesar 0.000 < 0,05 yang dapat
diartikan bahwa terdapat pengaruh Citizen
issue speficit trust terhadap involvement recognition. Sementara nilai
standardized estimate adalah 0,602 yang menunjukan bahwa besar dan arah
dari pengaruh dari Citizen issue speficit
trust terhadap involvement
recognition adalah positif.
Ketika terjadi kenaikan pada variable Citizen
issue speficit trust maka variabel involvement
recognition akan meningkat.
Hipotesis 8
Hipotesis kedelapan menguji pengaruh Transparent
Communication terhadap, dimana bunyi hipotesa nol (Ho) dan hipotesa
alternatif (Ha) adalah sebagai berikut:
H03: Tidak terdapat pengaruh Transparent Communication
terhadap Government citizenship
relationship.
Ha3: Terdapat pengaruh positif Transparent
Communication terhadap Government
citizenship relationship.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesa diketahui
bahwa nilai signifikan untuk pengaruh antara variabel Transparent
Communication terhadap Government
citizenship relationship adalah sebesar 0.000 < 0,05 yang dapat
diartikan bahwa terdapat pengaruh Transparent Communication terhadap Government citizenship relationship.
Sementara nilai standardized estimate adalah 0,404 yang menunjukan bahwa
besar dan arah dari pengaruh dari Transparent Communication terhadap Government citizenship relationship
adalah positif. Ketika terjadi kenaikan pada Transparent Communication variable maka variabel Government
citizenship relationship meningkat.
Hipotesis 1: Pengaruh Symmetrical
Communication terhadap transparent communication
Hipotesis pertama menguji pengaruh dari Symmetrical
Communication terhadap transparent communication.
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari Symmetrical Communication terhadap transparent communication. Hal ini menunjukan bahwa Symmetrical
Communication yang baik akan meningkatkan transparent communication. Hal ini dapat terjadi karena Symmetrical
Communication sendiri merupakan penggunaan strategis inisiatif dan program
pemerintah untuk memfasilitasi kepercayaan, keterbukaan, proses horizontal,
timbal balik, negosiasi, resolusi konflik, dan dialog antar pemangku
kepentingan, dengan melakukan symmetircal
communication pemerintah dapat meningkatkan transparansi dengan memberikan
informasi yang relevan kepada masyarakat tentang prosedur, fungsi, keputusan,
dan kinerja pemerintah secara tepat waktu, bermanfaat, dan komprehensif. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee & Ko (2020) yang menunjukan adanya pengaruh dari Symmetrical
Communication terhadap transparent
communication.
Hipotesis 2: Pengaruh Symmetrical
Communication terhadap Government
Citizen Relationship
Hipotesis kedua menguji pengaruh dari Symmetrical
Communication terhadap Government Citizen Relationship. Dari hasil
pengujian menunjukan bahwa Symmetrical Communication terbukti memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Government Citizen
Relationship. Dari hasil ini menunjukan bahwa peningkatan dari Symmetrical
Communication akan dapat meningkatkan Government Citizen Relationship.
Hal ini dapat terjadi karena Symmetrical Communication merupakan upaya
komunikasi yang memfasilitasi kepercayaan, keterbukaan, proses horizontal,
timbal balik, negosiasi, resolusi konflik, dan dialog antar pemangku
kepentingan dan hal tersebut akan membuat terciptanya kondisi saling
mempercayai yang akan membentuk komitmen, toleransi, timbal balik, kolaborasi,
dan kerjasama antar konstituen dan hal tersebut akan membentuk terciptanya
hubungan antara pemerintah dan warga negara yang semakin baik. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee & Ko (2020) yang menunjukan adanya pengaruh dari Symmetrical
Communication terhadap Government Citizen Relationship.
Hipotesis 3: Transparent Communication memediasi
pengaruh dari symmeticral communiation terhadap
Government Citizen Relationship
Hasil pengujian menunjukan bahwa Transparent
Communication dapat memediasi pengaruh dari symmeticral communiation terhadap Government Citizen
Relationship. Hal ini menunjukan bahwa Symmetrical Communication
dapat mempengaruhi government citizenship
relationship dengan melibatkan variabel transparent
communication, dengan kata lain, symmetircal
communication yang dilakukan pemerintah dapat meningkatkan transparansi
dengan memberikan informasi yang relevan kepada warga tentang prosedur, fungsi,
keputusan, dan kinerja pemerintah secara tepat waktu, bermanfaat, dan
komprehensif selanjutnya transparaansi yang terbentuk akan dapat membentuk government citizenship behavior. Hasil
penelitian ini mendukung penelitian dari Lee & Ko (2020) yang menunjukan bahwa Transparent Communication
dapat dipengaruhi oleh Symmetrical Communication yang selanjutnya
dapat membentuk government citizenship
relationship.
Hipotesis 4: Pengaruh Government
Citizen Relationship terhadap citizens� issue-specific trust toward
government
Hasil dari pengujian menunjukan bahwa Government
Citizen Relationship memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
citizens� issue-specific trust toward
government. Hal ini menunjukan bahwa hubungan yang baik antara pemerintah
dan rakyat akan dapat meningkatkan citizens�
issue-specific trust toward government. Hal ini dapat terjadi karena
hubungan yang baik antara pemerintah dan warga negara memungkinkan warga untuk
lebih memahami dan mengetahui apa yang dikerjakan pemerintah dan sehingga hal
tersebut akan berdampak pada peningkatan kepercayaan warga terhadap negara.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chon et al. (2020) yang menunjukan adanya pengaruh dari Government
Citizen Relationship terhadap citizens�
issue-specific trust toward government.
Hipotesis 5: Pengaruh citizens� issue-specific trust toward
government terhadap constrain
recognition
Hasil pengujian menunjukan bahwa citizens� issue-specific trust toward
government memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap constrain recognition. Hasil ini
menunjukan semakin tinggi citizens�
issue-specific trust toward government maka constrain recognition
akan semakin rendah. Hal ini dapat terjadi karena ketika warga memiliki
kepercayaan bahwa pemerintah dan lembaga terkait melakukan hal yang tepat, maka
hal tersebut akan mengurangi keterbatasan yang dirasakan individu dalam
melakukan sesuatu terkait sebuah isu. Dalam konteks penelitian ini dapat
dikatakan bahwa kepercayaan yang tinggi bahwa pemerintah melakukan hal yang
tepat dalam penanganan Covid-19 akan mengurangi kemapuan individu tersebut
untuk bertindak seperti menyebarkan informasi ke orang lain terkait isu
Covid-19. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chon, Lee, &
Kim (2020) yang menunjukan adanya pengaruh dari citizens� issue-specific trust toward
government terhadap constraint
recognition.
Hipotesis 6: Pengaruh citizens�
issue-specific trust toward government terhadap problem recognition
Hasil pengujian menunjukan bahwa citizens� issue-specific trust toward
government memiliki pengaruh positif terhadap problem recognition. Hasil ini menunjukan bahwa citizens� issue-specific
trust toward government akan dapat meningkatkan problem recognition
dari individu. Hasil ini terjadi karena problem recognition sendiri
terkait dengan keyakinan indiicidu bahwa tindakan harus dilakukan untuk
mengatasi sebuah masalah yang timbul. ����������� Ketika
responden merasa percaya kepada pemerintah yang meanggap Covid-19 merupakan
masalah yang serius, maka individu tersebut juga akan merasa bahwa masalah ini
juga merupakan masalah yang berdampak pada dirinya. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Porck et al. (2019) yang menunjukan bahwa kepercayaan terkait isu
akan mendorong meningkatkan problem recognition
dari individu yang lebih tinggi.
Hipotesis 7�: Pengaruh citizens� issue-specific trust toward government
terhadap involvement recognition
Hasil pengujian menunjukan bahwa citizens� issue-specific trust toward
government memiliki pengaruh positif terhadap involvement recognition. Hasil ini menunjukan bahwa citizens� issue-specific trust toward
government akan dapat meningkatkan problem recognition dari individu. Hasil ini terjadi karena involvement recognition sendiri terkait
dengan keyakinan individu merasa memiliki keterkaitan dengan siuasi tertentu.
Ketika responden merasa percaya kepada pemerintah yang meanggap Covid-19
merupakan masalah yang serius, maka individu tersebut juga akan lebih merasa
terlibat dalam sebuah isu. Dalam konteks ini individu yang merasa lebih
terlibat dalam isu yang sama yang dihadapi pemerintah akan merasa bahwa dirinya
terlibat dalam hal mengatasi isu ini karena merasa hal tersbut juga masalah
yang dihadapinya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Porck et al. (2019) yang menunjukan bahwa kepercayaan terkait isu
akan mendorong meningkatkan involvement recognition dari individu yang
lebih tinggi.
Hipotesis 8: Pengaruh Transparent Communication terhadap Government Citizen
Relationship
Hipotesis kedelapan menguji pengaruh dari Transparent
Communication terhadap Government Citizen Relationship. Hasil pengujian
menunjukan bahwa transaparent communication memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap Government Citizen Relationship, dari
hasil ini menunjukan bahwa peningkatan dari komunikasi yang transparan akan
dapat meningkatkan Government Citizen Relationship. Hal ini dapat
terjadi karena komunikasi yang transparan mempengaruhi kemampuan dan motivasi
individu untuk untuk lebih mau aktif atau berpartisipasi dalam menanggapi pesan
komunikasi pemerintah yang diperlukan untuk proses pemeliharaan hubungan. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee & Ko (2020) yang menunjukan adanya pengaruh dari Transparent
Communication terhadap Government Citizen Relationship.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil
pengolahan data yang dilakukan untuk menganalisis pengaruh Symmetrical
Communication , transparent
communication, citizens� issue-specific trust toward government dan Government
Citizen Relationship, constrain
recognition, problem
recognition, involvement recognition, maka kesimpulan hipotesis penelitian
yang dapat ditarik Symmetrical Communication memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap transparent
communication. Symetrical communication memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Government Citizen Relationship. Transparent Communication memediasi
pengaruh dari symetrical communication
terhadap government citizenship
relationship. Government Citizen
Relationship memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap citizens� issue-specific trust toward government.
Citizens� issue-specific trust memiliki pengaruh yang negatif dan
signifikan dari toward government
terhadap constrain recognition. Citizens�
issue-specific trust toward government memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap problem recognition.
Transparent communication
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Government Citizen
Relationship. Citizens�
issue-specific trust memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap involvement recognition.
BIBLIOGRAFI
Bol�var, M. P.
R., & Mu�oz, L. A. (2018). E-participation in smart cities: technologies
and models of governance for citizen engagement (Vol. 34). Springer.
Chon, M.-G., Lee, H., & Kim, J.-N. (2020). Values
of Government Public Relations for a Rocky Road to Participatory Democracy:
Testing Public Engagement, Empowerment, and Serenity Hypotheses in Public
Sector Communication. Partecipazione e Conflitto, 13(2), 1110�1131.
Darna, I. W. (2021). Studi Dampak Pandemi Covid-19
terhadap Perilaku Belajar, Interaksi Sosial dan Tingkat Spiritual Mahasiswa. Cetta:
Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(3), 395�408.
Harper, C. A., Satchell, L. P., Fido, D., &
Latzman, R. D. (2021). Functional fear predicts public health compliance in the
COVID-19 pandemic. International Journal of Mental Health and Addiction,
19(5), 1875�1888.
Ihm, J., & Lee, C.-J. (2021). Toward more
effective public health interventions during the COVID-19 pandemic: Suggesting
audience segmentation based on social and media resources. Health
Communication, 36(1), 98�108.
Lee, T., & Ko, M. C. (2020). The Effects of
Citizen Knowledge on the Effectiveness of Government Communications on Nuclear
Energy Policy in South Korea. Information, 12(1), 8.
Lee, Y., & Schachter, H. L. (2019). Exploring the
relationship between trust in government and citizen participation. International
Journal of Public Administration, 42(5), 405�416.
Nasution, N. H., & Wijaya, W. (2020). Manajemen masjid
pada masa pandemi covid 19. Yonetim: Jurnal Manajemen Dakwah, 3(01),
84�104.
Olasupo, M. O., Idemudia, E. S., & Kareem, D. B.
(2021). Moderated mediation roles of social connectedness and optimism on
emotional intelligence and life satisfaction. Heliyon, 7(5),
e07029.
Perdana, R. A., Trisiana, A., & Azizah, L. (2021).
Kedudukan lembaga pertahanan dalam menanggulangi pandemi COVID-19. Jurnal
Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan, 124�138.
Porck, J. P., Matta, F. K., Hollenbeck, J. R., Oh, J.
K., Lanaj, K., & Lee, S. M. (2019). Social identification in multiteam
systems: The role of depletion and task complexity. Academy of Management
Journal, 62(4), 1137�1162.
Salsabila, A. (2020). Makalah Penyakit Menular dan
Virus Corona.
Shafritz, J. M., Russell, E. W., Hyde, A. C., &
Borick, C. P. (n.d.). Week Topic Activities, homework, exams Bibliography 1
Class introduction.
Shimizu, M. (2012). Resilience in disaster management
and public policy: a case study of the Tohoku disaster. Risk, Hazards &
Crisis in Public Policy, 3(4), 40�59.
Simarmata, S. (2014). Media dan politik: Sikap pers
terhadap pemerintahan koalisi di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Syahrial, Y., & Ananto, E. G. (2022). Pengaruh
Komunikasi Simentris, Komunikasi Transparan Pada Isu Vaksin Covid 19 Terhadap
Hubungan Pemerintah-Warga Negara. Humantech: Jurnal Ilmiah Multidisiplin
Indonesia, 2(Special Issue 2), 579�598.
Yuzar, D. N. (2020). Penyakit menular dan wabah
penyakit covid-19.
This work is licensed
under a Creative Commons
Attribution-ShareAlike 4.0 International License