457
Deny Suryo Pratama, Ida Munfarida, Rr Diah Nugraheni Setyowati
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
Deny Suryo Pratama
1
, Ida Munfarida
2
, Rr Diah Nugraheni Setyowati
3
UIN Sunan Ampel, Surabaya, Indonesia
1,2,3
pratamadeni2020@gmail.com
1
munfarida@uinsby.ac.id
2
nugraheni_diah@yahoo.com
3
Diterima:
26 April 2022
Direvisi:
11 Mei 2022
Disetujui:
15 Mei 2022
Abstrak
Pencemaran udara merupakan salah satu isu lingkungan yang patut
diperhitungkan karena menyangkut kesehatan manusia. Salah satu sumber
pencemaran udara berasal dari sektor transportasi, hasil pembakaran tidak
sempurna di dalam mesin kendaraan bermotor menghasilkan gas karbon
monoksida. Aloha merupakan wilayah perbatasan di Waru Sidoarjo yang
dilewati kendaraan bermotor dengan intensitas tinggi setiap harinya, sehingga
berpotensi menimbulkan pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi konsentrasi karbon monoksida dengan jumlah
kendaraan dan suhu berdasarkan sampling yang dilakukan. Metode penelitian
menggunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan
observasi sedangkan analisis data menggunakan analisis statistik deskripsi.
Berdasarkan hasil uji korelasi menggunakan statistik spearman diketahui nilai
signifikasi antara karbon monoksida dan suhu sebesar 0,043 sedangkan nilai
signikasi antara karbon monoksida dan jumlah kendaraan bermotor sebesar
0,005 kedua nilai tersebut lebih rendah dari nilai signifikasi 0,05 menandakan
bahwa jumlah kendaraan dan suhu memiliki korelasi yang signifikan terhadap
konsentrasi karbon monoksida.
Kata kunci : karbon monoksida, lingkungan, pencemaran udara
Abstract
Air pollution is one of the environmental issues that is considered because it
involves human health. Source of air pollution comes from the transportation
sector, the result of incomplete combustion in motor vehicle engines produces
carbon monoxide gas. Aloha is a border area in Waru Sidoarjo that is passed by
motor vehicles with high intensity every day, so it has the potential to cause air
pollution. This study aims to determine whether there is a correlation between
the concentration of carbon monoxide and the number of vehicles and
temperature based on the sampling conducted. The research method uses a
quantitative approach, data collection is carried out by observation, while data
analysis uses descriptive statistical analysis. Based on the results of the
correlation test using Spearman statistics, it is known that the significance value
between carbon monoxide and temperature is 0,043 while the significance value
between carbon monoxide and the number of vehicles is 0.005, both values are
lower than the significance value of 0.05, indicating that the number of vehicles
and temperature have a significant correlation with carbon concentration.
monoxide.
Keywords : air pollution, carbon monoxide, environment
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 5, Mei 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
458
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
PENDAHULUAN
Karbon monoksida merupakan gas polutan yang tidak memiliki bau dan warna,
berasal dari pembakaran tidak sempurna dari bahan karbon. Karbon monoksida merupakan
salah satu gas yang dapat menyebabkan asfiksia pada tubuh manusia. Sebesar 53 persen gas
karbon monoksida terdapat di udara ambien. Keberadaan karbon monoksida dapat
mengubah gas buang sulfur dioksida menjadi senyawa beracun seperti asam sulfat. Karbon
monoksida jika berada didalam tubuh manusia akan bergabung dengan mioglobin dan
hemoglobin sehingga akan membentuk karboksihemoglobin dan CO mioglobin yang akan
membuat transportasi oksigen ke jaringan tubuh menjadi berkurang (Boubel, 2018).
Gas karbon monoksida memiliki dampak yang serius terhadap kesehatan apabila
terpapar dalam intensitas yang tinggi. Polutan karbon monoksida dapat menyebabkan radang
dan infeksi pernapasan, disfungsi kardiovaskular hingga kanker. Masalah lain yang dapat
ditimbulkan yaitu adanya gangguan pada sistem syaraf seperti vertigo akut, karbon
monoksida yang berikatan dengan hemoglobin menyebabkan sel darah merah tidak optimal
dalam mengangkut dan melepas oksigen ke seluruh tubuh. Selain itu dampak dari paparan
karbon monoksida yang moderat mengakibatkan gangguan fungsi kerja jantung, otak, dan
hati (Utama, 2019).
Polutan udara ambien dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor lingkungan seperti suhu
udara. Peningkatan suhu rata-rata yang terdapat di lingkungan akan mengakibatkan kenaikan
beberapa polutan udara seperti gas karbon monoksida. Peningkatan suhu yang kuat akan
mencegah pengangkutan polutan udara ke lapisan troposfer bebas, akibatnya polutan udara
yang berada di udara ambien akan meningkat konsentrasinya (Schnelle & Brown, 2020).
Penelitian yang dilakukan (Ruhban & Rahmadana, 2019) mengenai konsentrasi
karbon monoksida pada sumber bergerak di jalan raya mendapatkan hasil bahwa tinggi
rendahnya suhu udara dapat mempengaruhi besarnya konsentrasi karbon monoksida, secara
teori jika suhu meningkat maka menyebabkan peningkatan juga terhadap reaksi kimia
sehingga polutan akan memiliki nilai tinggi. Selain itu kepadatan lalu lintas juga
mempengaruhi konsentrasi karbon monoksida karena menimbulkan emisi dari proses
pembakaran pada mesin.
Penelitian lain yang dilakukan oleh (Hasairin & Siregar, 2018) terkait hubungan
karbon monoksida dengan kepadatan lalu lintas melalui analisis statistik uji korelasi pearson
didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,9 yang menandakan bahwa karbon monoksida
memiliki korelasi yang sangat kuat dengan kepadatan lalu lintas di jalan raya. Salah satu
faktor utama yang menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi karbon monoksida
karena kondisi macet di lokasi penelitian. Pada kondisi macet konsentrasi karbon monoksida
yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor 12 kali lebih tinggi dibandingkan saat kondisi
jalan lancar.
Jalan raya memiliki manfaat dan kerugian bagi masyarakat yang beraktivitas. Pada
satu sisi masyarakat akan terfasilitasi dengan adanya infrastruktur jalan raya, namun disisi
lain masyarakat juga terancam kesehatannya karena polutan yang dihasilkan kendaraan
bermotor. Paparan polusi udara akan menyebar diseluruh area jalan raya namun akan mulai
menghilang jika menemukan vegetasi. Sebanyak 66,64% paparan polusi udara berada diarea
jalan raya sedangkan 33,36% berada di area yang memiliki vegetasi (Kwiecień &
Szopińska, 2020).
Aloha merupakan salah satu akses jalan perbatasan yang menjadi penghubung antara
Kota Surabaya dengan Kabupaten Sidoarjo. Akses jalan tersebut statusnya merupakan jalan
nasional karena menjadi penghubung antar kabupaten serta akses menuju Bandara Juanda.
Selain itu keberadaan Jalan Aloha yang menjadi titik sentral menyebabkan banyaknya
kendaraan yang melintas sehingga memunculkan potensi pencemaran udara dari gas buang
mesin berupa karbon monoksida. Suhu merupakan faktor meteorologi yang dapat
mempengaruhi peningkatan konsentrasi karbon monoksida. Berdasarkan data dari stasiun
meteorologi Juanda mengenai suhu rata rata di Kabupaten Sidoarjo per tahun 2020, suhu
459
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
berada di kisaran 27,2°C hingga 29,2°C. Berdasarkan masalah tersebut dan penelitian
sebelumnya maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai korelasi antara
konsentrasi karbon monoksida dengan suhu dan kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui ada tidaknya korelasi konsentrasi karbon monoksida dengan jumlah
kendaraan dan suhu berdasarkan sampling yang dilakukan.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Pada penelitian ini
dilakukan pengukuran terhadap konsentrasi karbon monoksida, jumlah kendaraan bermotor
dan suhu pada udara ambien di sekitar Jalan Aloha Sidoarjo. Pengukuran dilakukan secara
manual secara observasi di lapangan menggunakan bantuan alat CO Analizer untuk
konsentrasi karbon monoksida dan suhu sedangkan mengukur jumlah kendaraan
menggunakan counter. Pengukuran dilakukan secara roadside, dengan mengambil beberapa
titik sampel yang dianggap mewakili kawasan yang dijadikan objek penelitian sesuai dengan
pedoman pada SNI 19-7119.9-2015. Penelitian dilakukan pada Sabtu 3 April 2021 hingga
Senin 5 April 2021 dengan waktu pengukuran satu jam masing-masing titik sampel
menyesuaikan ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12, 2010.
Data penelitian yang telah terkumpul selanjutnya dilakukan analisis statistik
dengan pengujian korelasi spearman melalui Software SPSS. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui korelasi atau hubungan antara konsentrasi karbon monoksida
dengan suhu dan jumlah kendaraan bermotor yang telah diukur. Berdasarkan
peninjauan terhadap kondisi eksisting lokasi penelitian, maka didapatkan 3 titik sampel yang
digunakan dalam pengambilan data penelitian. Titik sampel pertama (titik A) merupakan
akses jalan perbatasan yang menuju ke arah Surabaya, terletak pada koordinat 22’15.2
LS, 112°43’44.2” BT. Titik sampel kedua (titik B) merupakan akses jalan yang menuju ke
arah Jalan Raya Bandara Juanda, terletak pada koordinat 7°22’22.7” LS, 112°43’45.7BT .
Titik sampel ketiga (titik C) merupakan akses ke arah Jalan Raya Letjen S Parman Sidoarjo,
terletak pada koordinat 22’32.5” LS, 112°43’44.6 BT . Adapun kondisi dari masing
masing titik sampel sebagai berikut:
Gambar 1. Kondisi Eksisting Titik Sampel A Gambar 2. Kondisi Eksisting Titik Sampel B
460
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Gambar 3. Kondisi Eksisting Titik Sampel C
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pengukuran Konsentrasi Karbon Monoksida
Hasil dari pengukuran konsentrasi karbon monoksida menggunakan alat CO Analyzer
memiliki output pembacaan dalam satuan ppm. Satuan tersebut selanjutnya dikonversi
menjadi μg/. Adapun hasil dari pengukuran konsentrasi karbon monoksida dapat dilihat
pada tabel 1 berikut:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Konsentrasi Karbon Monoksida (CO)
No
Hari
Waktu
Satuan
Titik Sampel
A
B
C
1
Sabtu
Pagi
μg/
12.597,1
8.302,7
11.547,4
2
Siang
μg/
13.360,6
9.638,7
11.833,7
3
Sore
μg/
11.547,4
8.779,8
9.925,0
4
Minggu
Pagi
μg/
11.356,5
7.539,2
10.974,8
5
Siang
μg/
12.024,5
8.589,0
11.547,4
6
Sore
μg/
9.352,4
7.825,5
9.829,6
7
Senin
Pagi
μg/
21.337,0
19.563,7
25.003,4
8
Siang
μg/
25.003,4
12.310,8
25.003,4
9
Sore
μg/
21.758,7
11.070,2
21.663,3
Sumber: Penulis 2022
Berdasarkan hasil pengukuran konsentrasi karbon monoksida pada tabel 1 tersebut
dapat diketahui bahwa nilai konsentrasi karbon monoksida tertinggi terjadi saat senin pagi di
titik C serta senin siang di titik A dan C dengan nilai konsentrasi sebesar 25.003,4 μg/m³.
Sedangkan untuk nilai konsentrasi karbon monoksida terendah terjadi saat minggu pagi di
titik B dengan nilai konsentrasi sebesar 7.825,5 μg/m³.
Menurut (Asadifard & Masoudi, 2018) konsentrasi karbon monoksida mencapai nilai
tertinggi saat musim panas dibandingkan dengan musim penghujan. Setiap bulan dan setiap
tahun variasi konsentrasi karbon monoksida akan mengalami variasi yang berbeda, namun
lebih sering ditemukan kasus kesehatan terkait polutan karbon monoksida saat musm panas.
Konsentrasi karbon monoksida tidak memiliki korelasi terhadap polutan lain seperti
Partikulat Matter, NOX, maupun SOX. Persentase korelasi untuk karbon monoksida yang
tinggi ditemukan jika diuji dengan faktor meteorologi.
461
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
B. Pengukuran Suhu Udara
Pada pengukuran suhu, waktu pengambilan sampel mempengaruhi nilai suhu yang
didapatkan. Pengukuran saat siang hari nilainya cenderung lebih besar dibandingkan waktu
pagi dan sore hari. Adapun hasil keseluruhan dari pengukuran suhu pada masing masing
titik sampel terdapat pada tabel 2 berikut:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu Udara
No
Hari
Waktu
Satuan
Titik Sampel
A
B
C
1
Sabtu
Pagi
ºCelcius
33,9
33,8
34,9
2
Siang
ºCelcius
37,1
36,0
36,7
3
Sore
ºCelcius
35,9
35,4
36,2
4
Minggu
Pagi
ºCelcius
33,6
30,8
32,7
5
Siang
ºCelcius
35,6
35,4
36,3
6
Sore
ºCelcius
32,7
31,5
33,4
7
Senin
Pagi
ºCelcius
33,7
32,5
32,7
8
Siang
ºCelcius
36,8
36,5
36,6
9
Sore
ºCelcius
35,4
34,5
35,6
Sumber: Penulis 2022
Berdasarkan hasil pengukuran suhu udara ambien pada tabel diatas, dapat diketahui
nilai suhu tertinggi terjadi saat sabtu Siang di titik A dengan nilai suhu sebesar 37,1
ºCelcius, sedangkan nilai suhu terendah terjadi saat Minggu pagi di titik B dengan nilai suhu
sebesar 30,8ºCelcius. Titik A nilai suhunya cenderung lebih tinggi karena berdekatan
dengan bangunan tinggi dan minim vegetasi, sedangkan titik B nilai suhunya cenderung
lebih rendah karena banyak pepohonan disekitarnya.
Menurut (Pudjowati, 2018), suhu di udara dapat dikendalikan oleh adanya vegetasi.
Keberadaan vegetasi pepohonan di perkotaan disinyalir mampu untuk menurunkan suhu
karena mampu menyerap sinar matahari. Wilayah yang memiliki komposisi vegetasi
lengkap seperti pohon, gardu dan perdu akan lebih mudah terjadi penurunan suhu secara
alami dibandingkan dengan wilayah yang tidak memiliki vegetasi lengkap. Meningkatnya
kerapatan vegetasi dapat menyebabkan energi matahari sulit menembus permukaan tanah
sehingga suhu udara menjadi relatif lebih rendah.
C. Pengukuran Jumlah Kendaraan Bermotor
Pengukuran jumlah kendaraan meliputi total dari sepeda motor, mobil, dan kendaraan
berat yang melintasi titik sampel saat pengukuran berlangsung. Hasil pengukuran jumlah
kendaraan bermotor terdapat dalam tabel 3 sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Pengukuran Jumlah Kendaraan Bermotor
No
Hari
Waktu
Satuan
Titik Sampel
A
B
C
1
Sabtu
Pagi
Unit
9.349
2.810
9.749
2
Siang
Unit
5.488
2.892
4.915
3
Sore
Unit
9.671
2.915
9.696
4
Minggu
Pagi
Unit
9.270
2.563
9.558
5
Siang
Unit
5.408
2.791
4.790
6
Sore
Unit
9.607
2.614
9.940
7
Senin
Pagi
Unit
9.547
3.555
10.434
8
Siang
Unit
5.928
3.382
6.928
9
Sore
Unit
9.974
3.471
10.250
Sumber: Penulis 2022
462
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Berdasarkan tabel 3 tersebut dapat diketahui jumlah kendaraan paling tinggi terdapat
pada titik sampel C pada waktu Senin pagi hari karena letaknya merupakan jalan perbatasan
sekaligus penghubung bagi Kota Surabaya menuju Kabupaten Sidoarjo, pada waktu pagi
dan sore hari banyak kendaraan yang melintas karena adanya aktivitas dari masyarakat yang
hendak menuju Kabupaten Sidoarjo maupun Kota Surabaya. Pada saat pengukuran
berlangsung, titik A dan titik C menjadi akses yang sering terjadi kemacetan kendaraan.
Kawasan kota metropolitan setiap tahunnya akan mengalami peningkatan polutan
udara seiring dengan berkembangnya industri dan sektor transportasi. Wilayah perbatasan
yang umumnya ditandakan dengan adanya jembatan seringkali terdapat kemacetan lalu
lintas akibat aktivitas yang dilakukan orang. Kemacetan selain dirasakan secara nyata juga
berdampak pada peningkatan polusi udara, hal ini semakin parah apabila banyak masyarakat
masih menggunakan kendaraan jenis lama maupun bahan bakar yang tidak ramah
lingkungan. Kemacetan di wilayah perbatasan paling sering terjadi pada pagi dan sore hari,
saat itu pula potensi pencemaran udara meningkat (Emeka, Ngozi, & Ifeoma, 2021).
D. Korelasi Konsentrasi Karbon Monoksida dengan Suhu Udara
Pengujian korelasi konsentrasi karbon monoksida dengan suhu menggunakan uji
statistik SPSS korelasi spearman. Adapun hasil pengujian statistik yang telah dilakukan
didapatkan hasil seperti pada tabel 4 berikut:
Tabel 4. Hasil SPSS Korelasi Karbon Monoksida dengan Suhu Udara
Correlations
Suhu
Spearman's rho
Konsentrasi CO
Correlation
Coefficient
0,392
*
Sig. (2-tailed)
0,043
N
27
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed).
Sumber: Penulis 2022
Berdasarkan table 4 tersebut dapat diketahui hasil SPSS dari pengujian korelasi
konsentrasi karbon monoksida dan suhu udara. Berdasarkan tabel tersebut diketahui nilai
signifikasi sebesar 0,043 nilai tersebut lebih kecil dari pada 0,05 maka dapat dikatakan
berdasarkan analisis spearman konsentrasi karbon monoksida memiliki korelasi yang
signifikan dengan suhu udara. Apabila dilihat berdasarkan derajat hubungan, nilai koefisien
korelasi berjumlah 0,392 yang memiliki arti bahwa konsentrasi karbon monoksida
berkorelasi cukup terhadap suhu udara.
Suhu udara memiliki distribusi linear terhadap konsentrasi karbon monoksida, waktu
pengukuran mempengaruhi kondisi suhu dan polutan yang diukur. Konsentrasi karbon
monoksida akan tinggi saat siang hari karena suhu yang tinggi, saat sore menuju malam hari
konsentrasi karbon monoksida berangsur turun nilainya. Faktor lain yang harus diperhatikan
yaitu volume kendaraan, umumnya kendaraan berat seperti bus akan menyumbang gas
karbon monoksida lebih besar. Pengaruh konsentrasi karbon monoksida dengan volume
kendaraan bisa mencapai 82,3% menandakan perlu perhatian lebih untuk penanggulangan
polusi udara ambien di jalan raya (Purnama, Yushardi, & Gani, 2018).
Polutan karbon monoksida pada musim kemarau kecenderungan kadar polutannya
lebih tinggi karena karakteristik wilayah suhunya tinggi juga. Faktor lain penyebab polutan
udara tinggi meliputi nilai indeks kerapatan tinggi bangunan sekitar dan nilai indeks
kerapatan vegetasi. Varibel tersebut memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap nilai
konsentrasi karbon monoksida. Kurangnya vegetasi dapat menjadi indikator tingginya polusi
udara yang terjadi (Arista, Saraswati, & Wibowo, 2019).
463
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
E. Korelasi Konsentrasi Karbon Monoksida dengan Jumlah Kendaraan Bermotor
Pengujian korelasi konsentrasi karbon monoksida dengan jumlah kendaraan bermotor
menggunakan uji statistik SPSS korelasi spearman. Adapun hasil pengujian statistik yang
telah dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Hasil SPSS Korelasi Karbon Monoksida dengan Jumlah
Kendaraan Bermotor
Correlations
Jumlah
Kendaraan
Spearman's rho
Konsentrasi CO
Correlation
Coefficient
0,529
**
Sig. (2-tailed)
0,005
N
27
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed).
Sumber: Hasil SPSS
Berdasarkan hasil SPSS pada tabel 5 tersebut, nilai signifikasi (sig) konsentrasi
karbon monoksida terhadap jumlah kendaraan berjumlah 0,005. Hasil tersebut menandakan
bahwa konsentrasi karbon monoksida memiliki korelasi yang signifikan terhadap jumlah
kendaraan bermotor karena nilai signifikasi kurang dari 0,05. Pada bagian koefisien korelasi
dapat diketahui nilainya 0,529 jika dilihat berdasarkan pedoman derajat hubungan maka
konsentrasi karbon monoksida memiliki korelasi yang kuat terhadap jumlah kendaraan
bermotor.
Jumlah kendaraan mempengaruhi sedikit banyaknya emisi yang terdapat di udara
ambien apabila dilakukan pengukuran di jalan raya. Tingginya emisi kendaraan bermotor
terjadi saat jam kantor dan hari-hari sibuk saat orang bekerja. Pola sebaran konsentrasi
karbon monoksida yang keluar dari knalpot kendaraan akan menyebar disekitar jalan raya
dan akan mulai menghilang 2 hingga 4 meter di samping jalan utama (Sasmita, Khaira,
Elystia, & Reza, 2021).
Sumber polutan karbon monoksida di udara ambien sebesar 93% berasal dari
kendaraan bermotor sedangkan 7% berasal dari mesin generator. Komponen karbon
monoksida tidak dapat larut dalam air dan memiliki berat sebesar 96,5% dari berat air. Gas
karbon monoksida dari mesin kendaraan dikeluarkan melalui lubang knalpot kendaraan
bermotor. Rata-rata gas karbon monoksida yang dihasilkan sebanyak 1,49% dari kondisi
standart pada putaran mesin 1400 rpm, sedangkan jika dalam kondisi putaran mesin 9500
rpm mampu menhasikan gas karbon monoksida sebanyak 5,58% (Muhammad, Amin, &
Sugiarto, 2018).
Gas karbon monoksida termasuk salah satu jenis gas yang sifatnya mudah bereaksi
dengan unsur lain dan tidak stabil. Karbon monoksida dapat bertransformasi menjadi karbon
dioksida dengan adanya panas beserta oksigen. Pada saat mesin kendaraan bermotor
memakai bahan bakar yang tepat maka nilai emisi karbon monoksida yang berada di ujung
knalpot mencapai 0,5% hingga 1% dengan 3000 rpm untuk putaran mesin yang dilengkapi
sistem injeksi. Apabila bahan bakar yang digunakan memiliki rantai atom C yang kecil
maka potensi munculnya gas karbon monoksida juga kecil begitupun sebaliknya (Susilawati,
As, & Raharja, 2018).
Bahan bakar kendaraan bermotor juga mempengaruhi polutan yang dihasilkan oleh
mesin kendaraan bermotor. Peningkatan nilai oktan pada bensin dengan metode oksigenasi
dapat menjadi solusi terhadap penggunaan bahan bakar kendaraan. Metode oksigenasi dalam
proses pemurniannya mampu menghasilkan produk akhir yang cukup besar dalam
pengurangan emisi karbon monoksida dan lebih ramah lingkungan (Hassoon, 2019).
464
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
karbon monoksida memiliki korelasi terhadap jumlah kendaraan bermotor dan suhu
udara. Hasil uji korelasi spearman antara konsentrasi karbon monoksida dengan suhu
menghasilkan nilai signifikasi sebesar 0,043 sedangkan korelasi antara konsentrasi
karbon monoksida dan jumlah kendaraan bermotor menghasilkan nilai signifikasi sebesar
0,005 kedua nilai tersebut nilainya kurang dari 0,05 maka dapat dikatakan terdapat
korelasi yang signifikan antar variabel yang diuji. Berdasarkan koefisien korelasi,
konsentrasi karbon monoksida memiliki derajat hubungan yang kurang dengan suhu,
sedangkan dengan jumlah kendaraan bermotor memiliki derajat korelasi yang kuat.
BIBLIOGRAFI
Arista, F., Saraswati, R., & Wibowo, A. (2019). Pemodelan Spasial Distribusi Karbon
Monoksida Di Kota Bandung. Jurnal Geografi Lingkungan Tropik, 3(1).
https://doi.org/10.7454/jglitrop.v3i1.62
Asadifard, E., & Masoudi, M. (2018). Status And Prediction Of Carbon Monoxide As An
Air Pollutant In Ahvaz City, Iran. Caspian Journal of Environmental Sciences, 16(3).
https://doi.org/10.22124/cjes.2018.3061
Boubel, R. W. (Ed.). (2018). Fundamentals Of Air Pollution (3rd ed). San Diego: Academic
Press.
Emeka, E., Ngozi, O. V., & Ifeoma, U.-U. E. (2021). Environmental Health Implications Of
Increase In Levels Of Carbon Monoxide In Onitsha, Nigeria. 5(4), 9.
Hasairin, A., & Siregar, R. (2018). Deteksi Kandungan Gas Karbon Monoksida (Co)
Hubungan Dengan Kepadatan Lalu-Lintas Di Medan Sunggal, Kota Medan. Jurnal
Biosains, 4(1), 62. https://doi.org/10.24114/jbio.v4i1.9841
Hassoon, H. A. (2019). Measurement Of Carbon Monoxide Emissions From Vehicles
Exhaust Pipe Using Portable Gas Detector. Iraqi Journal Of Agricultural Sciences,
50(3). https://doi.org/10.36103/ijas.v50i3.710
Kwiecień, J., & Szopińska, K. (2020). Mapping Carbon Monoxide Pollution of Residential
Areas in a Polish City. Remote Sensing, 12(18), 2885.
https://doi.org/10.3390/rs12182885
Muhammad, M., Amin, B., & Sugiarto, T. (2018). Pengaruh Penggunaan Katalis Plat
Tembaga Pada Knalpot Sepeda Motor Terhadap Kandungan Emisi Karbon
Monoksida (CO) Dan Hidrokarbon (HC). Jurnal Otomotif UNP. 12.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 12. (2010). Pelaksanaan Pengendalian
Pencemaran Udara Di Daerah.
Pudjowati, U. R. (2018). Pengaruh Faktor-Faktor Iklim Mikro Pada Penurunan Suhu Di
Jalan Tol. Prokons Jurusan Teknik Sipil, 11(2), 87.
https://doi.org/10.33795/prokons.v11i2.138
Purnama, N. L., Yushardi, Y., & Gani, A. A. (2018). Monitoring Karbon Monoksida (CO)
Dan Parameter Meteorologis Di Terminal Tawang Alun Kabupaten Jember. Jurnal
Pembelajaran Fisika, 7(1), 85. https://doi.org/10.19184/jpf.v7i1.7229
Ruhban, A., & Rahmadana, I. (2019). Analisis Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) Dan
Sulfur Dioksida (So2) Udara Pada Sumber Bergerak Di Jalan A.P Pettarani Dan
Rapoccini Raya Kota Makassar. Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan
Masyarakat, 17(1), 74. https://doi.org/10.32382/sulolipu.v18i1.723
Sasmita, A., Khaira, I., Elystia, S., & Reza, M. (2021). Dispersi Karbon Monoksida dari
Emisi Transportasi Menggunakan Model Gaussian Line Source di Jalan Jendral
Sudirman Pekanbaru. 06(02), 15.
Schnelle, K. B., & Brown, C. A. (2020). Air Pollution Control Technology Handbook. Boca
465
KORELASI KARBON MONOKSIDA DENGAN SUHU DAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN PERBATASAN ALOHA SIDOARJO
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN
2774-5147
Raton: CRC Press.
SNI 19-7119.9-2005. (2015). Penentuan Lokasi Pengambilan Contoh Uji Pemantauan
Kualitas Udara Roadside.
Susilawati, E., As, Z. A., & Raharja, M. (2018). Perbandingan Kadar Emisi Gas Buang
Karbon Monoksida (CO) Pada Kendaraan Bermotor Sistem Injeksi Otomatis. Jurnal
Kesehatan Lingkungan: Jurnal dan Aplikasi Teknik Kesehatan Lingkungan, 15(1),
561. https://doi.org/10.31964/jkl.v15i1.78
Utama, D. A. (2019). Indeks Standar Pencemar Udara Polutan Karbon Monoksida Di
Terminal Malengkeri Kota Makassar. Jurnal Nasional Ilmu Kesehatan. 2, 12.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License