Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)

Volume 2, Number 4, April 2022

p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155


IMPLEMENTASI HADIS DALAM MEMBENTUK KARAKTER SISWA DI SDIT MADANI PARUNG PANJANG PADA PEMBELAJARAN PAI

 

Fauziah 1, Elisa2, Dewi Indrawati3

Sekolah Tinggi Agama Islam Fatahillah, Indonesia1,2,3

1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]

 

Diterima:

26 Maret 2022

Direvisi:

12 April 2022

Disetujui:

14 April 2022

Abstrak

Pendidikan karakter adalah proses transfer keilmuan yang dimaksudkan untuk membangun peserta didik menjadi pribadi yang mandiri, bertanggung jawab dan percaya diri dalam kehidupannya sehari-hari. Pendidikan dan pembinaan karakter peserta didik seyogyanya menjadi yang utama, karena pribadi peserta didik akan menjadi wajah dari Lembaga pendidikan tersebut, terlepas dari baik atau buruknya kepribadian peserta didiknya. �di antara berbagai cara yang relevan untuk meningkatkan karakter peserta didik adalah dengan mempelajari hadis tentang kemandirian, yang mana pelajaran hadis tersebut sudah teruji dapat meningkatkan kemandirian, tanggung jawab dan percaya diri peserta didik yang diperagakan oleh para guru sebagai contoh dan suri teladan mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan pembelajaran hadis dalam membangun karakter peserta didik di SDIT Madani Parung Panjang, Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, pengumpulan data dan angket. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Pembelajaran hadis dikelas III sangat relevan bagi keseharian peserta didik, 2. Peserta didik cenderung lebih disiplin, 3. Peserta didik mampu membedakan antara sesuatu yang baik dan buruk.

Kata kunci: Pendidikan karakter, Budaya Sekolah, Disiplin dan Tanggung Jawab

 

Abstract

Character education is a scientific transfer process that is intended to build students into independent, responsible and confident individuals in their daily lives. Education and character building of students should be the main thing, because the students' personalities will be the face of the educational institution, regardless of the good or bad personality of the students. Among the various relevant ways to improve the character of students is to study the hadith about independence, in which the hadith lessons have been proven to increase the independence, responsibility and confidence of students who are demonstrated by the teachers as their examples and role models. The purpose of this study was to determine the effectiveness of hadith learning in building the character of students at SDIT Madani Parung Panjang, Bogor. This study uses a qualitative approach obtained from the results of interviews, data collection and questionnaires. The results of the study show that: 1. Learning hadith in class III is very relevant to the daily life of students, 2. Students tend to be more disciplined, 3. Students are able to distinguish between good and bad things.

Keywords: character education, school, discipline end responsibility


PENDAHULUAN

 

Kemandirian dalam belajar diartikan sebagai aktivitas belajar yang berlangsungnya lebih didorong oleh kemauan sendiri, pilihan sendiri, dan tanggung jawab sendiri dari pembelajaran, mengemukakan bahwa kemandirian belajar yaitu proses ketika individu mengambil inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan orang lain, untuk mendiagnosis kebutuhan belajar (Aini & Taman, 2012).

Memformulasikan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan menentukan pendekatan strategi belajar, dan melakukan evaluasi hasil belajar yang dicapai. Sejalan dengan beberapa pendapat tersebut, menyebut kemandirian belajar dengan istilah belajar mandiri (Nurdyansyah & Fahyuni, 2016). Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki (Firmadani, 2020).

Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk memotivasi dan mengajak siswa agar menjadi manusia beradab yang hafal Al Qur�an dan bermanfaat bagi orang lain (Safitri, 2019). Adab dalam pendidikan ini menekankan pada perilaku dan kemandirian siswa sehingga dengan perilaku dan kemandirian ini siswa diharapkan mampu menyelesaikan kewajiban yang menjadi tanggung jawabnya dan tidak lagi bergantung kepada orang lain (Winarsih, 2020).

Sikap mandiri tidak akan dimiliki siswa dengan cepat, tetapi harus membutuhkan kesadaran diri, kebiasaan dan latihan kedisiplinan yang bertahap (Maulana F, 2019). Siswa yang mandiri dalam belajar juga tidak akan tercipta apabila masih ada kebiasaan tergantung pada orang lain. Siswa akan mandiri dalam belajar apabila siswa sadar akan pentingnya belajar dalam kehidupannya (Nasution, 2018).

Siswa yang sudah terbiasa mandiri dalam sikap maupun perbuatan akan mudah dalam pembelajaran karena siswa cenderung aktif dalam belajar, hal ini dikarenakan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnya dan mampu mengatasi masalahnya sendiri (Lisdiana, 2017). Sedangkan bagi siswa yang kurang memiliki kemandirian, mereka akan malu dan takut mengungkapkan pendapatnya dan dalam menyelesaikan masalahnya mereka cenderung bergantung kepada orang lain.

Rendahnya kemandirian belajar siswa ini disebabkan karena siswa menganggap matematika pelajaran yang sulit untuk dipelajari (Fatimah, 2016). Selain itu saat mengerjakan soal yang diberikan guru, banyak siswa yang tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri (Hendriana, 2014). Siswa sering menyontek dan bertanya kepada temannya pada saat mengerjakan soal, padahal jawaban yang diberikan oleh temannya belum tentu benar. Hal ini berarti dalam diri siswa tersebut kemandirian belajarnya masih kurang karena siswa yang mandiri dalam belajar akan mampu mengatasi masalah belajarnya sendiri dan mampu mengatur dirinya sendiri (Bunandar et al., 2016).

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. memang dalam upaya peningkatan iman dan takwa bukan hanya menjadi tanggung jawab guru pendidikan agama Islam saja, tetapi menjadi tanggung jawab bersama seluruh komponen pendidikan disekolah termasuk stakeholder pendidikan (Citra, 2012).

Di antara masalah pendidikan nilai dan karakter di SD adalah rasa tanggung jawab dan rasa memiliki fasilitas sekolah pada siswa relatif rendah, bahkan ada perilaku yang cenderung merusak fasilitas sekolah. Masalah lainnya adalah kesantunan dalam bertindak.

��� Kemandirian belajar merupakan substansi yang esensial di era global untuk dimiliki dan dikembangkan oleh peserta didik (Purwanti, 2017). Dampak kemandirian belajar akan mendorong peserta didik (siswa) akan mengelola perilaku mereka, mengajarkan keterampilan hidup dengan disiplin diri yang tinggi dari peserta didik (Suciati, 2016).

Berdasarkan pemahaman tersebut, pendidikan agama Islam harus memiliki peran sebagai kompetensi kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara mengajar. Serta dalam satu sekolah dapat menciptakan suasana kondusif bagi proses pendidikan dengan manajemen sekolah yang dikembangkan dengan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang baik (Budiman, 2013). Disiplin sekolah diorganisasikan di sekolah oleh kepala sekolah bekerja sama dengan para guru dan mendapat dukungan dari orang tua. Hal ini berdampak besar bagi perkembangan perilaku dan prestasi siswa (Fajri, 2012).

Pendidikan merupakan suatu sistem yang saling berkaitan baik itu pendidik, peserta didik dan masyarakat maupun pemerintah. Untuk merealisasikan tujuan tersebut maka peran guru sangat penting, sebab guru adalah salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang ikut berperan serta dalam pengembangan sumber daya manusia.

Salah satu usaha untuk meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di sekolah. Pendidikan guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus. Komponen yang penting dalam pendidikan adalah guru. Guru merupakan pelaku utama dan berperan terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Minat, bakat, kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh peserta didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru.

��� Pendidikan guru strategis karena guru yang memiliki dan memilih bahan pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik. Salah satu faktor yang memengaruhi keberhasilan tugas guru ialah kinerja dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi proses pembelajaran. Penanaman karakter sejak usia anak-anak sangat penting guna mengatasi masalah-masalah seperti mengedepankan nafsunya sendiri untuk memuaskan hasrat pribadinya. Tanpa karakter baik yang tertanam dalam diri masing-masing. Seseorang akan cenderung mengedepankan akalnya sendiri.

Hal ini dipertegas oleh pendapat bahwa dalam kemandirian belajar terdapat aspek-aspek yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam meraih prestasi yaitu: bebas, progresif dan ulet, inisiatif, pengendalian diri dan kemantapan diri. Apabila aspek-aspek tersebut dimiliki secara optimal oleh subjek penelitian, maka secara tidak langsung sikap, pola pikir dan perilakunya akan mengarah pada hal-hal yang mendukung kemandirian belajar. Siswa akan memahami pentingnya arti kemandirian serta dapat mengetahui bagaimana cara meningkatkan kemandirian belajarnya dengan keyakinan, kepercayaan pada diri sendiri.

Kemandirian sebagai suatu kualitas aspek personal merupakan hal yang cukup mendapat perhatian di dunia pendidikan. Hal ini terbukti dengan dicantumkannya kemandirian sebagai salah satu sasaran yang hendak dicapai dari sistem pendidikan nasional. Menghadapi kondisi global yang penuh persaingan, memang kemandirian merupakan salah satu modal yang ada pada diri individu ,baik itu kemandirian bekerja maupun kemandirian belajar.

Untuk mencapai kemandirian tentu saja tidak secara mendadak, tetapi perlu ditumbuhkan sejak dini di segala sisi. Jika para remaja nantinya akan terjun dimasyarakat dan sekarang sedang berada dalam proses belajar, maka kemandirian belajar mutlak perlu ditumbuhkan.

Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji implementasi pendidikan kemandirian sebelum ilmu untuk membentuk perilaku dan kemandirian siswa secara mendalam di SDIT Madani Parung Panjang. Bagi peneliti, pernyataan ini menarik untuk dikaji dan diteliti sebagai bahan rujukan dasar seseorang dalam belajar dan mengajarkan ilmu untuk itu peneliti mencoba mengkajinya.

Peneliti menemukan beberapa penelitian terkait pembentukan karakter meskipun terdapat perbedaan dari penelitian yang telah peneliti lakukan. Penelitian-penelitian tersebut adalah yang dilakukan oleh (Budiman, 2013; Hendriana, 2014; Nasution, 2018). Mereka meneliti pembentukan karakter siswa dengan aspek yang berbeda. Peneliti berharap penelitian ini akan bermanfaat bagi para pembaca yang mungkin adalah guru, murid atau peneliti lain, sehingga dapat mengembangkan penelitian ini menjadi lebih baik lagi.

 

METODE PENELITIAN

 

Dalam penelitian peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi berperan serta (participant observation). Waktu penelitian dimulai dari tahap observasi sampai tahap pengumpulan data yang bertepatan pada tanggal 05 � 25 Februari 2022. Tempat penelitian dilaksanakan di SDIT Madani di jalan anggur raya no. 1 Perumnas II Kec. Parung Panjang Kab. Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

1.     Hadis dan kandungan dalam kemandirian siswa

1.1.   Hadis dalam kemandirian siswa

Kemandirian merupakan salah satu sifat para nabi. Hal ini diceritakan oleh Rasulullah SAW�� dalam sabdanya berikut ini.

عَنِ المِقْدَامِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: �مَا أَكَلَ أَحَدٌ طَعَامًا قَطُّ، خَيْرًا مِنْ أَنْ يَأْكُلَ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ، وَإِنَّ نَبِيَّ اللَّهِ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ، كَانَ يَأْكُلُ مِنْ عَمَلِ يَدِهِ�

Artinya, dari Miqdam, dari Rasulullah SAW. Beliau bersabda, �Tiada sesuap pun makanan yang lebih baik dari makanan hasil jerih payahnya sendiri. Sungguh, Nabi Daud AS itu makan dari hasil keringatnya sendiri,� HR Bukhari.

1.2.   Kandungan hadis tentang perilaku mandiri

Hadis di atas menerangkan beberapa hal berikut:

1)     Anjuran untuk mencari rezeki dengan cara berusaha dan bekerja.

2)     Allah tidak melihat itu besar atau kecilnya pekerjaan yang Allah lihat adalah halal atau haramnya pekerjaan.

3)     Lebih baik makan sedikit dari hasil kerja sendiri yang halal daripada makanan banyak tetapi dari hasil meminta minta kepada orang lain� (Mengemis)

4)     Perbuatan meminta minta (mengemis) adalah perbuatan yang menghina diri sendiri.

5)     Tidak ada kebaikan meminta-minta dibandingkan dengan kebaikan dalam berusaha sendiri untuk mendapatkan rezeki yang halal (Muslih, 2014)

2.     Hadis dan kandungan dalam kepercayaan diri

2.1.  ��Hadis dalam percaya diri

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَرَضِيَ اللهُ عَنُهُ قَلَ : قَلَ رَسُوْلُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

مِنْ حُسْنِ أِسْلاَمِ المَرْءِتَرْكُهُ مَالاَ يَعْنِهِ (رواه الترميز)

Artinya :Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, �Di antara tanda-tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya.�(H.R Tirmidzi)

�

 

2.2.   Kandungan hadis tentang percaya diri

Hadis di atas menerangkan beberapa hal berikut:

1)     Jika manusia mau berusaha ketika menginginkan sesuatu, maka Allah akan memberikan manusia hasil yang terbaik.

2)     Jika manusia berbuat baik kepada Allah (ikhlas) maka Allah memberi balasan berlipat ganda.

3)     Jika manusia berbuat buruk, maka Allah memberi balasan yang setimpal.

4)     Jika manusia berdosa kemudian bertobat, maka Allah akan mengampuninya.

������������ Berikut ini Hadis tentang bertanggung jawab.

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَرَضِيَ اللهٌ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ كُلُّكُمْ رَاعٍ وَمَسْئُوْلٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ.(رواه البخاري)

Artinya : Abdullah Bin Umar R.A mendengar Rasulullah SAW bersabda, �Setiap kalian adalah pemimpin� dan akan diminta pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya�. (H.R Bukhari)

Kunci percaya diri adalah keyakinan terhadap kemampuan diri kita sendiri, kita harus yakin bahwa kita kuat dan mampu. Jika kita tidak percaya diri, kita harus merasa kurang dan tidak mampu. Percaya diri membawa seseorang kepada sikap optimis dalam menjalani hidup. Percaya diri dan optimis adalah kunci keberhasilan dalam menghadapi setiap masalah.

3.     Program implementasi hadis pada karakter siswa

Dalam penerapan pembentukan karakter di SDIT Madani dibutuhkan program yang mendukung untuk menyukseskannya, �di antara program-program tersebut yaitu:

a.      Memberikan suri teladan yang baik dan patut untuk dicontoh peserta didik

b.     Melakukan pembiasaan-pembiasaan kecil seperti merapikan buku, berpakaian rapi, menjalin kerukunan dengan teman dan lain sebagainya

c.      Menekankan peserta didik untuk menaati peraturan yang ada di sekolah

d.     Memberikan pekerjaan rumah yang berupa pembiasaan-pembiasaan baik

e.      Mengadakan event yang melatih tanggung jawab peserta didik sepeti Market Day, Camp bound dan lain-lain

4.     Analisis Faktor Pendukung, Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter Disiplin dan Tanggung Jawab Siswa SDIT Madani

�� Ditanamkannya karakter disiplin pada diri siswa secara tidak langsung akan memunculkan karakter lain dalam diri siswa, tak terkecuali akan muncul rasa tanggung jawab yang akan menjadi sebuah karakter.�

�� Hal yang sangat penting harus diperhatikan bahwa disiplin merupakan titik masuk bagi pendidikan karakter untuk semua jenjang sekolah, karena jika tidak ada rasa hormat terhadap aturan, otoritas, dan hak orang lain, maka tidak akan ada lingkungan yang baik dan nyaman untuk proses belajar maupun mengajar.

�� Dalam membentuk pendidikan karakter siswa tentunya tidak terlepas dari upaya yang dilakukan oleh guru itu sendiri. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDIT Madani menyebutkan bahwa faktor pendukung disiplin dan tanggung jawab siswa meliputi adanya kerja sama antara pihak sekolah dan orang tua siswa.

�� Hal tersebut sesuai dengan pendapat Purwanto dengan adanya kerja sama antara sekolah dan keluarga, serta orang tua akan dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anaknya khususnya terkait kedisiplinan dan tanggung jawab. Sebaliknya, para guru dapat pula memperoleh keterangan-keterangan dari orang tua tentang kehidupan dan sifat-sifat anaknya. Keterangan-keterangan orang tua itu sungguh besar gunanya bagi guru dalam memberikan pelajaran dan pendidikan terhadap murid-muridnya.

�� Sedangkan faktor penghambat implementasi pendidikan karakter disiplin dan tanggung Jawab siswa di SDIT MADANI meliputi dari siswa itu sendiri, serta lingkungan keluarga dan masyarakat yang beragam. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Moh.

4.1.  Hasil Siswa yang bertanggung Jawab di dalam sekolah

Maka dapat diketahui bahwa Kepala dan dewan guru sangat memahami pentingnya pembentukan karakter pada anak. selanjutnya yaitu tentang dua karakter yang telah dilakukan penelitian atasnya, karakter disiplin dan tanggung jawab. Dua karakter tersebut diupayakan agar dimiliki murid-murid dengan penerapan nilai-nilai pendidikan Islam dalam budaya sekolah di SDIT Madani Parung Panjang Bogor.

4.2.  Ciri-ciri siswa bertanggung jawab di SDIT Madani Parung Panjang Bogor

a.     Murid melaksanakan tugas piketnya ketika pulang sekolah secara teratur. Dalam jamaah Shalat zuhur pun juga demikian, ada jadwal azan, menjadi imam dan memimpin wiridan yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran tanpa disuruh dua kali.

b.     Murid antusias mengikuti segala rangkaian kegiatan yang ada di sekolah. Seperti upacara, apel pagi, apel siang, serta Shalat zuhur berjamaah.

c.     Murid mau melapor pada guru ketika tidak mampu mengingatkan temannya yang berbuat salah agar ditangani oleh guru.

d.     Pelaksanaan tugas piket secara teratur.

e.     Peran serta aktif dalam kegiatan sekolah.

f.      Mengajukan usul pemecahan masalah.

Dengan demikian hampir seluruh murid SD Islam Terpadu Madani Parung Panjang Bogor, memiliki karakter tanggung jawab dengan upaya-upaya yang telah dilakukan.

KESIMPULAN

 

Berdasarkan hasil penelitian, analisis dan penafsiran peneliti data tentang membentuk kemandirian siswa di SDIT Madani, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan pembentukan kemandirian siswa diterapkan di SDIT Madani Parung Panjang Bogor yaitu menjadikan siswa mandiri dalam ruang lingkup proses belajar seperti mengerjakan tugas, belajar kelompok dan mengerjakan soal di depan.

Untuk tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu siswa dapat hidup mandiri dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam proses belajar yang dilakukan dengan berbagai metode yang digunakan untuk membentuk kemandirian, percaya diri dan tanggung jawab siswa di SDIT Madani Parung Panjang Bogor.

Sebagai pembimbing yang membimbing siswa dalam pembelajaran hingga tercapainya tujuan pembelajaran. Sebagai fasilitator bekerja sama dengan wali kelas, guru-guru dan orang tua siswa dalam hal pemberian informasi mengenai pembentukan karakter siswa. Sebagai evaluator yang mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan dan bertujuan untuk mengetahui tingkat keaktifan dan kesadaran siswa dalam belajar dan mengikuti program-program di SDIT Madani Parung Panjang Bogor.

 

DAFTAR PUSTAKA

Aini, P. N., & Taman, A. (2012). Pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas xi ips sma negeri 1 sewon bantul tahun ajaran 2010/2011. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, 10(1).

Budiman, A. (2013). Efisiensi Metode dan Media Pembelajaran dalam Membangun Karakter Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. At-Ta�dib, 8(1).

Citra, Y. (2012). Pelaksanaan pendidikan karakter dalam pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Khusus, 1(1), 237�249.

Eny Suryani Bunandar, A. D. E., Eka Setiadi, A., & Didik Kurniawan, A. (2016). Analisis Kemandirian Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Biologi di kelas X MAS Al-Mustaqim Kubu Raya. Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Fajri, F. M. (2012). Pengaruh Disiplin Lingkungan Pendidikan terhadap Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah (MA) Nurul Falaah Jalaksana Kabupaten Kuningan. IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Fatimah, A. E. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan Melalui Pendekatan Differentiated Instruction. MES: Journal of Mathematics Education and Science, 2(1).

Firmadani, F. (2020). Media pembelajaran berbasis teknologi sebagai inovasi pembelajaran era revolusi industri 4.0. KoPeN: Konferensi Pendidikan Nasional, 2(1), 93�97.

Hendriana, H. (2014). Membangun kepercayaan diri siswa melalui pembelajaran matematika humanis. Jurnal Pengajaran MIPA, 19(1), 52�60.

Lisdiana, D. (2017). Meningkatkan Sikap Percaya Diri dan Hasil Belajar Siswa Subtema Pelestarian Kekayaan Sumber Daya Alam di Indonesia dengan Model Discovery Learning (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2016/2017 SDN Kertamulya I Kabupaten Indramayu). FKIP Unpas.

Maulana F, T. (2019). Pengaruh penggunaan bahan ajar komik berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah dan kemandirian belajar matematis siswa: Penelitian RnD dan eksperimen pada siswa kelas VIII MTsN 4 Sukabumi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Muslih, M. (2014). Pendidikan agama Islam dan budi pekerti: berdasarkan kurikulum 2013 (J. Jauhari (ed.)). Quadra Inti Solusi.

Nasution, T. (2018). Membangun kemandirian siswa melalui pendidikan karakter. Ijtimaiyah: Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Sosial, 2(1).

Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi model pembelajaran sesuai kurikulum 2013. Nizamia Learning Center.

Purwanti, D. (2017). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berorientasi Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kemandirian Belajar Siswa SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Unimed.

Safitri, D. W. I. R. (2019). Pembentukan Karakter Religius pada Siswa melalui Program Hafalan Al-Qur�an Juz 30 di Madrasah Ibtidaiyah As-Siddiq Prambon Nganjuk.

Suciati, W. (2016). Kiat Sukses Melalui Kecerdasan Emosional dan Kemandirian Belajar. Rasibook.

Winarsih, S. (2020). Implementasi Pendidikan Adab Sebelum Ilmu untuk Membentuk Perilaku Kemandirian Siswa di MI Muhammadiyah 6 Nglegok Ponorogo. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

 


This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License