516
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
Tugiah, Suswati Hendriani
Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar
tugiahtugiah4@gmail.com, suswati.hendriani@iainbatusangkar.ac.id
Abstrak
Kepemimpan menjadi hal utama dalam kehidupan manusia. Studi ini menjelaskan
beberapa model kepemimpinan secara umum. Dengan merujuk pada beberapa
literatur, studi ini juga mencoba mengeksplorasi kepemimpinan dalam Islam.
Beberapa dasar 
tinjauan pustaka, studi ini menyimpulkan akan pentingnya kepemimpinan yang adil
sebagaimana dasar dalam agama Islam Pemimpin dan Kepemimpinan merupakan dua
elemen yang saling berkaitan. Artinya, kepemimpinan (style of the leader) merupakan
cerminan dari karakter/perilaku pemimpinnya (leader behavior). Perpaduan atau

pengelolaan organisasi; atau dalam skala yang lebih luas adalah pengelolaan daerah
atau wilayah, dan bahkan Negara. Jika kita mengartikan kata pemimpin dalam bahasa

pembimbing, pengurus, penggerak, ketua, kepala, peruntun, raja, dan sebagainya.
Sedangkan istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran
seseorang berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan
berbagai cara.
Kata kunci: kepemimpinan, islam, pemimpin, pengaruh.
Abstract
Leadership is the main thing in human life. This study describes several general
leadership models. By referring to some literature, this study also tries to explore
leadership in Islam. Some of the basics can be seen in the Qur'an and the Hadith of
the Prophet. Using a literature review model, this study concludes the importance of
fair leadership as the basis in Islam. Leaders and Leadership are two interrelated
elements. That is, leadership (style of the leader) is a reflection of the
character/behavior of the leader (leader behavior). The combination or synthesis
between “leader behavior and leader style” is the key to successful organizational
management; or in a broader scale is the management of the region or region, and
even the State. If we interpret the word leader in Indonesian, "leader" is often called
penghuhlu, leader, pioneer, coach, role model, mentor, administrator, mover,
chairman, head, guide, king, and so on. While the term "leading" is used in the context
of the results of the use of a person's role related to his ability to influence others in
various ways.
Keywords: leadership, islam, leader, influence
PENDAHULUAN
        
sering disebut penghuhlu, pemuka, pelopor, pembina, panutan, pembimbing,
pengurus, penggerak, ketua, kepala, peruntun, raja, dan sebagainya. Sedangkan
istilah Memimpin digunakan dalam konteks hasil penggunaan peran seseorang
517
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
berkaitan dengan kemampuannya mempengaruhi orang lain dengan berbagai cara
Kepemimpinan akan menentukan kualitas. Semakin baik kepemimpinan seseorang maka
semakin baik pula output dari sesuatu yang dipimpin orang tersebut
(Ernadiati, Hendriani,
& Rahmi, 2021).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau membebaskan pemimpin
melalui pengikut mereka dalam upaya mencapai tujuan organisasi (Nurkolis, 2003). Cara
alami untuk mempelajari kepemimpinan adalah dengan melakukannya di tempat
kerja, dengan praktik-praktik seperti seorang ahli dalam seniman atau praktisi. Dalam
hal ini, ahli dianggap sebagai bagian dari pekerjaan (Adair, 2007).
Secara harfiah, kepemimpinan berarti sifat manusia, kemampuan, dan
kepemimpinan. Meski arti kepemimpinan sangat luas, berbagai ilmuwan menjelaskannya
secara bermacam-macam. Dalam pandangan (Charteris-Black, 2006) leadership is a
process whereby an individual influence a group of individuals to achieve acommon goal
Kepemimpinan adalah esensi dan nilai pemimpin. Teori kepemimpinan telah
dikembangkan beberapa dekade yang lalu dengan berbagai bentuk, konteks, dan tema yang
dihasilkan oleh berbagai penelitian yang juga memiliki berbagai referensi.
Routledge.
Kepemimpinan dalam suatu organisasi atau kelompok sangat penting karena dapat
dijadikan sebagai acuan untuk mencapai tujuannya dengan cara yang benar. Memahami
konsep kepemimpinan akan dapat membantu individu dan organisasi mencapai tujuan dan
kondisi yang diinginkan dengan lebih efektif dan efisien. Banyak pakar manajemen yang
mengemukakan pendapatnya tentang kepemimpinan. Dalam hal ini dikemukakan (Terry,
2006)  pinan adalah kegiatan-kegiatan untuk mempengaruhi
orang orang agar mau bekerja sama untuk mencapai tujuan kelompok secara sukarela
(Terry, 1956)
Sikap kepemimpinan perubahan, berani, percaya pada bawahan dan visioner
dapat diteladani oleh bawahan dalam bekerja untuk mencapai tujuan (Rofiq, 2019). Dari
         
mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan dalam
impinan itu dapat disimpulkan bahwa proses kepemimpinan adalah
fungsi pemimpin, pengikut dan variabel situasional lainnya. Perlu diperhatikan bahwa
defenisi tersebut tidak menyebutkan suatu jenis organisasi tertentu. Dalam situasi apa pun
dimana seseorang berusaha mempengaruhi perilaku orang lain atau kelompok, maka
sedang berlangsung kepemimpinan dari waktu ke waktu, apakah aktivitasnya dipusatkan
dalam dunia usaha, pendidikan, rumah sakit, organisasi politik atau keluarga, masyarakat,
bahkan bangsa dan negara.
Sedangkan (Terry, 2006), mengemukakan 8 (delapan) ciri mengenai
kepemimpinan dari pemimpin yaitu : (1) Energik, mempunyai kekuatan
mental dan fisik,(2) Stabilitas emosi, tidak boleh mempunyai prasangka jelek terhadap
bawahannya, tidak cepat marah dan harus mempunyai kepercayaan diri yang cukup
besar,(3) Mempunyai pengetahuan tentang hubungan antara manusia,(4) Motivasi pribadi,
harus mempunyai keinginan untuk menjadi pemimpin dan dapat memotivasi diri
sendiri,(5) Kemampuan berkomunikasi, atau kecakapan dalam berkomunikasi dan atau be
rnegosiasi,(6) Kemamapuan atau kecakapan dalam mengajar, menjelaskan, dan
mengembangkan bawahan,(7) Kemampuan sosial atau keahlian rasa sosial, agar dapat
menjamin kepercayaan dan kesetiaan bawahannya, suka menolong, senang jika
bawahannya maju, peramah, dan luwes dalam bergaul;(8) Kemampuan teknik, atau
kecakapan menganalisis, merencanakan, mengorganisasikan wewenang, mangambil
keputusan dan mampu menyusun konsep. (Terry, 1956) Kemudian, kepemimpinan yang
         
     -ciri yang ada pada seorang
518
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
pemimpin seperti kompetensi kompetensi, sifatsifat, nilai nilai dan kebiasaan kebiasaan y
ang bisa dipercaya baik oleh bawahan maupun oleh lingkungannya.
Sedangkan kapabilitas adalah kamampuan pemimpin dalam menata visi, misi, dan
strategi serta dalam mengembangkan sumber-sumber daya manusia untuk kepentingan
memajukan organisasi dan a (Ulrich, Becker, & Huselid,
2001)
Kredibilitas pribadi yang ditampilkan pemimpin yang menunjukkan kompetensi
seperti mempunyai kekuatan keahlian (expert power) disamping adanya sifat-sifat, nilai-
nilai dan kebiasaan-kebiasaan yang positif (moral character) bila dikalikan dengan
kemampuan pemimpin dalam menata visi, misi, dan strategi organisasi/ wilayah yang jelas
akan merupakan suatu kekuatan dalam menjalankan roda organisasi/wilayah dalam rangka
mencapai tujuannya.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kualitatif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yang
dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data
diperoleh melalui teknik penelitian kepustakaan (library study) yang mengacu pada sumber
yang tersedia baik online maupun offline seperti: jurnal ilmiah, buku dan berita yang
bersumber dari sumber terpercaya. Sumber-sumber ini dikumpulkan berdasarkan diskusi
dan dihubungkan dari satu informasi ke informasi lainnya. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan penelitian. Data ini
dianalisis dan kemudian ditarik kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Model-model kepemimpinan
Para peneliti dan pakar telah membagi konsep kepemimpinan dalam banyak hal.
Pembagian yang mengkaji gaya kepemimpinan dan pengembangan kepemimpinan sejauh
ini didasarkan pada hasil penelitia (Lewin, 1939). Dia membagi gaya kepemimpinan
menjadi tiga kategori utama: kepemimpinan otoriter, kepemimpinan demokratis, dan
kepemimpinan demokratis. Masing-masing kategori ini memiliki fitur khusus dan khas
yang membedakan satu sama lain.
pertama adalah gaya Otokratis. Pola ini ditandai oleh banyak indikator pemimpin
dan sangat dibatasi oleh kurangnya peran bawahan dalam perencanaan dan pengambilan
keputusan. Pemimpin secara sepihak menentukan peran, metode, dan waktu yang
diperlukan untuk melakukan berbagai tugas. Pemimpin dalam hal ini adalah mereka yang
memerintah dan menuntut kepatuhan. Ia akan dapat memberikan imbalan ataupun
hukuman yang didasarkan pada kemampuan untuk menghargai dan menjatuhkan hukuman.
Gaya kepemimpinan otokratis adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain
sehingga semua kegiatan kepemimpinan berlangsung sendiri dan mereka siap untuk
bekerja Bersama untuk mencapai tujuan mereka.
Karakteristik gaya kepemimpinan otoriter adalah: (1) kekuasaan absolut berfokus
pada pemimpin, (2) keputusan selalu dibuat oleh pemimpin, (3) politik selalu dibuat oleh
pemimpin, (4) komunikasi adalah pengantar awal untuk memantau lokasi, tindakan, dan
aktivitas bawahan dengan cermat. (5) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk
memberikan pertimbangan atau komentar. (6) menuntut pengabdian dari orang-orang
percaya tanpa syarat; (7) Rentan terhadap paksaan, intimidasi, dan hukuman
Kedua adalah gaya kepemimpinan Demokratis. Gaya kepemimpinan demokratis
adalah kemampuan untuk bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh
519
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
berbagai kegiatan yang terjadi antara pemimpin dan bawahannya. Gaya ini kadang-kadang
disebut sebagai gaya kepemimpinan yang berfokus pada kerjasama, konseling, dan
partisipasi. Orang yang bertanggung jawab sebagai pemimpin berkonsultasi dengan
bawahannya. Ia akan bekerja dengan mereka unstuck mengembangkan proses pengambilan
keputusan. Cirinya adalah: (1) otoritas pemimpin tidak mutlak, (2) pemimpin bersedia
untuk mendelegasikan beberapa kewenangan kepada bawahannya, (3) keputusan dan
kebijakan dibagi antara pemimpin dan bawahan. (4) Pesan dipertukarkan
antara pimpinan dan bawahan. (5) adanya pemantauan dari bawahan aras tindakan
pemimpin. (6) Inisiatif dapat berasal dari bawahan. (7) memberikan kesempatan pada
bawahan untuk memberi nasihat, perhatian, atau pendapat. (8) Pemimpin mempertahankan
tindakan dan rasa hormat dengan percaya diri.
Ketiga adalah gaya delegasi. Gaya kepemimpinan ini dicirikan oleh jaringan
eksekutif (Burns, 2003) yang memungkinkan situasi pengambilan keputusan oleh
bawahan. Dalam hal ini, anggota organisasi diharapkan dapat menyelesaikan masalah
mereka. Gaya kepemimpinan pemimpin disini sangat dipengaruhi oleh kepribadiannya.
Bawahan telah dilatih untuk melakukan kegiatan yang kepemimpinannya tidak dapat
dilakukan untuk jangka waktu tertentu karena berbagai alasan. Gaya kepemimpinan
delegatif adalah yang terbaik untuk karyawan dengan keterampilan dan motivasi tinggi.
Pemimpin tidak memberikan instruksi kepada bawahannya, tetapi pemimpin lebih banyak
memberikan dukungan pada mereka.
Beberapa macam ataupun model kepemimpinan di atas menjadi hal yang
umum dipelajari dalam aspek organisasi. Tentunya setiap model memiliki kelemahan
dan kelebihan sendiri. Dalam hal ini, misalnya, model kepemimpinan otoriter tidak
sepenuhnya memiliki aspek negatif. Dalam hal tertentu, model tersebut juga
dibutuhkan untuk keperluan yang mendesak.
Menurut (Supriadi, 2009) ada tiga macam gaya kepemimpinan yang
mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai, yaitu:
a) Gaya Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter disebut juga kepemimpinan direktif atau diktator.
Pemimpin memberikan instruksi kepada bawahan, menjelaskan apa yang harus
dikerjakan, selanjutnya karyawan menjalankan tugasnya sesuai dengan yang
diperintahkan oleh atasan.
b) Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan ditandai adanya struktur yang menggunakan pendekatan
pengambilan keputusan yang kooperatif. Gaya kepemimpinan, ada kerjasama
antara atasan bawahan. Dibawah kepemimpinan demokratis bawahan cenderung
bermoral tinggi, dapat bekerja sama, mengutamakan mutu kerja dan dapat
mengarahkan diri sendiri.
c) Gaya Kepemimpinan Bebas (LaissezFaire)
Gaya kepemimpinan ini memberikan kekuasaan penuh pada bawahan, struktur
organisasi bersifat longgar, pemimpin bersifat pasif.
Peran utama pimpinan adalah menyediakan materi pendukung dan berpartisipasi jika
diminta bawahan. Hal ini berlaku pula untuk beberapa model yang lain. Namun demikian,
agama yang telah berkembang dalam masyarakat juga telah melahirkan model
kepemimpinan tersendiri. Islam, dalam hal ini, juga menganjurkan model kepemimpinan
yang agak berbeda.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah pendidikan yang berlandaskan
pada aqidah yang berisi tentang keesaan Allah Swt sebagai sumber utama nilai-nilai
kehidupan bagi manusia dan alam semesta. Sumber lainnya adalah akhlak yang merupakan
manifestasi dari aqidah, yang sekaligus merupakan landasan pengembangan nilai-nilai
karakter bangsa Indonesia. Dengan demikian, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
520
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
adalah pendidikan yang ditujukan untuk dapat menserasikan, menselaraskan dan
menyeimbangkan antara iman, Islam, dan ihsan.
Kepemimpinan Dalam Islam
Dalam, Islam kepemimpinan identik dengan istilah khalifah yang berarti wakil.
Pemakaian kata khalifah setelah Rasulullah SAW sama artinya yang terkandung dalam

disebut sebagai pemimpin formal. Selain kata khalifaf disebut juga Ulil Amri yang satu
akar dengan kata amir sebagaimana di atas. Kata Ulil Amri berarti pemimpin tertinggi
dalam masyarakat Islam.
Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar-dasar yang sangat kuat
dan kokoh yang bukan saja dibangun dari nilai-nilai ajaran Islam, namun telah
dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para Shahabat dan
al-Khulafa' al-Rosyidin. Bersumber dari al-Qur'an dan al-Sunnah, Berkembang dinamis
karena dipengaruhi oleh kondisi sosial, politik dan budaya.
Ketika di Madinah Nabi Muhammad SAW mempunyai peran ganda, sebagai
kepala pemerintahan sekaligus sebagai hakim yang merupakan manifestasi beliau sebagai

Kepemimpinan Islam adalah kepemimpinan yang berdasarkan hukum Allah. Oleh
karena itu, pemimpin haruslah orang yang paling tahu tentang hukum Ilahi. Setelah para
imam atau khalifah tiada, kepemimpinan harus dipegang oleh para faqih yang memenuhi
syarat-syarat syariat. Bila tak seorang pun faqih yang memenuhi syarat, harus dibentuk
Sesungguhnya, dalam Islam, figur pemimpin ideal yang menjadi contoh
dan suritauladan yang baik, bahkan menjadi rahmat bagi manusia (rahmatan linnas) dan
 adalah Muhammad Rasulullah Saw, sebagaimana
dalam firman-Nya: 
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari
kiamat dan dal-Ahzab [33]: 21).
Sebenarnya, setiap manusia adalah pemimpin, minimal pemimpin terhadap seluruh
metafisik dirinya. Dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas segala
kepemimpinannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah Saw., yang
maknanya sebagai berikut:    
pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, seorang suami adalah pemimpin
keluarganya dan ia akan dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya, wanita
adalah pemimpin bagi kehidupan rumah tangga suami dan anak-anaknya, dan ia akan
dimintai pertanggung jawaban tentang kepemimpinannya. Ingatlah! Bahwa kalian adalah
sebagai pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban 
(Al-Hadits).
Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni
: Siddiq, Tabligh, Amanah dan Fathanah (STAF): (1) Siddiq (jujur) sehingga ia
dapat dipercaya, (2) Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan
bernegosiasi; (3) Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya; (4) Fathanah
(cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.
Selain itu, juga dikenal ciri pemimpin Islam dimana Nabi Saw pernah bersabda:

hendaklah ia melayani dan bukan dilayani, serta menolong orang lain untuk maju.
15
Dr.
Hisham Yahya Altalib (Ahmad, 2014), mengatakan ada beberapa ciri penting yang
menggambarkan kepemimpinan Islam yaitu : Pertama, Setia kepada Allah. Pemimpin dan
orang yang dipimpin terikat dengan kesetiaan kepada Allah; Kedua, Tujuan Islam secara
menyeluruh. Pemimpin melihat tujuan organisasi bukan saja berdasarkan kepentingan
kelompok, tetapi juga dalam ruang lingkup kepentingan Islam yang lebih luas; Ketiga,
521
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Berpegang pada syariat dan akhlak Islam. Pemimpin terikat dengan peraturan Islam, dan
boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah. Dalam
mengendalikan urusannya ia harus patuh kepada adab-adab Islam, khususnya ketika
berurusan dengan golongan oposisi atau orang-orang yang tak sepaham; Keempat,
Pengemban amanat. Pemimpin menerima kekuasaan sebagai amanah dari Allah Swt., yang
disertai oleh tanggung jawab yang besar. (Husna, 2017)
Al-Quran memerintahkan pemimpin melaksanakan tugasnya untuk Allah dan
menunjukkan sikap yang baik kepada pengikut atau bawahannya. Dalam Al-Quran Allah
Swt berfirman: -orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka

mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-
(QS. al-Hajj [22]:41).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya prinsip-prinsip dasar dalam
kepemimpinan Islam yakni: Musyawarah; Keadilan; dan Kebebasan berfikir. Secara
ringkas penulis ingin mengemukakan bahwasanya pemimpin Islam bukanlah
kepemimpinan tirani dan tanpa koordinasi. Tetapi ia mendasari dirinya dengan prinsip-
prinsip Islam. Bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya secara obyektif dan dengan
penuh rasa hormat, membuat keputusan seadil-adilnya, dan berjuang menciptakan
kebebasan berfikir, pertukaran gagasan yang sehat dan bebas, saling kritik dan saling
menasihati satu sama lain sedemikian rupa, sehingga para pengikut atau bawahan merasa
senang mendiskusikan persoalan yang menjadi kepentingan dan tujuan bersama.
PemimpinIslam bertanggung jawab bukan hanya kepada pengikut atau
bawahannya semata, tetapi yang jauh lebih penting adalah tanggung jawabnya kepada
Allah Swt. selaku pengemban amanah kepemimpinan. Kemudian perlu dipahami bahwa
seorang muslim diminta memberikan nasihat bila diperlukan, sebagaimana Hadits Nabi
dari: Tamim bin Aws meriwayatkan bahwasanya
Rasulullah Saw. pernah bersabda:     
    da Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, Pemimpin
umat Islam da
Jika dilihat dalam kaitannya dengan ajaran Islam, kepemimpinan berarti
kegiatan memimpin, mengarahkan, dan menunjukkan jalan kepada Allah SWT.
Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kemampuan mereka sendiri ke dalam
lingkungan orang-orang yang memimpin dalam upaya untuk mencapai Allah SWT
dalam hidupnya di dunia dan di akhirat. Dalam hal ini Allah berfirman:
Firman Allah di atas jelas bahwa untuk sampai ke jalan yang Allah SWT
membutuhkan para pemimpin yang akan menjalankan kepemimpinan sesuai dengan
instruksi-Nya.
Pertama yaitu sumber dalam Al Quran dan Hadits. Hal ini dapat ditemukan
dalam surat Al-Baqarah ayat 30:



 








522
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Selain itu, sumber lain dapat ditemukan pada surat An- 







 














Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (nya),
dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-
benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu)
dan lebih baik akibatnya.
Di sisi lain, surat an-Nur ayat 55 juga menerangkan:

 




















Artinya: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu
dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan
mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum
mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah
diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah
mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir
sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.
Kedua yaitu sumber Hadits Nabi SAW. Sebagaimana dalam riwayat Imam
Bukhari:
19
Seperti apa kepemimpinan dalam Islam? Mengacu pada interpretasi
sebelumnya, para pemimpin orang, komunitas kecil, belum lagi komunitas yang lebih
besar, diperlukan karena orang-orang dari orang yang lebih terorganisir akan baik.
Sebaliknya, akan ada kerusuhan, kekacauan dan kehancuran tanpa pemimpin.
Karena itu, Islam selalu membimbing para pengikutnya untuk hidup dengan para
pemimpin seperti Imam, Imam Safar, Zakat al-Amil, pemimpin haji, pemimpin
rumah tangga, dan pemimpin perang dan negara. Dalil yang disebutkan di atas, dan hadis
Rasulullah SAW, sabdanya:
523
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Pemimpin yang ideal, yang memiliki pemimpin Islam, adalah hasrat untuk
semua orang. Karena pemimpin ini akan membawa organisasi, pendiri, tanah dan
ibu, dan oleh karena itu pemimpin mutlak diperlukan untuk kebaikan rakyat.
Imam al-Mawardi menyinggung hukum dan tujuan kepemimpinan dalam
keputusan Tentara Salib. Dia mengatakan bahwa membangun peran kepemimpinan
dalam pendapat Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan sosial. Selain itu,
katanya, kehadiran pemimpin dalam kepemimpinannya sangat penting. Misalnya, ini
berarti bahwa kepemimpinan memiliki dua tujuan: (1) Nilai-nilai dalam agama dan
ini merupakan alternatif dari misi kenabian untuk melindungi agama; (2) dan Siyasati
ad Dun untuk menjalankan atau memerintah urusan dunia. Dengan kata lain, tujuan
kepemimpinan adalah menciptakan rasa aman, keadilan, dan ketenaran, menegakkan
Ammar Maarouf Nahi Munkar, peduli terhadap orang, dan mengatur serta
memecahkan masalah masyarakat. (3) Berbicara tentang pertanyaan hukum dalam
kepemimpinan Islam, adanya kepemimpinan hukumnya adalah wajib. (Stogdill, 1974)
Tetapi para ahli masih terbagi pada apakah itu wajib atau sah. Beberapa kelompok
mengatakanbahwa mereka berkomitmen karena mereka masuk akal untuk menyerang
untuk menghilangkan korupsi, kerugian, dan perpecahan yang disebabkan oleh suatu
kelompok atau kelompok. Yang lain berpendapat bahwa penghakiman adalah wajib karena
komandan direkrut langsung dari Syariah dalam perintahnya, seperti pada
QS. An- (Wijokongko & Al-Hafizd, 2020)
KESIMPULAN
Kepemimpinan berasal dari kata "lead", berdasarkan terjemahan. Dengan
bertemu dengan seorang "pemimpin," ia ingin memimpin dan menunjukkan metode dan
arahannya. Dari perspektif geologis, kepemimpinan adalah kegiatan yang memengaruhi
perilaku orang lain dan bertujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam konteks ajaran
Islam, kepemimpinan berarti bahwa suatu kegiatan membimbing, memimpin, memimpin,
dan menunjukkan jalan Allah SWT. Kepemimpinan Islam dasar, yaitu: (1) fondasi Tahid,
(2) fondasi kesetaraan manusia, (3) fondasi persatuan Islam, (4) fondasi nasehat tentang
konsensus atau kedaulatan rakyat. (5) Dasar keadilan dan kesejahteraan untuk semua.
Sementara itu, kandasan kepemimpinan dalam Islam, yaitu: (1) Surat Al-Baqarah ayat 30;
(2) Surat An- Nisa~ ayat 59; (3) Surat An-Nur ayat 55; (4) Surat Shad ayat 26; (5) Surat
An-Nahl ayat 89; serta (6) Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Sementara itu, imam Al-Mawardi di Al-Ahkam Al-Sulthoniyah menyinggung
hukum dan tujuan bimbingan. Dia mengatakan bahwa membangun kepemimpinan
di mata Islam adalah suatu keharusan dalam kehidupan masyarakat unstuck menggantikan
misi kenabian dengan melindungi agama dan membimbing atau menilai urusan dunia.
Selain itu, Likhilafati an-Nubuwwah Fi-Harosati ad-Din, sebuah alternatif untuk misi
kenabian perlindungan agama dan Wa Siyasati ad-Dun-yaa, untuk bimbingannya atau
aturan urusan dunia.
Referensi
Adair, John. (2007). Cara Menumbuhkan Pemimpin 7 Prinsip Kunci
Pengembangan Kepemimpinan Yang Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Ahmad, Ahmad. (2014). KONSEPSI ISLAM DALAM MERUMUSKAN
PEMIMPIN DAN KEPEMIMPINAN. Jurnal Al-Ulum, Universitas Islam
Madura, 2(1), 8.
524
Tugiah, Suswati Hendriani
KEPEMIMPINAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
e-ISSN 2774-5155
p-ISSN 2774-5147
Burns, James MacGregor. (2003). Transforming leadership: A new pursuit of
happiness. Grove Press.
Charteris-Black, Jonathan. (2006). The communication of leadership: The design of
leadership style. Routledge.
Ernadiati, Ernadiati, Hendriani, Suswati, & Rahmi, Fathur. (2021) 
Response to the Leadership Style of the Head of Madrasah Tsanawiyah
Muhammadiyah Sulit Air. Al-Fikrah: Jurnal Manajemen Pendidikan, 9(2),
2531.
Husna, Faiqatul. (2017). Kepemimpinan Islami dalam Meningkatkan Mutu
Lembaga Pendidikan Islam. Misykat, 2(2), 131154.
Lewin, K. (1939)Harvard Educational Review,
(9), 2132.
Nurkolis. (2003). Manajemen berbasis sekolah: Teori, model, dan aplikasi.
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Rofiq, Chaerul. (2019). Kepemimpinan transformasional dalam lembaga
pendidikan madrasah. Jurnal Penelitian Agama, 20(2), 203226.
Stogdill, Ralph M. (1974). Handbook of leadership: A survey of the literature. New
York: Free Press.
Terry, George R. (1956). Principles of Management. Homewood, 111.: Richard D.
Irwin. Inc.
Terry, George R. (2006). Prinsip-prinsip Manajemen, terj. Jakarta: Bumi Aksara.
Ulrich, David, Becker, Brian E., & Huselid, Mark A. (2001). The HR scorecard:
Linking people, strategy, and performance. Harvard Business School Press
Boston, MA.
Wijokongko, Danar, & Al-Hafizd, Muhammad Faza. (2020). Kategori
Kepemimpinan dalam Islam. Jurnal Edukasi Nonformal, 1(1), 171189.
under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International Licensensed