PENDAHULUAN
Energi matahari adalah sumber energi yang tidak terbatas dan dapat
dimanfaatkan sebagai energi alternatif untuk dijadikan energi listrik, dengan
menggunakan panel surya (Purwoto, Jatmiko, Fadilah, & Huda, 2018). Panel surya
adalah komponen yang mampu mengubah energi matahari menjadi energi listrik berupa
tegangan. Panel surya hanya bekerja ketika mendapatkan sinar matahari, sehingga akan
sangat efektif pada siang hari. Tegangan listrik yang dihasilkan oleh sebuah sel surya
sangat kecil, sekitar 0,6V tanpa beban atau 0,45V dengan beban. Dengan merancang
panel surya otomatis yang mampu mengikuti arah sinar matahari maka akan sangat
membantu mendapatkan energi listrik lebih maksimal (MATAHARI, n.d.)
Perancangan panel surya berpenjejak dengan menambahkan sensor cahaya
pada sisi – sisi panel surya akan menentukan sisi mana yang mendapat cahaya yang
banyak dan akan menggerakkan panel surya ke arah sensor yang menerima banyak
cahaya. (Wahid, 2018) Penerapan logika fuzzy merupakan metode yang digunakan
sebagai pengambil keputusan untuk menggerakkan panel surya berdasarkan masukan
dari sensor. Pemilihan logika fuzzy sebagai pengendali utama adalah sistemnya yang
sederhana dan mudah diaplikasikan membuat sistem tidak membutuhkan banyak daya
dengan harapan akan lebih efisien. Sensor yang digunakan adalah light dependent
resistor (LDR) sebagai masukan yang akan menentukan keluaran dari keputusan logika
fuzzy (Suci Imania Putri, 2016).
Fuzzy Inference System atau dikenal dengan FIS Logika Fuzzy adalah merukan
proses dari logika fuzzy dalam menentukan keluaran berupa keputusan, metode tersebut
diantaranya adalah metode Mamdani singleton, metode Mamdani, dan metode Takagi-
Sugeno (Nugraha, 2018). Metode Mamdani singleton digunakan untuk
mempresentasikan dengan himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaan yang
monoton. Keluaran dari hasil inferensi di aturan dinyatakan dengan z, yang berupa
himpunan biasa (crisp) yang ditetapkan berdasarkan derajat keanggotaan, dimana hasil
akhir yang didapatkan merupakan rata-rata dari hasil terbobotnya (Fany Ilhami, n.d.)
Pada metode Sugeno dan metode Mamdani, hampir sama pada keluaran, namun pada
sugeno keluarannya tidak berupa himpunan fuzzy, melainkan persamaan linear atau
konstanta. Untuk metode Mamdani proses inferensi menggunakan bilangan fuzzy yang
telah didapatkan berdasarkan derajat kebenaran sehingga harus ditentukan suatu nilai
keluaran. Pada penelitian metode deffuzifikasi yang akan digunakan adalah metode
Mamdani tipe singleton (Kamsyakawuni, Gernowo, & Sarwoko, 2012). Metode
memiliki komputasinya yang mampu memberikan hasil lebih presisi dan efisien, serta
menjamin kontuinitas hasil. Panel surya akan mengurangi kerja motor karena akan
bergerak ketika hasil perhitungan fuzzy selesai dan mendapatkan keputusan (Suci Imani
Putri, Suyono, & Hasanah, 2014).
METODE PENELITIAN
Perancangan simulasi sistem akan dilakukan dengan mengambil data terlebih
dahulu. Dimana, sensor akan melakukan pengambilan data selama matahari mulai terbit
hingga terbenam secara manual. Kemudian pengambilan data juga memperlakukan
sistem terhadap keadaan ekstrim seperti hujan, angin kencang, hujan disertai panas
matahari dan berbagai keadaan yang memungkinkan terjadi saat proses pelacakan
matahari terjadi (Rahman, n.d.) Setelah, pengambilan data selesai hal selanjutnya yang
dilakukan adalah pemodelan sistem agar dapat melakukan pergerakan sesuai posisi
yang telah dilakukan uji secara manual disertai analisis. Kemudian melakukan
perancangan dan perencanaan pengendalian menggunakan logika fuzzy metode
Mamdani singleton dengan analisis data yang telah dilakukan diawal. (Agung & Ricky,
2016) Selanjutnya, pengujian analisis keluaran dan yang terakhir pengambilan
kesimpulan apakah sistem sudah memenuhi performa dan spesifikasi yang diinginkan.