596
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING
DAN LEARNING SMP 11 SIJUNJUNG
Tugiah
1
, Asmendri
2
Manajemen Pendidikan Islam IAIN Batusangkar, Indonesia
12
Email by. tugiahtugiah4@gmail.com
1
, asmendri@iainbatusangkar.ac.id2,
2
Diterima:
1 Juli 2022
Direvisi:
4 Juli 2022
Disetujui:
14 Juli 2022
Abstrak
Pendidik sangat berperan penting dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkandalam kegiatan proses belajar mengajar. Sementara peserta didik berperan
sebagai subjek sekaligus obyek dalam menerapkan metode pembelajaran
kontekstual quantum teaching dan learning ini.sehingga berbagai macam cara bisa
dilakukan guru untuk dapat menyampaikan informasi terhadap siswa. Baik berupa
pembelajaran yang terkait dengan bahan ajar ataupun yang bersifat wawasan secara
global. Metode pembelajaran kontekstual bukan hanya sekedar proses transfer ilmu
dari guru ke siswa, melainkan siswa dapat melakukan, mencoba dan
merenkonstruksi sendiri materi ajar yang didapat dari guru dan dikorelasikan dalam
kehidupan nyata peserta didik, dengan harapan mereka dapat memecahkan berbagai
macam persoalan baik dalam dirinya, keluarga dan masyarakat. Oleh karena itu
pendidikan dan pengajaran yang di lakukan haruslah menarik peserta didik sehingga
terjadi keseimbangan antara ranah kognitif, efektif, dan psikomotorik. maka seorang
pendidik haruslah dapat mengatur dan menyusun pelajaran menjadi semenarik
mungkin, dengan metode dan media pembelajaran yang digunakan sekolah
dirasakan masih sangat kurang menciptakan suasana kondusif dan menyenangkan
bagi peserta didik untuk dapat mempelajari serta menerima isi materi pembelajaran.
Penulis merumuskan masalah bagaimana realitas penerapan metode quantum
teaching dan learning pada sisiwa SMP 11 siunjung. Penulis berharap dengan judul
Pembelajaran PAI Dengan Pendekatan Quatum Teaching dan Learning Di SMP
11sijunjung diarapkan dapat memicu minat belajar siswa terhadap pelajaraan PAI.
Keywords: Tujuan Pembelajaraan, Metode Quantum Teaching Dan Learning,
Menarik, Minat
Abstract
Educators play an important role in efforts to achieve the desired learning
objectives in teaching and learning activities. Meanwhile, students act as subjects as
well as objects in implementing this contextual quantum teaching and learning
method, so that teachers can use various ways to convey information to students.
Either in the form of learning related to teaching materials or global insight.
Contextual learning methods are not just a process of transferring knowledge from
teachers to students, but students can do, try and reconstruct their own teaching
materials obtained from teachers and correlated in the real life of students, with the
hope that they can solve various kinds of problems both within themselves, their
families. and society. Therefore, the education and teaching that is carried out must
attract students so that there is a balance between the cognitive, effective, and
psychomotor domains. then an educator must be able to organize and arrange
lessons to be as interesting as possible, with the methods and learning media used
by the school, it is felt that it is still very lacking in creating a conducive and
pleasant atmosphere for students to be able to learn and receive the content of
learning materials. The author formulates the problem of how the reality of the
application of the quantum teaching and learning method to the students of SMP 11
Siunjung. The author hopes that the title PAI Learning With Quatum Teaching and
Learning Approaches At SMP 11 Sijunjung is expected to trigger students' interest
in learning PAI.
Keywords: Learning Objectives, Quantum Teaching And Learning Methods,
Interesting, Interest
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 3, Number 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
597
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
PENDAHULUAN
Minat belajar siswa dalam mengikuti pembeajaran merupakan sesuatu yang penting dalam
kelancaran proses belajar mengajar. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses
pembelajaran dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin meningkat, begitupun
sebaliknya minat belajar yang rendah maka kualitas pembelajaranpun rendah dan akan berpengaruh
terhadap hasil belajar (DePorter & Hernacki, 1999). Slameto (1995:57) menerangkan minat adalah
“Kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada
diri seseorang. Minat adalah ketertarikan atau kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan atau
terlibat terhadap sesuatu hal karena menyadari pentingnya atau bernilainya hal tersebut. Minat belajar
mengikuti pembelajaran yang kurang disebabkan siswa bosan dengan keadaan PBM serta kurang
adanya aturan yang tegas dalam mengatur aktivitas siswa. Proses belajar mengajar tergantung pada
minat dan ketertarikan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar jika siswa tidak tertarik dan
hilang minat belajar maka proses pembelajaran tidak berlangsung dengan baik (Muzaki, 2021).
Masalah yang terjadi sekarang, banyaknya guru sebagai pendidik kurang untuk memberika
motifasi dan memberi respon positif agar peserta didk tertarik untuk melaksanakan kegiatan proses
belajar mengajar dikelas, terutama proses belajar mengajar sangat membosankan dan kurang
memuaskan bagi berbagai pihak yang berkepentingan khususnya para siswa (Karsono, 2016). Banyak
siswa yang kemudian merasa tidak nyaman atau tidak begitu antusias dengan model mengajar yang
digunakan. Hal tersebut disebabkan oleh tiga hal. Pertama (De Porter, 2003), proses atau hasil kerja
lembaga pendidikan yang tidak cocok dengan kenyataan kehidupan yang diarungi siswa. Kedua,
pandangan- pandangan dan temuan- temuan kajian yang baru dari berbagai bidang tentang
pembelajaran yang ada sekarang tidak memadai atau tidak cocok lagi. Ketiga, berbagai permasalahan
dan kenyataan negatif tentang hasil pengajaran dan pembelajaran menuntut diupayakannya
pembaharuan paradigma, falsafah dan metodologi pengajaran dan pembelajaran. Dengan demikian,
diharapakan mutu dan hasil pembelajaran dapat makin baik dan meningkat (DePorter et al., 2010).
Sedangkan menggunakan metode pembelajaran konvensional yang sering dilakukan membuat
peserta didik merasa tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan oleh guru mata pelajaran.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, penguasaan guru akan materi dan pemahaman mereka
dalam memilih metode yang tepat untuk materi tersebut, akan sangat menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang saat ini dianggap tepat dalam pembelajaran
(Handoko, 1992).
Pendidikan Agama Islam adalah melalui pendekatan kontekstual karena pembelajaran
kontekstual didasarkan pada hasil penelitian (Parhan & Sutedja, 2019). John Dewey menyimpulkan
bahwa siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari terkait dengan apa yang telah diketahui
dan dengan kegiatan atau peristiwa yang akan terjadi di sekelilingnya.
Penulis melihat di SMP 11 SIJUNJUNG siswa kurang memiliki minat belajar yang dikarenakan
efek dari covid-19 yang menuntut siswa belajar dirumah sehingga siswa sudah merasa nyaman untuk
belajar dirumah dibanding sekolah. Sedangkan pada dasarnya Pendidikan merupakan proses untuk
membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga dapat mapu menghadapinya setiap
perubahan yang terjadi dalam kehidupannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menarik minat belajar siswa penulis merasa model pembelajaran quantum teaching dan learning
diharapkan dapat digunakan unstuck menarik motifasi dan minat belajar siswa SMP 11 SIJUNJUNG
(Arifin, 2013).
Maka dalam hal ini penulis akan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching dan
learning pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP 11 SIJUNJUNG. Alasan penulis
memilih untuk menerapkan metode pembelajaran Quantum Teaching dan learning, karena Quantum
Teaching merupakan model pembelajaran yang mengubah bermacam-macam interaksi yang ada di
dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar
efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa dalam belajar. Sedangkan Quantum Learning salah satu
model pembelajaran yang dapat digunakan untuk memperbaiki hasil pengajaran dan pembelajar
quantum learning yang mempunyai motto membiasakan belajar nyaman dan menyenangkan.
598
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
Quantum teaching merupakan sebuah strategi untuk mempraktekan quantum learning diruang
kelas, berusaha memberikan kiat-kiat, petunjuk dan seluruh proses yang dapat menghemat
waktu,mempertajam peamahaman dan daya ingat, membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian tulisan ini kualitatif dan berlokasi di SMP 11 SIJUNJUNG Menurut
Herdiansyah (2014:9) penelitian kualitatif bertujuan untuk mengartikan sebuah fenomena yang terjadi
secara berita dan kenyataan pada lokasi penelitian, menjumpai masalah secara menyeluruh serta
konteks sosial secara ilmiah dengan mengutamakan proses korelasi komunikasi yang intensif antara
peneliti menggunakan keadaan yang terjadi dilapangan. Penelitian ini bermaksud menyampaikan
gambaran menggunakan implementasi pembelajaran Quantuam teaching dan learning pada
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang akan penulis terapkan dalam proses belajar mengajar
(Sudjana, 2010).
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah menggunakan model atau
metode penelitian kualitatif penulisan ini dilakukan setelah pembelajar di laukan tatap muka setelah
beberapa lama melakukan pembelajaran jarak jauh yang dikarenakan pandemi covid-19, pengambilan
data dilakukan di SMP 11 SIJUNJUNG. Informan penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil
kurikulum, guru PAI, dan perwakilan siswa SMP 11 SIJUNJUNG yang berjumlah 3 orang. Instrumen
penelitian kualitatif melalui manusia membuat pedoman observasi, pedoman wawancara, dan lain
sebagainya. dapat pula digunakan hanya sebatas pendukung dari tugas peneliti, sebagai instrumen
kunci(De Porter & Hernacki, 2000).
Oleh karena itu dalam penggunaan metode pembelajaran syarat-syarat yang harus diperhatikan
sebagai berikut: (a) Metode yang digunakan harus dapat membangkitkan motivasi,minat,atau gairah
belajar siswa,(b). Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
siswa, (c). Metode yang digunakan harus dapat Merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih
lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi (pembaharuan), (d). Metode yang digunakan harus dapat
mendidik siswa dalam teknik belajar sendiri dan cara memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi,
(e) Metode yang digunakan harus dapat mentiadakan penyajian yang bersifat verbalitas dan
menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang nyata dan bertujuan, (f) Metode yang digunakan
harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa, (g). Metode yang digunakan harus
dapat menanamkan dan mengembangkan nilainilai dan sikap-sikap utama yang diharapkan dalam
kebiasaan cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan
oleh guru seorang guru atau instruktur. Pengertian lain adalah teknik penyajian yang dikuasai guru
untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa dikelas. Baik secara individu maupun
secara kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan siswa dengan baik
dalam kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan untuk menyampaikan informasi
berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa menguasai pengetahuan, keterampilan
dan sikap (kognitif, psikomotor, afektif) (Khasanah, 2021). Khusus metode mengajar di dalam kelas,
efektivitas suatu metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faltor siswa, situasi, dan faktor itu sendiri
(Miftah, 2020).
Adapun yang menjadi informan dalam penelitian diantaranya: a) kepala sekolah. b)wakil
kurikulum, c) guru PAI. d) siswa SMP 11 SIJUNJUNG. Teknik pengumpulan data dalam penulisan
ini yaitu dengan melakukan observasi serta pengamatan melakukan wawancara, dan merekam
wawancara berlangsung. Teknik analisis data dilakukan penulis yakni teknik analisis data kualitatif.
Menurut Miles dan Huberman didalam buku Sugiyono (2012: 247-252) Tahap-tahap analisis data
sebagai berikut yakni mereduksi data, penyajian data, dan pembuktian data. Teknik pengabsahan data
pada penelitian ini ada yaitu teknik analisis data dan triangulasi sumber.
599
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Quantum
Quantum Teaching sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Bagi seorang
pelajar, hal ini berarti mampu merasakan dalam diri mereka aliran cahaya keberadaan yang terjadi jika
semua energi mereka salurkan menuju solusi-solusi yang berhasil. Sedangkan bagi seorang guru, hal
ini merupakan pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen
belajar.
Dalam pembelajaran Quantum, ada beberapa kiat-kiat jitu yang perlu diterapkan pada diri
siswa sehingga membantu dalam penyusunan kerangka pembelajaran sebagai berikut :
1. Temukanlah manfaat dari segala sesuatu yang anda lakukan, buatlah permainan dari hal itu
kalau diperlukan.
2. Berikanlah pujian untuk diri anda, bicarakanlah tentang diri anda dengan cara positif. Ubahlah
umpan balik negatif dengan cara positif mungkin. Yakinlah anda dapat mencapai tujuan anda.
Karena anda yakin, maka anda akan berhasil.
3. Ciptakan zona aman pada diri anda. Ambil langkah-langkah diluar zona aman anda karena hal
inilah yang memaksa zona tersebut meluas. Mundurlah ke dalam untuk menggabungkan
informasi baru dan kumpulkan energi anda.
4. Sadari cara belajar anda. Lakukan penyesuaian-penyesuaian untuk membantu diri anda
menerima masukan dan bantulah orang lain untuk menerima masukan anda.
5. Gunakanlah salah satu atau kedua teknik pencatatan. (peta pikiran dan catatan : tulis dan
susun) keduanya dapat dipergunakan untuk semua alas an menulis.
6. Anggaplah menulis sebagai kreatifitas yang menyenangkan. Setiap pribadi mempunyai bakat
yang unik, dan ingat bahwa anda mempunyai banyak cara untuk mengatasi hambatan menulis
dan kemampuan anda menulis secara kreatif.
B. Penerapan Quantum Teaching dan Quantum Learning dalam Pembelajaran
Menurut Saefudin (2008: 125) menyatakan bahwa :“Quantum Teaching learning (QTL)
merupakan suatu model pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang,
mengembangkan, dan mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan
pembelajaran yang efektif, menggairahkan dan memiliki keterampilan hidup”. Konsep dasar Quantum
Teaching Learning (QTL), Pendekatan, metode, strategi dan metode Pendidikan Agama Islam
haruslah saling berhubungan antara satu dengan lainnya sehingga pembelajaran PAI yang
diimplementasikan di lembaga pendidikan formal maupun nonformal bisa memberikan landasan
teoritik berupa konsep PAI sehingga pembelajaran PAI mengalami perkembangan yang signifikan
dan transformasi ke arah yang jelas (Krisnayansyah et al., 2021). Model dengan corak inilah yang
dapat mengalami perubahan sebuah pemikiran PAI ke dalam konteks postmodernitas yang dapat
mengembangkan dan memajukan bangsa Indonesia dalam bidang pendidikan pada umumnya dan PAI
pada khususnya (Yaqin, 2021).
Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching melakukan langkah- langkah pengajaran dengan enam
langkah yang tercermin dalam istilah TANDUR yaitu:
1. Tumbuhkan minat dengan memuaskan, yakni apakah manfaat yang akan diperoleh dari
pelajaran tersebut bagi guru dan muridnya. Tumbuhkan minat dengan memuaskan Apakah
Manfaatnya Bagiku ( AMBAK )”. AMBAK adalah motivasi yang didapat dari pemilihan
secara mental antara manfaat dan akibat- akibat suatu keputusan.
2. Alami, yakni ciptakan dan datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua
pelajar. Jangan sampai guru menggunakan istilah yang asing dan sulit untuk dimengerti,
karena ini akan membuat siswa merasa bosan dalam belajar.
3. Namai, untuk ini harus disediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi yang kemudian
menjadi sebuah masukan bagi si anak. Setelah siswa melalui pengalaman belajar pada
kompetensi dasar tertentu, mereka diajak menulis di kertas, memberikan nama apa saja yang
telah mereka peroleh.
600
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
4. Demontrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka
tahu. Setelah siswa mengalami belajar akan sesuatu, beri kesempatan kepada mereka untuk
mendemontrasikan kemampuannya karena siswa akan mampu mengingat 90% jika siswa itu
mendengar, melihat, dan melakukannya.
5. Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara- cara mengulang materi dan
menegaskan aku tahu bahwa aku memang tahu ini!. Pengulangan sebaiknya dilakukan dengan
menggunakan konsep multi kecerdasan yang dimiliki oleh setiap siswa.
6. Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan keterampilan dan
ilmu pengetahuan. Perayaan adalah ekspresi dari kelompok seseorang yang telah berhasil
mengerjakan sesuatu tugas atau kewajiban dengan baik (Deporter, 2004).
Langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran melalui konsep
quantum learning dengan cara:
1. Kekuatan Ambak
Ambak adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat
dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan
adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini siswa akan
diberi motivasi oleh guru agar siswa dapat mengidentifikasi dan mengetahui manfaat atau
makna dari setiap pengalaman atau peristiwa yang dilaluinya dalam hal ini adalah proses
belajar.
2. Penataan lingkungan belajar
Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat
membuat siswa merasa aman dan nyaman, dengan perasaan aman dan nyaman ini akan
menumbuhkan konsentrasi belajar siswa yang baik. Dengan penataan lingkungan belajar yang
tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri siswa.
3. Memupuk sikap juara
Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu dalam belajar siswa,
seorang guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian atau hadiah pada
siswa yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemooh siswa yang belum
mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini siswa akan merasa lebih
dihargai.
4. Bebaskan gaya belajarnya
Ada berbagai macam gaya belajar yang dipunyai oleh siswa, gaya belajar tersebut
yaitu: visual, auditorial dan kinestetik. Dalam quantum learning guru hendaknya memberikan
kebebasan dalam belajar pada siswanya dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja.
5. Membiasakan mencatat
Belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi ketika siswa tidak hanya
bisa menerima, melainkan bisa mengungkapkan kembali apa yang didapatkan menggunakan
bahasa hidup dengan cara dan ungkapan sesuai gaya belajar siswa itu sendiri. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan simbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh
siswa itu sendiri, simbol-simbol tersebut dapat berupa tulisan.
6. Membiasakan membaca
Salah satu aktivitas yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca
akan menambah perbendaharaan kata, pemahaman, menambah wawasan dan daya ingat akan
bertambah. Seorang guru hendaknya membiasakan siswa untuk membaca, baik buku
pelajaran maupun buku-buku yang lain.
7. Jadikan anak lebih kreatif
Siswa yang kreatif adalah siswa yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain.
Dengan adanya sikap kreatif yang baik siswa akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar
dalam belajarnya.
8. Melatih kekuatan memori
Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar anak, sehingga siswa perlu dilatih
untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik (Miftahul, 2010).
601
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
C. Petunjuk Pelaksanaan Quantum Teaching
Beberapa petunjuk yang setidaknya mampu untuk dijadikan pedoman bagi seorang guru
untuk menerapkan Quantum Teaching dalam ruang kelas. Ada beberapa petunjuk yang bisa untuk
dimanfaatkan yaitu:
1. Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik,
berbicaralah yang jujur, jadi pendengar yang baik dan selalu gembira (tersenyum).
2. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan/ kegembiraan. “learning is most
effective when it’s fun”.
3. Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa kegembiraan:
a. Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk.
b. Beri tanaman, hiasan lain di luar atau di dalam kelas.
c. Pengecatan warna ruangan, meja dan kursi yang menjadi keinginan dan kebanggaan
kelas.
d. Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan. Kata mutiara pemacu semangat.
4. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh pada
proses belajarnya. Guru dapat mempengaruhi suasan emosi siswa dengan cara:
a. Kegiatan- kegiatan pelepas stress.
b. Aktivitas- aktivitas yang menambah kekompakan.
c. Menyediakan forum bagi emosi untuk dikenali dan diungkapkan melalui bimbingan
konseling.
5. Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar berlangsung.
6. Sikap guru kepada peserta didik:
a. Pengarahan “ apa manfaat materi pelajaran ini bagi peserta didik” dan tujuan.
b. Perlakukan peserta didik sebagai manusia sederajat.
c. Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik.
d. Memberikan stimulus yang mendorong hasil kerja peserta didik.
e. Mendukung peserta didik 100% dan ajak semua anggota kelas untuk saling mendukung.
f. Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan,
menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban, menjelaskan sambil memberikan
argumentasi, dan sejumlah penalaran (Nana Sudjana, 1994).
7. Terapkan delapan kunci keunggulan ke dalam rencana pelajaran setiap hari.
a. Integritas: bersikaplah jujur, tulus, dan menyeluruh.
b. Kegagalan awal kesuksesan: pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan
informasi yang anda butuhkan untuk sukses.
c. Bicaralah dengan niat baik: berbicaralah dengan pengertian positif, dan bertanggung
jawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan tulus.
d. Hidup di saat ini: pusatkan perhatian pada saat ini dan kerjakan dengan sebaik- baiknya.
e. Komitmen: penuhi janji dan kewajiban, laksakan visi dan lakukan apa yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
f. Tanggung jawab: bertanggungjawab atas tindakan anda.
g. Sikap luwes dan fleksibel : bersikaplah terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru
yang dapat membantu anda memperoleh hasil yang diinginkan.
h. Keseimbangan: jaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa anda. Sisihkan waktu untuk
membangun memelihara tiga bidang ini.
8. Guru yang seorang Quantum Teacher mempunyai ciri- ciri dalam berkomunikasi yaitu:
a. Antusias menampilkan semangat hidup.
b. Berwibawa: menggerakan orang.
c. Positif: melihat peluang dalam setiap saat.
d. Supel: mudah menjalin hubungan dengan peserta didik.
e. Humoris: berhati lapang untuk menerima kesalahan.
f. Luwes: menemukan lebih dari satu untuk mencapai hasil
g. Menerima : mencari dibalik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai- nilai
602
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
inti.
h. Fasih: berkomunikasi dengan jelas, ringkas, dan jujur.
i. Tulus: memiliki niat dan motivasi positif.
j. Spontan: dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil
k. Menarik dan tertarik
l. Menganggap peserta didik “mampu”: percaya akan keberhasilan peserta didik.
m. Menetapkan dan memelihara harapan tinggi.
9. Semua peserta didik diusahakan untuk memiliki modul/ buku sumber belajar.
10. Dalam melakukan penilaian guru harus berorientasi pada beberapa hal diantaranya adalah:
a. Acuan/ patokan. Semua kompetensi perlu dinilai sesuai dengan acuan criteria berdasarkan
indicator hasil belajar.
b. Ketuntasan belajar.
c. Metode penilaian dengan menggunakan variasi, antara lain:
Tes tertulis.
Observasi
Portofolio
Demonstrasi
D. Faktor-faktor yang mendukung KBM Quantum teaching dan learning
Selain suasana dan kegiatan belajar mengajar, banyak faktor lain yang ditawarkan dalam
Quantum Teaching yang dapat mendukung suksesnya belajar mengajar, diantaranya adalah:
1. Sifat-Sifat Guru
Sifat-sifat yang hendaknya dimiliki seorang guru adalah antusias, berwibawa, positif,
supel, humoris, luwes, menerima, fasih, tulus, spontan, menarik dan tertarik, menganggap
siswa mampu, menetapkan dan memelihara tanggapan tinggi. Dalam berinteraksi dengan
siswa guru lebih banyak senyum dengan kelompok berkemampuan tinggi dan banyak ngobrol
dengan akrab, gaya berbicara lebih intelektual, penuh humor, menggunakan kosakata
kompleks dan bertindak lebih matang. Sedangkan dengan kelompok kemampuan rendah,
guru-guru yang sama cenderung berbicara lebih keras dan lambat, menggunakan kosakata
dasar dan kalimat mentah, jarang senyum dan berinteraksi pada tingkat lebih instruksional
dan otoriter. Sehingga dapat dikatakan guru-guru memperlakukan siswa sesuai dengan bunyi
cap mereka, sebagai pelaku akademis tinggi atau rendah.
2. Komunikasi
Ada empat prinsip yang perlu diingat ketika berkomunikasi dengan siswa ketika
kegiatan belajar berlangsung dan memberi petunjuk ataupun memberikan umpan balik, yaitu
munculkan kesan, arahkan fokus, inklusif (bersifat mengajak), dan spesifik (tepat sasaran).
Selain itu perlu diperhatikan pula komunikasi secara nonverbal seperti kontak mata, ekspresi
wajah, gerak tubuh dan nada suara.
3. Memanfaatkan Peta Pikiran
Quantum Teaching memanfaatkan teknik mencatat yang efektif yang dinamakan peta
pikiran. Peta pikiran adalah teknik mencatat yang didasarkan pada riset tentang bagaimana
cara kerja otak dengan menggunakan citra visual dan perangkat grafis lainnya. Peta pikiran
bermanfaat karena fleksibel, memusatkan perhatian, meningkatkan pemahaman dan
menyenangkan.
Adapun Quantum Learning merupakan salah satu cara membelajarkan siswa yang
digagas oleh Potter. Menurut (Bobbi DePorter& Mike Hernacki, 2011:16 ) quantum learning
didefinisikan sebagai kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning merupakan interaksi yang terjadi dalam
proses belajar yang mampu mengubah berbagai potensi yang ada dalam diri manusia menjadi
pancaran atau ledakan-ledakan gairah (dalam memperoleh hal-hal baru) yang dapat ditularkan
(ditunjukkan) kepada orang lain. mengajar, membaca dan menulis merupakan salah satu
bentuk interaksi dalam proses belajar.
603
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
Metode pembelajaran Quantum Learning terdapat beberapa keunggulan, diantaranya:
1. Pembelajaran Quantum Learning memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan
bermakna bukan sekedar transaksi makna.
2. Pembelajaran Quantum Learning sangat menekankan pada pemercepatan pembelajaran
dengan taraf keberhasilan tinggi.
3. Pembelajran Quantum Learning sangat menentukan kealamiahan serta kewajaran proses
pembelajaran, bukan keadaan yang dibuat-buat.
4. Pembelajaran Quantum Learning sangat menekankan kebermaknaan dan
kebermutuan proses pembelajaran.
5. Pembelajaran Quantum Learning memiliki model yang memadukan konteks dan isi
pembelajaran.
6. Pembelajaran Quantum Learning memfokuskan perhatian pada pembentukan keterampilan
akademis, keterampilan dalam hidup, serta prestasi fisikal atau material.
7. Pembelajaran Quantum Learning menempatkan nilai dan keyakinan sebagai proses
pembelajaran.
8. Pembelajaran Quantum Learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan bukan
keseragaman dan ketertiban.
9. Pembelajaran Quantum Learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses
pembelajaran
Disamping kelebihan diatas, metode QuantumLearning juga terdapat kelemahan,
diantaranya:
1. Membutuhkan pengamalan yang nyata.
2. Membutuhkan waktu yang cukup lama dalam menumbuhkan motivasi belajar.
3. Sulit dalam mengidentifikasi keterampilan siswa.
Berdasarkan keunggulan dan kelemahan diatas, pembelajaran Quantum Learning sangat
memperhatikan keaktifan serta kreatifitas yang bisa diraih oleh peserta didik. Pembelajaran
Quantum learing mengarahkan seorang guru menjadi guru yang mempunyai ide-ide kreatif dalam
memberikan proses pembelajaran, mengetahui dengan baik tingkat kemampuan siswa (Fitra,
2011).
Dapat disimpulkan bahwasanya model quantum learning ini dapat diterapkan dalam
pendidikan Islam. Bahkan, dengan penerapan metode ini dirasa peserta didik akan lebih
bersemangat, aktif dan nyaman dalam mengikuti pembelajaran pendidikan Islam. Ketika peserta
didik sudah merasakan kenyamanan dalam belajar, maka pembelajaran tersebut akan lebih mudah
untuk diterimanya, dengan begitu proses pembelajaran akan berjalan dengan baik .
KESIMPULAN
Quantum merupakan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching
adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar.
Interaksi- interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang
akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.
Sedangkan, quantum learning didefenisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi
menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah
massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan Energi. Dalam pelaksanaannya Quantum Teaching
melakukan langkah- langkah pengajaran dengan enam langkah yang tercermin dalam istilah
TANDUR, yaitu Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan.
Melalui Quantum teaching dan learning ini, seorang guru yang akan mempengaruhi kehidupan
murid. Guru memahami sekali, bahwa setiap murid memiliki karakter masing-masing. Bagaimana
setiap karakter dapat memiliki peran dan membawa sukses dalam belajar, merupakan inti ajaran
QuantumTeaching dan learning (Agus, 2009). Quantum teaching dan learning dibangun berdasarkan
teori-teori yang mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif,
merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar. Quantum teaching dan
604
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
learning bersandar pada konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia
mereka. Inilah asas utama, alasan dasar yang berada di balik segala strategi, model, dan keyakinan
QuantumTeaching dan Learning
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S. (2009). Cooperative learning teori dan aplikasi paikem. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Arifin, Z. (2013). Menjadi guru profesional (isu dan tantangan masa depan). Edutech, 13(1),
132155.
De Porter, B. (2003). Quantum Teaching, alih bahasa oleh Ary Nilandari. Cet. XI.
De Porter, B., & Hernacki, M. (2000). Quantum learning. PT Mizan Publika.
DePorter, B., & Hernacki, M. (1999). Quantum Learning: Unleasing the genius in you, terj.
Alwiyah Abdurrahman, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman Dan
Menyenangkan. Bandung: Kaifa.
DePorter, B., Tarigan, D., & Mulyasa, E. (2010). ASLI DAFTAR PUSTAKA.
Fitra, N. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi
Keteladanan Sifat Nabi Adam AS. di Sekolah Dasar Negeri 003 Sukajadi Pekanbaru.
Handoko, M. (1992). Motivasi: Daya penggerak tingkah laku. Kanisius.
Karsono, K. (2016). Gembira Bermain Musik: Penerapan Model Quantum Learning Dalam
Pembelajaran Seni Musik Di Sekolah Dasar. Mimbar Sekolah Dasar, 3(2), 209221.
Khasanah, U. (2021). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Materi
“Menghindari Minuman Keras, Judi Dan Pertengkaran” Siswa Kelas Viii-H Sekolah
Menengah Pertama Negeri 4 Pati Melalui Model Discovery Learning Pada Semester
Gasal Tahun Pelajaran 2019/2020. Dhabit: Jurnal Pendidikan Islam, 1(1), 5156.
Krisnayansyah, K., Amirudin, A., & Sitika, A. J. (2021). Pengaruh Metode Quantum
Teaching Learning dan Penggunaan Media Audio Visual terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 6(2),
237246.
Miftah, M. (2020). Quantum Learning dan Fitrah Manusia dalam Perspektif Pendidikan
Islam. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 25(1), 1422.
Muzaki, I. A. (2021). Minimizing Students’ Boredom in Learning Islamic Cultural History
Using Card Short Method at Madrasah Aliyah Negeri (MAN) I Karawang. Ilkogretim
Online, 20(1).
Parhan, M., & Sutedja, B. (2019). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual Dalam
Pendidikan Agama Islam di Universitas Pendidikan Indonesia. TARBAWY: Indonesian
605
Tugiah, Asmendri
PEMBELAJARAN PAI DENGAN PENDEKATAN QUATUM TEACHING DAN LEARNING
SMP 11 SIJUNJUNG
Journal of Islamic Education, 6(2), 114126.
Sudjana, N. (2010). Penilaian hasil proses belajar mengajar.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License