Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
130
http://sostech.greenvest.co.id
RESPON SEISMIC HIGH RISE BUILDING YANG
MENGHUBUNGKAN JEMBATAN DENGAN DAN TANPA BASE
ISOLATION
Fakhry Ajie Hidayat
Universitas Trisakti Jakarta
E-mail: fakhryajie.h@gmail.com
Diterima:
17 Februari 2021
Direvisi:
1 Maret 2021
Disetujui:
3 Maret 2021
Abstrak
Wilayah perkotaan saat ini mengalami perkembangan, contohnya
bangunan serta gedung tinggi dibangun saling berdekatan. Untuk
mempermudah mobilisasi antar gedung diperlukan jembatan
penghubung antar bangunan. Sehingga High Rise Building,
selain dituntut akan kekuatan strukturnya, akan tetapi juga
kenyamanan bagi pengguna di dalamnya. Penelitian ini akan
mempelajari simpangan antar lantai dari bangunan tunggal dan
bangunan ganda Fixed Base dan Base Isolation pada struktur
bangunan. Analisa yang digunakan pembebanan gempa dengan
desain respon spektrum di sesuaikan dengan kondisi di Jakarta,
time history analisis yang digunakan dari sumber rekaman
gempa Chi-chi Taiwan. Software yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Etabs versi 17. Ketinggian bangunan yang
dikaji 40 lantai dengan total ketinggian 141 m. Letak jembatan
pada lantai 25. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan
gaya dalam geser dan momen pada bangunan yang
menggunakan base isolation. Hal tersebut terjadi pada lantai atas
yang mengalami penurunan simpangan antar lantai pada
bangunan yang menggunakan base isolation. Sehingga pengguna
di dalamnya akan relatif lebih nyaman apabila terjadi gempa.
Kata Kunci: Respon seismic; Bangunan tinggi; Jembatan;
Isolasi dasar
Abstract
Urban areas are currently undergoing development, for example
buildings and tall buildings are built close to each other. To
facilitate mobilization between buildings, a connecting bridge
between buildings is required. So High Rise Building, in
addition to being required of the strength of its structure, but
also convenience for users in it. This study will study the
deviation between the floors of a single building and the double
building of Fixed Base and Base Isolation on the structure of the
building. Analysis used earthquake loading with spectrum
response design is adjusted to the conditions in Jakarta, time
history analysis used from the source of the chi-chi taiwan
earthquake recording. The software used in this study is Etabs
version 17. The height of the building studied was 40 floors with
a total height of 141 m. The location of the bridge on the 25th
floor. The results showed a decrease in force in shearing and
moments in buildings that use base isolation. This happened on
the upper floor which experienced a decrease in deviation
between floors in buildings that use base isolation. So that the
Respon seismic High Rise Building yang menghubungkan SOSTECH, 2021
jembatan dengan dan tanpa base isolation
Fakhry Ajie Hidayat
131
users in it will be relatively more comfortable in the event of an
earthquake.
Keywords: Seismic response; High Rise Building; Bridge; Base
isolation
PENDAHULUAN
Negara Indonesia terletak di lempeng tektonik dunia, yaitu lempeng Australia,
lempeng Pasifik dan lempeng Eurasia, sehingga memiliki resiko tinggi gempa bumi.
Gempa bumi bersifat acak, sehingga sulit untuk memperkirakan saat akan terjadinya
gempa. Dalam peraturan gempa (Nasional, 2012). Indonesia dibagi menjadi beberapa
wilayah gempa, yaitu wilayah 1-6 (dan Lukiyono, 2017) Oleh karena itu, para peneliti
senantiasa melakukan Kajian dalam mendesain dan mengoptimasi bangunan yang tahan
gempa berdasarkan history gempa bumi yang pernah terjadi sehingga dampak yang
terjadi dapat diminimalkan. Berdasarkan penelitian pusat pengkajian, pengolahan data
dan informasi Sekjen DPR RI, semakin terbatasnya lahan dan juga harga lahan yang
semakin mahal, maka perkembangan pembangunan gedung dituntut untuk vertikal ke
atas. Pembangunan vertikal ini menuntut keamanan dan ketahanan bangunan dalam
menahan akibat gempa (Mangare et al., 2020). Kriteria gaya gempa terhadap struktur,
dipengaruhi oleh massa, kekakuan, dan redaman dari struktur bagunan tersebut
(Siswanto, 2018). Dalam perkembangan ini saat gempa terjadi, kenyamanan dari
pengguna gedung tinggi diutamakan (Rosyid, 2012). Sehingga perlu dilakukan
peredaman gempa supaya pada lantai atas efek gempa tidak terasa (Arifin et al., 2019).
Selain itu, perlu adanya fleksibilitas mobilisasi antara gedung satu dengan gedung
lainnya. Terutama saat terjadinya evakuasi baik disebabkan kebakaran, ataupun hal
lainnya. Sehingga diperlukan jembatan penghubung antar bangunan (Ikhsan, 2020).
Dengan adanya jembatan tersebut, tentunya akan memengaruhi gaya-gaya dalam suatu
bangunan (Fahrizal, 2019). Sehingga penulis akan menganalisa mengenai bangunan yang
dihubungkan jembatan dengan dan tanpa base isolation pada struktur bawah (Setio et al.,
2012). Pengaruh ini akan dilihat dari beban gempa respon spektrum dan juga time history
yang akan dianalisis agar tercipta desain yang lebih aman dan nyaman (Bayyinah &
Faimun, 2017).
Tujuan dari penelitian ini mengetahui simpangan antar lantai dari bangunan
tunggal dan bangunan ganda yang dihubungkan oleh jembatan dengan struktur dasarnya
menggunakan fixed base dan base isolation. Manfaat bagi ilmu pengetahuan adalah
dengan mengetahui simpangan antar lantai dan gaya dalam yang terjadi, maka dapat
dilakukan optimasi struktur bangunan sehingga relatif ekonomis akan tetapi tetap
nyaman.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
132
http://sostech.greenvest.co.id
dan Beban untuk
dihubungkan
Stuktur
Sistem Struktur
Analisis
Kriteria Desain
(Beban & Material)
Mengumpulkan
Teori dari Literatur
Dinamik Linier
dengan Beban
Gempa Respon
HIstory
Modelisasi
Struktur dan
Beban untuk dua
bangunan 40
METODE PENELITIAN
Gambar 1. Skema metode penelitian
Penulis memodelkan dua bangunan tinggi 40 lantai yang dihubungkan dengan
jembatan penghubung dan struktur bawah menggunakan dan tanpa base isolation.
Analisa struktur dengan program e-tabs. Dalam tahapan ini, struktur dibebani oleh beban
sendiri, beban mati tambahan, beban hidup dan beban gempa respon spektrum dan time
history linier. Jenis bangunan yang dimodelkan pada. Kajian ini adalah bangunan kantor
yang memiliki bentuk yang simetris dengan tampak atas bebentuk persegi panjang
dengan panjang 38 m dan lebar 28 m. Pada kajian akan dimodelkan 2 buah bangunan
yang sama strukturnya yang dihubungkan dengan jembatan dengan perletakan yang
fleksibel pada kedua ujungnya. Jarak antara 2 bangunan ini adalah 18 m sesuai dengan
aturan dilatasi 2 buah bangunan pada bab sebelumnya.
Respon seismic High Rise Building yang menghubungkan SOSTECH, 2021
jembatan dengan dan tanpa base isolation
131
133
Fakhry Ajie Hidayat
Gambar 2. Denah tampak atas bangunan
Gambar 3. Tampak samping bangunan dan potongan lokasi jembatan
(tampak atas)
Tabel 1. Dimensi Kolom
Lantai
Kolom
36-40
50x50
31-35
60x60
26-30
70x70
21-25
80x80
16-20
90x90
11-15
100x100
6-10
110x110
1-5
120x120
Sumber : Penulis
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
132
http://sostech.greenvest.co.id
134
HASIL DAN PEMBAHASAN
Respon Spektrum Analysis Bangunan Tunggal Fixed base Periode Getar
Gambar 4.Simpangan antar lantai arah X & Y bangunan tunggal fixed base respon
spektrum analisis
Tabel 2. Periode Getar Bangunan Tunggal Fixed base Respon Spektrum
Modal Participation Mass Ratio
Case
Mode
Period
sec
UX
UY
UZ
Sum UX Sum UY Sum UZ
RX
RY
RZ
Sum RX Sum RY Sum RZ
Modal
1
3,980
0,726
0,000
0,000
0,726
0,000
0,000
0,000
0,282
0,000
0,000
0,282
0,000
Modal
2
3,928
0,000
0,720
0,000
0,726
0,720
0,000
0,288
0,000
0,000
0,288
0,282
0,000
Modal
3
3,303
0,000
0,000
0,000
0,726
0,720
0,000
0,000
0,000
0,741
0,288
0,282
0,741
Modal
4
1,479
0,131
0,000
0,000
0,857
0,720
0,000
0,000
0,370
0,000
0,288
0,652
0,741
Modal
5
1,458
0,000
0,136
0,000
0,857
0,856
0,000
0,361
0,000
0,000
0,649
0,652
0,741
Modal
6
1,264
0,000
0,000
0,000
0,857
0,856
0,000
0,000
0,000
0,115
0,649
0,652
0,856
Modal
7
0,865
0,044
0,000
0,000
0,901
0,856
0,000
0,000
0,091
0,000
0,649
0,743
0,856
Modal
8
0,848
0,000
0,045
0,000
0,901
0,901
0,000
0,094
0,000
0,000
0,743
0,743
0,856
Modal
9
0,764
0,000
0,000
0,000
0,901
0,901
0,000
0,000
0,000
0,044
0,743
0,743
0,900
Modal
10
0,611
0,024
0,000
0,000
0,925
0,901
0,000
0,000
0,065
0,000
0,743
0,808
0,900
Modal
11
0,599
0,000
0,024
0,000
0,925
0,925
0,000
0,065
0,000
0,000
0,808
0,808
0,900
Modal
12
0,544
0,000
0,000
0,000
0,925
0,925
0,000
0,000
0,000
0,024
0,808
0,808
0,924
Sumber : Penulis
T hitung arah X = 3,980 detik dan arah Y = 3,928 detik. Akan tetapi nilai T ini
terdapat pembatasan. Yang mana nilai Tmin 4,006 detik dan Tmax 5,608 detik, maka
Nilai T yang dipergunakan dalam analisa berikutnya Tx & Ty = 4,006 detik.
Bangunan Tunggal Base Isolation Periode Getar
Tabel 3. Periode Getar Bangunan Base Isolation Respon Spektrum Analisis
Sumber : Penulis
Respon seismic High Rise Building yang menghubungkan SOSTECH, 2021
jembatan dengan dan tanpa base isolation
131
135
Fakhry Ajie Hidayat
T hitung arah X = 7,203 detik dan arah Y = 7,177 detik. Akan tetapi nilai T ini
terdapat pembatasan. Yang mana nilai Tmin 4,006 detik dan Tmax 5,608 detik, maka
Nilai T yang dipergunakan dalam analisa berikutnya Tx & Ty = 5,608 detik.
Gambar 5. Simpangan antar lantai dan lateral drift arah X & Y bangunan ganda fixed
base respone spektrum analisis
Dari grafik diatas, dapat dilihat simpangan terbesar pada arah X sebesar 22,84 mm
terletak pada lantai 7. Sedangkan simpangan terbesar pada arah Y sebesar 22,24 mm
terletak pada lantai 31
Tabel 4. Periode getar bangunan ganda dengan base isolation yang dihubungkan dengan
jembatan
Modal Participation Mass Ratio
Case
Mode
Period
sec
UX
UY
UZ
Sum UX Sum UY Sum UZ
RX
RY
RZ
Sum RX Sum RY Sum RZ
Modal
1
6,852
0,000
0,038
0,000
0,000
0,038
0,000
0,001
0,000
0,938
0,001
0,000
0,938
Modal
2
6,681
0,000
0,901
0,000
0,000
0,939
0,000
0,022
0,000
0,040
0,023
0,000
0,978
Modal
3
6,593
0,977
0,000
0,000
0,977
0,939
0,000
0,000
0,023
0,000
0,023
0,023
0,978
Modal
4
4,916
0,000
0,038
0,000
0,977
0,977
0,000
0,001
0,000
0,000
0,023
0,023
0,978
Modal
5
2,325
0,000
0,000
0,000
0,977
0,977
0,000
0,001
0,000
0,001
0,025
0,023
0,979
Modal
6
2,274
0,000
0,000
0,000
0,977
0,977
0,000
0,000
0,009
0,000
0,025
0,032
0,979
Modal
7
2,163
0,000
0,020
0,000
0,977
0,996
0,000
0,850
0,000
0,001
0,875
0,032
0,980
Modal
8
2,157
0,021
0,000
0,000
0,998
0,996
0,000
0,000
0,919
0,000
0,875
0,950
0,980
Modal
9
2,128
0,000
0,002
0,000
0,998
0,998
0,000
0,075
0,000
0,015
0,950
0,950
0,995
Modal
10
1,954
0,000
0,000
0,000
0,998
0,998
0,000
0,000
0,000
0,000
0,950
0,951
0,995
Modal
11
1,759
0,000
0,000
0,000
0,998
0,998
0,000
0,000
0,000
0,000
0,950
0,951
0,996
Modal
12
1,719
0,000
0,000
0,000
0,998
0,998
0,000
0,000
0,000
0,003
0,950
0,951
0,998
Sumber : Penulis
T hitung arah X = 6,593 detik dan arah Y = 6,681 detik. Akan tetapi nilai T ini
terdapat pembatasan. Yang mana nilai Tmin 4,006 detik dan Tmax 5,608 detik, maka nilai
T yang dipergunakan dalam analisa berikutnya Tx & Ty = 5,608 detik.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
132
http://sostech.greenvest.co.id
136
Gambar 6. Simpangan antar lantai & lateral drift arah X & Y bangunan ganda base
isolation respon spektrum analisis
Dari grafik diatas, dapat dilihat simpangan terbesar pada arah X sebesar 20,79 mm
dan arah Y sebesar 19,74 mm terletak pada lantai 1.
Perbandingan Simulasi Periode Getar Bangunan Tunggal
Tabel 5. Perbandingan periode getar bangunan tunggal respon spektrum analisis
Arah Getar Mode ke-
Fixed base Base isolation
Gambar 7. Perbandingan lateral drift bangunan tunggal fixed base dan base isolation arah
X & Y respon spektrum analisis
Periode Getar (s)
Periode Getar (s)
UX
1
3,844
6,852
UY
2
3,816
6,681
UZ
3
3,724
6,593
Sumber : Penulis
Respon seismic High Rise Building yang menghubungkan SOSTECH, 2021
jembatan dengan dan tanpa base isolation
131
137
Fakhry Ajie Hidayat
Gambar 8. Perbandingan lateral drift bangunan ganda fixed base & base isolation arah X
& Y respon spektrum analisis
Dari grafik diatas, terlihat bahwa pada bangunan dengan mengunakan fixed base,
simpangan antar lantai relatif lebih besar dibandingkan dengan bangunan base isolation
gaya dalam balok B1, G1 dan kolom K1
Gambar 9. Perbandingan gaya dalam balok B1,G1 & K1 bangunan ganda fixed base &
base isolation respon spektrum analisis
Pada grafik diatas, hasil respone spectrum analysis dapat disimpulkan terjadi
penurunan nilai gaya dalam geser dari bangunan ganda dengan menggunakan fixed base
ke bangunan ganda dengan menggunakan base isolation antara 47-87%. Sesuai tabel
dibawah.
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
132
http://sostech.greenvest.co.id
138
Tabel 6. Penurunan gaya bangunan fixed base ke bangunan base isolation respon
spektrum analisis
Gaya B1 G1 K1
Gaya Geser X 79% 75% 64%
Gaya Geser Y 66% 80% 87%
Momen X 73% 69% 59%
Momen Y 66% 47% 86%
Sumber : Penulis
Gambar 10. Perbandingan simpangan antar lantai & lateral drift bangunan tunggal fixed
base & base isolation arah X time history linear analysis
Gambar 11. Perbandingan simpangan antar lantai & lateral drift bangunan tunggal fixed
base & base isolation arah Y time history linear analysis
Respon seismic High Rise Building yang menghubungkan SOSTECH, 2021
jembatan dengan dan tanpa base isolation
131
139
Fakhry Ajie Hidayat
Gambar 12. Perbandingan simpangan antar lantai & lateral drift bangunan ganda
Gambar 13. Perbandingan simpangan antar lantai & lateral drift bangunan ganda fixed
base & base isolation arah y time history linear analysis
Dari grafik diatas, terlihat bahwa pada bangunan dengan mengunakan fixed base,
simpangan antar lantai relatif lebih besar dibandingkan dengan bangunan base isolation
Gambar 14. Perbandingan gaya dalam balok B1, G1 & K1 bangunan ganda fixed base &
base isolation time history linear analysis
Volume 1, Nomor 3, Maret 2021
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
132
http://sostech.greenvest.co.id
140
Pada grafik diatas, hasil time history linear analysis dapat disimpulkan terjadi penurunan
nilai gaya dalam geser dari bangunan ganda dengan menggunakan fixed base ke
bangunan ganda dengan menggunakan base isolation antara 24-87%. Sesuai tabel
dibawah.
Tabel 7. Penurunan gaya bangunan fixed base ke bangunan base isolation time history
linear analysis
Gaya
B1
G1
K1
Gaya Geser X
74%
66%
48%
Gaya Geser Y
66%
77%
87%
Momen X
81%
58%
34%
Momen Y
24%
45%
86%
Sumber : Penulis
KESIMPULAN
Berikut kesimpulan dari penelitian ini :
1. Periode getar bangunan fixed base lebih kecil dibandingkan periode getar
bangunan base isolation
2. Bangunan dengan mengunakan fixed base, pada simpangan antar lantai relatif
lebih besar dibandingkan dengan bangunan Base Isolation baik menggunakan
respon spektrum analisis dan time history linear analysis
3. Terjadi penurunan nilai gaya dalam geser dari bangunan ganda dengan
menggunakan fixed base ke bangunan ganda dengan menggunakan base isolation
pada respone spectrum analysis antara 47-87 % dan time history linear analysis
antara 24-87 %.
Dengan simpangan antar lantai yang relatif kecil dapat disimpulkan bahwa
bangunan dengan menggunakan base isolation menjadikan penghuni di dalamnya relatif
nyaman saat terjadi gempa, selain itu gaya dalam yang bekerja pun relatif kecil sehingga
dapat meningkatkan dari segi keamanan dari kekuatan struktur bangunan.
BIBLIOGRAPHY
Arifin, Marcellino, Fransisca, Lidya, & Sagara, Altho. (2019). Studi Perbandingan
Gedung dengan Iregularitas Horizontal Menggunakan Base Isolation dan Fixed
Base. Jurnal Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, 3(2).
Bayyinah, Dilla Ayu Laila Nurul, & Faimun, Faimun. (2017). Studi Perbandingan
Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung. Jurnal Teknik
ITS, 6(1), C33C38.
Fahrizal, Muhammad. (2019). Tinjauan Perhitungan Sistem Pembebanan Struktur
Pondasi Abutmen (A2) dan Pondasi Pilar (P11) Jembatan Kali Kendeng pada
Proyek Pembangunan Jalan Tol SemarangSolo Ruas SalatigaKartasura (Sta 47+
860.5048+ 343.52). Vokasi.
Ikhsan, Maulana Nur. (2020). Pengaruh Jenis Tumpuan Jembatan Penghubung
(Skybridge) terhadap Kestabilan Struktur Bangunan Berlantai Banyak. Universitas
Hasanuddin.
Lukiyono, Almufid. (2017). Daktilitas Pada Struktur Balok Di Bangunan Tinggi Pada
Daerah Rawan Gempa Sesuai Dengan Peraturan Sni 1726; 2012. Jurnal Teknik,
4(2).
Respon seismic High Rise Building yang menghubungkan SOSTECH, 2021
jembatan dengan dan tanpa base isolation
131
141
Fakhry Ajie Hidayat
Mangare, Jantje B., Sibi, Mochtar, & Malingkas, Grace Y. (2020). Studi Pemeriksaan
Cepat Penerapan Sni Dalam Rangka Peningkatan Manajemen Perencanaan Struktur
Bangunan Gedung Di Manado. Jurnal Sipil Statik, 8(1).
Nasional, Badan Standardisasi. (2012). Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk
struktur bangunan gedung dan non gedung. Sni, 1726, 2012.
Rosyid, Achmad Nur. (2012). Perancangan pusat teknologi konstruksi bangunan di Kota
Malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Setio, Herlien D., Kusumastuti, Diah, Setio, Sangriyadi, Siregar, Pratama H. R., &
Hartanto, Andy. (2012). Pengembangan Sistem Isolasi Seismik pada Struktur
Bangunan yang Dikenai Beban Gempa sebagai Solusi untuk Membatasi Respon
Struktur. Jurnal Teknik Sipil ITB, 19(1), 114.
Siswanto, Agus Bambang. (2018). Kriteria Dasar Perencanaan Struktur Bangunan Tahan
Gempa. Jurnal Teknik Sipil, 11, 5972.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License