644
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
EVALUASI KEGIATAN PENIMBUNAN DAN PEMBONGKARAN BATUBARA
PADA STOCKPILE DI COAL HANDLING FACILITIES
PT. RINJANI KARTANEGARA
Pradipta Baehaqi
1
, Shalaho Dina Devy
2
, Sakdillah
3
, Agus Winarno
4
, Windhu Nugroho
5
12345
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknik Unmul, Universitas Mulawarman
Email: pradiftabaehaqi@gmail.com
1
, shalahodd@ft.unmul.ac.id
2
, sakdillah@ft.unmul.ac.id
3
,
a.winarno@ft.unmul.ac.id
4
, windhu.n@ft.unmul.ac.id
5
Diterima:
29 Juni 2022
Direvisi:
6 Juli 2022
Disetujui:
14 Juli 2022
Abstrak
Aktivitas pemuatan (loading) ke tongkang ditunjang oleh Barge Loading
Conveyor (BLC) dengan kapasitas 800 ton /jam. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengevaluasi kegiatan penimbunan dan pembongkaran
batubara pada stockpile di coal handling facilities PT.Rinjani kartanegara
Penelitian ini menggunakan metode studi lapangan, dalam pengamatan dan
analisis, langkah awal yang dilakukan adalah pengamatan dilapangan terkait
kondisi aktual stockpile, aktivitas penimbunan dan pembongkaran batubara
di stockpile, pengamatan implementasi manajemen FIFO, dan pengamatan
operasi produksi dozer penunjang kegiatan di stockpile. Kemudian dilakukan
analisis berdasarkan data primer dan data sekunder yang diperoleh pada
periode penelitian. Hasil dari penelitian diketahui bahwa permasalahan yang
terjadi pada stockpile yakni, bedding coal tipis pada area stockpile RK I dan
terdapat genangan air pada sisi timur stockpile RK I. Pada kegiatan
operasional penimbunan dan pembongkaran batubara, terpantau terlaksana
dengan baik. Parameternya yakni tidak adanya antrian panjang dump truck,
adanya pemisahan timbunan antar produk batubara, urutan penimbunan telah
sesuai dengan skema penimbunan yang dicanangkan, daya tampung
stockpile aktual yang mumpuni dalam menerima stock batubara, dan lebar
jalan akses menuju stockpile telah sesuai dengan layout planning stockpile.
Pada unit dozer Komatsu D85E-SS tipe rops canopy, D65P, Liebherr PR
734-4 penunjang operasional penimbunan dan pembongkaran batubara,
diperlukan penambahan kapasitas blade dengan cara penambahan plat pada
bagian upper frame, yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
dozer. Peningkatan produktivitas dozer akan berdampak terhadap kenaikan
produksi crushing maupun loading.
Kata kunci: Coal Handling Facilities, Manajemen FIFO, Stockpile.
Abstract
For loading activities (loading) to the barge is supported by a Barge
Loading Conveyor (BLC) with a capacity of 800 tons / hour. The purpose of
this study was to evaluate the activities of stockpiling and unloading coal in
the stockpile at the coal handling facilities of PT. Rinjani Kartanegara. This
study used the field study method. In observation and analysis, the initial
steps taken were field observations related to the actual condition of the
stockpile, coal stockpiling and unloading activities in the stockpile,
observing the implementation of FIFO management, and observing dozer
production operations supporting activities in the stockpile. Then an
analysis was carried out based on primary data and secondary data
obtained during the research period. The results of the study revealed that
the problems that occurred in the stockpile were thin coal bedding in the RK
I stockpile area and there was a puddle of water on the east side of the RK I
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 7, Juli 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
645
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
stockpile. In the operational activities of stockpiling and unloading coal, it
was observed that it was carried out well. The parameters are the absence of
long queues of dump trucks, the separation of stockpile between coal
products, the order of stockpiling is in accordance with the proposed
stockpile scheme, the actual capacity of the stockpile that is capable of
receiving coal stock, and the width of the access road to the stockpile is in
accordance with the stockpile planning layout. In the Komatsu D85E-SS
rops canopy dozer unit, D65P, Liebherr PR 734-4 supporting coal
stockpiling and unloading operations, it is necessary to increase the blade
capacity by adding a plate on the upper frame, which is expected to increase
dozer productivity. The increase in dozer productivity will have an impact on
increasing crushing and loading production.
Keywords: Coal Handling Facility, FIFO Management, Stockpile
PENDAHULUAN
PT. Rinjani Kartanegara memiliki jetty independen dengan luasan 10.22 Ha. Terdapat fasilitas
stockpile pada area jetty yang terdiri dari, stockpile RK I dan RK II. Luasan stockpile RK I sebesar
13,82 Ha dan stockpile RK II sebesar 5,93 Ha. Kapasitas maksimum stockpile RK I sebesar 50.000
MT dan stockpile RK II sebesar 30.000 MT. Stockpile RK I berfungsi sebagai tempat menampung
batubara hasil pemuatan (hauling) dari site (raw material). Sedangkan stockpile RK II berfungsi
menampung batubara produk crushing (peremukan).
Produk batubara yang dihasilkan dibagi menjadi 2 produk, yakni High Sulphur (HS) coal dan
Low Sulphur (LS) coal (Pratama & Fadhilah, 2021). Produk High Sulphur (HS) coal memiliki rentang
nilai pada Total Sulphur (TS) antara 1,5 -2,5 %. Sedangkan, untuk produk Low Sulphur (LS) coal
memiliki rentang nilai pada Total Sulphur (TS) antara 0,5 -1,5 % (RAMANDHA, 2022). Produk
batubara dominan yang diproduksi PT. Rinjani Kartanegara adalah High Sulphur (HS) coal.
Kegiatan di fasilitas penimbunan sementara batubara (stockpile), secara teknis untuk menjaga
kualitas batubara yang telah ditambang serta mampu mendukung rencana produksi batubara.
Manajemen timbunan batubara pada fasilitas penimbunan sementara batubara (stockpile) harus
dilaksanakan dengan baik (Salpia, 2018). Jika tidak maka akan menjadi faktor yang dapat
menurunkan kualitas batubara dan kuantitas batubara. Dikarenakan tidak efisiennya penerimaan dan
pengeluaran batubara (Aisyah et al., 2020). Penimbunan merupakan kegiatan yang harus
dipertimbangkan secara teknis untuk menjaga kualitas batubara yang telah ditambang dan mampu
mendukung rencana produksi batubara (Apriyadi & Purwoko, 2019).
Permasalahan yang terjadi pada kegiatan penimbunan batubara antara lain, dilusi akibat
bedding coal yang tipis, genangan air pada base stockpile yang dapat mempengaruhi kualitas
batubara, kendala dump truck saat bermanuver di stockpile, dan cuaca hujan yang menyebabkan
operasional di stockpile terhenti (Asof, 2017).
Penelitian ini penulis akan mengevaluasi pada lingkup kegiatan operasional penimbunan dan
pembongkaran batubara difasilitas penimbunan sementara batubara (stockpile) PT. Rinjani
Kartanegara, Desa Bakungan, Kec. Loa Janan, Kab. Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
646
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kegiatan penimbunan dan pembongkaran
batubara pada stockpile di coal handling facilities PT.Rinjani kartanegara Penelitian ini menggunakan
metode studi lapangan, dalam pengamatan dan analisis, langkah awal yang dilakukan adalah
pengamatan dilapangan terkait kondisi aktual stockpile, aktivitas penimbunan dan pembongkaran
batubara di stockpile, pengamatan implementasi manajemen FIFO, dan pengamatan operasi produksi
dozer penunjang kegiatan di stockpile. Kemudian dilakukan analisis berdasarkan data primer dan data
sekunder yang diperoleh pada periode penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini, merupakan jenis penelitian evaluasi dari segi metodenya yang bertujuan
untuk mencari, menghitung, menganalisis, dan memberikan solusi berupa evaluasi agar tercapai hal
hal yang semestinya (Ramadhan & Yulhendra, 2020). Penulis melakukan pengamatan dari teori dan
keadaan aktual atau keadaan nyata di lapangan yang telah didapatkan dari data primer dengan cara
memperhatikan dan mengamati secara langsung objek penelitian di lapangan, dan data sekunder yang
bersumber dari perusahaan. Sehingga, data tersebut akan di gabungkan untuk mendapatkan
pendekatan masalah yang lebih baik.
Metode pengumpulan data meliputi studi literatur, pengamatan di lapangan, maupun
pengambilan data primer dan sekunder (Ilmiyah & Ati, 2013). Data primer yang diambil berupa
kondisi fisik stockpile, pelaksanaan manajemen FIFO, permasalahan dan hambatan pada aktivitas di
stockpile, kegiatan pemeliharaan stockpile, dan perhitungan taksiran produksi dozer. Sedangkan, data
sekunder berupa data daily hauling activity, data inventaris stockpile, data spesifikasi dozer, data
stockpile and dolphin port general layout, SOP pada stockpile, faktor koreksi dalam perhitungan
taksiran produksi dozer, dan data working hour hauling department. Tahapan analisis data, dilakukan
dengan cara menganalisis data primer dan sekunder yang diperoleh (Batubara, 2013). Sehingga
didapatkan suatu nilai atau evaluasi yang dapat menjadi sebagai acuan untuk melakukan penarikan
kesimpulan (Dwipayani et al., 2017). Tahapan pengolahan dan analisis data meliputi, Analisis
Kondisi Aktual Stockpile, Menganalisis terkait dengan kondisi fisik stockpile secara actual (Utama,
2017). Analisis Manajemen FIFO. Analisis Kapasitas Stockpile Aktual
Menganalisis kemampuan stockpile menampung pasokan batubara dari lokasi penambangan
(site), dalam kondisi aktual dilapangan (komparasi antara rancangan stockpile dengan kondisi
stockpile aktual) (Munsil, 2018). Analisis Kapasitas Stockpile Aktual.
647
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Aktual Stockpile
Stockpile PT. Rinjani Kartanegara merupakan tipe dead stockpile dengan model penumpukan
di udara terbuka. Terdiri dari 2 bagian, yakni stockpile RK I dan RK II. Kapasitas stockpile RK I
50.000 MT dan RK II 30.000 MT. RK I berfungsi sebagai tempat menampung raw coal, sedangkan
RK II sebagai tempat menampung coal crushing product.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Lakon Utamakno dkk, dalam penelitiannya yang
berjudul Kajian Teknis Sistem Penimbunan Batubara Pada Intermediate Stockpile Di Pt. Indonesia
Pratamaditemukan hasil penelitian bahwa pola penimbunan dengan (LIFO) batubara yang pertama
ditimbun tidak dibongkar terlebih dahulu, sehingga pada stockpile terjadi spontaneous combustion
dan juga timbul genangan air yang bersifat asam pada sekitar stockpile, ini dikarenakan kurangnya
perawatan landasan stockpile dan perawatan puritan.
Luasan stockpile RK I yakni 3,82 Ha dan stockpile RK II yakni 5,93 Ha. Produk batubara
yang ditampung dibagi menjadi 2 produk, yakni High Sulphur (HS) coal dan Low Sulphur (LS) coal.
Pada (Gambar 5) merupakan section base stockpile RK I dan RK II. Tujuan dari pembuatan
penampang base stockpile sebagai visualisasi kondisi aktual base stockpile RK I dan RK II.
Gambar 3. Peta Situasi Area Jetty PT. Rinjani Kartanegara
648
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 4. Peta Section Base Stockpile Kondisi Aktual
Pada (Gambar 5) section A - A’ di stockpile RK II, lebar base stockpile 74 meter, tinggi
tanggul berkisar antara 2 - 3 meter, tebal bedding coal 10 cm, drainase hanya ada pada sisi barat
stockpile, terdapat pemisahan timbunan antara 2 produk batubara HS (High Sulphur) dan LS (Low
Sulphur).
Gambar 5. Kondisi Aktual Stockpile RK II Section A-A’
Pada (Gambar 6) section B - B’ di stockpile RK II kurang lebih sama dengan section A - A’.
Perbedaan hanya terdapat pada adanya saluran outlet dari dalam stockpile menuju ke saluran drainase.
Gambar 6. Kondisi Aktual Stockpile RK II Section B-B’
Pada (Gambar 7) section C - C’ di stockpile RK I, lebar base stockpile 69 meter, tinggi
tanggul berkisar antara 2,2 - 4 meter, tebal bedding coal 5 - 7 cm, drainase hanya ada pada sisi barat
stockpile, terdapat pemisahan timbunan antara 2 produk batubara HS (High Sulphur) dan LS (Low
Sulphur).
649
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Section C-C’
Pada (Gambar 8) section D - D’ di stockpile RK I kurang lebih sama dengan section C - C’.
Perbedaan hanya terdapat pada adanya saluran outlet dari dalam stockpile menuju ke saluran drainase.
Gambar 8. Kondisi Aktual Stockpile RK II Section D-D’
Berdasarkan pengukuran dan pengamatan dilapangan, tinggi tanggul stockpile RK I berkisar
antara 2,2 4 meter. Sedangkan, untuk tinggi tanggul stockpile RK II berkisar antara 2 - 3 meter.
Kondisi tanggul secara aktual telah dibuat keliling pada stockpile. Pada stockpile RK I dan RK II
sudah dilengkapi dengan bedding coal. Hal ini bertujuan menghindari terjadinya dilusi. Untuk
ketebalan bedding coal pada stockpile RK I berdasarkan pengukuran dilapangan sekitar 5 - 7 cm,
sedangkan untuk stockpile RK II sekitar 10 cm.
(Gambar 9) merupakan penampakan di lapangan kondisi bedding coal pada stockpile:
Gambar 9. Bedding Coal pada Stockpile (a) RK I dan (b) RK II
Tanggul stockpile berperan untuk mencegah timbunan batubara keluar dari area stockpile, sehingga
dapat mengurangi kuantitas batubara yang ditampung pada stockpile. Pada (Gambar 10) merupakan
penampakan di lapangan kondisi tanggul pada stockpile:
650
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 10. Tanggul pada Stockpile (a) RK I dan (b) RK II
Pada drainase di stockpile RK I dan RK II cukup mumpuni dalam menerima limpasan air yang
selanjutnya akan dialirkan menuju sediment pond. Hanya saja, paritan tidak tersedia pada sisi timur
stockpile, sehingga dapat memicu genangan air pada lantai penimbunan.
Gambar 11. Saluran Drainase pada Stockpile (a) RK I dan (b) RK II
1. Permasalahan pada Stockpile
Permasalahan yang umum terjadi pada stockpile PT. Rinjani Kartanegara yakni :
a. Bedding coal yang tergerus oleh dozer dan limpasan air, sehingga berpeluang terjadinya
dilusi. Dibeberapa titik pada stockpile RK I, terdapat bedding coal yang sudah tipis dan
diperlukan pelapisan kembali menggunakan batubara low rank.
b. Terdapat genangan air pada area stockpile RK I, hal ini sering terjadi pada musim penghujan.
Genangan air ini berada pada stockpile RK I sisi timur. Diperlukan evaluasi terkait saluran
drainase pada area stockpile RK I.
2. Evaluasi pada Stockpile
Diperlukan upaya perbaikan pada bedding coal di stockpile RK I, yakni diperlukan pelapisan
kembali (re-lining) pada bedding coal di stockpile RK I. Pelapisan kembali (re-lining) bedding coal
menggunakan batubara low rank. Hal ini merupakan upaya dalam menjaga kualitas batubara dan
menjaga kondisi base stockpile agar dump truck hauling mudah bermanuver, terlebih disaat kondisi
stockpile RK I setelah diguyur hujan.
Gambar 12. Perawatan Bedding Coal
Diperlukan upaya perbaikan terhadap permasalahan genangan air di sisi timur stockpile.
Pembuatan saluran drainase disisi timur stockpile RK I, perlu diupayakan dilakukan dalam rangka
untuk menjaga kualitas batubara pada tumpukan, terlebih pada aspek Total Moisture (TM). Genangan
air akan berdampak pada kenaikan nilai Total Moisture (TM). Semakin besar Total Moisture (TM),
maka akan semakin kecil nilai Caloric Value (CV). Pada (Gambar 4.13) merupakan tampak atas dari
planning pembuatan saluran drainase di sisi timur stockpile :
651
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 13. Peta Planning Pembuatan Saluran Drainase
Gambar 14. Planning Pembuatan Saluran (Tampak Samping)
3. Kegiatan Penimbunan dan Pembongkaran Batubara
Jenis dari unit crusher yang digunakan pada coal handling facilities PT. Rinjani Kartanegara
yakni fix crusher dengan model back dumping berkapasitas 400-500 MT. Namun, pada kegiatan
operasionalnya, unit dump truck hauling tidak melaksanakan dumping secara langsung ke depan
hopper. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan teknis, yakni untuk mengurangi dampak debu dan
juga berkenaan dengan efisiensi unit crusher. Sistem dumping langsung ke hopper primary crusher
tidak ideal digunakan pada PT. Rinjani Kartanegara, dikarenakan frekuensi rit dump truck yang tidak
terlalu tinggi dan selang waktu kedatangan antar dump truck yang cukup jauh.
Gambar 15. Kegiatan (a) Dumping, (b) Trimming ke Hopper
Manajemen penimbunan maupun pembongkaran batubara di stockpile PT. Rinjani
Kartanegara menggunakan metode First In First Out (FIFO). Dalam menghindari sistem FIFO yang
tidak berjalan, sehingga terjadi LIFO (Last In First Out). Diupayakan patuh melaksanakan skema
penimbunan dan pembongkaran batubara sebagai berikut :
652
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 16. Ilustrasi Skema Penimbunan dan Pembongkaran
Ha Pada (Gambar 17), urutan timbunan (1,2,3, dan seterusnya) batubara merupakan urutan tanggal
batubara masuk ke stockpile. Batubara yang masuk ke stockpile RK I selanjutnya melewati crushing
plant untuk direduksi ukuran sesuai permintaan pasar. Batubara yang telah melewati crushing plant
selanjutnya ditimbun di stockpile RK II sesuai dengan tipe produk (High Sulphur Coal dan Low
Sulphur Coal). Dampak dari pelaksanaan FIFO yang berjalan baik yakni tidak ditemukannya
swabakar (spontaneous combustion).
Gambar 17. Ilustrasi Skema Penimbunan pada Stockpile RK I
Kegiatan diatas merupakan aktivitas penimbunan batubara pada area stockpile RK I Kegiatan
ini berupa mendorong (pushing) tumpukan batubara menuju kedepan hopper primary A. Aktivitas ini
dilakukan dalam rangka mempersiapkan timbunan batubara untuk memudahkan trimming menuju
hopper primary A dan dilanjutkan dengan proses peremukan (crushing) pada area crusher. Alur skema
penimbunan pada stockpile RK I :
a. Batubara di dumping oleh dump truck dengan deret penimbunan (1,2,3, dan seterusnya).
Supaya sistem FIFO berjalan, maka dozer mendorong (pushing) timbunan batubara dari
belakang (urutan timbunan 3, 2, dan 1). Sehingga posisi timbunan dari lapisan atas hingga
kebawah urutan (3,2,1).
b. Bila batubara pada urutan deret penimbunan (1,2, dan 3) telah habis didorong menuju
kedepan hopper primary A, selanjutnya dozer harus mengambil timbunan deret (4,5,6).
Apabila terdapat batubara yang akan ditimbun lagi, maka dapat mengikuti pola timbunan
sebelumnya. Apabila pola ini diterapkan, diharapkan sistem FIFO dapat berjalan dengan baik.
Pada aktivitas penimbunan batubara di area stockpile RK II pun demikian. Kegiatan
penimbunan batubara di area stockpile RK II berupa pendorongan (pushing) tumpukan batubara
produk crushing menuju ke depan hopper BLC. Aktivitas ini dilakukan dalam rangka
mempersiapkan timbunan batubara untuk memudahkan trimming menuju hopper BLC dan
dilanjutkan dengan proses loading (pemuatan) ke tongkang (barging activity) menggunakan Barge
Loading Conveyor (BLC).
653
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 18. Ilustrasi Skema Penimbunan pada Stockpile RK II
Alur skema penimbunan pada stockpile RK II :
a. Produk batubara hasil crushing akan mengucur melalui radial stacker. Timbunan yang
pertama keluar yakni timbunan nomor 3 dengan model timbunan single cone. Selanjutnya
dozer mendorong (pushing) menuju kedepan hopper BLC. Dilanjut dengan timbunan urutan
(2,1) dan pada akhirnya timbunan berbentuk pola chevron. Pola chevron dibentuk untuk
memudahkan dozer trimming timbunan menuju hopper BLC.
b. Bila batubara pada urutan deret penimbunan (3,2, dan 1) telah habis didorong menuju
kedepan hopper primary A, selanjutnya dozer harus mengambil timbunan deret (6,5,4).
Apabila terdapat batubara yang akan ditimbun lagi, maka dapat mengikuti pola timbunan
sebelumnya. Apabila pola ini diterapkan, diharapkan sistem FIFO dapat berjalan dengan baik.
Pada aktivitas pembongkaran batubara di stockpile RK I dan RK II menggunakan dozer. Jarak
pembongkaran maksimum pada stockpile RK I diupayakan sekitar 37 m dari depan hopper primary A,
sedangkan untuk jarak maksimum pada stockpile RK II diupayakan sekitar 29 m dari depan hopper
BLC. Hal ini bertujuan untuk menjaga produktivitas dozer pada kondisi optimal. Jarak dorong yang
terlalu jauh akan berimplikasi terhadap produktivitas dozer.
Gambar 19. Ilustrasi Skema Pembongkaran pada Stockpile RK I
Gambar 20. Ilustrasi Skema Pembongkaran pada Stockpile RK II
4. Pola Penimbunan Batubara
Pola penimbunan yang diterapkan yakni pola penimbunan chevron. Pola penimbunan chevron
yakni pola penimbunan dengan menempatkan timbunan pada satu baris material, sepanjang stockpile
dan tumpukan dengan cara bolak balik hingga mencapai ketinggian yang diinginkan (Alfarisi et al.,
2017). Ketinggian timbunan batubara di stockpile sekitar 6 meter, hal ini berkaitan juga dengan
kemampuan dozer.
Pada pelaksanaan kegiatan penimbunan batubara, dipisahkan antar 2 produk dengan
pemberian jarak timbunan dengan produk yang berbeda. 2 produk yang dihasilkan oleh PT. Rinjani
Kartanegara adalah High Sulphur (HS) coal product dan Low Sulphur (LS) coal product, dengan
produk utama (main product) adalah High Sulphur (HS) coal product. Tabel berikut ini merupakan
rincian produk batubara yang dihasilkan :
Tabel 1. Produk Batubara PT. Rinjani Kartanegara
654
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Pada (Gambar 21) menunjukkan pemisahan timbunan batubara ditandai dengan adanya
bendera yang menandakan pembagian daerah penimbunan batubara berdasarkan jenis produk.
Pemisahan ini bertujuan untuk memudahkan proses blending dan juga menghindari kontaminasi antar
kualitas batubara (Rama, 2016).
Gambar 21. Bendera Pembatas Daerah Penimbunan
Gambar 22. Penampakan Aktual Pemisahan Timbunan Batubara
2.2 Jalur Akses Stockpile
Gambar 23. Visualisasi Jalur Masuk-Keluar Stockpile (Tampak Samping)
Berdasarkan pengukuran di lapangan pada jalur masuk dan keluar stockpile RK I, pada jalur
masuk memiliki lebar 36 meter dengan 2 lajur. Sedangkan untuk jalur keluar memiliki lebar 8,2 m.
Pada jalur keluar stockpile RK I, dibuat ramp jalan. Lebar jalur telah sesuai dengan layout planning
stockpile PT. Rinjani Kartanegara, dengan lebar minimal jalur masuk 25 m.
Gambar 24. Visualisasi Jalur Masuk-Keluar Stockpile (Tampak Depan)
Gambar 25. Penampakan di Lapangan Jalur Masuk-Keluar Stockpile RK I
655
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 26. Grafik Stock Batubara pada Stockpile
Luas stockpile RK I sekitar 0,87 Ha, sedangkan luas stockpile RK II sekitar 0,55 Ha.
Kapasitas maksimum stockpile RK I sebesar 50.000 MT dan stockpile RK II sebesar 30.000 MT
(Syukur, n.d.). Untuk total batubara yang ditampung periode bulan Mei pada stockpile sebesar
11.097,037 MT.
Maka untuk kapasitas penimbunan masih sangat mumpuni dan layak dalam kegiatan penimbunan
batubara. Persentase batubara yang ditampung periode Mei 2021, pada stockpile RK 1 sebesar 22,19
% dari kapasitas maksimum, sedangkan untuk stockpile RK II sebesar 36,99 % dari kapasitas
maksimum.
Gambar 27. Pie Chart Kapasitas Aktual Stockpile
2.3 Evaluasi pada Kegiatan Penimbunan dan Pembongkaran Batubara
Pada kegiatan operasional penimbunan dan pembongkaran batubara terpantau berjalan
dengan baik. Hal ini terlihat dari sistem FIFO yang berjalan dengan baik, tidak adanya antrian
panjang dump truck, adanya pemisahan timbunan 2 produk batubara, urutan penimbunan batubara
secara aktual telah sesuai dengan skema penimbunan yang dicanangkan, daya tampung stockpile
masih mumpuni dalam menerima stock batubara, dan lebar jalan akses menuju stockpile telah sesuai
dengan layout planning stockpile (minimal lebar jalur 25 m).
B. Alat Berat Penunjang Operasional Stockpile
1. Alat Berat Penunjang Operasional Stockpile RK I
Peralatan mekanis penunjang dalam aktivitas penimbunan dan pembongkaran batubara
pada area stockpile RK I, yakni 2 unit dozer. Kedua unit merupakan merek Komatsu dengan tipe
D85E-SS dan D65P.
Gambar 28. Dozer D85E-SS (kiri), D65P (kanan)
Pada blade dozer D85E-SS di stockpile RK I, telah dimodifikasi berupa penambahan plat
sehingga menaikkan kapasitas blade dozer. Kapasitas blade dozer D85E-SS naik dari 4,4
menjadi 4,639 (naik 0,239 ). Kenaikan kapasitas blade dozer akan linear terhadap kenaikan
produktivitas crushing (peremukan batubara) dan loading (pemuatan batubara ke ponton).
656
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Gambar 29. Dimensi Blade Dozer D85E-SS
Gambar 30. Penambahan Plat Tambahan pada Blade Dozer D85E-SS Kapasitas Produksi Dozer
(Dozing)
Kapasitas Produksi Dozer (Dozing) :
KPD =
KB60FK
J
F

J
R
Z
󰇛jam󰇜
Keterangan :
KPD : Kapasitas Produksi Dozing (m³/jam)
KB : Kapasitas Blade (m³)
FK : Faktor Koreksi
J : Jarak Dorong (m)
F : Kecepatan Maju (m/menit)
R : Kecepatan Mundur (m/menit)
Z : Waktu Tetap (menit)
Kapasitas Blade (Telah Dimodifikasi) dozer D85E-SS :
= (Kapasitas Blade Standar) + (Kapasitas Plat Tambahan)
= 44 (Volume Prisma Trapesium) × 0,8
= 44 (
󰇛SisiAtasSisiBawah󰇜Tinggi²
2
)× 0,8
= 44 (
󰇛225m295m󰇜034
2
)× 0,8
= 44 0239
= 4639
Berikut ini merupakan perhitungan taksiran kapasitas produksi dozer D85E-SS di stockpile RK I:
657
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
1. Jenis Blade = Straight Blade
2. KB = 4,639
3. FK = 0,8 × 0,85 × 0,75 × 0,8 × 0,85 = 0,39
FK terdiri dari :
a. Faktor Ketersediaan Mesin = 0,8
b. Efisiensi Waktu = 0,85
c. Efisiensi Kerja = 0,75
d. Efisiensi Operator = 0,9
e. Blade Faktor = 0,85
4. Jarak Dorong = 30 m
5. Kecepatan Maju = 50 m/menit
6. Kecepatan Mundur = 110 m/menit
7. Waktu Tetap = 0,05 menit
KPD =
46003
m
mmenit


14mmenit
005menit
󰇛jam󰇜
= jam 13ton(Densitas Batubara)
= 217,47tonjam
Berikut ini merupakan perhitungan taksiran kapasitas produksi dozer D65P di stockpile RK I:
1. Jenis Blade = Straight Blade
2. KB = 3,69
3. FK = 0,8 × 0,85 × 0,75 × 0,8 × 0,85 = 0,39
FK terdiri dari :
a. Faktor Ketersediaan Mesin = 0,8
b. Efisiensi Waktu = 0,85
c. Efisiensi Kerja = 0,75
d. Efisiensi Operator = 0,9
e. Blade Faktor = 0,85
4. Jarak Dorong = 30 m
5. Kecepatan Maju = 72 m/menit
6. Kecepatan Mundur = 140 m/menit
7. Waktu Tetap = 0,05 menit
KPD =
³60039
30
7

30
140
005
󰇛³󰇜
= 1³ 13³(Densitas Batubara)
= 168,84
Taksiran produksi dozer D85E-SS diperoleh sebesar 217,47 ton/jam. Kemudian untuk
taksiran produksi dozer D65P diperoleh sebesar 164,84 ton/jam. Jika dozer D85E-SS dan dozer
D65P digunakan secara bersamaan pada stockpile RK I. Maka taksiran produksi kedua dozer
yakni, (217,47 ton/jam + 164,84 ton/jam) = 382,31 ton/jam.
2. Evaluasi Operasional Alat Berat Penunjang Stockpile
Diperlukan modifikasi pada unit dozer Komatsu D85E-SS tipe rops canopy, Komatsu
D65P, dan dozer Liebherr PR734-4. Modifikasi yang dilakukan yakni berupa menambah
kapasitas blade dengan cara penambahan plat pada bagian upper blade.
Modifikasi berupa penambahan plat pada blade terbukti secara empiris meningkatkan
658
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
kapasitas blade dozer D85E-SS naik dari 4,4 menjadi 4,639 (naik 0,239 m³). Upaya ini
dilakukan dengan harapan akan menambah kapasitas produksi crushing maupun loading.
KESIMPULAN
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan penelitian yang dilakukan di stockpile PT. Rinjani
Kartanegara, maka dapat disimpulkan bahwa : Kondisi aktual stockpile terdapat 2 permasalahan yang
terjadi yakni, bedding coal yang tipis pada area stockpile RK I dan terdapat genangan air pada sisi
timur stockpile RK I. Sehingga, perlu dilakukan perbaikan berupa, re-lining bedding coal secara
terjadwal dan diperlukan pembuatan saluran drainase pada sisi timur stockpile RK I beserta
pembuatan saluran outlet menuju drainase utama pada sisi timur stockpile. Kegiatan operasional
penimbunan dan pembongkaran batubara terpantau berjalan dengan baik, seperti sistem FIFO berjalan
dengan baik, tidak adanya antrian panjang dump truck, adanya pemisahan timbunan 2 produk
batubara, urutan penimbunan batubara secara aktual telah sesuai dengan skema penimbunan yang
dicanangkan, daya tampung stockpile masih mumpuni dalam menerima stock batubara, dan lebar
jalan akses menuju stockpile telah sesuai dengan layout planning stockpile (minimal lebar jalur 25 m).
Sehingga, tidak diperlukan perbaikan secara teknis. Produktivitas unit dozer di stockpile RK I dan RK
II, dapat dioptimalkan dengan cara modifikasi pada blade dozer unit Komatsu D65P, Komatsu D85E-
SS tipe rops canopy, dan Liebherr PR734-4. Modifikasi berupa penambahan plat pada blade dozer
dengan dimensi 0,884 m², terbukti secara empiris meningkatkan kapasitas blade dozer D85E-SS, dari
4,4 menjadi 4,639 (naik 0,239 m³). Sehingga, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
produksi dozer.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S., Febrianty, F., Batubara, H. D. A., Siswanti, I., Jony, J., Supitriyani, S., Astuti, A.,
Inrawan, A., Jatiningrum, C., & Yuniningsih, Y. (2020). Manajemen keuangan. Yayasan Kita
Menulis.
Alfarisi, A., Ibrahim, E., & Asyik, M. (2017). Analisis potensi self heating batubara pada live stock
dan temporary stockpile Banko Barat PT. Bukit Asam. Jurnal Pertambangan, 1(3).
Apriyadi, M. R., & Purwoko, B. (2019). Kajian Teknis Manajemen Penimbunan Batubara di ROM
Stockpile PT. Ganda Alam Makmur Kecamatan Kaubun dan Karangan Kabupaten Kutai Timur
Kalimantan Timur. JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil, Tambang, 6(1).
Asof, M. (2017). Optimasi Fasilitas Penanganan Batubara Untuk Memenuhi Target Pemasaran
Stockpile 3 Site Banko Barat PT. Bukit Asam (Persero), Tbk Tanjung Enim Sumatera Selatan.
Jurnal Pertambangan, 1(4).
Batubara, H. (2013). Penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing pada
pembuatan etalase kaca dan alumunium di UD. Istana Alumunium Manado. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 1(3).
Dwipayani, D. A., Purnamawati, I. G. A., & Julianto, I. P. (2017). Evaluasi Pelaksanaan Probity Audit
dalam Meminimalkan Risiko Penyimpangan Pengadaan Barang/Jasa (Studi Kasus Pada
Inspektorat Kabupaten Gianyar). JIMAT (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 8(2).
Ilmiyah, T., & Ati, S. (2013). Pengaruh Pemanfaatan Koleksi Local Content Terhadap Kegiatan
Penelitian Mahasiswa Yang Sedang Mengerjakan Skripsi/Tugas Akhir Di Perpustakaan Fakultas
Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Semarang. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 2(2), 137151.
Munsil, D. P. (2018). Dasar Manajemen Konstruksi Proyek Jalan:(Tatahapn Pre-Start). Deepublish.
Pratama, H. S., & Fadhilah, F. (2021). Deashing Pada Batubara Menggunakan KOH dan HNO3
Sebagai Leaching Agent. Bina Tambang, 6(2), 108115.
Rama, K. K. P. (2016). Manajemen Stockpile Batubara Di Cv Putra Parahyangan Mandiri
Kecamatan Satui Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan.
Ramadhan, R., & Yulhendra, D. (2020). Kajian Potensi Flying Rock Peledakan Terhadap Radius
659
Pradipta Baehaqi, Shalaho Dina Devy, Sakdillah, Agus Winarno, Windhu
Nugroho
Evaluasi Kegiatan Penimbunan Dan Pembongkaran Batubara Pada Stockpile Di
Coal Handling Facilities PT. Rinjani Kartanegara
Aman Alat Peremuk Crusher di CV Tekad Jaya Halaban Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera
Barat. Bina Tambang, 5(3), 16.
RAMANDHA, T. (2022). Optimalisasi Pemenuhan Batubara Siap Jual Dari Segi Kualitas, Kuantitas
Dan Waktu Di Pt. Bukit Asam, Tbk. Sumatera Selatan.
Salpia, M. (2018). Kajian Teknis Dan Ekonomis Penambangan Batubara Untuk Mendapatkan
Recovery Maksimal Batubara Di Pt. Kitadin Embalut-Kalimantan Timur. Univesitas
Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Syukur, A. (n.d.). Laporan Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi Dr. Drs ABDUL SYUKUR
M. Si Tahun 3 dari 3 Tahun.
Utama, P. I. P. C. K. (2017). Analisis Produktivitas Unit Peremuk Batubara (Crushing Plant) Untuk
Pencapaian Hasil Produksi Di Pt. Cms Kaltim Utama Kecamatan Samarinda Utara Kota
Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Mineral FT UNMUL, 5(1), 5764.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License