683
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
HUBUNGAN SIKAP GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI
BELAJAR DENGAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAQ
Sunandar
1
, Rahmat Syafe’i
2
, Ahmad Sukandar
3
123
Nusantara Islamic University, Bandung, Indonesia
zidna.ilmannafian@gmail.com
1
, rachmat.sya[email protected]
2
,
3
Abstrak
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pengalaman ketika peneliti mengajar di MI Thariqul Jannah
Pangalengan. didalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru salah satu
yang terlibat langsung dalam pembentukan dan pengembangan intelektual dan kepribadian siswa.
Oleh karena itu, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan dijadikan tokoh identitas diri. Dengan
demikian guru harus memiliki perilaku, keterampilan dan kemampuan yang mendasar untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: realitas sikap
guru dalam mengajar, realitas motivasi belajar siswa, realitas prestasi belajar siswa, signifikansi
hubungan sikap guru dalam mengajar dengan prestasi belajar siswa, signifikansi hubungan motivasi
belajar siswa dengan prestasi belajar siswa, signifikansi hubungan sikap guru dalam mengajar dan
motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Penelitian ini menggunakan penelitian
eksplanatoris (explanatory research) dengan pendekatan kuantitatif serta menggunakan rumus
product moment. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket yang ditujukan kepada
peserta didik. Adapun populasinya adalah peserta didik MI Thariqul Jannah Pangalengan kelas V
dan kelasVI yang diambil sampelnya sebanyak 43 orang. Hubungan sikap guru dalam mengajar dan
motivasi belajar siswa secara simultan (bersama- sama) dengan prestasi belajar siswa kelas V dan
kelas VI MI Thariqul Jannah Pangalengan mendapatkan hasil hipotesis satu (H1) diterima yaitu:
Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersamaan dari sikap guru dalam mengajar
dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah
nilai koefisien korelasi 0,412 atau 41,2% , artinya terdapat hubungan yang sedang antara sikap guru
dalam mengajar dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
Kata kunci: Sikap Guru, Belajar, Motivasi, Prestasi
Abstract
This research was motivated by the experience when the researcher taught at MI Thariqul Jannah
Pangalengan. In the world of education the teacher plays an important role, because the teacher is
the one who is directly involved in the formation and development of the intellectual and personality
of students. Therefore, teachers are often used as role models and even become self-identity figures.
Thus, teachers must have the basic behavior, skills and abilities to carry out their duties properly.
The purpose of this study was to determine: the reality of teacher attitudes in teaching, the reality of
student learning motivation, the reality of student achievement, the significance of the relationship
between teacher attitudes in teaching and student achievement, the significance of the relationship
between student motivation and student achievement, and the significance of the relationship
between teacher attitudes in teaching. and student learning motivation with student achievement.
This research uses explanatory research with a quantitative approach and uses the product moment
formula. Data collection is done by using a questionnaire addressed to students. The population is
students of MI Thariqul Jannah Pangalengan class V and class VI, the sample is taken as many as
43 people. The relationship between teacher attitudes in teaching and student learning motivation
simultaneously (together) with student achievement in class V and class VI MI Thariqul Jannah
Pangalengan obtained the results of hypothesis one (H1) accepted, namely: There is a positive and
significant relationship simultaneously from teacher attitudes in teaching and learning motivation of
students with student achievement in class V and class VI MI Thariqul Jannah correlation
coefficient value of 0.412 or 41.2%, meaning that there is a moderate relationship between teacher
attitudes in teaching and student learning motivation and student achievement.
Keywords: Teacher Attitude, Learning, Motivation, Achievement
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
684
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
PENDAHULUAN
Pada hakekatnya pendidikan merupakan tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang
dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, sikap
dan sebagainya (Agustin, 2018). Pendidikan dapat berlangsung secara in-formal dan non-formal
selain secara formal seperti di sekolah, madrasah, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal dan
non formal, dan informal di sekolah, dan di luar sekolah, yang berlangsung seumur hidup yang
bertujuan optimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat
memainkan peranan hidup secara tepat (Ahdar, 2021).
(Aprijal et al., 2020) Sekolah adalah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan
secara formal, sekolah memiliki peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional
melalui proses belajar mengajar. Pendidikan mempunyai fungsi yang harus diperhatikan, seperti yang
tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003, menyebutkan :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
perkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat ilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang
demokratis dan tanggung jawab.
Mengacu kepada salah satu hadits Nabi yang masyhur dan tidak asing lagi ditelinga kita, yaitu
“Sungguh aku diutus menjadi rasul tidak lain adalah untuk menyempurn kan akhlak yang saleh
(baik).” Dalam perspektif Islam, kata moral sama juga dengan akhlak. Kata akhlak berasal dari kata
khalako, dengan akar khulukun, yang memiliki makna perangai, tabiat, adat dan system perilaku yang
dibuat (Arifuddin, 2018). Dengan demikian secara kebahasaan akhlak dapat baik dan dapat buruk
tergantung kepada nilai yang dapat dijadikan landasan atau tolak ukurnya. Sedangkan secara istilah,
akhlak adalah system nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di atas bumi. Sistem nilai
yang dimaksud adalah ajaran-ajaran Islam dengan al-qur‟an dan sunnah rasul sebagai sumber
nilainya, serta ijtihad sebagai metode berfikir islami (Fatimatuzahroh et al., 2019).
Maka di dalam dunia pendidikan guru memegang peranan penting, karena guru salah satu yang
terlibat langsung dalam pembentukan dan pengembangan intelektual dan kepribadian siswa. Oleh
karena itu, guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan dijadikan tokoh identitas diri (Hodijah, 2021).
Dengan demikian guru harus memiliki perilaku, keterampilan dan kemampuan yang mendasar untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru berperan penting dalam proses pendidikan anak di sekolah
bagaimana guru mengajar, berprilaku dan bersikap memiliki pengaruh terhadap siswanya (Ikhwan,
2021). Biasanya guru yang memiliki sikap dan prilaku yang baik banyak disukai siswa, sehingga
dapat menciptakan keakraban baik saat belajar di dalam kelas ataupun di luar kelas. Guru merupakan
ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek belajar. Bagaimana
pun bagusnya dan idealnya kurikulum pendidikan tanpa diimbangi dengan kemapuan guru dalam
mengimplementasikannya maka semuanya kurang bermakna (ISBACH, 2018).
Guru yang mampu memahami keinginan siswa akan lebih mudah membangkitkan motivasi
dalam diri siswanya. Jika tiap guru memiliki gaya pengajaran yang tepat bagi siswanya, maka akan
lebih mudah membina hubungan baik dalam kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar akan terasa
menyenangkan tidak membosankan. Kemungkinan motivasi berprestasi siswa akan terpacu, dan tidak
menutup kemungkinan siswa akan memiliki motivasi berprestasi yang tinggi jika guru dapat
memberikan kontribusinya dengan baik dalam mendidik para siswanya (Maruya, 2016).
Budi pekerti maha penting dalam pendidikan watak murid. Diantara tujuan pendidikan adalah
membentuk akhlak yang baik, yang dimaksud dengan akhlak baik dalam Ilmu Pendidikan Islam
seperti yang telah dicontohkan oleh pendidik utama Nabi Muhammad SAW, dintara akhlak guru
tersebut adalah: 1). Mencintai jabatannya sebagai guru 2). Bersikap adil terhadap semua muridnya 3).
Berlaku sabar, ikhlas dan tenang 4). Guru harus berwibawa 5). Guru harus gembira 6). Guru harus
bersikap manusiawi 7). Bekerja sama dengan guru-guru lain 8). Bekerja sama dengan masyarakat
(Nurjannah et al., 2020).
685
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
Keberhasilan sebuah pengajaran tentunya tidak terlepas dari faktor-faktor di atas yang perlu
diperhatikan oleh guru, diantaranya adalah sikap guru terhadap peserta didiknya dalam mengajar.
Telah banyak diadakan penelitian tentang guru yang ideal yaitu ciri-ciri kepribadian bagaimanakah
yang harus dimiliki seseorang supaya menjadi guru yang baik (Nurmutia, 2021).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memandang perlu melakukan penelitian mendalam
untuk mengukur seberapa besar hubungan antara sikap guru dalam mengajar dan motivasi belajar
siswa dengan prestasi mereka pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, dengan judul : “Hubungan Sikap
Guru dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah
Akhlaq” (penelitian di MI Thariqul Jannah kelas V dan kelas VI Pangalengan).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif bertujuan
untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel, memberikan deskripsi
statistic, menaksir dan meramalkan hasil yang di inginkan. Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yaitu
variabel bebas (X) yaitu sikap guru dan motivasi belajar siswa . Variabel terikat (Y) yaitu prestasi
belajar siswa. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelas V dan kelas VI jumlah
sampel yang dipilih utuk penelitian ini adalah 43 responden. Dalam penelitian ini penulis
menggunakan dua sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang
akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan daftar pertanyaan dalam bentuk
pernyataan, atau kuesioner secara tertulis maupun online yang sifat jawabannya tertutup. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis deskriptif, yaitu suatu teknik untuk
mengungkapkan dan memaparkan pendapat dari responden berdasarkan jawaban dari instrumen
penelitian yang telah diajukan oleh peneliti. Dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan
analisis data secara deskriptif yaitu dengan cara memaparkan secara objektif dan sistematis situasi
yang ada di lapangan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Realitas Sikap Guru dalam Mengajar
Adapun yang dimaksud dengan sikap merupakan bagian dari istilah psikologi yang biasa
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga,
ditemukan kata sikap yang artinya perbuatan yang berdasarkan pada pendirian (pendapat, keyakinan).
(Yahya, 2020). Kata sikap juga merupakan terjemahan dari kata attitude (Inggris). Sikap dikatakan
sebagai suatu respons evaluatif. Renpons hanya akan timbul apabila individu dihadapkan pada
suatu stimulus yang menghendaki adanya reaksi individual. Respons evaluatif berarti bahwa bentuk
reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu
yang memberi kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai baik buruk, positif-negatif,
menyenangkan-tidak menyenangkan, yang kemudian sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap
(Puspita & Arief, 2015).
Realitas item dengan skor terendah terdapat pada item instrumen nomor 8 tentang “Guru
Aqidah Akhlaq anda memaksakan kehendaknya”. Jumlah skor untuk item tersebut dijawab sebesar
127 dengan nilai persentase 59,07% dan memiliki kriteria cukup. Adapun realitas item skor tertinggi
terdapat pada instrumen nomor 14 tentang “guru Aqidah Akhlaq anda menanggapi dengan seksama
pertanyaan”. Jumlah skor untuk item tersebut dijawab sebesar 178 dengan nilai persentase 82,79%
dan memiliki kriteria baik. Realitas item rata-rata jawaban responden pada variabel sikap guru dalam
mengajar adalah sebesar 175,90 dengan nilai persentase 81,83% dan memiliki kriteria sangat baik.
Jadi realitas Sikap guru dalam mengajar Kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan adalah Baik.
2. Realitas Motivasi Belajar Siswa Motivasi dianggap penting dalam
Upaya belajar dan pembelajaran dari fungsi dan manfaatnya, hal tersebut menunjukan bahwa
motivasi mendorong timbulnya tingkah laku mempengaruhi serta mengubah tingkah laku. Syamsu
Yusuf menjelaskan fungsi motifasi terhadap belajar yaitu : (1) mengarahkan para peserta didik
686
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
kedalam pengalaman belajar yang dapat terjadi, (2) mendorong serta mengaktifkan peserta didik
dalam belajar, (3) memusatkan perhatian mereka kepada suatu pengarahan dalam satu waktu (Sodik et
al., 2019).
Realitas item dengan skor terendah terdapat pada item instrumen nomor 9 tentang “Mengisi
waktu luang dengan membaca buku”. Jumlah skor untuk item tersebut dijawab sebesar 141 dengan
nilai persentase 65,58% dan memiliki kriteria cukup cukup. Adapun realitas item skor tertinggi
terdapat pada instrumen nomor 15 tentang “mengikuti semua kegiatan belajar di sekolah”. Jumlah
skor untuk item tersebut dijawab sebesar 185 dengan nilai persentase 86,04% dan memiliki kriteria
sangat baik. Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa realitas item rata-rata jawaban responden
pada variabel Motivasi belajar adalah sebesar 158,80 dengan nilai persentase 73,86% dan memiliki
kriteria baik. Jadi realitas motivasi belajar siswa (X2) peserta didik kelas V dan kelas VI MI Thariqul
Jannah Lamajang Kec. Pangalengan adalah Baik.
3. Realitas Prestasi Belajar Siswa (Y)
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari proses belajar yang mencakup kognitif,
afektif dan psikomotor. Prestasi belajar merupakan salah satu aspek tingkah laku yang harus dicapai
oleh siswa melalui proses belajar. Tingkah laku yang diharapkan dalam hal ini terjadi setelah siswa
mengalami atau mempelajari sesuatu biasanya mengalami perubahan sebagai hasil belajar. Hasil
belajar yang dicapai oleh siswa itu lazim disebut sebagai prestasiuntuk mengukur prestasi belajar
seseorang dilihat dari tahapan keberhasilan belajar, yaitu ranah kognitif dan psikomotor (SUCI, 2019).
Realitas item dengan skor terendah terdapat pada item instrumen nomor 57 tentang
“Mengucapkan kalimat hamdalah ketika mendapatkan nikmat dari Allah.” Jumlah skor untuk item
tersebut dijawab sebesar 112 dengan nilai persentase 52,09% dan memiliki kriteria cukup. Adapun
realitas item skor tertinggi terdapat pada instrumen nomor 40 tentang “Menjadikan Nabi Muhammad
SAW sebagai uswah dalam kehidupan sehari-hari.” Jumlah skor untuk item tersebut dijawab sebesar
168 dengan nilai persentase 78,14 % dan memiliki kriteria baik. Rata-rata jawaban responden pada
variabel kepribadian peserta didik (Y) adalah sebesar 139,15 dengan nilai persentase 64,72% dan
memiliki kriteria cukup. Jadi realitas prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah
Lamajang Kec. Pangalengan adalah Cukup.
4. Hubungan Sikap Guru dalam Mengajar (X1) dengan Prestasi Belajar Siswa(Y).
Sikap guru merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar,
disamping itu ada juga faktor lain yaitu motivasi belajar. Begitu urgennya peran faktor tersebut,
sehingga banyak ahli yang membahas bagaimana faktor tersebut muncul, bagaimana dapat
mengembangkan faktor tersebut, dan apakah faktor tersebut menentukan keberhasilan siswa dalam
belajar.
Hipotesis pertama dalam penelitian ini berbunyi: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan
dari kompetensi kepribadian Guru PAI (X1) terhadap kepribadian peserta didik (Y) kelas V dan kelas
VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan. Untuk pengujian hipotesis menggunakan
analisis regresi dan korelasi sederhana. Berikut ini merupakan hasil dari uji hipotesisnya: diperoleh
hasil arah regresi b sebesar 0,230 dan konstanta (α) sebesar 153.814. Maka dapat digambarkan bentuk
hubungan antara kedua variabel tersebut oleh persamaan regresi Ŷ = 153.814+ 0,230X1 (WINARTO,
2009).
Dari hasil tes koefisien signifikansi menunjukkan nilai 0,000. Dikarenakan angka korelasi
diberi tanda dua bintang (**) maka probabilitas atau signifikansi menjadi 0,01. Koefisien signifikansi
hitung bernilai 0,000, nilai tersebut kurang dari nilai alpha yakni 0,01 atau signifikansi hitung < sign
Alpha. Maka hubungan kedua variabel signifikan, dengan kata lain, hubungan sikap guru dalam
mengajar (X1) dan Prestasi peserta didik (Y) adalah signifikan. Temuan ini menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara sikap guru dalam mengajar (X1) terhadap Prestasi peserta didik
(Y).
Dari hasil tes koefisien dapat diketahui tingkat keeratan hubungan antara Sikap guru dalam
mengajar (X1) dengan Prestasi belajar siswa (Y) memiliki koefisien korelasi rhitung (rx1y) sebesar
0,723. Berdasarkan tabel Pedoman Penafsiran Korelasi dari Jonathan Sarwono maka nilai koefisien
687
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
korelasi 0,723 berarti tingkat hubungan (korelasinya) adalah Kuat..
Jika dilihat dari hasil penghitungan, maka korelasi (hubungan) antara Sikap guru dalam
mengajar dengan Prestasi peserta didik menunjukkan adanya korelasi yang kuat, signifikan dan
searah. Ini berarti, jika Sikap guru dalam mengajar besar, maka Prestasi belajar siswapun akan
semakin besar pula.
5. Hubungan Sikap guru dalam mengajar (X1) dengan prestasi belajar siswa
(Y) memiliki koefisien korelasi rhitung sebesar 0,723. Sedangkan rtabel untuk N = 43 adalah
0,389 untuk derajat kesalahan 0,01. Data tersebut menunjukkan bahwa rhitung lebih besar sama
dengan dari rtabel (rhitung > rtabel) atau 0,723 > 0,389, yang berarti hipotesis satu (H1) diterima
yaitu: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru dalam mengajar (X1) dengan
prestasi belajar siswa (Y) kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan dan
menolak hipotesis nol (H0). Nilai koefisien korelasi 0,723 berarti tingkat hubungan (korelasinya)
adalah Kuat.
Tabel 1
Rangkuman Uji Hipotesis Hubungan Sikap Guru dalam Mengajar (X1) dengan Prestasi
Belajar Siswa (Y)
Jalur
Koefisien Jalur
Hubungan
rhitung
rtabel
Sign
Kesimpulan
ᶴX1Y
0,230
(kuat)
0,723
0,389
0,000
(H1) diterima
Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru dalam mengajar dengan
prestasi belajar siswa cukup membuktikan bahwa dengan sikap guru ketika mengajar maka
kepribadian peserta didik akan lebih terpengaruh. Pengaruh kompetensi kepribadian Guru PAI
terhadap kepribadian peserta didik yang hanya sedikit, dimungkinkan karena masih banyak faktor lain
yang dapat membentuk dan mempengaruhi kepribadian peserta didik.
Hubungan Motivasi Belajar Siswa (X2) dengan Prestasi Belajar siswa (Y)
Menurut Slavin selain sikap faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi
belajar. Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku
seseorang secara terus-menerus. Motivasi dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri atau dari luar diri
siswa yang berasal dari lingkungan tempat tinggal, lingkungan belajar, pergaulan teman sebaya, orang
tua dan keadaan sekitar. Seorang siswa yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi boleh jadi
gagal karena kekurangan motivasi.
Hasil uji hipotesis mendapatkan hasil bahwa arah regresi b sebesar 0,747 dan konstanta (α)
sebesar 118.314. Maka dapat digambarkan bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut oleh
persamaan regresi Ŷ = 118.314+ 0,747X2. Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian dilihat
dari nilai signifikansi yaitu sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini kurang dari 0,01 sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan demikian regresi Y atas X2 disimpulkan koefisien arah regresi berarti dan
searah (signifikan dan linier). Dengan demikian persamaan regresi tersebut Ŷ = 118.314+ 0,747X2
dapat untuk menjelaskan ramalan (forecasting), artinya setiap peningkatan satu skor bimbingan
orangtua (X2) akan diikuti oleh kenaikan kepribadian peserta didik (Y) sebesar 0,747 pada konstanta
118.314.
Dari hasil tes koefisien dapat diketahui tingkat keeratan hubungan antara motivasi belajar siswa
(X2) dengan Prestasi Belajar siswa (Y) memiliki koefisien korelasi rhitung (rx2y) sebesar 0,478.
Berdasarkan tabel Pedoman Penafsiran Korelasi dari Jonathan Sarwono maka nilai koefisien korelasi
0,478 berarti tingkat hubungan (korelasi) adalah cukup dan searah. Ini berarti, jika bimbingan
orangtua besar, maka kepribadian peserta didikpun akan besar pula.
Dari hasil tes koefisien signifikansi menunjukkan nilai 0,000. Dikarenakan angka korelasi
diberi tanda dua bintang (**) maka probabilitas atau signifikansi menjadi 0,01. Koefisien signifikansi
hitung bernilai 0,000, nilai tersebut kurang dari nilai alpha yakni 0,01 atau signifikansi hitung < sign
alpha. Maka hubungan kedua variabel signifikan, dengan kata lain, hubungan Motivasi belajar siswa
688
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
(X2) dan Prestasi Belajar siswa (Y) adalah signifikan. Temuan ini menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara bimbingan orangtua (X2) dan kepribadian peserta didik
(Y).
Hubungan motivasi belajar siswa (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) memiliki koefisien
korelasi rhitung sebesar 0,478. Sedangkan rtabel untuk N = 43 adalah 0,389 untuk derajat kesalahan
0,01. Data tersebut menunjukkan bahwa rhitung lebih besar sama dengan dari rtabel (rhitung > rtabel)
atau 0,478 > 0,389, yang berarti hipotesis satu (H1) diterima yaitu: Terdapat hubungan yang positif
dan signifikan antara motivasi belajar siswa (X2) dengan prestasi belajar siswa (Y) kelas V dan kelas
VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan dan menolak hipotesis nol (H0). Nilai koefisien
korelasi 0,478 berarti tingkat hubungan (korelasinya) adalah sedang.
Tabel 2
Rangkuman Uji Hipotesis Hubungan Motivasi Belajar Siswa (X2) dengan Prestasi
Belajar Siswa (Y)
Jalur
Koefisien Jalur
Pengaruh
rhitung
rtabel
Sign
Kesimpulan
ᶴX1Y
0,747
(sedang)
0,478
0,389
0,000
(H1) diterima
6. Hubungan Sikap Guru dalam Mengajar (X1) dan Motivasi Belajar Siswa (X2) Secara
Bersamaan dengan Prestasi Belajar Siswa (Y)
Dalam sebuah penelitian yang melibatkan 2043 orang guru dan mahasiswa calon guru program
SI diperoleh fakta, bahwa keyakinan terhadap kemampuan pribadi guru dan calon guru dalam
membangkitkan minat belajar siswa- siswanya berkorelasi positif dan signifikan (mempunyai
hubungan kuat dan berarti) dengan hasil belajar siswa-siswa tersebut. Artinya responden yang
berkeyakinan bahwa dirinya mampu mengajar dan menyingkirkan segala hambatan pengajaran
(efikasi-kontekstual) yang ada, telah menimbulkan gairah belajar siswa. Muhibbin, (1995:233).
Dari uji hipotesis mendapatkan hasil penghitungan ternyata diperoleh hubungan antara sikap
guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa secara bersamaan (simultan) terhadap prestasi belajar
siswa, hal ini dapat dinyatakan melalui persamaan regresi linier berganda Ŷ = 125.713+ 0,417X1 +
1,023X2. Dari persamaan ini berarti prestasi belajar siswa akan naik, bila sikap guru dalam mengajar
dan motivasi belajar siswa ditingkatkan. Koefisien regresi sikap guru dalam mengajar (0,417) lebih
kecil dari pada koefisien regresi motivasi belajar siswa (1, 023).
Selanjutnya untuk mengetahui derajat keberartian (signifikansi) dilihat dari nilai signifikansi.
Dari hasil penghitungan uji signifikansi korelasi ganda diperoleh Nilai signifikansi sebesar 0,000, hal
ini kurang dari α = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan demikian regresi linier berganda
Ŷ atas X1 dan X2 disimpulkan koefisien arah regresi berarti dan searah (signifikan dan linier).
Regresi Ŷ = 125.713+ 0,417X1 +
1,023X2. Dari persamaan ini berarti prestasi belajar siswa akan naik, bila sikap guru dalam
mengajar dan motivasi belajar ditingkatkan. Koefisien regresi sikap guru dalam mengajar (0,417)
lebih kecil daripada koefisien regresi motivasi belajar siswa (1,1023). Hal ini berarti Motivasi belajar
siswa memberikan pengaruh yang besar dari pada sikap guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar
siswa.
Dari hasil penghitungan uji signifikansi korelasi ganda diperoleh nilai Fhitung sebesar 4.100.
Maka uji F-nya adalah: Fhitung > Ftabel, atau 4.100 > 2,43 pada α = 0,05, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa koefisien korelasi antara Sikap Guru Dalam Mengajar (X1) dan Motivasi Belajar
Siswa (X2) secara bersamaan (simultan) terhadap prestasi belajar siswa (Y) adalah signifikan, dengan
rx1x2 = 0,412. Data tersebut menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel, yang berarti hipotesis satu (H1)
diterima yaitu: Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersamaan dari sikap guru dalam
mengajar (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) denganح prestasi belajar siswa(Y), dan menolak
Hipotesis nol (H0) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersamaan dari sikap
guru dalam mengajar (X1) dan motivasi belajar siswa (X2) dengan prestasi belajar siswa(Y). Nilai
koefisien korelasi 0,412 berarti tingkat hubungan (korelasinya) adalah sedang.
689
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
Tabel 3
Rangkuman Uji Hipotesis Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar (X1) dan Motivasi
Belajar Siswa (X2) dengan Prestasi Belajar Siswa (Y)
Jalur
Koefisieen
Jalur
Hubungan
Fhitung
Ftabel
Sign
Kesimpulan
ᶴx1x2y
0,412
(sedang)
4.100
2,43
0,000
(H1) diterima
Hasil tersebut menegaskan bahwa, sikap guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa sama-
sama memiliki peranan yang sangat penting dalam prestasi belajar siswa. Artinya sikap guru dalam
mengajar yang baik tanpa didukung oleh motivasi belajar siswa tidak akan mampu berpengaruh
banyak terhadap peningkatan prestasi belajar siswa. Begitu juga sebaliknya, motivasi belajar siswa
yang baik tanpa didukung oleh sikap guru dalam mengajar akan kesulitan dalam meningkatkan dan
mengembangkan prestasi belajar siswa.
KESIMPULAN
Hubungan Sikap Guru dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Siswa pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlaq di MI Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan difokuskan kepada tiga
hal, yaitu sikap guru dalam mengajar, motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan sikap guru dalam mengajar dan motivasi belajar
siswa dengan prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Realiatas sikap guru dalam mengajar Dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa realitas item
rata-rata jawaban responden pada variabel sikap guru dalam mengajar adalah sebesar 175,90
dengan nilai persentase 81,83% dan memiliki kriteria Baik. Jadi realitas sikap guru dalam
mengajar adalah Baik.
b. Realitas motivasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa realitas item rata-rata jawaban
responden pada variabel motivasi belajar adalah sebesar 158,80 dengan nilai persentase 73,86%
dan memiliki kriteria baik. Jadi realitas Motivasi Belajar siswa (X2) peserta didik kelas V dan
kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan adalah Baik.
c. Realitas prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan dari tabel tersebut di atas dapat dilihat bahwa rata- rata jawaban responden pada
variabel prestasi siswa (Y) adalah sebesar 139,15 dengan nilai persentase 64,72% dan memiliki
kriteria cukup. Jadi realitas prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah
Lamajang Kec. Pangalengan adalah cukup.
d. Hubungan sikap guru dalam mengajar dengan prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI
Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan mendapatkan hasil hipotesis satu (H1) diterima
yaitu: Terdapat hubungan positif dan signifikan dari sikap guru dalam mengajar dengan prestasi
belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec. Pangalengan. Nilai
koefisien korelasinya adalah 0,723 atau 72,3% artinya terdapat hubungan yang kuat antara sikap
guru dalam mengajar dengan prestasi belajar siswa.
e. Hubungan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa mendapatkan hasil hipotesis
satu (H1) diterima yaitu: Terdapat hubungan positif dan signifikan dari motivasi belajar siswa
dengan prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan. dengan nilai koefisien korelasi 0,478 atau 47,8% , artinya terdapat hubungan yang
sedang antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
f. Hubungan sikap guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa secara simultan (bersama-sama)
dengan prestasi belajar siswa kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan mendapatkan hasil hipotesis satu (H1) diterima yaitu: Terdapat hubungan yang
positif dan signifikan secara bersamaan dari sikap guru dalam mengajar dan motivasi belajar
690
Sunandar, Rahmat Syafe’i, Ahmad Sukandar
Hubungan Sikap Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar dengan Prestasi
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq
siswa dengan prestasi belajar siswa Kelas V dan kelas VI MI Thariqul Jannah Lamajang Kec.
Pangalengan. nilai koefisien korelasi 0,412 atau 41,2%, artinya terdapat hubungan yang sedang
antara sikap guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, N. (2018). Upaya meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran akidah akhlak dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis naturalistik eksistensial spiritual. Al-Tadzkiyyah:
Jurnal Pendidikan Islam, 9(1), 3759.
Ahdar, A. (2021). Ilmu pendidikan. IAIN Parepare Nusantara Press.
Aprijal, A., Alfian, A., & Syarifudin, S. (2020). Pengaruh Minat Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar
Siswa di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Sungai Salak Kecamatan Tempuling. Mitra PGMI:
Jurnal Kependidikan MI, 6(1), 7691.
Arifuddin, A. (2018). Pengaruh Profesionalitas Guru Terhadap Perkembangan Potensi Belajar Siswa
Dalam Mata Pelajaran Akidah Akhlak Di Madrasah Aliyah Al-Ikhlas Ujung. AL-QAYYIMAH:
Jurnal Pendidikan Islam, 1(1).
Fatimatuzahroh, F., Nurteti, L., & Koswara, S. (2019). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Didik Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Melalui Metode Lectures Vary. Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam,[SL], 7(1), 3550.
Hodijah, I. (2021). Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional dan Keterampilan
Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak (di
Madrasah Aliyah Swasta Kecamatan Taktakan Kota Serang). UIN SMH BANTEN.
Ikhwan, A. C. (2021). Pengaruh Metode Ceramah dan Metode Diskusi terhadap Hasil Belajar Siswa
pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlaq Kelas VIII MTS Miftahul Ulum Kradinan Dolopo Madiun.
IAIN Ponorogo.
ISBACH, F. (2018). Pengaruh Efektifitas Komunikasi Interpersonal Guru Dan Siswa Terhadap
Motivasi Belajar Dan Hasil Belajar Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas Viii Di Mts.
Assyafi’iyah Gondang Tulungagung.
Maruya, S. (2016). Pengaruh Kedisiplinan Guru Mengajar terhadap Peningkatan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak di MIN 1 Kota Bengkulu. Al-Bahtsu: Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam, 1(2).
Nurjannah, E., Masudi, M., Baryanto, B., Deriwanto, D., & Karolina, A. (2020). Strategi Guru Mata
Pelajaran Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa. JOEAI: Journal of
Education and Instruction, 3(2), 159171.
Nurmutia, H. (2021). Hubungan Sikap Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Akidah
Akhlak di MTs Yasmine Depok Pada Masa Pandemi.
Puspita, I., & Arief, Z. A. (2015). Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Partisipasi Siswa Dengan
Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika (Survey Pada Siswa Kelas VIII Di Mts Attaqwa
Cicurug Sukabumi). Jurnal Teknologi Pendidikan, 4(1).
Sodik, M., Sahal, Y. F. D., & Herlina, N. H. (2019). Pengaruh Kinerja Guru Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Alquran Hadis. Jurnal
Penelitian Pendidikan Islam,[SL], 7(1), 97112.
SUCI, T. N. (2019). Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akidah Akhlak Di MTsN 7
Tulungagung.
WINARTO, M. (2009). Pengaruh Sikap Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Aqidah Akhlak Di Mts As Syafi’iyah Gondang Tulungagung.
Yahya, M. (2020). Ilmu Pendidikan. IAIN Jember Press.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License