655
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
POLA KOMUNIKASI MEDIA SOSIAL
PADA PELAKU PROSTITUSI ONLINE DI APLIKASI MICHAT
Efthariena
1
, Lestari
2
, Ferry Ferdiansyah
3
, Adinda Arifah
4
, Khanivah
5
12345
PJJ Komunikasi, Universitas Siber Asia Jl. Harsono RM No.1 RT09/04, RT.9/RW.4, Ragunan Kota
Jakarta Selatan Prov. D.K.I. Jakarta
momiefthariena@gmail.com
1
, lestari_1114@yahoo.com
2
, ferdian.galaxy@gmail.com
3
,
adindaarifiah@lecturer.unsia.ac.id4,khanivahanggi@gmail.com
5
Abstrak
Proses pola komunikasi baik verbal maupun nonverbal terjadi dalam aplikasi michat sehingga
terjadinya sebuah transaksi prostitusi antar penggunanya tersebut, dan bagaimana pola komunikasi
yang dipergunakan para pelaku prostitusi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola
komunikasi media sosial pada pelaku prostitusi online di aplikasi michat Metodologi penelitian
menggunakan desain kualitatif dalam menyajikan hasil, dengan fenomena yang ada. objek
penelitian berjenis kelamin wanita, yang memakai nama samaran pada tampilan aplikasi michat
yang digunakan, berusia antara 22 tahun sampai dengan 33 tahun. Masa profesi sudah berjalan
antara 6 bulan sampai 2 tahun. Prostitusi online dalam melakukan transaksinya menggunakan pola
komunikasi sekunder dimana pelaku prostitusi sebagai komunikator dan calon pelanggan sebagai
komunikan sedangkan michat sebagai medianya. Pola komunikasi yang digunakan saat melakukan
transaksi antar pelaku dengan calon pelanggan menggunakan pola lingkaran lingkaran Joseph A
Devito, dimana pola komunikasi tersebut tidak melihat adanya kekuasaan atau pimpinan.
Kata kunci: Michat, Prostitusi Online, Pola komunikasi, pola komunikasi melingkar, prostitusi
Abstract
The process of communication patterns both verbal and nonverbal occurs in the michat application
so that a prostitution transaction occurs between its users, and what is the communication pattern
used by these prostitutes. This study aims to analyze the pattern of social media communication
among online prostitutes in the michat application. The research methodology uses a qualitative
design in presenting the results, with the existing phenomena. the research object is female, who
uses a pseudonym on the display of the michat application used, aged between 22 years to 33 years.
The professional period has been running from 6 months to 2 years. Online prostitution in carrying
out its transactions uses a secondary communication pattern where prostitutes act as
communicators and prospective customers as communicants while michat as the medium. The
pattern of communication used when conducting transactions between actors and prospective
customers uses a circle pattern of Joseph A Devito's circle, where the communication pattern does
not see any power or leadership.
Keywords: Michat, Online Prostitution, Communication patterns, circular communication
patterns, prostitution
PENDAHULUAN
Zaman digitalisasi seperti sekarang ini, Perkembangan teknologi internet terus mengalami arah
kemajuan yang signifikan (Supratman & Mahadian, 2016), Dengan adanya Internet bagai membuka
cakrawala yang luas dan menjadikan interaksi manusia intens dalam bentuk kemudahan akses
informasi, komunikasi, teknologi dan lainnya (Nasrullah, 2018). Kemudahan akses ini bahkan bisa
ada dalam satu genggaman smartphone. Komunikasi Interpersonal mengatakan bahwa manusia
adalah makhluk sosial yang saling Berkomunikasi Karena kebutuhan individu. Bahwa komunikasi
adalah kendaraan yang digunakan untuk menunjukkan makna dari pengalaman yang diterima atau
dirasakan (Morissan, 2015).
Di masa kini komunikasi dilakukan dengan menggunakan jejaring sosial berupa media sosial,
tersaji dalam aplikasi smartphone (Mesnan, 2021). Penyedia layanan aplikasi media sosial dan
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Volume 2, Number 8, Agustus 2022
p-ISSN 2774-5147 ; e-ISSN 2774-5155
656
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Pola Komunikasi Media Sosial Pada Pelaku Prostitusi Online di
Aplikasi Michat
chatting menyediakan kemudahan berkomunikasi. Bukan hanya mampu mengirim teks tulisan, kini
teknologi di era digital ini memudahkan para pengguna dengan disediakannya fitur pengirim gambar,
suara dan video (Gunawan, 2021). Konteks Dalam cakupan komunikasi interpersonal tetap terjadi
walau komunikasi dilakukan dalam jejaring sosial berupa Aplikasi komunikasi dan dilakukan tidak
secara tatap muka. Dikemukakan (West & Turner, 2005). Turner bahwa Beberapa perhatian riset dan
teori pada konteks komunikasi interpersonal Salah satunya yaitu daya tarik interpersonal.
Penyedia aplikasi komunikasi ini salah satunya adalah Michat, Michat adalah aplikasi yang
penggunaannya menyediakan fasilitas pencarian teman berdasarkan radius lokasi dengan pemanfaatan
GPS (Fanaqi et al., 2021). Walau bukan satu-satunya penyedia fitur radius pertemanan ini, tetapi
michat mampu menjaring pemakai yang cukup signifikan.
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Chotijah dengan judul Prostitusi Online Melalui
Media Sosial Pada tahun 2021 dalam penelitiannya mengatakan bahwa pola komunikasi yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah jenis pola komunikasi dua arah atau timbal balik yaitu
komunikator dan komunikan menjadi saling tukar fungsi dalam menjalani proses komunikasi.
penelitian terdahulu meneliti objek secara gelobal sedangkan dalam penelitian ini objek penelitian
lebih spesifik pada pola komunikasi yang dilakukan pada aplikasi michat.
METODE PENELITIAN
Di dalam riset ini kami sebagai peneliti menggunakan riset kualitatif yang lebih sering dikenal
dengan metode pengumpulan data berupa observasi (field observations) serta wawancara (interview).
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didasari oleh metodologi riset, pilihan teknik kualitatif
membuat kami sebagai peneliti melakukan pengumpulan data berupa observasi (field observations)
dan wawancara (interview) Observasi yang dilakukan adalah mencari area dengan pengguna aplikasi
michat yang jelas terlihat jelas memasang status menawarkan jasa prostitusi online, subjek yang
dipilih berdasarkan kriteria jelas dimana foto profil dan keterangan profil menuliskan kata open BO,
mencantumkan tarif atau kata sepadan seperti “Serasa pacar, tempat aman” atau sejenisnya.
Setelah dilakukannya observasi kami memilih 3 objek penelitian sesuai kriteria observasi
penelitian kami.
Tabel I
Profil Subjek Prostitusi Online
Nama Objek
penelitian
Usia
Daerah
Asal
Tarif
Lama
Profesi
Baby Rose
22
Bekasi
300.000
1 tahun
Dex Zemox
27
Indramayu
250.000
2 tahun
April Pinky
33
Tangerang
300.000
6 bulan
Sumber: data primer yang dikelola peneliti
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, objek penelitian berjenis kelamin wanita, yang memakai nama samaran
pada tampilan aplikasi michat yang digunakan, berusia antara 22 tahun sampai dengan 33 tahun,
dimana berasal dari pulau jawa yang memberikan tarif prostitusi dari harga Rp, 250.000,- (dua ratus
lima puluh ribu rupiah) sampai Rp. 300.000,- (tiga ratus ribu rupiah), dengan lama menjalankan
profesi ini antara 6 bulan sampai 2 tahun.
Komunikasi yang terjadi dilakukan para pelaku prostitusi online sebagai komunikator maupun
komunikan memiliki jelas pola atau pattern yang dilakukan berulang. Dengan memasang status yang
jelas memberi identitas diri adalah pelaku prostitusi online, para objek memiliki kesamaan yakni tidak
ingin membuang waktu lama berkomunikasi pada chat room (Amal et al., 2021).
Bila dari sisi waktu komunikasi pola yang diberikan para pelaku prostitusi online ini sama,
tetapi ketika memasuki pertanyaan tarif mereka berbeda-beda menjawabnya. Jawaban yang diberikan
semakin menarik (Rauf & Prasetio, 2021).
657
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Pola Komunikasi Media Sosial Pada Pelaku Prostitusi Online di
Aplikasi Michat
1. Dex Zemox (27 Tahun)
Pola komunikasi yang diberikan ada yang langsung menjawab peneliti sebagai komunikator
yang memberi pertanyaan dengan nominal tarif seperti April pinky yang dengan jelas menjawab detail
“tiga ratus ribu 2 jam sudah sama tempat kak, dah all in pokoknya”
2. Baby Rose (22 Tahun)
Jawaban yang diberikan lebih detail “yang aku tulis tuh harga dasar aja, kalo tambahan service
lain yah nambah doong kak, full service tapi gak asal harga” begitu ujar salah satu pelaku prostitusi
online ini kepada peneliti.
3. April Pinky (33 Tahun)
Pelaku prostitusi online yang berasal dari Tangerang ini memberi penjelasan yang cukup
berbeda “saya sih kalo konsumennya ganteng bisa saya gratisin, tapi kalo tetep bayar saya terima.
Harga sih standar aja 300 dah sama tempat. Kalo long ya biasa seharian 800 deh boleh”. Pertanyaan
lain yang diajukan peneliti membuat peneliti mampu memahami pola komunikasi yang berlangsung
dikarenakan para pelaku prostitusi online yang menjadi objek penelitian dengan jelas memberikan
informasi bahwa mereka tidak melakukan komunikasi hanya kepada peneliti pada waktu yang
bersamaan. Mereka berkomunikasi dengan para pengguna michat lainnya juga (Valencia et al., 2021).
Dex Zemox (27 Tahun) menjawab bahwa dia biasa melakukan 2 sampai 3 orang sekaligus
sampai transaksi prostitusi online ini berhasil mendapatkan dealing “yaah yang nge-’chat’ kan ga satu
orang pasti ada aja yang berbarengan ya.. Aku sih yang mana cepet aja dan gak nawar dan banyak
mau aja yang aku ambil”. Sementara April Pinky (33 Tahun) menyatakan hal yang sama “iyaalaaah,
mana yang cepet transfer aja. Tapi kalo aku minta kirim foto ternyata ganteng, bisa aku duluanin ya..
hehehe”, Baby Rose (22 Tahun) “aku sih gak mau ribet, yang ga banyak nanya-nanya n cepet deal aku
layanin dengan baik ya, kan jelas semua data aku foto-foto jadi ga usah banyak nanya, tapi kadang
kalo lagi sepi yah memang aku layani ngobrol-ngobrol dulu”.
Dari pertanyaan diatas sangat jelas pola komunikasi lingkaran yang dipaparkan Joseph A
DeVito dipakai oleh para pelaku prostitusi online ini. Karena pola lingkaran tidak memiliki
pemimpin, semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan untuk
mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lain disisinya (Wegha,
2021).
Hasil dan analisis penelitian ini dilakukan di Jakarta oleh penulis, dengan tingkat kehidupan
metropolitan yang memiliki genre berbeda dengan kota kecil, prostitusi oleh sebagian masyarakat
dianggap rahasia umum sehingga dalam prakteknya pola komunikasi yang terjadi dilakukan dengan
pola yang terlihat umum. Para pelaku prostitusi online ini bukan saja berkomunikasi pada saat
sebelum transaksi, aplikasi michat di awal akan membaca kontak smartphone kita dan
memberitahukan siapa saja yang juga memakai aplikasi ini. Selanjutnya michat juga memiliki fitur
connected friend, dimana bila kita sudah pernah bercakap-cakap dengan seseorang, maka lingkar
pertemanan orang itu akan masuk ke suggest friend untuk kita bisa melakukan percakapan walau
sebagai pengguna kita tidak memiliki kontak orang tersebut di smartphone yang kita miliki.
April Pinky (33 Tahun) memberikan penjelasan bahwa ia kerap memulai percakapan lebih dulu
bila ada suggest friend dengan lokasi yang dekat “yaah kak, namanya juga usaha yaah. Kalo lagi sepi
chat duluan aja orang baru”. Hal ini menjelaskan bahwa pola komunikasi yang terjadi dalam aplikasi
michat seperti komunikasi pada umumnya yang memiliki sebuah tujuan penyampaian pesan. Dalam
hal ini pelaku prostitusi online pada aplikasi michat kerap kali melakukan komunikasi baru dengan
orang baru dalam konteks pencapaian pesan yang mereka inginkan yakni mendapat konsumen
(Damayanti et al., 2022).
Dari sisi psikologi komunikasi faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi
interpersonal salah satunya adalah daya tarik fisik (physical Attractiveness). Beberapa penelitian telah
mengungkapkan bahwa daya tarik fisik sering menjadi penyebab atraksi personal (Efendi, 2020.).
Analisis dalam penelitian inipun membuat penulis mengajukan pertanyaan mengenai apa alasan
pemilihan tampilan foto pada album profil michat mereka.
Dex Zemox (27 Tahun) mengatakan alasan pemilihan foto di profilnya “laki-laki yang
658
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Pola Komunikasi Media Sosial Pada Pelaku Prostitusi Online di
Aplikasi Michat
dicarikan yang sexy kak, makanya aku pasang foto yang kasih liat dada aku maksimal, biar keliatan
kalo emang gede”. Serupa dengan jawaban Baby Rose (22 tahun) “aku pilih yang toket aku keliatan
buanget kak… cowok suka yang gede”. Hal ini jelas memberikan hasil analisis bahwa dalam
menjalankan sebuah pola komunikasi sekunder atau komunikasi melingkar maka ada peran psikologi
komunikasi yang terjadi berbentuk adanya atraksi daya tarik fisik.
Komunikasi nonverbal dengan menggunakan interaksi simbolik juga terjadi dalam ruang
percakapan michat berupa emoticon yang disediakan oleh aplikasi michat yang tak jauh berbeda
dengan aplikasi percakapan lainnya. Simbol atau teks merupakan representasi dari pesan yang
dikomunikasikan pada publik menurut George Hebert Mead (Renaldi, 2022). Penulis telah
menyatakan dan membuat analisa mengenai pola komunikasi yang melibatkan komunikasi nonverbal
ini oleh para pelaku prostitusi online di aplikasi michat apakah ada simbol yang dipakai untuk
mempermudah percakapan?. Baby Rose memberikan info bahwa ia acap kali mengirim simbol
emoticon percikan air untuk menggoda dalam kalimat godaan “sama aku serasa main sama pacar
pokoknya, gak buru-buru bikin (simbol percikan air)”, dalam kalimat tersebut simbol menjadi
komunikasi nonverbal yang dapat dimaknai sebagai ejakulasi pada pria (Flora, 2022).
Michat adalah aplikasi mobile communications atau aplikasi komunikasi bergerak. Mobile
communications yakni dimana salah satunya dipaparkan bahwa para penggunanya meningkatkan
koneksi sosial yang melampaui batas ruang dan waktu para pelaku prostitusi online juga melayani
Video Call Sex (VCS) dimana konsumennya berada jauh dari posisi tempat pelaku prostitusi ini
berada, layanan ini disediakan mereka bagi laki-laki yang mungkin hanya ingin sex virtual melalui
video call sex ini, seperti yang dikonfirmasi April Pinky (33 tahun) “malah ada yang cuma minta VCS
aja kok kak, mungkin takut penyakit tapi ga bisa nahan apa mungkin takut bini, hahahah”.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik kesimpulan bahwa; Prostitusi
Online dalam melakukan transaksinya menggunakan pola komunikasi sekunder dimana pelaku
prostitusi sebagai komunikator dan calon pelanggan sebagai komunikan sedangkan michat sebagai
medianya. Pola komunikasi yang digunakan saat melakukan transaksi antar pelaku dengan calon
pelanggan menggunakan pola lingkaran lingkaran Joseph A Devito, dimana pola komunikasi tersebut
tidak melihat adanya kekuasaan atau pimpinan. Komunikasi nonverbal dengan menggunakan
interaksi simbolik juga terjadi dalam ruang percakapan michat berupa emoticon yang disediakan oleh
aplikasi michat. Salah satunya simbol percikan air yang dapat dimaknai sebagai ejakulasi pada pria.
Dari sisi psikologi komunikasi faktor-faktor situasional yang mempengaruhi atraksi interpersonal
salah satunya adalah daya tarik fisik (physical Attractiveness). Hal ini dilakukan juga oleh para pelaku
prostitusi online dalam memilih foto profil agar dapat menyampaikan makna pesan yang mengundang
konsumen. Pola Komunikasi pada media sosial pada pelaku prostitusi online di aplikasi michat tidak
memiliki pemimpin, baik pelaku prostitusi dan konsumen saling bergantian melakukan komunikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Amal, I. I., Yusnaini, Y., & Nugraheni, D. H. E. (2021). Fenomena Pekerja Seks Komersial
Perempuan Dengan Menggunakan Aplikasi Michat Di Kota Palembang Sumatra Selatan.
Sriwijaya University.
Damayanti, I., Hidayat, Y., & Reski, P. (2022). Aplikasi Michat Sebagai Media Prostitusi Online di
Banjarmasin. PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial), 2(1).
Efendi, Z. (n.d.). Analisis Komunikasi pada Aplikasi MiChat sebagai Sarana Media Prostitusi Online
di Pontianak. Panangkaran: Jurnal Penelitian Agama Dan Masyarakat, 4(2), 86107.
Fanaqi, C., Fauzie, M. F., Novitasari, B., & Fathoni, M. S. (2021). Prostitusi Online Melalui Media
Sosial:(Pola Komunikasi Pelaku Prostitusi Online Melalui Aplikasi Michat). ASPIKOM JATIM:
Jurnal Penelitian Komunikasi, 2(2).
Flora, H. S. (2022). Modus Operandi Tindak Pidana Prostitusi Melalui Media Sosial Online. Journal
Justiciabelen (JJ), 2(2), 120138.
Gunawan, B. (2021). Penerapan Nilai-Nilai Ekonomi Islam Dalam Buku Hingga Batas Senja. UIN
FAS Bengkulu.
659
Efthariena, Lestari, Ferry Ferdiansyah, Adinda Arifah, Khanivah
Pola Komunikasi Media Sosial Pada Pelaku Prostitusi Online di
Aplikasi Michat
Mesnan, M. (2021). The Influence of Organizational Culture and Work Motivation on the
Performance of Physical Education Teachers in Medan High Schools. Budapest International
Research and Critics Institute (BIRCI-Journal): Humanities and Social Sciences, 4(1), 432440.
Morissan, M. (2015). Teori komunikasi individu hingga massa. Jakarta: Prenadamedia Group.
Nasrullah, R. (2018). Komunikasi antar budaya: Di era budaya siber. Prenada Media.
Rauf, M., & Prasetio, A. (2021). Aktivitas Komunikasi Aplikasi Pencarian Jodoh Pada Media Michat.
EProceedings of Management, 8(2).
Renaldi, N. (2022). Implementasi Pasal 6 Ayat (1) Huruf E Peraturan Kapolri Nomor 6 Tahun 2019
Terhadap Pembelian Terselubung (Undercover Buy) Yang Dilakukan Penyidik Dalam Tindak
Pidana Prostitusi Online. Fakultas Hukum Universitas Pasundan.
Supratman, L. P., & Mahadian, A. B. (2016). Psikologi Komunikasi. Deepublish.
Valencia, V., Ikhsan, R., & Novianti, V. (2021).. Sriwijaya University.
WEGHA, A. W. (2021). Pentingnya Literasi Media Sosial untuk Melindungi Pengguna Dari Bahaya
Prostitusi Online di Indonesia. STFK Ledalero.
West, R., & Turner, L. H. (2005). Teoría de la comunicación: Análisis y aplicación. McGraw-Hill.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International
License